Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“uraian dan ringkasan tentang bitcoin dan


cryptocrauncy”

Dosen Pengampu:
Rizal pahlefi
lidyana arifah
Oleh :ABDUL ALIM (2030401001)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI


DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR TP. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat-Nya yang telah
memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Tanpa rahmat dan pertolonggan-Nya, penulis tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa juga shalawat dan
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak. Tidak lupa juga terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Eka
Pasca Surya Bayu, M.Pd selaku pengampu mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu.

Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan
penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada
sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Penullis juga berharap
pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada
penulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambahh
wawasan, ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah
lainnya

Batusangkar, 17desember 2021

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Uang adalah segala sesuatu yang dapat diterima sebagai
alat pembayaran untuk barang dan jasa anggota masyarakat menerima uang untuk
produk atau sumber daya yang mereka miliki. Selanjutnya mereka menyimpan atau
menggunakanya untuk membeli sumber daya lain.1 Pada awalnya fungsi uang adalah
sebagai media tukar (medium of exchange) lalu sejalan dengan peradaban manusia,
fungsi uang juga bekembang, yaitu sebagai unit of account dan store of value. Uang
berjalan dengan demikian cepat melalui jaringanjaringan keuangan global secara real
time. Jika pada masa-masa sebelumnya arus keuangan lebih banyak dihubungkan
dengan arus sumber riil dan investasi produktif jangka panjang, pada tahun-tahun
belakangan ini keuangan lebih banyak didominasi oleh motif spekulatif yang nilainya
bahkan telah jauh melebihi volume perdagangan dan investasi riil itu sendiri. Ada
banyak fenomena yang bisa kita lihat bagaimana motif pengunaan uang sebagai
komoditi untuk berspekulasi telah meminta banyak korban baik pribadi, perusahaan,
dan bahkan negara.2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya maka penulis
merumuskan masalah dalam proposal ini sebagai berikut :

1.       Apakah crptocurrency memenuhi unsur


dan kriteria sebagai mata uang yang berlaku di Indonesia

2.       Kenapa cryptocurrency tidak


dianjurkan oleh Bank Indonesia, dan oleh ulama.

C. Tujuan Masalah Adapun tujuan dari permasalahan ini adalah

1.      UNTUK MENGETAHUI APAKAH crptocurrency memenuhi unsur


dan kriteria sebagai mata uang yang berlaku di Indonesia

2. UNTUK MENGETAHUI KENAPA cryptocurrency tidak


dianjurkan oleh Bank Indonesia, dan oleh ulama.
URAIAN DAN RINGKASAN TENTANG
CRYPTOCROUNCY DAM BITCOIN
PEMBAHASAN.

 JAWABAN

(1). E-MONEY MENURUT FATWA DSN MUI DAN PERSPEKTIF KEUANGAN


SYARIAH
Menurut fatwa DSN MUI, uang elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi
unsur-unsur berikut:
1. diterbitkan atas dasar jumlah nominal uang yang disetor terlebih dahulu kepada
penerbit;
2. jumlah nominal uang disimpan secara elektronik dalam suatu media yang
teregistrasi;
3. jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan
simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai
perbankan; dan
4. digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagan yang bukan merupakan
penerbit uang elektronik tersebut.
Uang elektronik pada dasarnya sama seperti uang biasa, memiliki fungsi dan nilai yang
sama, namun dalam bentuk yang berbeda. E-money ini bergantung pada substansi dan
barang yang ditransaksikan. Jadi bisa disimpulkan, bermuamalah dengan uang
elektronik adalah mubah, sah, dan halal, selama memenuhi prinsip-prinsip syariah
muamalah.

SEKILAS TENTANG CRYPTOCURRENCY


Mata uang kripto adalah mata uang digital yang tidak tersentralisasi oleh bank, dan
dibuat menggunakan teknologi enkripsi komputer yang terekam dalam platform
Blockchain. Transaksi mata uang kripto dilakukan tanpa perantara, artinya pembayaran
digital langsung dari pengirim ke penerima. 
Salah satu uang kripto yang paling dikenal adalah Bitcoin yang juga dikenal sebagai
cryptocurrency pertama. Bitcoin ini dibuat oleh seorang pemrogram dengan pseudonim
Satoshi Nakamoto. Seiring berjalannya waktu, banyak bermunculan mata uang kripto
yang baru. Berapa banyak? Ratusan!

FENOMENA DAN PRO-KONTRA CRYPTOCURRENCY DI INDONESIA 


 Di awal 2021, Bitcoin jadi salah satu di antara banyak aset kripto yang nilainya
naik berkali-kali lipat. Kenaikan yang begitu cepat ternyata juga diikuti penurunan
tajam yang terjadi bulan Mei kemarin. Fluktuasi yang tidak stabil ini membuat
perdebatan tentang aset kripto jadi kian panas.
 Di Indonesia sendiri, perdagangan mata uang kripto dilegalkan dalam Peraturan
Bappebti Nomor 5 Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar
Fisik Aset Kripto di Bursa Berjangka. Meski begitu, regulasi yang masih baru ini
tetap bisa menimbulkan risiko bagi nasabah mata uang kripto.
 Cryptocurrency sebagai alat pembayaran masih jadi perdebatan di Indonesia dan
negara-negara lain. Salah satunya adalah belum terpenuhinya unsur dan kriteria
Bitcoin dan mata uang digital lainnya sebagai mata uang yang berlaku. Bahkan
Bank Indonesia melarang penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran
dan hanya mengakui Rupiah. 
CRYPTOCURRENCY MENURUT DSN-MUI
DSN-MUI belum/tidak merilis fatwa terkait hukum fikih transaksi dengan Bitcoin.
Namun bisa ditinjau dengan melihat syarat-syarat suatu benda dapat dikatakan sebagai
uang menurut Al-Ghazali:
1. uang tersebut dicetak dan diedarkan pemerintah,
2. pemerintah menyatakan bahwa uang tersebut merupakan alat pembayaran yang
resmi di suatu wilayah, dan
3. pemerintah memiliki cadangan emas dan perak sebagai tolak ukur dari uang
yang beredar.
Persoalan mata uang kripto ini juga mulai sering dibahas oleh ulama-ulama islam
karena tentu, perspektif islam sangat dibutuhkan melihat fenomena yang terjadi
sekarang.

MENYIKAPI E-MONEY DAN CRYPTOCURRENCY


 DSN-MUI telah merilis fatwa mengenai mengenai penggunaan uang elektronik.
Namun, tetap perlu berhati-hati dalam menggunakannya dengan mengikuti batasan
syariah dalam bermuamalah dan memperhatikan akad transaksi yang terjadi.
 Masih minimnya regulasi cryptocurrency berpotensi menimbulkan
penyalahgunaan. Untuk menghindari mudarat, ada baiknya menunggu regulasi
resmi, terutama fatwa ulama terkait kegiatan muamalah tersebut.
 Perlu diperhatikan, bahwa pada dasarnya dalam segala kondisi, perlunya
menerapkan kaidah “Menolak kerusakan lebih utama daripada menarik
kemaslahatan”.
(INDONESIA), 2021)

2. Jakarta, CNBC Indonesia - Majelis Ulama Indonesia (MUI)


mengeluarkan fatwa uang kripto atau cryptocurrency seperti Bitcoin,
Ethereum sebagai mata uang haram. Ini merupakan hasil Ijtima Ulama di
Hotel Sultan yang berlangsung pada Kamis (11/11/2021).

Menurut MUI uang kripto mengandung gharar, dharar yang memiliki


sesuatu yang tidak pasti, dan bertentangan dengan Undang-Undang
(UU) Nomor 7 tahun 2021 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 17
tahun 2015.

Selain itu MUI juga menyatakan uang kripto sebagai komoditi atau aset
digital tidak sah diperjualbelikan karena mengandung gharar, dharar, dan
qimar.

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Soleh menambahkan


cryptocurrency juga tidak memenuhi syarat sil'ah secara syar'i, yaitu: ada
wujud fisik, memiliki nilai, diketahui jumlahnya secara pasti, hak milik dan
bisa diserahkan ke pembeli.

Namun, MUI menyebut uang kripto sebagai komoditi atau aset dengan
sejumlah syarat sah untuk diperjualbelikan.

"Cryptocurrency sebagai komoditi/aset yang memenuhi syarat sebagai


sil'ah dan memiliki underlying serta memiliki manfaat yang jelas sah
untuk diperjualbelikan," dikutip dari CNNIndonesia, Jumat (12/11/2021)

. (INDONESIA, 2021 11 16)

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasan dan analisis yang dilakukan pada babbab


sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok
masalah tersebut diantaranya :

1. Upaya melaksanakan perlindungan hukum bagi investor yang melakukan


investasi cryptocurrency model bitcoin yakni dari segi aturannya pemerintah
belum membuat regulasi secara khusus dalam menangani perlindungan hukum
bagi investor.

2. Dalam pandangan hukum Islam bitcoin dan cryptocurrency lainya sebagai alat
investasi haram karena mengandung gharar, maysir spekulasi tinggi (bersifat
untung-untungan). menurut pendapat ulama investasi pada cryptoccurency
seperti bitcoin tidak diperbolehkan. Karena lebih banyak mudharatnya dan lebih
sedikit manfaat nya .Bitcoin sebagai investasi lebih dekat pada gharar (spekulasi
yang merugikan orang lain) hanya alat sepekulasi bukan untuk investas
hukumnyai ialah haram.

B. Saran-Saran

1. Bagi pemerintah diharapkan agar membuat regulasi secara khusus terhadap


investor atau pengguna dapat memperoleh perlindungan hukum dan kepastian
hukum.
2. Bagi investor atau pengguna yang memiliki bitcoin harus lebih cermat dalam
bertindak, setiap resiko yang ada ditanggung sendiri oleh individu penggunanya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Daud Vicary dan Keon Chee,Buku Pintar Keuangan Syariah, Cetakan
Pertama, Jakarta, Penerbit Zaman, 2012.

Abdullah , Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari Beirut: Dar al-
Fikr, 1991.

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Shahih Sunan Tirmidzi Seleksi Hadist Sari


Kitab Sunan Tirmidzi.

Jakarta Pustakaazzam, 2014. Al-Asqalani, Al Hafidz Ibnu Hajar, Terjemah


Bulughul Maram.

Depok: Media Utama, 2015. Ascarya, Akad dan produk Bank Syariah, Jakarta:,
PT Raja Grafindo Persada, 2012. Aziz Abdul , Manajemen Investasi Syari‟ah.
Bandung, Alfabeta CV, 2010.

Buhuts Fi Al-Iqtishad Al-Islami, 1996. Blockchain Whispers, Blockchain


Decripted for 2018. Chalil, Moenawar, Kembali Kepada Al-Qur‟an dan As-
Sunnah, Depok: Gema Insani, 2016.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemah, Semarang :


CV Toha Putra,1989.

Anda mungkin juga menyukai