Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Cyber Law”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“ Etika Bisnis dan Profesi TI”

Disusun oleh :

Nama : Thomas Aquino Berno Doduk


NIM : 202102011003

UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS

SURABAYA

2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat
taufik dan hidayahnya, kami dapat menyusun makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, namun


demikian berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan semoga
dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa-mahasiswi Universitas
Hayam Wuruk Perbanas Surabaya, adapun makalah kami ini berjudul
“Cyber Law”

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang


telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama kepada Bapak dan
Ibu selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi TI.

Dengan segala hormat saya sangat mengharapkan kritik dan saran


yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 18 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I.................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4

1.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................................4

1.3 Metode Penulisan...................................................................................................5

1.4 Perumusan Masalah...............................................................................................5

1.5 Ruang Lingkup Masalah.......................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................6

2.1 Pengertian Cyber Law...........................................................................................6

2.2 Ruang Lingkup Cyber Law...................................................................................7

2.3 Perkembangan Cyberlaw Di Indonesia................................................................8

2.4 Cyberlaw Di Indonesia........................................................................................11

2.5 Perangkat Hukum Cyberlaw..............................................................................13

BAB III............................................................................................................................15

PENUTUP.......................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................15

3.2 Saran.....................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah
mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan
hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban
manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.

Salah satu perkembangan teknologi yang sering digunakan dan


dibutuhkan semua kalangan masyarakat adalah computer. Dengan computer
seseorang dapat dengan mudah mempergunakannya, tetapi dengan adanya
computer seseorang menggunakannya dengan ada hal yang baik dan tidaknya.
cyber law dimana kejahatan ini sudah melanggar hukum dalam teknologi dan
seseorang yang mengerjakannya dapat di kenakan hukum pidana dan perdata.

1.2 Maksud dan Tujuan


Makalah ini di susun agar pemahaman tentang tindak kejahatan melalui
media internet dengan sebutan Cyber Law ini menjadi lebih mudah di mengerti
bagi setiap orang yang membacanya. Dan khususnya untuk para pengguna media
online, makalah ini merupakan informasi yang harus diaplikasikan dalam
menggunakan media internet sebagai wadah untuk melakukan berbagai aktifitas
dengan baik dan hati-hati.
Makalah ini secara khusus ingin mengaplikasikan teori mata kuliah Etika
Profesi dengan mencari referensi dan menyebarkan informasinya melalui desain
blog, untuk lebih memahami tentang apa itu Cyberlaw berikut karakteristiknya

4
dan seluk beluknya, dan juga disediakan pula beberapa contoh kasus untuk bisa
lebih menerangkan Cyberlaw.
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan dalam penulisan makalah ini adalah
dengan metode penulisan studi pustaka.

1.4 Perumusan Masalah


Adapun rumusn masalah terhadap identifikasi masalah diatas adalah :
1. Apa Pengertian cyberlaw?
2. Apa Ruang lingkup cyberlaw?
3. Apa saja perangkat cyberlaw?
4. Bagaimana Perkembangan cyberlaw di Indonesia?
1.5 Ruang Lingkup Masalah
1. Pada makalah ini akan membahas tentang apa itu Cyber Law.
2. Apa itu Cyber Ethic dan Teori – teori dalam dunia Cyber.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cyber Law


Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya), yang
umumnya diasosiasikan dengan Internet. Cyberlaw dibutuhkan karena dasar atau
fondasi dari hukum di banyak negara adalah "ruang dan waktu". Sementara itu,
Internet dan jaringan komputer mendobrak batas ruang dan waktu ini.

Contoh permasalahan yang berhubungan dengan hilangnya ruang dan waktu


antara lain:

a. Seorang penjahat komputer (cracker) yang berkebangsaan Indonesia,


berada di Australia, mengobrak-abrik server di Amerika, yang ditempati
(hosting) sebuah perusahaan Inggris. Hukum mana yang akan dipakai
untuk mengadili kejahatan cracker tersebut? Contoh kasus yang mungkin
berhubungan adalah adanya hacker Indonesia yang tertangkap di
Singapura karena melakukan cracking terhadap sebuah server perusahaan
di Singapura. Dia diadili dengan hukum Singapura karena kebetulan
semuanya berada di Singapura.
b. Nama domain (.com, .net, .org, .id, .sg, dan seterusnya) pada mulanya
tidak memiliki nilai apa-apa. Akan tetapi pada perkembangan Internet,
nama domain adalah identitas dari perusahaan. Bahkan karena
dominannya perusahaan Internet yang menggunakan domain ". com"
sehingga perusahaan-perusahaan tersebut sering disebut perusahaan
"dotcom". Pemilihan nama domain sering berbernturan dengan trademark,
nama orang terkenal, dan seterusnya. Contoh kasus adalah pendaftaran
domain JuliaRoberts. com oleh orang yagn bukan Julia Roberts. (Akhirnya
pengadilan memutuskan Julia Roberts yang betulan yang menang.)

6
Adanya perdagangan global, WTO, WIPO, dan lain lain membuat
permasalahan menjadi semakin keruh. Trademark menjadi global.
c. Pajak (tax) juga merupakan salah satu masalah yang cukup pelik. Dalam
transaksi yang dilakukan oleh multi nasional, pajak mana yang akan
digunakan? Seperti contoh di atas, server berada di Amerika, dimiliki oleh
orang Belanda, dan pembeli dari Rusia. Bagaimana dengan pajaknya....?
Apakah perlu dipajak...? Ada usulan dari pemerintah Amerika Serikat
dimana pajak untuk produk yang dikirimkan (delivery) melalui saluran
Internet tidak perlu dikenakan pajak. Produk-produk ini biasanya dikenal
dengan istilah "digitalized products", yaitu produk yang dapat di-digital-
kan, seperti musik, film, software, dan buku. Barang yang secara fisik
dikirimkan secara konvensional dan melalui pabean, diusulkan tetap
dikenakan pajak.

Secara yuridis, cyber law tidak sama lagi dengan ukuran dan kualifikasi hukum
tradisional. Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai
tindakan dan perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual
yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan
demikian subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah
melakukan perbuatan hukum secara nyata.

2.2 Ruang Lingkup Cyber Law


Keadaan Cyber law di Indonesia

Untuk dapat memahami sejauh mana perkembangan Cyber Law di Indonesia


maka kita akan membahas secara ringkas tentang landasan fundamental yang ada
didalam aspek yuridis yang mengatur lalu lintas internet sebagai sebuah rezim
hukum khusus, dimana terdapat komponen utama yang menliputi persoalan yang
ada dalam dunia maya.

Persoalan yang ada di dunia maya tersebut :

7
a. Tentang yurisdiksi hukum dan aspek-aspek terkait; komponen ini
menganalisa dan menentukan keberlakuan hukum yang berlaku dan
diterapkan di dalam dunia maya itu.
b. Tentang landasan penggunaan internet sebagai sarana untuk melakukan
kebebasan berpendapat yang berhubungan dengan tanggung jawab pihak
yang menyampaikan, aspek accountability, tangung jawab dalam
memberikan jasa online dan penyedia jasa internet (internet provider),
serta tanggung jawab hukum bagi penyedia jasa pendidikan melalui
jaringan internet.
c. Tentang aspek hak milik intelektual dimana adanya aspek tentang patent,
merek dagang rahasia yang diterapkan serta berlaku di dalam dunia cyber.
d. Tentang aspek kerahasiaan yang dijamin oleh ketentuan hukum yang
berlaku di masing-masing yurisdiksi negara asal dari pihak yang
mempergunakan atau memanfaatkan dunia maya sebagai bagian dari
sistem atau mekanisme jasa yang mereka lakukan.
e. Tentang aspek hukum yang menjamin keamanan dari setiap pengguna
internet.
f. Tentang ketentuan hukum yang memformulasikan aspek kepemilikan
dalam internet sebagai bagian dari nilai investasi yang dapat dihitung
sesuai dengan prinisip-prinsip keuangan atau akuntansi.
g. Tentang aspek hukum yang memberikan legalisasi atas internet sebagai
bagian dari perdagangan atau bisnis usaha.

2.3 Perkembangan Cyberlaw Di Indonesia


Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas maka kita akan dapat melakukan
penilaian untuk menjustifikasi sejauh mana perkembangan dari hukum yang
mengatur sistem dan mekanisme internet di Indonesia. Perkembangan internet di
Indonesia mengalami percepatan yang sangat tinggi serta memiliki jumlah
pelanggan atau pihak pengguna jaringan internet yang terus meningkat sejak
paruh tahun 90′an.

8
Salah satu indikator untuk melihat bagaimana aplikasi hukum tentang internet
diperlukan di Indonesia adalah dengan melihat banyaknya perusahaan yang
menjadi provider untuk pengguna jasa internet di Indonesia. Perusahaan-
perusahaan yang memberikan jasa provider di Indonesia sadar atau tidak
merupakan pihak yang berperanan sangat penting dalam memajukan
perkembangan cyber law di Indonesia dimana fungsi-fungsi yang mereka lakukan
seperti :

a. Perjanjian aplikasi rekening pelanggan internet;


b. Perjanjian pembuatan desain home page komersial;
c. Perjanjian reseller penempatan data-data di internet server;
d. Penawaran-penawaran penjualan produk-produk komersial melalui
internet; Pemberian informasi yang di update setiap hari oleh home page
komersial;
e. Pemberian pendapat atau polling online melalui internet.
f. Merupakan faktor dan tindakan yang dapat digolongkan sebagai tindakan
yang berhubungan dengan aplikasi hukum tentang cyber di Indonesia.
Oleh sebab itu ada baiknya didalam perkembangan selanjutnya agar setiap
pemberi jasa atau pengguna internet dapat terjamin maka hukum tentang
internet perlu dikembangkan serta dikaji sebagai sebuah hukum yang
memiliki displin tersendiri di Indonesia.

Ada beberapa lingkup cyberlaw yang memerlukan perhatian khusus di


Indonesia saat ini yakni :

a. Kriminalisasi cybercrime atau kejahatan didunia maya Dampak


negative dari kejahatan didunia maya ini telah banyak terjadi
Indonesia, namun perangkat aturan yang ada pada saat ini belum
cukup kuat menjerat pelaku dengan sanksi tegas, kejahatan ini semakin
berkembang seiring perkembangan teknologi informasi. Kejahatan
sebenanya tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, tidak ada
kejahatan tanpa masyaraat.

9
b. Aspek Pembuktian Saat ini sistem pembuktian hukum di Indonesia
(khususnya dalam pasal 184 KUHP) belum mengenal istilah bukti
elektronik/digital sebagai bukti yang sah menurut undang-undang.
Masih banyak perdebatan khususnya antarra akademisi dan praktisi
mengenai hal ini. Untuk aspek perdata, pada dasarnya hakim dapat
bahkan dituntun untuk melakukan rechstivinding (penemuan hukum).
Tapi untuk pidana tidak demikian, asas legalitas menetapkan bahwa
tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana jika tidak ada aturan hukum
yang mengaturnya (nullum delictum nulla poena sine previe lege
poenali). Untuk itulah dibutuhkan adanya dalil yang cukup kuat
sehingga perdebatan akademisi dan praktisi mengenai hal ini tidak
perlu terjadi lagi.
c. Aspek Hak Atas Kekayaan Intelektual Termasuk didalamnya Hak
Cipta dan Hak Milik Industrial yang cukup paten, merk, desain
industry, rahasia dagang, sirkuit terpadu dan lain-lain.
d. Standarisasi di Bidang Telamatika Penetapan standarisasi bidang
telematika akan membantu masyarakat untuk mendapatkan keamanan
dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi informasi.
e. Aturan-aturan di Bidang E-Bussiness Termasuk didalamnya
perlindungan konsumen dan pelaku bisnis.
f. Aturan-aturan di Bidang E-Government Apabila E-Government di
Indonesia telah terintegrasi dengan baik maka efeknya adalah
pelayanan kepada masyrakat menjadi lebuh baik.
g. Aturan Tentanng Jaminan Keamanan dan Kerahasiaan Informasi
Dalam menggunakan teknologi informasi.
h. Yuridikasi Hukum Cyberlaw tidak akan berhasil jika aspek ini
diabaikan. Karena pemetaan yang mengatur cyberspace menyangkut
juga hubungan antar kawasan, antar wilayah dan antar Negara.
Sehingga penetapan yuridikasi yang jelas mutlak diperlukan.

10
2.4 Cyberlaw Di Indonesia
Sejak satu dekade terakhir Indonesia cukup serius menangani berbagai kasus
terkait Cybercrime. Menyusun berbagai rancangan peraturan dan perundang-
undangan yang mengatur aktivitas user di dunia maya. Dengan peran aktif
pemerintah seperti itu, dapat dikatakan Cyberlaw telah mulai diterapkan dengan
baik di Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa kategori kasus Cybercrime yang telah ditangani dalam
UU Informasi dan Transaksi Elektronik (Pasal 27 sampai dengan Pasal 35) :

1. Illegal Content
 muatan yang melanggar kesusilaan (Pornograph)
 muatan perjudian ( Computer-related betting)
 muatan penghinaan dan pencemaran nama baik
 muatan pemerasan dan ancaman (Extortion and Threats)
2. Illegal Contents
 berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik. (Service Offered fraud).
 informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan (SARA).
3. Illegal Contents
 Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi
ancaman
 kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.
4. Illegal Access
 Dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara
apa pun.
 Dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan

11
tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik.
 Dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan
melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
5. Illegal Interception
 Intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem
Elektronik tertentu milik Orang lain.
 Intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu
Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik
yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang
menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang
ditransmisikan.
6. Data Leakage and Espionag
Mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak,
menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik
publik
7. System Interferenc
Melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem
Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak
bekerja sebagaimana mestinya.
8. Misuse Of Device
Memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan, mengimpor,
mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki: perangkat keras atau
perangkat lunak Komputer yang dirancang atau secara khusus
dikembangkan untuk memfasilitasi cybercrime, sandi lewat Komputer,

12
Kode Akses, atau hal yang sejenis dengan itu yang ditujukan agar Sistem
Elektronik menjadi dapat diakses dengan tujuan memfasilitasi cybercrime.
9. Data Interferenc
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap
seolah-olah data yang otentik.

2.5 Perangkat Hukum Cyberlaw


1. Pembentukan Cyberlaw tidak lepas dari sinergi pembuat kebijakan
cyberlaw (pemerintah) dan pengguna dunia cyber dalam kaidah memenuhi
etika dan kesepakatan bersama. Agar pembentukan perangkat
perundangan tentang teknologi informasi mampu mengarahkan segala
aktivitas dan transaksi didunia cyber sesuai dengan standar etik dan hukum
yang disepakati maka proses pembuatannya diupayakan dengan cara
Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi informasi
yaitu antara lain : Melibatkan unsur yang terkait (pemerintah, swasta,
profesional).
2. Menggunakan pendekatan moderat untuk mensintesiskan prinsip
3. Memperhatikan keunikan dari dunia maya
4. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang
global
5. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam persoalan yang
menyangkut industri dan perdagangan
6. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk
persoalan yang menyangkut kepentingan publik
7. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus
direktif dan futuristik
8. Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang memiliki
kaitan langsung maupun tidak langsung dengan munculnya persoalan

13
hukum akibat transaksi di internet seperti : UU hak cipta, UU merk, UU
perlindungan konsumen, UU Penyiaran dan Telekomunikasi, UU
Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal Asing, UU Perpajakan,
Hukum Kontrak, Hukum Pidana dll. Cyberlaw tidak akan berhasil jika
aspek yurisdiksi hukum diabaikan. Karena pemetaan yang mengatur
cyberspace menyangkut juga hubungan antar kawasan, antar wilayah, dan
antar negara, sehingga penetapan yuridiksi yang jelas mutlak diperlukan.

Ada tiga yurisdiksi yang dapat diterapkan dalam dunia cyber :

1. yurisdiksi legislatif di bidang pengaturan,


2. yurisdiksi judicial, yakni kewenangan negara untuk mengadili atau
menerapkan kewenangan hukumnya,
3. yurisdiksi eksekutif untuk melaksanakan aturan yang dibuatnya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya),
yang umumnya diasosiasikan dengan Internet Di dunia ini banyak hal yang
memiliki dualisme yang kedua sisinya saling berlawanan. Seperti teknologi
informasi dan komunikasi, hal ini diyakini sebagai hasil karya cipta peradaban
manusia tertinggi pada zaman ini. Namun karena keberadaaaanya banyak pihak
yang memilih untuk tidak berinteraksi dengan teknologi informasi dan
komunikasi. Sebagai manusia yang beradab, dalam menyikapi dan menggunakan
teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang baik, benar dan bermanfaat
bagi sesama, kemudian mengambilnya sebagai penyambung mata rantai kebaikan
terhadap sesama, kita juga mesti pandai melihat mana yang buruk dan merugikan
bagi orang lain untuk selanjutnya kita menghindari atau memberantasnya jika hal
itu ada di hadapan kita.

3.2 Saran
1. Bagi pemabaa makalah ini saya harapkan agar di manfaatka media
komunikasi dalam jejaring sosial atau dunia maya dengan sebaik- baiknya
dan waspadalah dengan tindak kejahatan secara online
2. Bagi mahasiswa IT agar dapat mempelajari tentang Cyberlaw dan
cybercrime secara mendalam .
3. Dan penulis mengharapkan agar para pembaca makalah ini dapat
memahami apa yang tertulis dan dapat mengaplikasikannya

15

Anda mungkin juga menyukai