Novita Sari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jl. William Iskandar Ps. V Medan Estate, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang
pitake2000@gmail.com
ABSTRAK
Berbeda dengan uang fiat tradisional seperti rupiah, dolar, atau rubel Rusia,
cryptocurrency adalah uang virtual, uang digital, atau uang elektronik yang ada di dunia
maya dan tidak memiliki benda berwujud. Litecoin, Monero, Ether, Ripple, Ethereum,
Qtum, Dash, Zcash, dan Bitcoin hanyalah beberapa contoh cryptocurrency. Bitcoin
adalah sistem jaringan konsensus yang menggunakan teknologi Blockchain untuk
bertindak sebagai mekanisme pembayaran baru. Blockchain adalah sistem perangkat
lunak yang menggunakan jaringan peer-to-peer (P2P) untuk mencatat semua transaksi
uang secara real time dan transparan sehingga semua pengguna Bitcoin dapat
melihatnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang teknologi uang virtual Bitcoin, khususnya pola kerja teknologi Blockchain,
serta implikasi hukum dari penggunaan Bitcoin sebagai instrumen investasi dan
instrumen transaksi bisnis perbankan syariah menurut hukum Islam. Jadi, ada dua isu
yang diangkat, yaitu soal teknologi dan kedudukan hukum.
1
Kata kunci : crypocurrency, Bitcoin, perbankan syariah
ABSTRACT
However, Bitcoin has its drawbacks, such as lack of backing assets, lack of a central
authority to deal with all issues, the fact that its owners can use pseudonyms or even be
anonymous, making it vulnerable to being used for criminal purposes such as money
laundering. , and the fact that the fluctuations in the value of Bitcoin are extreme and
dominated by the opinion publication factor of the marketing system. As a result, economists
and academics debate the advantages and disadvantages of using Bitcoin for business
transactions.
The purpose of this study is to gain a better understanding of Bitcoin virtual money
technology, in particular the working pattern of Blockchain technology, as well as the legal
implications of using Bitcoin as an investment instrument and an instrument of Islamic banking
business transactions according to Islamic law. So, there are two issues raised, namely
technology and legal standing.
A. PENDAHULUAN
Pada zaman era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi semakin berkembang
terus menerus. Perkembangan teknologi tersebut juga mencakup p ada bidang ekonomi .
Salah satu kemajuan teknologi pada bidang ekonomi yaitu diciptakannya uang virtual di
dunia maya yang dikenal sebagai cryptocurency. Cryptocurrency bermacam – macam
jenisnya antar lain: Ripple, Lisk, Ether, MaidSafeCoin, Litecoin, StorjCoinX, Ethereum,
DogeCoin, Dash, Monero, Zcash, dan Bitcoin (BTC) (Brainytutorial, 2018). Tanpa
menggunakan perantara seperti bank, transaksi komersial dapat dilakukan secara online.
2
Transaksi diselesaikan dengan cepat, lintas negara dan benua, dan lebih cepat, lebih mudah,
dan lebih murah, dengan jaminan kerahasiaan yang lebih besar.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teknologi
Teknologi menjadi kata yang tidak asing lagi di telinga kita, teknologi merupakan
sebuah istilah umumyang mendeskripsikan atau menggambarkan tentang perkembangan di
dalam dunia teknik. Teknologi di dalam Bahasa Indonesia juga merupakan kata yang diambil
dari kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu “technology”. Secara umunm pengertian
teknologi adalah pendekatan praktis untuk menciptakan sesuatu yang berguna yang dapat
digunakan kembali.
2. Blockchain
Blockchain adalah teknik untuk mendokumentasikan transaksi yang saling
berhubungan menggunakan kode unik yang abadi dan tidak dapat dimodifikasi.
Blockchain memiliki cara kerja yaitu sebagian besar node dalam implementasi blockchain
harus menjalankan algoritme untuk menganalisis dan memvalidasi riwayat masing-masing
blockchain yang diusulkan ketika transaksi baru atau modifikasi pada transaksi lama
bergabung dengan blockchain. Blok transaksi baru diterima ke dalam buku besar dan blok
baru ditambahkan ke rantai transaksi jika mayoritas node menyetujui tanda tangan yang
dapat diterima. Entri buku besar ditolak dan tidak ditambahkan ke rantai jika mayoritas
tidak menyetujui penyertaan atau perubahannya. Mekanisme konsensus terdistribusi inilah
yang memungkinkan blockchain berfungsi sebagai buku besar terdistribusi tanpa
memerlukan berbagai otoritas atau otoritas terpusat yang menentukan transaksi mana yang
valid dan mana yang tidak.
3. Cryptocurrency
Cryptocurrency adalah jenis mata uang digital yang didasarkan pada teknologi blockchain.
Tidak perlu pihak ketiga untuk bertindak sebagai perantara dengan teknologi ini. Alhasil, setiap
transaksi akan lebih transparan. Setiap data saat ini akan terhubung ke jaringan menggunakan
teknologi blockchain, dan setiap data akan disimpan oleh semua orang yang berada di lingkungan
4
pengguna sistem cryptocurrency. Mata uang digital telah mendapatkan banyak perhatian dalam
beberapa tahun terakhir, termasuk:
5. Perbankan Syariah
Menurut Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah,
pengertian dari bank syariah merupakan bank yang menjalankan prinsipnya sesuia
5
dengan kaidah – kadiah islam dan sesuai prinsip syariah. Dimana prinsip syariah adalah
prinsip – prinsip islam yang berlandaskan dengan Al – Qur’an dan Hadists yang
merupakan sumber hukum Islam.
Menurut Perwataatmadja, Bank Syariah merupakan bank yang berproses
berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Islam) dan tata caranya didasarkan pada kaidah –
kaidah Al-Quran dan Hadits.
Menurut Antonio dkk (2006:17) bank syariah minimal mempunyai 5 prinsip
dalam melakukan kegiatan usahanya, antara lain:
1. Prinsip Simpanan (Titipan) : Prinsip ini sering disebut dengan wadiah, dimana
pada prinsip ini bank diberikan amanah oleh nasabah untuk menitipkan
sesuatu dimana bersifat non-profit, prinsip ini digolongkan sebagai akad
tabarru (tolong menolong).
2. Sistem Bagi Hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian
hasil usaha antara penyedia modal dan pengelola modal.
a. Mudharabah merupakan sistem bagi hasil yang disepakati oleh pemilik modal
(shahibul maal) dengan pengelola/pengusaha (mudharib) yang keuntungannya
sesuai kesepakatan berama.
b. Musyarakah merupakan perjanjian kerja sama antara dua pihak yang saling
berkontribusi untuk membangun suatu bisnis atau usaha. Dimana dalam hal
pembagian keuntungan disepakati berdasarkan keputusan bersama.
3. Prinsip Jual Beli dan Margin Keuntungan
Jual beli (al-Ba’i) adalah proses jual beli suatu barang atau jasa yang
pembayarannya tidak dibayarkan secara tunai tetapi dilakukan beberapa hari kedepan tetapi
barang atau jasanya diterima saat ini.
Dalam prakteknya prinsip jual beli dan keuntungannya dibagi menjadi beberapa
akad, yaitu:
a) Murabahah adalah proses jual beli barang dengan memberitahukan kepada si
pembeli harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati .
b) Salam adalah proses transaksi jual beli barang dimana pembeli memesan barang
yang jenis, kualitas dan kuantitasnya ditentukan dan dibayar oleh pemesan secara
tunai atau diangsur sebelum barang tersebut tersedia,
c) Istishna dalah akad jual beli dalam proses pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu dimana disepakati oleh kedua pihak
6
tersebut.
4. Prinsip Sewa
Prinsip sewa secara garis besar dibagi menjadi 2 macam:
a) Ijarah asli adalah bentuk mula dari sewa menyewa atau bisa dikatakan juga
sebagai sewa murni.
b) Ijarah Muntahiya Biltamlik merupakan suatu perjanjian sewa menyewa
barang yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang dari pihak yang
memberikan sewa kepada pihak penyewa (financial lease).
5. Prinsip Fee
Prinsip fee dalam prakteknya meliputi seluruh layanan non- pembiayaan yang
dilakukan oleh bank. Bentuk-bentuk praktek pengambilan fee dalam perbankan syariah
adalah sebagai berikut :
a) Kafalah (Garansi) adalah suatu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua yang
ditanggungnya.
b) Wakalah merupakan kesepakatan pemberian kuasa kepada pihak lain yang
dipilih untuk mewakilinya dalam melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi
kuasa.
c) Hiwalah merupakan bentuk akad pengalihan kewajiban dari satu pihak ke pihak
yang lain.
C. METODE PENELITIAN
8
Dalam perjalanannya Bitcoin sendiri mengalami polemic tersendiri di seluruh
penjuru dunia, banyak negara negara yang membuka tangan dan melegalkan Bitcoin dan di
satu sisi juga ada negara yang menentang kehadiran Bitcoin ini. Negara yang sudah
menerima dan melegalkan adalah negara adidaya Amerika Serikat. Amerika Serikat
menganggap Bitcoin sebagai suatu komoditas yang bisa dikenai pajak dalam transaksinya.
Negara yang menentang secara keras kehadiran Bitcoin ini adalah negara China.China
menganggap Bitcoin ini sendiri memiliki potensi yang berbahaya akan adanya tindak
kejahatan sehingga melarang semua yang berhubungan dengan Bitcoin.
9
Bitcoin bersidat Independent.
5. Jumlahnya yang terbatas, sehingga menjadi sebua media investasi yang menarik
bagi para pelaku ekonomi.
Seiring dengan jalannya perkembangan teknologi dan informasi yang semakin
maju, hal ini menyebabkan transaksi didunia perokonomian berkembang semakin pesat
pula. Bitcoin hadir diciptakan menjadi salah jenis mata uang yang diakui sebagai mata
uang digital yang dikenal banyak kalangan. Bitcoin kini telah berkembang menjadi
mekanisme transaksi pembayaran yang praktis dan cepat di kalangan komunitas bisnis
(pedagang) dan pengguna individu.
Saat ini di Indonesia yang diakui sebagai mata uang sendiri yaitu Rupiah, dan
bahaya dalam setiap penggunaan bitcoin ini sendiri yang sebagai alat transaksi ataupun
komoditas dapat menjadi tanggung jawab setiap individu atau komunitas itu sendiri.
10
Meskipun pemerintah tidak membatasi peredaran bitcoin, namun harus ada
pemberitahuan kepada masyarakat atau pengguna bahwa segala bahaya yang terkait
dengan penggunaannya menjadi tanggung jawab konsumen. Pemerintah tidak
berpartisipasi di dalamnya, sehingga jika ada masalah dengan bitcoin atau tindakan
ilegal yang melibatkan peredaran dan penggunaan bitcoin, jelas pemerintah tidak
berpartisipasi karena bukan dalam kewenangannya.
Berkaitan dalam hal penerbitan uang sebagai metode transaksi di suatu negara,
bahwa penerbitan uang adalah masalah yang senantiasa dilindungi oleh ketentuan –
ketentuan umum dalam syari’at Islam. Karena penerbitan uang dan penentuan jumlahnya
adalah urusan yang menyangkut kemaslahatan umat, maka pengrusakan pengeluaran uang
itu akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi perekonomian dan kemaslahatan umat.
Hilangnya kepercayaan terhadap mata uang, terjadinya pemalsuan, membengkaknya jumlah
uang dan depresiasi nilainya (inflasi), serta hilangnya orang-orang yang berpenghasilan
tetap adalah beberapa macam dari akibat pengrusakan uang tersebut. Pengrusakan
penerbitan uang yang dimaksud disini adalah tidak sama antara pengeluaran uang dan
jumlah yang dikeluarkan. Akibatnya, para ahli fiqih (fukaha) beranggapan bahwa
penerbitan uang merupakan kewenangan negara dan tidak diperbolehkan bagi individu
untuk melakukan penerbitan uang sendiri bahkan melakukan hal – hal yang menimbulkan
kerusakan.
Dalam buku fiqih Umar bin Al – Khathab jelas menunjukkan apa yang diatur dalam
hukum Islam tentang penerbitan uang oleh pemerintah. Sebagai contoh dari bukti itu
adalah sikapnya dalam tatanan yang praktis, di mana negara Khilafah pada masa itu
melakukan penerbitan uang dengan cara yang baik. Sebagaimana ia mengatakan “Aku
berkeinginan untuk menjadikan dirham dari kulit unta”.
5. Bitcoin Pada Konteks Perbankan Syariah
11
Dalam konteks syariah maka kita kembalikan pada khittah yang mendasar yaitu
keuangan syariah berdasarkan pada tujuan maqashid syariah yaitu tujuan kemaslahatan
agar mencapai keselamatan dunia dan akhirat (QS.Al Jasiyah:18) "Kemudian Kami
jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka
ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang- orang yang tidak
mengetahui". Kemudian Imam Asy-Syatibi "Sesungguhnya syariat itu ditetapkan
bertujuan untuk tegaknya (mewujudkan) kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat”.
Selain itu aturan muamalat Islam jelas melarang aktifitas keuangan yang
mengandung unsur riba (tambahan terhadap transaksi utang piutang barang atau uang),
gharar (transaksi yang mengandung ketidakjelasan atau keraguan), dan maisyir
(transaksi yang seperti perjudian karena spekulasi). Dengan demikian dalam keuangan
syariah itu sangat penting adanya aset yang melandasi (underlying assets) untuk
menghindarkan adanya gharar dan maisyir serta mencapai tujuan kemaslahatan bagi
masyarakat dan ekonomi.
Apabila kita kaitkan dengan bitcoin maka jelas tidak sesuai dengan prinsip syariah
bebas gharar dan maisyir karena bitcoin mengandung ketidak jelasan aset yang melandasi
dan ketidakstabilan harga yang menimbulkan spekulasi dan gelembung keuangan yang
rawan menjadi krisis ekonomi. Bitcoin juga masih rawan hacker dan pencurian sehingga
secara syariah kurang memberikan kemaslahatan terhadap stabilitas transaksi keuangan
dan perlindungan masyarakat yang optimal.
Uang kripto yang sesuai dengan syariah tentunya harus dikaitkan dengan
landasan syariah yaitu memiliki landasan aset yang jelas dan terukur agar bebas dari gharar
dan maisyir misalnya dijamin oleh emas dan perak atau aset riil terukur lainnya. Terdapat
contoh implementasi uang kripto petro yang diterbitkan pemerintah Venezuela 3
Desember 2017 yang berlandaskan kepada cadangan minyak negara, tetapi tentu saja
adanya landasan aset saja belum cukup. Karena secara syariah uang kripto juga harus
memberikan kemaslahatan bagi rakyat yang berarti harus terjamin sebagai alat tukar yang
aman, terjamin stabilitas nilainya dan meningkatkan kelancaran transaksi pada
masyarakat.
Dengan demikian tetap diperlukan otoritas yang menjadi pengatur, pengawas dan
pelindung transaksi uang kripto. Otoritas ini diperlukan untuk menjamin uang kripto sesuai
dengan prinsip syariah dan aman dari kejahatan siber.Demikian pula dengan teknologi
12
blockchain dimana semua teknologi hanya tinggal waktu saja akan datang dan menguasai
kehidupan manusia, sehingga penting untuk terus menggali ilmu dan menguasai
teknologi yang bermanfaat.
Teknologi Blockchain memiliki potensi untuk secara drastis memangkas biaya dan
waktu dalam transaksi keuangan lintas batas, serta meningkatkan efisiensi bank, tetapi akan
membebani pendapatan non-layanan atau berbasis biaya. Ini berkonsentrasi pada dua aspek
utama. Efisiensi dan potensi pendapatan bank, lebih tepatnya. Blockchain memiliki
kemampuan untuk secara mendasar mengubah cara berbagai jenis layanan keuangan dikelola.
Dalam hal efisiensi yang lebih besar, penghematan biaya, dan pengurangan risiko, bank dapat
memperoleh manfaat yang signifikan dari pengembangan dan penerapan teknologi
blockchain. Namun, ketika teknologi ini diadopsi secara lebih luas, ini akan mengurangi
biaya pemrosesan, komisi, dan keuntungan dari operasi mata uang asing, sehingga
mengurangi pendapatan.
E. KESIMPULAN
Setelah menelaah berbagai jenis data tekstual yang terkait dengan Bitcoin, kami dapat
menarik beberapa temuan untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi dalam penelitian
ini. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil:
1. Transaksi jual beli menggunakan Bitcoin dalam perspektif islam masih ada perdebatan
antara ulama yang satu dan ulama yang lainnya seputar penggunaan Bitcoin ini.
Sebagian ulama menjelaskan bahwa tidak ada larangan selama tidak bertentangan
pada syariah. Ini menunjukkan bahwa investasi cryptocurrency tidak termasuk
investasi yang haram.
2. Mata uang crypcurrency dengan teknologi blockchain nya dapat memberikan manfaat
meningkatkan efisiensi dan potensi pendapatan bank dengan mengurangi biaya dan
waktu secara drastis dalam transaksi perbankan syariah lintas batas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi. Ekonomi Islam Prinsip, Dasar, dan Tujuan.
Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004.
Haris Herdiansyah. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial cet ketiga. Jakarta:
Salemba Humanika, 2012.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/02/083000126/gara-gara-india-
harga bitcoin-dkk-anjlok,tanggal 25 Mei 2018.
https://www.cnnindonesia.com/ ekonomi/ 20 1801 30140444-78-272610/bi-temu
kan-44-pedagang-di-bali-terima-transaksi-bitcoin, tanggal 24 Mei 2018.
https://www.cn nindonesia.com/teknologi/ 20 1 80314160304-185-282937/jual- beli-
uang-kripto-capai-rp100-m-per-hari-di-indonesia, tanggal 24 Mei 2018.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180226165300-185-278930/bitcoin-bikin-
runyam-proses-cerai-di-inggris, tanggal 24 Mei 2018. https://www.bi.go.id/id/ruang-
media/siaran-pers/ Pages/sp _2 00418.aspx, tanggal 29 Juni 2018.
14