BAHAN AJAR
KEWIRAUSAHAAN
DISUSUN OLEH
H
Hjj.. R
RA
ASSY
YIID
DA
AH
H,, SS..SSii,, M
MM
M
Program Studi Manajemen Informatika
Di Luar Domisili
2013
HALAMAN PENGESAHAN
BAHAN AJAR
KEWIRAUSAHAAN
DISUSUN OLEH
Ketua Jurusan
Teknologi Informasi
Di Luar Domisili
Disetujui,
Direktur Politeknik Negeri Padang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan bahan ajar kewirausahaan.
Salawat dan salam juga kami untukkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa
manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang beradab.
Bahan ajar ini dibuat untuk menuntun mahasiswa agar lebih mudah dalam melakukan
perkuliahan mata kuliah kewirausahaan. Pada bahan ajar ini terdapat teori untuk masingmasing bab berbeda pembahasannya. Setelah dipahami teori tersebut, ada kesimpulan yangh
diambil dan kemudian dikerjakan latihan pada masing-masing bab tersebut.
Penulis sadar bahwa bahan ajar ini masih ada kekurangannya, untuk itu diharapkan
saran dan kritik pembaca agar bahan ajar ini menjadi lebih baik.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ir. Aidil Zamri, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Padang
2. Drs. Erwadi Bakar, M.Kom, selaku Koordinator Prodi Manajemen
Informatika di luar domisili
3. Ervan Asri, M.Kom, selaku Ketua Jurusan Teknologi Informasi
4. Yance Sonatha, S.Kom, MT, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Informatika
5. Deni Satria, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik Komputer
6. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Akhir kata penulis berharap agar bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan mahasiswa pada khususnya.
Padang, November 2013
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................
iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR...
vi
vii
viii
xii
11
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA.........................................................................
26
BAB 4
ASPEK PEMASARAN........................................................................................
38
BAB 5
ASPEK PRODUKSI.............................................................................................
55
BAB 6
88
BAB 7
91
BAB 8
ASPEK KEUANGAN..........................................................................................
114
BAB 9
RANCANGAN USAHA......................................................................................
140
BAB 1
BAB 2
DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
16
29
Tabel 3 Contoh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Maruki
Internasional Indonesia...
87
125
DAFTAR GAMBAR
80
vi
:2
Jumlah Jam
: 2 Jam / Minggu
: Wajib
Prasyarat
: Lulus Semester II
Waktu pertemuan
1.2. Silabus
Konsep dasar kewirausahaan , analisis potensi diri dan karakter wirausahawan potensial,
peluang-peluang usaha, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek dampak lingkungan,
aspek organisasi dan manajemen, aspek keuangan dan proposal usaha, teknik presentasi
dan aktualisasi hasil karya.
vii
Angkatan
kerja
terdidik
lepasan
perguruan
tinggi
jumlahnya
semakin
meningkat dalam setiap tahun, sementara kesempatan kerja yang tersedia tidak mampu
menampung
mereka
yang
pada
akhirnya
menimbulkan
angkatan
kerja
berupa
529.662 jiwa, yaitu dari 585.358 jiwa pada tahun 2004 menjadi 1.115.020 jiwa pada tahun
2009. Jika diratakan, maka setiap tahun pengangguran berpendidikan tinggi bertambah
hampir 106.000 jiwa. Pada tahun 2008 sebanyak 23,80 persen penganggur adalah mereka
yang memiliki ijazah pendidikan tinggi (diploma). Angka tersebut naik menjadi 26,74
persen pada tahun 2009.
Langkah antisipasi membengkaknya angka pengangguran yang berstatus sarjana
seperti yang terjadi saat ini telah dilakukan oleh Program Studi Manajemen Informatika di
luar domisili Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang dengan
memasukkan
beberapa mata kuliah yang bercorak kewirausahaan pada struktur kurikulum yang berlaku
saat itu.
Perubahan
terutama dalam
yang
sangat
persaingan
drastis
lulusan
pada
semua
dalam
sektor
memperoleh
kehidupan
saat
pekerjaan
menuntut
khususnya
ini
dan Politeknik
Negeri Padang pada umumnya untuk membekali lulusannya dengan kemampuan adaptasi
dan kreativitas agar dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Oleh sebab itu diperlukan perubahan paradigma dalam kurikulum yang tidak hanya
memfokuskan diri pada isi yang harus dipelajari, namun lebih menitikberatkan pada
kemampuan apa yang
lulusannya
sehingga
dapat
menghadapi
kehidupan di masa depan yang lebih baik serta dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Berangkat dari dasar pertimbangan tersebut maka Program Studi Manajemen
Informatika di luar domisili menetapkan profil lulusan berdasarkan hasil analisis
perkembangan
lingkungan eksternal
lulusan
dimaksudkan
yang
dan
internal
yang
telah
diharapkan
dilaksanakan.
dapat
dilakukan
Profil
oleh
lulusan Program Studi di dalam masyarakat atau dunia kerja yang akan dilakoni,
atau
menjadi
apa
lulusan
bahwa profil
Program
Studi
lulusan adalah
lulus nanti?. Profil lulusan Program Studi Manajemen Informatika di luar domisili
ditetapkan, sebagai berikut:
1. Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik dengan menganalisis
informasi secara terbatas , memilih metode yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku,
serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
2. Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan mampu menyelaraskan
dengan permasalahan factual di bidang kerjanya
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam
lingkup terbatas dan memiliki inisiatif
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas
dan mutu hasil kerja orang lain
Berangkat
dari
profil
lulusan
Program
Studi
domisili yang diharapkan tersebut sebagai outcome program pendidikan, maka dirumuskan
kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan sebagai output proses pembelajaran pada
Program Studi Manajemen Informatika . Kompetensi lulusan ditetapkan dengan menjawab
pertanyaan: Untuk menjadi profil lulusan sebagaimana yang telah ditetapkan tersebut,
maka
lulusan harus
Berdasarkan
kajian
terhadap
telah
dicanangkan
oleh
terdiri
dari
sebagai berikut:
1.
lulusan
Program
a. Mampu merancang alokasi sumberdaya alam, manusia, modal dan sosial untuk
meningkatkan efisiensi operasi teknologi informasi.
b. Mampu bekerjasama dalam tim yang multidisiplin.
c. Memiliki pemahaman etika bisnis berwawasan teknologi informasi.
d. Mampu merancang pengoperasian dan pengembangan unit usaha teknologi informasi
baru yang inovatif, menciptakan nilai tambah.
e. Mampu mengidentifikasi dan berani mengambil resiko serta mampu mengantisipasi
ketidakpastian dalam menjalankan usaha.
ix
f. Mampu berpikir analitis dan sintetis untuk mengevaluasi dan memberikan solusi
pengembangan pada teknologi informasi.
g. Mampu bernegosiasi dan berkomunikasi secara efektif dengan pemangku kepentingan
dalam pengembangan teknologi informasi.
h. Memiliki kepekaan
pada persoalan
sosial
budaya masyarakat
terkait dengan
2. Kompetensi Pendukung
Kompetensi pendukung adalah
Mampu membangun komunikasi dengan semua pelaku usaha (secara vertikal dan
horizontal).
informasi
3. Kompetensi Lainnya
Kompetensi lainnya adalah kompetensi yang merupakan bekal bagi lulusan agar
mempunyai keluasan dalam memilih bidang kehidupan serta dapat meningkatkan kualitas
hidupnya. Kompetensi tersebut, adalah sebagai berikut:
a. Mampu memberikan apresiasi pada budaya masyarakat lokal.
b. Mampu memanfaatkan dan mengoperasikan keunggulan teknologi informasi untuk
menunjang usaha/pengembangan bisnis.
c. Menguasai bahasa internasional
Setiap kompetensi yang telah ditetapkan tersebut setidaknya mengandung lima
elemen kompetensi sebagaimana
No.045/U/2002, yakni: (a) landasan kepribadian, (b) penguasaan ilmu dan keterampilan, (c)
kemampuan berkarya, (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian
x
berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, dan (e) pemahaman kaidah berkehidupan
bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Setiap kompetensi lulusan
dianalisis apakah mengandung satu atau lebih elemen-elemen kompetensi tersebut. Untuk
menganalisis adanya muatan elemen kompetensi di setiap kompetensi, salah satu cara yang
bisa dilakukan adalah dengan mengecek kemungkinan strategi pembelajaran yang akan
diterapkan untuk mencapai kompetensi tersebut. Jika kompetensi mengandung elemen (a)
landasan kepribadian yang lebih bersifat softskills, nantinya bisa diselipkan dalam bentuk
hidden curriculum. Jika kompetensi tersebut mengandung elemen (b) penguasaan ilmu dan
ketrampilan, maka bisa diajarkan dalam bentuk mata kuliah. Jika kompetensi mengandung
elemen (c) kemampuan berkarya, maka kompetensi tersebut bisa ditempuh dengan praktek
kerja tertentu, dan bila kompetensi tersebut mengandung elemen (d) sikap dan
perilaku dalam berkarya, maka di dalam praktek
sikap
dan
perilaku.
Terakhir,
bila
kerja
tersebut
harus
bermuatan
xi
Bahan ajar ini dibuat sebagai bahan acuan materi dan pelaksanaan perkuliahan
Kewirausahaan untuk Program Studi Manajemen Informatika Di Luar Domisili. Pada buku
ini terdapat garis-garis besar materi perkuliahan yang terdiri dari 10 bab, dimana 1 bab
digunakan untuk 1 kali pertemuan dan ada 1 bab digunakan untuk beberapa kali pertemuan.
Masing-masing bab dilengkapi dengan latihan.
Sebagai upaya dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran pada mata kuliah
Kewirausahaan, maka dibutuhkan bahan ajar berupa buku sebagai pelengkap dalam aktivitas
pembelajaran. Penulisan buku ajar mata kuliah Kewirausahaan ini mengacu pada sasaran
belajar dan pembelajaran untuk mencapai kompetensi sebagaimana yang tertuang dalam
RPKPS. Secara keseluruhan buku ini tersusun dalam
Gambaran konsep kewirausahaan dalam konteks pilihan karir (Bab 1), analisis potensi diri dan
karakter wirausahawan potensial (Bab 2) dan Peluang-peluang usaha yang dapat dipilih sesuai
potensi diri (Bab 3); Aspek-aspek yang perlu
lingkungan (Bab 6), aspek organisasi dan manajemen (Bab 7) dan aspek keuangan (Bab 8);
pentingnya rancangan usaha yang telah disusun dalam
xii
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
risiko
atau
sama
juga dikemukakan oleh Blaudeu (1797) bahwa kewirausahaan adalah orang-orang yang
menghadapi resiko, merencanakan,
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
halnya Albert Shapero (1975)
dengan
penekanan
pada
penciptaan
hal-hal
baru
dan
resiko,
resiko
waktu
keuangan,
dan
fisik, serta
upaya
resiko
yang
sosial
diperlukan,
yang
mengiringi,
menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Wennekers dan Thurik (1999) melengkapi pendefenisian kewirausahaan
dengan mensintesiskan
dan
peran
fungsional
wirausahawan
sebagai:
"...kemampuan
kemauan nyata seorang individu, yang berasal dari diri mereka sendiri,
dalam tim di dalam maupun luar organisasi yang ada, untuk menemukan dan
menciptakan peluang ekonomi baru yang meliputi
produk,
skema
organisasi
serta untuk
ide-ide
mereka
dan
kombinasi
kepada
pasar,
barang-pasar
dalam
menghadapi
metode
produksi,
memperkenalkan
lain, dengan membuat keputusan mengenai lokasi, bentuk dan kegunaan dari
sumberdaya dan instusi". Selain menekankan pada penciptaan hal-hal baru dan
resiko, defenisi
menekankan
yang
pada
dikemukakan
oleh
dan
Thurik
sebagai
semangat,
Tahun
sikap,
1995
yang
mendefenisikan
dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
menciptakan,
meningkatkan
baik
juga
Wennekers
menerapkan
efisiensi
cara
dalam
kerja,
teknologi
rangka
dan
memberikan
produk
pelayanan
mencari,
baru
dengan
yang
lebih
berbagai pendapat
merupakan
tersebut,
kemauan dan
yang
telah
dikemukakan,
dapat
ditarik
kesimpulan
kemampuan
seseorang
dalam
tanpa
bahwa
mengecilkan
kewirausahaan
menghadapi
berbagai
2
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
resiko dengan mengambil inisiatif untuk
hal
baru
tujuan
melalui
untuk
menciptakan
pemanfaatan
memberikan
dan
melakukan
pelayanan
yang
terbaik
kepada
haldengan
seluruh pemangku
bakat lahiriah
wirausahawan
dengan
itu
untuk
dibentuk
perkembangan
menjadi
wirausahawan
atau
sebaliknya
cara
pendekatan,
yakni pendekatan
klasikal
dan
event
atau
dan
pendekatan
karakter
untuk
event
seseorang
menjadi
studies
yang
merupakan
wirausahawan
menjelaskan
tidak
bahwa
pembawaan sejak
dapat
dipelajari.
faktor-faktor
lahir
Sedangkan
lingkungan
yang
event
studies.
dari
pendapat yang
Menjadi
kedua
lebih
pendapat
dengan
moderat
pendekatan
adalah
tidak
yang
berbeda
tersebut,
mempertentangkannya.
ataupun hanya karena dibentuk. Wirausahawan yang akan berhasil adalah wirausahawan
yang
memiliki
pelatihan
atau
dalam
dibentuk
melalui
suatu
pendidikan,
tanpa
adanya
sebagai
wirausahawan,
setelah
mengikuti
pendidikan,
pelatihan ataupun
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
mencoba memanfaatkan bakat yang dimilikinya. Oleh karena itu, tidak
mengandalkan
bakat, namun yang terpenting adalah memiliki kemauan dan motivasi yang kuat untuk
mulai belajar berwirausaha.
satu
kunci
sukses
untuk
berhasil
menjadi
wirausahawan
seseorang yang berguna bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakatnya melalui
pencapaian
prestasi
kerja
sebagai seorang
wirausahawan.
Apabila
seseorang
memiliki keyakinan bahwa bisnis yang (akan) digelutinya itu sangat bermakna
bagi hidupnya, maka dia akan berjuang lebih keras untuk sukses.
Beberapa
mungkin
berkarir
Manfaat
manfaat
saja sulit
atau
atau
bekerja
tersebut
yang
dapat
bahkan
diperoleh
tidak
melalui
dapat
berwirausaha
diperoleh
jika
yang
memilih
terdiri
dari
menjadi
pekerjaannya.
melaksanakan aktifitas
pekerjaannya
sendiri
dengan
dengan
memiliki
menentukan
Dengan
suka
demikian
cita
kebebasan
tanpa
untuk
dicapai,
dalam
kita
melakukan
juga
memiliki
terbebani.
menentukan
dalam
kebebasan
perubahan-perubahan
yang
keuntungan
untuk mengambil
menurut
yang
tindakan
dapat mencapainya.
b.
berwirausaha,
masyarakat. Wirausahawan
yang
dibutuhkan
masyarakat
sosial
memiliki
menciptakan
oleh masyarakat.
terutama
melalui
kita
kesempatan
produk
Pemberian
untuk
(barang
berperan
bagi
dan/atau
jasa)
penciptaan
akan
jawab
berdampak
4
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
pada
adanya
Adanya
pengakuan
manfaat
dapat
bagi
dan
diri
menjadi motivasi
kepercayaan
sendiri
tersendiri
dan
masyarakat
bagi
kita
dalam
tergerak
berwirausaha
untuk
mulai
seseorang
untuk
dalam
menjalankan
menanamkan
karirnya
karirnya
dalam
hati
tersebut.
kita
Kesuksesan
atau
sangat tergantung
dari
Seandainya
bahwa
dengan
kita dapat
berwirausaha
akan memberikan manfaat bagi diri kita dan masyarakat, serta manfaatmanfaat lain
untuk
yang akan
memulai
diperoleh,
mungkin
kita
akan
termotivasi
rasional-intelektual,
mengenali
peluang
dan
potensialitas
pasar,
emosional-sosial,
menjalin
hubungan
dengan
atau
melayani
emosional-intrapersonal
(psiko-personal),
aktualisasi
jatidiri
potensi- potensi diri dalam wujud suatu produk atau jasa yang layak pasar.
spiritual,
mewujudkan
dan
menyebarkan
nilai-nilai
seseorang
yang
memulai
berwirausaha
termotivasi
untuk
mencari
jika
mengejar
apa
saja
keuntungan
tanpa
fokus
mempertimbangkan
kita
berwirausaha
prinsip-prinsip etika
hanya
untuk
untuk
mencapai
keuntungan dan kekayaan. Kita perlu sepakat bahwa keuntungan dan kekayaan
yang dapat kita raih hanyalah merupakan konsekuensi dari kemampuan kita
untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada stakeholders kita. Inilah
5
Bahan Ajar Kewirausahaan Bambang Darmawan
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
alasan yang mendasari motivasi material menempati tingkatan yang terendah.
Berbeda halnya jika kita memulai berwirausaha sebagai modus beribadah
kepada Tuhan,
senantiasa
apapun
tindakan
yang
kita
lakukan
dalam
berwirausaha
dilandasi dengan nilai ibadah yang kita peroleh. Dengan motivasi spiritual
pemanfaatan
potensi
diri
kita
sebagai
bentuk rasa syukur atas nikmat potensi yang diberikan tersebut sehingga kita
tidak dikategorikan sebagai orang yang mubazir. Dengan motivasi spiritual kita
akan
memberikan
memperhatikan
pelayanan
kelestarian
yang
terbaik
lingkungan.
kepada seluruh
Dengan
stakeholders
dan
berikan tersebut kita harus yakin akan memberikan keuntungan bagi kita. Dan
bukankah dengan melakukan tindakan-tindakan terbaik bagi diri kita, orang lain
dan lingkungan adalah perbuatan yang bernilai ibadah di sisi Tuhan? Inilah
alasan yang mendasar sehingga motivasi spiritual ditempatkan pada tingkatan tertinggi.
pembelajaran
kewirausahaan
pada
Fakultas
Pertanian,
dan
potensi-potensi diri
sebagai
pembelajar
kewirausahaan.
Kata
eksistensial
dalam hal ini memiliki tiga arti, yaitu: (1) keberadaan manusia itu sendiri, atau,
cara
khusus
manusia
dalami
menjalani hidupnya;
(2)
makna
di
hidup;
dan
(3)
dalam
hidupnya,
dirinya
dibutuhkan kesadaran akan diri, tahu diri dan tahu menepatkan dirinya baik sebagai
pribadi maupun
kebebasan
dalam memilih dari berbagai jenis pilihan yang dianggap benar untuk mencapai
sebagaimana
adanya, karena
hidup
selesai sehingga dapat diubah dan bahkan harus diubah ke arah yang
untuk
berbuat
dan
diinginkan
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
bahwa Tuhan telah memberikan kelebihan-kelebihan kepada dirinya yang bisa jadi
tidak
dimiliki
oleh
orang
lain,
dan
jika
kelebihan-kelebihan
tersebut
tidak
dan
menjadi
cukup mendasar
sebagaimana
mendefenisikan kewirausahaan
diri
(bakat,
sebagaimana
yang
eksistensial
sikap, pengetahuan,
yang
telah
serta
diuraikan,
sebagai
keterampilan)
diinginkan,
jalur
Suryana
aktualisasi
untuk
menghasilkan
alasan-alasan
potensi-potensi
menciptakan
produk/jasa
(2005)
dunia
yang
esok
berfungsi
meningkatkan kualitas hidup sesame manusia dan menyajikannya pada tingkat harga
dan tempat yang terjangkau oleh pemakai (konsumen)
mengendalikan
konsekuensi
stakeholders dan
komunitas
penerimaan
mengendalikan
bisnis
dan
yang
dampak
lingkungan
wajar bagi
ke arah
global
yang
membutuhkan
serta
dirinya
para
dan
dengan
menjadikan
lokal,
entitas bisnisnya
defenisi
tersebut,
kewirausahaan
eksistensial
dilandasi
dengan
Fungsi
Kekhalifahan
wewenang pengelolaan
tambah
bagi
Bumi
Manusia.
kepada
Tuhan
manusia
telah
untuk
mendelegasikan
menciptakan
nilai
Nilai-nilai
Terpadu.
Produk
yang
diciptakan
wirausaha
merupakan
Efektivitas
Pelayanan.
Wirausaha
pendukungnya
menciptakan
hingga
pengguna
sistem
penyampaian
dapat
menjangkaunya
Profitabilitas
yang
Adil.
Profit
merupakan
syarat
dan
indikator
keberhasilan usaha, perlu terdistribusi secara adil antar stakeholders, karena itu tidak
harus mencapai tingkat maksimum
e. Asas
usahanya
Sustainabilitas.
agar tidak
Wirausaha
merusak
mengendalikan
(negatif),
dan
dampak
bahkan
lingkungan
berusaha
dari
menciptakan
Asas
Bisnis
sebagai
Simpul
Komunitas.
Wirausaha
tidak
membatasi
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
kiprahnya
hanya pada
transaksi-transaksi
bisnis
semata,
tapi
berlanjut
dengan
1.2 Rangkuman
Mengingat besarnya manfaat yang dapat diperoleh melalui kewirausahaan terutama
untuk memperbaiki kualitas hidup individu dan kualitas berkehidupan, maka kewirausahaan
perlu tetap dipelihara sebagai salah satu alternatif pilihan karir atau misi untuk mengisi hidup
secara bermakna. Mengapa selalu menggantungkan hidup pada orang lain sementara kita
telah dibekali oleh Tuhan berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mandiri atau
malah memberikan peluang kerja bagi orang lain. Tugas kita adalah bagaimana mengenal
potensi diri yang ada dan memanfaatkannya.
Menjadi wirausahawan tidak semudah kita mengucapkannya, namun dengan bersedia
menjadi
modal
pembelajar
awal
kewirausahaan
mengenal
setidaknya
kewirausahaan
beserta
dapat
seluruh
aspek-aspeknya yang
dapat
dijadikan dasar untuk memilih kewirausahaan sebagai alternatif karir masa depan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Inti proses kehidupan ini ialah pembelajaran diri
secara
belajar untuk sekadar mengetahui kewirausahaan, namun perlu ditindaklanjuti untuk belajar
menerapkan apa yang dipelajari mengenai kewirausahaan, dan pada akhirnya dapat belajar
menjadi wirausahawan yang unggul.
Setiap orang telah dibekali dengan berbagai potensi yang berbeda-beda oleh Tuhan.
Salah satu penemuan terpenting pada diri seseorang adalah ketika ia mampu menemukan
potensi dirinya yang dapat ia tumbuh kembangkan menjadi sebuah potensi unggulan untuk
mencapai kesuksesan yang akan dicapai dalam kehidupan. Tugas penting setiap pribadi
adalah menggali, mengenali dan mengembangkan potensi dirinya yang telah Tuhan
berikan, sebagai wujud syukur nikmat atas pemberian-Nya dan juga merupakan
syarat mutlak yang penting untuk dilakukan bagi seseorang yang ingin meraih
kesuksesan dan
kebahagiaan
dalam
hidupnya.
Olehnya
itu,
setiap
pembelajar
wirausaha dapat memilih titik awal dan rute perjalanan yang berlainan berdasarkan
potensi diri yang dimilikinya menuju posisi wirausaha paripurnanya masing-masing.
Berangkat
diupayakan memberi
dari
proses
ruang
pilihan
pembelajaran
yang
luas
kewirausahaan
bagi
mahasiswa
eksistensial
untuk
ini,
memilih
gagasan/ide usaha atau produk sesuai dengan potensi dirinya masing-masing, ibarat
di sebuah kafetaria setiap pengunjung dapat memilih makanan dan minuman dengan
sistem
swalayan sesuai
dengan seleranya
dan
tentunya
kemampuan
finansial
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
yang
dimiliki.
pembentukan
Metode
pembelajaran dirancang
karakter-karakter
dan
diterapkan
selaras
dengan
1.3 Latihan
1. Jelaskan apa itu kewirausahaan eksistensial?
2. Apakah pembelajaran kewirausahaan hanya diperlukan bagi mereka yang ingin berkarir
sebagai wirausahawan? Jelasankan!
3. Setelah
Anda
awal mengenai
membaca
4. Setelah
pembelajaran
kewirausahaan
mengibaratkan (metafor)
Anda
materi
yang
kewirausahaan
telah
ini
disertai
ada
dengan
sebelumnya,
sebagai
apa?
pengetahuan
maka
Jelaskan
Anda
mengapa
mengibaratkan demikian!
lulus
nanti
sebagai wirausahawan?
(sebagai
sarjana),
Apakah
Anda
berniat
berkarir
yang sesuai)
5. Apa
saja
harapan
terkait dengan
pembelajaran,
Anda
dosen/tutor,
dalam
pembelajaran
fasilitas
mata
pembelajaran,
kuliah
materi
Kewirausahaan-1
dan
metode
Referensi
Alma, Buchari Oktober, (2000), Manajemen Pemasaran dan Jasa, ALFABETA,
Bandung.
Slot, R, dan Minnaar, G, H, (1996), Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan,
Terjemahan Kwik Kian Gie, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Basu Swasta DH, dan Irawan, MBA, (1980), Manajemen Pemasaran Modern,
Lembaga Akademi Manajemen Perusahaan, YKPN, Yogyakarta.
Bahan Ajar Kewirausahaan Bambang Darmawan
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Winardi, (1981), Manajemen Pemasaran, Sinar Baru, Bandung.
Alma, Prof. Dr. Buchari, 2007, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Kasmir, 2007, Kewirausahaan, PT RajaGrafindo Perkasa, Jakarta.
Soesarsono, 2002, Pengantar Kewirausahaan, Buku I, Jurusan Teknologi Industri IPB,
Bogor.
Suryana, 2001, Kewirausahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Tunggal, A.W., 2008. Pengantar Kewirausahaan (Edisi Revisi). Harvarindo, Jakarta
10
BAB 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
11
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari bab ini mahasiswa mengetahui tentang potensi diri dan
karakter wirausahawan potensial.
namun belum memanfaatkannya. Olehnya itu, pada bagian ini kita mencoba belajar
untuk mengenal diri kita masing-masing dengan kembali merekam perjalanan hidup
kita sejak lahir hingga saat ini dan menuliskannya dalam bentuk esei Siapa Aku?.
Dalam pembelajaran kewirausahaan ini, kita tidak berhenti hanya sampai
mengenal diri kita sendiri. Ada baiknya kita juga mengenal bagaimana karakter yang
harus dimiliki oleh seorang wirausahawan yang berhasil. Dengan mengenal karakter
seorang wirausahawan, kita dapat memproyeksikan diri
karakter tersebut. Seandainya dari hasil proyeksi diri menunjukkan bahwa kita telah
dominan memiliki karakter yang dimiliki wirausahawan, ada baiknya juga kita mengenal
keterampilan dan kegemaran apa yang telah kita miliki, karena mungkin ide bisnis
muncul dari pemanfaatan keterampilan dan kegemaran tersebut. Untuk mewujudkan
ide bisnis menjadi sebuah kenyataan, tentunya diperlukan dukungan finansial dalam
bentuk modal awal. Oleh sebab itu, kita perlu pula membuat kalkulasi sumber modal
awal dari pihak internal (diri sendiri dan keluarga). Kita dapat melakukannya dengan
mencoba menyusun neraca pribadi untuk mengetahui nilai
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
Setelah melalui proses pengenalan potensi yang ada pada diri kita, baik
karakter, keterampilan, kegemaran maupun potensi perolehan modal awal yang dapat
dimanfaatkan, ada baiknya kita perlu merumuskan visi dan misi pribadi. Bagi yang
telah memiliki visi dan misi pribadi sebelumnya, barangkali setelah melakukan
pengenalan potensi diri dan potensi wirausahawan pada pembelajaran ini, kita perlu
melakukan revisi.
penuh suka
kehidupan yang
dimiliki lebih memprihatinkan daripada diri kita atau mungkin saja dia
memulai
hikmah
atau
pelajaran-pelajaran
penting
dari
berbagai pengalaman hidup (suka dan duka) yang pernah dialami di masa lalu.
12
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
Mengenang kembali masa lalu bukan berarti kita harus larut dengan
suka
maupun duka
pengalaman
yang
tersebut
pernah
kita
dialami,
tetapi
setidaknya
dari
mengapa kita bisa seperti saat ini. Hidup akan terus kita jalani hingga batas
akhir yang entah kita tidak tahu waktunya, namun yang pasti kita
akan
mencapai
akhir
titik
akhir
dari
kehidupan
ini.
Demikian
halnya
dengan
kehidupan, apa yang akan terjadi terhadap diri kita di masa yang akan
datang segalanya penuh dengan ketidakpastian. Masa lalu yang pernah kita
jalani
tidak
mungkin
terulang kembali,
tetapi
bukan
berarti
kita
harus
melupakannya. Bisa jadi apa yang pernah kita alami dapat menjadi pelajaran
untuk
meniti
mengendarai
hidup
ke
kendaraan,
masa
depan.
sesekali
kita
Hidup
harus
ini
ibarat perjalanan
menengok
ke
dengan
belakang (melalui
kaca spion kendaraan) meskipun kita tetap melaju ke depan. Apa jadinya jika kita
mengendarai kendaraan tanpa sesekali memperhatikan ada apa di belakang kita?
Meskipun demikian, jangan pula perjalanan hidup menuju ke masa depan kita
lakukan dengan selalu melihat ke masa lalu, hidup didominasi oleh masa lalu
seakan-akan kita hidup di masa lalu. Apa jadinya pula jika kita mengendarai
kendaraan dengan perhatian selalu tertuju ke belakang?
berkendaraan
motivator
ini
seperti
kelahiran
apa
Kanada,
yang
dikatakan
oleh
bahwa:
Saya
belajar
Ilustrasi
perjalanan
kesalahan
dan
kegagalan saya, tapi setelah itu saya akan meninggalkan mereka di belakang dan
menguburnya dalam-dalam, agar mereka tidak bisa menghalangi saya untuk maju di
kemudian hari.
Sebagai
adalah
langkah
awal
untuk
dengan mempertanyakan
pada
memutar
diri
kita
rekaman
sendiri
masa
dengan
lalu
kita
pertanyaan
Siapa Aku?. Pertanyaan ini nampaknya singkat dan cukup sederhana, namun
mungkin
ketika
kita
ingin
menyebutkan
nama kita, nama orang tua kita, alamat domisili kita. Namun pertanyaan ini
setidaknya dapat menjawab ada apa di balik diri kita dan diri kita lebih dari
sekadar mewarisi sifat-sifat keturunan dari orang tua. Melalui pertanyaan ini
kita harus menyadari bahwa diri kita terbentuk dari rangkaian peristiwa dan
pengalaman sepanjang perjalanan hidup kita sejak lahir hingga menjadi dewasa seperti
13
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
saat ini.
Sejak kita lahir, kita dibesarkan oleh keluarga yaitu kedua orang tua
kita, ayah dan ibu
kita.
Namun tidak
mustahil
dibesarkan oleh orang tua kandung. Siapa pun yang membesarkan dan mendidik
kita, merekalah orang tua kita dalam fungsinya sebagai pengasuh dan pendidik
kita.
Siapa
pun
membesarkan,
saat dapat
mereka,
mengasuh,
melepaskan
tidak
dapat dipungkiri
mendidik
dan
diri sebagai
bahwa
mempersiapkan diri
merekalah
yang
kita
suatu
agar
menentukan sendiri
tindakan dan langkah apa yang dapat dilakukan untuki menuju ke masa depan dan
tentunya
bertanggung
dewasa.
Kedua orang
pengalaman
belajar
jawab
tua
dan
terhadap
diri
kitalah
yang
kita
sendiri
sebagai
pertama
pengalaman hidup
kepada
kali
kita
manusia
memberikan
yang
mungkin
sebagian dari pengalaman tersebut ternyata berguna sebagai bekal dasar bagi
pengembangan
karir
kewirausahaan
yang
akan
kita
pilih.
mulai dapat berjalan dan memiliki keberanian untuk keluar dari rumah, bergaul
dengan anak-anak tetangga atau teman-teman sebaya kita di sekitar rumah, di
saat itulah kita memulai memasuki pendidikan di luar rumah. Di masa-masa
inilah
kita
menjalani suatu
proses
pendidikan
informal.
Ketika
kita
sudah
menginjak usia sekolah, kita mulai disekolahkan, mungkin dimulai dari taman
bermain atau taman kanak-kanak, selanjutnya ke sekolah dasar, sekolah lanjutan
pertama, sekolah lanjutan atas hingga saat ini duduk di bangku perguruan tinggi.
Masa pendidikan di sekolah ini merupakan masa pendidikan formal kita. Di
saat yang sama, mungkin kita mengikuti berbagai kegiatan ekstra kurikuler, semisal
pramuka, palang merah, olah raga, seni dan sebagainya. Saat yang sama pula kita
mengalami proses pembelajaran
Berbagai
masa
rentetan
pendidikan tersebut,
secara non-formal.
peristiwa-peristiwa
bisa
jadi
kita
yang
dapat
telah
kita
memperoleh
lalui
di
pengalaman-
pengalaman yang dapat membentuk karakter kita dan mungkin saja menjadi
penguat tekad kita dalam memilih karir sebagai wirausaha.
Sebagian dari kita mungkin mulai bekerja mencari nafkah setelah lepas
dari masa- masa sekolah. Tetapi tidak jarang pula, ada di antara kita yang
telah
melakoni
sebagai pekerja
sambil
bersekolah
atau
malah
telah
mulai
bekerja sejak usia dini baik sekadar membantu orang tua atau pun bekerja
14
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
secara mandiri. Bagi yang telah bekerja sambil bersekolah atau sejak usia
dini, masa pengalaman mencari nafkah terjadi bersamaan atau menjadi bagian
dari proses asuhan dalam keluarga pendidik maupun proses pendidikan di luar
bbrumah. Peristiwa-peristiwa
yang
mencari nafkah ini, bila kita renungkan secara mendalam, kita akan memperoleh hikmah
dan lebih memperkuat lagi tekad kita untuk memilih karir sebagai wirausahawan.
Dukungan
anak
keluarga
(prokreasi)
yakni
suami
atau
istri
bahkan
anak-
sebagai wirausahawan. Jika masih berstatus lajang dan belum ada niat untuk mengakhiri
status lajang, berarti masa pembentukan keluarga prokreasi ini belum dialami. Tetapi
sebagai manusia normal, tentunya ada keinginan dan mungkin tidak lama lagi
akan memasuki masa ini. Barangkali ada baiknya juga sebelum memasuki masa
ini, ada upaya yang kita lakukan untuk membicarakan dan menyepakati jalur karir yang
akan ditempuh dengan (calon) pasangan kita.
Pengalaman menjalani kehidupan sejak lahir hingga dewasa sebagaimana yang
tergambar dari pemutaran rekaman masa lalu kita seperti yang telah diuraikan, maka
untuk memudahkan menjawab pertanyaan Siapa Aku? ada baiknya kita dapat
mengungkapkannya dalam periode masa yang dipilah menjadi:
a. Masa asuhan dalam keluarga pendidik
b. Masa pendidikan di luar rumah
c. Masa pengalaman mencari nafkah
d. Masa pembentukan keluarga prokreasi
Untuk membantu dalam mengungkapkan pengalaman-pengalaman penting bagi
pembentukan diri, beberapa contoh pertanyaan sesuai dengan bagian masa yang hendak
diungkapkan disajikan pada Bingkai 1.
Berangkat dari rekaman masa lalu sebagai sketsa wajah
baiknya untuk kepentingan pembelajaran kewirausahaan perlu pula kita mengenal sketsa
wajah yang lain, yaitu sketsa wajah wirausahawan. Karakter-karakter apa saja yang
mutlak dimiliki oleh seorang wirausahaan. Dari sketsa wajah wirausahawan tersebut,
Anda dapat bercermin dan mencoba menarik kesimpulan menyangkut karakter-karakter
wirausahawan mana saja yang dominan yang ada pada diri kita.
Karakter yang dimiliki oleh wirausahawan sukses pada dasarnya merupakan
15
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
hasil dari
perpaduan berbagai
terwujud dalam aktualisasi diri dalam bentuk sikap dan perilaku yang
menunjukkan
bahwa mereka memang memiliki karakter tersebut. Sikap dan perilaku sangat
dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang
baik berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan
oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.
Tabel 1
Pedoman Pertanyaan Berdasarkan Masa
SIAPA AKU?
1.
Siapa nama lengkapku, nama panggilanku, yang memberikan aku nama dan makna dari
namaku?
Hal-hal apa atau pengalaman-pengalaman apa yang aku peroleh dari ayah-ibuku
atau siapa pun yang mengasuhku yang dinilai menentukan jalan hidupku saat ini
dan mengapa demikian?
Hal-hal apa yang paling aku sukai dari pekerjaan ayah dan/atau pekerjaan ibuku
dan mengapa aku menyukainya?
2.
Saat umur berapa aku mulai sekolah di TK, SD, SMP, SMA hingga aku
masuk ke perguruan tinggi?
Lembaga-lembaga lain non-sekolah tempat aku belajar dan saat kapan aku belajar di tempat
itu?
Hal-hal apa yang paling aku sukai dari pekerjaan ayah dan/atau pekerjaan ibuku
dan mengapa aku menyukainya?
3.
Sejak umur berapa aku bekerja mencari nafkah membantu orang tua, bekerja apa dan berapa
lama?
Jenis-jenis pencarian nafkah apa yang aku alami kemudian dan berapa lama?
Aktifitas-aktifitas sosial apa yang pernah aku ikuti? Kapan dan di mana?
Diantara berbagai jenis pekerjaan mencari nafkah dan aktifitas sosial yang pernah
aku lakukan, yang mana yang memberikan kepuasan terhadap diriku dan mengapa
aku berpendapat demikian?
Hal apa yang membuat aku tertarik pada (calon) istri/suamiku tersebut?
Pengalaman apa yang dapat aku tarik dari pengalaman hidup (calon) istri/suamiku
dan sebaliknya pengalaman apa yang dapat ditarik oleh (calon) istri/suamiku dari
pengalaman hidupku?
Dukungan apa yang dapat aku harapkan dari keluarga terhadap pekerjaanku
dan sebaliknya dukungan apa yang keluarga harapkan dari pekerjaanku?
Sumber: disadur dan dikembangkan dari Suryana, A.S. dkk (1995)
16
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
2.1.2 Karakter Wirausahawan Potensial
Pengertian kewirausahaan yang berbeda-beda oleh para ahli menyebabkan
pula beragamnya pendapat terhadap karakter-karakter yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan
sukses.
Kao
(1983)
dalam
bahwa
pada
tugas
laba,
ketekunan
dan
ketabahan,
memiliki
tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
3. Pengambil resiko dengan watak memiliki kemampuan mengambil resiko
17
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
dan suka pada tantangan.
4. Kepemimpinan dengan watak bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul
dengan orang lain, suka terhadap[ kritik dan saran yang membangun.
5. Keorisinilan
dengan
watak
memiliki
inovasi
dan
kreativitas
tinggi,
dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus
mengejar
prestasi
yang
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan
kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
8. Mengembangkan
dan
memelihara
hubungan
baik
dengan
berbagai
pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak. Hubungan baik yang
sendiri, melainkan
membutuhkan
dan
tertentu.
hasil
Dari
untuk
bersedia
yang
ditawarkan
untuk membelinya
penjualan
tersebut,
ia
ditujukan
kepada
sebagai
orang
bukan
untuk
pihak
dengan
lain
yang
tingkat
harga
lebih
lanjut.
peranan
sosial
yang
berputar. Ukuran-ukuran
Dalam
pengertian
menjadikan
lain
dari
ini,
wirausahawan
ekonomi
kesuksesan
suatu
seorang
adalah sebagai
komunitas
dapat
wirausahawan
adalah
meningkatkan
kesejahteraan
karyawan-karyawannya,
peningkatan
kualitas hidup para pemakai produknya, serta perbaikan mutu lingkungan dari lokasi
usahanya.
Berdasarkan
pendefenisian
wirausahawan
secara
sederhana
tersebut,
pengelompokan
ciri dan
pada
pembelajaran
karakter
kewirausahaan
wirausahawan
ini
sebagaimana
yang dikemukakan oleh Suryana, A.S. (2007) yang diuraikan berikut ini.
1. Percaya diri
Karakter
mandiri,
kuat.
yang
masuk
dalam
ciri
percaya
diri
adalah
optimis,
Dengan
sasaran-sasaran
menghadapi
yang
gangguan-gangguan
di
tengah
Memiliki harga diri yang tinggi dan tidak mudah menyerah pada kegagalan. Pada
saat
mengalami
kegagalan,
ia
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
sekaligus sebagai sumber belajar untuk menentukan upaya-upaya yang akan
dilakukan selanjutnya.
2. Berani Mengambil Resiko
Ciri berani mengambil resiko meliputi karakter pengambil resiko yang
moderat dan dapat
terhadap
diperhitungkan,
mampu
ketidakpastian, menyukai
karakter
tersebut,
seorang
belajar
tantangan
dari
kegagalan,
dan
agresif.
setiap
usaha
Dengan
toleran
untuk
mencapai
keberhasilan,
Karena
itu,
padanya melekat
kemungkinan untuk gagal yang sering disebut sebagai suatu resiko. Nilai
resiko bagi
secara
seorang
intuitif.
wirausahawan
Sebaliknya
wirausahawan
dapat
diperhitungkan
atau
diperkirakan
bila
menarik
kemungkinan
untuk diambil,
karena
untuk
berhasil
kurang
menantang.
dan
inovatifnya
kerutinan
maupun
selalu
kreatif
buntu
dan
dan
seorang
kemapanan yang
menemukan
akan
imajinatif
hal-hal
menghadapi
luwes
adalah
wirausahawan.
menyebabkan
karakter
Tidak
seorang
yang
menyukai
wirausahawan
segala
situasi
dan
kondisi dengan
sikap
wirausahawan
yang
termasuk
dalam
ciri
berorientasi
tugas
tindakan-tindakan
ia telah memulai
dicapainya.
20
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
Dengan
motivasi
cukup
ia
untuk
berupaya
untuk
mencapai
sasaran
yang
energi
yang
telah ditetapkannya.
5. Kepemimpinan
Ciri
kepemimpinan
pada
seorang
saran,
berinisiatif
kepribadian
bertanggung
jawab,
pelayanan.
sadar
Seorang
dapat
dilihat
dan proaktif,
yang
wirausahawan
dinamis,
menarik
bergaul,
pengaruh/kekuasaan
wirausahawan
yang
yang cepat
tanggap terhadap
dan mudah
kritikan
kooperatif,
serta berorientasi
memiliki
dari
pada
karakter-karakter
dari
yang
saling
menguntungkan.
pemangku kepentingan
ditanggapi
secara
positif,
informasi
yang
dapat
(stakeholders)
bahkan dijadikan
dimanfaatkan
Terhadap
serta
sebagai
saran
dan
pihak-pihak
lain
salah
satu
sumber
wirausahawan
harus
sadar
arus
waktu
yang
ditandai
dapat
menggunakan
kesempatan yang ada (kairos) sebaik mungkin, karena ia sadar bahwa waktu
memiliki kurun obyektif (kronos) yang sama bagi setiap orang, tidak ada orang
yang memiliki lebih dari 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu dan 52 minggu
dalam per tahun.
2.2 Rangkuman
Begitu ada perasaan untuk tergerak atau terpanggil untuk memilih karir sebagai
seorang wirausahawan, sesungguhnya ini merupakan suatu peluang yang tidak dapat
disia- siakan.
Bukankah kemampuan
menyelami
dapat
latar
dicapai
belakang
dengan
mudah apabila
kehidupan,
pada
ada
dasarnya
kita telah menemukan beberapa bagian penting dari diri kita, dan ini merupakan
modal
besar
bagi
kita
21
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
dengan ketidakpastian.
Kita
kita
mengenal
sosok
seorang
wirausahawan sebagai manusia sehari-hari, karena dia adalah teman, sahabat atau
keluarga kita. Dengan gambaran bagaimana karakter seorang wirausahawan sebagaimana
yang dibahas dalam pembelajaran ini, kita dapat menjadikannya sebagai sebuah cermin
untuk memproyeksikan karakter diri kita sendiri.
2.3 Latihan
Berikut ini terdapat 5 bagian tugas yang dapat membantu Anda untuk
mengenal potensi- potensi diri Anda, yaitu:
1.
autobiografi
Anda
dalam
bentuk
esei
Siapa
Aku?
yang
esei
berdasarkan
kedewasaan
saat
ini.
Tuliskan
dalam
karakter
yang
sesuai
dengan
karakter
wirausahawan
potensial
Anda
Buat
tanda
miliki?
()
pada
kesesuaian
diminta
dimiliki
untuk
tersebut. Sampai
tersebut
penilaiannya
harus
bersesuaian
pada
karakter
matriks
yang
oleh
seseorang
memproyeksikan
sejauh
mana
dengan karakter
kesesuaian
Anda
diri
karakter
yang
berikut! Beri
miliki
dengan
22
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
Kesesuaian
(beri tanda pada pilihan yang sesuai)
Karakter Wirausahawan
Potensial
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sama
sekali
Tidak
Sesuai
Kurang
Sesuai
Mungkin
Sesuai
Sangat
Sesuai
Sesuai
Percaya Diri
Berorientasi Tugas dan Hasil
Pengambil Resiko yang Wajar
Kepemimpinan
Keorisinilan
Kesadaran arus waktu
No.
4.
Anda
Keterampilan/Hobby
Penggunaannya
(bila
menghubungi
keluarga/orang
tua
Anda
perlu
Anda
dapat
Anda
Anda
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
Nilai Berdasarkan Status Penguasaan
No.
(Rp)
Uraian
Sendiri
A.
I.
HARTA
Harta Lancar
1. Kas
2. Tabungan
3. Piutang
4. Asuransi
5.
6.
II.
Harta Tetap
1. Tanah
2. Bangunan
3. Kendaraan
4.
5.
6.
Keluarga
Sub Total I
Sub Total II
TOTAL HARTA (Sub Total I + II)
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban (Utang/Pinjaman)
1. Bank
2. Lembaga Keuangan Non-Bank
3. Keluarga
4. Teman
5.
6.
Sub Total III
Modal Bersih
TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL (Sub
B.
III.
IV.
5.
uraian
Anda
perlu
dari
beberapa
bagian
di
atas,
ada
baiknya
Visi dan Misi Pribadi Anda dirumuskan dalam satu-dua kalimat yang
memiliki
satu
kesatuan
makna.
Visi
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
Referensi
Alma, B., 2007, Kewirausahaan (Edisi Revisi), Penerbit
Alfabeta, Bandung. Kasmir, 2007. Kewirausahaan. Penerbit
PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
Meredith, G.G., 2000. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Penerbit Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta.
Syamsuddin, A.S., Imelda R.I, Idris S., Agus A., Eymal B.D., Suardi B. dan
Rusli M.R., 1995.
Kewirausahaan
Timur Indonesia
Mulai
Anda.
dari
Usaha
Kecil
Pusat Pengembangan
(PUKTI)
Usaha
Merintis
Kecil
Karir
Kawasan
Internationales Institut.
Syamsuddin, A.S., 2007. Mencipta Produk, Membangun Usaha Mandiri. Paket
Pelatihan Kewirausahaan
alumni
Kecil
untuk
Universitas Hasanuddin
Kawasan
Timur
Alumni
dengan
Unhas,
Pusat
Kerjasa
Pengembangan
Ikatan
Usaha
Makassar.
Tunggal, A.W., 2008. Pengantar Kewirausahaan (Edisi Revisi). Harvarindo, Jakarta
25
BAB 2
ANALISIS POTENSI DIRI DAN KARAKTER
WIRAUSAHAWAN POTENSIAL
26
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
sangat
dalam
jeli
melihat
peluang
dan
memanfaatkannya
sebelum
dimanfaatkan oleh orang lain. Kemampuan melihat peluang adalah modal dalam
memunculkan ide awal untuk berwirausaha. Tidak
sama
yang
antar setiap
dimilikinya
orang.
Seseorang
lebih cenderung
yang
memiliki
telah
mengenal
kemampuan
untuk
potensi
melihat
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
menjawab pertanyaan Apakah
kebanyakan anggota masyarakat
yang
menjadi
saat
ini
kebutuhan
atau
masyarakat
di
masyarakat
masa
diperlukan
yang
suatu
atau
akan
diagnosa
terhadap lingkungan usaha secara keseluruhan, yang meliputi faktor ekonomi, politik,
pasar, persaingan, pemasok, teknologi, sosial dan geografi.
Lingkungan usaha senantiasa berubah setiap saat, bahkan perubahannya cukup
pesat dan seiring dengan itu terjadi pula perubahan kebutuhan masyarakat. Untuk
menemukan peluang usaha yang prospektif seharusnya sebagai wirausahawan
senantiasa mencari informasi yang terkait dengan perubahan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat. Sumber informasi dapat diperoleh dari instansi/lembaga
pemerintah, media massa, pasar atau mungkin melalui wawancara dengan konsumen.
Jadi, peluang senantiasa ada karena perubahan-perubahan terus berlangsung baik di
tingkat individu, maupun ditingkat masyarakat. Kemampuan
sangat tergantung dari informasi yang kita peroleh tentang faktor lingkungan usaha.
Berangkat dari pertanyaan di atas dengan memanfaatkan potensi diri kita, maka
dalam menemukan peluang usaha yang cocok, kita dapat menggunakan dua
pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan in-side-out (dari dalam ke luar) bahwa keberhasilan akan dapat
diraih dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini.
b. Pendekatan out-side-in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat
diraih dengan menciptakan kebutuhan
di
antara
lapangan
usaha dan
gagasan-gagasan
usaha
tersebut yang paling tepat dan cocok untuk saya? Pertanyaan ini sangat tepat,
mengingat setiap orang memiliki potensi diri yang berbeda-beda. Tentunya dalam
memilih lapangan usaha dan mengembangkan
menyesuaikan
dengan
potensi
diri
yang
gagasan
usaha,
kita
perlu
pada
akhirnya
akan
yang dapat
wirausahawan yang memulai usahanya dengan melihat keberhasilan orang lain dalam
27
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
menjalankan usahanya. Pada hal belum tentu orang lain berhasil dalam suatu lapangan
usaha, kita juga dapat berhasil dengan lapangan usaha yang sama. Mungkin saja orang
lain berhasil karena potensi diri yang dimilikinya cocok dengan lapangan usaha tersebut
dan kemampuan dia untuk mengakses informasi terkait dengan usaha yang
dijalankannya. Bisa saja kita mengikuti orang yang telah berhasil dalam suatu lapangan
usaha, namun kita perlu memiliki nilai lebih dari aspek kualitas yang ditawarkan
kepada konsumen. Namun kemampuan menawarkan aspek kualitas yang lebih
tetap juga terkait dengan potensi diri yang kita miliki.
Olehnya itu, dalam memilih lapangan usaha yang akan kita geluti, perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Lapangan usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita.
b. Lapangan usaha yang pada masa lalu menguntungkan, belum tentu pada saat ini masih
menguntungkan, atau lapangan usaha yang menguntungkan saat ini belum tentu
menguntungkan di masa yang akan datang.
c. Lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah, belum tentu dapat berkembang
dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya.
Berangkat dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dalam memilih
lapangan usaha, kita perlu kembali melihat dan mengkaji kondisi internal kita dan
kondisi eksternal dimana usaha kita jalankan, karena faktor internal dan eksternal
ini akan sangat menentukan kesuksesan kita dalam menjalankan usaha. Faktor internal
yang dimaksud seperti penguasaan sumberdaya (lahan, bangunan, peralatan dan
finansial), penguasaan teknis atau keterampilan, penguasaan manajemen dan jejaring
sosial yang kita miliki. Sedangkan faktor eksternal seperti peraturan pemerintah, tingkat
permintaan dan penawaran, persaingan, resiko dan prospek ekonomi baik lokal,
regional, nasional maupun global.
Berdasarkan uraian di atas, maka langkah awal yang perlu kita lakukan adalah
menginventarisir berbagai jenis lapangan usaha dan gagasan produk yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kehidupan manusia dapat berkualitas
ketika semua komponen kebutuhannya terpenuhi. Komponen dan struktur kualitas
kehidupan manusia digambarkan oleh Suryana (2007) sebagaimana digambarkan pada
Tabel 2 berikut ini.
28
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
Tabel 2
Komponen dan Kualitas Kehidupan Manusia
Kebutuhan
Manusia
Aktifitas
FISIK
Makan, minum,
bermain, olahraga,
tidur
MENTALRASIONAL
Belajar, membaca
mengobservasi,
menulis, meneliti
PSIKO-SOSIAL
Bergaul, berteman,
berorganisasi
PSIKOPERSONAL
Menulis diary,
memoar, introspeksi,
refleksi, afirmasi
SPIRITUAL
Meditasi, berdoa,
shalat, puasa, ziarah
Input
Makanan, minuman,
pakaian, obat-obatan
Informasi,
pengetahuan,
konsep, rumus
Isyarat, lambang,
bahasa, etika, adat
istiadat, normanorma sosial
Imaji, mimpi,
bisikan nurani,
suara-suara alam
Ilham, hidayah,
wahyu, puisi, karya
seni
Sarana
Peralatan Makan
Olah raga
Rumah
Gedung
Alat-alat audio
Visual, buku,
Media dan alat tulis
Alat-alat transportasi
dan
komunikasi
Pena, kertas, ruang
sunyi
Hasil Capaian
Jasmani yang :
- Sehat
- Segar
- Kuat
- Aman
Manusia rasional:
-berpengetahuan
-objektif
-netral
-kritis
Manusia sosial :
-berstatus
-populer
-matang emosi
Manusia berkepribadian,
utuh, muthmainnah
Manusia :
- Intuitif
- Humanis
- Religus
- Saleh
Mungkin dari langkah awal tadi, kita telah menemukan ratusan atau bahkan
ribuan gagasan usaha. Untuk memperkecil pilihan dalam melakukan analisis
berikutnya, maka kita harus menyeleksi berbagai jenis gagasan usaha yang telah kita
lakukan pada langkah pertama tadi. Gagasan usaha yang dipilih adalah gagasan
yang memiliki prospek secara ekonomi yang dapat berupa pertimbangan bahwa produk
yang dihasilkan merupakan kebutuhan vital bagi manusia dengan tingkat permintaan dan
harga yang relatif memadai.
Selanjutnya
gagasan usaha dengan mempertimbangkan potensi diri (faktor internal). Hasil akhir dari
langkah-langkah yang telah d i lakukan akan diperoleh beberapa gagasan usaha yang
telah terurut berdasarkan prioritasnya. Agar pilihan
dengan baik, maka perlu dilakukan analisis kembali dengan mempertimbangkan faktor
internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki jika memilih gagasan usaha yang
bersangkutan, dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang akan dihadapi
jika menjatuhkan pilihan pada gagasan usaha yang bersangkutan. Analisis ini sering
dikenal dengan analisis SWOT. Bukan tidak mungkin, setelah melakukan langkah
analisis ini, akan menjatuhkan pilihan pada gagasan usaha yang menjadi prioritas kedua
atau ketiga dari hasil analisis sebelumnya.
29
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
3.2 Rangkuman
Adanya perbedaan seseorang mampu melihat dan memanfaatkan peluang
dibandingkan dengan orang lain secara umum disebabkan karena adanya perbedaan
kemampuan dalam mengakses informasi terkait dengan keberadaan peluang tersebut.
Kemampuan ini sangat terkait dengan potensi diri yang dimiliki yang mungkin telah ada
sejak lahir dan dibentuk berdasarkan pengalaman hidup yang telah dijalani.
Menemukan peluang usaha yang prospektif sangat menentukan kesuksesan usaha
yang dijalankan. Olehnya itu pertimbangan-pertimbangan
internal
dan
eksternal perlu
digunakan dalam memilih lapangan usaha dan gagasan usaha yang tepat. Banyak usaha
yang telah dirintis hanya mampu bertahan dalam waktu singkat, setelah itu sulit untuk
berkembang, bahkan boleh disebut hidup segan matipun tak mau.
Semoga dengan materi pembelajaran ini, dapat menghasilkan satu gagasan usaha yang
benar-benar sesuai dengan potensi diri yang dimiliki dan tentunya memiliki prospek yang
cerah untuk dikembangkan. Hasil dari pembelajaran ini, selanjutnya dijadikan dasar untuk
pembelajaran berikutnya, yakni menyusun rancangan usaha dari berbagai aspek yang akan
dibahas pada bab selanjutnya.
3.3 Latihan
Untuk mengevaluasi sampai sejauh mana mahasiswa memahami pembelajaran dan
tercapainya sasaran pembelajaran ini, maka berikut ini mahasiswa diminta untuk
melakukan analisis peluang-peluang usaha.
1.
30
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
2.
Analisis Makro
Pada bagian ini mahasiswa diminta untuk mencoba memilih 10 (sepuluh) dari
sekian banyak gagasan usaha dan produk yang telah diidentifikasi pada tugas no.1
di atas. Kesepuluh gagasan dipilih tersebut adalah gagasan
diprioritaskan
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
usaha yang
lingkungan
eksternal,
misalnya: potensi pasar (lokal, nasional, dan global), ketersediaan bahan baku,
ketersediaan teknologi dan tenaga kerja, kebijakan pemerintah, dan sebagainya.
Kemudian tuliskan kesepuluh jenis gagasan tersebut beserta pertimbanganpertimbangan memilih pada format tugas berikut.
1. Gagasan Usaha :
.................
.......................................................................................................................................
......................
......
2. Gagasan Usaha :
.............
......
31
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
..
......................................................................................
3. Gagasan Usaha:
.....
......
.
...............................................................................
4. Gagasan Usaha:
.....
.
.
...........................................................................................
5. Gagasan Usaha:
.
...........................................................................
......................................................
6. Gagasan Usaha:
.
...................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
7. Gagasan Usaha:
...
..
.......................................................................
.......................................................................................................................................
8. Gagasan Usaha:
..
32
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
..
.......................................................................................
9. Gagasan Usaha:
.
...
.
.
...............................................................................................
10. Gagasan Usaha:
....
.......
...
.......................................................
.......................................................................................................................................
3.
Analisis Mikro
Jika mahasiswa telah melakukan analisis makro, lanjutkan dengan melakukan
analisis mikro untuk memilih 3(tiga) dari 10 (sepuluh) gagasan usaha tersebut.
Pertimbangan yang mahasiswa gunakan adalah pertimbangan internal mahasiswa,
seperti:
pengetahuan
dan keterampilan,
ketersediaan sumberdaya
(lahan,
mahasiswa
kemudian totalkan bobot masing-masing gagasan, dan pilih tiga gagasan yang
memiliki bobot tertinggi.
No.
PertimbanganPertimbangan
33
10
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
4.
Penentuan
satu
perlu
gagasan
usaha
dilakukan
dengan
Gunakan
bobot
penilaian
untuk
masing-masing
pertimbangan
pada setiap faktor yang dianalisis seperti kriteria bobot yang digunakan
pada
analisis mikro.
diperoleh,
masukkan
Setelah
dalam
total
bobot
pada
setiap
faktor
analisis
diprioritaskan
untuk
diwujudkan.
Gunakan
format
berikut
untuk
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
..
..
..
1.
2.
3.
4.
5.
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
.
.
Total
Kelemahan
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
APEK INTERNAL
..
..
..
Ancaman
Bobot
..
..
..
..
..
..
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
APEK EKSTERNAL
..
..
..
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
Gagasan Usaha 2 : .
Kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
..
..
..
1.
2.
3.
4.
5.
Kelemahan
.
.
.
.
.
Total
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
APEK INTERNAL
..
..
..
Ancaman
Bobot
..
..
..
..
..
..
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
APEK EKSTERNAL
..
..
..
Gagasan Usaha 3 : .
Kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
..
..
..
1.
2.
3.
4.
5.
Kelemahan
.
.
.
.
.
Total
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
APEK INTERNAL
..
..
..
Ancaman
Bobot
..
..
..
..
..
..
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
.
.
Total
Bobot
..
..
..
APEK EKSTERNAL
..
..
..
produk
yang
akan mahasiswa hasilkan dari gagasan tersebut. Berikut ini tersedia beberapa
pertanyaan yang dapat membantu mahasiswa mendeskripsikan produk yang akan
35
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
dihasilkan.
a. Produk apa yang akan mahasiswa tawarkan?
Produk Utama:
Jenis produk
: ..............................
: .........................................
: .....................................
: .........................................
: .........................................
: .................................
...........................................................................
c. Menurut perkiraan mahasiswa, apakah produk tersebut dapat bersaing di
pasaran? (kemukakan alasannya):
...........................................................................
d. Aspek kualitas apa yang akan mahasiswa tawarkan kepada konsumen?
Fisik :
.................................................................
................................
...................................................................................................................................
Harga :
........................................
....................
...........................................................
...................................................................................................................................
Pelayanan :
............................................
...................................
36
BAB 3
PELUANG-PELUANG USAHA
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Kemanan :
.......................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Moralitas :
:.........................
...........................................................................................
...................................................................................................................................
Referensi
Syamsuddin, A.S., Imelda R.I, Idris S., Agus A., Eymal B.D., Suardi B. dan
Rusli M.R., 1995.
Mulai
dari
Usaha
Kecil
Merintis
Karir
Kewirausahaan
Anda.
Pusat Pengembangan
Usaha
Kecil
Kawasan
Timur
Indonesia
(PUKTI)
kerjasama Kondrad Adenauer Stiftung
Internationales Institut.
Syamsuddin, A.S., 2007. Mencipta Produk, Membangun Usaha Mandiri. Paket Pelatihan
Kewirausahaan
untuk
Alumni
Unhas,
Kerjasa
Ikatan
alumni
Universitas Hasanuddin dengan Pusat Pengembangan Usaha Kecil Kawasan
Timur Indonesia (PUKTI), Januari April 2007 di Makassar.
37
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
pemasaran
dari
gagasan
produk
yang
untuk
merancang
sebelumnya.
4.1 Materi
Tidak bisa dipungkiri bahwa produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkan oleh
seorang wirausahawan ditujukan untuk dijual, bukan untuk dikonsumsi sendiri. Karena
tujuannya untuk dijual, maka kemampuan seorang wirausahawan dalam hal menangani
pemasaran produknya sangat menentukan keberhasilan usahanya. Telah banyak hasil
penelitian yang membuktikan bahwa permasalahan yang dialami oleh perusahaan,
terutama yang dikelola oleh wirausahawan pemula, adalah sulitnya memasarkan hasil
produksi. Kemampuan untuk
didukung oleh keberhasilan dalam pemasarannya. Produk menjadi tidak berguna karena
tidak sampai ke tangan konsumen. Perusahaan akhirnya menjadi merugi karena telah
mengeluarkan biaya yang besar untuk menghasilkan produksi, namun tidak
memperoleh pendapatan dari hasil penjualan hasil produksinya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa aspek pemasaran
mempunyai arti yang sangat penting dalam suatu perjalanan sebuah perusahaan. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran yang menyangkut penyusunan rancangan berdasarkan
gagasan usaha yang dipilih, aspek yang pertama yang perlu dipikirkan adalah
menyangkut aspek pemasaran dari produk yang akan dihasilkan.
4.1.1 Defenisi Pemasaran
akan
ditemukan
pula
berbagai
mendefenisikannya
dalam
memandang dan
meninjau
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
sentral,
olehnya
pemasaran
itu
sebagai
pengaliran
barang
sebagaimana
yang
secara
sederhana, Soekartawi
aliran
barang
tersebut
dari
tentunya
dikemukakan
(1993)
produsen
mendefenisikan
ke konsumen.
Dalam
bertujuan
untuk
memuaskan konsumen,
Sukotjo
(1991)
yang
oleh
mendefenisikan
pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari suatu kegiatan usaha yang
ditujukan untuk
merencanakan,
mendistribusikan
Manusia
sebelum
harus
menentukan
menemukan
harga,
mempromosikan
kebutuhannya
terlebih
dan
dahulu,
dilakukan
dengan
cara mengadakan
suatu
hubungan.
Dengan
demikian
pemasaran bisa juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli
dan penjual (Swastha, 1996).
Pemasaran
memiliki
konsep
inti
yang
meliputi
kebutuhan
(needs),
memenuhi
pertukaran.
berusaha
dan
adalah
kegiatan
memuaskan kebutuhan
Pertukaran
merupakan
menawarkan
sejumlah
barang
atau
untuk
macam
kelompok
sosial
Pemasaran
sebagai
kegiatan
manusia
dan kebutuhan
dengan
tujuan
bahwa
pemasaran
dan
melalui
proses
tersebut sebagaimana
sebagai
jasa
menawarkan
melalui
dimana
memenuhi
diarahkan
Definisi
oleh
proses
seseorang
nilai
kebutuhannya.
untuk
dikemukakan
memuaskan
yang
sesuai
Kotler
(1997)
diarahkan
dengan sejumlah
pertukaran.
yang
yang
keinginan
kegiatan pemasaran
keberbagai
keinginan
manusia
dan
mempertukarkan
dan
inginkan
dengan
pasar.
Proses
pemasaran
merupakan
kelanjutan
dari
proses
produksi
yang
bertujuan agar apa yang telah diinvestasikan dalam kegiatan produksi dapat
diperoleh
sebagai
kembali
imbalan
Pemenuhan
kunci
dengan memperoleh
investasi
yang
kebutuhan
dari
hasil
penjualan
telah dilakukan.
dan
keinginan
konsumen
sebagai
faktor
keuntungan
itu
Gitisudarmo
tingkat
persaingan
yang
sangat
ketat.
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
terbaru
saat
ini
pengusaha
adalah
berpikir
dibandingkan
untuk
dengan
tidak hanya
konsep
memperoleh
pesaingnya
menekankan
untuk
persaingan
dalam
melayani
melayani
tampil
lebih unggul
konsumen.
konsumen
meyakinkan
yang
Konsep
sebaik-baiknya,
dan
memuaskan
ini
namun
di
mata
dengan pesaing.
Berangkat dari apa yang telah diuraikan, dapat dikatakan bahwa pada
dasarnya proses
oleh
pemasaran
konsumen.
dimulai
dari
menemukan
apa
yang
diinginkan
konsumen yang berkenaan dengan produk, kinerja serta kualitas adalah tahap
pertama yang sangat penting dari kegiatan pemasaran.
yang
yang tepat,
termasuk
di
berkenaan
dalam
dalamnya
dengan
jumlah
pemasaran
yang
tepat,
produk
serta
(barang
harga
yang
dan/atau
selaras,
sebagainya.
b. Fungsi Pembelian (buying)
Peranan perusahaan dalam pengadaan bahan sesuai dengan kebutuhannya.
c. Fungsi Penjualan (selling)
Meyakinkan
jasa)
orang
untuk
membeli
suatu
produk
(barang
dan/atau
seleksi
dan
pengerahan
semua
alat
pengangkutan
untuk
batas-batas
elementer
berupa
perincian-perincian
yang
harus
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
yang sudah ditetapkan dengan standarisasi.
g. Fungsi Keuangan (financing)
Merupakan
yang
usaha
untuk
mencari
langsung bersangkutan
dan
dengan
mengurus
transaksi
modal
dalam
dan
kredit
mengalirkan
produk
untuk
menangani
atau
menghadapi
resiko
kerugian
karena
kebutuhan
orang
yang
tidak
berminat
atau
mengetahui
(stimulational marketing).
c. Mengembangkan
pemenuhan
kebutuhan
yang
belum
terpenuhi
(developmental marketing).
d. Mengaktifkan keinginan atas produk yang stabil atau permintaan terhadap
produk yang menurun (remarketing).
e. Menyelaraskan
pola
agar
sesuai
dengan
pola
penawara
permintaan
(synchromarketing).
produk (maintnenc
marketing).
g. Mengurangi
produk
e
tingkat
penjualan
sudah
ada
terhadap
suatu
tertentu (demarketing).
h. Merintangi
permintaan
tertentu
(counter marketing).
Orientasi terhadap
perusahaan lain.
melaksanakan
yang
atau
keinginan
terhadap
suatu
Tergantung
konsep
kegiatan pemasarannya.
yang
digunakan
Hal
ini
oleh
perusahaan
merupakan
dengan
bobot
produk
dengan
dalam
falsafah
yang
relatif
antara
41
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
kepentingan
perusahaan
sendiri,
konsumen
dan masyarakat
umum.
Kotler
(1997) mengemukakan bahwa terdapat 5 (lima) konsep yang dapat dipilih oleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, yaitu:
a. Konsep
Produksi
bisnis.
yang
Konsep produksi
merupakan
salah
satu
menyatakan
bahwa
konsep
tertua
konsumen
akan
dalam
menyukai
produk yang tersedia di banyak tempat dan ditawarkan dengan harga yang
murah. Asumsi ini berlaku paling tidak dalam dua situasi. Pertama, jika
permintaan atas produk melebihi penawaran, dimana konsumen lebih tertarik
mendapatkan produk daripada keistimewaan produk tersebut. Kedua, ketika
biaya produk tinggi dan harus diturunkan untuk memperluas pasar. Pusat
perhatian perusahaan pada upaya untuk mencapai efisiensi produksi yang
tinggi dan distribusi yang luas.
b. Konsep
Produk
produk
yang
menyatakan
yang menawarkan
mutu,
bahwa
kinerja
konsumen
dan
akan
pelengkap
menyukai
inovatif
yang
Penjualan
yang
menyatakan
bahwa
konsumen
jika
diabaikan,
biasanya tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah yang cukup.
Olehnya
itu,
agresif.
d. Konsep Pemasaran merupakan konsep yang menentang tiga konsep sebelumnya.
Konsep ini menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan perusahaan adalah menjadi
lebih efektif daripada pesaing
dalam
memadukan
kegiatan
pemasaran
guna
ini
menyatakan
kebutuhan, keinginan
dan
bahwa
kepentingan
mempertahankan
masyarakat.
Konsep
sosial
etika
dan
ini
dalam
tugas
lebih
perusahaan
pasar
efektif
dan meningkatkan
mengajak
praktek
adalah
menentukan
dan
memberikan
sasaran
dan
efisien
daripada
kesejahteraan
pesaing
konsumen
dan
mereka, karena
sering
terjadi
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
kepentingan
untuk
memberikan
kepuasan
kepada
konsumen,
serta
Sasaran pemasaran yang dimaksud adalah terkait dengan apa yang akan
dicapai dalam kegiatan pemasaran. Umumnya perusahaan dalam menjalankan aktifitas
pemasarannya memiliki sasaran yang tidak hanya satu, melainkan terdiri dari bauran
berbagai sasaran, misalnya jumlah peningkatan keuntungan, volume penjualan dan
pangsa pasar yang akan dituju serta pembatasan resiko dan kerugian.
Agar manajemen perusahaan dapat bekerja dengan berorientasi pada sasaransasaran yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran tersebut setidaknya memenuhi
empat kriteria, sebagai berikut:
a. Sasaran harus diurutkan
sasaran yang kurang penting untuk dicapai. Sebagai contoh, sasaran utama
perusahaan
dalam suatu
periode
tertentu
adalah
peningkatan
tingkat
Sasaran
peningkatan pendapatan sebesar 25% per tahun atau peningkatan volume penjualan
sebanyak 15 ton per bulan.
c. Sasaran yang ditetapkan harus realistis, tidak berdasarkan angan-angan saja.
Kepemilikan
dan
eksternal harus
kemampuan
menjadi
bahan
Tentunya
harus
dilengkapi
dengan data dan fakta sebagai dasarnya. d. Sasaran harus konsisten, sebagai
contoh tidak mungkin memaksimalkan penjualan dan laba
secara
serentak,
telah
tentunya
laba
hanya
dapat
ditingkatkan
apabila
mampu
meningkatkan penjualan.
Sasaran pemasaran sebagaimana yang telah dikemukakan menunjukkan
apa
yang ingin
sedangkan
dicapai
untuk
perusahaan
dalam
mencapainya dibutuhkan
hal
rencana
pemasaran
yang
produknya,
disebut
strategi
dalam
namun
Michael
telah merangkumnya
menjadi
tiga
jenis
Porter
umum
dalam
yang
Kotler
(1997)
memberikan
awal
yang
pemasaran,
baik
untuk
43
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
pemikiran strategis, yaitu:
a. Keunggulan
mencapai
harga
biaya
secara
biaya produksi
yang
keseluruhan,
dan
ditawarkan
perusahaan
distribusi
yang
kepada konsumen
lebih
berupaya
terendah,
rendah
untuk
sehingga
dibandingkan
upaya
yang
yang terbaik
dilakukan
kepada
oleh
konsumen
kualitas,
kekuatan
yang
pelayanan,
memberikan
gaya
perusahaan
yang
dinilai
menjadi
teknologi
keunggulan
untuk
yang
memberikan
penting
terbaik
oleh
dalam
kompetitif
dalam
manfaat.
c. Fokus, upaya perusahaan untuk memfokuskan diri pada satu atau lebih
segmen
pasar yang
Perusahaan
harus
sempit
daripada
mengejar
memahami kebutuhan
pasar
segmen
yang
pasarnya
lebih
dan
besar.
berupaya
mencapai keunggulan biaya atau diferensiasi lainnya dalam segmen pasar yang
menjadi sasarannya.
konsumen
anak-anak
mungkin
berbeda
Di
menciptakan
tertentu.
sini
kita
produk
Kita mungkin
sebagai
yang
perlu
wirausahawan
tepat
sesuai
diperhadapkan pada
bagaimana
dengan
konsumen
kebutuhan
sebabnya
dibutuhkan
adanya
segmentasi
pasar
yang
menurut
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
yang bersifat homogen. Segmentasi utama pasar konsumen dapat dibagi menjadi:
a.
b. Segmentasi
jenis
c.
Demografis
merupakan
pengelompokan
berdasarkan
usia,
status
produk,
perusahaan
hanya
berkonsentrasi
menghasilkan
d. Spesialisasi
kebutuhan
pasar,
perusahaan
berkonsentrasi
memenuhi
banyak
Mempertahankan
jumlah
pasarnya
melalui
upaya
memperpanjang
lini
45
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
produknya, menambah lini produk dan diversifikasi produk.
Meningkatkan
pangsa
pasar
yang
yang
dimiliki
mendapatkan
bersangkutan
melalui
kegunaan
upaya
baru
dari
Untuk
meraih
harus
rendah kualitasnya
dengan
harga
yang
lebih
murah, melakukan
promosi,
produk,
menekan
biaya,
pelayanan.
c. Perusahaan pengikut pasar (market followers)
Perusahan
tipe
ini
adalah
perusahaan
yang
merasa
bahwa
akan
lebih
banyak ruginya daripada untungnya bila menyerang para pesaing yang nyatanyata lebih kuat dan dapat bertahan lebih lama dalam peperangan tersebut. Upaya
dilakukan dengan cara:
Mempertahankan
kesempatan
Biaya
pelanggan
yang
ada
saat
ini
dan
bila
ada
diupayakan serendah
Mengambil
jangka
persfektif
jangka
panjang
danmengabaikan
pelanggan
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
bagi
perusahaan- perusahaan
memungkinkan
mereka
yang
tidak
menjadi
pemimpin
pasar
dan
mereka miliki.
Maulana
(1992)
dapat disederhanakan
bahwa
menjadi
ruang
empat
lingkup
kegiatan
pemasaran
utama,
yaitu
yang
produk,
harga, tempat dan promosi. Kegiatan utama yang dimaksud adalah merupakan
bidang
keputusan
sebagai
bauran
perangkat
yang
penting
pemasaran
alat
pemasaran
yang diistilah
(marketing
kan
mix)
oleh
Kotler
(1997)
yang didefenisikan
sebagai
perusahaan
untuk mencapai
merupakan
sekumpulan
nampak mencakup
sebagainya
yang
atribut
warna,
diterima
karena
dapat
nampak
bentuk,
aroma,
maupun
yang
kemasan
dan
yang
merupakan
mempengaruhi
unsur
strategi pemasaran
yang
paling
lainnya.
Strategi
(product
mix),
merek
dagang
(brand),
cara
pengemasan
atau
kemasan produk (product packing), serta tingkat kualitas dari produk dan
pelayanan (service) yang diberikan. Kulaitas produk memiliki peran yang
cukup signifikan dalam upaya
perusahaan.
produksi
ke
Melakukan
itu
produk
untuk
mempertahankan
produksi tanpa
sendiri
akan
perusahaan
lain
memperhatikan
berakibat
yang
kelangsungan
kualitas
pada berpindahnya
pada
akhirnya
hidup
dari
pelanggan
akan menurunkan
pendapatan perusahaan.
b. Harga (price)
Harga
menurut
dibayarkan
Kotler
(1997)
adalah
sejumlah
uang
yang
harus
ditukarkan
manfaat
atas
menggunakan
oleh
konsumen
dengan
adalah
yang
47
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
ditetapkan
oleh
perusahaan
akan
menjadi
bahan
pertimbangan
bagi
komoditi
dapat
dikatakan
sebagai
sebuah
produk
apabila
berada
agar
distribusi
produk
Kegiatan
terhadap
tersebut menjadi
distribusi
produk
yang
wujud
merupakan
yang
kegiatan penyampaian
produk agar sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Oleh
sebab itu, kebijakan distribusi merupakan salah satu strategi perencanaan
pemasaran terpadu
yang
saluran
Saluran distribusi
oleh
ke
distribusi.
perusahaan
konsumen
perantara.
menyesuaikan
untuk
atau
Dalam
meliputi
saluran
merupakan
memilih
menggunakan
saluran
keadaannya,
pemasaran
jalur
menyalurkan produknya,
dengan
dengan
penentuan
yang
baik
digunakan
secara
jasa lembaga
dan
langsung
pemasaran
distribusi,
perusahaan sedapat
misalnya
jenis
atau
mungkin
biaya yang dikeluarkan, waktu, resiko, luas wilayah, mutu produk serta
keuntungan yang akan diperoleh.
d. Promosi (promotion)
Ketatnya
dapat
persaingan
dalam
dijadikan sebagai
untuk
menjalin
mempengaruhi
dan
salah
merebut
satu
peralatan
komunikasi kepada
mendorong
pangsa
pasar,
manajemen
konsumen
konsumen
maka
yang
dengan
untuk membeli
promosi
berguna
maksud
produk yang
bertatap
muka
dengan
(calon)
konsumen
atau
sering
dikenal
dengan istilah personal selling ataupun melalui media cetak atau elektronik.
berkepentingan
untuk
yang
terbentuk
dalam
memberikan informasi
dirinya.
kepada
publik
Suatu
agar
dapat membentuk citra yang baik. Citra tidak dapat dibuat seperti barang
48
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
dalam suatu pabrik, akan tetapi citra adalah kesan yang diperoleh sesuai
dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Citra yang
ada pada perusahaan
melakukan
terbentuk
dari
bagaimana
perusahaan
tersebut
pelayanan.
Ciri-ciri pembentuk
pemasaran, misalnya,
yang
baik
dalam
tidak
akan
lupa
merek,
pelayanan,
proses
dan
sebagainya.
Program
mencantumkan kegiatan
perusahaan
yang
mencakup
baik
adalah
merek
didaftarkan
Selain
untuk
merek,
penyampaian produk
berbentuk
adanya
pelayanan
kepada
Pelayanan
(reliability),
mendapatkan
cepat
konsumen.
tanggap
jaminan
bila
keamanan
memiliki
menggambarkan
ciri
khas,
serta
perlindungan hukum.
merupakan
yang dimulai
yang
jauh
nilai
yang
berkaitan
Bentuk
pelayanan
ini
sebelum
tatap
ditemukan adanya
(assurance),
mau
muka
kelalaian
dengan
setidaknya
secara
fisik
(responsivenes),
tanggung
konsumen juga
perusahaan.
terhadap
rasa
Adanya
sangat
rasa
pencapaian
jawabnya
penting
sebagai
tanggung jawab
kepuasan
untuk
memberikan
nilai
seluruh
yang
pihak
kepuasan
prinsipil
dalam
bagi
perusahaan
4.2 Rangkuman
Mengingat
begitu
berwirausaha,
maka aspek
melaksanakan
aktifitas
produk
yang
telah
akan
dapat
karakteristiknya,
pentingnya
ini
terlebih
produksi. Dengan
ditetapkan,
menetapkan
sehingga
aspek
maka
dan
dengan
dahulu
pemasaran
perlu
menganalisis
dalam
kegiatan
dianalisis
sebelum
pemasaran
dari
kita sebagai
wirausahawan
mengetahui
(calon) konsumen
mudah
pula
kita
gagasan
setidaknya
beserta
mendapatkan gambaran
49
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
terkait dengan kebutuhan dan keinginan (calon) konsumen tersebut, baik dalam
jumlah maupun dalam kualitasnya. Hal yang perlu ditekankan adalah jika produk kita
ingin sukses di pasaran, maka kita harus mengikuti apa yang menjadi kemauan dari
konsumen.
Gambaran
mengenai
kebutuhan
dan
keinginan
(calon)
konsumen
yang
telah
diperoleh melalui analisis aspek pemasaran ini, selanjutnya akan dijadikan dasar
untuk merancang
Proyeksi
aspek
produksi
permintaan (calon)
pemasaran
tentunya
pada
konsumen
yang
juga
sebagaimana
sangat
digunakan
yang
menentukan
dalam
pembelajaran
diperoleh
dari
berikutnya.
rancangan
aspek
materi
(calon)
konsumen
terhadap
kualitas
berproduksi
penentuan
dan
dan pemilihan
tentunya
juga
bahan
baku
yang
4.3 Latihan
Untuk
berikut
merancang
ini
aspek
pemasaran
produk
gagasan
usaha
mahasiswa,
adalah:
1.
dimaksudkan
untuk
merancang
pangsa
pasar
yang
akan
dituju,
menyusun
strategi
yang menyangkut
segmen
konsumen
dan
(sebutkan
propinsi
memilih
apa
daerah
saja
dan
apa
pasar
alasan
tersebut)
Propinsi:..................................
Alasannya:...............................................................................................................
...................................................................................................................................
.............................................................................................................
Antar-Kabupaten/Kota
apa
dalam
Propinsi
(sebutkan
Kabupaten/Kota
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
Kabupaten/Kota:.........................................
Alasannya:..............................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
.................................................................................................................................
..................
Antar-Kecamatan
apa
saja
dalam
Kabupaten/Kota
(sebutkan
Kecamatan
Kecamatan
.
Alasannya:....................................................
...............................................................................................................
.................................................................................................................................
b. Siapa saja yang akan menjadi konsumen
mereka
mahasiswa,
dan
darimana
mereka?
No
Kelompok Konsumen
Pedagang Besar/Grosir
Pedagang Pengecer
Konsumen Langsung
c. Berapa
jumlah
konsumen
Tempat Asal
Karakteristik
m ahas i s wa berdasarkan
kelompok
konsumen
dan berapa unit produk (barang dan jasa) yang d i perkirakan dapat dibeli
oleh konsumen dalam setiap bulan?
No.
Kelompok Konsumen
1
1
2
3
4
2
Pedagang Besar/Grosir
Pedagang Pengecer
Konsumen Langsung
Jumlah
Konsumen
3
Frekuensi
Pembelian
per bulan
(kali)
4
Jumlah
Pembelian
Setiap kali
Membeli
(unit)
5
Jumlah
Permintaan
Per Bulan
(unit)
6 (3 x 4 x 5)
51
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
d. Siapa saja yang menjadi pesaing potensial m a h a s i s w a di wilayah pasar (sesuai
pertanyaan point a di atas) dan berapa perkiraan penjualan masing-masing dalam per
bulan?
No.
Perkiraan jumlah
Penjualannya Per
Bulan
(unit)
e. Bagaimana
pasar Anda?
posisi
Perkiraan Jumlah
Penjualan
Perusahaan Pesaing
Anda*)
1
Perkiraan Jumlah
Penjualan
Perusahaan Anda**)
Total Penjualan
Keseluruhan
Prosentase
Penjualan Anda
Terhadap Total
3 (1 + 2)
4 ( 2 : 3 x 100)
2.
Taktik Pemasaran
Setelah mahasiswa menentukan sasaran pasar dan strategi yang akan ditempuh
dalam memasarkan poduk , selanjutnya mahasiswa perlu menjabarkannya dalam
bentuk taktik pemasaran yang menyangkut bauran pemasaran (produk,
distribusi,
produk
harga,
g. Berapa tingkat harga produk yang mahasiswa tawarkan kepada konsumen dan
berapa tingkat harga produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing
untuk masing-masing kelompok konsumen?
52
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
No.
1.
2.
3.
4.
Kelompok Konsumen
Pedagang Besar/Grosir
Pengecer
Konsumen Langsung
Tingkat
Harga
Produk Anda
(Rp/unit)
Tingkat Harga
Produk Pesaing
(Rp/unit)
..
3.
Kelompok Konsumen
1.
Pedagang Besar/Grosir
2.
Pengecer
3.
Konsumen Langsung
4.
Cara Promosi
Pesan yang
Disampaikan
Penganggaran Pemasaran
Untuk memudahkan dalam menyusun rencana keuangan, ada baiknya mahasiswa
juga menyusun penganggaran yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam operasional
pemasaran produk. Rincikan
Jenis Biaya
1.
Pengangkutan/Transportasi
2.
Tenaga Kerja
3.
Restribusi Pasar
4.
Promosi
5.
6.
...
7.
Jumlah
(unit)
Nilai/unit (Rp)
Nilai (Rp)
53
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
8.
9.
...
Referensi
Assauri,
Pemasaran:
Dasar,
Konsep
dan
Strategi.
54
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
kegiatan
produksi
dan
proses
produksi
gagasan produknya.
produksi
yang
yang diharapkan.
memproduksi
kebutuhan
Umumnya,
dalam jumlah
konsumen,
baik
harus
suatu
dan
mampu
sistem
kualitas
menghasilkan
diukur
yang
kemampuan sumberdaya
dengan
kemampuan
ditetapkan
perusahaan
produk
berdasarkan
serta
harapan
dari
awal
dalam
yang akan
Pemasaran)
pelaksanaan
diproduksi.
telah
proses
Pada
yang
dihasilkan,
kerja,
adalah
pembelajaran
merencanakan
sebelumnya
(Aspek
produksi
memadai.
Gambaran
memberikan
kemudahan
mesin/peralatan,
lokasi
tersebut
memiliki
mengenai karakteristik
dalam
produksi
produk
menyusun kebutuhan
dan
biaya
potensi/prospek
yang
bahan,
akan
tenaga
proses produksi. Dengan gambaran produk ini, juga akan memudahkan dalam
menetapkan
sistem
produksi
yang
akan
diterapkan
dalam
menghasilkan
produk yang dimaksud. Olehnya itu, dalam sistem produksi dikenal adanya 3
(tiga) komponen, yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output).
tentang
produksi
yang
berbeda-beda.
gaya pengungkapan
digunakan
output,
literatur
dalam
baik
berupa
merupakan
Istilah
produksi
produksi
sering
mendefenisikan
kegiatan
untuk
Assauri
menciptakan
(1993)
bahwa
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
barang
atau
jasa.
Reksohadiprojo
kegiatan
Demikian
dan
pula
defenisi
Gitosudarmo
untuk menghasilkan
yang
(2003)
dikemukakan
bahwa
barang-barang
dan
produksi
jasa-jasa
oleh
adalah
sesuai
dengan
tidak
hanya
juga menggunakan
(input).
Sebagaimana
bahwa
produksi
barang
dari
berbagai
faktor
yang dikemukakan
adalah
berbagai
produksi
oleh
sebagai
atau menghasilkan
lain.
yang
Hal
masukan
Prawirosentono
membuat
bahan
(output),
sama
(1997)
produksi
suatu
Sofyan (1999) bahwa produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses
yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran atau dengan pengertian
bahwa produksi
mencakup
setiap
proses
yang
mengubah
masukan
menjadi
sebagai
teknik bagaimana
untuk
menciptakan
Ahyari
(1990)
metode
suatu
produksi
itu
diartikan
sebagai
dilaksanakan
atau
cara,
metode
suatu
kegiatan
mengemukakan
ataupun
proses,
teknik
bahwa proses
menambah
produksi
kegunaan
adalah
suatu
cara,
proses
kegiatan
produksi
dalam
untuk menciptakan
barang
atau
jasa
tenaga
kerja,
mesin,
dengan
atau
konteks
kewirausahaan
menambah
menggunakan faktor-faktor
bahan
baku
dan
dana,
kegunaan
produksi
adalah
suatu
seperti
sarana
produksi
yang
dan
prasarana
dan prasarana
meliputi
bahan,
yang
inilah
akan
yang
digunakan
sering
dalam
disebut
menghasilkan
sebagai
input
(uang).
a. Bahan Baku
Dalam menyusun kebutuhan bahan baku untuk digunakan dalam proses
66
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
produksi harus
Misalnya
mengacu
saja,
pada
karakteristik
produk
yang
akan
dihasilkan.
dibutuhkan
produksi
Dengan demikian,
produk
adalah
yang
ditentukan
gula
akan
oleh
alasan mengapa
dan
pewarna
dihasilkan
kualitas
terutama
sesuai
bahan
perusahaan
merah.
dengan
baku
perlu
yang
dalam
permintaan
digunakan.
melakukan
proses
kualitas
konsumen, sangat
Ini
yang
penanganan
menjadi
bahan
baku,
berkualitas.
Pengendalian
dalam
pengadaan
bahan
baku
terutama
pada
bakunya
primer
memiliki
kerugian
bagi
sangat
ciri
penting untuk
yang
apabila
perusahaan.
dilakukan,
karena
tidak dikendalikan
Ciri-ciri
produk
hasil
akan
pertanian
mendatangkan
Hal
karena mengingat
peserta
mata
ini
yang
perlu
gagasan-gagasan
ditekankan
produk
yang
dan
dipahami,
diajukan
oleh
bahan
produksinya
yang
digunakan
perusahaan
dalam
proses
oleh
atau
menjadi
bagian
digunakan
dalam
dalam
proses
produksi
dan
adalah bahan yang bukan atau tidak menjadi bagian dalam produk, namun sangat
diperlukan untuk mendukung produksi.
Agar
produksi
dapat
berjalan
lancar,
maka
dalam
pemilihan
bahan
penggunaan
melakukan
bahan
penyimpanan
baku yang
berkualitas
memungkinkan
untuk
perusahaan dapat melakukan pembelian dalam jumlah yang besar, sehingga interval
67
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
pembelian dapat diperjarang yang berarti perusahaan dapat menekan biaya
pengangkutan. Selain itu, biasanya perusahaan akan mendapat harga bahan yang
relative rendah dari pemasok jika pembelian dilakukan dalam jumlah yang besar. Ini
berarti perusahaan dapat menekan pembelian.
Agar kualitas bahan baku yang dipasok oleh perusahaan dapat terjamin,
maka beberapa hal
yang
perlu
dilakukan,
antara
lain
penyeleksian
pemeriksaan
dalam
penyimpanan
Dengan
upaya-upaya
saat
dan
penerimaan
tentunya
ini,
di perusahaan,
pemeriksaan
perusahaan
dapat
penanganan
sebelum diproses.
menghindari
penggunaan
bahan baku yang kurang berkualitas, sehingga proses produksi akan dapat
dipertahankan
aspek
ditentukan
kualitas,
kelancaran
oleh ketersediaan
kontinyuitasnya.
Ini
berarti
bahan
proses
baku
produksi
dari
juga
aspek
sangat
kuantitas
dan
berproduksi harus dapat diperoleh setiap saat dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan.
Perusahaan
primer
yang
bahan
baku
dari
hasil
pertanian
produksinya
tidak
menggunakan
bersifat
jarang
keterbatasan
kita
musiman dan
temui,
atau
sumbernya
proses
malah
terpencar-pencar.
Malah
ketiadaan
bahan
baku
yang dapat
diolah.
terpencar-pencar
yang besar
penyimpanan
musim.
buah
durian
duren
yang
contoh:
di
dalam
Kota
diantisipasi
ditindaklanjuti
dan/atau pengolahan
Sebagai
dodol
dapat
agar
dengan
dapat
sebuah perusahaan
Palopo
jumlah
yang
dengan
pembelian
penggunaan
disimpan
yang
dalam
teknologi
selama
di
menghasilkan
luar
produk
besar
pada
saat musim
duren,
kemudian buah duren diolah menjadi pasta duren sehingga tahan untuk
disimpan
tersebut
selama
berbulan-bulan.
Dengan
upaya
ini,
perusahaan
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
c. Mudah diolah
Bahan
baku
yang
digunakan
bahan
baku
yang sulit
sedapat
diolah
mungkin
biasanya
mudah
memiliki
diolah,
karena
konsekuensi
terhadap
biaya produksi dan pada akhirnya juga akan berpengaruh pada harga jual
produk. Apabila bahan baku dapat diolah dengan mudah, kemungkinan besar
biaya
produksi
tersebut
dilakukan
mahal atau
apabila
baik
akan
dengan
harus
ringan
di
membeli
membeli
Jika
besar
beras
dengan
dalam
penepungan,
investasi
produksi
mengolah
dibandingkan
dalam
berbentuk
dengan
harganya
contoh,
maka lebih
tepung
beras
menjadi
bahan
tepung
yang cukup
serta
kontinyuitas
proses
mesin
pengolahan
(mesin
hal
ini
namun sebelumnya
sendiri
baku
Sebagai
tepung beras,
kebutuhan
mengadakan
pengadaannya,
atau
diolah sendiri
tingkat
proses
dapat
dicari
lain.
telah
kemudian
misalnya). Tentunya
untuk
apakah
bahan yang
pertimbangan
produksi, perusahaan
sulit
bahan baku
yang
sekali
yang
pengolahan bahan
tempat/perusahaan
perusahaan menggunakan
daripada
ketimbang
peralatan
diolah
perusahaan
beras.
lebih
bahan
diperlukan
perlu
baku
pengolahan
biaya
dipertimbangkan
lebih menguntungkan
diserahkan
kepada
tempat/perusahaan lain.
d. Harga yang relatif murah
Bahan
baku
yang
akan
digunakan
dalam
yang
secara
tingkat
bahwa
sedapat
murah.
harganya
artian
produksi
Dalam
proses
harga bahan
bahan
baku
baku
yang murah
tentunya pada tingkat biaya produksi yang rendah dan pada akhirnya harga
jual dapat lebih rendah dibandingkan dengan pesaing.
Sebagaimana
yang
perlu dipertimbangkan
dalam
telah
dikemukakan
dalam
perolehannya. Hal
ini
pengadaan
berarti
berpengaruh
terhadap
biaya
bahan
bahwa
bahwa
salah
baku
adalah
penentuan
untuk
satu
sumber
dipikirkan.
pengangkutan dan
pada
hal
yang
kemudahan
(pemasok)
Sumber
bahan
akhirnya
akan
berpengaruh pula pada biaya produksi dan harga jual produk. Semakin dekat
sumber bahan akan semakin baik. Namun apabila dalam keadaan tertentu,
69
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
sumber bahan
berada jauh
dari
lokasi,
biaya, seperti
membeli
tetapi
dalam jumlah
dengan
syarat
alternatif
yang besar
bahan
tersebut
dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama tanpa mengurangi kualitas.
Perlu
bahan
diingat
bahwa
persaingan
terdapat
dalam
pembelian
juga
berbahan
baku
yang
yang
sama.
memproduksi
produk
terjamin
baik
sama
yang
kuantitas,
kualitas
maupun
yang
dibutuhkan
kuantitasnya, perusahaan
dituntut untuk mencari sumber bahan baku yang dapat diandalkan. Salah
satu cara
yang
bahan
dapat
baku
ditempuh
untuk
adalah mengembangkan
hubungan
secara
pribadi
dibutuhkan
di
saat-saat
Hubungan
baik
dengan
akan
dapat
kondisi
pemasok
menjamin
baik
intensif.
ketersediaan
dengan
pemasok
Pengenalan
terhadap
membantu perolehan
ketersediaan
perlu
pula
bahan
bahan
yang
dalam kekurangan.
senantiasa
dipelihara,
karena
pemasok bahan juga dapat menjadi sumber informasi penting mengenai pesaing
(yang juga memasok
produk,
teknologi
pengadaan
bahan
dari
dan sebagainya.
bahan
baku,
pemasok),
Jika
harga,
perusahaan
hubungan yang
perkembangan
kekurangan
telah
dijalin
desain
dana
dapat
untuk
membantu
pengadaan
bahan
baku
perlu
pula
diusahakan
menetapkan
dua atau lebih pemasok untuk setiap bahan yang dibutuhkan. Selain untuk
menjamin
ketersediaan,
pelayanan
yang
perusahaan,
ada kecenderungan
terbaik
karena
mereka
dengan
tahu
pemasok
tingkat
bahwa
akan
harga yang
perusahaan
memberikan
sesuai
tidak
kepada
hanya membeli
bahan dari satu pemasok. Diantara pemasok juga terdapat persaingan dalam
merebut
pelanggan,
dan
tentunya
mereka
juga
ingin
unggul
dalam
mengandalkan
produk
tertentu
pemasok,
yang
perusahaan
merupakan
dapat
bagian
pula
yang
menyediakan
tebesar
dari
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
memudahkan perusahaan dalam memenuhi persyaratan
pengadaan
bahan
baku,
yang
sebagaimana
diperlukan
dalam
Sebagai contoh, jika perusahaan menghasilkan produk keripik pisang, mungkin perlu
dipertimbangkan
mengusahakan
kebun
pisang
yang
dapat
berfungsi sebagai
kebun inti. Fungsinya tidak hanya sebagai pemasok utama bahan baku, tetapi
juga dapat berfungsi sebagai penyelamat di saat bahan baku sulit diperoleh dari
pemasok.
Sebelum
baku
mengambil
yang dibutuhkan,
keputusan
mungkin
untuk
perlu
menghasilkan
dipertimbangkan
sendiri
bahan
berbagai
aspek
b. Tenaga Kerja
Tenaga
kerja
atau
perusahaan. Dalam
proses
berjalannya
memenuhi
tenaga
proses
standar
kerja
yang
sumberdaya
produksi,
manusia
merupakan
asset
tenaga
kerja
merupakan
produksi. Meskipun
bahan
baku
yang
kualitas,
yang digunakan
peralatan
menjalankan
operasional
produksi
penting
penggerak
digunakan
telah
telah
memadai,
jika
jumlah dan kualifikasi yang diharapkan, maka mustahil perusahaan dapat menghasilkan
produk yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan oleh konsumen dan
perusahaan.
Meskipun
tenaga
kerja
dianggap
sebagai
salah
satu
faktor
penting dalam aktifitas proses produksi perusahaan, namun kadang dalam operasional
perusahaan, hal ini sering dikesampingkan, terutama yang terkait dengan kualifikasi
yang
dibutuhkan.
mudahnya
untuk
Pertimbangan
yang sering
mendapatkan
tenaga
digunakan
kerja dengan
adalah
alasan
bahwa
71
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
setiap
orang
menyebabkan
dianggap
banyaknya
membutuhkan
pekerjaan.
tenaga
produksi
kerja
Kondisi
yang
yang demikian
dipekerjakan pada
pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Akibatnya harapan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tidak tercapai.
Jenis tenaga kerja yang digunakan pada perusahaan pada dasarnya terdiri dari
tenaga kerja upahan
kerja
1.
ini
dan
tenaga
kerja
keluarga.
Kedua
jenis
tenaga
kerja
memperoleh
tetap,
merupakan
tenaga
yang
secara
teratur
kerja
Tenaga
olehnya
kerja
itu
melanggar
golongan
perusahaan
ini
tidak
ketentuan
dalam
secara hukum
dapat
berlaku
memiliki
sewenang-
waktu
dan
dengan
ketentuan
yang
jelas
mengenai
harga pekerjaan.
pekerjaannya tidak
diupah.
ini
banyak
masih
berskala
usaha
juga
dijumpai
upah,
anggota
meskipun
keluarga
upah
yang
keluarga.
yang
bekerja
diberikan
tidak
Namun
di perusahaan
sama
dengan
tenaga
kerja
yang
memiliki
kemampuan,
pengetahuan
72
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
dan
keahlian yang
kompeten
adalah
perusahaan.
selalu
kerja
yang
Oleh
berubah
sebab
mencari,
sesuai
kebutuhan
sejalan
kebutuhan
fundamental bagi
dengan
itu, perusahaan
mengembangkan
dengan
yang
perubahan
senantiasa
dituntut
dan
perkembangannya.
Hal yang
informasi menyangkut
kemampuan
tenaga
kerja
hanya
berdasarkan
prediksi yang umumnya bersifat subjektif, 2) Tenaga kerja adalah manusia yang
tidak dapat diperlakukan secara mekanistik seperti
semaunya
dan
3)
ketersediaan
tenaga
kerja
mesin
yang
yang
dapat
diatur
sangat terbatas.
Itulah
sebabnya
perusahaan
perlu
melakukan
perencanaan
tenaga
kerja,
yang
akan
datang
Jika
tenaga
yang
menganggur
atau
tidak
bekerja
secara
kerja
banyak
yang
tenaga
jumlah tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan dengan beban kerja yang
ada, akan berakibat pada adanya pekerjaan yang tidak terselesaikan secara
optimal
dan tentunya
kemampuannya.
tenaga
Tenaga
pada
akhirnya
tidak
lain.
Artinya
kelebihan
kerja
akan
kerja
bekerja
melebihi
betah
dan
akan
bekerja
dan memilih
kekurangan
beban
mencari
kerja
pekerjaan
perusahaan akan berdampak pada biaya dan pada akhirnya akan berdampak
pula pada pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan.
c. Mesin/Peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam suatu proses produksi
memiliki peran yang cukup besar di dalam keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan produksi, baik dalam hal kuantitas, kualitas maupun kontinyuitasnya.
Kebutuhan
mesin
dan spesifikasi
produk
lainnya
yang
mengadakan
dan
peralatan
produksi
seharusnya
akan dihasilkan
mesin/peralatan
telah
telah
baik
jumlah,
diidentifikasi
ditetapkan.
jenis,
kapasitas
saat
gambaran
Apabila
perusahaan
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
produk sesuai dengan yang direncanakan, maka
mesin/peralatan
produksi
tersebut
akan
sudah
kurang
dapat
berfungsi
dipastikan
atau malah
tidak
biaya
(penyusutan)
sedangkan mesin/peralatan
menghasilkan
jarang
dimanfaatkan
akan
perawatan.
sia-sia,
malah
harus
tersebut
produksi. Disamping
membutuhkan
yang
yang
kurang/tidak
itu
pula,
berarti
bahwa
menambah
oleh
perusahaan
mendukung
mesin/peralatan
cepat mengalami
Ini
akan
ditanggung
kerusakan
dalam
produksi
yang
dan
tentunya
perusahaan melakukan
investasi
beban
biaya
produksi
dan
akan
dilakukan
yang perlu
ruangan
ruangan
pengadaan
diperhatikan
produksi.
produksi
mesin/peralatan
adalah
penempatan
Dalam penempatan
terdapat
beberapa
prinsip
produksi,
atau
mesin/peralatan
tata
maka
letaknya
produksi
di
integrasi,
produksi
kerja,
dalam
artian
dapat mengitegrasikan
mesin/peralatan,
bahwa
seluruh
penempatan
faktor
mesin/peralatan
produksi
(bahan,
tenaga
harmonis.
2. Prinsip memperpendek gerak, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan
produksi tidak membuat tenaga kerja lebih banyak bergerak dari satu
mesin/peralatan ke mesin/peralatan yang lain.
3. Prinsip memperlancar arus pekerjaan, dalam artian
bahwa
penempatan
mesin/peralatan produksi dapat menjamin kelancaran arus bahan dalam proses tanpa
adanya hambatan.
4. Prinsip
penggunaan
ruangan
produksi
yang
efisien
dan
efektif,
dalam
produksi
pada
ruangan
produksi
bahwa penempatan
dapat
menjamin
keluwesan,
dalam
artian
penempatan
mesin/peralatan
produksi
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
mesin/peralatan produksi tidak menghambat kesinambungan proses produksi.
Mesin/peralatan
dilakukan
produksi
yang
digunakan
perlu
senantiasa
yang
akan
menyulitkan
untuk
kuantitas,
kualitas
kerusakan
yang
pada tingginya
menghasilkan
maupun
diakibatkan
biaya
perusahaan
1. Pemeliharaan
kurangnya
produksi
kontinyuitasnya.
dalam
yang
mengalami
Selain
upaya
akan
Terdapat
sering
itu
perawatan
berdampak
beberapa
cara
kerusakan
tingginya tingkat
akan
berdampak
langsung
pula
yang dapat
pada
dilakukan
breakdown,
yakni
pemeliharaan
yang
dilakukan
setelah
perencanaan
dalam
mesin/peralatan
kebutuhan,
produksi,
penyusunan
perusahaan
juga
tata
letak
harus
dan
senantiasa
teknologi
pengaruh
sistem produksi
yang
cukup
besar
terhadap
saat
ini
memberikan
untuk
menghasilkan
cepat
dengan
kapasitas
yang
lebih
besar,
jikia
dibanding
dengan
bersaing
teknologi
akan
cenderung
mengalami
kesulitan
terkini.
d. Lokasi
Penempatan lokasi produksi merupakan salah satu faktor penentu yang
perlu diperhatikan dan diputuskan
sebelum
Terutama
baru
dirintis
pada
perusahaan
memulai
di
operasional
oleh
wirausahawan pemula.
yang baru
mana
perusahaan.
dirintis
perusahaan
oleh
tersebut
75
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
berada.
Dalam
artian
pergudangan, produksi,
bahwa
pemasaran
segala
aktifitas perusahaan,
dan administrasi
mulai
lokasi.
Terkait
maka
dengan
produk
yang
akan
dihasilkan
oleh
perusahaan,
produk
Misalnya
apabila perusahaan
minuman,
maka
atau
pada
Demikian
apabila
merupakan
menghasilkan
penempatan lokasi
pusat-pusat
pula
yang
produk
usaha
perbelanjaan
dalam
kebutuhan
pada
berupa
produksi
makanan
kompleks
adalah amat
proses
sehari-hari.
dan
permukiman
menguntungkan.
bahan dan bersumber dari lokasi yang terpencar dan berjauhan, maka
lokasi usaha sebaiknya mendekati pasar/konsumen.
2. Kedekatan dengan sumber bahan
Jika dibutuhkan satu jenis bahan dan biaya transportasinya cukup besar,
serta jenis produk yang sama tersedia di lokasi konsumen, maka lokasi
usaha perlu dipikirkan untuk ditempatkan mendekati sumber bahan.
3. Keadaan infrastruktur
Mencakup ketersediaan sarana dan prasarana wilayah seperti jalan, listrik, air bersih
dan telekomunikasi di lokasi yang direncanakan.
4. Ketersediaan informasi mengenai program pembangunan
Informasi program pembangunan di mana lokasi perusahaan akan didirikan
sangat perlu diketahui, karena setiap daerah mungkin saja sudah ditetapkan
konsep tata ruang yang di dalamnya telah ditentukan kawasan-kawasan untuk
kegiatan ekonomi dan bisnis. Ada baiknya
dalam
usaha
perlu
penyesuaian
dengan
menentukan
lokasi
tenaga
kali
kerja
Meskipun
menyulitkan
yang memiliki
pada
dalam
perekrutan
kualifikasi
tenaga
kerja,
keterampilan
yang
tergolong murah.
76
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
6. Ketersediaan Dana
Hal ini penting, karena meskipun lokasi perusahaan telah ditetapkan dan
sudah sesuai dengan
sumberdaya
pertimbangan-pertimbangan
finansial
di
atas,
namun
jika
juga.
e. Biaya
Biaya dapat didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk
memproleh
produk
(barang
dan
dilakukan di
akan
dimana
datang,
/atau
jasa).
mendapatkan
pengeluaran atau
Atau
manfaat
pengorbanan
pengeluaran
yang
pada
yang
tersebut
masa
dapat
diduga
tetap,
merupakan
pada
besar kecilnya
tetap.
Misalnya
biaya
produksi
biaya
yang
dan
besar
dalam
kecilnya
periode
tidak
tergantung
tertentu
jumlahnya
tidak
berhubungan
biaya
merupakan
biaya
yang
besar
kecilnya
yang
tergantung
tetap,
dalam
pada
periode
tingkat
tertentu jumlahnya
produksi
yang
dapat
berubah
untuk pembelian bahan baku, biaya upah tenaga kerja borongan, dan
sebagainya.
2. Biaya menurut jenis yang terdiri dari:
Biaya langsung (pokok), merupakan biaya yang langsung terikat atau
menjadi
bagian pokok
dari
produk
yang
dihasilkan.
Biaya
yang
digolongkan dalam jenis ini adalah biaya bahan langsung dan tenaga kerja
langsung.
Biaya tidak langsung, merupakan
digunakan
pada
untuk menghasilkan
bagian
digolongkan
pokok
dalam
dari
jenis
ini
produk atau
produk yang
adalah
biaya
biaya
yang
dihasilkan.
bahan
terikat
bukan
Biaya
yang
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
tenaga kerja tidak langsung.
Biaya administrasi/umum, merupakan biaya
keperluan administrasi
kantor
yang
perusahaan
dan
dikeluarkan
umum.
untuk
Misalnya
biaya
untuk menggaji pimpinan dan pegawai, sewa kantor, perlengkapan kantor dan
sebagainya.
produk
sesuai
dengan
jumlah
perusahaan,
sebagaimana
dijelaskan sebelumnya,
oleh
yang
kegiatan
berlangsung
melalui
yang
beberapa
telah
yang
dilaksanakan
dikenal
dengan
tahapan
yang
selain
ditentukan
selama
istilah
dan
juga
mutu
yang
oleh
input
sangat
ditentukan
proses pembuatan
proses
merupakan
produksi.
aktifitas
produk
Proses produksi
menyeluruh
yang
produksi
proses
produksi
berkaitan
dengan
sifat
dan
jenis
mengubah
jadi
bentuk,
yaitu
proses
pengolahan
bahan
menjadi
perakitan,
yaitu
proses
menggabungkan
komponen-komponen
telah
distandarisasi
untuk
menghasilkan
produk
78
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
kemudian dipasarkan.
Proses
terputus-putus,
proses
yang
yang
biasanya
berbeda-beda
yang berbeda-beda.
Bentuk
menghasilkan
dan
bahkan
produknya
produk
kadang
yang
dengan
disesuaikan
dengan
menentukan
yang
sistem
spesifikasi
produk
produksi, maka
yang
perlu
akan
dihasilkan,
mengorganisasikan
seluruh
produksi, meliputi:
1. Pengendalian
pembelian,
terkait dengan
pengendalian
proses
agar
pembelian
produksi
pembelian
lebih
ini melibatkan
yang
dilakukan
efisien
beberapa
oleh
(hemat
faktor
perusahaan
biaya).
yang
Dalam
saling
terkait,
Persediaan,
perlu
dilakukan
agar
biaya
yang
dikeluarkan
produksi,
agar
dengan
4. Pengendalian
bertujuan untuk
proses
produk
produksi
dalam
dapat
kuantitas
berjalan
dan
lancar,
kualitas
tepat
yang
yang direncanakan.
Kualitas,
yang dilakukan
pada
setiap
tahapan
proses
yang
79
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
dan output.
dalam
Dengan
sistem
demikian,
produksi
dalam
yang
terdiri
merancang
dari
sistem
input,
produksi
perusahaan, ketiga komponen ini dijadikan sebagai pedoman. Langkah awal yang
dilakukan dalam merancang suatu sistem produksi adalah perumusan tujuan secara jelas
yang menuntut perusahaan telah menetapkan
konsumen
tenaga
pasar
kerja,
menghasilkan
langkah
untuk
sasaran.
Selanjutnya menentukan
mesin/peralatan,
produk
berikutnya
sesuai
adalah
spesifikasi
lokasi
yang
dan
proses
menghasilkan
produk.
Upaya-upaya
komponen- komponen
sistem
produksi
agar
apa
input
pada
tersebut
yang
dilakukan
perlu
keinginan
dibutuhkan
langkah
produksi
yang
sesuai
yang meliputi
biaya yang
ditetapkan
menentukan
produk
awal tadi.
akan
dengan
senantiasa
bahan,
untuk
Dan
digunakan
melibatkan
dikendalikan
baku,
tenaga
dibuat perencanaannya
spesifikasinya
kerja,
ketika
mesin/peralatan,
jenis
produk
lokasi
yang
akan
dan
biaya
hanya
dihasilkan
beserta
telah ditetapkan.
80
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
5.3 Latihan
Berikut
ini
Anda
diminta
untuk
menyusun
rancangan
aspek
produksi
pengadaan
bahan
volume, harga,
baik
yang
a. Bahan
dalam
berupa
(langsung
sumber
baku
dimaksudkan
pasokan
untuk
bahan-bahan
memperkirakan
yang
dibutuhkan,
tak
langsung)
apa
Anda
saja
yang
dalam
Anda
setiap
butuhkan
bulan/siklus
Jenis Bahan
BAHAN LANGSUNG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
II
b. Berapa jumlah bahan yang dibutuhkan dalam sebulan/siklus produksi, serta berapa
Jenis Bahan
Jumlah
Kebutuhan
( unit)
Harga
Satuan
(Rp/unit)
Jumlah
Biaya (Rp)
Sumber Pasokan
BAHAN LANGSUNG
81
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
TOTAL BIAYA PENGADAAN BAHAN
Catatan: Khusus biaya bahan tak langsung dimasukkan sebagai unsur biaya overhead produksi (tidak dihitung sebagai
biaya per unit produk)
usaha Anda. Anda perlu merinci letak lokasi yang strategis untuk pelaksanaan
produksi, luas ruangan dan pembagian penggunaan
mesin/peralatan
kebutuhan
dan
jenis
perlengkapan
dan
dan
lainnya
penempatan
dalam
jumlah mesin/peralatan,
ruangan (layout),
status
kepemilikannya
orang tenaga
aktifitas
produksi.
kerja
Tenaga
yang
manusia),
dibutuhkan
Anda perlu
untuk
tenaga
kerja
melaksanakan
merinci
produksi
yang
terlibat
dalam
kerja
langsung
kegiatan produksi,
sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak terlibat
langsung dalam aktifitas proses produksi. Selain itu perlu pula direncanakan
bagaimana kualifikasi yang dibutuhkan serta berapa tingkat upah/gaji masing-masing
tenaga kerja tersebut/bulan.
c. Dimana
rencana
lokasi
proses
produksi
pada
perusahaan
Anda
berlangsung?
d.
(sewa/beli)
serta
nilai
penyusutan
82
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
e.
f.
g.
83
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
h.
Gambarkan
denah
(lay out)
penempatan
mesin/peralatan
produksi
pada
ruangan produksi perusahaan Anda pada kotak yang tersedia di bawah ini!
i.
Uraikan kebutuhan tenaga kerja langsung dan tak langsung yang Anda
butuhkan untuk melaksanakan tahapan-tahapan dalam proses produksi!
j. Biaya tenaga kerja apa saja yang Anda butuhkan dalam satu bulan/siklus
produksi?
84
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
3. Proses Produksi
Produk yang akan Anda hasilkan tentunya akan melalui beberapa tahapan produksi,
yaitu aktifitas- aktifitas menyeluruh yang dilakukan oleh tenaga kerja produksi.
Tahapan-tahapan tersebut Anda bisa Anda tampilkan dengan membuat Bagan aliran
Produksi.
Pada kotak di bawah ini, Anda diminta untuk menguraikan (dalam
bentuk skema) bagan
dilakukan
dalam
alir
produksi
berdasarkan
tahapan-tahapan
yang
materi
pembelajaran
menganalisis jumlah
golongan
sebelumnya
permintaan
Anda
tawarkan
kepada
merencanakan
melebihi
dapat
produk
Anda.
Berangkat
jumlah
Anda
dari
Anda
dari
telah
beberapa
hasil
analisis
para pelanggan
adanya
Pemasaran),
potensial
pelanggan perusahaan
tersebut,
(Aspek
Anda tersebut.
persediaan,
permintaan
Anda
yang
ada.
Tentunya
jika
Anda
demikian perlu
adanya
penangan khusus agar persediaan yang Anda simpan tidak berlebihan, apalagi
jika
produk
Anda
berupa
barang
yang banyak
menggunakan
dapat
hasilkan
tempat
dan
mudah rusak.
l.
Berapa
jumlah
produksi
yang
Anda
dalam
setiap
Jika
jumlah
produksi
melebihi
permintaan,
bagaimana
Anda
5. Penganggaran Produksi
Sebagaimana
halnya
menganalisis rencana
pada
aspek
keuangan,
pemasaran,
ada
baiknya
untuk
pula
memudahkan
Anda
Anda
menyusun
85
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
Anda untuk operasional produksi dalam per bulan/siklus produksi!
86
BAB 5
ASPEK PRODUKSI
Referensi
Ahyari, A., 1990. Manajemen Produksi: Pengendalian Produksi (Buku 2, Edisi
Keempat, Cetakan Kedua). Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Assauri, S., 1993. Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Empat). Lembaga
Penerbit
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia, Jakarta.
Prawirosentono, S., 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Bumi Akasara, Jakarta.
Rajagukguk, Z., Eryanti P dan Nurmia S., 1998. Modul Pelatihan Tenaga Kerja
Pemuda Mandiri Profesional. Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja RI, Jakarta.
Reksohadiprojo, S.
dan
I.
Gitosudarmo,
Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Rukka, R.
2003.
Manajemen
Produksi.
Sofyan, A., 1996. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Syamsuddin, A.S., Imelda R.I, Idris S., Agus A., Eymal B.D., Suardi B. dan
Rusli M.R.,
1995. Mulai dari Usaha Kecil Merintis Karir Kewirausahaan
Anda. Pusat Pengembangan Usaha Kecil Kawasan Timur Indonesia
(PUKTI) kerjasama Kondrad Adenauer Stiftung Internationales Institut.
87
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
merancang
kebutuhan
dan
proses
pengendalian
dampak
lingkungan
yang
aktifitas
yang
dilakukan
oleh
seseorang
sebagai
individu,
mereka
berada
dan
aktivitas
tidak
bisa
lepas
dari
diharapkan
laba
tidak
hanya
yang sebesar-besarnya,
tetapi
lingkungan
merupakan
dalam
unit-unit
pembangunan
lapangan
kerja,
sebagainya.
yang
ekonomi
menyediakan
Hal
telah
negara,
produk
yang
lingkungan.
sebesar-besarnya
bagaimana
mempertimbangkan
aktifitasnya.
Perusahaan
memberikan kontribusi
misalnya
dalam
dibutuhkan
besar
penyediaan
masyarakat,
dan
juga
melaksanakan setiap
ekonomi
terhadap
memikirkan
agar
Jangan
dapat
karena
alasan
memberikan
dampak
dari
untuk memperoleh
konstribusi
yang
aktifitasnya
laba
lebih besar
yang
lagi
sosial
Olehnya
itu,
masyarakat
dengan
banyaknya
terjadi
bencana
alam,
calon
wirausahawan
sebelum
menjalankan
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
kemungkinan- kemungkinan
dampak
yang
akan
ditimbulkan
oleh
aktifitas
dipertahankan,
dampak
dan
negatifnya
bila
perlu
perlu
dikembangkan. Sedangkan
dipikirkan
dengan
merancang
prediksi
upaya-upaya
pengendalian.
karena
Predikat baik
memperoleh
ekonomi
secara
yang
mikro
dapat
sehat
adalah
diberikan
ekonomi
kepada
yang
perusahaan
bertumbuh.
yang
dapat
capaian laba yang lebih besar tahun ini dibanding tahun lalu, atau
secara makro sebuah wilayah memperoleh capaian Product Domestic Bruto (PDB)
tahun ini lebih besar dari tahun lalu. Namun
dibenarkan
(mungkin
juga
oleh
pertumbuhan
ekonomi
tidak
dapat
kegagalan
pembangunan
dalam
mengantisipasi
masalah
sebuah
perkumpulan
pertumbuhan ekonomi
di Roma
mengeluarkan
suatu
laporan
bahwa
di
Kota
Stockholom
membicarakan lingkungan
dengan
dan
diadakan
menghasilkan
pertemuan
berbagai
dunia
aturan
yang
yang
khusus
berhubungan
day).
Kualitas
lingkungan
yang
semakin
menurun
saat
ini
telah
mengancam
lingkungan menjadi
77
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
berdasarkan
prinsip
pembangunan
berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan.
Konsep
pembangunan
merupakan penengah
lingkungan.
antara
berkelanjutan
kepentingan
ini
menurut
pembangunan
Bertens
ekonomi
dan
(2000)
kelestarian
membahayakan
memenuhi
generasi- generasi
kebutuhan-kebutuhan
dikemukakan
sumberdaya
kita
kesanggupan
bahwa
pembangunan
alam
sedemikian
dapat melanjutkan
Implikasinya
mereka
bahwa
harus
memanfaatkan
generasi-generasi
yang
harus
untuk
Dalam penjelasannya
selalu
sehingga
pembangunan
setiap generasi
sendiri.
ekonomi
rupa,
mendatang
kita
mewariskan
jalankan
setelah
sekarang.
lingkungan
hidup
yang
sehat dan utuh dengan sumberdaya alam secukupnya kepada generasi berikutnya.
Pertentangan antara mereka yang menomorsatukan lingkungan hidup (the
environmentalists)
teknologi maju
dan
(the
mereka
yang
industrialists)
menomorsatukan
dapat
ekonomi
diperdamaikan
berdasarkan
dengan
wawasan
konseptual,
pegangan
, secara
yang
seimbang
pembangunan
praktis tetap
berkelanjutan
menemui
menyediakan
kesulitan,
terutama
tersebut
bersama-sama
dapat
dirundingkan
melestarikan
lingkungan
dengan tercapainya
hidup,
demi
konsensus
masa depan
untuk
bumi
kita.
110 kepala
1992
telah
negara
untuk mewujudkan
menghasilkan
Deklarasi
Rio,
sustainable development.
Agenda
21,
Forests
(Biodiversity). KTT
Berkelanjutan
yang
Bumi
mengandung
juga
menghasilkan
Konsep
Pembangunan
telah
paradigma pembangunan
dirumuskan
konsensus,
berkelanjutan
belum
namun
menurut
banyak
Keraf
(2002)
diimplementasikan,
78
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
bahkan
kerja
belum
yang
luas dipahami
menentukan
lingkungan
masih
tetap
paradigma
pembangunan
dan
diketahui
dan menjiwai
saja
terjadi
sebagai
seluruh
memuat
proses
sebagai alasan
berkelanjutan
itu
tidak
prinsip-prinsip
pembangunan.
untuk
Krisis
menilai
bahwa
jalan. Penyebabnya
adalah
dikatakan
merupakan
bahwa
sebuah
apa
yang
dicapai
pada
kompromi
yang
mengunggulkan
KTT
tersebut hanyalah
kembali
pembangunan
baik
dari
Yang
paling
penting
adalah
dibutuhkan
setelah KTT di Rio De Jeneiro, KTT Bumi dilaksanakan secara rutin yang dimulai
di Berlin-Jerman (1995), Jenewa-Swiss (1996), Kyoto-Jepang
Aires-Argentina
(1998),
Bonn-Jerman
(1999),
(1997),
Buenos
Hague- Belanda
(2000),
(2004),
(2007),
Montreal-Kanada
Poznan-Polandia
(2005),
Nairobi-Kenya
(2008),
(2006),
Kopenhagen-Denmark
Bali(2009),
bagi
kesepakatan-kesepakatan
berwirausaha
merupakan kegiatan
manusia
dan
mengadakan
produksi,
ekonomi.
dari
mempekerjakan
Dampaknya
merupakan
Aktifitas
interaksi manusia
input
tentunya
dapat
kelestarian bumi.
yang
dengan
kegiatan
perusahaan
alam
pemasok dan/atau
orang,
Terhadap
Lingkungan
sosial
dan
melibatkan
melalui
langsung
berbagai
dari
melakukan transaksi
sekaligus
interaksi
antar-
aktifitas
seperti
alam,
dan
Bio-
berbagai
melakukan
aktifitas
lainnya yang bertujuan untuk memperoleh laba. Karena perusahaan dapat berjalan
melalui interaksi manusia dengan manusia dan manusia dengan alam,
laba
dalam
perusahaan
tidak
boleh
bersifat
sepihak,
berarti
perolehan
yang
paling
nyata
terlihat
sebagai
akibat
dari
aktifitas
perusahaan (baik yang berskala besar, maupun kecil) adalah dampak bio-fisik
berupa pencemaran. Adanya pencemaran
terhadap
lingkungan
diakibatkan
oleh
79
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
pembuangan
perusahaan
limbah
yang
berpendapat
sebagai
dapat
dengan
bahan yang
berbentuk
padat,
menambahkan
tidak
cair
kebisingan
terpakai
dalam
aktifitas
ditimbulkan
oleh aktifitas
lain
yang
karena
sifat,
konsentrasi,
dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
serta
kelangsungan
hidup manusia
Pembuangan
mungkin tidak
limbah
disadari
hidup,
kesehatan,
hasil
oleh
lingkungan
aktifitas
perusahaan
wirausahawan
akan
secara
berdampak
tidak
bijaksana,
negatif
terhadap
lingkungan. Karena dampaknya tidak dapat dirasakan saat ini, namun umumnya
akan dirasakan di masa yang akan
bahwa
adanya
untuk
tanggung
kepentingan
jawab
lingkungan
dalam
jangka
menunjukkan
bahwa
banyaknya
bahkan dinyatakan
dikeluarkan
untuk
sendiri,
failit,
dalam
namun
panjang.
juga
tidak
oleh
juga untuk
Cukup
perusahaan
mengganti biaya
kekurangpeduliannya
Mungkin
disadari
itu
perusahaan
besar,
datang.
banyak
yang
mengalami
karena
besarnya
kerugian
yang
biaya
kepentingan
fakta
yang
kerugian
yang
yang
harus
diakibatkan
oleh
limbah
produksi
ke
alam
secara
tidak
bijaksana
dapat
menyebabkan pencemaran air dan tanah serta polusi udara. Saat ini, berbagai
masalah lingkungan bio- fisik sudah mencapai taraf global, dalam artian tidak
hanya mencakup satu wilayah saja. Ada
beberapa
masalah
lingkungan yang
beracun,
efek
rumah
akibat
kaca,
rusaknya
keanekaan
lapisan
hayati.
ozon,
hujan
Masalah-masalah
asam,
tersebut
sejak lama.
Dalam
aktifitas
hal
usaha juga
dampaknya
terhadap
memberikan
pengaruh
lingkungan
sosial
budaya,
biasanya
langsung
maupun
tidak
langsung.
dengan
berbagai
akan
berhubungan
80
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
stakeholders
(pihak-pihak
karyawan,
maupun
masyarakat
konsumen.
melihat
sampai
tersebut.
tidak
yang berkepentingan),
eksternal
dalam
hanya memikirkan
mengelola
hubungan
aktifitas
dapat diukur
dengan
usahanya,
sendiri,
namun
negatif
yang
seperti
pemerintah,
usaha
perusahaan
menjalankan
keuntungan
internal
pemasok, pemasar,
Keberhasilan
sejauhmana
Tentunya
seperti
baik
para
dan
dengan
stakeholders
seorang
pengusaha
harus
memikirkan
juga
mencegah
perusahaan, seharusnya
dampak
setiap
perusahaan
telah
ditimbulkan
memiliki
oleh
unit-unit
limbah
pengolahan
lingkungan
hidup
telah
mengatur
tetapi
dengan
persyaratan
hidup
dan
mendapat
sesuai
dengan
izin
telah
dari
kewenangannya.
memenuhi baku
mutu
Menteri,
gubernur,
Undang-undang
ini
lingkungan
atau bupati/walikota
juga
mengatur baku
mutu lingkungan hidup untuk menentukan terjadinya pencemaran lingkungan yang diukur
berdasarkan
baku
mutu
air,
air
limbah,
air
laut,
udara
ambien,
emisi,
gangguan dan lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perusahaan
Terhadap
Lingkungan
Bio-Fisik
dan
perilaku
manusia
yang
tidak
bertanggung
jawab
dan
hanya
mementingkan
global
dasarnya
pada
menurut Keraf
(2002)
bersumber
pada
serta
kesalahan
pola
perilaku
sebagai
pusat
dari
alam
semesta.
Hanya
manusia
yang
memiliki nilai, manusia adalah penguasa alam sehingga bebas melakukan apa
saja, sementara alam dan segala isinya hanyalah sekadar alat bagi pemuasan
kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Cara pandang ini melahirkan sikap
perilaku eksploitatif tanpa memperdulikan alam dan segala isinya. Terdapat tiga
kesalahan fundamental dari cara pandang ini: Pertama adalah manusia
dipahami
sebagai
mahluk
ditentukan
oleh
komunitas
sosial
(social
sosialnya
animal)
dalam
yang
pengertian
hanya
eksistensi
dirinya
bahwa
manusia
81
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
berkembang menjadi dirinya dalam interaksi dengan sesama manusia di dalam
komunitas
bagi
tidak
dan
berlaku;
manusia,
Ketiga,
dan
sementara
cara
nilai
moral
hanya
dibatasi
pandang
ini
diperkuat
oleh paradigma
ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang memisahkan alam sebagai obyek dan
manusia sebagai subyek dan memisahkan secara tegas antara fakta dan nilai.
Cara
pandang
biosentrisme
hanya
antroposentrisme
dikritik
tajam
oleh
etika
dipandang
sebagai mahluk
sosial.
Manusia
harus
dipandang
terlebih
dahulu sebagai mahluk biologis dan ekologis. Kehidupan manusia tidak hanya
tergantung pada sesamanya (komunitas sosial), tetapi juga terkait dengan semua
kehidupan
lain
di
alam
semesta.
Dari
pemahaman
tanggung jawab moral tidak lagi hanya dibatasi pada hubungan manusia dengan
manusia
lainnya
dan
komunitasnya,
tetapi
juga
berlaku
yang
telah
berlaku
bagi
semua
mengenai
etika
sebagaimana
dikemukakan
di
atas
terkait hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan mahluk lain serta
lingkungannya. Bagaimana
memiliki
tanggung
halnya
jawab moral
dengan
perusahaan,
seperti
manusia?
apakah
Jika
ada
perusahaan
yang
juga
berpendapat
bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab legal, mungkin jawabannya sudah pasti
dan tidak diragukan lagi. Karena perusahaan sebagai
hukum
pastilah
manusia
dewasa
seperti
menuntut
dan
dituntut
di
badan
pengadilan,
memiliki, melakukan
kontrak dan sebagainya. Seperti subyek hukum yang biasa (manusia perorangan),
perusahaan
terdapat
pun
dua
harus
pandangan
menaati
tentang
peraturan
status
hukum.
legal
Menurut
perusahaan,
George
yaitu:,
(1999),
perusahaan
sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan hukum (Legalcreator) dan pandangan bahwa suatu usaha bebas dan produktif (Legal-recognition).
Namun jika dipertanyakan apakah perusahaan memiliki tanggung jawab
moral, mungkin pertanyaan ini akan sulit untuk dijawab. Supaya memiliki tanggung
jawab moral, perusahaan
yang
bisa
perlu
berstatus
atau
merupakan
pelaku
moral
moral
pelaku
moral
memiliki
hati
sebagaimana
manusia?
Jika
manusia
82
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
Dalam menjawab pertanyaan ini, ada argumen pro dan kontra. Di satu pihak harus
diakui
bahwa
hanya
manusia
perorangan
yang
memiliki kebebasan
untuk
pertanda
yang
menunjukkan
kepribadian tersendiri,
perusahaan
bisa
bahwa
perusahaan
tumbuh,
bisa
juga
menjalankan
pengaruh atas politik lokal, dan pertanda lainnya yang tidak dimiliki oleh benda mati.
Seluruh
karena
perdebatan
hanya memiliki
pro-kontra
makna
tidaklah
teoritis
saja
dan
begitu
tidak
penting
memiliki
dibahas
konsekuensi
memikul
sebagai
tanggung
jawab
moral, namun
masih
terdapat
wirausahawan
mereka merupakan
pelaku moral dan tentunya memikul tanggung jawab moral atas keputusan yang
mereka ambil. Ada baiknya kita sepakati bahwa karena perusahaan dijalankan
oleh manusia, maka kita dapat berkesimpulan bahwa perusahaan juga memiliki
tanggung
jawab
tentunya memiliki
manusia
moral.
Segala
konsekuensi
keputusan
tanggung
yang
jawab
diambil
oleh
dalam
perusahaan,
wirausahawan
sebagai
yang menjalankannya.
Kembali ke pembahasan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan biofisik dan sosial sosial budaya
lingkungan.
terjadinya
pencemaran
dan/atau
dan pemulihan.
Salah
satu
bentuk
memiliki kecenderungan
melakukan
tanggung
berdampak
jawab
penting
perusahaan
terhadap
erutama
lingkungan--
yang
dalam
hidup
penting
hidup
penyelenggaraan
wajib
memiliki
suatu
usaha
yang
usaha
amdal. Amdal
dan/atau
diperlukan bagi
dan/atau
merupakan
kegiatan
kajian
mengenai
yang direncanakan
pada
kegiatan.
Dampak
penting
yang
83
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
terkena
dampak rencana
dampak,
intensitas
lingkungan
berbalik
dan/atau
kegiatan,
hidup
atau
usaha
lain
tidak
yang
akan
berbaliknya
luas
berlangsung,
wilayah
penyebaran
banyaknya
komponen
dampak,
dan/atau
kriteria lain
sesuai
denga
dan
kegiatan
pencemaran
yang
dan/atau kerusakan
secara
potensial
lingkungan
hidup
dapat
serta
menimbulkan
pemborosan
dan
Proses
dan
lingkungan
e. Proses
kegiatan
yang
hasilnya
dapat
mempengaruhi
dan
kegiatan
yang
hasilnya
akan
mempengaruhi
pelestarian
teknologi
yang
diperkirakan
mempunyai
potensi
besar
untuk
untuk
para
lingkungan
berbagai
Social Responsibility
perusahaan
dengan
oleh
dengan
kegiatan
kegiatan
amal,
(CSR).
membangun kualitas
pihak
sosial
perusahaan
yang
terkait,
dimana
di
dalam pengambilan
memperhitungkan
secara
mana
perusahaan
untuk
termasuk
membuat
kehidupan
yang
lebih
ini
di
istilah
komitmen
baik
bersama
sekelilingnya
dan
bukan
mengharuskan
agar
akibatnya terhadap
perusahaan,
merupakan
berkelanjutan.
keputusannya
(stakeholders)
CSR
tersebut
program
dengan
Program
utamanya masyarakat
perusahaan
usahanya
dikenal
suatu
dengan
seluruh
keseimbangan
Hal
perusahaan
sungguh-sungguh
pemangku
lingkungan hidup.
hanya sekadar
ini
kepentingan
mengharuskan
yang
mengedepankan
konsep
ini
akan
lebih
menekankan
84
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
pembangunan sosial
dan
pembangunan
kapasitas
masyarakat
sehingga
akan
menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk
maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial ekonomi
masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini
juga
dapat
membangun
citra
sebagai
perusahaan
yang ramah
dan
peduli
lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari masyarakat. Rasa memiliki
perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat merasakan bahwa
kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan bermanfaat.
Beberapa
perusahaan
building
tinggi
masih
strategis
perusahaan.
jarang
mampu
berkembang.
dengan
dan peningkatan
tersebut
serta
memang
corporate
Masyarakat
ini
filterisasi
para
sebagai
image.
sebagai
kini
menuntut
mengangkat
menjadikannya
yang dijadikan
melakukan
Hal
mampu
status
bagian
CSR
dari
ke
upaya
Namun
upaya-upaya
bagian
dari
CSR
perencanaan
dunia
usaha yangg
pengusaha
untuk
menjalankan
tengah
usahanya
kepada
luas, namun
secara
dan
singkat
posisi organisasi
kemaslahatan
alasan
isu
masyarakat
bersama
dapat
dalam
komunitas
dimengerti
sebuah
bagi organisasi
dan
tanggung
adalah
di
sekitar
jawab
bagian
dari
memperhatikan
sosial
sejalan
masyarakat
kepentingan
dapat
sebagai
komunitas
peningkatan
melalui
komunitas.
mesti
diartikan
partisipasi
berbagai
Setidaknya
merespon
sangat
dan
upaya
ada
tiga
mengembangkan
dan
oleh
masyarakat.
karenanya wajar
Kedua,
kalangan
bila
perusahaan
program
CSR
di
Indonesia
dimulai
dari
sejarah
perkembangan pembinaan usaha kecil yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) sejak terbitnya
Peraturan
tentang
dan pengawasan
tata
Perusahaan
dengan
cara
Umum
perkembangan
penyesuaian
dijalankan
Lingkungan
dengan
oleh
pembinaan
(Perum)
ekonomi
keluarnya
BUMN
(PKBL).
saat
PKBL
dan
dan
Nomor
Perusahaan
Perusahaan Perseroan
masyarakat,
berbagai
ini
Pemerintah
merupakan
1983
(Perjan),
(Persero).
Sejalan
terus
mengalami
pemerintah. Program
Program
Program
Tahun
Jawatan
program ini
keputusan
bernama
Kemitraan
Pembinaan
dan
Usaha
yang
Bina
Kecil
85
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari
bagian
sebesar 2% dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% dari laba
bersih untuk Program Bina Lingkungan.
Program
modal
kemitraan
kerja dan/atau
khusus
bagi
dilakukan
pembelian
dengan
aktiva
tetap
Binaan,
(capacity
building)
pemagangan,
merupakan
wilayah
Lingkungan
sarana
UMK
binaan
promosi.
pemberian
bantuan
dan/atau
serta
yang
dana
rangka
untuk
pinjaman
rekanan
sosial
kapasitas
pendidikan/pelatihan,
Bina Lingkungan
masyarakat
pemanfaatan
dapat
usaha
peningkatan
Program
kondisi
melalui
dari
bentuk bantuan
Sedangkan
tersebut
berupa bantuan
ibadah
dalam
pemberdayaan
BUMN
Obyek
pendidikan
pendampingan dalam
dan
usaha
pesanan
dan
program
BUMN.
produktif,
pinjaman
usaha menengah dan kecil (UMK) yang telah menjadi binaan yang bersifat
pemberian
dana
diberikan
oleh BUMN
dari
melalui
bagi
korban
bencana
pelatihan, pengadaan
sarana
dan
alam,
prasarana
yang
bagian
di
laba
Program
Bina
bantuan
biaya
umum,
bantuan
bantuan
perusahaan
swasta
juga
telah
melakukannya.
Sebagai
contoh,
misalnya PT. Sido Muncul bekerjasama dengan Persatuan Dokter Spesialis Mata
Indonesia
(PERDAMI)
telah memberikan
bantuan
operasi
katarak
di
67
kota
melalui 92 Rumah Sakit di Indonesia. Selain itu, sebagai bentuk rasa kepedulian
dan
berbagi
kepada
sesama,
khususnya
terletak
yang
dibilangan
dilakukan
Jalan
oleh
PT.
Tegalan,
Maruki
Jakarta
dan
Timur. Contoh
Internasional
Terlantar
yang
lain
Indonesia, sebagaimana
86
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
Tabel 3
Contoh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Maruki
Internasional Indonesia
PT. Maruki Internasional Indonesia berdiri pada tanggal 18 juni 1997 dengan
nama PT. Tokai Material Indonesia dan pada tanggal 14 Januari 2003 berubah nama menjadi
PT. Maruki Internasional Indonesia. Perusahaan ini dipimpin oleh Mr. Yukihiro Kitagawa
selaku Presiden Direktur. Perusahaan ini memiliki yayasan yang menangani program CSR yang
dilaksanakan oleh perusahaan yang bernama Maruki Makassar Foundation (MMF). Yayasan ini
didirikan oleh Prof. Dr. Ir. H. Fachruddin (alm.) pada tahun 1998 dan saat ini dipimpin oleh
Prof. Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr.
Program CSR yang dilaksanakan oleh MMF adalah pemberian bantuan beasiswa
kepada pelajar dan mahasiswa. Hingga saat ini, MMF telah menyerahkan beasiswa kepada
5.000-an pelajar di Sulawesi Selatan, dan dari jumlah tersebut, sudah banyak yang
meraih gelar doktor, sedang yang berhasil menyelesaikan studinya sudah tidak terhitung
jumlahnya. Selain beasiswa untuk pelajar, Maruki Makassar Foundation juga membiayai Kuliah
Wirausaha bekerjasama Universitas Hasanuddin yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat
kewirausahaan di kalangan mahasiswa, sehingga setelah lulus tidak lagi terpaku menjadi
pegawai negeri yang semakin tahun formasinya semakin kecil. Adanya Taman Bacaan
Maruki Kapasa juga adalah bagian tanggung jawab sosial perusahaan ini di bidang
pendidikan. Taman Bacaan ini yang terletak di bagian kanan area perusahaan yang diresmikan
oleh Walikota Makassar saat itu (Drs.H.B.Amiruddin Maula) pada tanggal 6 Desember 2003.
Selain di bidang pendidikan, perusahaan yang menghasilkan produk butsudan
(furniture untuk budaya masyarakat Jepang yang berfungsi sebagai tempat untuk
menghormati dan berkomunikasi dengan para leluhur yang telah wafat) ini juga melakukan
kegiatan yang terkait dengan pelestarian dan kepedulian terhadap lingkungan, yakni
menyediakan bibit pohon untuk program penghijauan yang dilakukan oleh mahsiswa, LSM
atau organisasi lainnya. Bahkan perusahaan ini kerapkali menjadi sponsor utama kegiatan
penghijauan. Untuk menjamin ketersediaan bibit, perusahaan ini terus melakukan
pembudidayaan bibit pohon penghijauan untuk masyarakat yang membutuhkan. Pemberian
bibit berdasar pada permohonan yang masuk dari masyarakat atau kelompok masyarakat
kepada perusahaan ini.
Peduli terhadap kesehatan yang dilakukan oleh PT. Maruki Internasional
Indonesia, tidak hanya kepada para karyawan dan keluarganya, tetapi juga untuk masyarakat
yang bermukim di sekitar perusahaan. Perusahaan ini memilki klinik kesehatan yang terletak di
wilayah perusahaan untuk pemeriksaan kesehatan umum secara gratis dengan mengutamakan
pelayanan pada lanjut usia, janda dan anak-anak.Terdapat dokter keluarga dan juga dokter
perusahaan untuk memberikan pelayanan kesehatan. Selain untuk pemeriksaan kesehatan
umum, dalam upaya mendukung program pemerintah yakni pemberian ASI Ekslusif oleh ibu
menyusui, perusahaan ini juga menyediakan pojok ASI untuk karyawan yang menyusui.
Sumber:
disadur
dan
diolah
http://marukiinternasionalindonesia.blogspot.com
dari
http://tamanbacaanmaruki.blogspot.com
dan
6.2 Rangkuman
Memikirkan faktor lingkungan terutama dampak-dampak yang akan
ditimbulkan
dalam
mutlak.
menjalankan
aktifitas
Karena kepedulian
lingkungan
itu
sendiri,
sebagai
pada
wirausahawan
lingkungan
bukan
adalah
hanya
suatu
untuk
hal
yang
kepentingan
dijalankan.
Untuk mengantisipasi dampak yang kemungkinan akan ditimbulkan oleh
adanya aktifitas
lingkungan
perusahaan
bio-fisik
dan
produk
yang
dihasilkannya
terhadap
87
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
pula dirancang upaya-upaya yang akan
dampak
terhadap
lingkungan.
dilakukan
Berikut
terkait
dengan
pengendalian
6.3 Latihan
Rancangan
aspek
pegedalian
dampak
lingkungan
perusahaan
Anda
dapat
perusahaan
anda
tentunya
menghasilkan
limbah,
limbah
tersebut
dapat berupa limbah yang sifatnya padat, cair, gas, maupun suara. Limbahlimbah
tersebut
dampak
pada
limbah
apa
apabila tidak
lingkungan.
saja
yang
ditangani
Pada
dengan
bagian ini
dihasilkan
baik
perlu
oleh
akan
memberikan
diidentifikasi
limbah-
2. Dampak Bio-Fisik
Berbagai aktifitas
negatif
perusahaan
dapat
memberikan
dampak
positif
dan
dan
negatif)
antisipasi
apabila
terjadi
identifikasi
itu, kemudian
dampak
kemungkinan
dampak-dampak
mengidentifikasi
langkah-langkah
perusahaan
Anda
terhadap
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
88
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
c. Apa pula
mengendalikannya?
89
BAB 6
ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
4. Penganggaran Dampak Lingkungan
Agar
pula
memudahkan
Anda
menganalisis
rencana
keuangan,
ada
baiknya
Referensi
Bertens, K., 2000. Pengantar Etika Bisnis. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
George, R.T.D, 1999. Business Ethics. Prentice Hall Publishing, New York.
Keraf, S.A., 2002. Etika Lingkungan. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Syamsuddin, A.S., Imelda R.I, Idris S., Agus A., Eymal B.D., Suardi B. dan
Rusli M.R., 1995. Mulai dari Usaha Kecil Merintis Karir Kewirausahaan
Anda. Pusat Pengembangan
Usaha
Kecil
Kawasan
Timur
Indonesia
(PUKTI) kerjasama Kondrad Adenauer Stiftung Internationales Institut.
Undang-undang
Republik
Indonesia
No.
32
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tahun
2009
tentang
90
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
dapat
pula
konsekuensi
perkembangan
peningkatan
dalam kehidupan
berbagai
jenis
masyarakat
yang
memiliki
pada
informasi
keuangan
melayani
konsumen,
menyelenggarakan
organisasi
perusahaan bermacam-macam dan mungkin tidak semua cocok untuk semua jenis
perusahaan. Oleh karena itu, penentuan jenis organisasi perusahaan sangat
menentukan pula bagi kesuksesan seorang wirausahawan dalam menjalankan
aktifitasnya.
Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan, tidak terkecuali organisasi perusahaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka organisasi perusahaan harus diatur dan
dikelola dengan baik. Pengaturan dan pengelolaan organisasi untuk mencapai
tujuan inilah yang disebut manajemen. Apapun aktifitas yang dilaksanakan oleh
91
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
perusahaan seharusnya direncanakan sebelum dilaksanakan, bukan dengan cara
tiba masa tiba akal. Perencanaan yang baik pun belum menjamin tercapainya
tujuan yang ditetapkan, apalagi bila aktifitas dilakukan
perencanaan. Perencanaan yang dibuat haruslah menjadi
perusahaan dan tidak hanya sebagai formalitas
tanpa
melalui
pedoman
bagi
proses
aktifitas
setiap
aktifitas
dalam
perusahaan merupakan salah satu dasar bagi seorang wirausahawan untuk selanjutnya
menyusun
adalah
sekelompok
orang
(dua
atau
lebih)
bentuk
kerjasama untuk
yang
mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dari defenisi tersebut dapat disebutkan bahwa
organisai mengandung berbagai unsur yang terdiri dari dua orang atau lebih,
ada kerjasama diantara orang-orang yang tergabung di dalamnya, dan memiliki
tujuan bersama.
Sedangkan manajemen merupakan suatu kegiatan
mewujudkan
kerjasama
di
antara
tujuan
semua
yang
sumberdaya
telah
yang
yang
ditetapkan.
dilakukan untuk
terlibat
Jika
dalam
membaca
berbagai literatur manajemen, defenisi manajemen oleh para ahli cukup beragam.
Namun jika ditelusuri lebih jauh, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian yaitu:
92
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
1Manajemen sebagai suatu proses
.
2Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
.
3Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science)
.
Meskipun
demikian,
dari
berbagai
defenisi
mengenai
manajemen
y
a
n
g
Dari uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dikatakan bahwa hal
yang berbeda
alat
atau
antara
organisasi
dan
manajemen
adalah
organisasi
sebagai
manajemen lebih mengarah kepada pengaturan atau pengelolaan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Pada
dasarnya
dengan fungsi-fungsi
mengenai
penerapan
manajemen
manajemen.
Berbagai
dalam
pendapat
organisasi
ahli
adalah
juga
terkait
berbeda-beda
bermaksud
dapat dikemukakan
terdiri
dari
organizing,
mengabaikan
bahwa
perencanaan (planning),
pada
para
ahli
tersebut,
manajemen
pengorganisasian
(organizing),
pelaksanaan
pengawasan (controlling).
manajemen
ini
dapat
disederhanakan lagi
perencanaan
pendapat
innovating,
fungsi-fungsi
dan
yakni
directing,
dasarnya
(actuating)
utama,
staffing,
(planning),
Secara
garis
menjadi
besarnya
tiga
fungsi-fungsi
kelompok
fungsi
(controlling)
dengan
kebutuhan
organisasi
perusahaan,
beberapa
hal
perlu dirancang, yakni visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
di
mana
perusahaan
berada
dan
segala
aktifitasnya
93
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
dilaksanakan senantiasa berubah, dan untuk mampu bertahan di lingkungan
tersebut,
Semakin dinamis lingkungan sebuah perusahaan, maka semakin sulit untuk mengetahui
dan mengantisipasi perubahan
yang
diperlukan.
Pertumbuhan
dan
perkembangan
sebuah perusahaan dapat diketahui apabila perusahaan tersebut memiliki arah tertentu
yang akan dicapai dan secara berkala
dilakukan
pengukuran
capaian.
Dari
hasil
pengukuran tersebut dapat diketahui persoalan dan kendala yang dihadapi setiap
saat, sehingga dengan demikian aktifitas- aktifitas yang dilakukan dalam upaya
mengatasi persoalan dan kendala dapat lebih spesifik dan terarah.
Sebuah perusahaan tidak langsung berdiri begitu saja, tetapi lazimnya
melalui proses
arah
yang
yang
panjang
jelas. Sebab
tanpa
dan
untuk
arah
kelanjutan
yang
jelas
operasionalnya
cenderung
akan
diperlukan
sulit
untuk
berkembang. Hal Ini dapat diilustrasikan Ibarat seseorang yang akan melakukan
perjalanan tanpa arah yang jelas yang akan dituju, maka orang yang bersangkutan
bisa saja tersesat dan tidak mengetahui dimana posisi yang ia telah capai. Dalam
melaksanakan aktifitas perusahaan, seorang wirausahawan tidak mungkin
melakukannya
sendiri,
kerja.
orang
tetapi
tersebut
mereka
tentunya
membutuhkan
memiliki
orang lain
latar
sebagai
tenaga
Orang-
status
kehidupan, dan membedakan visi dan misi pribadi dalam menjalankan aktifitas
kesehariannya. Kondisi yang demikian akan menyulitkan perusahaan untuk berkembang,
apalagi bila beragamnya kebutuhan dan kepentingan setiap orang yang terlibat tidak dapat
dipenuhi oleh perusahaan.
Berangkat
dari
menyadari pentingnya
dasar
pemikiran
pemahaman/penyamaan
visi
yang didasari
oleh kesamaan
visi pribadi masing- masing orang yang terlibat, serta penyesuaian visi pada pihak-pihak
luar yang berkepentingan. Visi perusahaan inilah yang akan dijabarkan dalam beberapa
misi yang harus dilaksanakan dalam mencapai visi perusahaan.
Visi perusahaan terkait dengan kondisi yang akan dicapai oleh perusahaan
di
masa yang akan datang. Sedangkan misi perusahaan terkait dengan tugas
pelayanan
yang
harus dijalankan
oleh
perusahaan
falsafah
terhadap
bagi
pihak-pihak
manajemen
perusahaan.
Bagi
yang
perusahaan
manajemen,
94
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
visi perusahaan merupakan pedoman untuk menyusun strategi perusahaan. Perencanaan
yang dibuat senantiasa berlandaskan
visi perusahaan.
Pernyataan visi perusahaan hendaknya dirumuskan dalam suatu pernyataan
yang bersifat sederhana, fleksibel, memiliki cakupan yang luas, terukur dalam
hal
capaian
menggambarkan
prospek
yang
cerah
dalam
perjalanan hidup perusahaan di masa mendatang. Hal yang perlu diingat oleh
wirausahawan,
bahwa
jika
menginginkan perusahaannya
bertahan
ditekankan
hidup
dalam
lebih
pernyataan
perusahaan.
dari
Bentuk
Spesifik
struktur
organisasi
dasarnya
dari
desain
perusahaan
merupakan
desain
organisasi
sebuah
tersebut.
Dengan
organisasi
dimana
terkait
dengan
pembagian
kerja
dan
sumberdaya
yang
dimiliki,
serta
beberapa
orang
dalam
perusahaan
tentunya
membutuhkan
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas. Seluruh pekerjaan tidak hanya
dimonopoli
tenaga,
oleh wirausahawan
keterampilan,
sebagai
pemilik,
keterbatasan
waktu,
karena
sinilah pentingnya
kepada
staf
atau
tenaga
kerja
dalam
bentuk
pendelegasian
wewenang
kepada
tenaga
kerja
dan
menunjukkan pula arah tanggung jawab atas wewenang yang diberikan. Selain
itu, struktur organisasi juga menunjukkan fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda dikoordinir dan menunjukkan
pula
adanya
spesialisasi-spesialisasi
95
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
pekerjaan yang terdapat dalam sebuah organisasi perusahaan.
Berbagai literatur manajemen mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) pilar
dalam yang perlu di perhatikan dalam penyusunan struktur oganisasi, yakni:
1.
dari
orang
istilah
pembagian
kerja,
karena
yang
penyimpanan/pergudangan,
kontrol
Pengelompokan
pembagian dan
proses
dilakukan apabila
jenis-jenis
pekerjaan
telah
dikelompokkan
penyaluran
menjadi
dikelompokkan
relasi
bagian Prosessing,
menjadi
dalam
antar
ini,
yaitu:
1)
Span
bagian
pengemasan
(hierarchy),
dalam
kontrol
organisasi
bagian
dan
organisasi,
dua
konsep
merupakan
baik
secara
penting
dalam
atau bagian di bawah suatu bagian yang akan bertanggung jawab kepada
bagian
tertentu,
perintah
hingga
dalam
hirarki
dan
2)
sebuah
yang
Chain
of
command
organisasi
paling
rendah,
yang menunjukkan
dari
hierarki
dan
juga
yang
garis
paling tinggi
menjelaskan
bagaimana
batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagian mana akan melapor ke bagian
mana.
4.
Kordinasi
aktifitas
organisasi
(coordination),
dari berbagai
dapat
tercapai
proses
bagian
dalam
dalam
mengintegrasikan
organisasi
agar
seluruh
tujuan
secara efektif.
96
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Struktur
organisasi
yang
dirancang
tentunya
disesuaikan
dengan
kebutuhan perusahaan, bagian-bagian mana yang perlu ada dan bagian-bagian mana
yang tidak perlu dibentuk.
kebutuhan
perusahaan.
Bentuk
strukturnya
pun
bisa
dibuat
sesuai
Terdapat
Strategi Perusahaan
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, maka disusun strategi yang perlu
dilakukan oleh perusahaan untuk mencapainya. Strategi ini selanjutnya dijabarkan
ke dalam berbagai sasaran perusahaan. Untuk mencapai sasaran-sasaran
perusahaan yang telah ditetapkan tersebut, salah satu sarananya adalah
melalui struktur
organisasi
perusahaan.
perusahaan harus
wirausahawan
strategi
organisasi
hendak
sesuai
Oleh
dengan
sasaran
melakukan perubahan
perusahaannya,
struktur
karenanya,
perusahaan.
yang
organisasi
struktur
signifikan
Jika
dalam
3.
dibuat
semakin
kompleks
mengikuti
ukuran perusahaan.
Teknologi
Teknologi yang dimaksudkan adalah cara perusahaan mengubah masukan
(input) menjadi
teknologi
tidak
keluaran
(output).
Perusahaan
yang
menggunakan
sama
dengan
Lingkungan Perusahaan
Perkembangan
yang
sebuah
terjadi pada
perusahaan
lingkungan
internal
ini
semata-mata
untuk
memberikan
pelayanan
Perlu
disa
dari
bahwa
terlepas
dan
diutarakan
dari
eksternal
pada
yang
laba,
namun
terbaik
setiap
perkembangan
perusahaan
bagian
perusahaan menjalankan
mengejar
bahwa
tidak
lain
proses
aktifitasnya
tidak
lebih daripada
kepada
stakeholders,
itu
itu
adalah
seluruh stakeholdersnya.
baik
internal (manajemen
97
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
dan tenaga kerja), maupun ekternal (pesaing, pelanggan, pemasok, pemerintah,
masyarakat
dan
terhadap
sebagainya),
pelaksanaan
Olehnya
memiliki
kinerja
itu, perkembangan
dan
lingkungan
penyesuaian
struktur organisasi,
mengalami
kesulitan
kekuatan
berpengaruh
perkembangan
perusahaan
karena
serta
bila
perusahaan.
harus diikuti
tidak,
dengan
perusahaan
akan
telah ditetapkan.
Penerapan
sistem
struktur
organisasi
pada
perusahaan
tergantung
dari
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Memilih struktur organisasi yang cocok untuk
setiap perusahaan membutuhkan
khusus
dalam
Beberapa
waktu
memilih sistem
pendekatan
yang
dan
struktur
pengamatan
organisasi
yang
(analisis)
tepat
dan
yang
sesuai.
yaitu:
1.
Pendekatan
fungsi
2.
Fungsional,
yakni
membagi
pekerjaan
berdasarkan
bagian- bagian.
3.
Pendekatan
pelanggan
4.
yakni
membagi
pekerjaan
berdasarkan
Pendekatan
wilayah
5.
Pelanggan,
geografis,
yakni
membagi
pekerjaan
berdasarkan
umum
terdapat
tiga
bentuk
usaha
yang
secara
yuridis
perseorangan
atau
usaha
yang paling kecil dan paling umum. Segala sesuatu dalam perusahaan
jenis
ini
tanggung jawabnya
pada
seorang,
perusahaan.
Kelebihan
Biaya
perizinan
sering
bentuk
lebih
rendah
yakni
dibandingkan
pemilik
dengan
usaha lainnya.
98
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Pengambilan
keputusan
dan
pengendalian
perusahaan
sering
Respon
lebih
terhadap
kebutuhan-kebutuhan
cepat terkendali,
karena
sebagai
perusahaan
pemilik
sering
tunggal
tidak
modal
sering
lebih
kecil
dibanding
dengan
jenis
perusahaan lainnya.
2. Usaha Patungan
Usaha
patungan
atau
sering
disebut
usaha
perkongsian
merupakan
terlibat
di
dalam
dibandingkan
dengan
perusahaan
perseorangan,
persoalan
dengan
perusahaan
perorangan
dan
perseroan,
perusahaan jenis ini relatif lebih sulit untuk memperoleh kredit permodalan
jangka panjang.
99
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
3. Perusahaan Perseroan
Perusahaan jenis ini merupakan suatu bentuk perusahaan yang sama sekali
terpisah dari pemiliknya. Pemilik perusahaan tidak lebih dari seorang yang
berstatus sebagai pemilik saham, namun memiliki hak untuk menunjuk
pihak-pihak
yang
Organisasi
perusahaan
dapat
didelegasikan
kepada
pihak-pihak
profesional.
Kemungkinan untuk memperoleh modal investasi dan modal kerja
relatif lebih mudah, mengingat kelangsungan hidup perusahaan relatif
terjamin.
Pengelolaan
perusahaan secara
mengingat organisasi
profesional
perusahaan
lebih dimungkinkan,
memiliki
kesanggupan
untuk
Dengan
demikian,
kemungkinan
perolehan
Perusahaan
jenis
ini
relatif
lebih
banyak
terikat
pada
Kegiatan-kegiatannya
dibatasi
oleh
akte
pendirian
dan
100
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
menjalankan
memikirkan aspek
yuridis
aktifitas
formal
perusahaan,
terkait
seorang
legalitas
wirausahawan
perusahaannya.
perlu
Legalitas
101
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
perusahaan
berwujud perizinan
yang
dimiliki
sebelum
dalam
melakukan
pengurusan
dalam
yang
menjalankan
mempersyaratkan
aktifitas.
kepemilikan
kredit
di
perbankan
umumnya meminta surat izin tempat usaha dan perizinan lainnya sebagai
pengajuan
kredit.
Demikian
distributor-distributor
Departemen
pula
tertentu
dalam
seperti
Kesehatan/BPOM
memasarkan
supermarket
dan
hasil
produksi, umumnya
mempersyaratkan
sertifikat
halal
syarat
dari
adanya
Majelis
izin
Ulama
memiliki
perizinan
perusahaan
terkait
dengan
keleluasaan
seharusnya
mungkin
akan
pengawasan
perizinan
perusahaan. jika
perusahaan
perdagangan,
Namun
jika
yang
dan
sangat
berbentuk
tanda
mewujudkan
terkait
formal,
pendirian,
surat
daftar perusahaan,
sebagainya
perusahaan
untuk
pembinaan,
perusahaan
kesehatan,
perizinan
perizinan dimaksudkan
pengarahan, dan
usaha
bentuk-bentuk
kepemilikan
Bentuk
Menyepelekan
sesuai
masih
dengan
maka
izin
perlu
tempat
surat
izin
dengan bidang
berbentuk
bentuk
organisasi
memiliki
beberapa
usaha,
surat
izin
gangguan,
surat
izin
usaha
yang
dilakukan.
izin dari kepala kelurahan/desa setempat dan izin dari tetangga- tetangga.
Ada
perusahaan
beberapa
jenis
yang tentunya
perizinan
terkait
dengan
perusahaan
yang
harus
jenis,
bentuk
dan
dan
daerah
di
pusat
dimiliki
bidang
mana
oleh
aktifitas
perusahaan
1. Izin
prinsip,
persetujuan
yang
dikeluarkan
pemerintah
kabupaten/kota
penggunaan
tanah,
Nasional setempat
setelah
dikeluarkan
izin
oleh
pembebasan
Kantor
tanah
Badan
dimiliki
Pertanahan
yang
dapat
Izin
mendirikan
bangunan
(IMB),
dikeluarkan
oleh
pemerintah
gangguan,
dikeluarkan
oleh
pemerintah
kabupaten/kota
dengan
102
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
persyaratan sebelum
mengajukan
izin
tetangga
terdekat
dari
ini,
kepala
wirausahawan
wajib
kelurahan/desa,
serta
memiliki
persetujuan
jenis persuratan
yang
dikeluarkan
oleh
instansi
terkait
membawahi
bidang
kementerian, merupakan
usaha melalui
instansi
bentuk
setempat,
perizinan
misalnya
yang
izin
kesehatan
dari
Dinas
terhadap
lingkungan
dan
cara
berupa
UKL/UPL
atau
10. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dokumen yang dikeluarkan oleh
Departemen Keuangan
wilayah
lokasi
melalui
instansi
perpajakan
yang
ada
di
perusahaan direncanakan.
yang
bahwa
telah
dikemukakan
manajemen
pada
merupakan
awal
suatu
pembahasan
kegiatan
yang
materi
dilakukan
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini juga berlaku pada
sebuah perusahaan sebagai sebuah organisasi.
upaya
pengendalian
dan
Manajemen
perusahaan
merupakan
perusahaan
dari
penjelasan
di
atas
adalah
merupakan
103
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
sarana manajemen
perusahaan
kerja)
dan
Dalam
yang
Material
dikenal
(bahan),
dengan
istilah
Machine
6M,
yakni
(mesin/peralatan),
Man
Method
Market (pasar).
pemanfaatan sarana
teknik manajemen.
Berikut
ini
manajemen
diuraikan
perusahaan ini
beberapa
teknik
dibutuhkan
manajemen
teknikmoderen
Management by Delegation
Teknik manajemen ini digunakan bila perusahaan semakin berkembang,
dimana jumlah
perusahaan
tenaga
agak
kerja
sudah
cukup
banyak,
Bagian-bagian
ini
kesulitan
memungkinkan
untuk melakukan
wirausahawan
pengawasan
akan
secara
harus
langsung,
tetap
pekerjaan
dengan
menggunakan asas
meskipun
dilakukan.
menghadapi
Teknik
pendelegasian
perimbangan
dan
antara
Kaderisasi
maka perusahaan
Beberapa
syarat
pimpinan
sangat
diperlukan,
karena apabila
berhasil,
yang
harus
dipenuhi
untuk
menjalankan
pengecdar
hasil
yang
bagaimana
yang
Management by Exception
Teknik
ini
merupakan
kelanjutan
delegation,
namun penekanannya
yang telah
pada
dari
management
penguasaan
itu,
teknis
manajer
pekerjaan
bagian
syarat
perusahaan
pada
asas pertukaran
teknis
keahlian.
ditekankan
informasi,
Pengembangan
pada
prinsip
karena
dalam
by
harus
jawab,
struktur organisasi
komunikasi
menjalankan
dan
teknik
104
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
manajemen
ini,
kontrol.
3.
Management by Objective
Cara
yang
ditempuh
dalam
penerapan
teknik
manajemen
ini
adalah
hingga dapat
tersebut dapat
ditetapkan
sebagai
sasaran
perusahaan.
atau produksi
Sasaran
yang selanjutnya
dapat dipakai sebagai pedoman yang harus dicapai oleh para manajer
bawahan dan sekaligus dapat pula dipakai oleh manajer untuk menilai
prestasi
bawahannya.
Ada
(tiga)
hal
yang
teknik
prestasi
manajemen
ini
biasanya
akan
menghasilkan
manajer
bawahan,
yang
tidak
sesuai
dengan
namun
menyangkut
dengan
penghargaan
Management by Results
Teknik manajemen ini dapat dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk
apa
pun, asalkan
pimpinan
perusahaan
secara
sadar
menghadapkan
Hal-hal
yang
potensial
dengan
sebaik- baiknya.
harus
ditemukan
dan
dimanfaatkan
itu,
wirausahawan
perusahaannya sebagai
ekonomi,
dan
suatu
harus
sistem
benar-benar
ekonomi
yang
memahami
mampu
bahwa
berprestasi
dimungkinkan.
5.
Management by System
Teknik
suatu
manajemen
ini
mengembangkan
struktur
organisasi
menjadi
aktifitas
perusahaan yang
diikat
satu
sama
lain
melalui
metode
dan
105
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
prosedur tata urutan dalam mengerjakan atau menjalankan aktifitas tertentu.
Keuntungan
yang
dapat
diperoleh
dengan
cara
ini
adalah
prosedur
Management by Participation
Teknik manajemen ini menekankan unsur partisipasi seluruh pihak yang ada
pada perusahaan. Teknik ini sering dikenal dengan istilah Total Quality
Control (TQC), karena dalam penerapannya banyak berorientasi pada perbaikan
kualitas.
Manajemen partisipatif ini dapat dirumuskan sebagai suatu sistem untuk
mengikutsertakan
musyawarah
seluruh
pihak
secara
gotong
royong
dan
hasil kerja.
Wujud nyata dari teknik ini adalah dibentuknya gugus kendali mutu
(Quality Control
Circle/QCC
di
tiap-tiap
kelompok
unit
gugus
kerja
yang
ada
dalam
permasalahan
teknik-teknik
mengalami perkembangan
teknologi.
seiring
manajemen
dengan
perusahaan
perkembangan
ilmu
senantiasa
pengetahuan
dan
dalam
akan
dijumpai
unsur
yang
ada
pada
bagian-bagian
perencanaan (planning),
pelaksanaan
(dua)
pengertian
manajemen,
yakni
manajemen
berdasarkan
proses
dan
berdasarkan
proses
maksudnya
adalah
suatu
kegiatan
suatu
sistem,
karena
merupakan
suatu
sistem.
Dikatakan
lainnya saling terkait, bila satu saja proses tidak berjalan, maka
manajemen
itu
sendiri
tidak
akan
tercapai.
tujuan
Sedangkan
106
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
yang dilakukan berdasarkan kebutuhan
fungsi
yang
mendukung
sesuai
tercapainya
dengan
bidang
dan
menunjukkan
manajemen pemasaran,
bidang
atau
manajemen
fungsi
produksi,
tertentu,
misalnya
manajemen
keuangan,
7.2 Rangkuman
Bagaimanapun sebuah perusahaan memiliki sumberdaya yang memadai dan memiliki
tujuan yang jelas, namun bila tidak diorganisasikan dan diatur dengan baik, maka
sumberdaya dan tujuan yang telah ditetapkan tersebut menjadi sesuatu hal yang
sia-sia. Oleh karena itu, disinilah
letak
pentingnya
aspek
pengorganisasian
dan
maka
dan dirumuskan
perusahaan
berikut
terkait
ini
disajikan
penyusunan
dan pelaksanaan
beberapa
desain
fungsi-fungsi
hal
serta
manajemen
yang
perlu
didiskusikan
kebutuhan
organisasi
pada
berbagai aktifitas
7.3 Latihan
Susun rancangan aspek Organisasi dan Manajemen perusahaan Anda
meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Visi dan Misi Perusahaan
Pada pembelajaran analisis potensi diri, Anda telah merumuskan visi dan
misi pribadi. Berdasar dari rumusan tersebut, Anda perlu pula merumuskan Visi
dan Misi Perusahaan Anda. Sebagaimana halnya visi dan misi pribadi Anda,
sebaiknya Visi dan Misi Perusahaan Anda pun dirumuskan dalam satu-dua
kalimat yang memiliki satu kesatuan makna. Visi Perusahaan merupakan
jawaban dari pertanyaan Ingin dijadikan apakah perusahaan
Anda
di
masa
yang
akan
datang?,
sedangkan
Misi
Perusahaan menguraikan
Apa yang harus Anda lakukan oleh perusahaan untuk mencapai visi
perusahaan?. Rumusan Visi dan Misi Perusahaan Anda tersebut dapat
Anda tuliskan pada bingkai yang disediakan berikut ini.
a. Rumuskan Visi (suatu keadaan yang diinginkan di masa yang akan datang)
perusahaan Anda pada bingkai berikut!
107
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
b.Uraikan pula misi (cara dan nilai dasar untuk mencapai visi) untuk setiap bagian/unsur
yang ada pada perusahaan Anda pada bingkai berikut!
diminta
untuk
yang
Anda rancang,
unsur
yang ada
menggambarkan
kemudian
uraikan
struktur
tugas dan
organisasi
tanggung
perusahaan
jawab unsur-
c.
Gambarkan Struktur Organisasi Perusahaan Anda pada
bingkai berikut.
108
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
d.
Uraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur yang ada pada
perusahaan sesuai dengan struktur organisasi yang Anda gambarkan.
109
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
perizinan
menjalankan perusahaan
yang
Anda
Anda. Kemudian
butuhkan
dalam
Anda perlu
mendirikan dan
pula menyebutkan
Bentuk perizinan apa saja yang Anda butuhkan dalam mendirikan dan
menjalanka perusahaan Anda,instansi
biaya
untuk
yang
mengeluarkan,
serta
110
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
4. Manajemen Perusahaan
Anda
perlu
menguraikan
penerapan
prinsip-prinsip
manajemen
dalam
111
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
f.
g.
Berikan
uraian
manajemen
rinci
mengenai
pelaksanaan
fungsi-fungsi
112
BAB 7
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
5. Penganggaran Organisasi dan Manajemen
Agar memudahkan mahasiswa menganalisis
pula
Anda menyusun
Anda
h.
dalam
penganggaran
rencana
yang
keuangan,
dibutuhkan
oleh
ada
baiknya
perusahaan
Referensi
Rajagukguk, Z., Eryanti P dan Nurmia S., 1998. Modul Pelatihan Tenaga Kerja
Pemuda Mandiri
Profesional.
Direktorat
Jenderal
Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja RI, Jakarta.
Syamsuddin, A.S., Imelda R.I, Idris S., Agus A., Eymal B.D., Suardi B. dan
Rusli M.R., 1995. Mulai dari Usaha Kecil Merintis Karir
Kewirausahaan Anda. Pusat Pengembangan Usaha Kecil Kawasan
Timur Indonesia (PUKTI) kerjasama Kondrad Adenauer Stiftung
Internationales Institut
113
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
investasi
dan
sumber-sumbernya
serta
menyusun
keuntungan
bagi
perlu
pertanda
diingat bahwa
wirausahawan.
indikator
Semakin
keberhasilan
keberhasilan
keuntungan
kinerja
perusahaan
yang
besar
tersebut
keuntungan
yang
keuangan perusahaan
dalam
diperoleh
usaha
mencapai
sebagai
sukses.
kinerja
hasil
keuangan merupakan konsekuensi atau dampak dari kinerja proses dan kinerja hasil
aspek-aspek
lain
yang
meliputi
keuntungan,
maka
aspek
keuangan
perlu
dirancang.
rancang,
komersial
sebagaimana
yang
telah
dirancang
calon wirausahawan adalah kesulitan dalam memperoleh modal awal yang akan
diinvestasikan untuk mewujudkan perusahaan yang dirancangnya.
Modal yang digunakan dalam menjalankan perusahaan terdiri dari
modal investasi dan modal kerja yang penjelasannya akan diuraikan, sebagai berikut:
114
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
1.
Modal Investasi
Modal investasi adalah modal yang digunakan untuk pengadaan dan
perbaikan sumberdaya
pembelian
lahan
transportasi,
yang
meliputi
dan bangunan,
perekrutan
dan
harta
peralatan
seleksi tenaga
tetap
perusahaan,
dan
mesin
kerja,
dan
seperti
produksi,
alat
sebagainya.
Pada
kecilnya
tergantung
kebutuhan
modal
investasi
perusahaan
sangat
dikelolanya. Kebutuhan modal investasi bagi perusahaan kecil tentu akan lebih
sedikit dibandingkan kebutuhan modal investasi bagi perusahaan menengah dan
besar.
Dari
sisi
perusahaan
yang
membutuhkan
bidang
usaha,
bergerak
modal
di
secara
bidang
investasi.
umum dapat
perdagangan,
Perusahaan
dikatakan
relatif
perdagangan
bahwa
tidak banyak
cenderung
tidak
membutuhkan lahan dan bangunan yang luas, bangunan pabrik, mesin dan
peralatan untuk
perusahaan
angkutan,
sarana
operasional
yang bergerak
perhotelan
di
perusahaan
bidang
sehari-hari.
pengolahan/industri
Berbeda
dengan
manufaktur,
jasa
besar.
Karena
modal
investasi
terikat
pada
harta
tetap
perusahaan,
maka
perputaran modal investasi dari uang tunai menjadi uang tunai kembali dalam jangka
waktu yang cukup
lama,
dan
pengembaliannya
juga
berangsur-angsur
dalam
aktiva
akan
penyusutan
periode
investasi
selama
umur
ekonomis
berangsur-angsur berkurang
yang
atau
digunakan.
sesuai
dengan
metode
perhitungan
Modal Kerja
Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan
bahan,
pembayaran
115
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
biaya sewa, biaya pemasaran, dan sebagainya.
Modal
kerja
yang
dialokasikan
untuk
membiayai
operasional
perusahaan tersebut diharapkan akan kembali menjadi kas (uang tunai) dalam waktu
yang singkat melalui proses penjualan produk. Dan uang tunai yang telah masuk
ke
perusahaan, selanjutnya
perusahaan
berputar
dimanfaatkan
selanjutnya. Dengan
setiap
periode
lagi
untuk
demikian,
membiayai
modal
tersebut
operasional
akan
terus
Jika modal investasi terikat pada harta tetap perusahaan, modal kerja ini
terlihat sebagai modal yang terikat dalam harta lancar perusahaan dan disebut
sebagai modal kerja keseluruhan. Namun demikian, sebagian dari harta lancar ini
harus
disediakan untuk
dilakukan,
seperti
memenuhi
kewajiban
membayar utang
kepada
finansial
pemasok,
yang
segera
membayar
utang
harus
gaji,
membayar utang pajak dan sebagainya. Olehnya itu, besarnya modal kerja yang
bisa
digunakan
untuk
membiayai
antara
harta lancar dengan utang lancar. Modal yang benar- benar dapat digunakan ini
disebut modal kerja bersih (net working capital).
Modal
kerja
besarnya unsurbertambah
dapat
unsur
bertambah
harta
lancar
melebihi kebutuhannya
persediaan,
atau
berkurang,
dan
utang
akan
nampak
lancar.
pada
tercermin
Modal
gejala
kerja
pada
yang
menumpuknya
seperti
laba
pada
kemampuan
(profitabilitas). Sebaliknya,
gejala
perusahaan
perusahaan
kekurangan
modal
kerja
untuk
akan
upah/gaji tenaga kerja tepat waktu, yang pada kahirnya akan mengganggu aktifitas dan
kelangsungan hidup perusahaan.
Pemusatan
modal
kerja dalam
kebutuhannya.
dana
untuk
memulai
dan
perusahaan
perlu
investasi
dan
direncanakan
membiayai
maka
dibutuhkan sumber
pihak
tidak
modal
dalam
dari
pribadi
menjalankan
sebagai
mencukupi
dana
Apabila dana
dimanfaatkan
segala
maka sebagai wirausahawan yang baru akan merintis perusahaan, setidaknya terdapat 3
(tiga) cara yang dapat ditempuh:
1. Menggunakan modal sendiri atau mengumpulkan
tanpa
modal
besar
yang
longgar,
maka
untuk
tetap
116
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
berjalan hingga perusahaan
wirausahawan
demikian,
harus
cara
memberikan
berhemat
ini
keuntungan,
di segala bidang
mungkin
menuntut
seringkali
kehidupannya.
taraf hidup
asal
Dengan
tidak
mati
dan
menegangkan,
tetapi
kadang-kadang
inilah
cara
agak
satu- satunya
permohonan
kredit
kepada
lembaga
perbankan
atau
non-
Hanya
saja,
pengajuan permohonan
kredit
kepada
Mungkin
memberikan
kredit,
juga
karena
pihak
lembaga
kembali
kredit
lembaga keuangan
perusahaan
yang
keuangan
dikelola
beserta
akan
ragu
dianggap belum
kemungkinan
besarnya
lembaga
dengan
memanfaatkan
jumlah modal
yang
cara
akan
diperoleh
keuangan.
Bahkan
ini
kredit
wirausahawan
tidak
perlu
Memang
untuk
sebagai
bagian
kedengarannya berat
memperoleh
modal,
dari
si
merelakan
namun
penanam
sebagian
modal
perusahaan
cara
yang
dapat
ditempuh
dalam
memperoleh
modal
maka sumber modal dapat dibedakan atas sumber modal dari dalam dan dari
diperoleh
dari
atau
dari wirausahawan.
Jika
perusahaan
laba
sudah
cadangan
dana
yang
dibentuk
merupakan
kekuatan
beroperasi,
dan
laba
sumber
ditahan.
117
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
Disamping itu, dapat pula berasal dari cadangan
penyusutan harta
yang
untuk
sementar
belum
digunakan
tetap
yang lama (pendanaan intensif). Jenis modal yang bersumber dari dalam
ini sedapat mungkin diperbesar porsinya dari waktu ke waktu, karena
sesungguhnya modal jenis inilah yang menjadi equity perusahaan.
Kelebihan:
Dapat digunakan sewaktu-waktu saat dibutuhkan
Wirausahawan
digunakan
kadang
diperhadapkan
pada
pilihan
dalam perusahaan.
2. Sumber
modal
dari
luar,
merupakan
dari
kreditor
modal
yang
berasal
seperti
perbankan
dari
dan
luar
lembaga
keuangan non-bank, serta dapat pula berasal pemasok atau dari penanam saham.
Kelebihan:
Kekurangan:
Diperlukan
tingkat
kepercayaan
yang
tinggi
dari
wirausahawan
oleh
para
wirausahawan
akuntansi
saat
ini
semakin
disadari
keuangan
dalam perusahaannya
khususnya
dalam
serta
melancarkan
tugas-tugas
manajemen
(controlling).
lebih
bahasa
Akuntansi
sering
tepat jika
disebut
ini,
semakin
disebut
bahasa
baik pula
sebagai
bahasa
pengambilan
penanganan
bisnis,
atau
keputusan.
berbagai
aspek
mungkin akan
Semakin
keuangan
dikuasai
dalam
perusahaan. Defenisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu
118
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
defenisi dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya.
Ditinjau
didefenisikan
untuk
dari
sudut
pandang
pemakainya,
akuntansi
dapat
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
perencanaan
yang
efektif,
pengawasan
dan
pengambilan
perusahaan
kepada
para
investor,
kreditur,
badan
diselenggarakan
dalam
suatu
organisasi
(umumnya
perusahaan),
sangat
penting
dalam
wirausahawan
menyelenggarakan
pengambilan
kegiatan
keputusan
pengambilan
perusahaan.
intern
keputusan
organisasi
oleh
pihak
ditinjau
dari
sudut
proses pencatatan,
kegiatannya,
penggolongan,
akuntasi
dapat
peringkasan,
didefenisikan
pelaporan
dan
akuntansi
merupakan
tugas
wirausahawan,
untuk
informasi
mengendalikan
penting
kinerja
yang
keuangan
dibutuhkan
perusahaan,
dalam
setiap
yaitu besarnya harta perusahaan dan besarnya rugi atau laba yang
memperoleh
informasi
tersebut,
maka
wirausahawan
harus
119
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
menyelenggarakan catatan yang teratur mengenai transaksi-transaksi yang terjadi
dalam perusahaannya. Transaksi
yang
dimaksud
adalah
peristiwa-peristiwa
dalam
dapat
bermanfaat,
maka
informasi
akuntansi
harus
disusun
dan
dilaporkan secara obyektif. Oleh karena itu, akuntansi keuangan harus didasarkan
pada standar atau pedoman tertentu yang telah teruji dan dapat diterima secara
umum. Terdapat banyak aturan yang terdapat dalam prinsip akuntansi, diantaranya:
1. Konsep
entitas
bagian
atau
kesatuan
dari perusahaan
yang
usaha,
berdiri
bahwa
sendiri,
suatu
terpisah
perusahaan
dari
atau
organisasi
atau
individu lain. Terdapat garis pemisah yang tegas antara kesatuan usaha yang
satu dengan yang lain atau dengan
keuangan
yang
menyangkut
dicampur
dengan
kesatuan
2. Prinsip
objektivitas,
pemiliknya
yang
catatan
bisa
akuntansi
usaha
lain
atau
maksudnya
catatan
yang
dipercaya,
bisa
diverifikasi
harus
pribadi.
Kejadian
usaha,
tidak
boleh
suatu kegiatan
dengan pemiliknya.
dan
sebagai
laporan
sehingga
yang
laporan
bisa
pada
Oleh
harus
menyajikan
dipercaya
(diperiksa kebenarannya).
didasarkan
akuntansi
adalah
karena
itu,
dalam
transaksi
harga
yang
sesungguhnya
yang bersangkutan.
selalu
hubungannya
sebelumnya,
yang
perusahaannya
sama dengan
dengan
maka
disebut
kewajiban/utang.
dari wirausahawan
adalah
sumber
harta
modal,
Jika
hak
perusahaan
dan
(tanpa
jumlah
perusahaan
dapat
berasal
pinjaman
hanya
harta
atas
modal sebagaimana
perusahaan
sendiri
bahwa
harta
yang
dimiliki
itu.
Dalam
telah
dari pemilik
dari
luar
memanfaatkan
menggunakan
yang
pinjaman),
dibahas
perusahaan
yang
harta
maka
yang
disebut
berasal
keadaan
ini
120
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
Jika perusahaan memanfaatkan harta yang selain berasal dari wirausahawan sendiri, juga
memperoleh pinjaman untuk menutupi kekurangan modalnya, maka keadaan ini dapat
dinyatakan dengan persamaan:
HARTA = KEWAJIBAN + MODAL
Hubungan ketiga komponen (HARTA, KEWAJIBAN dan MODAL) mencerminkan
posisi keuangan perusahaan yang menjadi tolok ukur kesehatan keuangan perusahaan.
Hasil akhir dari sebuah proses akuntansi adalah laporan keuangan, sebagaimana
fungsi
utama
akuntansi
adalah
menyajikan
laporan-laporan
periodik
untuk
dari
dan
pihak-pihak
proses akuntansi
laporan
utama
tersebut,
lain).
adalah
Laporan
neraca
maka pada
dan
keuangan
laporan
pembelajaran
pengeluaran
kas
sebuah
perusahaan dam
utama
rugi-laba.
ini
yang
Selain
disajikan
informasi
pula
penerimaan
suatu periode.
A. Neraca
Neraca
(balance
keuangan, merupakan
modal
sheet)
suatu
atau
daftar
sering
yang
pada
disebut
menggambarkan
suatu
periode
juga
laporan
harta,
kewajiban
tertentu
(umumnya
posisi
dan
pada
harta
perusahaan
yang
dimiliki
perusahaan
selalu
sama
dengan
hak
atas harta itu, maka neraca harus seimbang, sesuai dengan persamaan
akuntansi:
HARTA = KEWAJIBAN + MODAL
Neraca
memuat
informasi
Kelompok
harta
perusahaan
dalam
jangka waktu relatif singkat (tidak lebih dari satu tahun) atau
dengan
kata
lain
kembali
menjadi
yang
digunakan
perubahan dari
uang
tunai
uang
tidak
pada
tunai
lebih
operasi
menjadi
perusahaan
barang
dan
meliputi:
121
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
Uang Tunai (cash)
Meliputi
harta
uang
lain
dalam
kas
maupun
rekening
giro
di
bank
dan
yang dapat disamakan dengan uang kas, seperti cek, mata uang
berharga
diperdagangkan
yang
dimaksud
seperti
saham
yang
perjanjian
khusus
yang
menerima
sejumlah
uang
piutang
menerangkan
dengan
surat
bahwa perusahaan
akan
transaksi-transaksi
dagang
tidak
memungkinkan
piutang dagang.
Persediaan Barang Dagangan (merchandise inventory)
Meliputi semua barang yang dibeli atau yang diproduksi untuk dijual kembali.
Pembayaran di Muka (prepaid)
Seringkali
sebuah
transaksi
melakukan pembayaran
dari
apa
yang
dimuka, seperti
mewajibkan
terlebih
dahulu
dibeli. Keadaan
premi
asuransi,
sebelum
ini
perusahaan
untuk
menikmati
manfaat
menimbulkan
pembayaran
yang
digunakan
untuk
keperluan
toko,
harta
perusahaan
yang
dapat
dipergunakan
lebih
dari
satu
122
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
tahun dan uang tunai
kembali
menjadi
yang
uang
dikeluarkan
untuk
pengadaannya
akan
harga
penyusutannya,
yang
kecuali
untuk
tanah
beli
dan
tidak mengalami
Meliputi
peralatan
transportasi/pengangkutan
(delivery
equipment),
dimaksudkan
disini
adalah
utang/kewajiban
perusahaan
yang
utang
dengan
surat
perjanjian
khusus
yang
menerangkan
tanggal tertentu.
pembelian
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
tidak
dibayar
secara tunai, sehingga perusahaan memiliki utang yang disebut utang dagang.
ini
merupakan
lembaga keuangan
tahun.
yang
Kredit
perusahaan,
kredit
jangka
masa
pelunasannya
ini dialokasikan
seperti
membayar
pendek
untuk
yang
diperoleh
kurang
dari
membiayai
dari
satu
operasi
perusahaan
telah
menerima
uang
di
masa
kini,
namun
akan
123
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
penerimaan di muka.
2. Utang Jangka Panjang (long term liabilities)
Utang yang kewajiban pelunasannya lebih dari satu tahun disebut
utang jangka panjang. Utang ini meliputi:
ini
merupakan
lembaga keuangan
utang
ini
kredit
yang
jangka
masa
panjang
pelunasannya
biasanya dialokasikan
untuk
yang
lebih
pengadaan
diperoleh
dari
harta
dari
satu
tahun,
tetap
seperti
yang
menggunakan
jaminan
harta
tetap
perusahaan,
dan
jaminkan
apabila
wirausahawan
yang
3. Modal (capital)
Merupakan
hak
wirausahawan
sebagai
dalamnya rugi/laba
yang
neraca,
dapat dicantumkan
modal
sedangkan
perhitungannya
diraih
pemilik
perusahaan
perusahaan.
dengan
termasuk
Biasanya
modal
akhir
di
dalam
saja,
account form) dan bentuk laporan (report form). Pada bentuk-T, kelompok
harta
ditulis
di
bagian
124
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
Tabel 4
Bentuk-bentuk Neraca
2. Laporan Rugi-Laba
Bila hanya melihat neraca saja, wirausahawan belum dapat mengetahui
sebab-sebab terjadinya keuntungan atau kerugian perusahaannya. Oleh karena itu
perlu disusun laporan lain yang memberikan informasi tentang hasil penjualan
produk beserta biayanya yang dibuat secara berkala (per tahun, per bulan atau
sesuai dengan kebutuhan). Laporan ini yang disebut dengan laporan rugi-laba
(income
statement).
Laporan
rugi
laba
memiliki
2 (dua)
jenis
bentuk
perhitungan, yakni bentuk perhitungan langkah tunggal (single step) dan betuk
125
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
perhitungan langkah ganda (multiple step).
Bentuk
perhitungan
dengan mengumpulkan
berbagai
berbagai
jumlah biaya
menghasilkan
laba
langkah
pendapatan
juga
atau
tunggal
(single
dan
dikumpulkan
rugi.
cukup
sederhana
menjumlahkannya,
kemudian
dan
step)
dijumlahkan.
Selisihnya
dilakukan dengan:
Selisih laba kotor dengan total biaya operasi menghasilkan laba operasi
(net income from operation).
Laba
operasi
setelah
diperkurangkan
dengan
kewajiban
terhadap
yang diuraikan
di atas, bahwa
untuk
memperoleh laba
kotor, nilai penjualan bersih harus dikurangi dengan HPP yang merupakan harga
pokok
dari
produk yang
perusahaan
perdagangan
terjual.
Terdapat
perbedaan
perhitungan
HPP
antara
Perusahaan Perdagangan
Perusahaan
produk
jenis
ini
melaksanakan
aktifitasnya
dengan
membeli
Dimana :
Persediaan awal adalah nilai persediaan per tanggal 1 Januari
tahun berjalan
Pembelian
bersih adalah
nilai
pembelian selama
1 Januari
hingga
31
Perusahaan Manufaktur/Pabrikasi/Pengolahan
Perusahaan
jenis
ini
melakukan
aktifitasnya
dengan
membeli
126
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
berbagai
bahan, kemudian
perhitungan
memprosesnya
menjadi
produk.
Olehnya
itu
awal
barang
jadi
adalah
nilai
persediaan
awal
produk per
Dimana :
Persediaan barang setengah jadi adalah nilai persediaan produk setengah
jadi per tanggal 1 Januari tahun berjalan
Bahan
mentah
langsung
yang
yang digunakan
dipakai
dalam
adalah
proses
nilai
seluruh
produksi
bahan
selama
baku
tanggal
proses
berjalan
dipakai
dalam
proses
produksi
selama
setahun
akhir
bahan
adalah
nilai
persediaan
akhir
bahan
per
127
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
tanggal
biasanya
tidak
dicantumkan,
melainkan
dibuatkan
lampiran
dalam bentuk ikhtisar. Contoh format ikhtisar HPP dapat dilihat pada Bingkai 8.
Tabel 5
Contoh Format Ikhtisar HPP
PT. RAYHAN PUTRA
IKHTISAR HPP
Per 31 Desember 2011
I.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
III.
IV.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
V.
VI
VII.
VIII.
arus
kas
(statement
of
cash
flow)
adalah
laporan
keuangan
yang memperlihatkan penerimaan kas (cash in flow) dan pengeluaran kas (cash
out flow) perusahaan selama satu periode waktu. Tujuan utama laporan arus
kas adalah untuk menyediakan informasi perihal penerimaan dan pengeluaran kas
sebuah
perusahaan
memasok
selama
selama periode
informasi
periode
tentang
akuntansi.
akuntansi.
Tujuan
sampingannya
adalah
informasi seperti
itu
sebenarnya
dapat
diperoleh dengan membaca laporan keuangan, namun laporan arus kas memberikan
gambaran segala transaksi yang mempengaruhi kas.
Wirausahaan memiliki tanggung jawab atas perencanaan bagaimana dan
kapan
kas akan
diperoleh
dan
dipakai.
Manakala
arus
keluar
kas
yang
128
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
dianggarkan
lebih
besar ketimbang
arus
kas
tersebut.
beberapa
Kadangkala
harta.
Sekali
wirausahawan
waktu
masuk
seharusnya
yang
dianggarkan,
dilakukan
terhadap
wirausahawan
juga
membatasi kegiatan-kegiatan
pelunasan
pinjaman.
Apapun keputusan
yang
dilakukan
analisis
mengetahui
sampai
sejauhmana
untuk
kemampuan
dana
secara
efisien
dan
efektif,
dan
b. Rasio Cair
B. Rasio Solvabilitas
B Rasio Solvabilitas berguna untuk mengukur kemampuan
.
perusahaan semua kewajiban/utang (jangka panjang dan jangka pendek).
dalam memenuhi
129
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
b. Resiko Utang
C. Rasio Aktifitas/Efektifitas/Produktivitas
Rasio
aktivitas/efektifitas/produktivitas
berguna
untuk
mengukur
kesibukan,
130
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
d. Perputaran Persediaan Bahan
e. Perputaran Piutang
D. Rasio Profitabilitas/Laba
Rasio Profitabilitas/laba berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba.
a. Profit Margin/Margin Laba
yang
bagi
kecil
lebih
131
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
c. Laba atas Modal Sendiri
Catatan : Jika Laba atas Modal Sendiri lebih kecil (<) dari tingkat
bunga yang berlaku, maka modal sendiri lebih baik ditabung
di
bank
karena
lebih menguntungkan
perusahaan,
dan
sebaliknya
jika Laba
atas
Modal Sendiri lebh
besar
(>)
dari
tingkat
bunga
yang
berlaku,
maka penggunaan
modal
sendiri
lebih
baik
digunakan
sebagai
modal perusahaan karena lebih menguntungkan perusahaan.
E. Rasio Efisiensi/Biaya
Rasio Efisiensi/Biaya berguna untuk mengukur efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan.
a. Rasio Harga Pokok Produksi
b. Rasio Pemasaran
Biaya Pemasaran
------------------------------------x 100= %
Penjualan Bersih
c. Rasio Biaya
Administrasi
Biaya Administrasi/Umum
------------------------------------ x 100= %
Penjualan Bersih
Catatan :
Semakin
efisien
rendah
biaya yang
diperhatikan,
rasio
efisiensi/biaya,
dikeluarkan
hindari menekan
akan
mempengaruhi
biaya
maka
sebaiknya
mutu
yang
maka
semakin
oleh
perusahaan.
Perlu
biaya
langsung
karena
produk, bila
akan
ditekan
adalah
menekan
biaya umum
(overhead).
132
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
8.4 Rangkuman
Kinerja segala aktifitas dalam sebuah perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Dan semakin baik kinerja keuangan perusahaan, maka
kemungkinan untuk meraih kesuksesan juga semakin besar. Oleh karena itu,
seorang wirausahawan dituntut untuk dapat menguasai dan menerapkan manajemen
keuangan pada perusahaannya, sesederhana apa pun bentuknya. Membiasakan diri
untuk mencatat segala transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan dan
mencatatnya melalui pembukuan yang sederhana merupakan langkah awal. Lebih
baik lagi apabila sudah mampu untuk menuangkannya ke dalam berbagai bentuk
laporan keuangan yang tentunya memberikan manfaat, terutama dalam mengambil
keputusan-keputusan penting terkait upaya dalam pengembangan perusahaan.
Untuk menerapkan materi yang dibahas dalam pembelajaran aspek keuangan
perusahaan, maka berikut
dirumuskan
terkait
penyusunan
desain
serta
kebutuhan
perlu
dan
didiskusikan dan
proyeksi
keuangan
8.3 Latihan
Susun rancangan aspek keuangan perusahaan Anda meliputi beberapa hal, yaitu:
1.
133
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
b. Jika sumber modal berasal dari pinjaman/kredit, dari mana Anda memperolehnya?
o Perbankan
: ....................................................................................
o Lembaga Keuangan Non-bank
: .....................................................................
o Perorangan
: .......................................................................
o Lainnya, sebutkan
: .......................................................................
c. Apa saja persyaratan yang Anda harus penuhi untuk memperoleh pinjaman/kredit
tersebut?
o Tingkat bunga
= ........%
o Jangka waktu
= ........tahun
o Jumlah angsuran
= Rp ......................../bulan
o Pembayaran angsuran I
= bulan ke ......
o ..................................................................................................................................
o ...............................................................................................................................
o .................................................................................................................................
2.
serta
proyeksi
produksi
dan
penjualan
produk
Proyeksi
keuangan
yang dimaksud
adalah
proyeksi
neraca
(balance sheet), rugi-laba (income statement), dan arus kas (cash flow).
134
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
d. Neraca (Balance Sheet)
Bagaimana proyeksi neraca perusahaan Anda sejak masa pra-operasi hingga 5 tahun
masa komersial? (gunakan format laporan neraca berikut):
135
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
136
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
137
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
3.
perlu
melakukan
analisis
yang
Keuangan
yang
untuk
perlu
mengetahui
Anda
apakah
gunakan,
yaitu
perusahaan
Analisis
(tahun
ke-1
sampai
dengan
tahun
ke-5)
dan
masa
selanjutnya
138
BAB 8
ASPEK KEUANGAN
Referensi
Jusup, A.H., 1994. Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1. Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Pusat
Rajagukguk, Z., Eryanti P dan Nurmia S., 1998. Modul Pelatihan Tenaga Kerja
Pemuda Mandiri
Profesional.
Direktorat
Jenderal
Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja RI, Jakarta.
Simamora, H. 1999. Akuntansi Manajemen. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Syamsuddin, A.S., Imelda R.I, Idris S., Agus A., Eymal B.D., Suardi B. dan
Rusli M.R., 1995. Mulai dari Usaha Kecil Merintis Karir
Kewirausahaan Anda. Pusat Pengembangan Usaha Kecil Kawasan
Timur Indonesia (PUKTI) kerjasama Kondrad Adenauer Stiftung
Internationales Institut
139
BAB 9
RANCANGAN USAHA
laporan
rancangan
terutama
produksi,
hasil
usaha
dari
yang terkait
pengendalian
oleh
mahasiswa
penugasan
yang
dengan
peserta
diberikan
aspek-aspek
perusahaan
mata
kuliah.
dalam
setiap
(pemasaran,
manajemen,
serta
aspek keuangan) sebagaimana yang telah dibahas pada Bagian Dua buku ini.
Sebagai bekal dalam penyusunan rancangan usaha ini, mahasiswa peserta
perlu diberikan
atau
diperkenalkan
teknik-teknik
penyusunan
rancangan
usaha
mahasiswa,
baik
yang
dilaksanakan
oleh
yang
Kementerian
Tinggi
(Dikti),
Selain itu,
dalam
mewujudkan
agar
gagasan
usaha
yang
dirancang dapat diwujudkan, rancangan usaha yang disusun ini dapat diajukan kepada
berbagai pihak yang dapat membantu.
seluruh
yang direncanakan
merintis
Penyusunan
dalam
rancangan usaha
dimaksudkan
yang terkait
menjalankan
untuk
dengan
gagasan
menentukan
aktifitas
perusahaan.
sendiri
tingkat
dengan
kata
lain
menghindari
140
BAB 9
RANCANGAN USAHA
kerugian
di
kemudian
hari.
Setidaknya
usaha, yaitu:
1. Sebagai wadah untuk menampung rencana usaha
2. Alat kontrol segala kegiatan yang (akan) dilaksanakan ketika gagasan usaha
diimplementasikan
3. Menyampaikan kepada pihak lain akan maksud dan tujuan penyusunan
rancangan usaha
4. Memperoleh perhatian dan keterlibatan pihak lain untuk membantu terutama dalam
mewujudkannya menjadi perusahaan yang nyata
Berangkat dari manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan rancangan
usaha tersebut,
sehingga
membacanya,
yaitu investor,
pemerintah.
dapat
agar
Rancangan
memberikan
berdirinya
dapat
rancangan
diperoleh
pihak-pihak
perbankan,
usaha
manfaat
perusahaan.
dapat
diidentifikasi
Olehnya
dan
pelanggan,
harus disusun
terutama
itu
mudah
yang
sedemikian
rupa
oleh
dan
sehingga
gagasan
merintis
perlu
disusun
rancangan usaha
dimengerti
akan
konsultan
dalam mewujudkan
sebuah
mungkin
pembacanya. Bukankan
usaha kita susun juga bertujuan untuk menarik perhatian pihak lain?
2. Usulan, bahwa rancangan usaha harus diusulkan kepada pihak lain untuk
diketahui dan dipertimbangkan oleh pihak lain.
3.
dari
bersifat
atau
mikro;
yang
sifatnya
makro
sampai
kepada
yang
khusus/spesifik.
4. Tentatif, bahwa isi dari rancangan usaha tersebut masih dapat diubah
sebelum memperoleh persetujuan dari penerima atau pembaca rancangan usaha.
rancangan
usaha
pada
dasarnya
yang
memuat
terdiri
alasan-alasan
dari
(tiga)
penyusunan,
isi
bagian,
yang
141
BAB 9
RANCANGAN USAHA
memuat
aspek-aspek perusahaan
pelajaran-pelajaran
penting
melihat
struktur
rancangan
proposal
bisnis
yang
yang
dirancang
yang diperoleh
usaha
umumnya
dari
dan
proses
tersebut, memang
dibuat,
namun
penutup
yang
memuat
pembelajaran
agak
ini.
berbeda
setidaknya apa
Jika
dengan
yang
tertuang
dalam rancangan usaha yang disusun dapat disarikan menjadi sebuah proposal
bisnis, karena semua aspek-aspek yang dibutuhkan dalam penyusunan proposal
bisnis
tertuang
(terutama
dirancang).
Hal yang lain yang membedakan format rancangan usaha yang dibahas pada
pembelajaran ini dengan proposal bisnis adalah bahwa pada rancangan usaha,
pembelajar diminta
untuk
menarik
hikmah
sebagai
sebuah
refleksi
selama
lengkap,
berikut
ini
disajikan
format
yang
dapat
digunakan
142
BAB 9
RANCANGAN USAHA
(Memuat
gambaran
umum
produk
dari
aspek
substansi
produk,
pasar
ASPEK PRODUKSI
3.1. Pengadaan Bahan
(Menyangkut jenis, volume, harga, sumber (daerah) pasokan
bahan, proses pengadaan bahan serta proyeksi peningkatannya
dalam setiap periode/siklus produksi).
3.2. Kebutuhan Sumberdaya Produksi
(Uraian
mengenai
sumberdaya
produksi
meliputi
bangunan, peralatan/mesin, dan tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk melaksanakan aktifitas produksi; terkait dalam jumlah, kualitas,
nilai, serta proses pengadaannya)
3.3. Proses Produksi
(Proses produksi
masing-masing
jenis
produk
yang
disertai
143
BAB 9
RANCANGAN USAHA
3.4. Perkiraan Jumlah Produksi
(Jumlah produksi yang akan dihasilkan dan ditawarkan dalam setiap
periode/siklus
untuk
setiap
jenis
produk,
dan
proyeksi
berdasarkan
rencana
biaya
produksi
yang
dialokasikan
serta proyeksi
peningkatan
peningkatannya
produksi
sejalan
dengan
pasar)
IV.
mengenai
identitas
logo perusahaan--,
organisasi
visi
perusahaan
dan
misi
nama,
alamat,
perusahaan,
bentuk
usaha)
4.2.
Manajemen
(Uraian mengenai pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen Planning,
Organizing,
Staffing,
Directing,
Controllinguntuk
pelaksanaan
144
BAB 9
RANCANGAN USAHA
5.4. Penganggaran Pengendalian dampak Lingkungan (Uraian berdasarkan
rencana biaya yang dialokasikan untuk investasi dan biaya untuk
operasional pengendalian dampak lingkungan dalam satu siklus serta
proyeksi
peningkatannya
sejalan
dengan
peningkatan
aktifitas
perusahaan).
VI.
ASPEK KEUANGAN
6.1. Kebutuhan Modal Awal
(Uraian kebutuhan modal awal operasi perusahaan yang terinci berdasarkan
modal investasi dan modal kerja, serta sumber-sumber perolehannya)
6.2. Proyeksi Neraca
6.3. Proyeksi Rugi-Laba
6.4. Proyeksi Arus Kas
6.5. Analisis Rasio Keuangan
EPILOG
(Pelajaran-pelajaran
penting/refleksi
yang
dapat
ditarik
dari
proses
9.2. Rangkuman
Penyusunan
sebagai sebuah
Namun
rancangan
formalitas
usaha
untuk
pada
dapat
pembelajaran
melulusi
mata
ini
diharapkan
kuliah
bukan
Kewirausahaan-1.
lebih daripada itu, rancangan usaha yang dibuat dapat melatih setiap
9.3 Latihan
Susunlah
rancangan
usaha
sesuai
dengan
gagasan
usaha
Anda
yang
terpilih
yang dibahas
di
pembelajaran
pada
Bagian
ini
akan
dipresentasikan
dalam seminar
akhir
mata
kuliah
dihadapan
seluruh peserta mata kuliah, dosen pengasuh dan tutor pembimbing masing-masing.
145
BAB 9
RANCANGAN USAHA
Referensi
Rajagukguk, Z., Eryanti P dan Nurmia S., 1998. Modul Pelatihan Tenaga Kerja
Pemuda Mandiri
Profesional.
Direktorat
Jenderal
Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja RI, Jakarta.
Syamsuddin, A.S., Imelda R.I, Idris S., Agus A., Eymal B.D., Suardi B. dan
Rusli M.R., 1995.
Mulai
dari
Usaha
Kecil
Merintis
Karir
Kewirausahaan Anda. Pusat
Pengembangan Usaha Kecil Kawasan Timur Indonesia (PUKTI)
kerjasama Kondrad Adenauer Stiftung Internationales Institut.
146
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
meyakinkan
pihak
lain
akan
gagasan
usaha
yang
dan
meyakinkan
pihak
lain
akan
gagasan
usaha
yang
dalam
benak
kita
kata
presentasi
dihadapan
hanya
persoalan bagaimana
tugas
untuk
yang
Namun
perlu
berbicara.
Tidak
mepresentasikan sesuatu
ketakutan,
gugup,
gemetar
kewajaran,
karena
orang
keahlian
orang.
mungkin
dalam
di
dan
merasa
yang
terbiasa
bidang
materi
muncul
diketahui
sedikit
hadapan
orang
banyak
presentasi
tidak
ketika
diberi
orang
merasa
yang
presentasi atau
dipresentasikanpun,
memiliki
kadang
pula
mengalami hal yang serupa. Olehnya itu, sebelum melakukan presentasi, banyak
faktor yang perlu diperhatikan.
Salah
satu
bagian
adalah mempresentasikan
hasil
dari
materi
rancangan
pembelajaran
usaha
yang
Kewirausahaan-1
telah
disusun
pada
Citra
pokok permasalahan yang dipresentasikan akan nampak dari cara pembawaan diri
si pembawa presentasi pada saat presentasi berlangsung. Selain itu, keterampilan
dalam melakukan presentasi dengan baik dalam
diperlukan,
karena
berinteraksi
dengan
mengelola
perusahaan
berbagai
stakeholders
kehidupan
sangat dipengaruhi
dan
berwirausaha
oleh
juga
kemampuan
146
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
wirausahawan dalam berkomunikasi. Salah satu bentuk komunikasi adalah dengan
presentasi.
Melalui
presentasi,
ide-ide
yang
dimiliki
oleh
wirausahawan dapat
pendengar
dalam
situasi
teknis,
saintifik
atau
professional
untuk satu tujuan tertentu dengan menggunakan teknik sajian dan media yang
terencana. Presentasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan
memperkenalkan,
menuntun,
tujuan
untuk
meyakinkan
menyampaikan,
ide/gagasan
mengetahui
perusahaan
dan
yang
memberikan
dirancang,
evaluasi
presentasi
terhadap
juga
kemampuan
salah
satu
cara
mengkomunikasikan
sesuatu
(pengetahuan,
Presenter
Merupakan
orang
dikomunikasikan
2.
yang
menyampaikan
sesuatu
yang akan
Materi
Merupakan bahan yang akan dikomunikasikan kepada audiens.
3.
Media
Terdiri dari sarana yang digunakan untuk mengemas materi sehingga
menarik audiens serta peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi.
Syarat media untuk efektif digunakan
sesuai
bahan
dengan
adalah
mudah,
murah,
praktis,
aman,
147
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
4.
Audiens
Merupakan
pihak
yang
menerima
sesuatu
yang
akan
dikomunikasikan.
Berhasil tidaknya suatu presentasi dapat dilihat dari reaksi yang ditunjukkan oleh
audiens.
Untuk
itu,
perlu
ditentukan
sasaran-sasaran
presentasi
mendengarkan apa
menyusun
yang
kita
pokok-pokok yang
pokok-pokok
tersebut.
seharusnya
terstruktur,
presentasikan.
disampaikan
Pokok-pokok materi
Olehnya
beserta
dapat
yang
menjadi
kerangka
agar
presentasi.
itu,
audiens
presenter
hubungan
diperoleh
tertarik
logis
sebaiknya
di
dengan
sasaran-sasaran,
Kerangka presentasi
antara
memecah
dan
daftar
merupakan
serangkaian bagian yang saling terjalin dan secara logis dapat berdiri sendiri.
Bagian-
bagian yang saling terjalin, pada akhirnya harus saling berkaitan dengan sasaran
yang ingin dicapai. Olehnya itu, dalam menyusun struktur presentasi, hal-hal
148
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
yang perlu direncanakan adalah:
a. Struktur pokok pembahasan
Pembicaraan
pada
presentasi
dapat
akan
yang
lebih
konsisten,
efektif
sasarannya
apabila
jelas,
presenter
serta
bagian-
untuk
mendapatkan
informasi
yang
dapat
membantu dalam
pembuatan skema.
b. Struktur bagaimana mempresentasikannya
Sebelum
melakukan
presentasi,
presenter
perlu
pula
menyusun
rencana
beberapa
hal
yang
perlu
dipertimbangkan
oleh
dalam menghadapi audiens, yakni suasana hati dan keterbukaan serta hubungan
yang hadir
terpaksa,
seorang
tipe
atau
dengan
malah kombinasi
presenter
audiens
kesadaran
yang
perlu
hadir.
sendiri,
dari
ada
keduanya.
pula
yang
Olehnya
hadir
itu,
karena
sebagai
yang
audiens, adalah:
Gunakan menit-menit awal untuk memahami audiens
Gunakan pendekatan yang berbeda-beda untuk mengetahui respon audiens
Memancing pertanyaan atau komentar audiens
Lanjutkan presentasi berdasarkan umpan balik b. Hubungan Sosial
149
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
Menyangkut
menjadi
pertimbangan
merbagai
kelompok
orang
yang
mungkin
berikut:
Atasan,
merupakan
kelompok
audiens
yang
mungkin
paling
Benar-benar siap
Yakinlah
Akurat
Bersikap positif
Bersikap profesional
Bawahan,
merupakan
kelompok
yang
menentukan
pendekatan
terhadap masalah presentasi. Tips yang perlu dilakukan dalam menghadapi
kelompok ini, adalah:
Profesional
Antusias
yang
digunakan
dilaksanakan.
dalam
presentasi
Pendekatan
yang
perlu
pula
digunakan
direncanakan
tergantung
150
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
kondisi
audiensnya, namun
yang
umum
jangan
bersikap
sebagai
orang
pribadi,
bersikap
antusias,
bersikap
humor
pada
tempatnya. Hal
waktu
presentasi,
mendukung,
penggunaan
bersikap
lain, berbicaralah
lain
komentar
adalah
berdasarkan
dan
tulus,
pengalaman
yang
kalimat
wajar
diperlukan,
pembuka
informasi
yang
data
efektif,
menyangkut
statistik yang
bahasa
dan
gaya
bahasa, pilihan kata, serta adanya keterkaitan antara data yang disajikan dengan
fakta. Untuk itu, sebelum melakukan presentasi, presenter perlu membuat catatancatatan kecil dan terus berlatih.
pertanyaan
Apa
saja
yang
perlu
dipersiapkan?
Untuk
diperhatikan:
a. Sebelum berangkat ke lokasi presentasi
Penampilan,
namun
meskipun
presenter
sering kata-kata
diterima
tergantung
gunakan
pakaian
rapih,
tidak
yang
tidak
diucapkan
bagaimana presenter
yang
nyaman
menggunakan
dinilai
yang
penampilannya,
akan
didengar
dan
berpenampilan.
Olehnya
itu,
bersih
dan
sesuai dengan
sesuatu
dari
situasi,
tempat
duduk
(terkait
gangguan
dengan
dari
jumlah,
suara
letak,
lain,
serta
diliputi
oleh
melakukan
presentasi,
sering
presenter
151
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
kegelisahan dan kecemasan
dan
kecemasan
kecemasan
berarti
yang
menjadi
karena
tugas
ini
luar
biasa.
perlu dikendalikan.
adalah
yang
yang
hal
yang
bahwa
pikiran
masalah
berarti
presentasi.
Pada
dasarnya
wajar, karena
kelenjar
dan
ketika
bahwa
Sebaliknya
Olehnya
tubuh
tidak
tidak
kegelisahan
adrenalin
dan
Justru
dan kecemasan,
dalam
kecemasan
dan
bekerja
baik.
kegelisahan
kesungguhan
kegelisahan
kegelisahan
bekerja dengan
ada
ada
itu
melaksanakan
yang
berlebihan
membuat presenter terganggu pada saat presentasi yang dapat dilihat dari
penampilan
fisik berupa
tangan
gemetar,
suara
serak,
kering
dan
tidak
itu,
kegelisahan
pada dasarnya
kualitas
apa
yang
dan
kegelisahan
kecemasan
dan
akan diucapkan
ini
kecemasan
dan
perlu
akan
bagaimana
dikendalikan,
meningkatkan
mengucapkannya.
saat
presentasi
dilaksanakan,
beberapa
hal
yang
perlu
yang
disampaikan
bentuk tampilan
dapat
berupa
oleh
berupa
presenter.
tulisan
dan
Informasi
visual
dapat
gambar.
Gambar
yang
yang baru,
dan menonjolkan
sesuatu
yang
ingin
ditekankan), manusiawi (menjaga perasaan siapa saja yang hadir) dan konsisten
(materi yang dibagikan kepada audiens sama dengan yang disajikan).
Penyajian secara visual akan memberikan nilai lebih kepada presentasi
152
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
melalui beberapa cara, yaitu:
Memperkuat komentar
Mempertahankan fokus perhatian audiens dengan memberi variasi
Membuat kata-kata mudah dimengerti
Mengurangi jumlah kata yang harus diucapkan
b.
presentasi
sebaiknya
memanfaatkan
sarana
media
audio
visual
yang tersedia. Media audio visual dapat berupa OHP, LCD, flipchart, papan
tulis,
maket
dan sebagainya.
Penggunaan
memperluas
jangkauan
sarana
presentasi
mengkomunikasikan
pokok bahasan,
memberi
akan
memudahkan
konsep-konsep
yang
nilai
bagi
tambah
informasi, disamping itu akan memudahkan audiens dalam memahami apa yang
disampaikan oleh presenter dan tentunya dapat mempersingkat waktu.
penggunaan
media
audio
kompleksitas
informasi
yang
visual,
akan
perlu
disajikan,
diperhatikan
jumlah
dan
Dalam
jumlah
komposisi
dan
audiens,
Penampilan
Penampilan
pada
mempengaruhi kesuksesan
gaya
atau
saat
melaksanakan
pelaksanaan
presentasi.
presentasi
Olehnya
itu,
juga
sangat
kembangkanlah
pada aturan main untuk bersikap profesional yang telah diterima umum. Hal-hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
Berdiri dan tataplah audiens
Jika melakukan aktifitas membalikkan badan (menulis atau menatap ke
tempat lain), jangan melakukannya sambil berbicara lancar.
Usahakan tidak membungkuk, bersandar dan menggerakkan tangan/lengan
bila tidak perlu
Hindari gerakan-gerakan yang akan mengganggu perhatian audiens
Tataplah mata audiens satu per satu secara
bergantian d.
Bahasa Tubuh
yang
dapat
menggambarkan
kecenderungan
sikap
dan
keadaan
emosi, serta gerakan anggota tubuh yang dapat menggambarkan tekanan pada
apa yang ingin disampaikan. Perhatikan bahasa tubuh audiens, karena bahasa
tubuh
audiens
akan
memberitahu
153
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
efektif atau tidak.
Beberapa contoh bahasa tubuh dan artinya diuraikan, sebagai berikut:
Bersedekap = santai sekaligus angkuh, tinggi rasa percaya diri
Kedua tangan di samping = sigap, memberi kesan siap menerima perintah
Alis terangkat = ramah dan gembira mengajak orang bicara dan meminta respon
Jari telunjuk menyentuh ibu jari = mengkomunikasikan sesuatu yang penting
Gerakan tangan seolah-olah memukul bagian sisi telapak tangan = menegaskan
sesuatu yang harus dilakukan
Menganggukkan dan menggelengkan kepala = setuju/tidak setuju
Suara
Suara presenter juga mempengaruhi keberhasilan presentasi. Hal-hal yang
terkait dengan penggunaan suara saat presentasi yang perlu dipahami oleh presenter
yang dikenal dengan PAPERS, diuraikan sebagai berikut:
1.
Projection/Proyeksi
Suara terdengar (terarah) sampai ke belakang tanpa berteriak
Meninggikan suara pada saat memberikan penekanan pada sesuatu
2.
Articulation/Artikulasi
Bicara yang jelas
Berilah
sama
3.
perbedaan
yang
jelas
pada
kata-kata
yang
kedengarannya
Pronounciation/Lafal ucapan
Setiap
orang
memiliki
logat
sendiri-sendiri
dan
menjadi
daya
tarik
tersendiri.
Dengan
asal
sedikit
variasi
untuk
menjadikan
suara
lebih
hidup,
4.
Enunciation/Pengucapan
Berilah tekanan pada kata-kata kunci, suku-suku kata dan frase-frase
Ucapkan
huruf
hidup
dengan
amat
panjang
untuk
menambah
154
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
warna
Misalnya: baaaaaaiiiiik.....
5.
Repetition/Pengulangan
Jangan ragu untuk mengulangi kata-kata, terutama jika menggunakan irama
dan nada yang berbeda
Pengulangan bertujuan untuk penekanan kata
6.
Speed/Kecepatan
Kecepatan yang baik adalah sekitar 110 kata/menit
Hindari mengucapkan kata: ...eng... di antara kalimat yang diucapkan
Gunakan jedah yang tepat (tidak terlalu lama)
10.2 Rangkuman
Setelah
mengikuti
memperoleh pencerahan
yang
seperti
dilakukan
bahwa
kita sangka
oleh
materi
pada
ternyata
selama
ini.
pembelajaran
melaksanakan
Umumnya
mungkin
presentasi
dari
kita
bukanlah
berbagai
telah
sesuatu
presentasi
yang
ini,
presentasi
apabila
mahasiswa
telah
merasa
sudah
siap
power point. Menuliskan apa yang harus dibaca ketika melakukan presentasi. Jika
demikian,
apa
bedanya
presenter
dengan
pembaca
menggunakan telefronter?
Sebagai seorang wirausahawan, kemampuan mempresentasikan
merupakan
modal
yang
Dengan mempresentasikan
memahaminya
Selain
itu,
sangat
penting
ide/gagasan
akan
untuk
ide/gagasan
meyakinkan
memudahkan
pihak
pihak
lain.
lain
untuk
kaitannya
dengan
pembelajaran
Kewirausahaan-1
ini,
salah
satu aspek yang dievaluasi adalah presentasi gagasan usaha. Olehnya itu, gagasan
usaha yang dirancang
namun
dapat
yang
juga
hanya
perlu dipresentasikan.
melakukan
telah
tidak
evaluasi terhadap
diberikan
dalam
dituangkan
Dengan
penguasaan
ke
dalam
bentuk
laporan,
presentasi,
dosen/tutor
pendamping
terhadap
tugas-tugas
pembelajaran
10.3 Latihan
Persiapkan
materi
rancangan
usaha
mahasiswa
untuk
dipresentasikan
di
hadapan
155
BAB 10
TEKNIK PRESENTASI
peserta mata kuliah yang lain, dosen dan tutor pendamping.
Referensi
Basyuni,
pada
di
156
DAFTAR ISTILAH
ISTILAH
PENGERTIAN
Akuntansi
Biaya
Biaya langsung
Biaya Tetap
Citra produk
Dampak lingkungan
Distribusi
Kewirausahaan
ix
DAFTAR ISTILAH
Eksistensial
Finansial
Harga
Harga lancar
Harga tetap
Investasi
Izin perusahaan
Kewirausahaan
Laporan rugi-laba
Kewirausahaan
DAFTAR ISTILAH
kebutuhan).
Manajemen
Modal
Modal investasi
Modal kerja
Neraca
Organisasi
Pemasaran
Presentasi
Produk
Produksi
Kewirausahaan
xi
DAFTAR ISTILAH
Promosi
Segmen pasar
Target pasar
Transaksi
Visi perusahaan
Wirausahawan
Kewirausahaan
xii
Kewiraus
ahaan
FOR/SPM/001.071b E1R0
No. Formulir
FOR/XXX/000.000-E1R0
Edisi
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman
01
0
1 November 2010
1 dari 5 Halaman
Mata Kuliah
Kode / SKS
Prasyarat
Kewirausahaan
MI 1304 / 2 SKS
-
Dosen
Kode Dosen
Status
Universitas
Fakultas
Andalas
Politeknik Negeri Padang
Jurusan
Program Studi
Semester
5 (Lima)
Rasyidah, S. Si, MM
Wajib
Manajemen Informatika Di Luar
Domisili
Konsentrasi
03.
Peluang-Peluang Usaha
3.1
Menemukan Peluang Usaha
3.2
Memilih Lapangan Usaha dan Mengembangkan Gagasan Usaha
04.
Aspek
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Pemasaran
Definisi Pemasaran
Tugas, Fungsi dan Orientasi Pemasaran
Sasaran dan Strategi Pemasaran
Segmentasi, Target dan Posisi Pasar
Bauran Pemasaran
Menetapkan Nilai Pemasaran
05.
Aspek
5.1
5.2
5.3
5.4
Produksi
Definisi Produksi
Kebutuhan Proses Produksi
Proses Produksi
Pengendalian Produksi
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Dibuat
Agustus 2013
Hj. Rasyidah S.Si, MM
Dosen
Diperiksa
Disetujui
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
FOR/SPM/001.071b E1R0
No. Formulir
FOR/XXX/000.000-E1R0
Edisi
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman
01
0
1 November 2010
2 dari 5 Halaman
06.
Aspek
6.1
6.2
6.3
07.
Aspek
7.1
7.2
7.3
08.
Aspek
8.1
8.2
8.3
Keuangan
Kebutuhan Modal Perusahaan
Penerapan Akuntansi dalam Perusahaan
Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
09.
Rancangan Usaha
9.1
Arti dan Pentingnya Rancangan Usaha
9.2
Format Rancangan Usaha
10.
Teknik
10.1
10.2
10.3
10.4
Presentasi
Definisi dan Unsur-unsur Presentasi
Mempersipkan Presentasi
Sebelum Melakukan Presentasi
Melaksanakan Presentasi
Hasil Pembelajaran
01. Menjelaskan konsep Kewirausahaan dalam Konteks Pilihan Karir
02. Membuat Analisis Potensi Diri dan Karakter Wirausahawan Potensial
03. Menjelaskan Peluang-Peluang Usaha
04. Menjelaskan Aspek Pemasaran
05. Menjelaskan Aspek Produksi
06. Menjelaskan Aspek Pengendalian Dampak Lingkungan
07. Menjelaskan Aspek Organisasi dan Manajemen
08. Menjelaskan Aspek Keuangan
09. Menjelaskan Rancangan Usaha
10. Membuat Presentasi Usaha
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKBM)
Minggu
Topik (Pokok Bahasan)
ke
1
00. Pendahuluan
0.1 Penjelasan pokok-pokok materi perkuliahan secara keseluruhan
0.2 Penjelasan Sistem dan Tata tertib Perkuliahan
0.3 Penjelasan Sistem Penilaian Operasi
Metode Pembelajaran
Ceramah
Menggunakan white board,
notebook dan infocus
Kuliah mimbar
Tanya jawab
Mengerjakan soal
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Dibuat
Agustus 2013
Hj. Rasyidah S.Si, MM
Dosen
Diperiksa
Kuliah mimbar
Tanya jawab
Diskusi
Mengerjakan latihan dan soal
Menggunakan white board,
notebook dan infocus
Disetujui
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
FOR/SPM/001.071b E1R0
5-6
No. Formulir
FOR/XXX/000.000-E1R0
Edisi
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman
01
0
1 November 2010
3 dari 5 Halaman
Kuliah mimbar
Tanya jawab
Mengerjakan soal
Menggunakan white board,
notebook dan infocus
Kuliah mimbar
Tanya jawab
Diskusi
Menggunakan white board,
notebook dan infocus
Kuliah mimbar
Tanya jawab
Diskusi
Menggunakan white board,
notebook dan infocus
Kuliah mimbar
Tanya jawab
Diskusi
Menggunakan white
notebook
dan
Ceramah
Kuliah mimbar
Tanya jawab
Diskusi
Menggunakan white
notebook
dan
Ceramah
Kuliah mimbar
Diskusi
Tanya jawab
Menggunakan white
notebook dan infocus
Kuliah mimbar
Diskusi
Tanya jawab
Menggunakan white
notebook dan infocus
9
10
11- 12
13 - 15
16 17
18
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Dibuat
Agustus 2013
Hj. Rasyidah S.Si, MM
Dosen
Diperiksa
Disetujui
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
board,
infocus
board,
infocus
board,
board,
FOR/SPM/001.071b E1R0
No. Formulir
FOR/XXX/000.000-E1R0
Edisi
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman
01
0
1 November 2010
4 dari 5 Halaman
Penjabaran RKBM
01. Kuliah Minggu 1
Menjelaskan pokok-pokok bahasan yang akan dibahas pada mata kuliah manajemen proyek, menjelaskan aturan, sistem perkuliahan.
02. Kuliah Minggu 2
Menjelaskan Konsep kewirausahaan dalam konteks pilihan karir.
03. Kuliah Minggu 3
Menjelaskan analisis potensi diri dan karakter wirausahawan potensial.
04. Kuliah Minggu 4
Menjelaskan peluang-peluang usaha.
05. Kuliah Minggu 5 dan 6
Menjelaskan aspek pemasaran.
06. Kuliah Minggu 7
Menjelaskan aspek produksi.
07. Kuliah Minggu 8
Menjelaskan aspek dampak lingkungan
08. Ujian Tengah Semester
09. Kuliah Minggu 10
Menjelaskan aspek organisasi dan manajemen
10. Kuliah Minggu 11 dan 12
Menjelaskan aspek keuangan.
11. Kuliah Minggu 13,14 dan 15
Menjelaskan rancangan usaha.
12. Kuliah Minggu 16, 17 dan 18
Menjelaskan teknik presentasi.
13. Ujian Akhir Semester
Evaluasi
01. Pemahaman tentang Kewirausahaan
02. Pemahaman tentang Analisa Potensi Diri
03. Pemahaman tentang Peluang-peluang Usaha
04. Pemahaman tentang Aspek Pemasaran
05. Pemahaman tentang Aspek Produksi
06. Pemahaman tentang Aspek Pengendalian Dampak Lingkungan
07. Pemahaman tentang Aspek Organisasi dan Manajemen
08. Pemahaman tentang Aspek Keuangan
09. Pemahaman tentang Rancangan Usaha
10. Hasil Diskusi, Tugas dan Quiz
11. UTS dan UAS
Bahan, Sumber Informasi dan Referensi
01.
Alma, B., 2007, Kewirausahaan (Edisi Revisi), Penerbit Alfabeta, Bandung.
02.
03.
Meredith, G.G., 2000. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Penerbit Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta.
Syamsuddin, A.S., Imelda R.I, Idris S., Agus A., Eymal B.D., Suardi B. dan Rusli M.R.,
1995.
Mulai
dari
Usaha
Kecil
Merintis
Karir
Kewirausahaan
Anda.
Pusat Pengembangan
Usaha
Kecil
Kawasan
Timur
Indonesia
(PUKTI)
kerjasama Kondrad Adenauer Stiftung Internationales
Institut.
Syamsuddin, A.S., 2007. Mencipta Produk, Membangun Usaha Mandiri. Paket Pelatihan Kewirausahaan
untuk
Alumni
Unhas,
Kerjasa
Ikatan
alumni
Universitas Hasanuddin dengan Pusat Pengembangan Usaha Kecil
Kawasan Timur Indonesia (PUKTI), Januari April 2007 di Makassar.
04.
05.
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Dibuat
Agustus 2013
Hj. Rasyidah S.Si, MM
Dosen
Diperiksa
Disetujui
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
FOR/SPM/001.071b E1R0
No. Formulir
FOR/XXX/000.000-E1R0
Edisi
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman
01
0
1 November 2010
5 dari 5 Halaman
Tunggal, A.W., 2008. Pengantar Kewirausahaan (Edisi Revisi). Harvarindo, JakartaRakos,John j, Software Project Management For
Small To Medium Size Project, Prentice Hall, Englewood Cliffs
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Dibuat
Agustus 2013
Hj. Rasyidah S.Si, MM
Dosen
Diperiksa
Disetujui
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanggal
Oleh
Jabatan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama
Nomor Peserta
NIP/NIK
Tempat dan Tanggal lahir
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Golongan / Pangkat
Jabatan Akademik
Perguruan Tinggi
Alamat
Telp./Faks.
Alamat Rumah
Telp./Faks
Alamat e-mail
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tahun
Lulus
Program Pendidikan
(diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor)
1998
Sarjana
2008
Magister
Tahun
Penyelenggara
Jangka waktu
2013
INIXINDO BANDUNG
17 21 Juni
2013
2012
Universitas Andalas
dan Sinergi BIG
12-13
September 2012
2011
Pelatihan Asesor
LSP Telematika
21-28 Oktober
2011
Pusat Peningkatan
dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional
Politeknik Negeri
Padang
10 14 Mei 2011
Politeknik Negeri
Padang
27 Oktober
2010
Politeknik Negeri
Padang
14 September
2009
Perguruan Tinggi
Jurusan /
Bidang Studi
Universitas
Ilmu Komputer
Padjadjaran Bandung
Universitas
Andalas Magister
Padang
Manajemen
PELATIHAN PROFESIONAL
2011
2010
2009
2009
2009
2008
2008
2008
2008
2006
2006
Politeknik Negeri
Padang
19 Januari 2009
Politeknik Negeri
Padang
19 Januari 2009
Pusat Peningkatan
dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional
Politeknik Negeri
Padang
Politeknik Negeri
Padang
Mata Kuliah
Praktek
Pemrograman
D3
13 November
2008
Politeknik Negeri
Padang
Pusat Peningkatan
dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional
Politeknik Negeri
Padang
Pusat Peningkatan
dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional
Politeknik Negeri
Padang
20-21 Agustus
2008
Praktek
Struktur Data
D3
D3
Struktur Data
D3
14 November
2008
Politeknik Negeri
Padang
PENGALAMAN MENGAJAR
Program
Pendidikan
D3
4-5 Desember
2008
29 Sepetember
2006
4 5 September
2006
Sem / Tahun
Akademik
Genap/2005-2006
Ganjil/2007-2008
Ganjil/2008-2009
Ganjil/2009-2010
Ganjil/2010-2011
Ganjil/2011-2012
Ganjil/2012-2013
Ganjil/2013-2014
Ganjil/2007-2008
Ganjil/2007-2008
Ganjil/2008-2009
Ganjil/2009-2010
Ganjil/2010-2011
Ganjil/2011-2012
Ganjil/2012-2013
Ganjil/2013-2014
Ganjil/2007-2008
D4
D3
Manajemen
Proyek
Manajemen
Proyek Sistem
Informasi
Probabilitas
dan Statistik
D3
D3
D3
D3
Matematika
Diskrit
D3
Sistem Berkas
D3
Logika
Informatika
D3
D3
Praktek
Pemrograman
2
D3
Praktek
Pemrograman
Visual
Basis Data II
D3
Praktek
Pemrograman
VB
Keamanan
Data dan
Informasi
Sistem
Pendukung
D3
D3
D4
D4
Komputer
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Komputer
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Komputer Jaringan dan Web
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Komputer
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Komputer
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Komputer
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Komputer Jaringan dan Web
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Teknik
Genap/2007-2008
Ganjil/2008-2009
Ganjil/2009-2010
Ganjil/2010-2011
Ganjil/2008-2009
Ganjil/2009-2010
Ganjil/2008-2009
Genap/2008-2009
Genap/2008-2009
Genap/2009-2010
Ganjil/2010-2011
Genap/2012-2013
Genap/2009-2010
Genap/2011-2012
Genap/2010-2011
Genap/2010-2011
Genap/2011-2012
Genap/2010-2011
Ganjil/2006-2007
Genap/2007-2008
Genap/2007-2008
Ganjil/2013-2014
Ganjil/2008-2009
Genap/2008-2009
Keputusan
Praktek Dasar
Pemrograman
Informatika
Politeknik Negeri Padang /
Teknologi Informasi / Manajemen
informatika
D3
Ganjil/2006-2007
Kewirausahaa
n
D3
Algoritma dan
Pemrograman
D3
Algoritma dan
Pemrograman
2
D3
Praktek
Konsep
Pemrograman
Analisis
Rancangan
Sistem
Informasi
D4
Mata Kuliah
Program
Pendidikan
D3
Sem/ Tahun
Akademik
Ganjil/2010-2011
D3
Non Cetak
Genap/2010-2011
D3
Cetak
Ganjil/2011-2012
D3
Cetak
Genap/2011-2012
D2
Cetak
Genap/2012-2013
D2
Cetak
Ganjil/2013-2014
Praktek
Struktur Data
Praktek
Pemrograman
2
Praktek
Struktur Data
Praktek
Pemrograman
2
Praktek
Aplikasi
Komputer
Bahan Ajar
Kewirausahaan
Tahun
2013
2012
D4
Ganjil/ 2011-2012
Ganjil/ 2012-2013
Ganjil/2006-2007
Ganjil/2006-2007
Genap/2011-2012
Genap/2007-2008
PENGALAMAN PENELITIAN
Judul Penelitian
Sistem
Informasi
Klaim
Asuransi Jiwa Mahasiswa
Politeknik Negeri Padang
Sistem Informasi Umpan
Balik
Proses
Belajar
Mengajar
terhadap
Staf
Pengajar Berbasis Web pada
Jurusan Teknologi Informasi
Politeknik Negeri Padang
Ketua / anggota
Tim
Sumber Dana
Ketua
Anggota
Dana DIPA(No.
Kontrak :
117/PL9/PG/V/2012
2011
2009
Pemanfaatan
Macromedia
Flash
dan
XML
untuk
Pembuatan
Peta
Digital
Interaktif dan Dinamis (Studi
Kasus pada Politeknik Negeri
Padang)
Analisis
Pengaruh
Noise
Terhadap Deteksi Wajah
Manusia Pada Citra Berwarna
Menggunakan Fuzzy
Anggota
Dana DIPA(Nomor :
205/K3.1-PG/2011)
Anggota
Dana DIPA(Nomor
:347/K3.1-PG/2009
KARYA ILMIAH
A. Buku / Bab Buku / Jurnal
Tahun
Judul
2012
2011
2009
B. Makalah / Poster
Tahun
2008
Judul
Pengaruh Perkembangan Information
Technology (IT) Terhadap Dunia Pendidikan
Penerbit / Jurnal
Volume 4 No.2.
Desember 2012
Jurnal Ilmiah Elektron
ISSN : 2085 6989
Volume 6 No.2. Maret
Jurnal Poli Rekayasa
ISSN : 1858 3709
Volume 5 No.1.
Oktober
Jurnal Poli Rekayasa
ISSN : 1858 3709
Judul
Penyelenggara
Mandiri
Penerbit / Jurnal
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun
Judul Kegiatan
Penyelenggara
2013
Aptikom
2012
2011
2010
Panitia /
peserta /
pembicara
Peserta
Politeknik Negeri
Padang
Peserta
Politeknik Negeri
Padang
Peserta
Peserta
2009
Workshop Penerapan
Pendidikan Kewirausahaan
dengan Ciputra Foundation
Universitas Andalas
Padang
Peserta
2009
Politeknik Negeri
Padang
Panitia
2009
Unit Pelaksana
Teknis Penelitian
dan Pengabdian
Kepada
Masyarakat(UPT.
PPKM) Politeknik
Negeri Padang
Peserta
2008
Politeknik Negeri
Padang
Panitia
2008
Politeknik Negeri
Padang
Peserta
Tahun
2013
2013
2011
2011
2010
2009
Tempat
SMKN Pariaman
SMAN 2 Pariaman
dan SMAN 1 VII
Koto Pariaman
SMAN 1 Salimpaung
dan SMAN 2 Sungai
Tarab(Anggota,
Dana DIPA,Nomor.
258/K3.1-PG/2011)
SMKN 1 Tanjung
Baru,Kab. Tanah
Datar(Anggota,Dana
DIPA,Nomor.257/K3.
1-PG/2011)
SMA N 1 Curup
Timur Bengkulu dan
SMA N 1 Curup
Bengkulu
(Anggota,Dana
DIPA,Nomor.330/K3.
1-PG/2010)
SMA N 1 Muara
Labuh dan MAN
Muara Labuh,Kab.
Solok
Selatan(Anggota,Da
na DIPA,Nomor. )
Anggota Senat
Ketua Program Studi
Manajemen Informatika
diluar Domisili
Kepala Laboratorium
Teknologi Informasi
Kepala Laboratorium
Teknologi Informasi
Tahun ...
s.d ...
20 November
2012 s/d 20
November
2016
2012
2010 s.d
2012
2008 s.d
2010
2013
2013
2013
2012
2011
2010
2009
2009
2009
2009
Peran
Wakil
Koordinator
Manajemen
Informatika
Ketua
Tempat
Politeknik Negeri
Padang
Politeknik Negeri
Padang
Bendahara
Politeknik Negeri
Padang
Bendahara
Politeknik Negeri
Padang
Anggota
Politeknik Negeri
Padang
Anggota
Politeknik Negeri
Padang
Pembimbing
Politeknik Negeri
Padang
Anggota
Politeknik Negeri
Padang
Politeknik Negeri
Padang
Anggota
Pembimbing
Politeknik Negeri
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2006
Sekarang
Padang
Anggota
Politeknik Negeri
Padang
Juri
Politeknik Negeri
Padang
Anggota
Politeknik Negeri
Padang
Anggota
Politeknik Negeri
Padang
Anggota
Politeknik Negeri
Padang
Anggota
Politeknik Negeri
Padang
Politeknik Negeri
Padang
Penasehat
Akademis