DISUSUN OLEH
Puji syukur kehadirat Allah SWT,dengan rahmat nya akhirnya laporan ini
dapat saya susun.Dalam penyusunan laporan ini kami mencoba meneliti
peningggalan sejarah yang kini dijadikan objek wisata
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir.Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita AAMIIN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN ....................................................................................3
BAB III
PENUTUP ............................................................................................5
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Istano Basa Pagaruyung yang lebih terkenal dengan nama Istana Besar
Kerajaan Pagaruyung adalah museum berupa replika istana Kerajaan
Pagaruyuang terletak di Nagari Pagaruyuang, Kecapatan Tanjung
Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini berjarak lebih kurang
5 kilometer dari Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang
terkenal di Sumatra Barat.
Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli.
Istano Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar habis sampai 2
kali. Pada tahun 1904 saat terjadi Perang Padri. Istana baru didirikan kembali
tetapi terbakar lagi pada tahun 1966. Dan, tahun 2007 tepatnya pada tanggal 27
Februari terbakar yang ke-2 kalinya karena sambaran petir, dibangun replika
kembali pada tahun 2008, dengan jangka waktu pembangunan sekitar 5 tahun,
dan selesai pada tahun 2013.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ISI
Istana Basa Pagaruyuang merupakan sebuah istana tempat tinggal raja
dibangun pada abad 17,istano ini mulanya dibangun dibukit Batu Patah dan terbakar
saat terjadi perang Padri pada tahun 1804.Istana baru sempat dibangun Kembali
tetapi Kembali terbakar pada tahun 1976
Istana Basa atau yang dikenal Istana Pagaruyung ini berbentuk Rumah Gadang.
Lengkap dengan gonjong, ujung runcing pada bagian atap bak tanduk. Terdapat 72
Tonggak dan 11 Lonjong.Bangunannya memiliki ciri khas khusus yang berbeda dari
rumah gadang lainnya.Ciri khas itu dapat dilihat dari bentuk fisik bangunan yang
dilengkapi dengan ukiran Falsafah Alam dan Budaya Minangkabau,ruang bangunan
Istana terdapat Anjuang atau penaikan lantai pada sisi kanan dan kirinya.
Adanya Anjuang dalam ruangan ini menunjukan jati diri Istana Pagaruyuang
sebagai Rumah Gadang Koto Piliang yang memegang sistem pemerintahan
Aristokrat,yaitu posisi duduk orang berbeda berdasarkan statusnya.
Ada juga Pakaian Pengantin dari Nagari Sungayang Anjuang Perak berada
disebelah kiri atau ujung Istano fungsinya sebagai tempat Bundo Kanduang
Mengadakan rapat yang bersifat Kewanitaan.Beranda mempunyai 4 buah tiang yang
berdiri disebelah kanan dan kiri Janjang,melambangkan bahwa pada mulanya ada 4
Suku Kecil Dalam Minangkabau Yaitu Koto,Piliang,Bodi Dan Chaniago,serta
mepunyai 9 ruang,1 diantaranya digunakan untuk memasak.
Saat ini Istano Basa Pagaruyuang menjadi salah satu obyek wisata Sumatera
Barat yang berada di Tanah Datar. Obyek ini mengeluarkan biaya sebesar
Rp.15.000 untuk dewasa, sedangkan Rp.7.500 untuk anak-anak. Jam
operasional Istana Basa Pagaruyuang 08.00-18.00 WIB
Istano Basa Pagaruyuang disana kita dapat mengetahui lebih dalam tentang
sejarah rumah gadang, menikmati pemandangan alam Nagari Pagaruyuang.
Istana ini banyak pengunjung dari berbagai penjuru luar daerah bahkan luar
negeri. Biasanya, banyak keluarga memilih destinasi wisata ini, bahkan siswa-
siswi pun berkunjung untuk belajar.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Istana Basa Pagaruyuang dibangun sebagai alasan Di masa lalu, istana ini
menjadi tempat kediaman sekaligus pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau dari
Kerajaan Pagaruyung. Perjalanan kerajaan ini cukup panjang dan melalui dua fase
keagamaan, yaitu Budha dan Islam. Selain itu Istana Basa Pagaruyuang ini
dibangun kembali setelah terbakar karna Gubernur Sumatera Barat Harun Zain
merasa diperlukan warisan yang bisa mempersatukan orang Minangkabau setelah
Peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.
Istana Basa Pagaruyuang yang saat ini adalah Bangunan replika karena
terjadinya kebakaran pada tahun 1904 dan 2007 lalu. Istana Basa Pagaruyuang
berbentuk rumah adat Minangkabau, yang memiliki berbagai makna disetiap
arsitektur bangunannya.
3.2 SARAN
Metode pembelajaran seperti ini dengan cara belajar mengunjungi dari satu
tempat ketempat lain sangat bermanfaat untuk siswa-siswi, agar mereka tidak
merasa bosan dan dapat belajar secara langsung mengunjungi tempat tersebut,
tidak seperti biasanya hanya melalui metode belajar dari sekolah menggunakan
media buku cetak.
3.3 DOKUMENTASI