Bitcoin di Indonesia”
PROPOSAL TESIS
Oleh :
202020251001
FAKULTAS HUKUM
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi.........................................................................................................................2
1. Pendahuluan
Daftar Pustaka..........................................................................................................17
PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang
2
Graifan Ramadhani, “modul pengenalan internet”, 2003, (http://directory.umm.ac.id)
3
http://finance.detik.com/read/2013/07/16/122617/2304108/5/ini-5-kelemahan-memiliki-kartu-
kredit,
4
dapat dibaca manusia terdiri dari angka - angka acak dan huruf - huruf yang panjangnya
terdiri dari 33 karakter, dalam format “1rYK1YzEGa59pI314159KUF2Za4jAYYTd”.
Pengguna bitcoin dapat memiliki banyak alamat, dan faktanya dapat merubah
alamat baru tanpa batasan apa pun, karena membuat sebuah alamat baru adalah bersifat
segera, sebanding dengan membuat sebuah umum/pribadi pasangan kunci baru, dan
tidak membutuhkan hubungan dengan node - node (titik persambungan antar jaringan)
apapun dalam jaringan. Dalam membuat tujuan-tunggal atau penggunaan-tunggal
alamat- alamat dapat membantu anonimitas user tersebut4.
Bitcoin memberikan beberapa keuntungan bagi para penggunanya karena
kenaikan nilainya yang semakin lama semakin bertambah sehingga memberikan
keuntungan investasi kepada penggunanya selain itu penggunaan bitcoin ini sangat
praktis dan tidak memakan biaya yang memberatkan penggunanya dan karena Bitcoin
ini tidak memiliki otoritas yang terpusat maka penggunaan Bitcoin ini membebaskan
penggunanya untuk dapat bertransaksi apa pun dan kapan pun ia inginkan, Bitcoin ini
adalah pilihan populer untuk kalangan pebisnis dan investor.
Penggunaan Bitcoin telah menyebar secara luas ke berbagai penjuru dunia
termasuk di Indonesia. Telah banyak perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa pembelian Bitcoin ini, bahkan tidak lama ini telah didirikan ATM
(automated teller machine) khusus untuk Bitcoin, ATM ini tidak seperti ATM pada
umumnya yang memberikan jasa penarikan tunai tapi ATM ini memberikan jasa
pelayanan pembelian barang melalui ATM tersebut5. Kehadiran Bitcoin di Indonesia
selama ini masih mengacu pada Bitcoin dan dollar sehingga kini di Indonesia
dirancanglah sebuah marketplace khusus untuk Bitcoin ini agar Indonesia dapat
memiliki pergerakan pasar sendiri.
Saat ini Bitcoin telah masuk ke Indonesia, dan sering pula digunakan sebagai
alat pembayaran di dunia maya. Bitcoin pun telah menjadi bagian transaksi dari
keperluan masyarakat di Indonesia. Sebelumnya telah ada yang meneliti mengenai
perlindungan terhadap konsumen yang menggunakan Bitcoin, dan dari hasil
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Bitcoin
5
http://letstalkbitcoin.com/forum/post/bitcoin-sudah-punya-atm-di-bali
5
penelitannya menyatakan terdapat kekosongan hukum terhadap Bitcoin. Yang pada
akhirnya upaya pemerintah dalam hal ini hanyalah memberikan pernyataan bahwa
Bitcoin merupakan alat pembayaran yang tidak sah sebagai alat pembayaran di
Indonesia, Hal ini dikarenakan di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Mata Uang, Bitcoin tidak secara eksplisit disebutkan sebagai alat pembayaran di
Indonesia. Mata uang yang sah di Indoneisa dapat kita lihat pada Pasal 2 Undang-
Undang Mata Uang yang menyebutkan bahwa:
“(1) Mata Uang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Rupiah. (2) Macam
Rupiah terdiri atas Rupiah kertas dan Rupiah logam. (3) Rupiah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disimbolkan dengan Rp.”
Selain itu, dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 yang
mewajibkan penggunaan mata uang Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Hal
tersebut dapat di lihat dalam Pasal 2 PBI Tentang Kewajiban Penggunaan Mata Uang
Rupiah, yang menyatakan bahwa:
“(1) Setiap pihak wajib menggunakan Rupiah dalam transaksi yang dilakukan di
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2) Transaksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: a. setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran; b.
penyelesaian kewajiban lainnya yang harus dipenuhi dengan uang; dan/atau c. transaksi
keuangan lainnya. “
Pernyataan pemerintah tersebut hanya disertai himbauan agar setiap masyarakat berhati-
hati dalam menggunakan Bitcoin. Dikarenakan pemerintah tidak mengeluarkan
peraturan khusus terkait penggunaan Bitcoin, maka para pemilik masih bebas
bertransaksi menggunakan Bitcoin kendati tidak ada perlindungan hukum terhadap hal
itu.
6
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
2. Manfaat praktis
Dalam peneliltian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam
dunia kepustakaan tentang mata uang dan transaksi elektronik sehingga hasil
7
penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu acuan terhadap penelitian-penelitian
sejenis untuk dikembangkan pada tahap selanjutnya.
Peraturan terkait:
Metode Penelitian :
Metode Normatif ( Kepustakaan )
8
1.6 Metode Penelitian
7
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayumedia Publishing 2005,
hlm 301.
10
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan informasi atau
hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber hukum primer serta implementasinya 8.
Bahan hukum sekunder ini antara lain :
1. Buku-buku teks
2. Kamus-kamus.
3. Jurnal-jurnal hukum
c. Bahan hukum tersier
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta : Raja Grafindo, 2001, hlm 31.
11
Bab I
Pendahuluan
Yang mengawali seluruh rangkaian uraian dan pembahasan Skripsi. Pada bab ini
berisikan sebagai landasan berpijak untuk pembahasan pada bab berikutnya. Penjabaran
landasan berpijak permasalahan diawali dengan sub bab latar belakang permasalahan.
Dengan latar belakang masalah ini akan diketahui permasalahan yang dikaji, yang
diletakkan pada rumusan masalah. Pembahasan dalam Skripsi ini sudah tentu ada hal-
hal yang diharapkan yang akan dituangkan dalam tujuan penelitian dan manfaat
penelitian. Dalam pelaksanaannya agar sesuai dengan dasar penyusunan karya ilmiah,
maka akan disajikan cara-cara penulisan ilmiah dalam metode penelitian dengan
harapan agar isi Skripsi dapat diketahui lebih awal sehingga diperlukan penyusunan
secara sistematik. Untuk itu perlu disusun kerangka penyusunan yang dituangkan dalam
sistematika penulisan.
Bab II
Legalitas Transaksi Bitcoin Di Indonesia
Dalam bab ini Penulis akan membahas mengenai teori serta pengaturan mata uang yang
berlaku di Indonesia, dan penjelasan Bitcoin sebagai uang virtual serta karakteristik alat
pembayaran.
Bab III
Analisis dan Akibat Penggunan Bitcoin di Indonesia
Dalam bab ini akan dilakukan analisis yuridis normatif terhadap peraturan terkait
transaksi menggunakan Bitcoin, khususnya prespektif mata uang di indonesia terhadap
penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran, sehingga akan ditemukan akibat hukum
apa yang timbul jika seseorang menggunakan Bitcoin di Indonesia. Pembahasan ini,
akan dilakukan menggunakan teori-teori yang telah dijabarkan oleh Penulis pada bab 2 .
12
Hasil dari analisis digunakan untuk menjawab permasalahan yang dijabarkan penulis
pada bagian identifikasi masalah, yang telah dijabarkan Penulis pada bab I
Bab V
Penutup
Dalam bab ini akan dibentuk sebuah kesimpulan mengenai legalitas Bitcoin sebagai
mata uang virtual di Indonesia, serta kesimpulan mengenai akibat hukum yang timbul
dari transaksi menggunakan Bitcoin.
13