Anda di halaman 1dari 12

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI

CYBERCRIME (Infringement of Privacy)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Etika Profesi Teknologi & Komunikasi

www.mahasiswaonlinebekasi.blogspot.com

Disusun Oleh :

Dwi Istiana 11170101

Aditya Nataprawira 11170129

Mutiara Juliana 11170293

Sopiyah 11170648

Sifa Ana Tasya 11170674

JURUSAN SISTEM INFORMASI

STMIK NUSA MANDIRI

JAKARTA

2020
2
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas terselesaikannya Makalah
Etika Profesi dan Profesi (Infringement of Privacy). Tujuan pembuatan makalah ini untuk
memenuhi salah satu mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian, observasi dan beberapa
sumber literature yang mengandung tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap pembaca dapat memaklumi atas
segala kekurangan makalah ini, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
khilaf serta keterbatasan kemampuan penulis sehingga yakin bahwa laporan penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran sepenelitian
yang bersifat membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang sangat penulis
harapkan.

Bekasi, 19 Des. 20

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
Kata Pengantar ......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................................. 1
1.3 Ruang Lingkup.............................................................................................................................. 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
LANDASAN TEORI .............................................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Infringement of Privacy ........................................................................................ 2
2.2 Pengertian Cyber Law............................................................................................................. 2
2.3 Contoh Kasus Infringement of Privacy ................................................................................... 2
BAB III ................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
3.1 Pengertian Infringement of Privacy ........................................................................................ 4
3.2 Faktor Penyebab Infringement of Privacy .............................................................................. 6
BAB III ................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 8
3.1 . Kesimpulan ................................................................................................................................. 8
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini perkembangan teknologi informasi semakin cepat dan canggih, kebutuhan
akan informasi yang cepat, tepat dan hemat menjadikan internet sebagai salah satu sarana
utama untuk berkomunikasi dan bersosialisasi oleh semua kalangan masyarakat. Internet
sendiri merupakan jaringan komputer yang bersifat bebas dan terbuka. Dengan demikian
diperlukan usaha untuk menjamin keamanan informasi terhadap komputer yang
terhubung dengan jaringan Internet. Beberapa instansi atau perusahaan melakukan
berabagai usaha untuk menjamin keamanan suatu sistem informasi yang mereka miliki,
dikarenakan ada sisi lain dari pemanfaatan internet yang bersifat mencari keuntungan
dengan cara yang negatif, adapun pihak-pihak dengan maksud tertentu yang berusaha
untuk melakukan serangan terhadap keamanan sistem informasi. Bentuk serangan
tersebut dapat dikelompokkan dari hal yang ringan, misalnya yang hanya mengesalkan
sampai dengan yang sangat berbahaya. Semakin mudah kita berkomunikasi dan mencari
informasi maka di dalam kemudahan tersebut juga terdapat segala macam kejahatan dan
kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak legal.
Maka dari itu makalah ini akan membahas tentang cybercrime, pengertian
infringement of privacy, penyebab infringement of privacy, contoh kasus infringement of
privacy.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Untuk memenuhi tugas Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. Untuk menambah ilmu penulis dalam bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
3. Menambah wawasan tentang cyber crime khususnya tentang Infringement of
Privacy.

1.3 Ruang Lingkup


Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini juga bersifat global. Infri
gement of privacy sering kali dilakukan secara trans-nasional. Merupakan suatu kegiatan
atau aktifitas unuk mencari dan melihat terhadap keterangan pribadi seseorang yang
tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara komputerisasi.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Infringement of Privacy


Infringerment of privacy kejahatan yang ditujukan pada informasi seseorang
yang merupakan hal sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan
terhadap keterangan seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara
komputerisasi, yang apabila diketahui oleh orang lain dapat merugikan korbannya
secara materil maupun inmateril.

2.2 Pengertian Cyber Law


Cyberlaw adalah hukum yang digunakan didunia maya (cyber space) yang
umumnya diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang
ruang lingkupnya meliputi suatu aspek yang berhubungan dengan orang perongan
atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang
dimulai pada saat online dan memasuki dunia cyber atau duni maya. Cyberlaw sendiri
merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Cyberlaw akan memainkan
peranannya dalam dunia masa depan, karena nyaris tidak ada lagi segi kehidupan
yang tidak tersentuh oleh keajaiban teknologi dewasa ini dimana kita perlu sebuah
perangkat aturan main didalamnya.

2.3 Contoh Kasus Infringement of Privacy


Mengirim dan mendistribusikan dokumen yang bersifat pornografi, menghina,
mencemarkan nama baik, dll.
1. Google telah didenda 22.5 juta dolar Amerika karena melanggar privacy
jutaan orang yang menggunakan web browser milik Apple, Safari. Denda atas
Google kecil saja dibandingkan dengan pendapatannya di kwartal kedua.
(Credit: Reuters) Denda itu, yang diumumkan oleh Komisi Perdagangan
Federal Amerika Serikat (FTC), adalah yang terbesar yang pernah dikenakan
atas sebuah perusahaan yang melanggar persetujuan sebelumnya dengan
komisi tersebut. Oktober lalu Google menandatangani sebuah persetujuan
yang mencakup janji untuk tidak menyesatkan konsumen tentang praktik-
praktik privacy. Tapi Google dituduh menggunakan cookies untuk secara
rahasia melacak kebiasaan dari jutaan orang yang menggunakan Safari
internet browser milik Apple di iPhone dan iPads. Google mengatakan,
pelacakan itu tidak disengaja dan Google tidak mengambil informasi pribadi
seperti nama, alamat atau data kartu kredit.
2. Melakukan pembobolan secara sengaja ke dalam sistem komputer. Hal ini
juga dikenal dengan istilah Unauthorized Access. Atau bisa juga diartikan
sebagai kejahatan yang terjadi ketika seseorang memasuki/menyusup ke dalam
suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa
sepengetahuan pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Jelas itu
sangat melanggar privasi pihak yang berkepentingan (pemilik sistem jaringan
komputer). Contoh kejahatan ini adalah probing dan port.
3. Memanipulasi, mengubah atau menghilangkan informasi yang sebenarnya.
Misalnya data forgery atau kejahatan yang dilakukan dengan tujuan

2
memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di internet.
Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang
memiliki situs berbasis web database. Contoh lainnya adalah Cyber
Espionage, Sabotage, dan Extortion. Cyber Espionage merupakan kejahatan
yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata
terhadap pihak lain dengan memasuki sistem jaringan komputernya.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Infringement of Privacy


Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang
sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan
pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara
komputerisasi, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban
secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat
atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

Pengertian Privacy menurut para ahli Kemampuan seseorang untuk mengatur


informasi mengenai dirinya sendiri. [Craig van Slyke dan France Bélanger] dan hak
dari masing-masing individu untuk menentukan sendiri kapan, bagaimana, dan untuk
apa penggunaan informasi mengenai mereka dalam hal berhubungan dengan individu
lain. [Alan Westin].

Kerahasiaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau


sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari
publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi kadang
dihubungkan dengan anonimitas walaupun anonimitas terutama lebih dihargai oleh
orang yang dikenal publik. Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.

Hak pelanggaran privasi oleh pemerintah, perusahaan, atau individual menjadi


bagian di dalam hukum di banyak negara, dan kadang, konstitusi atau hukum privasi.
Hampir semua negara memiliki hukum yang, dengan berbagai cara, membatasi
privasi, sebagai contoh, aturan pajak umumnya mengharuskan pemberian informasi
mengenai pendapatan. Pada beberapa negara, privasi individu dapat bertentangan
dengan aturan kebebasan berbicara, dan beberapa aturan hukum mengharuskan
pemaparan informasi publik yang dapat dianggap pribadi di negara atau budaya lain.

Privasi dapat secara sukarela dikorbankan, umumnya demi keuntungan tertentu,


dengan risiko hanya menghasilkan sedikit keuntungan dan dapat disertai bahaya
tertentu atau bahkan kerugian. Contohnya adalah pengorbanan privasi untuk mengikut
suatu undian atau kompetisi; seseorang memberikan detail personalnya (sering untuk
kepentingan periklanan) untuk mendapatkan kesempatan memenangkan suatu hadiah.
Contoh lainnya adalah jika informasi yang secara sukarela diberikan tersebut dicuri
atau disalahgunakan seperti pada pencurian identitas.

4
Privasi sebagai terminologi tidaklah berasal dari akar budaya masyarakat
Indonesia. Samuel D Warren dan Louis D Brandeis menulis artikel berjudul “Right to
Privacy” di Harvard Law Review tahun 1890. Mereka seperti hal nya Thomas
Cooley di tahun 1888 menggambarkan “Right to Privacy” sebagai “Right to be Let
Alone” atau secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai hak untuk tidak di usik
dalam kehidupan pribadinya. Hak atas Privasi dapat diterjemahkan sebagai hak dari
setiap orang untuk melindungi aspek-aspek pribadi kehidupannya untuk dimasuki dan
dipergunakan oleh orang lain (Donnald M Gillmor, 1990 : 281). Setiap orang yang
merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk mengajukan gugatan yang dikenal
dengan istilah Privacy Tort. Sebagai acuan guna mengetahui bentuk-bentuk
pelanggaran Privasi dapat digunakan catatan dari William Prosser yang pada tahun
1960 memaparkan hasil penelitiannya terhadap 300 an gugatan privasi yang terjadi.
Pembagian yang dilakukan Proses atas bentuk umum peristiwa yang sering dijadikan
dasar gugatan Privasi yaitu dapat kita jadikan petunjuk untuk memahami Privasi
terkait dengan media.

Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki


seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. tingkatan privasi yang diinginkan
itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk
berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya
sukar dicapai oleh orang lain. adapun definisi lain dari privasi yaitu sebagai suatu
kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan
pilihan atau kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. privasi
jangan dipandang hanya sebagai penarikan diri seseorang secara fisik terhadap pihak
pihak lain dalam rangka menyepi saja.

Teknologi internet ini melahirkan berbagai macam dampak positif dan dampak
negatif. Dampak negatif ini telah memunculkan berbagai kejahatan maya (cyber
crime) yang meresahkan masyarakat Internasional pada umunya dan masyarakat
Indonesia pada khususnya. Kejahatan tersebut perlu mendapatkan tindakan yang tegas
dengan dikeluarkan Undang-Undang terhadap kejahatan mayantara yaitu dengan
dikeluarkan UU no. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Ekonomi, yang
merupakan usaha untuk memberikan kepastian hukum tentang kerugian akibat cyber
crime tersebut. Undang-Undang ini akibat dari lemahnya penegakan hukum yang
digunakan sebelumnya yang mengacu pada KUHP dan peraturan perundingan lain
seperti hak cipta, paten, monopoli, merek, telekomunikasi dan perlindungan
konsumen.

Kejahatan Mayantara ini bersifat transnasional, dan karena kasusnya sudah


sedemekian seriusnya, sehingga selain hukum nasional juga dalam konvensi-konvensi
internasional sehingga perlu kepastian hukum dalam mencegah dan
menanggulanginya. Berbagai upaya digunakan dalam menindak pelaku cyber
crime dengan Undang-Undang yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
teknologi informasi di Indonesia.

5
3.2 Faktor Penyebab Infringement of Privacy

1. Kesadaran Hukum

Masayarakat Indonesia sampai saat ini dalam merespon aktivitas cyber crime masih
dirasa kurang Hal ini disebabkan antara lain oleh kurangnya pemahaman dan
pengetahuan (lack of information) masyarakat terhadap jenis kejahatan cyber
crime. Lack of information ini menyebabkan upaya penanggulangan cyber
crime mengalami kendala, yaitu kendala yang berkenaan dengan penataan hukum dan
proses pengawasan (controlling) masyarakat terhadap setiap aktivitas yang diduga
berkaitan dengan cyber crime. Mengenai kendala yakni proses penaatan terhadap
hukum, jika masyarakat di Indonesia memiliki pemahaman yang benar akan tindak
pidana cyber crime maka baik secara langsung maupun tidak langsung masyarakat
akan membentuk suatu pola penataan. Pola penataan ini dapat berdasarkan karena
ketakutan akan ancaman pidana yang dikenakan bila melakukan perbuatan cyber
crime atau pola penaatan ini tumbuh atas kesadaran mereka sendiri sebagai
masyarakat hukum. Melalui pemahaman yang komprehensif mengenai cyber crime,
menimbulkan peran masyarakat dalam upaya pengawasan, ketika masyarakat
mengalami lack of information, peran mereka akan menjadi mandul.

2. Faktor Penegakan Hukum

Masih sedikitnya aparat penegak hukum yang memahami seluk beluk teknologi
informasi (internet), sehingga pada saat pelaku tindak pidana ditangkap, aparat
penegak hukum mengalami, kesulitan untuk menemukan alat bukti yang dapat dipakai
menjerat pelaku, terlebih apabila kejahatan yang dilakukan memiliki sistem
pengoperasian yang sangat rumit. Aparat penegak hukum di daerah pun belum siap
dalam mengantisipasi maraknya kejahatan ini karena masih banyak institusi
kepolisian di daerah baik Polres maupun Polsek, belum dilengkapi dengan
jaringan internet. Perlu diketahui, dengan teknologi yang sedemikian canggih,
memungkinkan kejahatan dilakukan disatu daerah.

3. Faktor Ketiadaan Undang-Undang

Perubahan-perubahan sosial dan perubahan-perubahan hukum tidak selalu


berlangsung bersama-sama, artinya pada keadaan-keadaan tertentu perkembangan
hukum mungkin tertinggal oleh perkembangan unsur-unsur lainnya dari
masyarakat.Sampai saat ini pemerintah Indonesia belum memiliki perangkat
perundang-undangan yang mengatur tentang cyber crime belum juga terwujud. Cyber
crime memang sulit untuk dinyatakan atau dikategorikan sebagai tindak pidana karena
terbentur oleh asas legalitas. Untuk melakukan upaya penegakan hukum terhadap

6
pelaku cyber crime, asas ini cenderung membatasi penegak hukum di Indonesia untuk
melakukan penyelidikan ataupun penyidikan guna mengungkap perbuatan tersebut
karena suatu aturan undang-undang yang mengatur cyber crime belum tersedia. Asas
legalitas ini tidak memperbolehkan adanya suatu analogi untuk menentukan perbuatan
pidana. Meskipun penerapan asas legalitas ini tidak boleh disimpangi, tetapi pada
prakteknya asas ini tidak diterapkan secara tegas atau diperkenankan untuk terdapat
pengecualian.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 . Kesimpulan
Dapat disimpulkan, bahwa kemajuan teknologi mempunyai dampak positif dan
negatif. Salah satunya Cyber Crime merupakan kejahatan yang timbul dari dampak
negatif perkembangan aplikasi internet. Sarana yang dipakai tidak hanya komputer
melainkan juga teknologi, sehingga yang melakukan kejahatan ini perlu proses belajar,
motif melakukan kejahatan ini disamping karena uang juga iseng. Kejahatan ini juga bisa
timbul dikarenakan ketidakmampuan hukum termasuk aparat dalam menjangkaunya.
Kejahatan ini bersifat maya dimana si pelaku tidak tampak secara fisik. Bahwa
infringement of privacy adalah suatu kegiatan atau aktifitas untuk mencari dan melihat
terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang
tersimpan secara komputerisasi.

3.2 Saran
Para pengguna internet diharapkan untuk lebih waspada dan teliti sebelum
memasukkan data-data nya di internet, mengingat kejahatan ini sering terjadi karena
kurangnya ketelitian pengguna.

Anda mungkin juga menyukai