Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS MENGENAI KASUS PEMBOBOLAN

SITUS KPU

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Etika Profesi
Teknik Informasi dan Komunikasi Strata satu (S1)

Abdul Rahman 12150201

Aulia Dwi Septiyani 12150313

Dwiki Syahputra 12150227

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

NUSA MANDIRI KALIABANG

2017
HEADER JURNAL

Gambar 1 - Header Jurnal

II
ABSTRAK

Cybercrime merupakan tindak kejahatan yang terjadi di dunia maya dengan

menggunakan celah-celah yang terdapat pada sistem keamanan sebuah jaringan

internet. Dan umumnya tindak kejahatan pada dunia maya akan mengakibatkan

kerugian pada orang lain. Baik itu berupa informasi-informasi rahasia yang

seharusnya hanya diketahui oleh pemilik informasi itu sendiri, atau bahkan

kerugian berupa financial.

Salah satu jenis kejahatan di dunia maya yang sering terjadi adalah

Unauthorized Access to Computer System and Service yakni pengaksesan suatu

sistem komputer dengan tidak adanya permission atau izin kepada admin terlebih

dahulu, dengan memanfaatkan kerentanan sistem keamanan yang dimiliki. Selain

dari faktor sistem keamanan, faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya tindak

kejahatan Unauthorized Access to Computer System and Service yakni adanya

unsur keteledoran oleh pihak admin jaringan, mengenai sistem keamanan jaringan

tempat terjadinya interaksi data di dalam jaringan. Dan salah satu contoh kejahatan

yang terjadi di dunia maya tepatnya di Indonesia mengenai Unauthorized Access to

Computer System and Service yakni Kasus Pembobolan Situs KPU.

Salah satu rintangan terbesar dalam bidang Cyber Crime adalah tidak

adanya hukum yang komprehensif di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri saat ini

sudah adanya Undang-Undang yang mengatur mengenai kejahatan pada dunia

maya yakni UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.

Kata Kunci : Hukum Cyber, Cyber Crimes

III
ABSTRACT

Cybercrime is a crime that occurs in the virtual world by using cracks found

on the Internet of a network security system. And generally crime in cyberspace

will lead to losses in others. Whether it is confidential information that should only

be known by the owner of the information itself, or even in the form of financial

losses.

One type of crime in the virtual world that often occurs is Unauthorized

Access to Computer Systems and Service that is accessing a computer system in

the absence of permission or permissions to admin advance, by exploiting

vulnerabilities owned security system. Aside from the security system factors, other

factors that are a cause of crime Unauthorized Access to Computer Systems and

Service that is the element of negligence by the network admin, the network security

system where the interaction of data across a network. And one example of crimes

committed in cyberspace precisely in Indonesia on Unauthorized Access to

Computer Systems and Service namely Case Piercing Site Commission.

One of the biggest hurdles in the field of Cyber Crime is the absence of a

comprehensive law worldwide. In Indonesia itself is now the law governing cyber

crime in the Law No. 11 Year 2008 on Information and Electronic Transactions.

Keywords: Cyber Law, Cyber Crimes

IV
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillah segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Subhanahu Wataala yang telah memberikan banyak nikmat kepada kita

selaku hamba, yakni nikmat iman, islam, sehat walafiyat dan juga nikmat panjang

umur. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini di Sekolah Tinggi

Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri yang berjudul Analisis

Mengenai Kasus Pembobolan Situs KPU tepat pada waktu yang ditentukan.

Dibuatnya makalah ini bertujuan guna menyelesaikan tugas mata kuliah

Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi program studi Teknik

Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer.

Dan penulis sadari dalam penulisan makalah ini adanya ketidaksempurnaan

sudah menjadi hal yang mutlak sehingga penulis akan sangat menghargai kritik dan

saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini di hari

mendatang.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bekasi, 5 April 2017

Penulis

V
DAFTAR ISI

HEADER JURNAL ............................................................................................ II

ABSTRAKSI....................................................................................................... III

KATA PENGANTAR ......................................................................................... V

DAFTAR ISI ...................................................................................................... VI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................................2

1.3 Identifikasi Masalah ...................................................................................3

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................3

1.5 Batasan Masalah .........................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Cybercrime ..................................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Ringkasan Isi Jurnal ...................................................................................9

3.2 Metode atau cara yang digunakan dalam pendistribusian


kejahatan pada dunia maya ......................................................................11

3.3 Tantangan yang dihadapi untuk mengendalikan kejahatan ......................11

3.4 Tindakan hukum yang diambil .................................................................12

VI
3.5 Contoh kasus kejahatan yang ada di Indonesia ........................................14

3.6 Cara penanggulangan kasus diatas berdasarkan UUD 1945


dan UU ITE ..............................................................................................16

3.7 Hukuman yang dijatuhkan berdasarkan UU diatas ..................................17

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..............................................................................................19

4.2 Saran .........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN JURNAL

FORM PROGRESS REPORT

VII
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi menyebabkan manusia diharuskan menyesuaikan

perkembangan zaman, dimana hampir di semua segi kehidupan sudah di

dominasi oleh teknologi, sehingga apapun yang dilakukan oleh individu akan

dimudahkan dengan adanya teknologi tersebut. Perkembangan tersebut

menyebabkan manusia lebih condong memiliki sifat individualis. Meskipun

begitu perkembangan zaman juga tidak bisa ditolak kedatangannya.

Perkembangan teknologi menjadikan jaringan ikut berkembang pula

sehingga memungkinkan seseorang untuk bisa mendapatkan informasi sesuai

dengan apa yang dibutuhkannya, bisa juga untuk berkomunikasi dengan

orang lain meskipun terpisah dengan jarak yang sangat jauh sekalipun, dan

memungkinkan seseorang dapat mengerjakan pekerjaannya dengan sangat

cepat dan mudah, serta tidak lepas kemungkinan bahwa perkembangan

jaringan ini akan menimbulkan berbagai tindak kejahatan yang baru dengan

memanfaatkan jaringan internet.

Tindak pidana yang harus diwaspadai salah satunya ialah mengakses

sebuah akun, situs, komputer pribadi seseorang, dimana orang yang

mengakses ini bukanlah orang yang berwenang pada akun, situs, atau

komputer tersebut, sehingga menyebabkan adanya akses tidak sah yang akan

1
2

mengakibatkan terbongkarnya informasi-informasi rahasia ataupun

informasi-informasi pribadi yang seharusnya hanya pemilik yang

mengetahui. Sehingga perlu adanya penanganan khusus dalam masalah ini

baik dari segi hukum ataupun dari segi kehandalan media yang bersangkutan.

Meski saat ini hampir di semua website sudah menyertakan sistem

keamanan website yang cukup mumpuni, tapi tidak menutup kemungkinan

bahwa semakin website tersebut sulit untuk diretas, maka akan semakin

termotivasi seorang hacker untuk meretas website tersebut, serta akan

semakin banyak mengundang para hacker untuk mengasah kemampuannya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Proposal ini dibuat dengan maksud untuk menganalisa mengenai tindak

kejahatan mengenai akses yang tidak sah yang dilakukan seseorang terhadap

orang lain maupun perusahaan baik itu terhadap komputer, akun, ataupun

situs dan aturan hukum-hukum yang berkaitan dengan akses yang tidak sah.

Dengan tujuan-tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui mengenai apa itu unauthorized access to computer

and service,

2. Untuk mengetahui hukum-hukum yang mengatur tentang kejahatan di

dunia maya,

3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kejahatan-kejahatan di

dunia maya,
3

4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi hal yang serupa jika terjadi

di kemudian hari,

5. Untuk memenuhi tugas Etika Profesi Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

1.3 Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat di identifikasi

masalahnya sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan pada sumber daya manusia terutama pada

penegak hukum yang menangani bagian kejahatan pada dunia maya,

2. Belum adanya pendidikan khusus yang mengajarkan pengajaran

mengenai hacking,

3. Adanya unsur ke tidak hati-hatian ketika sedang menjelajahi dunia maya.

1.4 Rumusan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang

dari tujuan sebenarnya, maka penulis merumuskan beberapa rumusan

masalah yang akan dijadikan bahan penelitian, yakni sebagai berikut :

1. Mengapa kejahatan di dunia maya banyak terjadi ?

2. Apakah yang dimaksud dengan akses yang tidak sah pada kejahatan

dunia maya ?
4

3. Apakah penyebab terjadinya kejahatan dunia maya terutama pada

pengaksesan tidak sah baik pada personal maupun perusahaan ?

4. Apa saja aturan hukum yang mengatur mengenai tindak kejahatan pada

dunia maya ?

5. Bagaimana cara mengatasi kejahatan-kejahatan pada dunia maya ?

1.5 Batasan Masalah

Agar penelitian tidak melenceng dari tujuan awal dan agar penelitian

tersusun dengan baik maka penulis memberikan batasan masalah yakni

sebagai berikut :

1. Kejahatan dunia maya yang terjadi di Indonesia,

2. Kasus Pembobolan Situs KPU yang menjadi bahan analisa,

3. Aturan-aturan hukum di Indonesia yang mengatur mengenai tindak

kejahatan dunia maya terutama mengenai pengaksesan tidak sah,


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Cybercrime
Teknologi sudah berkembang pesat seiring dengan perkembangan

zaman, dan perkembangan ini tidak muncul dalam sekejap melainkan

diiringi juga dengan perkembangan pola pikir manusia yang mengakibatkan

hampir disemua sektor kehidupan ingin dibuat mudah dan cepat. Teknologi

menurut Poerbahawadja Harahap (1982) adalah penggunaan kata teknologi

pada dasarnya mengacu pada sebuah ilmu pengetahuan yang menyelidiki

tentang cara kerja di dalam bidang teknik, serta mengacu pula pada ilmu

pengetahuan yang digunakan dalam pabrik atau industry tertentu. Definisi

ini tentu saja sangat mengacu pada definisi praktis dari teknologi, yang

banyak ditemukan pada pabrik-pabrik dan juga industry tertentu.

Miarso (2007) : teknologi merupakan suatu bentuk proses yang

meningkatkan nilai tambah. Proses yang berjalan tersebut dapat

menggunakan atau menghasilkan produk tertentu, dimana produk yang

dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada. Lebih lanjut

disebutkan pula bahwa teknologi merupakan suatu bagian dari sebuah

integral yang terdapat di dalam suatu sistem tertentu.

Naisbit (2002) : mengutip pengertian dari teknologi dari Random

House Dictionary, yang mengatakan bahwa teknologi merupakan sebuah

benda dan juga objek, serta bahan dan juga wujud yang berbeda

dibandingkan dengan manusia biasa.

5
6

Sehingga menyebabkan perlu adanya keamanan di dalam teknologi yang

biasa digunakan, salah satunya adalah komputer yang biasa digunakan

dalam kehidupan sehari-hari, dimana terdapat banyak informasi-informasi

pribadi bahkan rahasia yang seharusnya hanya pemilik komputer yang

mengetahui semua itu, hanya saja sekarang hal tersebut bisa berubah karena

ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin mengetahui

segala macam informasi rahasia orang lain tanpa terlebih dahulu meminta

izin kepada pemilik komputer tersebut. Keamanan Komputer menurut John

D. Howard dalam bukunya An Analysis of security incidents on the

internet menyatakan bahwa : Keamanan komputer adalah tindakan

pencegahan dari serangan pengguna komputer atau pengakses jaringan yang

tidak bertanggung jawab.

Gollmann pada tahun 1999 dalam bukunya Computer Security

menyatakan bahwa : Keamanan komputer adalah berhubungan dengan

pencegahan diri dan deteksi terhadap tindakan pengganggu yang tidak

dikenali dalam system komputer.

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menjaga kerahasiaan

informasi ialah keamanan jaringan yang menjadi salah satu faktor penting

keamanan tingkat tinggi, dimana jika faktor ini terpenuhi maka faktor lain

pun akan lebih mudah untuk dimaksimalkan keamanannya. Jaringan sendiri

ialah kumpulan node atau komputer dan device-device lainnya yang

menjadi satu kesatuan. Keamanan Jaringan menurut Ri2M (2010)

Keamanan jaringan dapat digambarkan secara umum yaitu apabila


7

komputer yang terhubung dengan jaringan yang lebih banyak mempunyai

ancaman keamanan dari pada komputer yang tidak terhubung ke mana

mana.

Dan sudah banyak sekali terjadi kejahatan-kejahatan di dunia maya

yang biasa disebut dengan kejahatan cyber atau cybercrimes, banyak sekali

kasus-kasus kejahatan cyber yang mulai bermunculan seiring dengan

perkembangan teknologi, dan pelaku kejahatan tersebut biasa dikenal

dengan hacker maupun cracker, dimana kedua-duanya memiliki kesamaan

yakni menghilangkan nilai keaslian atau keorisinilan dari sebuah produk.

Cybercrime menurut Andi Hamzah dalam bukunya Aspek-aspek Pidana di

Bidang Komputer (2013) mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di

bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan

komputer secara ilegal.

Forester dan Morrison mendefinisikan kejahatan komputer sebagai:

aksi kriminal dimana komputer digunakan sebagai senjata utama.

Girasa (2013) mendefinisikan cybercrime sebagai : aksi kejahatan

yang menggunakan teknologi komputer sebagai komponen utama.

M.Yoga.P (2013) memberikan definisi cybercrime yang lebih

menarik, yaitu: kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan

dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber.

Berbagai macam teknik pengamanan baik dari segi keamanan

komputer maupun keamanan jaringan sudah banyak dilakukan, meskipun

demikian tidak dipungkiri bahwa semakin keamanan komputer dan

keamanan jaringan ditingkatkan maka seorang hacker akan berusaha


8

semaksimal mungkin memperlajari perubahan-perubahan yang terjadi di

dalamnya sehingga menyebabkan keahlian seorang menjadi meningkat, dan

tidak menutup kemungkinan pembaharuan yang dilakukan dalam segi

keamanan komputer ataupun keamanan jaringan akan kembali bisa dibobol.

Meskipun demikian, pakar-pakar dibidang security atau keamanan

akan terus meningkatkan keamanan informasi, dan telah banyak juga

bermunculan tips-tips dan perangkat-perangkat pembantu baik berupa hard

ataupun soft yang menjadi pembantu dalam mengamankan kerahasiaan

informasi ataupun data seseorang. Dan didukung juga dengan adanya

aturan-aturan hukum yang menjadi jembatan penghubung terciptanya

kerahasiaan informasi yang memang seharusnya rahasia. Sehingga

menyebabkan orang-orang yang akan mengakses perangkat ataupun ingin

mengambil informasi atau data secara tidak sah dengan tanpa izin, akan

memikirkan kembali tindakannya, karena akan ada konsekuensi yang

diterima jika tindakan yang dilakukannya terdeteksi oleh pihak yang

berwenang.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ringkasan Isi Jurnal

Salah satu rintangan terbesar dalam bidang Cyber Crime adalah

tidak adanya hukum yang komprehensif di seluruh dunia. Selanjutnya jenis

pertumbuhan yang sangat besar dari serangan dan kejahatan cyber membuat

situasi menjadi lebih rumit. Meskipun awalnya telah dibuat hukum

berlakunya T.I. Bertindak dan amandemen dibuat untuk memberikan

kekuasaan lebih tapi masih adanya masalah yang terkait dengan dunia maya

kejahatan. Dalam skenario ini ada kebutuhan untuk memahami serangan

Cyber dan spesifikasi teknis mereka dengan Polisi / Intelijen Departemen

dan Hakim. Sebuah respon positif baru-baru ini telah ditunjukkan oleh

Pengadilan Tinggi Kerela yang diterima P.I.L. yang (Public Interest

Litigation / Litigasi Kepentingan Umum melalui email).

Di India sendiri bagian-bagian, di mana istilah Pemenjaraan sampai

tiga tahun telah dibuat bailable. Sehingga pelanggaran yang dilakukan pada

bagian 65, 66, 66A, 66B, 66C, 66D, 66E, 67 (keyakinan pertama), 67c, 68,

69b, 70B, 71,72,72A, 73 & 74 adalah bailable. pelanggaran non-bailable

adalah bagian 66F, 67 (keyakinan kedua), 67A, 67B, 69,69A, dan 70.

Hacking merupakan pelanggaran berdasarkan ketentuan T.I. Bertindak dan

berada di bawah klausa yang lebih luas. Untuk mis dapat dirujuk sebagai

9
10

bagian dari bagian 65 'gangguan dari kode sumber komputer' 'pelanggaran

terkait komputer, pasal 66, bagian 66B' sumber daya tidak jujur yang

menerima dicuri komputer dll ', bagian 66C' pencurian identitas ', bagian

66D' kecurangan oleh personating dengan menggunakan sumber daya

komputer, & bagian 66F 'terorisme dunia maya'.

Hal ini juga harus memperhatikan bahwa hacking dan etika hacking

yang sama per bagian 66 dari Undang-Undang ini. lagi pula 'Hacker' dan

'etika hacking' dapat diperlakukan sebagai pelanggaran terkait komputer

seperti yang diungkapkan di bawah bagian 66 dari Undang-Undang. Hal ini

juga mungkin bahwa berdasarkan serangkaian keadaan, insiden hacking etis

mungkin timbul dari akses yang tidak sah ke komputer, jaringan komputer

atau sumber daya komputer dan dengan demikian dapat diklasifikasikan

sebagai cyber bertentangan juga seperti yang disebutkan di bawah bagian

43 dari Undang-Undang. Kami juga akan ingin menyebutkan di sini bahwa

di bawah telemarketer bagian 66A, mengirim SMS, Email dll juga datang

di bawah yurisdiksi hukum undang-undang Cyber di India karena setiap

orang yang mengirim, melalui sumber daya komputer atau perangkat

komunikasi setiap surat elektronik atau pesan surat elektronik untuk tujuan

menyebabkan gangguan atau ketidaknyamanan diancam dengan penjara

untuk jangka waktu yang dapat memperpanjang hingga tiga tahun dan

denda.

Pada pendidikan dan pelatihan ahli keamanan, profesional TI lalu,

siswa penasaran harus berpusat tentang pengetahuan teknis dijamin dan

keterampilan. Terserah tugas nya bahwa apa yang ia akan menguraikan. Jadi
11

itu adalah untuk semua orang yang berpikir bahwa untuk tujuan apa mereka

berhak untuk mengakses informasi yaitu halal atau haram.

3.2 Metode atau cara yang digunakan dalam pendistribusian kejahatan

pada dunia maya

Kejahatan di dunia cyber sudah hampir menjadi rutinitas kehidupan, yakni

disetiap hari ada saja tindak kejahatan di dunia cyber baik dari yang kecil

hingga kejahatan cyber berskala besar, dan tidak semua kejahatan cyber bisa

di deteksi dan diantisipasi, terdapat juga kejahatan-kejahatan di dunia cyber

yang tidak terdeteksi oleh pihak yang berwenang, kejahatan cyber tersebut

biasanya menggunakan metode penyebaran kejahatan yang melibatkan orang

banyak, sehingga membutuhkan pengetahuan yang mendalam dan kesabaran

dalam memberantasnya.

Kejahatan di dunia cyber mengenai akses yang tidak sah, biasa menggunakan

kelemahan pengetahuan dari calon korban yang akan di ambil hak aksesnya.

3.3 Tantangan yang dihadapi untuk mengendalikan kejahatan

Salah satu rintangan terbesar dalam bidang Cyber Crime adalah

tidak adanya hukum yang komprehensif di seluruh dunia. Dan pertumbuhan

yang sangat besar dari jenis serangan dan kejahatan cyber membuat situasi

lebih rumit. meskipun awal mulanya telah dibuat oleh berlakunya T.I.
12

Undang-undang dan Perubahan yang dibuat untuk itu memberikan

kekuasaan lebih tapi masih masalah yang terkait dengan kejahatan cyber

terus. Didalam skenario ada kebutuhan untuk memahami serangan Cyber

dan spesifikasi teknis mereka dengan Polisi / Intelligence Departemen dan

Hakim. Sebuah respon positif baru-baru ini memiliki telah ditunjukkan oleh

Pengadilan Tinggi Kerela yang menerima P.I.L. (Litigasi Kepentingan

Umum melalui email.

3.4 Tindakan hukum yang diambil

Akses tidak sah:

Menurut bagian 43 (a) dari Undang-Undang IT

Jika setiap orang tanpa izin dari pemilik atau orang lain yang

bertanggung jawab dari sebuah komputer, sistem komputer atau

komputer pada jaringan

(A) mengakses atau mengamankan akses ke komputer tersebut, sistem

komputer atau jaringan komputer; ia bertanggung jawab untuk

membayar kerusakan dengan cara kompensasi tidak lebih dari satu

rupee crore untuk orang begitu terpengaruh. Hukuman diberikan

untuk bagian ini adalah kompensasi hingga Rs 1 crore.

Mengakses sistem yang terproteksi:


13

Menurut bagian 70 dari Undang-Undang IT

1. Pemerintah yang tepat mungkin, dengan pemberitahuan dalam

Berita Resmi, menyatakan bahwa setiap komputer, sistem komputer

atau jaringan komputer menjadi sistem yang dilindungi.

2. Pemerintah yang tepat dapat, atas perintah tertulis, mengotorisasi

orang-orang yang berwenang untuk akses yang dilindungi sistem

diberitahukan berdasarkan sub-ayat (1).

3. Setiap orang yang mengamankan akses atau upaya untuk

mengamankan akses ke sistem dilindungi bertentangan dengan

ketentuan Pasal ini dipidana dengan pidana penjara paling baik

deskripsi untuk istilah yang dapat memperpanjang sampai sepuluh

tahun dan juga akan dikenakan denda sesuai pesanan Executive

tanggal 2002/12/09, yang dikeluarkan oleh Kementerian

Komunikasi dan Informatika.

Hukuman diberikan untuk bagian ini adalah penjara yang ketat atau

sederhana hingga 10 tahun dan denda.

Hacking:

Menurut pasal 66 dari Undang-Undang IT

(1). Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau mengetahui bahwa

ia mungkin menyebabkan kerugian salah atau kerusakan pada

masyarakat atau orang menghancurkan atau menghapus atau

mengubah informasi apapun yang berada dalam suatu sumber daya


14

komputer atau mengurangi nilai atau utilitas atau mempengaruhi itu

injuriously oleh cara apapun, melakukan hacking.

(2). Barang siapa melakukan peretasan dipidana dengan pidana penjara

sampai tiga tahun, atau denda yang dapat memperpanjang upto dua

lakh rupee, atau dengan kedua.

Hukuman diberikan untuk hacking adalah penjara hingga 3 tahun dan /

atau denda hingga Rs dua lakh.

Membangun akses yang tidak sah:

Menurut Bagian 43 (g) dari Undang-Undang IT

Jika setiap orang tanpa izin dari pemilik atau orang lain yang

bertanggung jawab dari sebuah komputer, sistem komputer atau

komputer pada jaringan

(A) menyediakan bantuan apapun kepada orang untuk memfasilitasi

akses ke komputer, sistem komputer atau jaringan komputer yang

bertentangan dengan ketentuan Undang-undang ini, aturan atau

peraturan yang dibuat di sana di bawah; ia bertanggung jawab untuk

membayar kerusakan dengan cara kompensasi tidak lebih dari satu

rupee crore untuk orang begitu terpengaruh.

Hukuman diberikan untuk bagian ini adalah kompensasi hingga Rs satu

crore.

3.5 Contoh kasus kejahatan yang ada di Indonesia


15

Hacker Dani Firmansyah ditangkap Tim Reserse Cyber Crime

Kepolisian Daerah Metro Jaya di kantornya di Jalan Medan Merdeka

Selatan, Jakarta Pusat, Kamis pekan silam. Dani mengaku perbuatan

merusak fasilitas Komisi Pemilihan Umum senilai Rp 152 miliar itu hanya

sekadar iseng. Dia juga ingin membuktikan bahwa sebenarnya sistem

informasi KPU tidak aman. Demikian dijelaskan Kepala Polda Metro Jaya

Inspektur Jenderal Polisi Makbul Padmanegara di Jakarta, Senin (26/4).

Makbul mengatakan, Dani melakukan tindakan tersebut sendirian

dan tidak ada muatan politis. Tapi akibat perbuatannya, lelaki yang sehari-

hari bekerja di PT Danareksa Jakarta ini diancam hukuman maksimal enam

tahun penjara.

Ahad pekan silam, Ketua Tim Teknologi Informasi KPU Achiar

Oemry melaporkan pembobolan sistem informasi penghitungan suara. Saat

itu, Oemry menyatakan, telah menyerahkan sejumlah bukti awal yang

dinilai cukup dan mengarah kepada hacker. Setelah dibobol, kini KPU

meningkatkan pengamanan situsnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, hacker pada

awalnya adalah sebuah komunitas programer, yang bereksperimen untuk

membuat jaringan antarkomputer yang sekarang disebut internet. Anggota

komunitas inilah yang pertama menyebut istilah hacker, beberapa dekade

silam.

Belakangan, ada pula kelompok lain yang juga menamakan diri

mereka sebagai hacker, padahal sebenarnya bukan. Kelompok inilah yang

justru merusak sistem keamanan jaringan komputer lewat internet. Para


16

hacker "asli" menyebut kelompok ini cracker. Para hacker menilai cracker

sebagai pemalas dan tak bertanggung jawab. Sayangnya, masyarakat awam

kadung mengartikan hacker sebagai kelompok perusak.(ZAQ/Satya Pandia)

(http://news.liputan6.com/read/76852/pembobol-situs-kpu-dibekuk)

3.6 Cara penanggulangan kasus diatas berdasarkan UUD 1945 dan UU ITE

UU ITE

BAB VII

PERBUATAN YANG DILARANG

Pasal 30

(1). Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum

mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain

dengan cara apa pun.

(2). Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum

mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun

dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik.

(3). Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum

mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun

dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem

pengamanan.
17

3.7 Hukuman yang dijatuhkan berdasarkan UU diatas

Dikarenakan pada saat itu UU ITE belum dibentuk maka Dani

Firmansyah hanya bisa dituntut dengan Pasal 406 KUHP (Kitab Undang-

undang Hukum Pidana) yaitu berisikan tentang aturan pelarangan

membinasakan, merusakkan, membuat sehingga tidak dipakai lagi, atau

menghilangkan sesuatu barang milik orang lain dengan sengaja dan

melawan hak. Pasal tersebut memberikan ancaman hukuman penjara

terhadap pelaku selama-lamanya dua tahun delapan bulan penjara. Namun,

hukuman yang dijatuhkan oleh Hakim kepada Dani Firmansyah hanya

hukuman penjara selama enam bulan saja.

Menurut Kepala Polda Metro Jaya, pengungkapan kasus

pembobolan situs KPU ini merupakan keberhasilan Satuan Cyber Crime

yang menonjol sejak dua tahunan satuan tersebut terbentuk. Berhubung

undang-undang tentang cybercrime belum ada, tersangka Dani dikenakan

UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Salah satu pasal yang

disangkakan adalah Pasal 50, yang ancamannya pidana penjara paling lama

enam tahun dan atau denda paling banyak Rp 600 juta.

UU Nomor 36 Tahun 1999 Pasal 50

Barang siapa yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 22, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun

dan atau denda paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

UU Nomor 36 Tahun 1999 Pasal 22


18

Setiap orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah,

atau memanipulasi:

a. akses ke jaringan telekomunikasi; dan atau

b. akses ke jasa telekomunikasi; dan atau

c. akses ke jaringan telekomunikasi khusus

Jika berdasarkan UU ITE, maka Dani akan dikenakan dengan hukuman :

Pasal 46

(1). Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta

rupiah).

(2). Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta

rupiah).

(3). Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta

rupiah).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa :

1. Kejahatan di dunia maya tidak bisa dihindari karena sudah menjadi

hukum alam, bahwa semakin canggih sistem pengamanan disebuah situs

atau apapun yang berada di dunia maya, maka akan ada orang-orang yang

bersemangat dalam mencoba membobolnya, disebabkan karena hasrat

mereka untuk menunjukan kehebatan dirinya, bahwa dirinya patut untuk

disegani di dunia maya atau motif lainnya, baik hanya sekedar iseng

ataupun untuk mendapatkan keuntungan dari kejahatannya tersebut,

2. Kejahatan di dunia maya berupa Akses Tidak Sah pada Komputer/Situs

seseorang adalah kejahatan yang sangat berbahaya, karena akan

mengakibatkan hilangnya hakikat kerahasiaan / privacy pada seseorang,

yakni sudah menjadi biasa bahwa setiap orang mempunyai hal-hal yang

tidak ingin orang lain mengetahui,

3. Hilangnya data-data penting atau informasi-informasi rahasia baik

perorangan maupun dalam ruang lingkup besar, seperti pada perusahaan

akan sangat membahayakan karena akan berakibat besar pada orang /

perusahaan tersebut,

19
20

4. Seorang hacker ataupun cracker biasa bekerja sebagai tim dan akan

secara berskala menggunakan keahliannya baik untuk membantu

ataupun merusak sebuah sistem keamanan,

5. Kepolisian Indonesia memang sudah menyediakan khusus penanganan

mengenai tindak kejahatan pada dunia maya yakni oleh CyberCrime

POLRI, dan didukung adanya UU ITE sebagai wadah dalam membrantas

kejahatan di dunia maya

4.2 Saran

Saran yang dapat kami sampaikan yakni terdapat beberapa point diantaranya

adalah :

1. Perlu adanya kesadaran dari setiap pengguna yang memanfaatkan dunia

maya sebagai bagian dari kehidupannya, untuk dapat meningkatkan

sistem keamanan ketika dirinya terlibat di dalam dunia maya, baik itu

hanya berupa komunikasi antar sesama, bertukar data, bahkan yang

paling penting ialah ketika sedang bertransaksi di dunia maya,

2. Berdasarkan kejahatan di dunia maya yang sudah terjadi di masa lalu,

harap dijadikan sebagai bahan perenungan dan pelajaran di masa

mendatang agar kejadian serupa tidak terulang kembali, dan dapat

dijadikan bahan acuan untuk mencari solusi jika kejadian serupa terjadi

kembali,

3. Sudah selayaknya pembelajaran di bidang Hacking di adakan di sekolah-

sekolah, dimulai dari Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama


21

seharusnya sudah diajarkan pembelajaran mengenai Hacking, minimal

dasar-dasarnya sehingga para siswa tidak benar-benar buta mengenai hal

semacam ini, dan dilanjutkan hingga pada tingkat Perguruan Tinggi,

sehingga masyarakat umum pun akan menjadi sadar akan pentingnya

sistem keamanan pada sebuah komunikasi / interaksi di dunia maya, dan

yang paling penting adalah pada Lembaga Kepolisian RI, yakni POLRI,

sehingga polisi akan bisa menangani sendiri tindak kejahatan pada dunia

maya tanpa harus melibatkan pihak swasta, dan semua itu dimulai dari

anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Andi. (2013). Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer

Harahap, P. 1982. Ensiklopedi pendidikan. Jakarta. Gunung Agung

Miarso. 2007. Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta. Pustekom Dinas

Naisbitt. 2002. High tech high touch. Bandung. Mizan

John D. Howard. An Analysis of security incidents on the internet.

Gollmann. (1999). Computer Security

UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

https://id.wikipedia.org/wiki/Keamanan_komputer

http://definisiahli.blogspot.co.id/2014/09/definisi-keamanan-jaringan-menurut-

ahli.html

http://erosalrasyd.blogspot.co.id/2014/04/perbuatan-yang-dilarang-dan-sanksinya.html
LAMPIRAN JURNAL
FORM PROGRESS REPORT

Nama Kelompok : Kelompok 6

Nama Anggota : Dwiki Syahputra, Abdul Rahman, Aulia Dwi Septiyani

Kelas : 12.4A.11

Jurusan : Teknik Informatika

Nama Dosen : Bu Syifa Nur Rakhmah, M.Kom

Tema Tugas : Unauthorized Access to Computer System and Service

Judul Tugas : Analisis Mengenai Kasus Pembobolan Situs KPU

No Tanggal Catatan Paraf

1 20 Maret 2017 Pencarian Jurnal

2 30 Maret 2017 Pengajuan Proposal

3 6 April 2017 Pengumpulan Judul Jurnal

4 13 April 2017 Pengumpulan Makalah

5 Pengumpulan Link Blog


Presentasi
6

7 Pengumpulan Jurnal

Bekasi, Juni 2017

(Dwiki Syahputra)

Anda mungkin juga menyukai