Anda di halaman 1dari 13

“Legalitas Bitcoin di Indonesia dan Perlindungan Hukum Penggunaan

Bitcoin di Indonesia”
PROPOSAL TESIS
Oleh :

Ande Tito Hotman Baringin Simarmata,S.H

202020251001

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

2020

DAFTAR ISI
Daftar Isi.........................................................................................................................2

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang..................................................................................................3


1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah.............................................................................5

1.2.2 Rumusan Masalah................................................................................


6

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................6

1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................7

1.5 Kerangka Teori,Konseptual, Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teori...................................................................................7

1.5.2 Kerangka Konseptual..........................................................................11

1.5.3 Kerangka Pemikiran............................................................................12

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian....................................................................................13

1.6.2 Teknik Penulisan Bahan Hukum.........................................................13

1.6.3 Teknik Pengolahan Bahan Hukum.....................................................13

1.6.4 Analisis Bahan Hukum.......................................................................14

1.7 Sistematika Penulisan........................................................................................15

Daftar Pustaka..........................................................................................................17

PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang selalu berusaha untuk


memajukan negaranya. Salah satu cara agar negara dapat mewujudkan hal tersebut
adalah dengan meningkatkan fungsi teknologi informasi, hal ini senada dengan yang
dikemukakan oleh Budi Suharyanto yaitu globalisasi telah menjadi pendorong lahirnya
era perkembangan teknologi informasi. Fenomena kecepatan perkembangan teknologi
ini telah merebak di seluruh belahan dunia.Tidak hanya negara maju saja, namun negara
berkembang juga telah memacu perkembangan teknologi informasi pada masyarakatnya
masing-masing, sehingga teknologi informasi mendapatkan kedudukan yang penting
bagi kemajuan sebuah bangsa.1

Teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas aspek kehidupan dalam suatu


negara, hal ini juga diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Elson Surjadi
yaitu perkembangan teknologi informasi juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
baik itu pendidikan, ekonomi, politik serta hukum. Kecepatan dan ketepatan dari
masyarakat maupun pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat mengimbangi cepatnya
perkembangan kemajuan teknologi di masa kini maupun di masa mendatang. Teknologi
informasi dianggap dapat membawa suatu keuntungan serta perubahan bagi
negara.Dapat dikatakan bahwa teknologi informasi telah sukses mengawali perubahan
tatanan kehidupan masyarakat baik di bidang ekonomi maupun sosial, yang notabene
pada awalnya bertransaksi dan bersosialisasi dilakukan dengan menggunakan cara
konvensional menjadi transaksi dan sosialisasi secara elektronik.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi yang
ada saat ini telah merubah pola hidup masyarakat, salah satunya di bidang transaksi
bisnis.Pada saat ini transaksi bisnis tidak lagi mengharuskan penjual dan pembeli untuk
bertatap muka dan menggunakan uang giral untuk melakukan sebuah transaksi bisnis,
kini transaksi bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas dunia maya atau
internet.Internet (interconnection networking) adalah sebutan untuk sekumpulan
1
Budi Suharyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Crybercrime); Urgensi Pengaturan dan Celah
Hukumnya,Jakarta; Rajawali Pers, 2012, hlm 1.
3
jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial,
organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan
telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di
seluruh dunia2.
Penggunaan internet dalam transaksi bisnis memudahkan para penggunanya
karena antara penjual dan pembeli dapat melakukan transaksi bisnis dimana saja dan
kapan saja tanpa harus bertatap muka. Dalam melakukan transaksi bisnis di internet
tetap mememerlukan cara untuk bertukar mata uang layaknya transaksi bisnis biasa, dan
pada umumnya dalam transaksi bisnis tersebut menggunakan kartu kredit sebagai
alat pembayaran transaksi dalam internet. Kartu kredit bukan merupakan suatu produk
yang kompleks, artinya bisa digunakan untuk berbagai hal, namun pengguna kartu
kredit sering mengeluh akibat biaya- biaya tinggi yang harus dikeluarkan ketika
menggunakan kartu kredit tersebut3. Seiring dengan berkembangnya jaman kini telah
hadir suatu Cryptocurrency seperti Bitcoin yang dapat menjadi salah satu solusi alat
pembayaran tanpa harus mengeluarkan biaya-biaya transaksi yang memberatkan
penggunanya karena biaya transaksi Bitcoin ini sangat rendah.
Bitcoin merupakan sebuah implementasi peer-to-peer (jaringan penghubung)
dari proposal (b-money) oleh Wei Dai dan proposal Bitgold oleh Nick Szabo. Prinsip
dari sistem secara umum telah di deskripsikan pada tahun 2008 oleh Satoshi
Nakamoto.Seseorang yang berpatisipasi di dalam jaringan bitcoin mempunyai sebuah
wallet yang menyimpan beberapa keypair - keypair kritografi.
Kunci publik - kunci publik, atau alamat-alamat bitcoin, yang bertindak
sebagai tujuan akhir (endpoint) mengirim atau menerima untuk semua
pembayaran.Kunci pribadi yang terkait hanya memperbolehkan pembayaran hanya dari
user itu sendiri.Alamat-alamat tidak mengandung informasi apapun mengenai
pemiliknya dan secara umum tidak diketahui. Alamat - alamat dalam format yang

2
Graifan Ramadhani, “modul pengenalan internet”, 2003, (http://directory.umm.ac.id)
3
http://finance.detik.com/read/2013/07/16/122617/2304108/5/ini-5-kelemahan-memiliki-kartu-
kredit,
4
dapat dibaca manusia terdiri dari angka - angka acak dan huruf - huruf yang panjangnya
terdiri dari 33 karakter, dalam format “1rYK1YzEGa59pI314159KUF2Za4jAYYTd”.
Pengguna bitcoin dapat memiliki banyak alamat, dan faktanya dapat merubah
alamat baru tanpa batasan apa pun, karena membuat sebuah alamat baru adalah bersifat
segera, sebanding dengan membuat sebuah umum/pribadi pasangan kunci baru, dan
tidak membutuhkan hubungan dengan node - node (titik persambungan antar jaringan)
apapun dalam jaringan. Dalam membuat tujuan-tunggal atau penggunaan-tunggal
alamat- alamat dapat membantu anonimitas user tersebut4.
Bitcoin memberikan beberapa keuntungan bagi para penggunanya karena
kenaikan nilainya yang semakin lama semakin bertambah sehingga memberikan
keuntungan investasi kepada penggunanya selain itu penggunaan bitcoin ini sangat
praktis dan tidak memakan biaya yang memberatkan penggunanya dan karena Bitcoin
ini tidak memiliki otoritas yang terpusat maka penggunaan Bitcoin ini membebaskan
penggunanya untuk dapat bertransaksi apa pun dan kapan pun ia inginkan, Bitcoin ini
adalah pilihan populer untuk kalangan pebisnis dan investor.
Penggunaan Bitcoin telah menyebar secara luas ke berbagai penjuru dunia
termasuk di Indonesia. Telah banyak perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa pembelian Bitcoin ini, bahkan tidak lama ini telah didirikan ATM
(automated teller machine) khusus untuk Bitcoin, ATM ini tidak seperti ATM pada
umumnya yang memberikan jasa penarikan tunai tapi ATM ini memberikan jasa
pelayanan pembelian barang melalui ATM tersebut5. Kehadiran Bitcoin di Indonesia
selama ini masih mengacu pada Bitcoin dan dollar sehingga kini di Indonesia
dirancanglah sebuah marketplace khusus untuk Bitcoin ini agar Indonesia dapat
memiliki pergerakan pasar sendiri.
Saat ini Bitcoin telah masuk ke Indonesia, dan sering pula digunakan sebagai
alat pembayaran di dunia maya. Bitcoin pun telah menjadi bagian transaksi dari
keperluan masyarakat di Indonesia. Sebelumnya telah ada yang meneliti mengenai
perlindungan terhadap konsumen yang menggunakan Bitcoin, dan dari hasil

4
http://id.wikipedia.org/wiki/Bitcoin
5
http://letstalkbitcoin.com/forum/post/bitcoin-sudah-punya-atm-di-bali
5
penelitannya menyatakan terdapat kekosongan hukum terhadap Bitcoin. Yang pada
akhirnya upaya pemerintah dalam hal ini hanyalah memberikan pernyataan bahwa
Bitcoin merupakan alat pembayaran yang tidak sah sebagai alat pembayaran di
Indonesia, Hal ini dikarenakan di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Mata Uang, Bitcoin tidak secara eksplisit disebutkan sebagai alat pembayaran di
Indonesia. Mata uang yang sah di Indoneisa dapat kita lihat pada Pasal 2 Undang-
Undang Mata Uang yang menyebutkan bahwa:
“(1) Mata Uang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Rupiah. (2) Macam
Rupiah terdiri atas Rupiah kertas dan Rupiah logam. (3) Rupiah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disimbolkan dengan Rp.”
Selain itu, dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 yang
mewajibkan penggunaan mata uang Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Hal
tersebut dapat di lihat dalam Pasal 2 PBI Tentang Kewajiban Penggunaan Mata Uang
Rupiah, yang menyatakan bahwa:
“(1) Setiap pihak wajib menggunakan Rupiah dalam transaksi yang dilakukan di
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2) Transaksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: a. setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran; b.
penyelesaian kewajiban lainnya yang harus dipenuhi dengan uang; dan/atau c. transaksi
keuangan lainnya. “
Pernyataan pemerintah tersebut hanya disertai himbauan agar setiap masyarakat berhati-
hati dalam menggunakan Bitcoin. Dikarenakan pemerintah tidak mengeluarkan
peraturan khusus terkait penggunaan Bitcoin, maka para pemilik masih bebas
bertransaksi menggunakan Bitcoin kendati tidak ada perlindungan hukum terhadap hal
itu.

6
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah

1.2.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Legalitas Bitcoin Di Indonesia ?
2. Bagiamana Legalitas PT Indodax Nasional Indonesia Sebagai Penyelenggara
Transaksi Bitcoin Di Indonesia? Bukan ini yang harus dibahas
3. Bagaimanakah perlindungan hukum para pihak yang melakukan transaksi jual
beli bitcoin menggunakan fasilitas website Indodax menurut kaidah hukum di
Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Bagaimana Legalitas Bitcoin Di Indonesia ?
2. Untuk mengetahui Bagiamana Legalitas PT Indodax Nasional Indonesia Sebagai
Penyelenggara Transaksi Bitcoin Di Indonesia?
3. Untuk mengetahui perlindungan hukum para pihak yang melakukan transaksi jual
beli bitcoin menggunakan fasilitas website Indodax menurut kaidah hukum di
Indonesia?
1.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para
mahasiswa hukum dalam rangka untuk mengetahui Legalitas Bitcoin di
Indonesia,Legalitas PT. Indodax Nasional Indonesia sebagai Penyelenggara transaksi
bitcoin di Indonesia dan Perlindungan hukum bagi para pihak yang melakukan
transaksi jual beli bitcoin menggunakan website Indodax menurut kaidah hukum di
Indonesia.

2. Manfaat praktis
Dalam peneliltian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam
dunia kepustakaan tentang mata uang dan transaksi elektronik sehingga hasil
7
penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu acuan terhadap penelitian-penelitian
sejenis untuk dikembangkan pada tahap selanjutnya.

1.5 Kerangka Teori,Konseptual, Penelitian


1.5.1 Kerangka Teori

1.5.2 Kerangka Konseptual


1.5.3 Kerangka Pemikiran
TINJAUAN YURIDIS
TENTANG BITCOIN

Peraturan terkait:

- Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011


- Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008

Legalitas Bitcoin Di Indonesia ?

Legalitas PT Indodax Nasional Indonesia Sebagai Penyelenggara Transaksi Bitcoin Di


Indonesia?
Perlindungan hukum para pihak yang melakukan transaksi jual
beli bitcoin menggunakan fasilitas website Indodax menurut kaidah hukum di
Indonesia?

Metode Penelitian :
Metode Normatif ( Kepustakaan )
8
1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif yaitu


penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat di dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (hukum positif) yang ada kaitannya
dengan regulasi/ peraturan terhadap mata uang Bitcoin . Penelitian ini bersifat deskriptif
analistis yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
teori-teori hukum
yang dikaitkan dengan objek penelitian yang penulis kaji yaitu Tinjauan Yuridis Bitcoin
Sebagai Alat Pembayaran di Indonesia dan Akibat Hukum Penggunaan Bitcoin di
Indonesia

1.6.2 Teknik Penulisan Bahan Hukum


Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, yaitu penelitian yang
hanya menggunakan dan mengolah data sekunder atau disebut juga dengan penelitian
kepustakaan atau studi pustaka (library research) yang dikonsepsikan dan
dikembangkan dengan kajian-kajian hukum6. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian
hukum ini menggunakan pendekatan konseptual (conceptual approach) mengenai
masalah-masalah kepastian hukum penggunaan Bitcoin dan perlindungan hukum bagi
penggunanya serta digunakan pendekatan peraturan perundang-undangan (statute
approach) terutama pengaturan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Mata Uang dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Pendekatan ini dapat dilakukan karena secara logika hukum penelitian
hukum normatif didasarkan padaHasil dari analisis bahan hukum tersebut disajikan
6
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta ;UI-Press, 1986, hlm 43.
9
secara deskriptif yaitu dengan jalan menentukan dan menggambarkan apa adanya sesuai
dengan permasalahan yang diteliti dan data-data yang diperoleh. Penelitian yang
dilakukan terhadap bahan hukum yang ada7. Jadi, pendekatan ini dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier dari masing-masing hukum normatif.

1.6.3 Teknik Pengolahan Bahan Hukum


1. Pencatatan hasil pengumpulan bahan hukum secara kuantitatif
2. Analisa dan kontruksi bahan hukum secara kuantitatif
Hal yang ada di Pengolahan Bahan Hukum adalah :
a. Variabel
b. Skala Pengukuran ( Skala Nominal,Skala Ordinal, Skala Interval, Skala Ratio)
c. Instrumen Penulisan
d. Validalitas dan Reliabilitas Instrumen

1.6.4 Analisis Bahan Hukum


Pendekatan ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier dari masing-masing hukum normatif.
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat otoratif artinya
mempunyai otoritas.Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan,
catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan
putusan-putusan hakim19. Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah
Undang- undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dan Undang- undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan peraturan
perundang-undangan yang relevan.

7
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayumedia Publishing 2005,
hlm 301.
10
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan informasi atau
hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber hukum primer serta implementasinya 8.
Bahan hukum sekunder ini antara lain :
1. Buku-buku teks
2. Kamus-kamus.
3. Jurnal-jurnal hukum
c. Bahan hukum tersier

Bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap sumber


primer atau sumber sekunder. Bahan hukum tersier berupa kamus bahasa
Indonesia dan ensiklopedia.
Bahan-bahan tersebut disusun secara sistematis, dikaji, kemudian dan ditarik suatu
kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti.Spesifikasi
penelitian hukum ini adalah penelitian deskriptif analitis yang diartikan sebagai
suatu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dan dianalisis pada saat sekarang
berdasarkan gambaran fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

1.7 Sistematika Penulisan


Agar supaya dapat memberikan gambaran uraian yang tepat dan teratur, maka
Skripsi ini terbagi menjadi 4 (empat) bab. Untuk jelasnya gambaran mengenai Skripsi
ini dapat dilihat pada sistematika yang antara lain sebagai berikut :

8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta : Raja Grafindo, 2001, hlm 31.
11
Bab I
Pendahuluan
Yang mengawali seluruh rangkaian uraian dan pembahasan Skripsi. Pada bab ini
berisikan sebagai landasan berpijak untuk pembahasan pada bab berikutnya. Penjabaran
landasan berpijak permasalahan diawali dengan sub bab latar belakang permasalahan.
Dengan latar belakang masalah ini akan diketahui permasalahan yang dikaji, yang
diletakkan pada rumusan masalah. Pembahasan dalam Skripsi ini sudah tentu ada hal-
hal yang diharapkan yang akan dituangkan dalam tujuan penelitian dan manfaat
penelitian. Dalam pelaksanaannya agar sesuai dengan dasar penyusunan karya ilmiah,
maka akan disajikan cara-cara penulisan ilmiah dalam metode penelitian dengan
harapan agar isi Skripsi dapat diketahui lebih awal sehingga diperlukan penyusunan
secara sistematik. Untuk itu perlu disusun kerangka penyusunan yang dituangkan dalam
sistematika penulisan.

Bab II
Legalitas Transaksi Bitcoin Di Indonesia
Dalam bab ini Penulis akan membahas mengenai teori serta pengaturan mata uang yang
berlaku di Indonesia, dan penjelasan Bitcoin sebagai uang virtual serta karakteristik alat
pembayaran.

Bab III
Analisis dan Akibat Penggunan Bitcoin di Indonesia
Dalam bab ini akan dilakukan analisis yuridis normatif terhadap peraturan terkait
transaksi menggunakan Bitcoin, khususnya prespektif mata uang di indonesia terhadap
penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran, sehingga akan ditemukan akibat hukum
apa yang timbul jika seseorang menggunakan Bitcoin di Indonesia. Pembahasan ini,
akan dilakukan menggunakan teori-teori yang telah dijabarkan oleh Penulis pada bab 2 .

12
Hasil dari analisis digunakan untuk menjawab permasalahan yang dijabarkan penulis
pada bagian identifikasi masalah, yang telah dijabarkan Penulis pada bab I

Bab V
Penutup
Dalam bab ini akan dibentuk sebuah kesimpulan mengenai legalitas Bitcoin sebagai
mata uang virtual di Indonesia, serta kesimpulan mengenai akibat hukum yang timbul
dari transaksi menggunakan Bitcoin.

13

Anda mungkin juga menyukai