Disusun Oleh :
Kelas : 12.1A.24
UBSI CIKARANG
https://prismapriseilla7.blogspot.com/2020/12/data-forgery.html
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan Makalah berjudul Data Forgery untuk memenuhi tugas mata kuliah PTIK. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Maksud dan Tujuan.........................................................................................................3
C. Sistem Penulisan.............................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI.................................................................................................................5
A. Pengertian Data Forgery.................................................................................................5
B. Pemalsuan Data Menurut Undang-Undang ITE.............................................................6
BAB 3.........................................................................................................................................9
PEMBAHASAN........................................................................................................................9
A. Definisi Data Forgery......................................................................................................9
B. Faktor Pendorong Kejahatan Data Forgery.....................................................................9
C. Contoh Kasus Data Forgery..........................................................................................10
D. Penanggulangan dan Pencegahan Data.........................................................................11
E. Dasar Hukum tentang Data Forgery.............................................................................12
BAB IV....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
1) Kesimpulan...................................................................................................................14
2) Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dahulu, ketika mengarsipkan data penting kita hanya menyimpan pada lemari
besar. Dan dalam mencari data nya pun menjadi lama apabila data yang penting
diarsipkan pada jumlah yang banyak. Dahulu maupun sekarang pencurian data atau
dokumen masih bisa dilakukan walaupun zaman sekarang sudah canggih masih ada
celah untuk mencuri data yang sangat penting. Pengertian dari Data forgery ini adalah
data pemalsuan atau dalam dunia cybercrime. Data Forgery merupakan kejahatan
dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai
scripless document melalui Internet.
C. Sistem Penulisan
BAB I Pendahuluan
Dalam Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan dari
makalah ini.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini dijelaskan teori-teori tentang data forgery secara umum.
BAB III Pembahasan
3
Dalam bab ini dijelaskan pembahasan mengenai data forgery, kasus tentang data
forgery khususnya pada pemalsuan sebuah situs ineternet maupun email pishing dan
juga membahas penanggulangan masalah tersebut.
BAB IV Penutup
Dalam Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai data forger
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pengertian data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan
dapat berupa angka-angka, huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan dari
ketiganya. Data masih belum dapat ‘bercerita’ banyak sehingga perlu diolah lebih
lanjut. Pengertian data juga bisa berarti kumpulan file atau informasi dengan tipe
tertentu, baik suara, ganbar atau yang lainnya.
Menurut kamus oxford definis data adalah “facts or information used in deciding
or discussing something”. Terjemahannya adalah “fakta atau informasi yang
digunakan dalam menentukan atau mendiskusikan sesuatu”. Juga bisa berarti
“information prepared for or stored by a computer” dalam bahasa Indonesia berarti
“informasi yang disiapkan untuk atau disimpan oleh komputer.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian data adalah keterangan yang
benar dan nyata. Atau keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian
analisis atau kesimpulan. Sedangkan pengertian Forgery adalah pemalsuan atau
Tindak pidana berupa memalsukan atau meniru secara tak sah, dengan itikad buruk
untuk merugikan pihak lain dan sebaliknya menguntungkan diri sendiri.
Dengan kata lain pengertian data forgery adalah data pemalsuan atau dalam dunia
cybercrime Data Forgery merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui
Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce
dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan
menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor
kartu kredit yang dapat saja disalah gunakan.
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-
dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh
institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database.
Data Forgery biasanya diawali dengan pencurian data-data penting, baik itu
disadari atau tidak oleh si pemilik data tersebut. Menurut pandangan penulis, data
forgery bisa digunakan dengan 2 cara yakni:
5
1. Server Side (Sisi Server)
Yang dimaksud dengan server side adalah pemalsuan yang cara mendapatkan
datanya adalah dengan si pelaku membuat sebuah fake website yang sama persis
dengan web yang sebenarnya. Cara ini mengandalkan dengan kelengahan dan
kesalahan pengguna karena salah ketik.
6
komputer dan sistem komunikasi baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet)
dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis sistem komputer yang
merupakan sistem elektronik yang dapat dilihat secara virtual. Permasalahan hukum
yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait dengan penyampaian informasi,
komunikasi, dan / atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian
dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem
elektronik.
Yang dimaksud dengan sistem elektronik adalah sistem komputer dalam arti luas,
yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi
juga mencakup jaringan telekomunikasi dan / atau sistem komunikasi elektronik.
Perangkat lunak atau program komputer adalah sekumpulan instruksi yang
diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila
digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu
membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi khusus atau untuk mencapai
hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi tersebut. Sistem
elektronik juga digunakan untuk menjelaskan keberadaan sistem informasi yang
merupakan penerapan teknologi informasi yang berbasis jaringan telekomunikasi dan
media elektronik, yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,
menampilkan, dan mengirimkan atau menyebarkan informasi elektronik.
Sistem informasi secara teknis dan manajemen sebenarnya adalah perwujudan
penerapan produk teknologi informasi ke dalam suatu bentuk organisasi dan
manajemen sesuai dengan karakteristik kebutuhan pada organisasi tersebut dan
sesuai dengan tujuan peruntukannya. Pada sisi yang lain, sistem informasi secara
teknis dan fungsional adalah keterpaduan sistem antara manusia dan mesin yang
mencakup komponen perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, sumber daya
manusia, dan substansi informasi yang dalam pemanfaatannya mencakup fungsi
input, process, output, storage, dan communication.
Sehubungan dengan itu, dunia hukum sebenarnya sudah sejak lama memperluas
penafsiran asas dan normanya ketika menghadapi persoalan kebendaan yang tidak
berwujud, misalnya dalam kasus pencurian listrik sebagai perbuatan pidana. Dalam
kenyataan kegiatan siber tidak lagi sederhana karena kegiatannya tidak lagi dibatasi
oleh teritori suatu negara, yang mudah diakses kapan pun dan dari mana pun.
Kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak
pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui
7
pembelanjaan di Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat
penting, mengingat informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam
sistem hukum acara Indonesia secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat
rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia
dalam waktu hitungan detik. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun
bisa demikian kompleks dan rumit.
Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang siber (cyber
space), meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan
hukum yang nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang siber tidak dapat didekati
dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional saja sebab jika cara ini yang
ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum.
Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata
meskipun alat buktinya bersifat elektronik.
Dengan demikian, subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai Orang
yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata. Dalam kegiatan e-commerce
antara lain dikenal adanya dokumen elektronik yang kedudukannya disetarakan
dengan dokumen yang dibuat di atas kertas.
Berkaitan dengan hal itu, perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum
dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat
berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga
keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek
sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena
tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak
optimal.
8
BAB 3
PEMBAHASAN
Data forgery merupakan data pemalsuan atau dalam dunia cybercrime Data
Forgery merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui Internet. Kejahatan ini
biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-
olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena
korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat saja disalah
gunakan.
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-
dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh
institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database. Data Forgery
biasanya diawali dengan pencurian data-data penting, baik itu disadari atau tidak oleh
si pemilik data tersebut.
Adapun faktor pendorong penyebab terjadinya data forgery adalah sebagai berikut :
1. Faktor Politik
Faktor ini biasanya dilakukan oleh oknum-oknum tertentu untuk mencari
informasi tentang lawan politiknya.
2. Faktor Ekonomi
Karna latar belakang ekonomi orang bisa melakukan apa saja, apalagi dengan
kecanggihan dunia cyber kejahatan semakin mudah dilakukan dengan modal
cukup dengan keahlian dibidang komputer saja.
3. Faktor Sosial Budaya
Adapun beberapa aspek untuk Faktor Sosial Budaya :
1) Kemajuan Teknologi Infromasi
Karena teknologi sekarang semangkin canggih dan seiring itu pun mendorong
rasa ingin tahu para pencinta teknologi dan mendorong mereka melakukan
eksperimen.
9
2) Sumber Daya Manusia
Banyak sumber daya manusia yang memiliki potensi dalam bidang IT yang
tidak dioptimalkan sehingga mereka melakukan kejahatan cyber.
3) Komunitas
Untuk membuktikan keahlian mereka dan ingin dilihat orang atau dibilang
hebat dan akhirnya tanpa sadar mereka telah melanggar peraturan ITE.
2. Email pishing
Ada beberapa modus kriminalitas didunia maya, salah satu bentuknya yang
wajib diwaspadai adalah pencurian data-data account penting anda. Pelaku
biasanya adalah seorang hacker dengan cara menjebak orang lain untuk tidak
10
sadar bersedia memberikan data-data account-nya. Modus yang digunakan adalah
mengirimkan sebuah email phising yaitu pengiriman email yang bertujuan untuk
mencuri data data rahasia tentang account kita, email seperti ini harus kita
waspadai, caranya adalah dengan tidak mengindahkan dan menuruti perintah-
perintah si hacker tersebut. Selanjutnya anda lakukan blokir alamat email dari si
pengirim e-mail phising tersebut.
11
terkirim ke alamat pengirim email. Jadi email tersebut merupakan jebakan dari
pengirim email yang tujuannya untuk mendapatkan password email Anda. Yang
lebih rumit lagi, sekarang sudah ada beberapa e-book yang berkeliaran di internet
untuk menawarkan teknik menjebol password. Seperti diketahui Password
merupakan serangkaian karakter, baik berupa huruf, string, angka atau
kombinasinya untuk melindungi dokumen penting. Anda bisa bayangkan jika
password email anda jebol, yang terjadi adalah seluruh data-data akan dapat
diketahui, termasuk password Account Internet Banking anda yang verifikasinya
biasa masuk melalui email. Maka akan habis uang anda diaccount tersebut.
Hukum dibuat dan diberlakukan sebagai perlindungan kepada setiap orang agar
dapat memberikan rasa aman dari semua perbuatan yang dapat menunggu dan
mengancamnya. Adanya sanksi dalam hukum, diharapkan dapat memberikan
perlindungan kepada setiap manusia dari berbagai gangguan tersebut. Tindak pidana
pemalsuan data merupakan salah satu perbuatan yang dirasa mengganngu dan
merugikan, sehingga ketentuan dan sanksinya harus benar-benar ditegakkan.
Begitu pula di dalam Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik akan ditemukan ketentuan sanksi pidana bagi siapa saja
yang melakukan pemalsuan data yang dapat menimbulkan suatu hak, perikatan
12
sebagai bukti palsu dari pada suatu hal, atau melakukan pemalsuan terhadap akta-akta
otentik. Tersirat perbuatan pemalsuan data yakni terdapat dalam :
Pasal 30 ayat 1 – 3 :
(1) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan /atau Sistem Elektronik milik orang lain dengan cara apapun.
(2) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/ atau Sistem Elektronik dengan cara apapun dengan tujuan untuk
memperoleh informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
(3) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apapun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Pasal 46 ayat 1 – 3 :
(1) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan /atau denda
paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagimana dimaksud Pasal 30 ayat (2)
dipidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus jutarupiah).
Pasal 35 :
Setiap orang dengan sengaja tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi,
penciptaan, perubahan, penghilangn, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik tersebut dianggap
seolah-olah data yang otentik.
Pasal 51 ayat 1 :
13
Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaiman dimaksud dalam pasal 35 dipidana
penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
14
BAB IV
PENUTUP
1) Kesimpulan
1. Data forgery merupakan sebuah kejahatan dunia maya yang sangat berbahaya.
2. Kejahatan data forgery ini lebih ditunjukan untuk pemalsuan juga pencurian data-
data maupun dokumen-dokumen penting baik di instansi pemerintahan maupun
perusahaan swasta.
3. Kejahatan data forgery berpengaruh terhadap keamanan negara.
2) Saran
15
DAFTAR PUTAKA
H. Heru Soepraptomo, Kejahatan komputer dan siber serta antisipasi pengaturan
pencegahannya di Indonesia, (Jakarta: Jurnal Hukum Bisnis Volume 12, Yayasan
Pengembangan Hukum Bisnis, 2001). h. 12.dapat diakses melalui
underlaw98.tripod.com/azam3.pdf.
Redaksi New Merah Putih, Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik), New
Merah Putih.
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 48
https://eggflag.wordpress.com/2013/04/30/makalah-etika-profesi-teknologi-informasi-dan-
komunikasi/
16