Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Musik Barat yang berkembang dan populer di indonesia telah banyak mempengaruhi
bangsa kita karena penyebarannya secara global, sehingga musik diatonis sering dijadikan media
untuk berbagai kepentingan, antara lain; pendidikan, hiburan, politik, agama, kesehatan, dsb.
Menyebabkan musik Barat sering mendapat perlakuan/kedudukan yang sangat strategis, bahkan
dianggap salah satu media komunikasi yang sangat efektif dalam menyampaikan berbagai pesan
secara rasional (walaupun tidak selamanya benar). Selain itu pengaruh musik Barat telah banyak
mempengaruhi dan mewarnai berbagai musik di Indonesia, baik musik popular maupun musik
daerah. Keberadaan musik tersebut cenderung telah menyatu dengan sebagian masyarakat
daerah. Kecenderungan masyarakat kita yang lebih tertarik untuk mempelajari musik Barat
namun tidak diimbangi dengan pemahaman terhadap landasan teori yang kuat. sehingga
pembelajaran musik di masyarakt kita lebih banyak melibatkan aspek afektif saja, padahal aspek
kognitif dan psikomotor juga penting dalam mempelajarai seni musik. Oleh sebab itu agar
kesadaran terhadap penguasaan ilmu secara maksimal harus dibangun oleh kesadaran akan
pentingnya berbagai unsur yang terjadi pada musik. Penguasaan teori dasar musik harus
dijadikan landasan dalam rangka penguasaan ilmu untuk mendampingi pengalaman dalam
bemusik, baik untuk pemahaman musik pada umumnya, maupun bagi usaha proses menggarap
musik-musik yang bermutu.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah :
1. Apakah pengertian Musik Modal ?
2. Bagaimanakah prinsip musik modal ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah ;
1. Memahami pengertian Musik Modal.
2. Memahami prinsip musik modal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Musik Modal


Musik Modal Adalah karya musik yang berasal dari satu jajaran nada dengan jarak
interval tertentu dan tidak ada hubungannya khusus antara masing masing not tangga nada
tersebut kecuali nada dasar yang merupakan pusat (finalis) (Dieter Mack, 1994).

2.2 Prinsip Musik Modal


1. Musik Modal memiliki 7 Tangga nada : Ionian, Dorian, Frigia, Lydian, Mixolydian, Aeolian,
dan mode Locrian, masing-masing tujuh skala modal terdiri dari pengaturan tertentu dari
nada diatonis dari satu oktaf.
2. Prinsip modal berasal dari musik "monofon",

2.3. Tujuh Skala Modal / Tangga Nada Modal

Modal musik modern terdiri dari tujuh skala yang berbeda berkaitan dengan kunci mayor
dan minor akrab, masing-masing dengan sifat yang berbeda dan karakteristik yang membedakan
mereka dari satu sama lain. Disebut Ionian, Dorian, Frigia, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan
mode Locrian, masing-masing tujuh skala modal terdiri dari pengaturan tertentu dari nada
diatonis dari satu oktaf.

a. Karakteristik
Setiap mode memiliki gelar skala karakteristik dan struktur harmonisa tertentu yang
saling memberi suara yang khas. Walaupun namanya asal Yunani, rangkaian nada
berbeda dari mode Yunani dengan nama yang mirip.
1. Modal Ionian adalah satu-satunya mode yang dominan ketujuh tipe chord terjadi
secara alami pada skala tingkat kelima, sebagai V7. Tanpa penjelasan lebih lanjut,
"mode utama" atau hanya "besar" mengacu pada modal Ionia.

2
2. Modal Dorian memiliki karakteristik yang diajukan keenam relatif ke modal Aeolian,
yang menghasilkan akord IV utama dan chord II minor. Akord dominan ketujuh dalam
modal ini terjadi pada skala derajat keempat, sebagai IV7.
3. Modal Phrygian memiliki menurunkan relatif kedua untuk Aeolian, yang menciptakan
chords karakteristik berkurang b II besar dan v. Mode ini cukup umum dalam musik
flamenco. [rujukan?] The akord dominan ketujuh dalam modal ini terjadi pada skala
derajat keempat, sebagai III7.
4. Modal Lydian memiliki relatif keempat diangkat ke Ionia, yang menciptakan iv
berkurang, vii minor, akord II dan utama. Akord dominan ketujuh dalam modal ini
terjadi pada skala derajat kedua, sebagai II7.
5. Modal Mixolydian memiliki gelar 7 menurunkan relatif terhadap Ionia. Akord
dominan ketujuh dalam mode ini karena terjadi pada tonik, seperti I7. Akord
karakteristik lainnya v kecil, dan akord VII utama. Ada juga chord redup iii, tetapi
tidak digunakan secara ekstensif dalam komposisi modal.
6. Mode Aeolian memiliki b b b 6 dan 3, 7. Akord dominan ketujuh dalam modal ini
terjadi pada tingkat skala ketujuh, sebagai VII7. Chords lainnya Its karakteristik adalah
iv minor dan akord v. Ada perbedaan halus antara komposisi modal Aeolian dan
komposisi dalam sebuah kunci minor, karena derajat keenam dan ketujuh dalam
sebuah kunci minor dapat diubah untuk menciptakan IV utama dan akord V. Mode
Aeolian juga lebih dikenal sebagai skala (Murni) Alam kecil. Dalam kasus-kasus
dimana modal Aeolian memiliki tanda kunci yang sama sebagai kunci utama tertentu
namun dengan tonik yang berbeda, ini disebut sebagai skala relatif kecil. Sebagai
contoh, A Aeolian adalah minor relatif dari skala C mayor.
7. Modal Locrian telah menurunkan derajat skala kedua dan kelima relatif terhadap
Aeolian dan memiliki chord i berkurang. Hal ini sangat tidak stabil, dan chord saya
berkurang yang membuat menetapkan nada suara dalam modal hampir mustahil.
Beberapa potong ditulis dalam mode ini biasanya digunakan suatu akord minor i
diubah (BDF ♯) untuk mendirikan pusat tonal, dan kemudian menggunakan chord V
minor iii (DFA) dan utama (FAC) untuk membentuk modalitas. Menghilangkan
tingkat kelima bila menggunakan chord i pilihan lain. Akord dominan ketujuh dalam
modal ini terjadi pada skala derajat keenam, sebagai VI7.

b. Hubungan Antar Modal


Mungkin cara paling sederhana untuk memahami tujuh mode modern dan hubungan
antara mereka adalah untuk melihatnya sebagai rotasi berturut-turut satu set tujuh catatan-
misalnya, dengan menggunakan catatan dari skala C Mayor: C, D, E, F, G, A, B, dan C.
Ini adalah C Ionian mode karena C adalah catatan referensial, dan pola interval di atas
diketahui bahwa sesuai dengan Ionia. (The skala besar dan skala modal Ionia di

3
sembarang tombol adalah identik.) Mempertahankan catatan skala C-utama sebagai
kerangka referensi:

 C modal Ionia terdiri dari catatan C, D, E, F, G, A, B, C (Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Ti,
Do)

 D modal Dorian terdiri dari catatan D, E, F, G, A, B, C, D (Re, Mi, Fa, Sol, La, Ti, Do,
Re)

 E Phrygian terdiri dari E, F, G, A, B, C, D, E (Mi, Fa, Sol, La, Ti, Do, Re, Mi)

 F Lydian terdiri dari F, G, A, B, C, D, E, F (Fa, Sol, La, Ti, Do, Re, Mi, Fa)

 G Mixolydian terdiri dari G, A, B, C, D, E, F, G (Sol, La, Ti, Do, Re, Mi, Fa, Sol)

 A Aeolian terdiri dari A, B, C, D, E, F, G, A (La, Ti, Do, Re, Mi, Fa, Sol, La)

 B Locrian terdiri dari B, C, D, E, F, G, A, B (Ti, Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Ti)
Semua contoh di atas terdiri dari catatan yang sama persis, perbedaan di antara mereka
adalah pusat nada dari setiap mode. Skala D Dorian mengasumsikan catatan D untuk
menjadi pusat. Dengan kata lain, catatan D menjadi tonik, sementara semua catatan tetap
sama dengan skala C-besar. Konsep ini dapat dialihkan chromatically untuk setiap skala
besar.
Menerapkan prinsip ini untuk dinas tetap-lakukan suku kata solfège dan angka skala
derajat dari hasil skala asli utama dalam bergerak-do solfège dan angka skala derajat
relatif terhadap satu sama tonik baru (dan dengan accidentals diterapkan sehubungan
dengan derajat seperti yang ditemukan dalam skala besar) sebagai berikut:
 Ionian mode
Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Ti, Do
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1

 Dorian mode
Re, Mi, Fa, Sol, La, Ti, Do, Re
2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 2
---menjadi---
Do, Re, Me, Fa, Sol, La, Te, Do
1, 2, b3, 4, 5, 6, b7, 1

 Phrygian mode
Mi, Fa, Sol, La, Ti, Do, Re, Mi
3, 4, 5, 6, 7, 1, 2, 3
---menjadi---
Do, Ra, Me, Fa, Sol, Le, Te, Do
1, b2, b3, 4, 5, b6, b7, 1

 Lydian mode

4
Fa, Sol, La, Ti, Do, Re, Mi, Fa
4, 5, 6, 7, 1, 2, 3, 4
---menjadi---
Do, Re, Mi, Fi, Sol, La, Ti, Do
1, 2, 3, ♯4, 5, 6, 7, 1

 Mixolydian mode
Sol, La, Ti, Do, Re, Mi, Fa, Sol
5, 6, 7, 1, 2, 3, 4, 5
---menjadi---
Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Te, Do
1, 2, 3, 4, 5, 6, b7, 1

 Aeolian mode
La, Ti, Do, Re, Mi, Fa, Sol, La
6, 7, 1, 2, 3, 4, 5, 6
---menjadi---
Do, Re, Me, Fa, Sol, Le, Te, Do
1, 2, b3, 4, 5, b6, b7, 1

 Locrian mode
Ti, Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Ti
7, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
---menjadi---
Do, Ra, Me, Fa, Se, Le, Te, Do
1, b2, b3, 4, b5, b6, b7, 1

Tujuh skala modal modern karenanya dapat dianggap sebagai pergeseran pusat ke derajat
berurutan dari skala besar. Oleh karena itu, setiap interval dalam modal akan diberikan
penunjukan interval baru sesuai dengan posisinya relatif terhadap tonik baru.
Modal berarti setiap karya musik berasal dari salah satu jajaran nada dengan jarak
interval yang tertentu dan tidak ada hubungan khusus antara masing-masing not tangga nada
tersebut, kecuali nada dasar yang merupakan "pusat" (finalis tangga nada modal).
Prinsip modal berasal dari musik "monofon", yaitu satu lagu saja atau satu melodi line
yang dinyanyikan oleh satu atau beberapa orang. Dalam hal ini prinsip modal mirip dengan salah
satu prinsip dalam musik karawitan yaitu sistem pelog/salendro, karena tangga nada
pelog/salendro lebih berhubungan dengan karakter melodi yang monofon (horizontal) dan
terdapat nada dasar juga sebagai "pusat". Perbedaan dengan prinsip modal di Eropa dapat
ditemukan dalam rangka ketentuan interval, karena di Indonesia tidak ada standardisasi jarak
interval. Kenyataan ini bukan merupakan kekurangan melainkan perbedaan yang berdasaran

5
estetika musik (sejarah, tradisi budaya) yang berbeda. Kemudian apabila kita menganalisis
berbagai lagu monofon yang kuno, tampaknya unsur-unsur pentatonis juga ada, sehingga ahli
musikolog di seluruh dunia menduga : prinsip pentatonis merupakan semacam sumber masing-
masing sistem tangga nada di dunia ini. Ternyata, terdapat beberapa budaya musik yang tetap
mengembangkan prinsip pentatonis seperti Indonesia misalnya. Sedangkan di Eropa, unsur-unsur
pentatonis diubah melalui sistem tangga nada modal. Padahal, karakter pentatonis masih sering
muncul pada beberapa karya-karya musik Barat sebagai simbol "paling alami".
Ada beberapa karya musik di Eropa dengan unsur-unsur pentatonis:
1. Musik monofon abad ke-7 yang namanya "Lagu Gregorian"

2. Karya Claude Debussy yang berjudul "Epigraphes Antique"

6
3. Karya Franz Schubert yang berjudul "Fruhlingstraum"

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Musik Modal Adalah karya musik yang berasal dari satu jajaran nada dengan jarak
interval tertentu dan tidak ada hubungannya khusus antara masing masing not tangga nada
tersebut kecuali nada dasar yang merupakan pusat (finalis) (Dieter Mack, 1994)
Musik Modal memiliki 7 Tangga nada : Ionian, Dorian, Frigia, Lydian, Mixolydian,
Aeolian, dan mode Locrian, masing-masing tujuh skala modal terdiri dari pengaturan tertentu
dari nada diatonis dari satu oktaf.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://agendapikrstarku.blogspot.co.id/2017/01/konsep-musik-barat-modaltonalatonal.html
http://littlethinkgiet.blogspot.co.id/2011/02/tujuh-skala-modaltangga-nada-modal.html
http://agendapikrstarku.blogspot.co.id/2017/01/konsep-musik-barat-modaltonalatonal.html

Anda mungkin juga menyukai