INFRINGEMENT OF PRIVACY
Disusun Oleh :
ADE NURSITO : 17190027
Materi:
Cybercrime: Sejarah, Pengertian, Jenis, hingga Cara Menanggulanginya | kumparan.com
Contoh Kasus Infringement Of Privacy | tikcyber (wordpress.com)
Cyber Crime adalah Jenis Kejahatan Dunia Maya, Ketahui Faktor Penyebabnya | merdeka.com
Blog:
Tugas EPTIK Pertemuan 15 (adenursito3.blogspot.com)
Jakarta
2022
1
Daftar Isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Berikut manfaat penulisan makalah yang dapat penulis simpulkan, yang dijabarkan
sebagai berikut :
- Menambah pengetahuan serta wawasan tentang infringements of privacy.
- Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dalam mata kuliah Etika
Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. CyberCrime
CyberCrime adalah sebuah kejahatan menggunkan komputer, internet, dan
sebagainya. Umumnya jenis kejahatan ini dimanfaatkan oleh para pelakunya untuk
mendapatkan informasi secara ilegal, memanipulasi data, dan berbagai tindakan kejahatan
virtual lainnya guna mendapatkan keuntungan.
Secara umum, arti dari cybercrime adalah suatu bentuk kejahatan virtual dengan
memanfaatkan perangkat komputer yang terhubung dengan jaringan Internet. Tindakan
tersebut tentunya melanggar hukum, sebab dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Menyadur dari buku Etika Profesi Informatika oleh Muhammad Ridha Albaar, kejahatan
siber pertama kali ditemukan pada 1988 dengan istilah cyber attack. Saat itu, seorang
mahasiswa berhasil menciptakan sebuah worm atau virus yang dapat menyerang program
komputer dan dapat mematikan sekitar 10 persen dari seluruh jumlah komputer di dunia yang
terhubung di Internet.
Seiring berkembangnya teknologi dan kebutuhan manusia, jenis kejahatan di dunia
maya ini terus berkembang. John Spyropoulos dalam sumber yang sama menyebutkan bahwa
cybercrime memiliki sifat yang efisien dan cepat. Kondisi demikian tak jarang membuat
pihak berwajib menemui kendala dalam penyidikan.
Phraming, ialah tindakan berupa perintah yang mengarahkan korban ke situs web
palsu. Umumnya, pelaku memasang malware pada situs palsu tersebut. Dengan
demikian, mereka dapat mengakses perangkat korbannya secara ilegal.
4
2.1.2. Dampak Pelaku CyberCrime
Banyak sekali manfaat dari adanya jaringan internet yang bisa disebut sebagai
kelebihan jaringan internet. Namun, selain kelebihan tersebut, pelaku CyberCrime memiliki
dampak buruk bagi kehidupan kita saat ini. Dampak pelaku CyberCrime tersebut bisa kita
rasakan dari adanya fenomena-fenomena berikut :
Potensi kejahatan online atau CyberCrime yang bisa menimpa pengguna jaringan
internet
Phising (Pencurian data pribadi)
Cyber espionage (Memasuki jaringan komputer negara lain dangan tujuan memata-
matai)
Data forgery (Memalsukan data-data yang tidak benar)
Offense against intellectual property (Kejahatan atas HAKI yang bisa berupa
pembajakan karya orang lain)
Infringements of Privacy (Kejahatan untuk mendapatkan informasi pribadi/rahasia)
5
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kesadaran Hukum
Masyarakat Indonesia sampai saat ini dalam merespon aktivitas cybercrime masih
dirasa kurang. Hal ini disebabkan antara lain oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan
(lack of information) masyarakat terhadap jenis kejahatan cyber crime. Lack of information
ini menyebabkan upaya penanggulangan cybercrime mengalami kendala, yaitu kendala yang
berkenaan dengan penataan hukum dan proses pengawasan (controlling) masyarakat terhadap
setiap aktivitas yang diduga berkaitan dengan cybercrime.
Mengenai kendala yakni proses penataan terhadap hukum, jika masyarakat di
Indonesia memiliki pemahaman yang benar akan tindak pidana cybercrime, maka baik secara
langsung maupun tidak langsung masyarakat akan membentuk suatu pola penataan.
3. Faktor Keamanan
Saat pelaku sedang melakukan tindak pidana sangat jarang orang luar mengetahuinya.
Disamping itu, apabila pelaku telah melakukan tindak pidana, maka dengan mudah pelaku
dapat menghapus semua jejak kejahatan yang telah dilakukan mengingat internet
6
menyediakan fasilitas untuk menghapuskan data yang ada. Akibatnya pada saat pelaku
tertangkap, sukar bagi aparat penegak hukum untuk menemukan bukti-bukti kejahatan.
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang
sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi
seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara komputerisasi,.
Salah satu contoh kejahatan infringement of privacy adalah kasus Megaupload. Megaupload
adalah perusahaan yang berbasis di Hongkong, sementara pendirinya di Selandia Baru.
Pada awal tahun 2012 lalu satu situs file sharing terbesar yaitu Megaupload ditutup
karena menurut informasi yang ada, hal ini terjadi karena Megaupload dianggap mendukung
pembajakan, karena dalam situsnya memiliki berjuta-juta data illegal berupa software, games,
musik, gambar, serta video. Sehingga kasus ini sudah dianggap salah satu kasus kejahatan
hak cipta terbesar di didunia yang langsung menargetkan penyalahgunaan situs penyimpanan
konten dan distribusi publik untuk melakukan kejahatan hak intelektual.
Kasus Megaupload ini sendiri dipandang melanggar ketentuan RUU yang dikenal
dengan nama PIPA (PROTECT IP Act) dan SOPA (Stop Online Piracy Act) yang mana
merupakan undang-undang terkait hasil pembajakan serta beragam produk digital seperti film
dan musik.
Kasus ini menarik untuk diperhatikan bagi pengelola situs atau layanan online di Indonesia
yang mungkin waswas akan terkena dampak dari sebuah hukum di AS. Megaupload
7
dianggap sebagai sebuah situs yang, meski tidak berbasis di AS, tetapi ditujukan bagi warga
AS dan menimbulkan kerugian kepada pihak-pihak yang ada di AS. Dokumen dakwaan pada
Megaupload menyebutkan, perusahaan itu menyewa 1.000-an server di AS, sebanyak 525 di
antaranya ada di Virginia.
Kemudian, kebanyakan transaksi di situs itu juga dilakukan lewat PayPal, perusahaan
AS. Jumlahnya, menurut Pemerintah AS, lebih dari 110 juta dollar AS. Pendapatan iklan
Megaupload didapatkan dari Google AdSense (hingga 2007) dan AdBrite. Keduanya
perusahaan AS. Megaupload membayar penggunanya yang melakukan upload paling
populer. Dalam dakwaan itu disebutkan, termasuk di antaranya merupakan penduduk
Virginia, AS. Logika dari dokumen itu, dengan mengirimkan uang ke alamat di AS,
Megaupload memahami bahwa mereka berbisnis di AS dan terikat dengan yurisdiksi AS.
2. Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE. "Setiap
orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan.
3. Pasal 45 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE. "Setiap
orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1),
ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
4. Pasal 282 ayat (1) KUHP. "Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau
menempelkan di muka umum tulisan, gambaran atau benda yang telah
diketahui isinya melanggar kesusilaan. Atau barang siapa dengan maksud
untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membuat
tulisan, gambaran atau benda tersebut. Memasukkannya ke dalam negeri,
meneruskannya, mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan.
Ataupun barang siapa secara terang-terangan atau dengan mengedarkan surat
tanpa diminta, menawarkannya atau menunjukkannnya sebagai bisa diperoleh,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan atau
pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perkembangan internet pada saat ini semakin pesat, kita sebagai individu yang
membutuhkan internet harus bisa menggunakan internet dengan baik. Tetapi ada sekelompok
individu yang menyalahgunakan internet, dari makalah yang telah kami buat dapat
disimpulkan bahwa infringements of privacy merupakan kejahatan terhadap informasi
seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia.
4.2. Saran
Para pengguna internet diharapkan untuk lebih waspada dan teliti sebelum
memasukkan data-data nya di internet, mengingat kejahatan ini sering terjadi karena
kurangnya ketelitian pengguna. Dan diharapkan juga dengan adanya perangkat hukum yang
relevan dan kondusif, kegiatan terkait dengan keamanan data pribadi dan kepastian transaksi,
juga keamanan dan kepastian berinvestasi bisnis akan dapat berjalan dengan kepastian hukum
yang memungkinkan agar bisa menjerat semua fraud atau tindakan kejahatan dalam segala
kegiatan internet. Kegiatan bisnis, maupun yang terkait dengan kegiatan pemerintah agar
pengguna internet merasa aman dan nyaman saat menggunakan internet.