Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA KOMPUTER SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Di susun oleh : Hendra Anwar Aferi Elden Bagus Condro P Eko Hadi Saputra Lisna Lusiana 6. A Ektsi / D3. MI

Dosen pembimbing : Bakti Komalasari, M.Pd

Prodi DIII Manajemen Informatika Komputer Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Curup Jl. Dr. Ak. Gani No.1 Curup Tlp. 0732 21010

ETIKA KOMPUTER: SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik itu dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan, mau pun juga dalam pengambilan keputusan. Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia sebagai salah satu akibat adanya perkembangan teknologi tersebut, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Selanjutnya pada bagian ini, Anda akan di ajak secara lebih khusus mempelajari etika dibidang komputer, mulai dari tinjauan sejarah sampai pembahasan isuisu pokok dalam penerapannya.

A. Sejarah Etika Komputer Sesuai awal penemuan teknologi komputer di era 1940-an, perkembangan etika komputer juga dimulai dari era tersebut dan secara bertahap berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru dimasa sekarang ini. Perkembangan tersebut akan dibagi menjadi beberapa tahap seperti yang akan dibahas berikut ini.

1. Era 1940-1950-an Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari Pekerjaan profesor Norbert Wiener selama Perang Dunia II (pada awal tahun 1940-an) profesor dari MIT ini membantu mengembangkan suatu meriam antipesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat tempur yang melintas di atasnya. Tantangan universal dari proyek tersebut menyebabkan Wiener dan beberapa rekan kerjanya harus memperhatikan sisi lain dari sebuah perkembangan teknologi,yaitu etika. Pada perkembangannya, penelitian di bidang etika dan teknologi tersebut akhirnya menciptakan suatu bidang riset baru yang disebut cybernetics atau the science of information feedback systems. Konsep cybernetics tersebut dikombinasikan dengan komputer digital yang dikembangkanp ada waktu itu, membuat Wiener akhirnya menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatan teknologi yang sekarang dikenal dengan sebutan Teknologi Informasi (TI).

Dalam konsep penelitiannya, Wiener meramalkan terjadinya revolusi sosial dan konsekuensi etis dari perkembangan teknologi informasi. Di tahun 1948, di dalam
2

bukunya Cybernetics: Control and Communication in the Animal and the Machine, ia mengatakan:

"It has long been clear to me that the modern ultra-rapid Computing machine was in principle an ideal central nervous System to an apparatus for automatic control; and that its input and output need not be in the form of numbers or diagrams. It might very well be, respectively, the readings of artf'icial sense organs, such as photoelectric cells or thermometers, and the performance of motors or solenoids .... We are already in a position to construct artificiall machines of almost any degree of elaborateness of performance. Long before Nagasaki and the public awareness of the atomic bomb, it had occurred to me that we were here in the presence of another social potentiality of unheard-of importance for good and for evil..." (Bynum, 2OOI)

Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Wiener mengungkapkan bahwa mesin komputasi modern pada prinsipnya merupakan system jaringan syaraf yang juga merupakan peranti kendali otomatis. Dalam pemanfaatan mesin tersebut,manusiaa kan dihadapkan pada pengaruh social tentang arti penting teknologi tersebut yang ternyata mampu memberikan " kebaikan ", sekaligus " malapetaka ".

Pada tahun 1950, Wiener menerbitkan sebuah buku yang monumental, berjudul The Humon Use of Human Beings. Walaupun Wlener tidak menggunakan istilah "etika komputer" dalam buku tersebut,ia letakkan suatu fondasi menyeluruh untuk analisa dan risetl tentang etika komputer. Istilah etika computer sendiri akhirnya umum digunakan lebih dari dua decade kemudian.Buku Wiener ini mencakup beberapa bagian pokok tentang hidup manusia, prinsip-prinsip hukum dan etika di bidang komputer. Bagianbagian pokok dalam buku tersebut adalah sebaga bierikut ( Bynum,2 001):

1. Tujuan hidup manusia. 2. Empat prinsip-prinsip hukum. 3. Metode yang tepat untuk menerapkan etika. 4. Diskusi tentang masalah-masalah pokok dalam etika komputer. 5. Contoh topik kunci tentang etika komputer.
3

Dasar-dasar etika computer yang diberikan Wiener berada jauh di depan waktunya, dan hampir diabaikan untuk beberapa dekade. Dalam

pandangannya,pengintegrasian teknologi computer ke dalam masyarakat akan segera menimbulkan" revolusi industry yang kedua". Dalam revolusi industri tersebut, perubahan dapat terjadi secara radikal. Adalah suatu pekerjaan besar bagi pelaku di dalamnya untuk memperhatikan keanekaragaman tugas dan tantangan.Para pekerja harus melakukan penyesuaian dalam pekerjaannya; pemerintah harus menetapkan peraturan dan hukum baru; bisnis dan industry harus menciptakan kebijaksanaan baru dalam praktiknya; organisasi professional harus mengembangkan kode etik yang baru untuk anggota mereka; sarjana sosiologi dan psikologi harus belajar dan memahami gejala sosial dan psikologis baru; dan ahli filsafat harus memikirkan kembali konsep-konsep etika yang telah ada,dan banyak hal lain yang harus dipikirkan.

2. Era 1960-an Pada pertengahan tahun 1960, Donn Parker dari SRI lnternasional Menlo Park california melakukan berbagai riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme di bidang komputer. Waktu itu Parker menyampaikan sesuatu ungkapan yang menjadi titik tolak penelitiannya, yaitu:

"That when people entered the computer cbnter they left their Ethics at the door." ( Fodora nd Bynum, 7992)

Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa ketika orang-orang masuk pusat komputer, mereka meninggalkan etika mereka di ambang pintu. Selanjutnya, Parker melakukan riset dan mengumpulkan berbagai contoh kejahatan komputer dan aktivitas lain yang menurutnya tidak pantas dilakukan para pofesional komputer. Dalam

perkembangannya, ia menerbitkan "Rules of Ethics in lnformation Processing" atau peraturan tentang etika dalam pengolahan informasi. Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi bagi profesional di bidang komputer, yang ditandai dengan usahanya pada tahun 1968 ketika ditunjuk untuk memimpin pengembangan Kode Etika Profesional yang pertama dilakukan untuk Association for Computing Machinery (ACM). Dalam dua dekade berikutnya,Parker melanjutkan penelitiannya dan menghasilkan buku, artikel, sampai pidato-pidato mengenai etika komputer. Walaupun pekerjaan Parker belum menyajikan suatu kerangka
4

teoritis umum mengenai etika tersebut, berbagai pemikiran yang telah diberikan tokoh ini menjadi tonggak sejarah etika komputer setelah Wiener.

3. Era 1970-an Era ini dimulai ketika sepanjang tahun 1960, Joseph Weizenbaum, ilmuwan komputer MIT di Boston, menciptakan suatu program komputer yang disebut ELIZA. Di dalam eksperimen pertamanya, ELIZA ia ciptakan sebagai tiruan dari "Psychotherapist Rogerian" yang melakukan wawancara dengan pasien yang akan diobatinya. Weizenbaum dikejutkan oleh reaksi dari penemuan sederhananya itu, di mana beberapa dokter jiwa melihatnya sebagai bukti bahwa komputer akan segera melakukan otomatisasi psikoterapi. Bahkan, sarjana-sarjan computer MIT yang secara emosional terlibat dengan komputer berbagi pikiran tentang hal tersebut. Hal itu akhirnya membawa Weizenbaum pada suatu gagasan akan munculnya "model pengolahan informasi" tentang manusia yang akan datang dan hubungannya antara manusia dengan mesin. Buku Weizenbaum,Computer Power and Human Reason [Weizenbaum,9761], menyatakan banyak gagasan dari hal tersebut. Dari buku tersebut, banyak pemikir terilhami tentang perlunya etika komputer. Perkembangan etika komputer di era 1970-an juga diwarnai dengan karya Walter Maner yang sudah mulai menggunakan istilah "computer ethics" untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan dengan permasalahan etis yang diciptakan oleh pemakaian teknologi komputer waktu itu. Maner menawarkan suatu kursus eksperimental atas materi pokok tersebut pada Old Dominion University in Virginia. Sepanjang tahun 1970 sampai pertengahan 1980, Maner menghasilkan banyak minat pada kursus tentang etika komputer setingkat universitas. Tahun 1978, ia juga memublikasikan sendiri karyanya Starter Kit in Computer Ethics, yang berisi material kurikulum dan pedagogi untuk para pengajar universitas dalam pengembangan pendidikan etika computer.

4. Era 1980-an Tahun1980-an, sejumlah konsekuesi sosial dan teknologi informasi yang etis menjadi isu publik di Amerika dan Eropa. Hal-hal yang sering dibahas adalah computerenabled crime atau kejahatan komputer, masalah-masalah yang di sebabkan karena kegagalan system komputer, invasi keleluasaan pribadi melalui database komputer dan perkara pengadilan mengenai kepemilikan perangkat lunak. Pekerjaan tokoh-tokoh etika computer sebelumnya seperti Parker, Weizenbaum, Maner dan yang lain, akhirnya membawa etika komputer sebagai suatu displin ilmu baru.
5

Pertengahan 80-an, James Moor dari Dartmouth College Menerbitkan artikel menarik yang berjudul "What Is Computer Ethics?" sebagai isu khusus pada Jurnal Metaphilosophy [Moor,1995]. Deborah Johnson dari Rensselaer Polytechnic Institute menerbitkan buku teks Computer Ethics [Johnson, 1985], sebagai buku teks pertama yang digunakan lebih dari satu dekade dalam bidang itu.

5. Era 1990-an Sampai Sekarang Sepanjang tahun 1990, berbagai pelatihan baru di Universitas, pusat riset, konferensi, jurnal, buku teks dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tentang topik di bidang etika komputer. Sebagai contoh, pemikir seperti Donald Gotterbarn, Keith Miller; Simon Rogerson, dan Dianne Martin seperti juga banyak organisasi profesional komputer yang rnenangani tanggung jawab sosial profesi tersebut, seperti Electronic Frontier Foundation ACM-SIGGAS- memimpin proyek yang relevan untuk melakukan riset mengenai tanggung jawab profesional di bidang komputasi. para ahli computer di Inggris, Polandia, Belanda,dan Italia menyelenggarakan ETHICOMP sebagai rangkaian konferensi yang dipimpin oleh Simon Rogerson. Terdapat pula konforensi besar tentang etika komputer CEPE yang dipimpin oleh Jeroen van Hoven, serta di Australia terjadi riset terbesar etika komputer yang dipimpin oleh Chris Simpson dan Yohanes Weckert. Perkembangan yang cukup penting lainnya adalah kepeloporan Simon Rogerson dari De Montfort University (UK), yang mendirikan Centre for Computing and Social Responsibility. Di daiam pandangan Rogerson, ada kebutuhan dalam pertengahan tahun 1990 untuk sebuah "generasi kedua" yaitu tentang pengembangan etika komputer:

The mid-1990s has heralded the beginning of a second generation of Computer Ethics. The time has come to build upon and elaborate the conceptual foundation whilst, in parallel, deueloping the frameworks within which practical action can occur, thus reducing the probability of unforeseen effects of information technology application [Rogerson,Bynum, 19971].

Berkat jasa dan kontribusi pemikiran yang brilian dari para ilmuwan di bidang etika komputer, dimulai dari wener, parker, weizenbaum, sampai pada Rogerson, akhirnya etika computer menjadi salah satu bidang ilmu utama pada banyak pusat riset dan
6

perguruan tinggi di dunia yang akan terus dikembangkan mengikuti perkembangan komputer itu sendiri.

6. Etika Komputer di Indonesia Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan dalam Mengembangkan etika di bidang tersebut. Mengadopsi pemikiri-pemikiran dunia di atas, etika di bidang komputer berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan oleh hampir semua perguruan tinggi di bidang computer di Indonesra. Meskipun banyak perguruan tinggi yang tidak langsung menyebut bidang studinya sebagai etika komputer, tetapi banyak di antara mereka memasukkan etika komputer tersebut pada bidang studi yang relevan. Seperti misalnya UKSW Salatiga melalui Fakultas Teknologi Informasi memasukkan etika computer pada mata kuliah Etika Profesi Bidang TI, dan sebagainya.

1950-an

Nober Wiener ( Pofesor MIT )

1960-an

Donn Parker ( SRI internasional Menlo Park California )

1970-an

J.Weizenbaum Walter Maner

1980-an

James Moor ( Dartmouth College )

1990-an s/d Sekarang

Donald Gotterbarn, Keith Miller, Simon Rogerson, Dianne Martin dll.

Garmbar. Tokoh-tokoh pelopor etika computer B. Beberapa Pandangan dalam Cakupan Etika Komputer Melihat sejarah perkembangan komputer yang telah dibahas di atas, disiplin ilmu yang dikenal sebagai "etika komputer" praktis belum ada sejak tahun 1940 sampai tahun
7

1960. Istilah tersebut mulai muncul setelah Walter Maner di tahun 1970,dan beberapa pemikir aktif etika komputer mulai memasukkan dan mendeskripsikan etika computer sebagai sebuah bidang studi. Ketika memutuskan untuk menggunakan istilah "etika komputer" pada pertengahan tahun 70-an, Walter Maner menggambarkan bidang tersebut sebagai bidang ilmu yang menguji "permasalahan etis yang menjengkelkan, yang diciptakan oleh teknologi komputer". Maner berpendapat bahwa beberapa permasalahan etis sebelumnya sudah ada, diperburuk oleh munculnya komputer yang menimbulkan permasalahan baru sebagai akibat penerapan teknologi informasi. Sementara Deborah Johnson (1985) dalam bukunya Computer Ethics,

menggambarkan bidang ini sebagai satu studi tentang cara yang ditempuh oleh komputer memiliki standar moral baru, yang memaksa kita sebagai penggunanya untuk menerapkan norma-norma baru pula di dalam dunia yang "belum dipetakan". Johnson

merekomendasikan etika terapan dengan pendekatan konsep dan prosedur penggunaan dari utilitarianisme dan kantianisme. Namun, berbeda dengan Maner, ia tidak percaya bahwa computer menciptakan permasalahan moral baru secara keseluruhan. baginya, komputer member sebuah new twist" ke isu-isu etis sebelumnya yang telah ada. James Moor mendefinisikan etika computer di dalam artikelnya "What Is Computer Ethics"" [Apakah Etika Komputer ltu?] yang ditulis pada tahun 1985. Dalam artikel tersebut, Moor mengartikan etika komputer sebagai bidang ilmu yang tidak terikat secara khusus dengan teori ahli filsafat mana pun dan kompatibel dengan pendekatan metodologis yang luas pada pemecahan masalah etis. Moore mengungkapkan etika computer sebagai suatu bidang yang lebih luas dlbandingkan dengan yang didefinisikan oleh Maner atau Johnson. Moor menggambarkan etika komputer sebagai bidang yang terkait dengan "policy Vocuums" and "conceptual muddles" atau kebijakan ruangan hampa dan konseptual yang campur aduk mengenai aspek sosial dan penggunaan secara etis teknologi informasi:

A typical problem in computer ethics arises because there is a policy vacuum about how computer technology should be used. Computers prouide us with new capabilities and these , in turn give us new choices for action.Often,either no policies for conduct in these situations exist or existing policies seem inadequate. A central task of computer ethicsi s to determine what we should do in such cases, that is, formulate policies to
8

guideo ur actions...One difficulty is that along with a policy vocuum there is often a conceptual vacuum. Although a problem in computer ethics may seem clear initially, a little reflection reveals a conceptual muddle. Wha is needed ln such cases is an analysis that provides a coherent conceptual framework within which to formulate a policyf or actlon.(Bynum,2001).

Dari kutipan di atas,terlihat bahwa suatu masalah khas dalam etika komputer muncul karena adanya suatu kebijakan yang belum jelas tentang bagaimana teknologi komputer harus digunakan. Komputer melengkapi kita dengan berbagai kemampuan baru dan ini pada gilirannya member banyak pilihan baru untuk tindakan yang dapat dilakukan.Satu tugas etika komputer adalah menentukan apa yang perlu kita lakukan di dalamnya. Dalam kasus ini adalah merumuskan kebijakan untuk memandu tindakan kita. secara lebih lanjut, Moor mengatakan bahwa teknologi computer itu sebenarnya memiliki sifat revolusioner karena memiliki " logically malleable":

Computers are logically malleable in that they can be shaped and molded to do any actiuity that can be characterized in terms of inputs, outputs and connecting logical operations.. Because logic appliese uerywher,the potential applications of computer technology appear limitless. The computer is the neirest thing we haue to a uniuersal tool. Indeed, the limits of computers are largely the limits of our own creatiuity. (Moor, 1985) Komputer disebut Iogically malleable karena bisa melakukan aktivitas apa pun dalam membantu tugas manusia. Hal ini terjadi karena komputer bekerja menggunakan suatu logika pemrograman tertentu yang bisa dibuat oleh programernya. Logika pemrograman tersebut terhubung dimana-mana sehingga potensi aplikasi teknologi komputer tampak tiada habisnya. Komputer merupakan suatu alat yang universal. Tentu saja batas computer adalah seberapa besar batas dari kreativitas manusia sendiri. Menurut Moor, revolusi komputer sedang terjadi dalam dua langkah. Langkah yang pertama adalah pengenalan teknologi di mana teknologi komputer dapat dikembangkan dan disaring. Ini telah yang terjadi di Amerika sepanjang empat puluh
9

tahun pertama setelah Perang Dunia yang kedua. Langkah yang kedua adalah "penyebaran teknologi di mana teknologi mendapatkan integrasi ke dalam aktivitas manusia sehari-hari dan ke dalam institusi sosial, mengubah seluruh konsep pokok, seperti uang (money),pendidikan (educotion), kerja (work) dan pemilihan yang adil (fair elections).

Tahap 1 Pengenalan Teknologi

Pendidikan

Tahap 2 Penyebaran Teknologi

Bidang lain

Pekerjaan

Keuangan

Industri Gambar. Dua tahap revolusi komputer menurut Moor Cara Moor menggambarkan bidang etika computer sangat sugestif dan kuat serta berakar di dalam suatu pemahaman tentang bagaimana revolusi teknologi berproses. Sekarang ini, pengertian yang diberikan Moor adalah salah satu pengertian terbaik yang ada menyangkut bidang etika komputer tersebut. Meskipun demikian, ada beberapa jalan lain untuk memahami etika komputer sesuai pendekatan teori yang luas ini. Pendekatan lain dilakukan Wiener (1950) di dalam bukunya The Human Use of Human Beings, dan juga yang didiskusikan oleh Moor dalam "What ls Computer Ethics?" Menurut alternatif ini, etika computer mengidentifikasi dan meneliti dampak teknologi informasi terhadap nilai-nilai manusiawi seperti kesehatan, kekayaan, kesempatan, kebebasan, demokrasi, pengetahuan, keleluasaan pribadi, keamanan, pemenuhan diri, dan seterusnya.ini adalah pandangan etika komputer secara lebih luas dalam penerapan etika,sosiologi komputasi, penilaian teknologi,hukum komputer,dan bidang-bidang yang berhubungan dengan itu dan mempekerjakan konsep,metodologi serta teori dari disiplin ilmu ini. Kesuksesan dari pemahaman etika

10

komputer ini dicerminkan ketika pemikiran tersebut didiskusikan dalam konferensi utama seperti National Conference on Computing and Values (1991),dan riset-riset lainnya. Pada tahun 1990, Donald Gotterbarn memelopori suatu pendekatan yang berbeda dalam melukiskan cakupan khusus bidang etika komputer. Dalam pandangan Gotterbarn, etika komputer harus dipandang sebagai suatu cabang etika profesional, yang terkait semata-mata dengan standar kode dan praktik yang dilakukan oleh para profesional di bidang komputasi:

"There is little attention'paid to the domain of professional ethics -- the ualues that guide the day-to-day actiuities of computing professionals in their role as professionals. By computing professional I mean anyone inuolued in the design and deuelopment of computer artifacts...The ethical decisions made duringt hed euelopment of these artifacts haue a direct relationship to many of the issues discussed under the broader concept of computer ethics..." (Gotterbarn 1991). Dengan pandangan di atas, pengertian professional-ethics melekat erat dalam etika komputer.Dengan kepeloporannya tersebut, Gotterbarn akhirnya dilibatkan dalam sejumlah aktivitas terkait dengan penelitian di bidang etika komputer,seperti co-authoring pada pembuatan ACM Code of Ethics and Professional Conduct yang ke tiga serta menetapkan standar perizinan untuk software engineer.

C. Isu-Isu Pokok Etika Komputer Berikut akan dibahas sekilas tentang isu-isu pokok yang berhubungan dengan etika di bidang pemanfaatan teknologi komputer.

1. Kejahatan Komputer Perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, selain membawa dampak positif bagi umat manusia, di sisi lain juga mengundang tangan-tangan kriminl untuk beraksi, baik untuk mencari keuntungan materi maupun sekedar iseng. Hal ini memunculkan fenomena khas yang sering disebut computercrime atau kejahatan di dunia komputer. Kejahatan komputer dapat diartikan sebagai "Kejahatan yang di timbulkan karena penggunaan komputer secara ilegal" (Andi Hamzah, 1989). Selanjutnya, seiring dengan
11

perkembangan pesat teknologi komputer, kejahatan bidang ini pun terus meningkat. Berbagai jenis kejahatan komputer yang terjadi mulai dari kategori ringan seperti penyebaran virus, spam email, penyadapan transmisi sampai pada kejahatan-kejahatanka tegori berat seperti misalnya Carding (pencurianm elalui internet), DoS (Denial of Servicesa) atau melakukan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target sehingga ia tak dapat memberikan layanan lagi,dan sebagainya.

2. Cyber Ethics Salah satu perkembangan pesat di bidang computer adalah internet. Internet, akronim dari Interconection Networking, merupakan suatu jaringan yang menghubungkan komputer di seluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit menjadi satu jaringan yang bisa saling mengakses. dengan internet tersebut,satu komputer dapat berkomunikasi secara langsung dengan komputer lain di berbagai belahan dunia. Perkembangan internet memunculkan peluang baru untuk membangun dan memperbaiki pendidikan,bisnis,layanan pemerintahan,dan demokrasi. Namun,

permasalahan baru muncul setelah terjadi interaksi yang universal di antara pemakainya. Harus dipahami bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin saja memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda. Di samping itu, pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse yang tidak memiliki keharusan menunjukkan identitas asli dalam berinteraksi. Hal itu membuat kita tidak saling mengenal dalam arti kata yang sesungguhnya atau bahkan satu penghuni dunia maya mungkin tidak akan pernah bertatap muka dengan penghuni yang lainnya. Sementara itu, munculnya berbagai layanan dan fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak tidak etis. Permasalahan-permasalahan tersebut di atas, menuntut adanya aturan dan prinsip dalam melakukan komunikasi via internet. Salah satu yang dikembangkan adalah Netiket atau Nettiquette, yang merupakan salah satu etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Seperti halnya berkomunikasi melalui surat atau bertatap muka, berkomunikasdi engan internet memerlukant atacaras endiri Netiket yang paling sering digunakan mengacu kepada standar netiket yang ditetapkan oleh IETF (The Internet EngineeringTask Force) IETF adalah suatu komunitas masyarakat internasional yang terdiri dari para perancang jaringan,operator,penjual dan peneliti yang terkait dengan evolusi arsitektur dan pengoperasian Internet. Organisasi ini terbuka bagi individu di mana pun dan siapa pun yang terkait dengan internet. Untuk lebih jelasnya,kita dapat mengunjungi situs resmi organisas ini
12

di www.ietf.org. dalam kegiatannya,IETF terbagi menjadi kelompok-kelompok kerja yang menangani beberapa topik seputer internet baik dari sisi teknis maupun non teknis, termasuk di dalamnya menetapkan Netiquette Guidelines yang terdokumentasi dalam Request For Comments (RFC):1855.

3. E-commerce Selanjutnya,perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga

menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik y ng disebut Electronic Commerce ( e-commerce). Secara umum dapat dikatakan bahwa e-commerce adalah sistem perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet. Ecommerce merupakan warna baru dalam dunia perdagangan, di mana kegiatan perdagangan tersebut dilakukan secara elektronik dan online. Pembeli tidak harus datang ke toko dan memilih barang secara langsung, melaikan cukup melakukan browsing di depan komputer untuk melihat daftar barang dagangan secara elektronik. Jika mempunyai keputusan membeli,ia cukup mengisi beberapa form yang disediakan, kemudian mengirimkannya secarao nline. Pembayaran bisa dilakukan dengan kartu kredit atau transfer bank, dan kemudian pulang ke rumah menunggu barang datang. Dalam pelaksanaannya e-commerce menimbulkan beberapa Isu menyangkut aspek hukum perdagangan dalam penggunaan system yang terbentuk secara on line networking management tersebut. Beberapa permasalahan tersebut antara lain menyangkut prinsipprinsip yurisdiksi dalam transaksi, permasalahan kontrak dalam transaksi elektronik, masalah perlindungan konsumen, masalah pajak (taxation), kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital, dan sebagainya. Dengan berbagai permasalahan yang muncul menyangkut perdagangan via internet tersebut,diperlukan acuan model hukum yang dapat digunakan sebagai standar transaksi. Salah satu acuan internasional yang banyak digunakan adalah Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996. Acuan yang berisi model hukum dalam transaksi ecommerce tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL sebagai salah satu komisi internasional yang berada di bawah naungan PBB. Model tersebut telah disetujui oleh General Assembly Ressolution No 51/162 tanggal 16 Desember 1996.

4. Pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual Sebagai teknologi yang bekerja secara digital, komputer memiliki sifat keluwesan yang tinggi. Hal itu berarti bahwa jika informasi berbentuk digital maka secara mudah seseorang dapat menyalinnya untuk berbagi dengan orang yang lain. Sifat itu di satu sisi
13

menimbulkan banyak keuntungan, tetapi di sisi lain juga menimbulkan permasalahan, terutama menyangkut hak atas kekayaan intelektual. Beberapa kasus pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut antara lain adalah pembajakan perangkat lunak, softlifting (pemakaian lisensi melebihi kapasitas penggunaan yang seharusnya), penjualan CDROM illegal atau juga penyewaan perangkat lunak ilegal. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat pembajakan perangkat lunak cukup tinggi. survei yang dilakukan Business software Alliance (BSA) pada tahun 2001, menempatkan lndonesia pada peringkat ketiga terjadinya pembajakan terbesar dunia. Dengan peringkat tersebut Indonesia berada di bawah Vietnam sebagai peringkat pertama dan china sebagai peringkat kedua. Kebanyakan pembajakan di Indonesia adalah pembajakan yang di lakukan oleh end user seperti penggunaan satu lisensi untuk banyak PC, pelanggaran kontak lisensi serta pemuatan perangkat lunak bajakan di PC.

5. Tanggung Jawab Profesi Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional di bidang komputer sudah melakukan spesialisasi bidang pengetahuan dan sering kali mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di kalangan masyarakat. Oleh karena alasan tersebut, mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup banyak hal dari konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri mereka dalam hubungan profesionalnya dengan orang lain, mencakup pekerja dengan pekerjaan, klien dengan profesional, profesional dengan professional lain,serta masyarakat dengan profesional. Hubungan ini melibatkan suatu keanekaragaman minat, dan kadang-kadang minat ini dapat masuk ke dalam bertentangan satu sama lain. para profesional computer yang bertanggung jawab, tentunya sadar dengan konflik kepentingan yang mungkin terjadi dan berusaha untuk menghindarinya. Organisasi profesi di AS, seperti Association for Computing Machinery (ACM) dan Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), sudah menetapkan kode etik, syarat-syarat pelaku profesi dan garis-garis besar pekerjaan untuk membantu para profesional computer dalam memahami dan mengatur tanggung-jawab etis yang harus dipenuhinya. Di Indonesia, organisasi profesi di bidang computer yang di dirikan sejak tahun 1974 yang bernama IPKIN (lkatan Profesi Komputer dan Informatika), juga sudah menetapkan kode etik yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan pemakaian
14

teknologi komputer di Indonesia. Kode etik profesi tersebut menyangkut kewajiban pelaku profesi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi,kewajiban pelaku profesi terhadap masyarakat, kewajiban pelaku profesi terhadap sesama pengemban profesi ilmiah, serta kewajiban pelaku profesi terhadap sesame umat manusia dan lingkungan hidup. Munculnya kode etik profesi tersebut tentunya memberikan gambaran adanya tanggung jawab yang tinggi bagi para pengemban profesi bidang komputer untuk menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang profesional dengan baik sesuai garisgaris profesionalisme yang ditetapkan. Isu-isu pokok di bidang etika komputer seperti di atas, yaitu computer crime, cyber ethics, hak atas kekayaan intelektual, perdagangan elektronik serta tanggung jawab profesi akan dibahas lebih mendalam pada setiap bab selanjutnya dari buku ini.

15

Anda mungkin juga menyukai