Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL SKRIPSI

CRYPTOCURRENCY BITCOIN SEBAGAI OBJEK PAJAK DI


INDONESIA

NAMA :

152040100047 Renaldi Anugrah Huzairin

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

FAKULTAS HUKUM

2019
CRYPTOCURRENCY BITCOIN SEBAGAI OBJEK PAJAK DI
INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI

DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN


PENDIDIKAN GUNA MENDAPATKAN GELAR SARJANA
HUKUM

NAMA :

152040100047 Renaldi Anugrah Huzairin

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

FAKULTAS HUKUM

2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul proposal skripsi : Cryptocurrency Bitcoin Sebagai Objek Pajak di


Indonesia.

Nama mahasiswa : Renaldi Anugrah Huzairin

NIM : 152040100047

Proposal skripsi dengan judul diatas telah diterima dan disetujui pada
di Sidoarjo

Oleh :

Dosen Pembimbing

Mengetahui

Dekan Ketua Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Rifqi Ridho Phahlevy, S.H.,M.H Noor Fatimah Mediawati,S.H.,M.H

NIK.212487 NIP.198105082005012002
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Berkembangnya teknologi di Indonesia memiliki dampak baik sebagai alat


untuk mempermudah suatu kegiataan di era digital seperti saat ini, pertumbuhan
teknologi yang sangat cepat juga memunculkan fenomena – fenomena baru dalam
perkembangannya.1 Salah satu bentuk perkembangan akibat cepatnya
pertumbuhan adalah sistem pembayaran sebagai transaksi dan mata uang virtual
dalam melakukan jual beli pun mengalami perkembangan dimana dahulu hanya
dapat melakukan proses pembayaran secara langsung dan sekarang muncul
sistem-sistem pembayaran digital ovo, gopay, dana, dan aplikasi-aplikasi
pembayaran secara digital.2

Fenomena selanjutnya terkait berkembangnya teknologi dan tidak kalah


menarik akibat cepatnya arus teknologi seperti saat ini adalah munculnya mata
uang virtual atau Cryptocurrency. Cryptocurrency saat ini merupakan sesuatu
yang tidak bisa lepas dari masyarakat yang dalam kehidupannya melakukan
transaksi jual beli aset digital, Cryptocurrency Bitcoin merupakan salah satu
bentuk mata uang virtual yang mulai diminati dan sering digunakan baik sebagai
alat transaksi pembayaran maupun sebagai bentuk investasi. 3 Saat ini investasi
Bitcoin merupakan salah satu hal yang cukup menjanjikan hal ini didasarkan
bahwa nilai tukar Bitcoin selalu meningkat dan menariknya nilai tukarnya
terhadap mata uang rupiah sangat tinggi.4

Hal menarik lainnya dari CryptoCurrency Bitcoin sendiri adalah sistem


yang bisa digunakan untuk mendapatkan Bitcoin, dimana dalam dunia Bitcoin

1
Rahma Sugiharti, Perkembangan Masyarakat Informasi & Teori Komtemporer (Kencana, 2014):
Hlm 58.
2
Bank Indonesia, “Laporan Sistem Pembayaran Dan Pengedaran Uang,” 2008, Hlm 2.
3
Ferry Mulyanto, “Pemanfaatan Cryptocurrency Sebagai Penerapan Mata Uang Rupiah Kedalam
Bentuk Digital Menggunakan Teknologi Bitcoin,” Indonesia Journal on Networkking and Secutiry
4, no. 4 (2015): Hlm 20.
4
Dimaz Ankaa Wijaya, Mengenal Bitcoin Dan Cryptocurrency, 1st ed. (Puspantara, 2016): Hlm 18.
dikenal adanya sistem mining.5 Sistem mining merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sebuah sistem komputer untuk melakukan dan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang muncul dan tersedia dengan mendapatkan
imbalan Bitcoin apabila permasalahan yang muncul bisa dilakukan oleh Bitcoin
Miner itu sendiri, tidak mudah memahami proses mining yang dilakukan oleh
para miner bitcoin.6 Pada perkembangan digital saat ini dengan tingginya minat
masyarakat terhadap Bitcoin melahirkan banyak website atau aplikasi yang
memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan Bitcoin secara gratis dengan
melakukan beberapa kegiatan download aplikasi, mengundang orang untuk ikut
dan bergabung dalam website atau aplikasi dengan memberikan imbalan atau
upah beberapa Bitcoin.

Permasalahan yang muncul terhadap kepemilkan dan penggunaan


Cryptocurrency Bitcoin sendiri saat ini di Indonesia tidak ada aturan khusus yang
sudah mengatur dan melegalkan penggunaan bitcoin. Undang-undang mata uang
di Indonesia didalamnya menjelaskan bahwa mata uang yang diakui dan sah untuk
digunakan saat ini adalah rupiah.7 Hal ini membuktikan bahwa mata uang virtual
seperti bitcoin saat ini belum mendapatkan legalitas terhadap penggunaannya dan
sifatnya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang saat ini
berlaku di Indonesia.

Kekosongan hukum terkait cryptocurrency juga berarti bahwa semua


pihak yang menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran dan menyimpan bitcoin
harus menanggung resikonya secara pribadi apabila dikemudian hari terjadi
masalah terhadap transaksi yang ia lakukan. 8 Mata uang virtual saat ini perlu
peraturan khusus terhadap kepemilikan atau penggunaannya hal ini didasarkan
bahwa banyak masyarakat khususnya warga Indonesia saat ini menyimpan
Bitcoin sebagai bentuk investasi akibat nilai jualnya yang terus meningkat dan

5
Ferry Mulyanto and M Tirta Mulia, “Analisis Mining System Pada Bitcoin,” 2014, Hlm 2.
6
Prashant Ankalkoti and Santosh S G, “A Relative Study on Bitcoin Mining” 3, no. 5 (2017): Hlm
1758.
7
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Mata Uang
8
Aswinnur Kumpajaya and Wawan Dhewanto, “The Acceptance Of Bitcoin In Indonesia :
Extending TAM With IDT,” Business And Management 4, No. 1 (2015): Hlm 29.
banyak perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia yang menggunakannya
sebagai alat transaksi untuk menjalankan kegiatan usahanya.

Masyarakat yang memiliki Cryptocurrency sampai saat ini tidak


mendapatkan kejelasan hukum apakah kepemilikan bitcoinnya perlu untuk
dilakukan pembayaran pajak, sampai saat ini hanya masyarakat tertentu saja yang
dengan sadar untuk membayar pajak terkait kepemilikan Cryptocurrency
mengingat tidak ada aturan yang jelas bahwa masyarakat yang memiliki bitcoin
wajib membayarkan pajak terhadap kepemilikannya tersebut. Lembaga-lembaga
terkait khusus Bank Indonesia dan OJK perlu membuat aturan yang secara khusus
mengatur tentang Cryptocurrency dengan tujuan untuk mendapatkan legalitas
dalam penggunaan bitcoin sehingga ada kejelasan nantinya Cryptocurrency
bitcoin sebagai objek pajak.

Penelitian hukum mengenai Cryptocurrency bitcoin sendiri belum banyak


dilakukan, beberapa penelitian yang ada saat ini membahas terkait bitcoin hanya
membahas tentang legalitas penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran di
Indonesia dan membahas tentang peninjauan bitcoin dalam sudut pandang islam.
Sangat penting untuk membahas Cryptocurrency mengingat pada tahun 2019 ini
harganya mulai kembali stabil dan banyak masyarakat yang mulai kembali untuk
memiliki bitcoin sebagai bentuk investasi, sehingga jika ada aturan yang jelas
nantinya lembaga-lembaga terkait bisa menarik pajak terhadap pemilik
Cryptocurrency bitcoin.

I.2. Rumusan Masalah

1. Apakah Cryptocurrency Bitcoin bisa dinyatakan sebagai objek pajak di


Indonesia ?

I.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui kepemilikan Cryptocurrency bitcoin sebagai suatu


objek pajak di indonesia.
I.4. Manfaat

I.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil dari penulisan dan penelitian ini dapat menambah keilmuan
serta pengetahuan khususnya terhadap status Cryptocurrency bitcoin di
Indonesia adalah apakah merupakan suatu objek pajak atau tidaknya dilihat
dari undang-undang yang ada saat ini.

I.4.2 Praktis

Sebagai masukan kepada lembaga-lembaga terkait untuk menciptakan produk


hukum yang memberikan kejelasan terhadap status cryptocurrency Bitcoin
sehingga ada kejelasan nantinya cryptocurrency bitcoin merupakan suatu
objek pajak sehingga wajib untuk membayar pajak bagi yang memiliki.

I.4.3 Masyarakat

Agar masyarakat yang memiliki dan menyimpan bitcoin mengetahui


kewajibannya untuk membayarkan sejumlah uang untuk pajak kepemilikan
cryptocurrency apabila memang cryptocurrency bitcoin merupakan suatu
objek pajak.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

II.1 Cryptocurrency Bitcoin

Cryptocurrency merupakan fenomena yang sudah cukup lama


berkembang di Indonesia namun sampai saat ini sebagian orang saja yang
menyadari keberadaan Cryptocurrency, Bitcoin merupakan salah satu dari sekian
banyak cryptocurrency yang saat ini ada dan dikenal diseluruh dunia, bitcoin
ditemukan pada tahun 2008 oleh Satoshi Nakamoto dimana pada saat itu dia
membuat tulisan yang berjudul “ A peer to peer Electronic Cash ”. 9 bitcoin sendiri
lahir dan diciptakan mengingat tingginya keinginan masyarakat untuk melakukan
transaksi dengan jumlah dan besar tanpa harus menggunakan pihak ketiga sebagai
perantara.10

Cryptocurrency Bitcoin merupakan salah bentuk uang, hanya saja berbeda


dengan mata uang Indonesia rupiah yaitu perbedaanya terletak pada cara kerja
dimana pada mata uang rupiah dikelola oleh Bank Indonesia sedangkan
Cryptocurrency tidak memiliki sistem pengelolaan secara khusus bahkan tidak ada
yang menerbitkan Crptocurrency.11 Nilai Cryptocurrency Bitcoin sendiri
ditentukan oleh para pemilik bitcoin sehingga banyak tidaknya pemilik bitcoin
akan menentukan nilai jual suatu Cryptocurrency bitcoin, yang menjadi menarik
adalah Cryptocurrency tidak memiliki pengelolaan secara khusus maka
bagaimana bitcoin tetap bertahan hingga saat ini dan bahkan setiap waktu semakin
meningkat penggunanya. Bitcoin sebagai Cryptocurrency berkembang dengan
pesat hingga saat ini karena keaktifan para anggota komunitas yang bekerjasama
sehingga peningkatan terjadi, namun dalam beberapa nilai bitcoin juga sempat
mengalami penurunan.

Berkembangnya Bitcoin seperti saat ini menarik perhatian khusus dalam


dunia finansial dimana bitcoin merupakan salah satu bentuk murni dari uang
digital dan juga bagaimana sistem kerja dari bitcoin sendiri yaitu bisa berjalan dan
tetap berkembang hingga saat ini tanpa adanya lembaga secara khusus yang
mengelola cryptocurrency jenis ini. Perkembangan bitcoin yang sangat cepat dan
tinggi saat ini terjadi akibat adanya kelebihan dari penggunaan bitcoin namun
tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan yang timbul dengan adanya
bitcoin yang mulai tersebar secara besar.

9
Satoshi Nakamoto, “Bitcoin : A Peer-to-Peer Electronic Cash System,” 2008, Hlm 1.
10
Rina Candra Noorsanti, Heribertus Yulianton, and Kristophorus Hadiono, “Blockchain -
Teknologi Mata Uang Kripto ( Crypto Currency ),” 2018, Hlm 306.
11
Luqman Nurhisam, “Bitcoin Dalam Kacamata Hukum Islam,” Ar-Raniry, Internasional Journal of
Islamic Studies 4, no. 1 (2017): Hlm 169.
Kelebihan Cryptocurrency bitcoin yang dimiliki saat ini sehingga banyak
masyarakat didunia yang menggunakan dan mengembangkan antara lain :

a. Bitcoin dirasa lebih praktis karena dalam penggunaan serta melakukan


penyimpanannya kita tidak memerlukan pihak ketiga seperti saat ini di
Indonesia menggunakan pihak ketiga bank.12
b. Bitcoin memiliki sifat universal sehingga bisa digunakan dimanapun dan
kapanpun.
c. Bitcoin minim untuk terjadi pencurian data berbeda dengan kartu kredit
yang saat ini rawan untuk dicuri akibat menyebarnya tindak kejahatan
carding.
d. Transaksi Bitcoin dirasa aman karena dalam kepemilikannya setiap orang
hanya memiliki satu alamat khusus untuk melakukan transaksi dan tidak
semua orang bisa mengetahui alamat Bitcoin kita karena alamat tersebut
bisa di custom atau dibuat sesuai keinginan pemilik.

Segala hal didunia saat ini apabila ada kelebihan didalamnya maka tidak
menutup kemungkinan kekurangan-kekurangan yang muncul dibalik kelebihan-
kelebihan yang sudah dijelaskan sebelumnya terkait bitcoin, kekurangan dari
penggunaan bitcoin antara lain :

a. Nilai jual Bitcoin memang sangat tinggi kenaikan namun dalam beberapa
waktu belakangan harga jualnya bisa turun drastis sehingga
kekurangannya adalah nilai bitcoin hingga saat ini tidak stabil.
b. Resiko yang akan timbul, bitcoin tidak memiliki lembaga khusus yang
mengatur dan mengelola sehingga segala sesuatu yang timbul dan terjadi
terkait bitcoin hingga saat ini resiko ditanggung secara pribadi.13
c. Bitcoin merupakan hal yang cukup baru sehingga tidak semua negara
sudah mengatur terkait bitcoin sendiri bahkan di Indonesia hingga saat ini
bitcoin masih belum memiliki aturan secara khusus sehingga tidak ada
12
Hanik Fitriani, “Implikasi Cryptocurrency Bitcoin Terhadap Konsistensi Regulasi Keuangan
Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): Hlm 80.
13
Tiara Dhana Danella, Sihabbudin, and Siti Hamidah, “Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran Yang
Legal Dalam Transaksi Online,” Jurnal Ilmiah 1, no. 1 (2015): Hlm 9.
kejelasan hukum terkait penyimpanan dan penggunaan sebagai alat tukar
pembayaran.14

Salah satu hal yang membuat Cryptocurrency tetap digunakan dan dimiliki
adalah sistem yang digunakan, sistem yang digunakan Cryptocurrency Bitcoin
adalah Blockchain. Blockchain merupakan buku besar yang didalamnya mencatat
seluruh transaksi-transaksi dengan kode khusus yang sifatnya tidak bisa diubah,
data transaksi tersebut nantinya akan disebarkan kepada seluruh jaringan
komputer sehingga nanti pihak-pihak yang terkait dalam meninjau dan melihat
bersama-sama transaksi tersebut.15

Blockchain merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan untuk


mengikat seluruh transaksi yang dilakukan dan sifatnya terhubung antara satu
dengan yang lain dan didalamnya tidak akan ada pihak yang ikut campur dalam
transaksi, hal ini yang membuat saat ini blockchain sering digunakan sebagai
transaksi cryptocurrency. Cara kinerja block chain bekerja dapat dijelaskan
sebagai berikut :

a. Blockchain memungkinkan kita untuk memiliki folder data secara pribadi


sehingga nantinya setiap pihak yang melakukan transaksi menggunakan
teknologi blockchain akan memiliki sebuah folder yang dapat digunakan
untuk menyimpan segala transaksi yang dilakukan dalam bentuk transaksi
record yang nantinya dapat melakukan pelacakan terhadap transaksi.
b. Blockchain memungkinkan untuk setiap pihak yang nantinya melakukan
transaksi untuk melakukan penyimpanan dalam bentuk record yang
nantinya para pengguna dapat melakukan penambahan record apabila ada
transaksi baru yang dilakukan kedalam folder data yang telah dimiliki dan
hal ini dilakukan secara pribadi oleh pengguna tanpa bantuan dari pihak
ketiga.
14
Clara and Siti Nurbaiti, “Kedudukan Hukum Bitcoin Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang,” Jurnal Hukum Adigama
1, no. 1 (2018): Hlm 17-18.
15
Berry A Harahap et al., “Working Paper Perkembangan Financial Technology Terkait Central
Bank Digital Currency ( Cbdc ) Terhadap Transmisi Kebijakan Moneter Dan Makroekonomi,” 2017,
Hlm 26.
c. Blockchain memiliki sistem yang disebut hash dimana sistem ini berfungsi
untuk melakukan validasi data terhadap transaksi yang dilakukan,
sehingga dapat pengguna mendapatkan keaman tinggi karena nantinya
hash merupakan kombinasi sebuah kode yang bisa dilakukan dengan
melakukan kombinasi terhadap transaksi yang sedang terjadi seperti
tanggal dan total transaksi sehingga kode-kode unik ini hanya bisa
diketahui para pengguna dan data akan divalidasi jika sesuai kode hash
yang telah dibuat dan diketahui oleh para pengguna sebelumnya.16

II.2 Objek Pajak

Pajak memiliki pengertian iuran yang dibebankan oleh negara kepada


rakyat yang dalam membebankan iuran kepada rakyat tersebut diatur pada
perundang-undangan yang berlaku sebagai bentuk mewujudkan dan pengabdian
yang dilakukan oleh masyarakat kepada negara untuk kegunaan pembangunan
nasional.17 Dalam perpajakan dikenal subjek pajak dan objek pajak, subjek pajak
terhadap pada PER-43/PJ/2011 yang didalamnya dijelaskan bahwa subjek pajak
yang ada didalamnya akan menjadi wajib pajak apabila orang yang memiliki
penghasilan yang berasal dari negara indonesia maupun luar negeri dan
penghasilan yang ia memiliki tersebut melebihi dari nilai yang sudah ditentukan
dalam Penghasilan Tidak Kena Pajak.18
Pajak Memiliki beberapa jenis yang objek tehadap penarikan pajaknya
juga berbeda di Indonesia, jenis pajak yang dimungkinkan untuk dikenakan
terhadap Cryptocurrency apabila memang bisa jadikan sebagai objek pajak ada
beberapa antara lain :

16
Ida Bagus Prayoga Bhiantara, “Teknologi Blockchain Cryptocurrency Di Era Revolusi Digital,”
Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 9, no. September (2018): Hlm 175–
176.
17
Tulis S.Meliala and Francisca Widianti Octomo, Perpajakan Dan Akuntansi Pajak, 5th ed.
(Jakarta: Semesta Media, 2008), Hlm 4.
18
Marisa Herryanto and Agus Arianto Toly, “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi
Perpajakan Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di KPP Pratama
Surabaya Sawahan,” Tax & Accounting Review 1, no. 1 (2013), Hlm 126.
a. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang di bebankan oleh negara
Indonesia yang dikenakan terhadap suatu subjek pajak terhadap perolehan
penghasilan yang ia miliki selama tahun pajak. Pajak penghasilan
memiliki subjek hukum antara lain orang pribadi, Badan, bentuk usaha
tetap, dan warisan yang belum terbagi dengan objek penghasilan itu
sendiri.19
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dibebankan negara
terkait suatu barang atau jasa yang mengalami kenaikan nilai atau
pertambahan nilai. Objek dari Pajak Pertambahan nilai yaitu pengusaha
yang melakukan penyerahan BKP atau barang yang kena pajak, Impor dan
Ekspor terhadap suatu barang yang kena pajak, dan memanfaatkan barang
diluar daerah kepabean baik berwujud maupun tidak berwujud.20
c. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM) adalah pajak yang dibebankan
negara terkait barang-barang yang digolongkan sebagai barang mewah
yang dilakukan oleh pengusaha yang digunakan untuk menghasilkan
barang sebagai suatu kegiataan usaha atau pekerjaan yang dilakukan. 21
Objek dari Pajak Penjualan Barang Mewah yaitu barang yang digolongkan
sebagai kebutuhan pokok, barang-barang yang hanya dimiliki dan
digunakan oleh masyarakat tertentu, barang yang dimiliki dan digunakan
oleh orang yang memiliki penghasilan diatas rata-rata, dan barang yang
digunakan sebagai alat untuk menunjukkan tingkatan status sosialnya.22
BAB III

METODE PENELITIAN

19
Farid Syahril, “Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan Fisikus
Terhadap Tinkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Orang Pribadi,” Skripsi Universitas Negeri Padang 1,
no. 1 (2013), Hlm 5.
20
Wandha Marina Supit, David Paul Elia Saerang, and Harijanto Sabijono, “Analisis Restitusi Pajak
Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Manado,” Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no. 3 (2014): Hlm
160.
21
Ivana Marghareta Londorang, Harijanto Sabijono, and Stanley Kho Walandouw, “Penerapan Tax
PLanning Pajak Pertambahan Nilai Terhutang Pada UD.Leonel,” Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no. 2 (2014): 1627.
22
Rezita Rani, “Objek PPnBM: Barang Mewah Kena Pajak,” n.d.,
https://www.online-pajak.com/objek-ppnbm, Diakses Pada 03 April 2019 Pukul 20.34 WIB.
III.1 Pendekatan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini dalam melakukan pendekatan terhadap


permasalahan hukum yang dibahas akan menggunakan metode normatif yaitu
metode yang digunakan dalam penelitian dengan melakukan pendekatan terhadap
kaidah dan norma yang ada pada hukum positif di Indonesia. Metode normatif ini
digunakan dalam penulisan ini untuk mengetahui apakah Cryptocurrency Bitcoin
di Indonesia merupakan suatu objek pajak

III.2 Sumber Bahan Hukum

III.2.1 Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer dalam penilitian ini adalah bahan hukum yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap dan sifatnya mengikat, seperti peraturan
perundang-undang yang berlaku. Bahan hukum primer yang nantinya
digunakan dalam penulisan ini antara lain :

1. Undang-Undang Tentang Perpajakan yang ada dan berlaku di Indonesia


2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan .
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi dan Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan pengawas
komoditi terkait Cryptocurrency.
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia dan
Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tentang
Cryptocurrency.

III.2.2 Bahan Hukum Sekunder

Bahan Sekunder yang nantinya akan digunakan dalam penelitian meliputi


jurnal ilmiah, buku, teori, pendapat hukum, dan website-website terkait yang
berguna untuk memenuhi data tambahan untuk menemukan jawaban terhadap
permasalahan hukum yang teliti.

III.3 Analisa Bahan Hukum


Dalam penulisan ini dilihat dari beberapa sumber hukum yang diperoleh
maka penulis menggunakan analisis deduktif, yaitu metode yang dilakukan
dengan cara melakukan pengkajian terhadap kebenaran secara umum untuk
menilai problematika yang bersifat khusus.

REFERENSI

Ankalkoti, Prashant, and Santosh S G. “A Relative Study on Bitcoin Mining” 3,


no. 5 (2017): 1758.
Bhiantara, Ida Bagus Prayoga. “Teknologi Blockchain Cryptocurrency Di Era
Revolusi Digital.” Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(SENAPATI) 9, no. September (2018): 175–76.
http://eproceeding.undiksha.ac.id/index.php/senapati/article/view/1204.

Clara, and Siti Nurbaiti. “KEDUDUKAN HUKUM BITCOIN SEBAGAI MATA


UANG VIRTUAL DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG.” Jurnal
Hukum Adigama 1, no. 1 (2018): 1–26.

Danella, Tiara Dhana, Sihabbudin, and Siti Hamidah. “BITCOIN SEBAGAI


ALAT PEMBAYARAN YANG LEGAL DALAM TRANSAKSI ONLINE.”
Jurnal Ilmiah 1, no. 1 (2015).

Fitriani, Hanik. “IMPLIKASI CRYPTOCURRENCY BITCOIN TERHADAP


KONSISTENSI REGULASI KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF
ISLAM.” Jurnal Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): 75–96.

Gammahendra, Fianda, Hamid Djamhur, and Riza Faizal Muhammad. “Pengaruh


Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Organisasi (Studi Pada Persepsi
Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri).” Jurnal
Administrasi Bisnis 7, no. 2 (2014): Hal 3.
https://media.neliti.com/media/publications/78826-ID-pengaruh-struktur-
organisasi-terhadap-ef.pdf.

Harahap, Berry A, Pakasa Bary Idham, Anggita Cinditya M. Kusuma, and Robbi
Nur Rakhman. “WORKING PAPER PERKEMBANGAN FINANCIAL
TECHNOLOGY TERKAIT CENTRAL BANK DIGITAL CURRENCY
( CBDC ) TERHADAP TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DAN
MAKROEKONOMI,” 2017.

Herryanto, Marisa, and Agus Arianto Toly. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kegiatan Sosialisasi Perpajakan Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Di KPP Pratama Surabaya Sawahan.” Tax &
Accounting Review 1, no. 1 (2013).

Indonesia, Bank. “Laporan Sistem Pembayaran Dan Pengedaran Uang,” 2008.

Kumpajaya, Aswinnur, and Wawan Dhewanto. “THE ACCEPTANCE OF


BITCOIN IN INDONESIA : EXTENDING TAM WITH IDT.” Business
And Management 4, no. 1 (2015): 29.

Londorang, Ivana Marghareta, Harijanto Sabijono, and Stanley Kho Walandouw.


“Penerapan Tax PLanning Pajak Pertambahan Nilai Terhutang Pada
UD.Leonel.” Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no.
2 (2014): 1627.

Mulyanto, Ferry. “Pemanfaatan Cryptocurrency Sebagai Penerapan Mata Uang


Rupiah Kedalam Bentuk Digital Menggunakan Teknologi Bitcoin.”
Indonesia Journal on Networkking and Secutiry 4, no. 4 (2015).

Mulyanto, Ferry, and M Tirta Mulia. “Analisis Mining System Pada Bitcoin,”
2014, 2–5.

Nakamoto, Satoshi. “Bitcoin : A Peer-to-Peer Electronic Cash System,” 2008.

Noorsanti, Rina Candra, Heribertus Yulianton, and Kristophorus Hadiono.


“Blockchain - Teknologi Mata Uang Kripto ( Crypto Currency ),” 2018, 306.

Nurhisam, Luqman. “BITCOIN DALAM KACAMATA HUKUM ISLAM.” Ar-


Raniry, Internasional Journal of Islamic Studies 4, no. 1 (2017): 165–86.

Rani, Rezita. “Objek PPnBM: Barang Mewah Kena Pajak,” n.d.


https://www.online-pajak.com/objek-ppnbm.

S.Meliala, Tulis, and Francisca Widianti Octomo. Perpajakan Dan Akuntansi


Pajak. 5th ed. Jakarta: Semesta Media, 2008.

Sugiharti, Rahma. Perkembangan Masyarakat Informasi & Teori Komtemporer.


Kencana, 2014.
Supit, Wandha Marina, David Paul Elia Saerang, and Harijanto Sabijono.
“Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado.” Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no. 3 (2014): 160.

Syahril, Farid. “Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas


Pelayanan Fisikus Terhadap Tinkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Orang
Pribadi.” Skripsi Universitas Negeri Padang 1, no. 1 (2013).

Wijaya, Dimaz Ankaa. Mengenal Bitcoin Dan Cryptocurrency. 1st ed.


Puspantara, 2016.

Anda mungkin juga menyukai