Anda di halaman 1dari 25

Cy ronium |1

Cy ronium |2

MENGENAL LEBIH DALAM


INVESTASI CRYPTOCURRENCY
Cy ronium |3

Cryptocurrency Dan
Mekanisme Transaksinya

Istilah cryptocurrency semakin diperbincangkan pasca meningkatnya berbagai jenis


uang digital. Semakin banyak diminati sebagai investasi karena nilainya yang terus
meningkat secara fluktuatif. Modul yang disusun dari referensi beberapa sumber
(DailySocial.id, dan lain-lain) ini akan mengulas tentang konsep dasar cryptocurrency.
Bagaimana sistem crypto ini bekerja, informasi-informasi penting berkaitan dengan
sistem tersebut, dan apa yang ditawarkan oleh Crypto ini tatanan bisnis finansial.

Pengertian cryptocurrency

Secara ilmu linguislik, cryptocurrency tersusun dari dua kata. Crypto dan Currency.
Kata crypto berasal dari cryptography. Bahasa persandian dalam dunia komputer.
Sedangkan currency rujukannya adalah nilai mata uang. Dari hal itu, bisa kami
definisikan bahwa cryptocurrency adalah sebuah mekanisme mata uang digital yang
dapat digunakan untuk bertransaksi secara virtual. Virtual dalam hal ini melalui
jaringan internet. Dan transaksinya dilindungi oleh sebuah persandian komputer
yang rumit.

Lantas apa yang membedakan dengan mata uang seperti mata uang Rupiah?
Bedanya adalah, cryptocurrency memiliki sifat terdesentralisasi. Sedangkan model
transaksi yang selama ini sering kita gunakan sifatnya tersentralisasi.

Berikut penjelasan tentang perbedaan dua sifat tersebut dalam sebuah studi kasus.

Tersentralisasi

Sifat tersentralisasi ini yang sering kita pakai. Misalnya, seorang ayah ingin
mengirimkan uang kepada anaknya di luar kota. Maka, ia akan menggunakan
layanan perbankan (ATM, Mobile Banking, atau datang langsung ke bank). Kemudian
mentransfer uang ke nomor rekening anaknya. Transaksi tersebut pada dasarnya
dilakukan melalui perantara bank.
Cy ronium |4

Jadi, saat kita transfer, uangnya masuk ke bank terlebih dulu. Baru setelah itu
diteruskan ke penerima. Prosesnya real time. Sehingga perpindahan tersebut tidak
terasa. Namun yang pasti bisa anda rasakan adalah ada biaya yang harus kita bayar
ke bank. Baik yang dikeluarkan saat itu juga (jika mengirimkan ke rekening bank
yang berbeda, misal dari BCA ke Mandiri) atau dalam biaya administrasi yang
dikenakan setiap bulan.

Sumber gambar : dailysocial.id

Terdesentralisasi

Sedangkan sifat terdesentralisasi artinya tidak ada perantara. Tidak ada yang menjadi
penengah. Transaksi dilakukan secara langsung dari pengirim ke penerima.
Kemudian transaksi tersebut dicatat oleh komputer yang berada di jaringan tersebut.
Di seluruh dunia. Atau kita sebut dengan miner. Miner disini artinya penambang
yang ikut membantu mengamankan dan mencatat transaksi di jaringan.

Miner sendiri akan mendapatkan komisi dengan uang virtual yang digunakan.
Namun tidak semua orang bisa menjadi miner. Pemrosesan komputasinya rumit.
Dibutuhkan keahlian khusus untuk memecahkan kriptografinya. Makanya tidak heran
kalau para miner (penambang) cryptocurrency komputernya berspesifikasi tinggi dan
khusus.
Cy ronium |5

Sifat desentralisasi inilah yang menjadi DNA dalam sebuah sistem di Blockchain.
Pada dasarnya, Blockchain menjadi platform yang memungkinkan mata uang digital
bisa dipakai untuk bertransaksi.

Pengertian Blockchain

Blockchain adalah sistem pencatatan atau basis data yang tersebar luas di internet.
Biasanya disebut distributed ledger. Setiap transaksi yang dicatat bisa diamati oleh
seluruh pengguna internet. Maka, Blockhain juga bisa didefinisikan sebagai sebuah
buku besar. Buku ini bisa diakses oleh siapa saja, termasuk orang yang tidak
melakukan transaksi.

Beberapa ciri khas dalam melakukan transaksi dan pencatatan di blockchain


diantaranya adalah :

1. Perhitungannya lebih logis

Bisa dihitung secara matematis adalah ciri khas blockchain. Kenapa? Karena blok-
blok yang ada di dalamnya berbentuk kode. Kode ini bisa diterjemahkan dan
diverifikasi developer. Algoritma di dalamnya membuat nilainya bisa lebih terukur.
Berbeda dengan mata uang yang sehari-hari digunakan saat ini.

Misalnya USD. Nilainya biasanya dikontrol oleh Bank Sentral di Amerika Serikat.
Mereka bebas untuk mencetak seberapa banyak. Termasuk implikasi suku bunga.
Cy ronium |6

Lain halnya dengan cryptocurrency. Basis perhitungan matematisnya terstruktur, dan


jumlah sebaran mata uangnya pun dapat diprediksikan. Hal ini yang membuat semua
orang menjadi tahu, tiga tahun lagi akan ada berapa banyak uang digital yang ada di
dunia. Bahkan nilai inflasinya pun dapat diprediksi dengan tepat. Salah satu
gambaran pertumbuhannya dapat diakses dalam grafik berikut:
https://bashco.github.io/Bitcoin_Monetary_Inflation.

2. Keamanannya mumpuni

Manfaat dari ―terdesentralisasi‖ Blockchain adalah tidak ada data yang dipusatkan di
satu tempat. Semua tersebar ke server para miner.

Untuk menjadi miner, mereka harus secara akurat memecahkan algoritma


perhitungan yang ada. Supaya tercipta blok baru (dengan komisi berupa nominal
uang digital). Karena informasinya tersebar, jika ada hacker yang mencoba
membobol sistem pun mereka harus bisa minimal mengontrol 50% dari komputer
miner yang ada di jaringan.

Cryptocurrency yang ada saat ini


Cy ronium |7

Ada beberapa jenis cryptocurrency yang saat ini sudah banyak digunakan, misalnya
Bitcoin, Cyronium, Ethereum, Litecoin, Monero, atau Ripple. Bitcoin adalah mata uang
digital yang pertama dirilis ke publik.

Yang tak kalah populer dari Bitcoin adalah Ethereum, yang diciptakan Vitalik Buterin
pada tahun 2015. Konsepnya hampir sama dengan Bitcoin, karena sama-sama
dibangun pada jaringan Blockchain. Di sini para miner bekerja untuk mendapatkan
Ether, mata uang cryptocurrency yang membantu menjalankan jaringan Ethereum.

Untuk konsep transaksi yang terdesentralisasi, Ethereum dapat memanfaatkan


Decentralized Autonomous Organization, sebuah badan kepengurusan transaksi
yang dijalankan sepenuhnya oleh kode pemrograman dan smart contract yang tidak
ada pusat otoritas dan kontrol. Tidak ada pihak ketiga yang bisa mengubah data
yang telah tersimpan ke dalam jaringan Blockchain.

Selain dua jenis koin di atas, ada mata uang baru lagi yang baru-baru ini rilis adalah
Cyronium, produk crytocurrency pertama di dunia yang menggunakan Bulion emas
bersertifikat internasional LBME sebagai base jaminan transaksi.

Masih sangat banyak koin alternatif dengan karakteristiknya masing-masing.


Menurut Coinmarketcap.com, saat ini sudah lebih 1560 jenis mata uang digital
berbasis cryptocurrency yang tersebar di seluruh dunia.

Yang mempengaruhi nilai cryptocurrency

Mata uang cryptocurrency naik turun nilainya didasarkan pada beberapa hal. Salah
satunya karena ketersediaan/kelangkaan. Namun kadang nilainya juga meningkat
atau turun karena kepercayaan dan penggunaan di kalangan komunitas
penggunanya. Secara umum naik turunnya nilai cryptocurrency dipengaruhi oleh
mekanisme pasar.
Cy ronium |8

Pasar cryptocurrency memiliki volatilitas atau tingkat perubahan yang cukup tinggi,
sehingga sangat fluktuatif. Jika banyak orang menginginkan mata uang tersebut dan
nilainya tidak terlalu banyak, maka nilainya juga akan meningkat. Faktor lain kadang
turut mempengaruhi.

Mekanisme transaksi

Seperti yang sudah kita bahas diatas, bahwa dalam bertransaksi di cryptocurrency,
seluruh jaringan akan mencatat historinya. Termasuk dalam hal ini, besaran transaksi
dan saldo yang dimiliki. Misalnya, anda telah berhasil melakukan transaksi dan
dikonfirmasi oleh penerima. Maka seluruh jaringan yang terhubung ke Blockchain
tersebut akan langsung mengetahui informasi transaksi anda. Isi informasinya adalah
penjelasan bahwa telah terjadi transaksi sejumlah tertentu dan telah ditandatangani
secara digital dengan memberikan private key ke dalam sistem.

Konfirmasi penerima menjadi hal yang sangat krusial dari sebuah transaksi
cryptocurrency. Transaksi yang terkonfirmasi tersebut disimpan ke dalam wadah
yang disebut Blocks. Catatan transaksi sifatnya permanen, tidak dapat diubah,
dibajak, atau dipalsukan dan menjadi bagian dalam sebuah rantai blok atau
Blockchain. Sifat permanen tersebut yang membuat cryptocurrency transaksinya
immutable alias tidak bisa dibatalkan saat sudah dikirim.
Cy ronium |9

Cryptocurrency di Indonesia

Bank Indonesia secara eksplisit sudah menyatakan larangan terhadap cryptocurrency


untuk kegiatan transaksi atau tidak diakui menjadi alat pembayaran yang sah.

Pernyataan tersebut didasarkan pada undang-undang yang menyatakan bahwa alat


pembayaran yang diterima di Indonesia hanya menggunakan Rupiah.

Yang perlu kita garisbawahi adalah uang virtual cryptocurrency tidak dianggap ilegal.
Yang tidak diperbolehkan adalah cryptocurrency sebagai alat bayar.

Sejauh ini kebanyakan orang di Indonesia masih memanfaatkan cryptocurrency


untuk sekedar dimiliki (investasi). Untuk transaksi jual beli masih cukup terbatas.
Tidak banyak merchant yang menerima pembayaran dengan cryptocurrency.

Pelarangan tersebut salah satunya didasari kekhawatiran akan potensi kejahatan


cryptocurrency. Internet Development Institute (ID Institute) mengungkapkan
setidaknya ada tiga hal yang mungkin terjadi :

1. Private key,
2. Ransomware, dan
3. Ancaman fisik ke pemilik dompet.

ID Institute mencontohkan, aspek kerentanan pada sistem Blockchain yang


digunakan Bitcoin ada potensi penyisipan malware yang sangat besar. Miner butuh
sumber daya besar untuk mengelola block, aspek tersebut berisiko penyebaran
ransomware ke komputer yang ada di bawah kendalinya.

Pandangan berbeda disampaikan Country Blockchain Leader IBM Indonesia, Juliandri


Jenie. Dalam sebuah sesi, ia mengatakan bahwa, sifat ledger dalam Blockchain itu
dapat dilihat ke orang lain. Namun, pada saat yang sama tetap aman karena tidak
bisa diubah oleh sembarang orang. Ini menjadi keuntungan, karena bisa membuat
integrasi bisnis antar perusahaan jadi lebih efisien.
C y r o n i u m | 10

Semua orang bisa saling percaya. Karena seluruh data dapat terekam dengan baik,
dapat dilihat oleh orang lain meski perlu ada akses khusus terlebih dulu.

Saat ini, beberapa perbankan seperti BCA dan instansi besar seperti POS Indonesia
mulai mengeksplorasi potensi Blockchain sebagai platform yang bisa dimanfaatkan
untuk meningkatkan produktivitas, meskipun tidak mengikutsertakan cryptocurrency
di dalamnya.

Mengeksplorasi Potensi Pemanfaatan


Blockchain di Indonesia

Secara umum, blockchain memberikan beberapa manfaat ketika diterapkan dalam


sebuah proses bisnis.
1. Pertama, sifatnya yang terdesentralisasi dapat memperluas akses keuangan
karena tidak terbatas adanya perantara dalam proses transaksi. Hal ini
sekaligus menghadirkan efisiensi karena tidak ada batasan waktu dan tempat
dalam operasinya.
2. Kedua, menciptakan solusi keuangan dengan biaya transaksi yang lebih
murah –jika dibandingkan dengan rate transaksi konvensional—dengan tetap
mengedepankan keamanan transaksi. Sifat mata uang crypto yang tersusun
dari algoritma rumit (terenkripsi) dan divalidasi oleh jaringan yang mengusung
membuat blockhain dinilai sangat aman. Dengan keunggulan tersebut,
diharapkan bisnis perbankan akan menjadi yang paling merasakan disrupsi
blockchain, terlepas dari penerapan riil saat ini yang masih terbatas.

Dilansir dari DailySocial.id, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Sistem


Pembayaran Bank Indonesia, Eny Panggabean mengatakan, penerapan blockchain di
sektor finansial publik di Indonesia dapat didesain menjadi beragam bentuk.
Misalnya, untuk mendukung layanan pembayaran lintas negara (cross-border
payment) dan remitansi melalui private blockchain.

Selain yang merujuk langsung pada transaksi finansial, Eny juga mengatakan
beberapa skenario lain yang dapat didorong melalui blockchain. Contohnya,
mencatat kepemilikan tanah. Membantu rekap perdagangan saham. Hingga
merekam obligasi pemerintah.
C y r o n i u m | 11

Ettienne Reinecke, CTO Dimension Data Group, juga ikut memberikan contoh
penerapan blockchain yang dirasa cukup visioner dengan perkembangan digital.
Ianya mendukung bisnis Internet of Things (IoT). Dalam IoT, platform berjalan secara
real-time. Pebisnis akan menghasilkan jutaan transaksi yang dikumpulkan dari mesin
yang terdistribusi. Log yang dihasilkan akan sangat banyak. Jika sistem tersebut
menerapkan model transaksional dan harus dikelola secara tersentralisasi,
menggunakan middleware sebagai perantara, kemungkinan besar sistem akan
menjadi lambat dan mahal.

Mengenal Risiko

Di balik sifatnya yang terdesentralisasi, modal blockchain juga menghadirkan


beberapa risiko yang perlu dicermati. Sistem berbasis blockchain tergolong sangat
―bebas‖, artinya tidak ada jaminan perlindungan konsumen seperti dalam proses
yang tersentralisasi (misalnya Bank Indonesia sebagai regulator).

Semua transaksi dikelola di ranah publik, sehingga privasi data konsumen juga
terancam tidak terjaga baik. Di luar sistem, blockchain juga memungkinkan
terjadinya kegiatan kriminal, seperti pencucian uang dan pendanaan untuk kegiatan
terorisme –pihak berwenang akan sulit untuk melayak atau mengontrol kegiatan
transaksi tersebut.

Salah satu tugas utama negara dalam sektor keuangan ialah menjaga stabilitas
sistem yang ada. Jika blockchain tidak diregulasi, besar kemungkinan akan terjadi
disrupsi yang mengganggu sistem. Kebijakan sentralisasi yang ada saat ini selalu
menitikberatkan kebijakan moneter dari aturan yang dirilis Bank Indonesia. Untuk itu
jika memang ke depannya akan dimungkinkan penerapan blockchain secara masif,
sejak sekarang perlu ada banyak hal yang dilakukan, khususnya untuk pihak yang
berkepentingan meregulasi sistem moneter di negara.

Hal krusial yang tidak pertama dilakukan ialah adanya uji coba dan melakukan
pembuktian dari keandalan yang ditawarkan oleh blockchain. Dari situ, pemerintah
perlu menyesuaikan regulasi dan menyusun aturan untuk penegakan hukum sebagai
payung penyangga sistem yang berjalan, misalnya guna mencegah kegiatan
pencucian uang atau korupsi.
C y r o n i u m | 12

Lalu, harus ada tata kelola, manajemen risiko, dan standardisasi operasional yang
kuat, tujuannya untuk menghindari fragmentasi pasar. Untuk membangun sistem
blockchain sebenarnya juga diperlukan investasi yang tidak sedikit, sehingga perlu
dilakukan kajian mendalam soal ROI (Return of Investment) dari penerapannya.

Studi kasus penerapan blockchain di Indonesia dan dunia

Dilansir dari DailySocial.id, Bank Central Asia (BCA) mengklaim saat ini sudah
menggunakan teknologi blockchain untuk aktivitas operasional di internal
perusahaan. Visi dari penerapannya ialah untuk mempercepat transaksi pembayaran,
mengurangi kompleksitas transaksi di back-office. Selain itu juga ada POS Indonesia,
perseroan ini mengembangkan sebuah sistem bernama ―Digiro.in‖, yakni penerapan
blockchain untuk layanan multicurrency atau lebih tepatnya ialah untuk evolusi
layanan giro yang menjadi salah satu model bisnis yang diterapkan POS Indonesia.

Ada juga Digital Artha Media Corporation (DAM Corp), sebuah perusahaan fintech-
enabler beroperasi di Indonesia yang mencoba mengembangkan solusi white
labelblockchain untuk membantu perusahaan di bidang finansial. Solusi yang
ditawarkan diklaim mampu membantu perusahaan dalam melakukan transisi dari
model bisnis tersentralisasi menjadi terdesentralisasi. Sebuah startup asal Singapura
juga baru mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Bernama Veiris, startup
tersebut mengusung teknologi visual komputer berbasis blockchain guna membantu
korporasi menyelesaikan proses Know Your Customer untuk meningkatkan
engagement dengan para mitra.
C y r o n i u m | 13

Di luar negeri, blockchain juga sudah mulai terealisasi. Misalnya di Kanada, Royal
Bank of Canada (RBC) sudah mengembangkan sebuah sistem berbasis Distributed
Ledger Technology (DLT) yang diberi nama Hyperledger. Penerapannya sudah
diaplikasikan untuk membantu transaksi dengan cabang bank di wilayah Amerika
Serikat dan Kanada. Menariknya, Hyperledger didesain secara terbuka, melalui
mekanisme tertentu institusi perbankan bisa terhubung ke dalamnya. Di Singapura,
Bank Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC) menerapkan blockchain untuk
membantu memuluskan transaksi antar kantor Cabang di Singapura dan Malaysia.
Dengan suksesi tersebut, diklaim membuat proses transaksi hanya memakan waktu
maksimal 5 menit.

Pendapat para pakar soal implementasi blockchain


C y r o n i u m | 14

Dilansir dari DailySocial.id, dalam sebuah kesempatan diskusi, salah satu pemateri
Country Blockchain Leader IBM Indonesia, Juliandri Jenie, menerangkan lebih lanjut
seputar implementasi blockchain di beberapa bidang.

Di awal presentasinya ia menunjukkan tentang ambisi Spotify membawa blockchain


di industri musik digital. Pada bulan April 2017 lalu, Spotify mengakuisisi sebuah
startup blockchain bernama Mediachain Labs. Tujuannya Spotify ingin menghadirkan
sebuah mekanisme perhitungan dan pembayaran royalti yang lebih adil untuk
pencipta musik. Keunggulan blockchain yang ingin dikembangkan ialah untuk
melacak melacak siapa pencipta lagunya, judul lagu yang sudah diciptakan, dan
sebagainya, sehingga royalti dapat didistribusikan dengan lebih tepat juga.

Untuk di Indonesia, Janie menjelaskan ada beberapa bidang yang dapat


dioptimalkan dengan blockchain. Salah satunya di bidang supply-chain. Menjelaskan
soal aplikasinya, ia menuturkan:

―Blockchain akan sangat terasa manfaatnya untuk perusahaan supply chain.


Keuntungan yang bisa mereka rasakan adalah peningkatan visibilitas informasi
logistik dan dokumentasi di seluruh rantai pemasok. Keuntungan lainnya termasuk
mengurangi biaya dan risiko melalui otomasi, pelacakan yang dapat diukur dan
aman terhadap risiko fisik dan kejadian dalam rantai pasokan, serta memungkinkan
terciptanya model bisnis baru.‖

Menjelang akhir tahun lalu 2017, dalam konferensi blockchain internasional di Bali,
beberapa ahli menyampaikan ide dan penemuannya soal pemanfaatan blockchain di
tingkat lanjut. Sebagaimana dilansir oleh dailySocial.id, salah satu praktisi blockchain
yang hadir adalah Chief Scientist CyberMiles Michael Yuan.

Dalam presentasinya ia menjelaskan bagaimana bisnis e-commerce dapat terbantu


dengan teknologi blockchain. Contohnya, untuk menghadirkan efisiensi dalam
manajemen identitas, termasuk membantu mewujudkan sistem pelacakan dan
keaslian produk, karena semua data bisa disimpan di dalam blockchain dan
disinkronisasikan ke semua jaringan. Solusi seperti itu dinilai bisa merevolusi kembali
bisnis dan teknologi e-commerce.

Menurut Matej Michalko, CEO Decent, di konferensi yang sama, blockchain dinilai
dapat menjadi solusi dari masalah menaun yang menghantui industri konten, yakni
C y r o n i u m | 15

pembajakan. Dengan sistem blockhain, para kreator dengan mudah menjual dan
mendistribusikan konten ke para penikmat konten secara langsung dengan
mekanisme yang disebut dengan ―data exchange‖. Bayangkan jika sebuah konten
dapat didistribusikan dengan enkripsi dan identitas yang unik untuk setiap
penikmatnya. Ketika terjadi distribusi di luar ketentuan, pelacakannya akan lebih
mudah atau bahkan menjadi mustahil lantaran sistem enkripsi yang diterapkan.

Bank Indonesia sebagai regulator

Sebagai langkah preventif, Indonesia perlu segera menyusun kebijakan baku soal
blockchain. Perkembangannya tidak terlihat, namun jika melihat tren teknologi yang
ada sebelumnya yang memiliki perkembangan sangat cepat, Bank Indonesia menjadi
komponen kunci di sini.

Pertama, dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen, perlu diciptakan solusi


pengaduan, penanganan, atau transparansi dalam setiap proses bisnis yang
diterapkan.
C y r o n i u m | 16

Bank Indonesia juga perlu menjadi trigger terjadinya kolaborasi lintas otoritas,
termasuk membangun kemitraan dengan pihak internasional mengingat cakupan
blockchain tidak terbatas di suatu negara. Untuk mencegah dampak negatif dalam
penyelenggaraan sistem pembayaran, perlu adanya ketetapan untuk menjamin
kesetaraan di sistem pembayaran yang diaplikasikan. Yang terakhir, sekaligus paling
esensial, Bank Indonesia perlu menjadi penentu skala prioritas. Teknologi boleh saja
maju dengan tetap mempertimbangkan perkembangan, stabilitas, dan integritas
ekonomi negara.

Menurut pemaparan Bank Indonesia dalam sebuah kesempatan, pihaknya


membutuhkan waktu dua tahun untuk menyelesaikan proses kajian penerbitan uang
C y r o n i u m | 17

digital, kurang lebih akan selesai pada tahun 2020 mendatang. Tampaknya regulasi
blockchain akan menjadi salah satu bagian di dalamnya.

Antusiasme blockchain di Indonesia sebagai sinergi tahap awal

Menyusul perkembangan blockchain yang ada di dunia dan di Indonesia, enam


perusahaan blockchain lokal (Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, IndoDAX,
Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X) mendirikan Asosiasi Blockchain
Indonesia.

Diketuai CEO IndoDAX Oscar Darmawan, asosiasi tersebut membawa sejumlah visi.
Salah satunya ialah untuk mendorong kolaborasi antara pemangku kebijakan dengan
pelaku usaha yang akan menggunakan blockchain dan cryptocurrency sebagai
landasan teknologi.

Sebagai langkah awal, asosiasi juga telah menjadi bagian Kamar Dagang Indonesia
(KADIN) untuk bersama-sama merumuskan program penyelarasan perkembangan
blockchain dengan regulasi di Indonesia.

Jenis-Jenis Cryptocurrency, Kelebihan dan


Kekurangannya

Ketertarikan terhadap mata uang kripto, umumnya sebagai investasi, sebenarnya


baru meningkat kencang pasca nilai tukar Bitcoin melonjak. Persisnya setelah
WannaCry menghebohkan jagat digital. Penyerang meminta tebusan pembebasan
komputer yang terserang WannaCry dengan Bitcoin.

Nlai Bitcoin kemudian melonjak kencang. Di lain sisi Alt-coin (mata uang kripto non-
Bitcoin) terus bermunculan, umumnya dengan misi memperbaiki celah Bitcoin atau
menawarkan cara baru untuk proses mining dan transaksi.

Melansir dari situs DailySocial dan CoinMarketCap, terdapat 1568 jenis mata uang
kripto di dunia. Jumlahnya masih terpantau terus bertambah, seiring terus adanya
ICO (Initial Coin Offering) yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
C y r o n i u m | 18

Tidak semua mata uang kripto tersebut populer, khususnya di Indonesia. Jika melihat
kapitalisasi pasar (market cap) terbesar, berikut rangking perolehannya –dengan
Bitcoin masih terus memimpin pasar kripto:

Seiring makin mahalnya nilai tukar Bitcoin, pengguna saat ini mulai mencoba
mencari alternatif lain untuk berinvestasi atau menggunakan mata uang kripto yang
ada. Pun demikian di Indonesia, beberapa investor kripto yang ditemui oleh tim
DailySocial menjelaskan alasan yang cukup logis tentang pemilihan Altcoin.

Soal pilihan dan kepercayaan untuk produk kripto, kondisinya tidak jauh dengan
rangking di atas. Namun demikian, masing-masing jenis koin memiliki nilai unik yang
coba ditawarkan. Dilansir dari website DailySocial, berikut ini rangkuman masing-
masing, merujuk dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan yang ada di
Indonesia.

(1) Bitcoin (BTC)

Kelebihan:

Mendefinisikan kelebihan dan kekurangan Bitcoin pada dasarnya akan mewakili mata
uang kripto secara umum. Keunggulan pertama dari Bitcoin ialah sifatnya sebagai
C y r o n i u m | 19

mata uang kripto, dengan Hash Rate (tingkat kompleksitas algoritma kriptografi)
yang semakin canggih, kepercayaan publik juga semakin terjamin untuk terhindar
dari risiko seperti pemalsuan. Kepercayaan tersebut turut membantu pengembangan
komunitas global yang menguatkan posisinya sebagai mata uang yang tidak mudah
goyah dengan kondisi masyarakat. Seperti emas, mata uang kripto dapat menekan
laju inflasi.

Kekurangan:

Jika ditelisik lebih dalam, Bitcoin sifatnya spekulatif (dalam kaitan dengan nilai).
Nilainya ditentukan oleh sejumlah orang atau unit bisnis yang menerima Bitcoin. Jika
semakin banyak yang menggunakan, nilainya akan terus meningkat. Sebaliknya jika
semakin sedikit, implikasinya harga jual akan turun. Selain itu sebagai mata uang
kripto, Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi. Prosesnya pun bersifat publik,
tidak ada entitas yang dapat memberikan jaminan untuk kelalaian yang
menyebabkan kehilangan atau kesalahan dalam proses pengiriman. Dompet
hardware (perangkat khusus untuk menyimpan kunci privat) juga rentan diserang
virus atau mengalami kerusakan jika tidak dirawat dengan baik, bisa menyebabkan
koin melayang.

(2) Ethereum (ETH)

Kelebihan:

Sangat mirip dengan Bitcoin, namun didesain khusus untuk menjadi smart contract
yang terbuka. Transaksi yang dilakukan di blockchain dapat mengeksekusi suatu
smart contract melalui berbagai cara, misalnya dengan mengirimkan mata uang
digital atau data ke alamat kontrak. Jika berhasil dieksekusi, smart contract tersebut
dapat memproses lebih banyak transaksi atau mengeksekusi smart contracts lainnya.
Ethereum Virtual Machine (EVM), merupakan software yang dapat digunakan
pengembang untuk membuat berbagai aplikasi semudah membuat aplikasi berbasis
transaksi kripto. Dengan konsep yang ditawarkan, pengembang tidak perlu membuat
dan mengurus blockchain mereka sendiri.

Kekurangan:
C y r o n i u m | 20

Di balik kemudahan yang ditawarkan dalam proses pengembangan, ada beberapa


hal yang justru menjadi kelemahan. Pertama ialah soal kecepatan akses, tidak
sepenuhnya bisa diandalkan karena menggantungkan pada server yang terdistribusi.
Pengembangan aplikasi di atas platform Ethereum bisa dianalogikan dengan
penyewaan jasa web-hosting, ketika server down, maka sistem yang bekerja di
bawahnya juga tidak berfungsi. Apesnya, pengembang pun tidak dapat
meningkatkan fungsionalitas blockchain secara mandiri, karena harus berkontribusi
secara keseluruhan. Apabila mengalami hard-fork (penambang menjalankan protokol
yang berbeda secara masif), akan berpengaruh langsung terhadap aplikasi yang
dikembangkan. Setiap komputasi juga akan membutuhkan Ether (jenis koin) yang
meningkat bergantung pada kompleksitas dan basis pengguna aplikasi.

(3) Ripple (XRP)

Kelebihan:

Kegelisahan pengguna Bitcoin tampaknya didengar baik oleh pengembang Ripple,


lantaran salah satu keunggulan yang ditawarkan ialah proses yang mudah untuk
penukaran ke mata uang lokal. Teknologi Ripple memfasilitasi penukaran XRP
dengan berbagai mata uang di dunia, bahkan termasuk ke Bitcoin. Hal tersebut
dikarenakan Ripple telah terintegrasi dengan layanan perbankan di dunia. Saat ini
menjadi salah satu landasan revolusi remittance atau pengiriman uang antar negara.

Kekurangan:

Sebuah hasil riset yang dirilis Purdue University mengungkapkan sebuah celah dari
Ripple. Celah tersebut dikarenakan adanya keterbukaan jaringan. Node yang ada
pada struktur jaringan dimungkinkan menerima serangan yang dapat berdampak
pada kelumpuhan akses pengguna terhadap dana yang ditransfer.

(4) Bitcoin Cash (BCH)

Kelebihan:

Versi upgrade dari Bitcoin dengan memperbaiki beberapa prosedur yang dimiliki,
salah satu keandalannya mampu membuat kenaikan nilainya lebih konsisten. Dalam
C y r o n i u m | 21

hal kecepatan transaksi, Bitcoin Cash juga tergolong lebih cepat, sehingga
menguntungkan pengguna. Tingkat keamanan dan proteksi pun ditingkatkan,
dengan turut mempertimbangkan dari segi tampilan dan fitur agar lebih menarik.

Kekurangan:

Risiko kerusakan perangkat keras menjadi salah satu tantangan. Namun justru
kelemahan yang mendasar tercipta karena adopsi yang masih belum masif. Hal
tersebut menjadikan Bitcoin Cash belum mencapai ―Critical Mass‖, masa kritis
minimum yang diperlukan agar blok berukuran lebih dari 1 Mb dapat selalu tercipta
dengan baik, ini faktor utama untuk membuat jaringan lebih stabil. Sedikit demi
sedikit mulai mendekati ke sana. Adopsi yang belum masif juga berdampak pada
sifat spekulatif yang dimiliki.

(5) Litecoin (LTC)

Kelebihan:

Litecoin juga hadir mencoba menyempurnakan Bitcoin, salah satu hal yang diperbaiki
ialah berkaitan dengan waktu generasi blok yang disusun. Rata-rata Litecoin memiliki
waktu 2,5 menit, sedangkan Bitcoin rata-rata 10 menit. Algoritma penambangan
memang didesain lebih sederhana, membuat miner tidak harus melakukan dengan
komputer berspesifikasi super tinggi. Litecoin juga mengaktifkan Segregated
Witness, diklaim membuat transaksi koin menjadi lebih cepat dan memberikan biaya
yang rendah. Fitur Swap Atom juga dibubuhkan untuk memberikan kemudahan
pemilik koin kripto lainnya untuk bertransaksi dengan Litecoin tanpa platform
khusus.

Kekurangan:

Risiko Litecoin justru diprediksikan akan terjadi jika pasar tidak memiliki ketertarikan.
Porses mining-nya tergolong mudah, hal ini memungkinkan adanya penumpukan
stok Litecoin. Di jangka panjang, jika tidak mampu bertumbuh meyakinkan bisa jadi
akan pecah ―bubble―-nya. Sehingga mengalami penurunan inflasi secara derastis.
C y r o n i u m | 22

(6) Cyronium (CYRO)

Koin baru :

Cyronium ini koin yang dirilis per Mei 2018. Jadwal ICO per tanggal 26 Mei 2018.
Satu hal yang membuat Cyronium ini dilirik banyak investor adalah adanya jaminan
fisik berupa emas logam mulia.

EOS, Cardano (ADA), Stellar (XLM), dan NEO

Selain lima mata uang kripto di atas, ada beberapa jenis lainnya. Sementara ini
memang belum begitu tenar di Indonesia, sehingga akan dibahas sekilas saja
tentang fungsionalitas yang coba diunggulkan masing-masing. EOS adalah platform
blockchain yang coba didesain untuk memfasilitasi kebutuhan aplikasi komersial,
baik untuk web-based maupun mobile-based. Sistem keanggotaan, otentikasi, basis
data, komunikasi asinkron dan penjadwalan disediakan melalui core dan cluster.
Arsitektur sistem didesain untuk memungkinkan dilakukan skalabilitas, memastikan
jutaan transaksi dapat dilakukan setiap detiknya.

Cardano adalah sebuah representasi blockchain yang menggunakan bahasa


pemrograman Haskell. Konsep yang ditawarkan seperti Ethereum, yakni
dipersonalisasi untuk teknologi smart contract. Cardano juga menjadi satu-satunya
mata uang kripto yang mengimplementasikan protokol konsensus proof-of-stake
secara menyeluruh. Ada juga Stellar, fungsinya juga mirip dengan Ethereum, dengan
keunggulan biaya transaksi yang kecil, yakni 0.00001. Terakhir ada NEO, menjadi naik
daun juga karena pembaruan teknologi smart contract yang mampu melacak dan
mengotomasi proses perjanjian dalam blockchain.
C y r o n i u m | 23

Platform lokal transaksi cryptocurrency


C y r o n i u m | 24

Pengguna di Indonesia yang tertarik berinvestasi atau melakukan transaksi dengan


mata uang kripto bisa mengunjungi beberapa layanan penyedia yang melayani pasar
lokal. Mereka adalah:

INDODAX (dulu Bitcoin.co.id)

INDODAX atau dulu dikenal sebagai Bitcoin.co.id merupakan salah satu inisiator
platform jual-beli mata uang kripto di Indonesia. Saat ini, INDODAX melayani
transaksi Bitcoin dan berbagai Altcoin. Jenis mata uang kripto yang dilayani: BTC,
ETH, XRP, IGNIS, BCH, ETC, XZC, TEN, BTG, LTC, NXT, DOGE, BCD, WAVES, XLM, XEM,
DASH, BTS, dan ADA. INDODAX dapat diakses melalui tautan https://indodax.com/.

Luno (dulu BitX)

Luno atau dulu dikenal sebagai BitX merupakan perusahaan asal London yang
menyediakan layanan jual-beli mata uang kripto berbasis web dan aplikasi mobile
untuk pangsa pasar di Indonesia. Untuk saat ini jenis mata uang yang dirangkum
baru meliputi BTC dan ETH. Luno dapat diakses melalui tautan
https://www.luno.com/.

Triv

Triv adalah portal finansial digital lokal yang juga menerima jasa jual-beli mata uang
kripto. Saat ini sudah mendukung transaksi BTC dan ETH. Triv dapat diakses melalui
tautan https://triv.co.id/.

Tokocrypto

Salah satu layanan yang baru saja meluncur, saat ini baru berada di tahap Beta
Tester. Ditargetkan baru akan meluncur ke publik akhir April 2018. Tokocrypto
melayani transaksi mata uang kripto BTC dan ETH. Tokocrypto dapat diakses melalui
tautan https://tokocrypto.com/.

Santara
C y r o n i u m | 25

Santara Marketplace adalah partner ekosistem Cyronium yang berperan sebagai


marketplace tunggal, tempat jual beli Cyronium. Selain Cyronium, Santara yang saat
ini sedang dalam proses finalisasi untuk listing 27 Juli 2018 ini, diproyeksikan
melayani transaksi Cyronium, Bitcoin, Etherium. Ke depan, Santaran juga melayani
berbagai Altcoin seperti XRP, IGNIS, BCH, ETC, XZC, TEN, BTG, LTC, NXT, DOGE, BCD,
WAVES, XLM, XEM, DASH, BTS, dan ADA. Anda bisa mengakses Santara nantinya di
www.santara.co.id .

Anda mungkin juga menyukai