Anda di halaman 1dari 15

BITCOIN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah


”Kajian Fiqh, Klasik Hingga Kontemporer”

Dosen Pengampu:
Drs. Imam Supriyadi, MthI.

Disusun Oleh:
1. Muhammad Chafid Nur Kurniawan G74214108
2. Rohmatul Farohah Kholison G04217057

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Kajian Fiqh, Klasik Hingga
Kontemporer” ini. Sholawat dan salam senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi
kita Muhammad SAW. Dan tidak lupa juga penulis sampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Imam Supriyadi, MthI. selaku dosen pengampu kami.
2. Narasumber atas informasi yang saya dapatkan, baik dari referensi
buku dan bantuan dari teman-teman.
Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu walaupun masih banyak kekurangan-kekurangan, baik dalam
penggunaan bahasa dan tata bahasa, mengingat hal ini adalah proses pembelajaran
bagi penulis agar bisa membenahi diri dan keterbatasan penulis yang masih belum
maksimal dalam mencari referensi yang diperlukan.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk membangun dan
menyempurnakannya di masa mendatang dan semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Surabaya, 19 Desember 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2

A. Pengertian Bitcoin ...................................................................... 2


B. Karakteristik Bitcoin .................................................................. 2
C. Manfaat Bitcoin .......................................................................... 3
D. Kedudukan Bitcoin dalam Perspektif Hukum Islam ................. 4
E. Aplikasi Hukum ......................................................................... 8
F. Aplikasi Mashalih al-Mursalah .................................................. 9
G. Legalitas Bitcoin di Indonesia .................................................. 10

BAB III PENUTUP ................................................................................ 11


A. Kesimpulan ............................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqh muamalah adalah ketentuan-ketentuan hukum tentang usaha-usaha
memperoleh dan mengembangkan harta, jual beli, hutang piutang dan jasa
penitipan diantara anggota-anggota masyarakat sesuai keperluan mereka, yang
dapat dipahami dan dalil-dalil syara’ yang terperici. Pembahasan mencakup fiqh
muamalah amatlah luas. Mulai dari pembagian fiqh muamalah, ruang lingkup fiqh
muamalah, hubungan fiqh muamalah dengan fiqh lainnya dan ditutup dengan
manfaat mempelajari fiqh muamalah. Dalam perkembangan teknologi yang ada
menjadikan transaksi muamalah semakin mudah dan berada dalam genggaman
tangan. Pengenalan cara pembayaran yang mudah mulai banyak ditawarkan.
Seperti salah satunya menggunakan metode pembayaran menggunakan mata uang
virtual (cryptocurrency). Bitcoin menjadi poin pembahasan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu bitcoin?
2. Apa saja karakteristik bitcoin?
3. Apa saja manfaat bitcoin?
4. Bagaimana kedudukan bitcoin dalam perspektif hukum Islam?
5. Bagaimana aplikasi hukum bitcoin?
6. Bagaimana aplikasi Mashalih al-Mursalah bitcoin?
7. Bagaimana legalitas bitcoin di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian bitcoin.
2. Mengetahui tentang karakteristik bitcoin.
3. Mengetahui tentang manfaat bitcoin.
4. Mengetahui tentang bitcoin menurut perspektif Islam.
5. Mengetahui tentang aplikasi hukum bitcoin.
6. Mengetahui tentang aplikasi Mashalih al-Mursalah bitcoin.
7. Mengetahui tentang legalitas bitcoin di Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bitcoin
Bitcoin adalah jaringan pembayaran berdasarkan teknologi peer-topeer dan
open source. Setiap transaksi bitcoin disimpan dalam database jaringan bitcoin.
Ketika terjadi transaksi dengan bitcoin, secara otomatis pembeli dan penjual
akan terdata di dalam jaringan database bitcoin.
Bitcoin adalah salah satu dari beberapa mata uang digital yang pertama
kali muncul pada tahun 2009 yang diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto
sebagai mata uang digital yang berbasiskan cryptography. Bitcoin diciptakan
oleh jaringan bitcoin sesuai dengan kebutuhan dan permintaan bitcoin, melalui
sistematis berdasarkan perhitungan matematika secara pasti.
B. Karakteristik Bitcoin
Bitcoin memiliki beberapa karateristik diantaranya:
1. Bitcoin sebagai sistem pembayaran
Setelah manusia mengenal mata uang (currency), maka manusia
melakukan perdagangan dengan menggunakan uang tunai. Sama seperti
saya dan Anda yang melakukan proses perdagangan dengan sistem bayar
tunai, debit atau kartu kredit. Sekarang ini belanja online dengan kartu
kredit, ke depan belanja online dapat memanfaatkan mata uang digital
(Cryptocurrency). Sekarang sudah zamannya perdagangan online, Anda
tentunya tidak hanya membeli barang melalui website di Indonesia (misal:
Tokopedia, BukaLapak, Shopee, dan lain sebagainya), tetapi Anda juga
dapat membeli barang-barang dari website luar negeri (misal: Amazon,
eBay, dan lain sebagainya).
Bitcoin datang sebagai salah satu solusi mata uang digital. Bitcoin
adalah satu sistem kas yang melakukan sinkronisasi di seluruh internet.
Jadi, semua orang dapat mengakses akun kas yang sama secara real time
terlepas siapa dan dimana ia berada. Apa manfaatnya untuk Anda? Uang
dapat ditransfer dari ke pihak lainnya tanpa keterlambatan (proses real
time) dan tanpa biaya yang tinggi. Seperti ketika uang digunakan dulunya,
sebelum dunia menjadi begitu besar dan rumit. Kita dapat menggunakan

5
Bitcoin untuk mengirim uang ke teman dan keluarga (baik lokal dan luar
negeri), beli barang online, terima gaji dan sebagainya.
Bitcoin memudahkan kita memindahkan uang. Bitcoin adalah sistem
pembayaran, sama seperti metode transfer bank atau kartu kredit, namun
Bitcoin sedikit lebih baik. Semakin banyak orang menggunakan Bitcoin
untuk pembayaran, semakin berharga pula sistem pembayaran ini.
2. Bitcoin sebagai Emas Digital
Bitcoin memiliki semua karakteristik yang sama seperti emas, seperti:
Jumlah Bitcoin terbatas, yaitu hanya ada 21.000.000 Bitcoin di dunia.
Bitcoin dapat dipecah menjadi unit-unit lebih kecil tanpa kehilangan nilai
unit tersebut (1 Bitcoin = 100,000,000 Satoshi – unit terkecil dari Bitcoin,
sama seperti gram di Emas). Kita dapat membeli kurang dari satu Bitcoin.
Teknologi Bitcoin juga stabil dan tidak akan mengalami degradasi. Sangat
sulit dibuat Bitcoin palsu, karena adanya sistem Blockchain. Anda dapat
memindahkan Bitcoin kemanapun di dunia dalam hitungan menit, terlepas
dari jumlah Bitcoin tersebut. Itulah mengapa orang menyebut Bitcoin
sebagai emas digital, namun emas digital yang lebih baik. Intinya, Bitcoin
mirip seperti emas – inilah mengapa banyak orang menyebut Bitcoin
sebagai ‘emas digital’ atau ‘Emas 2.0’.
3. Bitcoin Mirip Internet
Bitcoin disebut “desentralisasi” karena Bitcoin seperti internet yang
tidak dimiliki oleh siapa pun (tidak ada gate keeper). Oleh sebab itu
Bitcoin mendukung adanya “inovasi tanpa izin” yang memungkinkan
orang berinovasi dan berkembang. Bitcoin juga bersifat interoperable –
artinya Bitcoin saya, Bitcoin Anda dan Bitcoin orang-orang di luar negeri
berada dalam satu sistem yang sama. Bitcoin adalah satu kas transaksi
global. Bitcoin dapat dikatakan mata uang global pertama di dunia.
C. Manfaat Bitcoin
Berikut beberapa manfaat bitcoin:
1. Bitcon menggunakan sistem desentralisasi. Tidak ada satu pihak yang
mengatur (seperti bank) karena semua orang berpartisipasi dalam
prosesnya. Ini berarti tidak ada piak yang bisa memutuskan satu pihak atau

6
membuat kebijakan baru yang memberatkan pemilik mata uang ini.
Sebagai contoh sebuah bitcoin adress tidak dapat dibekukan oleh sebuah
pihak.
2. Pembeliannya mudah. Tidak seperti bank yang membutuhkan langkah-
langkah dan dokumen, kamu bisa mempunyai bitcoin dalam 5 menit saja.
3. Kerahasiaan terjaga. Ini mungkin tidak sepenuhnya benar, lagi pula tidak
ada sistem yang sempurna. Seseorang dapat membuat bitcoin adress tanpa
menyediakan nama atau alamat. Bayangkan kamu dapat membuat rekening
tanpa nama atau alamat, dan langsung mendapat nomer rekening yang
aktif.
4. Transparan. Uniknya adalah disaat yang bersamaan, semua orang dapat
melihat dan memiliki catatan jurnal. Akan ada informasi bitcoin adress dan
beberapa jumlahnya. Tapi tidak akan ada informasi siapa pemilik bitcoin
adress tersebut.
5. Pengiriman bitcoin sangat cepat, serta tanpa syarat maupun batasan
transfer.
6. Biaya transfer bitcoin juga sangat kecil dan tidak mempunyai biaya-biaya
administrasi.
D. Kedudukan Bitcoin dalam Perspektif Hukum Islam
Kedudukan Hukum Penggunaan Uang Virtual Bitcoin sebagai Instrumen
Investasi dan Transaksi Bisnis Menurut Syariat Islam.
Pertama, Landasan Al-Quran. Ada dua ayat yang dijadikan landasan
pembahasan hukum penggunaan Bitcoin, baik sebagai instrumen investasi
maupun sebagai instrumen transaksi bisnis, yaitu surat al-Nisa [4] ayat 29

‫ض ِم ْن ُك ْم َو ََل تَ ْقتُلُوا أ َ ْنفُ َس ُك ْم‬ ِ َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا ََل ت َأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
َ ‫اط ِل إِ ََّل أَ ْن ت َ ُكونَ تِ َج‬
ٍ ‫ارة ً َع ْن ت ََرا‬
‫إِ َّن اللَّهَ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬

Allah SWT berfirman: “Wahai orangorang beriman, janganlah kamu


saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha
Penyayang kepadamu.” (KSA, 2001).

Dan surat al-Maidah [5] ayat 90

7
‫ان ََاجْ تَنِبُوُُ لَََلَّ ُك ْم‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫س ِم ْن َع َم ِل ال‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا إِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو ْاْل َ ْن‬
ٌ ْ‫صابُ َو ْاْل َ ْز ََل ُم ِرج‬
َ‫ت ُ ْف ِلحُون‬
”Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras,
maysir (judi), (berkurban) untuk berhala, dan mengundi nasib dengan
anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (KSA, 2001).
Dari kedua ayat tersebut terdapat dua kata kunci yang dapat ditafsirkan,
yaitu kata batil dan maysir. Kajian tafsir tentang kata kunci batil :

1. Imam al-Ashfahani di dalam kitab alMufradat fi Garib al-Quran halaman


56 menjelaskan kata batil berasal dari bathala – yabthulu ‘rusak’, ‘palsu’,
atau ‘tidak sah’. Adapun secara istilah, batil adalah al-batil naqidlun al-
haqqi wa hua ma la tsabata lahu ‘inda al-fahsyi ‘anhu (Asfahani al,
2012). Batil merupakan kebalikan dari kebenaran, yaitu hal yang tidak
tetap ketika diteliti.
2. Menurut Isnawy di dalam kitab Al Tamhid fi Tahrij al-Furu’ ‘ala al Ushul
halaman 55, sebagian ulama menyatakan kata batil dan fasad adalah sama,
tetapi menurut Abu Hanifah, kedua kata tersebut memiliki perbedaan.
Kata batil adalah hal yang menyalahi syariat secara total, seperti menjual
hewan dalam kandungan, sedangkan kata fasad ‘rusak’ adalah hal yang
pada awalnya diperbolehkan kemudian dilarang karena ada faktor lain
yang menyalahi syariat, contohnya riba (Al-Isnawy, 1980 M/1400 H).
3. Abdul Karim Zaidan di dalam kitab al-Wajiz fi Ushul al-Fiqh, halaman 65
menjelaskan af’al al-mukallafina idza waqa’at arkanuha wa syuruthuha
(Zaidan A. K., 2006 M/1427 H). Perbuatan mukkallaf (orang yang dikenai
beban), baru dinilai sebagai perbuatan yang sah secara hukum apabila
perbuatan itu memenuhi syarat dan rukunnya. Hal ini juga berlaku untuk
perbuatan akad. Dalam hal ini, para ulama membagi akad menjadi dua,
yaitu akad yang sahih dan akad yang ghair sahih. Salah satu akad yang
ghair sahih adalah akad yang batil. Akad yang batil adalah akad yang tidak
memenuhi syarat dan rukun.
4. Wahbah Zuhaily dalam buku tafsir al-Munir juz V halaman 30-31,
menjelaskan bi al-batili aw bi alharam fi al-syari’ ka al-riba wa alqimar
wa al-ghasab, dengan cara batil adalah dengan cara yang diharamkan oleh

8
syara, seperti riba, undian judi, dan korupsi. Batil di dalam transaksi bisnis
adalah kullu ma yu’khadzu ‘audhan ‘an al-uqudi al-fasidah aw al-batilah,
yaitu setiap hal-hal yang termasuk dalam akad yang rusak dan batal
(Zuhaily W. , 1998 M).
5. Jaluddin al-Suyuthy di dalam buku tafsir Al-Quran Jalalain menjelaskan bi
al-batili yakni bi al-haram fi al-Syari ka al-riba wa al-ghashab, batil
adalah haram secara syariah seperti riba dan korupsi (Jalalain,
1991M/1412 H.).
6. Al-Shabuni di dalam kitab Shafwah 84 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 17, No
1, April 2018 al-Tafasir halaman 271 menerangkan albatili hua kullu
thariqin lam tabhahu al-syariatu ka al-sirqati wa al-khiyanah wa al-
ghasab wa al-riba wa al-qimar wama syakilun dzalika, batil adalah setiap
jalan yang tidak dibolehkan oleh syara, seperti mencuri, khianat, korupsi,
riba, judi, dan hal-hal yang sejenis dengan itu .

Berdasarkan hal tersebut, akad yang batil adalah akad yang rusak dan tidak
sah. Tidak sah itu dapat karena dzat ataupun karena faktor lain, seperti riba,
korupsi, khianat, dan judi.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah an taradhin atau rida sama rida,
sedangkan rida itu pekerjaan yang rahasia dan tersembunyi. Oleh karena itu,
agar sikap rida dapat diketahui, perlu ada ijab kabul dalam setiap transaksi
bisnis. Kajian tafsir maysir :

1. Muhammad Quraish Shihab di dalam tafsir Al-Misbah jilid 3 halaman 236


menyatakan, maysir berasal dari kata yusr yang berarti mudah. Seseorang
yang berjudi, mudah memperoleh harta tapi mudah pula kehilangan
hartanya (Quraish, 2002).
2. Al-Shabuni di dalam kitab Tanwir al-Adzhan min tafsir Ruh al-Bayan Jilid
I halaman 442 menjelaskan, almaysir ae alqimar kulluhu fayadkhulu fihi
al-Nardu wa al-syithranji wa ghairu dzalika mimma yuqamiruna bih.
Maysir adalah segala bentuk perjudian termasuk di dalamnya bermain
dadu dan catur yang biasa digunakan untuk bertaruh (Shabuni al M. A.,
1991 M,1409 H).

9
Kedua, landasan hadis Rasulullah SAW. Hadis yang diterima oleh Abu
Hurairah sebagai berikut.

.‫صاةِ َو َع ْن بَيْعِ ْالغ ََر ِر‬


َ ‫ َع ْن بَيْعِ ْال َح‬-‫صلى الله عليه وسلم‬- ‫سو ُل اللَّ ِه‬
ُ ‫َع ْن أَبِى ه َُري َْرة َ قَا َل نَ َهى َر‬

Sebagaimana tertuang di dalam kitab Shahih Muslim juz 4 hadis nomor


1513. Abi Hurairah berkata, sesungguhnya Rasullah SAW melarang jual beli
al-hashat yakni dengan cara melempar, dan jual beli al-gharar, mengandung
unsur ketidakjelasan.

Hadis kedua dari Ibn Masud. ‘An Abi Masud, anna nabiyya Shallallahu
alaihi wa sallam qala la tasytaru al-samaka fi al-mai fa innahu gharar.’ Hadis
ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Sunan Ahmad, jilid 1 halaman
388. Artinya, dari Ibn Mas’ud, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, janganlah
membeli ikan di dalam air karena sesungguhnya hal itu adalah gharar.

1. Imam Shan’ani menerangkan di dalam kitab Subul alSalam jilid III,


halaman 21 bahwa Al gharar adalah al-khatr atau pertaruhan dan al-khida’
atau penipuan (Shan’ani, 1420 H/1999 M).
2. Imam Asnawy al-Syafii di dalam kitab Al-Manhaj al-Ushul II halaman 89
menyatakan, gharar adalah transaksi yang akibatnya berada di antara
keuntungan dan kerugian.
3. Ibn Hizam di dalam kitab Al-Muhalla juz 8 halaman 369 menyatakan “Al
gharar ma la yadri al-musytari ma asytara, aw al-ba’i ma ba’a (transaksi
gharar adalah transaksi bila si pembeli tidak mengetahui apa yang ia beli,
atau si penjual tidak mengetahui apa yang ia jual (Hizam, t.t).

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, Wahbah al-Zuhaily merumuskan,


transaksi gharar adalah transaksi yang di dalamnya tidak sehat, seperti menjual
susu yang masih berada dalam tubuh sapi, menjual mutiara yang masih berada
di dasar samudera, menjual anak kambing yang masih berada di dalam
kandungan, atau menjual burung di udara sebelum tertangkap (Shan’ani, 1420
H/1999 M).

Ketiga, Landasan Ijtihad Mashlahah al-Mursalah. Metode ijtihad yang


kedua yang digunakan sebagai istinbath hukum seputar Bitcoin adalah

10
mashalih al-mursalah. Menurut Muhammad ibn Husein ibn Hasan Al Zaizani
di dalam kitab Ma’alim Ushul al-Fiqh ‘inda Ahli al-Sunnah wa alJama’ah,
metode maslahah al-mursalah ini digunakan karena tidak adanya dalil yang
memberikan i’tibar dan kejelasan hukum atas sesuatu sehingga penetapan
hukum itu ditetapkan atas pertimbangan asas maslahat bagi orang banyak.

Asumsi dasarnya adalah Islam itu rahmatan li al’alamin yaitu rahmat bagi
segenap manusia bahkan seluruh alam. Menurut Abu Zahrah di dalam kitab
Ushul Fiqh halaman 250-251, kemaslahatan ini dapat dijangkau melalui
penjelasan akal atau diperoleh melalui kerja nalar. Maslahat terbagi dua, yaitu:

1. Maslahah al-mu’tabarah
Maslahah al-mu’tabarah adalah lima kemaslahatan agama bagi manusia
yaitu hifdzu dien (menjaga agama), hifdzu al-nafs (menjaga kejiwaan), hifdzu
al-aql (menjaga akal), hifdzu al-nasab (menjaga keturunan), hifdzu al-Maal
(menjaga harta). Semua ijtihad penentuan hukum sesuatu tidak boleh keluar
dari lima fungsi agama.
2. Mashlahah al-Mursalah atau al-Istishlah.
Maslahah al-mursalah yaitu masalahat bagi umat dalam kasus-kasus tertentu
dari perspektif tujuan ditetapkan syariat (Zahrah, 1427 H/2006 M). Kasus
Bitcoin termasuk mashalihu al-mursalah.
E. Aplikasi Hukum
Ibnu Taimiyah di dalam kitab Majmu’ Fatawa juz 8 menjelaskan logika
hukum, al-hukmu a’la syai-in far’un ‘an tashawwurihi, hukum atas segala
sesuatu adalah turunan dari bagaimana seseorang melihatnya (Taimiyah,
2004). Metode qiyas akan diproyeksikan pada Bitcoin. Penerapan hukum
untuk kasus Bitcoin diumpamakan dengan kasus menjual ikan dalam air,
yaitu:
1. Alashl-nya adalah menjual beli ikan dalam air;
2. Furu’-nya adalah menjual beli uang virtual Bitcoin di dunia maya;
3. ‘illat atau kesamaan sifatnya, yaitu sama-sama membeli sesuatu yang tidak
jelas, baik kuantitas maupun kualitas barangnya.

11
Dengan demikian, jual beli Bitcoin sama dengan jual beli ikan di dalam
air, yakni sama-sama mengandung unsur gharar. Oleh karena itu, memiliki
hukum yang sama yaitu haram. Hukum menjual ikan di dalam air adalah
haram karena mengandung ketidakjelasan (gharar). Ikan di dalam air, tampak
wujudnya tetapi ikan di dalam air tidak diketahui besar kilogramnya dan
jumlahnya. Sementara itu, pembeli harus membayar sejumlah uang yang
sudah ditentukan. Hal itu tidak adil. Kasus di atas memiliki kesamaan dengan
penjualan Bitcoin. Bitcoin adalah uang imajiner, khayalan, mimpi, tetapi
dijual dengan harga yang jelas. Dengan demikian, penjualan Bitcoin, haram
hukumnya.

Demikian pula tentang nilai tukar Bitcoin. Naik turunnya nilai tukar uang
di suatu negara bergantung pada nilai impor dan ekspornya negara tersebut.
Apabila nilai ekspor naik nilai tukar uang naik. Sebaliknya apabila nilai
ekspornya turun, nilai uang negara pun turun. Hal ini berbeda dengan kasus
Bitcoin. Naik dan turunnya nilai tukar Bitcoin tidak berkaitan dengan nilai
impor dan ekspor tetapi bergantung pada opini publik yang dibangun dalam
sistem pemasaran. Bitcoin tidak memiliki aset yang mendasari (underlaying
asset) sehingga fluktuasi nilai tukar Bitcoin sangat ekstrem. Bitcoin dapat naik
meroket dan dapat turun menukik tajam sehingga sulit diprediksi. Oleh karena
itu, bisnis Bitcoin ini seperti bertaruh. Hal inilah yang termasuk unsur maysir.

F. Aplikasi Mashalih al-Mursalah


Bitcoin memiliki beberapa manfaat bahkan merupakan uang virtual yang
dilindungi oleh perangkat teknologi yang amat baik yakni Blockchain. Akan
tetapi, Bitcoin berpotensi mengakibatkan banyak madarat terhadap kekacauan
keuangan negara, antara lain negara tidak dapat mengendalikan uang. Dalam
kondisi demikian, berlakulah salah satu kaidah mashalih al-mursalah yaitu
daful mafasid muqaddamun ‘ala jalbi almashalih (al-Salma, t.t). Dengan kata
lain, kaidah tersebut menolak mafsadat harus didahulukan daripada
mengambil manfaat. Atas dasar hal tersebut penggunaan Bitcoin untuk
investasi dan transaksi adalah haram.
Kaidah kedua prinsip maslahah sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh
Ahmad ibn Syaikh Muhammad Zarqa di dalam kitab Syarh al-Qawaid

12
alFiqhiyyah halaman 309, tasharruf alImami ‘ala al-Raiyyati manuthun bi al-
mashalah, perubahan hukum yang dilakukan imam atas rakyat adalah untuk
tujuan kemaslahatan rakyat (Zarqa, 1938 M/1357 H). Jadi, apabila negara
mengakui keberadaan Bitcoin untuk kemaslahatan bangsa, penggunaan
Bitcoin menjadi legal. Akan tetapi, sampai saat ini, Bank Indonesia tidak
mengakui uang virtual. Bank Indonesia hanya mengakui rupiah sebagai mata
uang resmi sesuai dengan PBI No. 18/40/PBI/2016. Oleh karena itu, Bitcoin
untuk investasi dan transaski bisnis adalah ilegal-terlarang-haram.
Atas dasar pertimbangan itulah, Mufti Agung Mesir, menyatakan Bitcoin
terlarang karena Bitcoin dapat berbahaya bagi keamanan sosial ekonomi
negara karena Bitcoin dapat menjadi pintu gerbang pencucian uang dan
penyelundupan. Demikian pula, Syaikh Assim al-Hakeem, ulama terkemuka
kerajaan Saudi Arabia memutuskan untuk melarang penggunaan Bitcoin
karena ketidakjelasan nama pemiliki sehingga dapat menjadi gerbang terbuka
untuk pencucian uang dan perdagangan narkoba (Assimalhakeem, 2017).
G. Legalitas Bitcoin di Indonesia
Hakikat bitcoin sendiri adalah salah satu bentuk mata uang digital yang
digunakan sebagai alat transaksi pembayaran yang diterapkan oleh para
pemilik bisnis online (merchant) yang termuat dalam Peraturan Bank Indonesia
tentang uang elektronik Nomor: 11/12/PBI/2009. Mengenai aspek legalitasnya,
bahwa bitcoin bukan salah satu bentuk mata uang yang diterbitkan dalam
suatu negara (currency), karena berdasarkan pada adanya surat edaran Bank
Indonesia No: 16/06/Dkom, yang menyatakan bahwa bitcoin tidak diakui
sebagai salah satu bentuk mata uang yang beredar di negara tersebut.
Bank Indonesia menyatakan bahwa bitcoin bukan merupakan mata uang
atau alat pembayaran yang sah di Indonesia berdasarkan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Selain itu, Bank Indonesia juga
melarang Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran untuk melakukan
pemrosesan transaksi pembayaran dengan menggunakan virtual currency
(termasuk bitcoin).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bitcoin adalah jaringan pembayaran berdasarkan teknologi peer-topeer dan
open source. Setiap transaksi bitcoin disimpan dalam database jaringan bitcoin.
Ketika terjadi transaksi dengan bitcoin, secara otomatis pembeli dan penjual akan
terdata di dalam jaringan database bitcoin.
Hakikat bitcoin sendiri adalah salah satu bentuk mata uang digital yang
digunakan sebagai alat transaksi pembayaran yang diterapkan oleh para pemilik
bisnis online (merchant) yang termuat dalam Peraturan Bank Indonesia tentang
uang elektronik Nomor: 11/12/PBI/2009. Mengenai aspek legalitasnya, bahwa
bitcoin bukan salah satu bentuk mata uang yang diterbitkan dalam suatu negara
(currency), karena berdasarkan pada adanya surat edaran Bank Indonesia No:
16/06/Dkom, yang menyatakan bahwa bitcoin tidak diakui sebagai salah satu
bentuk mata uang yang beredar di negara tersebut.
Mufti Agung Mesir, menyatakan Bitcoin terlarang karena Bitcoin dapat
berbahaya bagi keamanan sosial ekonomi negara karena Bitcoin dapat menjadi
pintu gerbang pencucian uang dan penyelundupan. Demikian pula, Syaikh Assim
al-Hakeem, ulama terkemuka kerajaan Saudi Arabia memutuskan untuk melarang
penggunaan Bitcoin karena ketidakjelasan nama pemiliki sehingga dapat menjadi
gerbang terbuka untuk pencucian uang dan perdagangan narkoba
(Assimalhakeem, 2017).

14
DAFTAR PUSTAKA

Luno. 2017. Apa Itu Bitcoin? Bagaimana Bentuknya? Dan Apa Fungsinya?.
Finansialku. (https://www.finansialku.com/apa-itu-bitcoin/amp/, diakses 19
Desember 2018)
Nurhisam, L. (2017). Bitcoin dalam Kacamata Hukum Islam. Jurnal Ar Raniry,
Vol. 4, 165-186.
Pratama, Aditya Hadi. 2017. Bitcoin 101 untuk Para Pemula. Techinasia.
(https://www.google.com/amp/s/id.techinasia.com/fakta-penting-tentang-
bitcoin/amp/, diakses 19 Desember 2018)
Zaenal Ausop, Asep., & Elsa Silvia Nur Aulia. 2017. Oaji.
(https://www.google.com/search?q=teknologi+cryptocurrency+bitcoin+pdf
&oq=teknologi+cryptocurrency+bitcoin+pdf&aqs=chrome..69i57.13416j0j
7&client=ms-android-vivo&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8, disakses
19 Desember 2018)

15

Anda mungkin juga menyukai