Anda di halaman 1dari 14

MAGISTER AKUNTANSI PASCASARJANA UNPAS

NASKAH SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER


TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi
Kelas : A
Waktu : 120 Menit
Dosen : Prof. Dr. H. Atang Hermawan, SE.,MSIE.,
Ak.,CSRS.,CSRA.,CPF., CMA.
Sifat Ujian : Buka Buku / Buka Catatan

Nama : Iasya Mardhiyyah NRP : 228110005

Petunjuk :
Soal Kasus 1 bagi mahasisw NPM Ganjil dan Soal Kasus 2 bagi mahasiswa NPM
Genap

Kasus 1 (Problematika Mata Uang Kripto di Indonesia)

- Jika melihat pada penjualan aset kripto, pemerintah tidak bisa mengatur harga
yang berlaku atas suatu aset kripto. Harga ini murni ditentukan dari penjualan
dan penawaran antar penjual dan pembeli aset kripto. Meskipun diklaim lebih
unggul dari mata uang konvensional, namun harga kripto sangat cepat
berubah, sehingga dampak dari investasinya sangat beresiko.

- Cryptocurrency diciptakan dengan dua tujuan, yaitu pertama, untuk dijadikan


sebagai alat pembayaran/mata uang dan kedua, untuk dijadikan sebagai
komoditas/aset digital. ada beberapa hal yang menyebabkan virtual currency
hingga saat ini belum dapat diterima sebagai alat pembayaran. Hal ini
dikarenakan virtual currency tidak memenuhi beberapa karakteristik alat
pembayaran, seperti: terdapat otoritas pengatur dan pengawas yang bersifat
sentral, memiliki nilai yang cenderung stabil, diterima secara umum
(acceptability), dan terdapat lembaga penjamin.

Saudara diminta :

Jelaskan kasus tersebut diatas berdasarkan aspek berikut ini :

1. Mata uang digital Bitcoin berjalan secara terdesentralisasi, sehingga tidak


ada satu pihak yang bisa mengatur baik harga maupun pernyebarannya.
Bitcoin

Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat di seluruh dunia dapat


terhubung secara global melalui internet. Teknologi memberikan kemudahan bagi
manusia, termasuk dalam bertransaksi. Saat ini, transaksi yang dilakukan secara
online tidak hanya menggunakan uang, namun juga terdapat alternatif yang dapat
digunakan untuk pembayaran yaitu uang virtual yang disebut dengan Bitcoin.

Bitcoin merupakan jaringan konsensus yang memungkinkan sistem


pembayaran baru dan uang yang sepenuhnya berbentuk digital. Konsep dasar bitcoin
yaitu membuat sistem decentralized authority transaction tanpa adanya pihak ketiga
yang dapat melakukan verifikasi dengan menggunakan konsep digital signature pada
setiap transaksi. Koin elektronik merupakan sebuah nilai nominal yang dapat
ditransaksikan, dimana koin digital ini merupakan sebuah rangkaian digital signature
yang saling terhubung.

Bitcoin merupakan jaringan pembayaran peer-to-peer desentralisasi pertama


yang dikontrol sepenuhnya oleh penggunanya tanpa ada otoritas sentral ataupun
perantara. Peer-to-peer adalah salah satu model jaringan komputer yang terdiri dari
dua atau beberapa komputer, dimana setiap station atau komputer yang terdapat di
dalam lingkungan jaringan tersebut bisa saling berbagi. Jaringan ini memudahkan
pengguna dalam bertransaksi secara langsung tanpa memerlukan jasa dari pihak
ketiga seperti misalnya Bank.

Bitcoin disebut cryptocurrency, yaitu sebuah bentuk alat pembayaran yang


menggunakan cryptography atau algoritma pengamanan khusus dalam mengontrol
management dan pembuatan Bitcoin. Dari sudut pandang pengguna, Bitcoin serupa
seperti uang tunai di dunia internet. Bitcoin tidak dapat diuangkan namun dapat
digunakan untuk membeli kebutuhan barang di internet.

Karakteristik Bitcoin

Bitcoin memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari mata uang


tradisional, termasuk:
- Desentralisasi: Tidak ada entitas tunggal yang mengendalikan Bitcoin. Jaringan
terdiri dari sejumlah besar komputer yang disebut “node” yang berkontribusi
pada pemrosesan transaksi dan pemeliharaan keamanan jaringan.
- Keamanan: Transaksi Bitcoin diamankan oleh teknologi kriptografi yang kuat.
Setiap transaksi direkam di dalam blok yang dihubungkan satu sama lain,
menciptakan rantai blok yang tidak dapat diubah.
- Keterbatasan Pasokan: Ada jumlah terbatas Bitcoin yang akan pernah ada,
yaitu 21 juta Bitcoin. Ini dibangun ke dalam protokol Bitcoin untuk memastikan
kelangkaan dan melindungi nilai mata uang dari inflasi.

Keunggulan teknologi Bitcoin

Bitcoin merupakan salah satu cryptocurrency yang saat ini paling populer digunakan.
Bitcoin memiliki keunggulan dibandingkan cryptocurrency lainnya, yaitu:

- Likuiditas yang Lebih Besar


Sebagai mata uang kripto dengan margin yang signifikan, Bitcoin memiliki
likuiditas yang lebih besar dibandingkan dengan mata uang kripto lainnya. Hal
ini memungkinkan pengguna untuk mempertahankan nilai substansialnya saat
mengkonversikan Bitcoin ke dalam mata uang fiat.
- Transaksi Dilakukan dengan Cepat dan Biaya Kecil
Bitcoin dapat digunakan secara fleksibel dimana saja dan kapan saja.
Transaksi Bitcoin juga dapat dilakukan lebih cepat dan murah karena tidak
melalui perantara seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.
- Desentralisasi
Bitcoin beroperasi di atas teknologi blockchain, yang merupakan ledger
terdesentralisasi yang disimpan di seluruh node jaringan. Ini berarti tidak ada
otoritas tunggal yang mengendalikan atau mengawasi Bitcoin. Keputusan
dalam jaringan Bitcoin diambil secara kolektif oleh para penambang dan
pengguna.
- Berpotensi untuk Bertumbuh
Pengguna Bitcoin yang semakin meningkat akan berdampak positif terhadap
pertumbuhan nilai dari mata uang ini. Jika penggunanya semakin banyak, tidak
menutup kemungkinan nilai dari uang ini akan terus bertumbuh.
Kelemahan Teknologi Bitcoin

- Bersifat Fluktuatif
Bitcoin merupakan mata uang digital yang harganya berubah dengan cepat
setiap waktunya. Perubahan harga ini tidak dapat diatur oleh pemerintah,
melainkan berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar. Ketidakstabilan
ini menimbulkan risiko bagi para investor dan pihak yang menggunakan
sebagai alat pembayaran karena akan menimbulkan kerugian.
- Risiko Terkena Hacker
Bitcoin bersifat terdesentralisasi, dimana tidak terdapat otoritas atau pihak
ketiga yang mengatur. Oleh karenanya, transaksi ini hanya dapat diawasi oleh
pihak-pihak yang bertransaksi sehingga dapat menimbulkan risiko serangan
hacker.
- Tidak Ada Asetnya
Ketika berinvestasi saham, maka saham ini memiliki aset atau ada
fundamentalnya karena berasal dari sebuah perusahaan yang nyata.
Sedangkan bitcoin tidak memiliki hal ini. Jadi bitcoin hanya dapat melihat
asumsi dari analisis teknikal.

Bitcoin bersifat Terdesentralisasi

Bitcoin merupakan alat pembayaran dengan menggunakan system berbasis


blockchain. Tujuan diciptakan alat pembayaran digital ini adalah untuk tidak
bergantung pada lembaga keuangan atau pemerintah, maka teknologi ini mengusung
ide desentralisasi dan transparansi yang didukung dengan blockchain. Ide ini muncul
didasarkan karena isu masyarakat yang mencari cara untuk mengamankan transaksi
keuangan mereka dan mempertahankan privasi finansial. Bitcoin memiliki tingkat
anonimitas yang tinggi dibandingkan keuangan tradisional. Dengan teknologi
blockchain, catatan transaksi tidak dapat diubah dengan mudah dan tersimpan di
seluruh node jaringan.

Dapat dikatakan bahwa Bitcoin merupakan alternatif mata uang yang lebih
terdesentralisasi dan dapat diakses oleh pihak terlibat manapun di seluruh dunia.
Karakter terdesentralisasi ini menyebabkan Bitcoin juga bersifat fluktuatif. Harga yang
beredar murni ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap Bitcoin itu sendiri.
Hal ini menciptakan risiko bagi investasi yaitu volatilitasnya. Fluktuasi harga Bitcoin
sangat cepat sehingga bisa berubah-ubah dalam sekejap mata. Karena kurangnya
pengaturan sentral dan fakta bahwa Bitcoin adalah aset yang relatif baru, harga
Bitcoin sangat volatil. Ini berarti bahwa nilainya bisa melonjak tajam atau merosot
dalam waktu singkat. Volatilitas ini bisa menjadi peluang untuk mendapatkan
keuntungan besar, tetapi juga meningkatkan risiko kerugian besar. Beberapa
pemegang Bitcoin besar, yang dikenal sebagai "whales," memiliki jumlah Bitcoin yang
signifikan. Tindakan mereka dalam pasar dapat memiliki dampak besar pada harga.

2. Teknologi blockchain adalah sistem yang tidak dikelola oleh pihak ketiga
seperti bank melainkan dapat dikelola oleh semua pengguna komputer
internet.

Era kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi saat ini menyebabkan pengguna
internet di seluruh dunia semakin meningkat termasuk di Indonesia. Kemunculan
ekonomi digital tidak hanya memberikan kemudahan bagi masyarakat di seluruh dunia
tetapi juga menimbulkan risiko dan tantangan terutama berkaitan dengan masalah
privasi, keamanan, dan sentralisasi data. Indonesia memiliki isu yang cukup tinggi
dalam membuat pencatatan yang akurat, dimana masalah ini memicu adanya fraud
yang dibuktikan dengan laporan keuangan.

Di samping adanya risiko, ekonomi digital yang tumbuh pesat, ini memberikan
keuntungan terutama dalam kegiatan transaksi yang melibatkan banyak pihak. Seluruh
konsumen dapat mengakses pasokan informasi, produk, dan layanan global dalam
ekonomi digital tanpa melihat batasan geografis dan waktu. Salah satu teknologi yang
muncul adalah blockchain.

Blockchain adalah fitur buku besar terdistribusi, yaitu sistem ini tidak
dikendalikan oleh pelaku tunggal melainkan dikelola oleh beberapa pihak sehingga
menghilangkan otoritas sentral dan memverifikasi transaksi. Hal ini memungkinkan
orang-orang yang tidak saling mengenal atau bahkan tidak saling percaya, untuk dapat
membuat buku besar yang dapat dipercaya (reliable) untuk menyimpan setiap
informasi yang dicatat. Data yang tersimpan dapat tersedia untuk semua orang dan
bersifat tamper-proof yang berarti blockchain merupakan sistem yang transparan dan
dijamin kebenarannya.
Namun, penerapan teknologi blockchain masih menghadapi sejumlah
tantangan, terutama dalam hal integrasi dengan lingkungan organisasi dan teknologi
yang ada. Penerapan teknologi ini tidak hanya tergantung pada aspek teknisnya, tetapi
juga pada dinamika internal organisasi dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
penerimaan dan adopsi teknologi tersebut.

Blockchain

Teknologi Blockchain merupakan teknologi yang mendasari cryptocurrency Bitcoin


sebagai komoditas atau mata uang digital. Ide dasarnya adalah prosedur untuk
menandai waktu (timestamping) pada data yang telah dibukukan. Input data yang
berurutan dimasukkan satu demi satu di buku catatan, kemudian data diurutkan
berdasarkan waktu penginputan dan diberikan penanda sehingga sulit untuk
merekayasa histori data.

Blockchain adalah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan


atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi. Menurut Seebacher
& Schüritz (2017), Blockchain adalah “basis data terdistribusi di mana setiap data
dibagikan dan disepakati oleh jaringan peer-to-peer”. Agar lebih mudah memahami
makna dari Blockchain, mari melihat dari sisi penamaannya. Block yang memiliki arti
kelompok dan chain yang artinya rantai. Pengertian dari penamaan teknologi ini
mencerminkan bagaimana cara kerja blockchain. Penjelasan secara sederhana,
teknologi tersebut memanfaatkan sumber daya komputer untuk menciptakan blok-blok
yang saling terhubung seperti rantai (chain). Tujuan utama dari teknologi Blockchain
adalah untuk mengatasi masalah pencatatan ganda dalam transaksi digital karena
tidak dapat dipalsukan atau diduplikasikan.

Elemen pendorong utama dari inovasi Blockchain adalah kemampuannya


untuk melacak pertukaran di dalam database, mencegah duplikasi dan representasi
data yang salah. Buku besar ini mencatat setiap urutan transaksi dari awal hingga
akhir. Tiap transaksi dimasukkan ke dalam blok dan setiap blok saling terhubung antara
satu dengan yang lainnya. Daftar transaksi dikunci secara bersamaan dan penanda
unik pada setiap blok akan ditambahkan ke blok berikutnya, sehingga menciptakan
rantai yang tidak dapat diubah. Sebuah blok biasanya terdiri dari informasi transaksi
saat ini dan hash (kode unik) dari blok sebelumnya. Jika salah satu blok dirusak, akan
menyebabkan hash blok berubah dan membuat semua blok berikutnya tidak valid.
Katakanlah salah satu blok dirusak dan semua hash blok berikutnya dihitung ulang,
maka ada kemungkinan rantai blok telah disusupi. Untuk mengatasi masalah ini, ada
konsep yang disebut proof of work (POW).

Cara Kerja Blockchain

Dalam teknologi Blockchain, secara umum sebuah blok terdiri dari 3 hal, yaitu data,
hash dari blok itu sendiri, dan hash dari blok sebelumnya. Jadi untuk tetap bisa
terhubung dalam sebuah rantai (chain) setiap blok (block) harus memiliki hash
kriptografinya sendiri serta hash dari blok sebelumnya. Hash di sini berisi nomor
alfanumerik unik (a unique alphanumeric number) yang dihitung berdasarkan data dari
blok itu sendiri, stempel waktunya (timestamp), serta hash dari blok sebelumnya.
Basis data Blockchain menyimpan data dalam struktur yang dikelompokkan. Setiap
kumpulan data atau blok menyimpan sejumlah informasi tertentu. Setelah diisi, setiap
blok akan terhubung dengan blok sebelumnya (blok di belakangnya) dan juga dengan
blok setelahnya (blok di depannya), sehingga membentuk sebuah rangkaian
Blockchain. Blok yang sudah dimasukkan ke dalam rangkaian berfungsi sebagai
catatan data permanen (tidak bisa diubah atau dihapus), disimpan dengan stempel
waktu yang jelas, dan terhubung ke dalam jaringan tanpa batas.

Keunggulan Teknologi Blockchain

- Desentralisasi (Decentralization): jaringan yang terdesentralisasi dan


beroperasi tanpa pihak ketiga yang bertindak sebagai pengawas.
- Catatan Abadi (Immutable Records): catatan yang disimpan melalui
blockchain tidak dapat rusak, diubah, atau diperbarui. Jika ingin
menambahkan lebih banyak data, maka setiap simpul pada rantai harus
memeriksa validitas data baru tersebut.
- Memiliki audit yang baik: Dengan menggunakan blockchain dapat
meminimalisir kejahatan seperti penggelapan dana, apabila di dunia
pendidikan seperti kecurangan cuci rapor, cuci nilai dan sebagainya.
- Tingkat Keamanan yang Lebih Baik (Greater Security): blockchain
menggunakan kriptografi untuk melindungi data. Elemen ini turut
mengandalkan algoritma kompleks yang berfungsi sebagai pertahanan
terhadap serangan.
- Penyelesaian Lebih Cepat (Faster Settlement): teknologi blockchain
memungkinkan periode transaksi berlangsung lebih cepat, lebih mudah, dan
lebih aman dibandingkan sistem perbankan konvensional yang butuh waktu
berhari-hari ketika memproses informasi.
- Buku Besar Terdistribusi (Distributed Ledgers): teknologi buku besar
terdistribusi memungkinkan akses, validasi, dan pembaruan catatan secara
simultan dengan cara yang tidak dapat diubah pada jaringan di beberapa
entitas. Elemen ini merupakan komponen inti teknologi blockchain untuk
mengamankan database transaksi digital yang terdesentralisasi. Keberadaan
jaringan yang didistribusikan bisa mengeliminasi kebutuhan terhadap pihak
ketiga untuk memeriksa keaslian atau mengidentifikasi manipulasi.

Kelemahan Fitur Blockchain

- Memiliki Biaya Yang Mahal


Dengan menggunakan blockchain memiliki biaya pembuatan yang sangat
mahal karena kurangnya tenaga ahli yang membuat blockchain ini. Proses
kustomisasi penggunaan blockchain ini menggunakan sistem yang dapat
dikerjakan oleh beberapa tenaga ahli saja. Terutama, ini akan sulit diterapkan
bagi perusahaan kecil atau UMKM.
- Butuh Kunci Pribadi
Teknologi blockchain menggunakan cryptography public-key (kunci publik)
atau asimetrik untuk memberikan pengguna sebuah kepemilikan dari unit
mata uang digital atau data lainnya. Artinya, setiap akun blockchain atau
alamat akan memiliki dua buah kunci yang sesuai: Sebuah kunci publik (yang
dapat dibagikan) dan sebuah kunci pribadi (harus dirahasiakan). Pengguna
akan membutuhkan kunci pribadi untuk mengakses dana mereka. Jika
seorang pengguna kehilangan kunci pribadi mereka, secara otomatis uang
tersebut hilang, dan tidak ada yang dapat melakukan apa-apa mengenai hal
itu.
- Ketidakjelasan Regulasi
Karena sifat terdesentralisasi dan global dari blockchain, regulasi yang sesuai
masih belum mapan di banyak yurisdiksi, menciptakan ketidakpastian hukum.
- Skalabilitas Terbatas
Sejauh ini, sebagian besar blockchain menghadapi masalah skalabilitas.
Semakin besar jaringan, semakin sulit menjaga kecepatan dan efisiensi
transaksi.

Perbedaan Blockchain dan Bitcoin

Blockchain adalah salah satu teknologi yang mendasari Bitcoin. Ada kesalahpahaman
bahwa blockchain adalah satu-satunya teknologi di balik Bitcoin. Namun, Bitcoin telah
dibuat menggunakan berbagai teknologi kriptografi lainnya yang dikombinasikan
dengan blockchain. Bitcoin adalah mata uang digital, terutama digunakan untuk
pembayaran. Bitcoin menggunakan teknologi blockchain satu arah; namun,
blockchain dapat digunakan untuk merekam dan mentransfer apa pun yang berharga,
bukan hanya transaksi keuangan.

Sistem berbasis Blockchain digunakan untuk berbagai aplikasi di berbagai


industri, termasuk identitas digital, jejaring sosial, pemungutan suara, penyimpanan
cloud, aplikasi terpusat, dan lebih banyak lagi. Tampaknya ada kemungkinan tak
terbatas untuk sistem berbasis blockchain yang sedang dikembangkan oleh
perusahaan dan pemerintah. Bitcoin, di sisi lain, masih hanya digunakan untuk
pembayaran digital. Sementara Bitcoin semakin populer dengan harganya yang terus
mencapai rekor tertinggi, Bitcoin dirancang terutama sebagai metode pembayaran.

Teknologi Blockchain Dikelola oleh Semua Pengguna

Blockchain merupakan teknologi yang digunakan dalam system Bitcoin. Teknologi


Blockchain mengusung desentralisasi data, dimana pihak-pihak yang terlibat dapat
mengakses data tersebut. Artinya, teknologi Blockchain menawarkan transparansi
transaksi kepada setiap penggunanya. Teknologi ini memudahkan bagi pihak yang
bertransaksi terutama dapat mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan untuk
membayar pihak ketiga. Karena transaksi melalui blockchain tanpa menggunakan
pihak ketiga dan dapat dilakukan secara langsung.
Sama halnya dengan Bitcoin, teknologi ini dirancang untuk menjadi inovasi bagi
pengguna yang ingin mengamankan transaksi keuangan dan membuatnya menjadi
lebih privasi. Data-data yang dimasukkan dalam Blockchain tidak dapat diubah, dan
hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang mungkin diperlukan untuk mengaksesnya.
Hal ini memberikan kemudahan bagi perusahaan-perusahaan besar dalam
melakukan transaksi karena dapat dilakukan secara real-time. Termasuk dalam
melakukan audit data karena data tidak dapat diubah. Data yang diduplikasi atau
dipalsukan dapat terindikasi memiliki kode atau pola yang berbeda. Sehingga dapat
memudahkan dalam mencegah kecurangan (fraud).

Di sisi lain, Blockchain merupakan teknologi yang memerlukan biaya yang


cukup besar. Baik itu pengembangan teknologinya itu sendiri, maupun pembiayaan
untuk meningkatkan kemampuan tenaga ahlinya itu sendiri. Mengoperasikan
Blockchain, membutuhkan tenaga ahli yang memiliki kemampuan tinggi. Hal tersebut
dikarenakan perlunya tenaga ahli untuk memastikan Blockchain beroperasi dengan
baik karena menyangkut Big Data yang dapat berakibat pada kerugian perusahaan
jika terjadi kerusakan dalam system Blockchain. Oleh karenanya, Blockchain juga
menimbulkan risiko keamanan.

Blockchain merupakan teknologi yang sangat baik untuk dikembangkan namun


juga memerlukan pertimbangan dan perencanaan di tingkat manajemen yang sangat
matang. Hal ini karena menyangkut keberlangsungan perusahaan dalam jangka
panjang. Seperti halnya bagi UMKM, Blockchain dapat didukung oleh perusahaan
besar maupun pemerintah untuk dapat digunakan oleh UMKM. Namun, perlu
diperhatikan juga kesiapan UMKM dalam mengoperasikan Blockchain dalam
bisnisnya. Baik dari pembiayaan untuk maintenance jangka panjang maupun
pelatihan tenaga ahli.

Selain itu, karena Blockchain tidak dikelola oleh pihak ketiga, maka tidak ada yang
memastikan bahwa setiap transaksi berjalan dengan aman. Transaksi dapat dilakukan
tanpa perlu mengetahui dengan siapa kita bertransaksi. Sehingga ini tidak menjamin
keamanan transaksi yang dilakukan. Meskipun ada teknologi yang dapat
memverifikasi setiap transaksi yang masuk, namun verifikator dilakukan oleh sistem
yang terdapat dalam Blockchain yang memungkinkan untuk terjadi error. Sehingga
jika terjadi kehilangan kunci pribadi, maka pengguna juga akan kehilangan akses
permanen pada asset. Tidak ada mekanisme pemulihan yang disediakan oleh pihak
ketiga.

3. Potensi yang besar menyebabkan cryptocurrencyperlu diatur dan mendapat


kepastian hukum serta perhatian dari otoritas yang berwenang seperti
perbankan dan otoritas perpajakan.

Cryptocurrency adalah nama yang diberikan untuk sebuah sistem yang menggunakan
kriptografi untuk melakukan proses pengiriman data secara aman dan untuk
melakukan proses pertukaran token digital secara tersebar. Cryptocurrency ini adalah
mata uang yang tidak diregulasi oleh pemerintah dan tidak termasuk mata uang resmi
sebagai alat pembayaran, Karena hal tersebut sudah diatur dalam aturan Bank
Indonesia Nomor 16/40/PBI/2016/.

Menurut Bank Indonesia sebagai regulator sistem pembayaran di Indonesia


bitcoins dinilai belum sesuai dengan beberapa undang-undang yang berlaku dalam
dunia perbankan, yaitu Undang-undang no 7 tahun 2011 tentang Mata Uang dan
Undang-undang no. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam undang-undang
Mata Uang dinyatakan bahwa mata uang adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sebagai bank sentral yang disebut rupiah, dan dalam Undang-undang Bank
Indonesia dinyatakan mata uang yang sah beredar di Negara Republik Indonesia
adalah uang rupiah.

Prinsip Cryptocurrency

- Digital: Cryptocurrency adalah uang digital atau virtual, sehingga tidak


memiliki wujud nyata layaknya uang koin atau uang kertas.

- Peer-to-peer: Cryptocurrency diteruskan dari pengirim kepada penerima


secara online.
- Global: Cryptocurrency bersifat global dan berlaku di semua negara selama
negara tersebut mengakui cryptocurrency.
- Dienkripsi: Tidak seperti rekening bank yang menggunakan nama asli,
identitas asli tidak digunakan dalam akun cryptocurrency. Pengguna
disembunyikan tetapi semua orang dapat melihat semua transaksi yang
terjadi di blockchain. Selain itu, tidak ada batasan atau aturan untuk apa
transaksi cryptocurrency digunakan.
- Terdesentralisasi: Bank tidak berperan sebagai pusat penyimpanan
uang. Cryptocurrency tidak dikelola oleh server pusat, itu sebabnya disebut
terdesentralisasi.

Pencatatan dilakukan oleh penambang cryptocurrency. Penambang adalah orang


yang menjalankan server dan berperan dalam memverifikasi transaksi. Caranya yaitu
dengan memecahkan teka-teki cryptography rumit untuk memvalidasi transaksi. Jika
berhasil, penambang akan mendapat komisi berupa uang digital yang dapat dipakai.

Kelebihan dan Kekurangan Cryptocurrency

Kelebihan

- Setiap orang dapat memiliki dan bertransaksi dengan cryptocurrency di


manapun dan kapanpun. Tidak ada libur bank, tidak ada batas negara, dan
tidak ada birokrasi.
- Lebih tahan terhadap inflasi moneter. Sebagai contoh, Bitcoin hanya ada
tidak lebih dari 21 juta bitcoin. Ketersediaan yang terbatas ini dimaksudkan
agar nilainya meningkat. Tidak seperti uang bank yang terus dicetak, bitcoin
yang terbatas membuatnya lebih tahan terhadap inflasi.
- Transparan, cepat, dan praktis.
- Terlindung dari pencurian identitas.

Kelemahan

- Karena tidak menggunakan identitas asli, rentan digunakan dalam aktivitas


ilegal seperti pencucian uang.

- Volatilitas tinggi, yaitu nilai mata uang bisa tiba-tiba naik atau turun secara
drastis dan dalam waktu singkat.

- Nilai mata uang yang sulit diprediksi.

- Tidak berlaku untuk jual beli jasa di Indonesia.

Cryptocurrency Perlu Diatur Dan Mendapat Kepastian Hukum

Sistem pembayaran tidak lepas dari keterkaitan alat atau instrument


pembayaran yang legal digunakan. Alat pembayaran dapat dikatakan sebagai media
yang digunakan dalam pembayaran. Dalam prakteknya masyarakat masih banyak
menggunakan uang tunai dalam melakukan transaksi, namun dalam
perkembangannya selain alat pembayaran cash based terdapat alat pembayaran
baru yaitu dengan non-cash yang dapat digolongkan lagi menjadi paper based seperti
cek dan bilyet giro.

Menurut Bank Indonesia, Alat pembayaran tunai yang banyak digunakan


adalah uang, baik dalam bentuk uang kertas atau uang logam, karena dinilai masih
memainkan peran penting dalam transaksi bernilai kecil Menurut fungsinya uang
dapat diartikan sebagai suatu benda yang dapat ditukarkan dengan benda lain, dapat
digunakan untuk menilai benda lain dan dapat disimpan.

Undang-undang No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang pada pasal 1 ayat (1)
menjelaskan bahwa Mata Uang adalah uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Rupiah Di dalam Undang-undang no 7
tahun 2011 tentang Mata Uang pasal 11 disebutkan bahwa Bank Indonesia
merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang melakukan pengeluaran,
pengedaran, dan/atau pencabutan dan penarikan Rupiah untuk mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang
dimaksud dari peredaran.

Merujuk pada peraturan tersebut, maka cryptocurrency belum dapat dikatakan


sebagai mata uang yang legal untuk bertransaksi di Indonesia. Sehingga ini
menunjukkan adanya kelemahan dari sisi regulasi dalam bertransaksi menggunakan
cryptocurrency. Hal ini dapat menghambat kemajuan dalam bertransaksi
menggunakan alat pembayaran elektronik. Mengingat teknologi yang ditawarkan
memiliki manfaat, terutama dalam transparansi dan efisiensi. Dalam jangka panjang,
pengembangan teknologi ini menjadi investasi yang menarik bagi masa depan.
Namun, perlu adanya regulasi yang juga menyesuaikan dengan perkembangan yang
ada.

Hal-hal yang dapat digunakan sebagai benchmark untuk melindungi


keberadaan cryptocurrency dapat dijelaskan dengan mengambil contoh perlindungan
cryptocurrency di negara lain yang sudah berhasil mengimplementasikan kebijakan
cryptocurrency, antara lain:
- Pengawasan Tinggi Transaksi Cryptocurrency
Segala jenis transaksi cryptocurrency harus diatur dengan ketat untuk
memastikan keamanan dana pengguna dan operasi yang sah. Audit keuangan
dan kepatuhan dengan standar keamanan harus menjadi bagian dari regulasi.
Jepang menjadi negara yang sudah hirau dengan penanganan ini, dimana
mereka telah membentuk Financial Services Agency, yaitu badan yang
bertanggung jawab untuk mengawasi sistem cryptocurrency. Disisi lain,
Selandia Baru melahirkan adanya aturan Anti-Money Laundering yang
bertanggung jawab dalam memastikan bahwa cryptocurrency tidak
disalahgunakan untuk hal yang berbau illegal.
- Perlindungan Konsumen
Dengan menganggap bahwa cryptocurrency sudah disahkan di Indonesia,
maka kita membahas konteks dimana penggunaan cryptocurrency sudah
masive. Maka dari itu, sama seperti investasi, perlu adanya perlindungan yang
memadai bagi para penggunanya. Perlindungan ini penting mengingat sistem
ini belum terlaksana secara sentral oleh pemerintah, sehingga perlu adanya
sistem yang dapat mengatur dan mencegah hal negatif.
- Pengenaan Pajak
Sama seperti sistem pembayaran sah lainnya, bahwa cryptocurrency dapat
menjadi salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan dari berbisnis.
Sehingga dengan adanya regulasi pengenaan pajak, maka masyarakat
Indonesia akan lebih mampu tertib dalam penggunaannya dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik. Pengenaan pajak ini sebenarnya sudah
secara resmi dilaksanakan dibawah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68
Tahun 2022. Dalam regulasi ini pajak yang dipungut atas transaksi aset kripto
adalah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 final. Namun perlunya sosialisasi
yang luas untuk dapat menginformasikan masyarakat lebih mendalam lagi.

Anda mungkin juga menyukai