Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MEDIA SOSIAL DI KALANGAN MAHASISWA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SUMTERA UTARA

Rani Chantika
Siti Fadiyah Nabila
Zahara Vonna
Salsabila Arifa Hasibuan
Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Email : zaharavonna02@gmail.com

Abstrak
Di era digital, media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan siswa
sehari-hari. Media sosial dapat mempengaruhi perilaku siswa, motivasi belajar,
dan interaksi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media
sosial dapat mempengaruhi motivasi belajar dan perilaku siswa. Media sosial juga
dapat mempengaruhi interaksi sosial mahasiswa dalam kegiatan akademik. Oleh
karena itu, media sosial harus dipantau dan digunakan secara bijaksana agar tidak
berdampak negatif bagi mahasiswa.  Beberapa hasil penggunaan jejaring sosial
secara individu antara lain membangun hubungan sosial, meningkatkan minat
dalam kegiatan ekonomi, memberikan efek relaksasi melalui fitur hiburan, seperti
sarana untuk mencapai diri sendiri. Di sisi lain, penggunaan media sosial tidak
memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kualitas akademik
dengan rendahnya persentase kegiatan berbagi artikel dan pengunggahan opini.
Kata kunci : penggunaan media sosial, dampak media sosial, mahasiswa
Abstract
In the digital era, social media has become an important part of students' daily
lives. Social media can affect student behavior, learning motivation, and social
interaction. The results showed that the use of social media can affect students'
learning motivation and behavior. Social media can also affect students' social
interactions in academic activities. Therefore, social media must be monitored and
used wisely so that it does not have a negative impact on students. Some of the
results of individual use of social networks include building social relationships,
increasing interest in economic activities, providing a relaxing effect through
entertainment features, such as a means to achieve oneself. On the other hand, the
use of social media does not have a significant impact on improving academic
quality with a low percentage of article sharing and opinion uploading activities.
Keywords : social media use, social media impact, university students

1
PENDAHULUAN
Era digital telah membawa perubahan pesat dalam perkembangan
komunikasi di dunia dan di Indonesia. Telepon genggam (handphone), yang pada
mulanya hanya dapat menawarkan fungsi sederhana berupa panggilan (voice call)
dan pengiriman pesan singkat (Short Messaging Service), telah berkembang
menjadi percakapan tatap muka (video call) dan pengiriman dokumen (lampiran)
hingga pekerjaan multimedia yang dapat dilakukan dengan ponsel dan perangkat
lainnya. Ponsel kemudian akan dibangun dengan teknologi yang didukung oleh
penyedia layanan yang akan memfasilitasi tidak hanya komunikasi pengguna
tetapi juga penggunaan media informasi berbasis web. Salah satu perkembangan
teknologi mobile yang paling populer adalah menjamurnya kanal media sosial
(Medsos). Beberapa media sosial yang paling banyak diminati masyarakat adalah
Facebook, Twitter, Instagram, Line dan WhatsApp. Media sosial telah banyak
mengubah perilaku komunikasi masyarakat di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia.
Saat ini, dalam penggunaan publik, sudah umum bagi pengguna ponsel
untuk fokus pada perangkatnya sendiri. Setidaknya ada ± 270 juta pengguna
ponsel di Indonesia. Keramahan pengguna Internet telah dieksploitasi. Pengguna
dapat berkomunikasi satu sama lain. Riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) dan Technopreneurs menunjukkan penetrasi pengguna internet
di Indonesia meningkat menjadi 143,26 juta orang pada 2017,  dibandingkan
132,7 juta pada tahun sebelumnya. Survei ini dilakukan pada tiga kelompok
wilayah, yaitu kota, desa-kota dan pedesaan. Dari ketiga wilayah tersebut, wilayah
perkotaan memiliki persentase penetrasi internet tertinggi, yaitu sebesar
72,41persen(APJII: 2018). Dengan banyaknya pengguna internet, diasumsikan
bahwa pola perilaku komunikasi juga akan berubah. Seperti dalam proses
komunikasi, pengguna tidak hanya sebagai konsumen media, tetapi juga dapat
menjadi produsen informasi.
Sebagai pengguna, seseorang dapat menentukan tujuan dari penggunaan
media yang diinginkan dan manfaat apa yang dapat diperoleh dari tindakannya
tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka penelitian tentang bagaimana
penggunaan media sosial menjadi suatu hal yang penting untuk diungkapkan.

2
Penelitian ini ingin mengambil fokus pada mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer
sebagai pengguna teknologi ponsel dan media sosial. Fokus penelitian adalah pada
pilihan-pilihan teknologi dan media sosial, serta dampak yang ditimbulkan dari
pilihan-pilihan tersebut terhadap kehidupan pengguna sebagai seorang warga
internet, seorang mahasiswa, dan sebagai warga lingkungan sosial budaya sebuah
masyarakat. Teknologi informasi telah menjadi media perantara massa yang
paling digemari saat ini. Dimulai dengan kemunculan perangkat komputer,
teknologi berkembang menjadi perangkat ponsel. Kemudahan mengakses internet
melalui ponsel telah membuat masyarakat dunia saling terhubung satu dengan
lainnya. Sejak saat itu, pengetahuan bersirkulasi dengan lancar melalui dunia
maya (daring) melebihi kuantitas sirkulasi komunikasi di dunia nyata (luring).
Perangkat lunak media komunikasi yang digunakanpun beragam, atau yang lebih
dikenal dengan istilah media sosial (Kane, Alavi, Labianca, dan Borgati: 2014,
Kapoor dkk: 2017).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di fakultas Sains dan Teknologi. Kesengajaan
penentuan lokasi (purpossive sampling) dilandasi tujuan untuk memperoleh
gambaran tentang perilaku mahasiswa dalam bidang humaniora terhadap
perkembangan teknologi dan inforasi di era digital. Alasan lain adalah mahasiswa
Ilmu Komputer merupakan generasi muda yang konsen pada bidang teknologi di
mana ilmu-ilmu sains dan teknologi telah dikelola dan didistribusi melalui media
sosial. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka mahasiswa dianggap memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan penggunaan medsos.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa ilmu komputer secara keseluruhan.
Namun untuk kepentingan fokus data, maka mahasiswa disampling untuk
memperoleh data kuantitatif. Selain itu, mereka juga diposisikan sebagai informan
untuk data kualitatif. Populasi diambil pada dua program studi yakni prodi system
informasi dan prodi biologi. Dari keseluruhan jumlah mahasiswa aktif di dua
prodi tersebut maka diambil sampel sebanyak 150 orang dengan perbandingan
yang sama antara kelompok perempuan dan kelompok laki-laki. Sampel dipilih
secar acak dan dijadikan sebagai responden atas angket yang diberikan.
Sebagaimana jenis penelitian kualitatif, maka penelitian ini tidak dilakukan untuk

3
mencari kebenaran dan moralitas judgment, namun dianggap sebagai usaha untuk
memahami fenomena dan realitas menurut sudut pandang subjek. Oleh karenanya,
kesimpulan yang dibuat pada akhir laporan ini bukan dianggap sebagai patokan
dalam mendeskripsikan perilaku mahasiswa SAINTEK secara keseluruhan. Meski
demikian, data yang terkumpul melalui angket dan wawancara dalam penelitian
ini adalah bagian dari realitas perilaku mahasiswa di lingkungan SAINTEK
sehingga patutlah dijadikan acuan dalam merancang sistim pembelajaran secara
umum di SAINTEK.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi literatur, observasi,
angket, dan wawancara. Keempat teknik dilakukan secara bertahap untuk
memperoleh data-data yang diinginkan. Angket dilakukan dengan menggunakan
membagiakan kuesioner pada 150 mahasiswa yang menjadi sampel. Data angket
kemudian diklasifikasi dan ditafsirkan sebagai bagian dari analisis. Angket secara
umum terdiri dari dua kelompok tema pertanyaan untuk mengungkap penjelasan
pada rumusan masalah penelitian. Tema pertanyaan pertama adalah tentang
pilihan platform dan variasi penggunaannya. Tema pertanyaan kedua berkaitan
dengan pengaruh media sosial terhadap pengguna. Kedua tema ini dibuat dalam
pertanyaan tertutup dengan pilihan pernyataan yang bertingkat. Data-data yang
terkumpul melalui angket kemudian diperdalam melalui wawancara pada
beberapa informan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebagaimana telah dijelaskan bahwa mahasiswa di SAINTEK secara
umum telah memanfaatkan internet dalam berbagai kebutuhan akademik mereka.
Salah satu wadah pemenuhan kebutuhan akademik adalah pemanfaatan media
sosial. Berdasarkan data yang terkumpul, platform yang digunakan oleh
mahasiswa sebagai wadah bermedia sosial adalah google, facebook, instagram,
whatsapp, messenger, twitter, line, tiktok, youtube, dan mi chat. Berbagai platform
ini dimanfaatkan secara bergantian sesuai kebutuhan pengguna. Google sebagai
mesin pencari informasi terbesar adalah paling banyak digunakan untuk
kebutuhan menemukan literatur. Secara khusus aplikasi messenger yang
merupakan bagian dari platform facebook telah digunakan sebagai platform utama
dalam berbagi pesan layaknya mengirim teks pada handphone. Sementara

4
facebook, instagram, whatsapp, twitter, line dan mi chat digunakan untuk berbagi
informasi yang diperoleh melalui google. Adapun tiktok dan youtube hanya
digunakan lebih ke sarana hiburan.
Dari 150 sampel ditemukan bahwa setidaknya mahasiswa menggunakan
lebih dari satu akun media sosial. Platform facebook menjadi pilihan mayoritas
mahasiswa karena memiliki aplikasi tambahan berupa aplikasi messenger yang
memungkinkan pengguna saling berkirim pesan tanpa berbayar. Pengguna
platform ini sebanyak 56% dengan tingkat penggunaan messenger 78%, lalu
platform whatsapp sebanyak 44%, platform instagram sebanyak 34,6%,
sedangkan platform lainnya yakni twitter sebanyak 20% dan Line sebanyak 5,3%.
Sementara dua platform lainnya yakni snapchat dan kakaotalk tidak digunakan.
Media sosial dikaitkan dengan penggunaan nama samaran di setiap akun.
Data sampel menunjukkan bahwa siswa cenderung menggunakan nama asli
daripada nama samaran saat membuat akun media sosial mereka. Dari 150 orang,
104 menggunakan nama asli, sisanya menggunakan nama samaran. Masing-
masing dari 104 pengguna nama asli termasuk 65 wanita dan 39 pria, sementara
46 pengguna nama samaran disertakan. 10 perempuan dan 36 laki-laki. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih banyak siswa perempuan daripada siswa laki-laki yang
menggunakan jejaring sosial untuk mengungkapkan identitas aslinya ke dunia
maya. Berdasarkan wawancara, ditemukan bahwa alasan utama menggunakan
identitas asli di jejaring sosial adalah agar teman mereka mudah dikenali dan
untuk keperluan pekerjaan rumah. Beberapa alasan penggunaan akun media sosial
adalah:
a. kebutuhan pendidikan sekolah/kampus,
b. kebutuhan saluran komunikasi,
c. kebutuhan informasi, dan
d. pemantauan tren sosial. Media sosial telah lama digunakan oleh para remaja
untuk kebutuhan pendidikan mereka.
Meski berjejaring sosial dianggap sebagai salah satu gaya hidup generasi
milenial, sangat sedikit mahasiswa yang mengakui bahwa mereka membuat akun
media sosial hanya untuk mengikuti tren sosial. Sebagian kecil dari kelompok ini
adalah pengguna aplikasi hiburan seperti Instagram dan TikTok. Hal ini bisa

5
dimaklumi karena platform Instagram dan TikTok tidak lagi ditujukan untuk
mencari materi atau berbagi materi untuk tugas kuliah, melainkan lebih pada
ajang aktualisasi diri. Dari semua platform yang tersedia, responden memilih
Facebook sebagai yang paling populer dan digunakan sehari-hari, termasuk
Messenger.
Alat yang digunakan untuk mengakses media sosial adalah handphone dan
laptop. Hingga 86% responden menggunakan ponsel untuk mengakses berbagai
media sosial, dan 14% responden menggunakan laptop untuk mengakses Google
untuk mencari dokumen. Dengan kedua alat tersebut, responden mengakses
internet dengan banyak cara seperti membeli pulsa data, menggunakan wifi gratis,
meminta untuk berbagi hotspot orang lain, menggunakan wifi domestik
(indihome) dan menggunakan wifi berbayar (bukan domestik). Biaya kebutuhan
akses per bulan sekitar Rp 50.000 – 250.000. Data menunjukkan bahwa pria
menghabiskan lebih banyak uang di internet daripada wanita. Diwawancarai
selama wawancara, ditemukan bahwa pria lebih banyak menggunakan data
internet untuk menonton video di Facebook dan YouTube. Sedangkan responden
perempuan lebih banyak menonton video dan mengunggah foto ke platform
Instagram. Konten video dan foto diakui oleh kedua kelompok responden sebagai
daya tarik masing-masing platform jejaring sosial. Bagi mereka, platform ini
memiliki konten visual dan video yang lebih menarik dan menghibur daripada
konten teks.
Menurut wawancara, sejumlah manfaat jejaring sosial juga diperoleh
responden, seperti kemampuan berkomunikasi dengan lancar, kemampuan
mencari informasi dengan mudah, kemampuan menjernihkan pikiran dengan
bebas, kemudahan dan keamanan, kemampuan menghilangkan kebosanan dan
kenyamanan. cenderung menghasilkan manfaat material (pendapatan). Banyak
responden berbicara tentang memilih platform untuk berbagai manfaat jejaring
sosial. Untuk kebutuhan komunikasi, platform Facebook menjadi pilihan utama
dengan tambahan aplikasi perpesanan, kemudian platform WhatsApp. Memang,
fungsi yang ditawarkan oleh kedua platform ini memfasilitasi komunikasi tertulis
dan lisan individu. Facebook melalui fitur perpesanan memungkinkan pengguna
mengirim pesan gratis selama kartu SIM belum kedaluwarsa. Namun fitur ini

6
memiliki kelemahan utama yaitu tidak dapat mengirim file berupa teks, gambar
atau video. Kelemahan ini bisa diatasi dengan penggunaan kuota data. Itu
sebabnya siswa sering hanya menggunakan fitur pesan untuk mengirim pesan.
Jika mereka tidak dapat membuka share, mereka akan menggunakan
WhatsApp. Platform ini lebih fungsional dan canggih daripada Messenger dalam
hal berbagi file hingga ukuran 16MB dalam bentuk teks, gambar, atau video.
Selain itu, platform WhatsApp juga memiliki fitur obrolan grup yang
memungkinkan grup tertentu untuk berbagi informasi secara bersamaan. Selain
mesin pencari Google, Facebook juga dianggap sebagai jejaring sosial yang
membawa banyak keuntungan dalam mencari informasi.
Penelitian ini menjelaskan tujuan penggunaan media sosial di kalangan
mahasiswa SAINTEK berdasarkan manfaatnya. Di antara lima manfaat yang
diperoleh seperti yang dijelaskan sebelumnya, minat komunikasi adalah tujuan
utama siswa dengan 36%, target manfaat informasi 30%, target manfaat rekreasi
23,4%, target manfaat curah pendapat 10% dan target manfaat ekonomi saja.
0,6%. Berdasarkan tujuan penggunaan, siswa cenderung memandang jejaring
sosial sebagai sarana komunikasi yang bermanfaat. Namun, data tren penggunaan
menunjukkan bahwa siswa memilih jejaring sosial untuk berkomunikasi guna
berbagi pesan.yaitu hingga 96,6%. Untuk menjaring informasi, mahasiswa
memilih untuk menonton berita daripada membaca berita atau berbagi artikel
dengan persentase yang tinggi yaitu 99,3%. Ini mirip dengan memilih hiburan
dengan persentase aktivitas menonton yang lebih tinggi yaitu 94%. Sedangkan
manfaat brainstorming dilakukan dalam bentuk membaca status atau
mengomentari postingan orang lain sebesar 94%. Manfaat ekonomi merupakan
proporsi tujuan penggunaan jejaring sosial yang paling rendah, hanya sekitar 3,3%
dari total jumlah responden. Artinya, sangat sedikit mahasiswa SAINTEK yang
menggunakan akun media sosialnya untuk keuntungan ekonomi sebagai penjual
atau pembeli. Data menunjukkan bahwa manfaat ekonomi hanya ada pada
aktivitas pembelian dan bukan pada aktivitas penjualan.

KESIMPULAN
Media sosial umumnya digunakan oleh mahasiswa Sains dan Teknologi
sebagai alat komunikasi dan pengumpulan informasi. Komunikasi antar

7
mahasiswa lebih terfokus pada platform dengan biaya operasional terendah, yaitu.
aplikasi WhatsApp, yang merupakan fitur dari WhatsApp. Setelah penggalian
informasi yang diterima melalui WhatsApp mempermudah komunikasi. Mesin
pencari Google terus menjadi alat utama untuk mengumpulkan materi pelajaran,
yang kemudian dibagikan di media sosial. Penggunaan media sosial untuk
pendataan tampaknya lebih banyak dilakukan pada kelompok siswa laki-laki.
Kelompok perempuan tampaknya menyukai media sosial untuk hiburan dan curah
pendapat. Efek media sosial bagi penggunanya antara lain membangun hubungan
sosial, meningkatkan minat dalam kegiatan ekonomi, bersantai melalui kegiatan
rekreasi, dan memungkinkan realisasi diri. Sangat disayangkan bahwa
penggunaan media sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
perkembangan kualitas akademik responden. bahwa penggunaan media sosial ini
masih belum berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan kualitas
akademik responden.

8
DAFTAR PUSTAKA
Instagram to Engage with (Potential) Consumers: A study of Forbes Most
Valuable Brands’ Use of Instagram” dalam The Journal of Social
Media in Society Vol 7, No 2.
Aillerie, Karine dan Sarah McNicol. (2016). “Information literacy and social
networking sites: challenges and stakes regarding teenagers’ uses”
dalam ESSACHESS. Journal for Communication Studies, vol. 9, no.
2(18) / 2016: 89-100.
APJII. (2018). “Survei APJII: Penetrasi Internet di Indonesia Capai 143 Juta
Jiwa” dalam Buletin APJII Edisi 22-Maret.
APJII. (2016). Penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia. Indonesia:
APJII.
Boyd, D. M., dan Ellison, N. B. (2008). “Social Network Sites: Definition,
History, and Scholarship” dalam Journal of Computer-Mediated
Communication, 13: 210-230.
Gong, W., Lim, P., & Zhu, F. (2015). Characterizing silent users in social
media communities.Retrieved from International AAAI Conference on
Web and Social Media:
https://www.aaai.org/ocs/index.php/ICWSM/ICWSM15/
paper/view/10462
Hosterman, A.R., Naomi R. Johnson, Ryan Stouffer, dan Steven Herring.
(2018). “Twitter, Social Support Messages, and the #MeToo
Movement” dalam The Journal of Social Media in Society Vol 7, No 2.
Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Junco, R. (2014). Engaging students through social media: Evidance-based
practices for use in student affairs. California: Josey-Bass.
Kadylak, T dan Taj Makki. (2018). “Facebook as a Social Support Access
Point: Exploring the Solicitation of Social Support Subtypes” dalam
The Journal of Social Media in Society Vol 7, No 2.
Kane, G. C., Alavi, M., Labianca, G., & Borgatti, S. P. (2014). “What's
different about social media networks? A framework and research
agenda” dalam MIS Quarterly, 38(1): 275-304.
Kapoor, K. K., Tamilmani, K., Rana, N. P., Patil, P., Dwivedi, Y. K., & Nerur,
S. (2017). “Advances in Social Media Research: Past, Present and
Future” dalam Information Systems Frontiers: 1-28.
Kietzmann, J. H., Hermkens, K., McCarthy, I. P., dan Silvestre, B. S. (2011).
“Social media? Get serious! Understanding the functional building
blocks of social media” dalam Business Horizons, 54(3): 241-251.

9
Kurniasih, N. (2017). “Internet Addiction, Lifestyle or Mental Disorder? A
Phenomenological Study on Social Media Addiction in Indonesia”
dalam The International Conference on Design and Technology, KnE
Social Sciences:135–144. DOI 10.18502/kss.v2i4.879.
Lim, M. (2003). “The Internet, Social Networks and Reform in Indonesia”
dalam Contesting Media Power: Alternative Media in A Networked
World, Editors: N. Couldry, J. Curran, pp.273–288. Maryland, USA:
Rowman & Littlefield Publishers Inc.

10

Anda mungkin juga menyukai