Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH 1

MATA KULIAH HUKUM BISNIS

HUKUM INTERNET (CYBER LAW)

DISUSUN OLEH:

GIRLFA PETRA GHANIYY


NIM. 2210521020

VARIN MAYSHANDA PUTRI


NIM. 2210521021

DOSEN PENGAMPU:
H. IKHSAN YUSDA PP, SH, LLM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 29 SEPTEMBER 2022.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inaya-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan disertasi ilmiah kami
tentang hukum internet.
Kajian ilmiah ini telah kami edit dengan sebaik-baiknya dan telah
mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk memperlancar
penyusunan kajian ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dalam struktur kalimat maupun tata
bahasa. Menerima segala saran dan kritik dari pembaca.
Akhirnya, kami berharap wacana ilmiah kami tentang hukum
internet dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi para
pembaca.
Padang, 29 September 2022
Daftar isi
Halaman Judul ............................................................................1
KataPengantar..............................................................................2
Daftar Isi ......................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakangan Masalah ................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................5
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Istilah dan Pengertian Cyberlaw.......................................6
B. Latar Belakang Terbentuknya Cyberlaw.......................7
C. Tujuan Cyberlaw………………………………………8
D. Ruang Lingkup Cyberlaw……………………………9
E. Landasan hukum……………………………………9
F. Celah Hukum Cyberlw……………………………10

BAB III PENUTUP


Kesimpulan...........................................................................13
Saran ...................................................................................13
Daftar pustaka..............................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan teknologi yang saat ini mempengaruhi kehidupan
masyarakat global adalah teknologi informasi berupa internet.
Internet pada mulanya hanya di kembangkan untuk kepentingan
militer, riset dan pendidikan, terus berkembang memasuki seluruh
aspek kehidupan umat manusia. Masyarakat baru dengan
kebebasan beraktivitas dan berkreasi yang paling sempurna.
Namun, di balik kegemerlapan itu internet juga melahirkan
keresahan-keresahan baru, di antaranya muncul kejahatan yang
lebih canggih dalam bentuk cyber crime. Telah lahir rezim hukum
baru yang dikenal dengan cyber law (hukum siber). Istilah ini
sering digunakan untuk hukum yang terkait dengan pemanfaatan
teknologi informasi. Selain itu juga ada istilah lain seperti, hukum
teknologi informasi (Law of Information Technology) dan hukum
dunia maya (virtual world law). Perkembangan jaman melahirkan
kejahatan baru di bidang teknologi informasi, faktor yang
mempengaruhi diantaranya; Pertama dari segi teknis, tidak bisa
dipungkiri bahwa kemajuan teknologi (teknologi informasi)
berdampak negatif bagi perkembangan masyarakat. Berhasilnya
teknologi tersebut menghilangkan batas wilayah negara
menjadikan dunia ini menjadi begitu sempit keterhubungan antara
jaringan yang satu dengan jaringan yang lain memudahkan bagi si
pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian, tidak
meratanya penyebaran teknologi menjadikan yang satu lebih kuat
daripada yang lain. Kelemahan tersebut dimanfaatkan oleh
mereka yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan
kejahatan. Dengan begitu untuk menanggulangi kejahatan-
kejahatan dunia maya tersebut lahir lah sebuah hukum yang
sering kita dengar yaitu cyberlaw atau hukum internet.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka kami
tertarik untuk memberi judul makalah dengan judul: “HUKUM
INTERNET”
Rumusan masalah
Permasalahan yang akan di bahas pada makalah ini agar
mengerucut dan tidak melebar pada permasalahan lain ialah:

1. Apa yang dengan Cyberlaw


2. Bagaimana latar belakang Cyberlaw.
3. Mengapa di perlukannya cyberlaw.

Tujuan penulisan
Tujuan Obyektif :
1. Mengetahui perlindungan hukum dalam penggunaan
dunia intenet atau dunia maya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN CYBER LAW.


Cyber Law yaitu Hukum yang mengatur aktivitas di dunia
maya (kejahatan dunia maya melalui jaringan internet).1 Istilah
cyber law telah membentuk rezim hukum baru di Indonesia,
khususnya dalam kegiatan teknologi dan informasi.

Rezim hukum cyber law di Indonesia ditandai dengan lahirnya


Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik yang sah kan oleh Presiden RI tanggal 21
april 2008.

Cyber Law adalah aspek hukum yang istilahnya berasal dari


cyberspace law yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek
yang berhubungan dengan orang perorangan atau subjek
hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi
internet yang dimulai pada saat mulai online hingga memasuki
cyber space atau dunia maya. Istilah hukum cyber berasal dari
cyberlaw, yang saat ini secara internasional digunakan untuk
istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan Teknologi
Informasi.

Cyber Law diperlukan karena kegiatan Cyber dengan berbasis


internet saat ini tidak bisa dibatasi oleh teritori Negara dan
dapat dilakukan kapanpun. Meskipun alat buktinya berbentuk
virtual (maya) dan bersifat elektronik kegiatan cyber adalah
kegiatan virtual yang berdampak nyata.

B. Latar Belakang Cyberlaw


Cyber law tsangat melekat dengan dunia kejahatan. Hal ini
juga didukung oleh globalisasi. Zaman terus berubah-ubah dan
manusia mengikuti perubahan zaman itu. Perubahan itu diikuti
oleh dampak positif dan dampak negatif. Ada dua unsur
terpenting dalam globalisasi. Pertama, dengan globalisasi
manusia dipengaruhi dan yang kedua, dengan globalisasi
manusia mempengaruhi (jadi dipengaruhi atau mempengaruhi).
Aspek keamanan erat kaitannya dengan aspek hukum. Dengan
demikian banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam
setiap sendi kehidupan saat ini, mulai dari pemanfaatannya
untuk bisnis, kegiatan akademik, sistem pertahanan, hiburan,
komunikasi dan lainnya.   
Begitu banyak kepentingan yang dipertaruhkan dalam
kaitannya dengan teknologi informasi membuatnya rentan
terhadap berbagai ancaman kegiatan-kegiatan dan praktek-
praktek yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran. Apabila
pelanggaran tersebut tidak dapat dikendalikan, dampaknya
adalah ketidakjelasan dalam pemanfaatan teknologi.
Teknologi informasi akan terus berkembang menjadi semakin
canggih di kemudian hari, membatasi perkembangan teknologi
tersebut bukan merupakan solusi yang bijaksana dalam hal
mengatasi masalah pelanggaran keamanan tersebut. Akan
tetapi, pengendalian terhadap cara-cara pemanfaatan dari
teknologi tersebut untuk mencapai suatu tujuan merupakan
langkah yang patut dipuji sebagai upaya untuk mengatasi
masalah aspek keamanan, setidaknya dapat meminimalisasi
niat pengguna yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan
suatu tindakan pelanggaran. Dengan begitu Cyberlaw (Hukum
internet) hadir sebagai alat pengendali tersebut.

C. Tujuan Cyberlaw
Cyber Law sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya
pencegahan tindak pidana, maupun penanganan tindak pidana.
Cyber Law akan menjadi dasar hukum dalam proses
penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana
elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pencucian uang
dan kejahatan terorisme. Dengan kata lain, Cyber Law
diperlukan untuk menanggulangi kejahatan Cyber.
Cyber Law penting diberlakukan sebagai hukum di Indonesia.
Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan zaman. Menurut
pihak yang pro terhadap Cyber Law, sudah saatnya Indonesia
memiliki Cyber Law, mengingat hukum-hukum tradisional
tidak mampu mengantisipasi perkembangan dunia maya yang
pesat.

D. Ruang lingkup Cyberlaw


Aplikasi internet sendiri sesungguhnya memiliki aspek hukum.
Aspek tersebut meliputi aspek hak cipta, aspek merek dagang,
aspek fitnah dan pencemaran nama baik, aspek privasi.

1. Aspek Hak Cipta


Hak cipta yang sudah diatur dalam UU Hak Cipta. Aplikasi
internet seperti website dan email membutuhkan perlindungan
hak cipta. Publik beranggapan bahwa informasi yang tersebdia
di internet bebas untuk di-download, diubah, dan diperbanyak.
Ketidakjelasan mengenai prosedur dan pengurusan hak cipta
aplikasi internet masih banyak terjadi.

2. Aspek Merek Dagang


Aspek merek dagang ini meliputi identifikasi dan membedakan
suatu sumber barang dan jasa, yang diatur dalam UU Merek.

3. Aspek Fitnah dan Pencemaran Nama Baik


Hal ini meliputi gangguan atau pelanggaran terhadap reputasi
seseorang, berupa pertanyaan yang salah, fitnah, pencemaran
nama baik, mengejek, dan penghinaan. Walau semua tindakan
tadi dilakukan dengan menggunakan aplikasi internet, namun
tetap tidak menghilangkan tanggung jawab hukum bagi
pelakunya. Jangan karena melakukan fitnah atau sekadar olok-
olok di email atau chat room maka kita bebas melenggang
tanpa rasa bersalah. Ada korban dari perbuatan kita yang tak
segan-segan menggambil tindakan hukum.
4. Aspek Privasi
Di banyak negara maju di mana komputer dan internet sudah
diaskes oleh mayoritas warganya, privasi menjadi masalah
tersendiri. Makin seseorang menggantungkan pekerjaannya
kepada komputer, makin tinggi pula privasi yang
dibutuhkannya. Ada beberapa persoalan yang bisa muncul dari
hal privasi ini. Pertama, informasi personal apa saja yang dapat
diberikan kepada orang lain? Lalu apa sajakah pesan informasi
pribadi yang tidak perlu diakses orang lain? Apakah dan
bagaimana dengan pengiriman informasi pribadiyang anonim.

E. Landasan Hukum Cyberlaw.


Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi
dan Transaksi Elektronik (UU ITE) adalah undang undang
pidana cyber.pertama di Indonesia yang secara khusus
mengatur tindak Berdasarkan surat Presiden RI.
No.R./70/Pres/9/2005 tanggal 5 September 2005, naskah UU
ITE secara resmi
disampaikan kepada DPR RI. Pada tanggal 21 April 2008,
Undang-undang ini di sahkan.

Dua muatan besar yang diatur dalam UU ITE adalah:

1. Pengaturan transaksi elektronik


Tindak pidana yang diatur dalam UU ITE diatur dalam Bab
VII
tentang perbuatan yang dilarang, perbuatan tersebut
dikategorikan menjadi kelompok sebagai berikut:
1. Tindak Pidana yang berhubungan dengan ativitas illegal,
a. Distribusi atau penyebaran, transmisi, dapat diaksesnya
yaitu :
konten ilegal (kesusilaan, perjudian, berita bohong dll)
b. Dengancaraapapunmelakukaaksesillegal
c. Intersepsi illegal terhadap informasi atau dokumen
elektronik dan sistem elektronik
2. Tindak Pidana yang berhubungan dengan gangguan
(interfensi), yaitu :
a. Gangguan terhadap informasi atau dokumen.
b. Gangguan terhadap system elektronik
elektronik.
3. Tindak Pidana memfasilitas perbuatan yng dilarang
4. Tindak Pidana pemalsuan informasi atau dokumen
Elektronik.
5. Tindak Pidana Tambahandan.
6. Perberatan-perberatan terhadap ancaman pidana.

F. Celah Hukum Cyberlaw

Pada dasarnya sebuah undang-undang dibuat sebagai


jawaban hukum terhadap persoalan yang ada di masyarakat.
Namun pada pelaksanaannya tak jarang suatu undangundang
yang sudah terbentuk menemui kenyataan yang
mungkin tidak terjangkau saat undang-undang di bentuk.

Faktor yang mempengaruhi munculnya kenyataan diatas,


yaitu :
1. Keterbatasan manusia memprediksi secara akurat apa
yang terjadi di masa yang akan datang
2. Kehidupan masyarakat manusiaa baik sebagai kelompok
dan bangsa
3. Pada saat undang-undang diundangkan langsung
“konservatif"

Menurut Suhariyanto (2012) celah hukum kriminalisasi


cybercrime yang ada dalam UU ITE, diantaranya :
1. Pasal pornografi di internet (cyberporn)
2. Pasal perjudian di internet (Gambling on line)
3. Pasal penghinaan dan atau Pencemaran nama baik di
internet
4. Pasal pemerasan dan atau pengancaman melalui
internet
5. Penyebaran Penyebaran berita berita bohong bohongdan
dan penghasutan penghasutan melalui melalui
internet
6. Profokasi melalui internet

1. Pasal pornografi di internet (cyberporn)


Pasal 27 ayat 1 UU ITE berbunyi :
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan
Pertama, pihak yang memproduksi dan yang menerima
serta yang mengakses tidak terdapat aturannya
Kedua, definisi kesusilaannya belum ada batasannya.

2. Pasal perjudian di internet (Gambling on line)


Dalam pasal 27 ayat 2 UU ITE berbunyi :
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hakmendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang
memiliki muatan perjudian” Bagi pihak-pihak yang tidak
disebutkan dalam teks pasal tersebut, akan tetapi terlibat dalam
acara perjudian di
internet misalnya : para penjudi tidak dikenakan pidana.

3. Pasal penghinaan dan atau Pencemaran nama


baik di internet
Pasal 27 ayat 3 UU ITE, berbunyi :
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan /atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan
dan/atau pencemaran nama baik”
Pembuktian terhadap pasal tersebut harus benar-benar
dengan hati-hati karena dapat dimanfaatkan bagi oknum yang
arogan.

4. Pasal pemerasan dan atau pengancaman melalui internet


Pasal 27 ayat 4 UU ITE, berbunyi :
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan
dan atau pengancaman pengancaman” UU ITE tidak/atau
belum mengatur mengenai cyber
terorisme yang ditujukan ke lembaga atau bukan perorangan.

5. Penyebaran berita bohong dan penghasutan


melalui internet
Pasal 28 Ayat 1 berbunyi :
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik”
Pihak yang menjadi korban adalah konsumen dan pelakunya
produsen, sementara dilain pihak bisa jadi yang menjadi
korban sebaliknya

6. Profokasi melalui internet


Pasal 28 Ayat 2 yaitu :
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian
atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar
golongan (SARA).”
Dipasal tersebut di sebutkan istilah informasi dan tidak
dijelaskan informasi yang seperti apa
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Hukum
Internet” penulis menyimpulkan bahwa
Berdasarkan analisis ini, Cyberlaw adalah aspek hukum
yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek
hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi
internet yang dimulai pada saat mulai online dan
memasuki dunia cyber atau maya dan Cyber Law sangat
dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak
pidana, maupun penanganan tindak pidana. Cyber Law
akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan
hukum terhadap kejahatan - kejahatan dengan sarana
elektronik dan komputer.

2. Saran
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Hukum
Internet” penulis menyimpulkan bahwa
Berdasarkan analisis ini, Cyberlaw adalah aspek hukum
yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek
hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi
internet yang dimulai pada saat mulai online dan
memasuki dunia cyber atau maya dan Cyber Law sangat
dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak
pidana, maupun penanganan tindak pidana. Cyber Law
akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan
hukum terhadap kejahatan - kejahatan dengan sarana
elektronik dan komputer.
Daftar Pustaka

Buku
-Djoko purwanto, Hukum bisnis
-CYBER LAW, Bahan Ajar. Dr. Sahat Maruli T. Situmeang,
S.H., M.H

Website
-https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_siber
-https://slideplayer.info/slide/12721900/

Jurnal
- HUKUM BISNIS DAN PERANNYA DALAM TRANSAKSI
E-COMMERCE GAELDEBA GARAIKA
STIE Trisna Negara, Sumatera Selatan.
-Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di
Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Anda mungkin juga menyukai