Petunjuk :
Soal Kasus 1 bagi mahasisw NPM Ganjil dan Soal Kasus 2 bagi mahasiswa NPM
Genap
Jika melihat pada penjualan aset kripto, pemerintah tidak bisa mengatur harga yang
berlaku atas suatu aset kripto. Harga ini murni ditentukan dari penjualan dan
penawaran antar penjual dan pembeli aset kripto. Meskipun diklaim lebih unggul dari
mata uang konvensional, namun harga kripto sangat cepat berubah, sehingga
dampak dari investasinya sangat beresiko.
Ia mencontohkan pada kasus Bitcoin TERA, harga kripto sangat cepat berubah.
Seperti ketika seseorang pada saat ini membeli aset kripto dengan harga 150 ribu
rupiah, pada malam hari angkanya bisa naik sampai 1 juta rupiah. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa dengan adanya perkembangan ini, terjadi juga berbagai kejahatan
digital currency.
Dengan masifnya kejahatan yang dapat ditimbulkan dari transaksi digital currency ini,
ia menyarankan kepada semua orang untuk lebih berhati-hati. Hal ini dapat dilakukan
dengan dua cara yakni know your customer (KYC) yaitu mengetahui dan mengenali
setiap customer yang akan melakukan transaksi, melalui riset atau data alternatif dan
transaction monitoring yaitu memonitoring setiap transaksi yang akan dilaksanakan.
Sementara itu, dijelaskan bahwa cryptocurrency diciptakan dengan dua tujuan, yaitu
pertama, untuk dijadikan sebagai alat pembayaran/mata uang dan kedua, untuk
dijadikan sebagai komoditas/aset digital. Beberapa regulasi di Indonesia yang
mengatur atau berkaitan dengan virtual currency terdapat dalam UU No 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang, PBI No 18/40/PBI/2016 tentang Pemrosesan Transaksi
Pembayaran, PBI No 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial,
UU No 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU No 32 Tahun 1997 tentang
Perdagangan Berjangka Komoditi, dan Peraturan Menteri Perdagangan No 99 Tahun
2019 tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset
Kripto.
Meski demikian, menurutnya ada beberapa hal yang menyebabkan virtual currency
hingga saat ini belum dapat diterima sebagai alat pembayaran. Hal ini dikarenakan
virtual currency tidak memenuhi beberapa karakteristik alat pembayaran, seperti:
terdapat otoritas pengatur dan pengawas yang bersifat sentral, memiliki nilai yang
cenderung stabil, diterima secara umum (acceptability), dan terdapat lembaga
penjamin.
Saudara diminta :
Dilansir dari situs resmi bitcoin, dijelaskan beberapa keuntungan yang didapatkan oleh
penggunanya. Melalui perantara dunia cyber, maka bitcoin pun dapat digunakan
dengan teknologi peer-to-peer untuk beroperasi tanpa otoritas pusat atau bank.
Bitcoin bersifat open-source, di mana desain serta kepemilikannya dapat diakuisisi
oleh berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Melalui berbagai properti serta
penawaran yang unik dan bersifat tidak konvensional, bitcoin memungkinkan
penggunaan menarik yang tidak dapat dicakup oleh sistem pembayaran sebelumnya.
Keberadaan bitcoin seringkali digunakan pada beberapa situs ilegal dan aksesibilitas
yang hanya bisa diakses melalui deep web hingga dark web. Kesulitan tentu muncul
pada saat dilakukannya pemeriksaan terhadap transaksi yang menggunakan bitcoin.
Bitcoin merupakan bentuk dari mata uang virtual, sebagai representasi digital dari nilai
tukar yang dapat diperdagangkan secara virtual dan berfungsi sebagai (1) media
pertukaran; dan / atau (2) satu unit akun; dan / atau (3) penyimpan nilai, tetapi tidak
memiliki status tender legal di yurisdiksi mana pun. ayaan.
Dalam konteks pencucian uang, teknologi dengan lanskap finansial seperti bitcoin
dapat memfasilitasi tindakan tersebut. Perpindahan uang ke perbankan online dan
teknologi yang memungkinkan adanya remote-desktop membuat manuver dan
transfer dana dari akun ke akun jauh lebih populer bagi para pencuci uang.
Berdasarkan hal tersebut, bitcoin menjadi salah satu sarana teknologi finansial yang
dapat berisiko terjadinya kejahatan. Kemudian, risiko pencucian uang yang dapat
dilakukan oleh para penjual maupun pembeli bitcoin, dimudahkan dengan ketiadaan
regulasi AML (Anti Money Laundering) serta prosedur KYC (Know your Customer).
Kemudahan tersebut membuat perdagangan bitcoin dapat dilakukan beberapa kali
hingga dapat ditukarkan dengan mata uang legal di suatu negara.
Di Indonesia, bitcoin sudah memiliki status resmi sebagai komoditas dan bisa
diperdagangkan di bursa berjangka. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (Bappebti) telah menerbitkan Peraturan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi Nomor 3 Tahun 2019 tentang Komoditi yang Dapat Dijadikan
Subyek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif Lain
yang Diperdagangkan di Bursa Berjangka. Berdasarkan peraturan tersebut, uang
kripto kini menjadi produk komoditas dan dapat diperdagangkan di bursa berjangka
Indonesia.
Dengan demikian, mata uang virtual (cryptocurrency) khususnya Bitcoin telah menjadi
pisau bermata dua. Di satu sisi, telah membuatnya lebih mudah untuk melakukan
transaksi secara aman melalui internet. Namun, disisi lain dapat dieksploitasi untuk
memfasilitasi kejahatan dunia maya dan membantu para pelaku kejahatan lebih aman
mencuci hasil kejahatannya.
Saudara diminta :
ooo000ooo
JAWAB