Anda di halaman 1dari 11

Modul ke Teknologi Keuangan

01 Uang Kripto/ Uang Digital

Fakultas

Ekonomi
Bisnis
Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS
eriana.kartadjumena@widyatama.ac.id
Program Studi

Strata 1 (S1)
Akuntansi
Cryptocurrency

(cryptocurrency) berasal dari dua kata :


1. crypto yang merujuk pada bahasa persandian dalam dunia
komputer dan pemrosesan dengan sistem terdesentralisasi
2. currency yang merujuk pada nilai mata uang.

Mata uang digital bersifat terdesentralisasi yaitu mampu


menghubungkan para penggunanya tanpa kebutuhan perantara
atau pihak ketiga atau otoritas pusat seperti perbankan atau
pemerintah.
Sifat desentralisasi ini yang menjadi dasar sistem blockchain
database.
Cryptocurrency System

1. Sistem tidak membutuhkan otoritas pusat; statusnya dipertahankan melalui


konsensus terdistribusi.
2. Sistem menyimpan gambaran umum tentang unit cryptocurrency dan
kepemilikannya.
3. Sistem menentukan apakah unit cryptocurrency baru dapat dibuat. Jika unit
mata uang kripto baru dapat dibuat, sistem akan menentukan keadaan asalnya
dan cara menentukan kepemilikan unit baru tersebut.
4. Kepemilikan unit cryptocurrency dapat dibuktikan secara eksklusif secara
kriptografis.
5. Sistem memungkinkan transaksi dilakukan di mana kepemilikan unit
kriptografi dapat diubah. Pernyataan transaksi hanya dapat dikeluarkan oleh
entitas yang membuktikan kepemilikan unit-unit yang dimiliki.
6. Jika dua instruksi berbeda untuk mengubah kepemilikan unit kriptografi yang
sama dimasukkan secara bersamaan, sistem akan menjalankan instruksi salah
satu yang paling banyak digunakan.
Cryptocurrency History

Uang kripto diciptakan pada tahun 1983 oleh David Chaum, ahli kriptografi dari
Amerika Serikat, dalam bentuk uang elektronik kriptografi anonim yang disebut
ecash. E-Cash baru diterapkan Digicash pada tahun 1995.
Tahun 1998, Wei Dai menerbitkan deskripsi tentang b-money, yang dicirikan
sebagai sistem kas elektronik terdistribusi tanpa nama. Selanjutnya, , Nick Szabo
mendesain bit gold.
Pada tahun 2009, Bitcoin diciptakan oleh pengembang dengan nama samaran
Satoshi Nakamoto.
Sejak tahun 2009 setelah penciptaan Bitcoin hingga saat ini terdapat lebih dari 500
nama uang kripto baru diciptakan dengan uang kripto yang terkenal antara lain:
• Namecoin (2011), Litecoin (2011), Peercoin (2012), Dogecoin (2013),
Gridcoin (2013), Primecoin (2013), Ripple (2013), Stellar Lumen (2014),
Ethereum (2015), Zcash (2016) dan Bitcoin Cash (2017).
Cryptocurrency Mining

Uang kripto dapat diperoleh dengan 2 cara:


1. dengan membeli dari penjual uang kripto dengan menggunakan aplikasi
tertentu pada smartphone dari platform trading,
2. proses menambang (mining process) uang kripto.
Jadi cryptocurrency mining merupakan kegiatan "menggali" uang kripto baru
dengan perangkat komputer dan software pada mining cryptocurrency server
(misalnya server bitcoin).
Cryptocurrency mining memerlukan :
3. Komputer kinerja tinggi dan spesifik aplikasi (software)
4. Biaya listrik yang besar.
5. Koneksi internet cepat.
Cryptocurrency Mining Process

1. Pool Mining adalah cara menambang uang kripto dengan cara mendaftar dan
bergabung kekuatan dengan para penambang lain dalam suatu kolam (pool)
yang nantinya akan berbagi imbalan untuk hasil yang diperoleh dari proses
penambangan.
2. Cloud Mining adalah cara menambang uang kripto dengan cara membeli CPU
power dari data center yang memiliki perlengkapan untuk melakukan aktivitas
mining cryptocurrency seperti Bitcoin (BTC) atau altcoins lain yang bisa
ditukarkan menjadi bitcoin.
Cryptocurrency Utilization

Cryptocurrency dirancang untuk dapat digunakan sebagai alat tukar yang terbebas
dari manipulasi dan kendali pemerintah, meskipun karena semakin populer, aspek
dasar ni mendapat kecaman dari pemerintah dan industri keuangan.
Mata uang yang meniru Bitcoin umumnya disebut altcoin, dan dalam beberapa
kasus disebut sebagai "shitcoins", dan seringkali menampilkan diri sebagai versi
Bitcoin yang dimodifikasi atau ditingkatkan.
Pemanfaatan bitcoin atau aset kripto sebagai alat tukar pembayaran telah dilakukan
pada ratusan situs online sampai toko fisik di berbagai negara.
Pemerintah Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia
(BI) melarang penggunaan bitcoin maupun cryptocurrency atau aset kripto lainnya
digunakan untuk alat pembayaran di Indonesia berdasarkan UU no. 7 tahun 2011,
Peraturan BI No. 18/40/PBI/2016 dan Peraturan BI No. 19/12/PBI/2017 .
Pemerintah Indonesia telah mengijinkan aset kripto dimanfaatkan sebagai aset
investasi dalam kegiatan jual beli aset kripto berdasarkan Peraturan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) No. 5 dan No. 7 tahun
2019 dan telah mendapatkan izin dari Kementerian Perdagangan melalui
Permendag No.99/2018 .
Cryptocurrency Controversy

Sejak awal diciptakan, jumlah uang kripto (misalnya bitcoin) dibatasi hingga 21 juta bitcoin.
Fenomane Bitcoin Halving (panen bitcoin) yang terjadi setiap empat tahun sekali
berdampak pada penurunan pasokan bitcoin di pasar sehingga menyebabkan kelangkaan
(scarcity).
Bitcoin telah empat kali mengalami periode halving.
Ketika bitcoin pertama kali diluncurkan, setiap blok yang berhasil diselasaikan oleh para
penambang (miner) akan diganjar reward 50 BTC.
Pada 2012, jumlah itu turun menjadi 25 BTC per blok, dan pada 2016 jumlahnya berkurang
menjadi 12,5 BTC per blok.
Pada Mei 2020, jumlah reward yang diterima penambang (miner) adalah 6,25 BTC per blok.
Hingga saat ini, sekitar 18,5 juta BTC telah beredar dari total 21 juta BTC.
Pada awal Februari 2021, harga bitcoin berkisar US$46,400 (sekitar Rp. 644 juta).
Jika dasumsikan permintaan tetap atau lebih tinggi dari pasokan baru yang beredar, maka
pasar tidak akan mampu mengimbangi permintaan. Akibatnya, fenomena yang memicu
kenaikan harga bitcoin.
Cryptocurrency Benefits

1. Kecepatan dan Kemudahan. Mata uang kriptografi pada dasarnya diciptakan


sengaja sebagai solusi dari rumitnya transaksi keuangan dan perbankan
konvesional sehingga melakukan transaksi dengan lebih cepat dan praktis.
2. Keamanan. Dapat melakukan transaksi keuangan tanpa harus menampilkan
identitas asli kita dengan cryptocurrency seperti bitcoin.
3. Potensi kenaikan harga mata uang. Hal ini tentu akan memberikan keuntungan
pada pemilik mata uang ini.
4. Cakrawala waktu yang lebih singkat. Transaksi dapat dilakukan setiap saat /
secara instan tanpa menunggu otorisasi validasi regulator.
5. Menghindari pemalsuan uang. Pemanfaatan mata uang berbasis kriptografi ini
dirancang agar tidak mudah diretas dan digunakan untuk bertransaksi oleh
orang lain. Cryptocurrency pun tidak dapat dipalsukan, jadi kita sebagai
penggunanya merasa lebih aman.
Cryptocurrency Risks

1. Potensi pelanggaran hukum. Hal ini disebabkan oleh berbagai peraturan di


beberapa negara tidak mengizinkan pemanfaatan cryptocurrency sebagai alat
transaksi pembayaran.
2. Penggunaan terbatas dalam dunia industri dan perbankan. Perusahaan industri
dan keuangan dunia menolak penggunaan dan khawatir dengan
keberlangsungan bisnisnya yang telah dibangun puluhan tahun akan hancur
dengan kehadiran cryptocurrency.
3. Volatilitas Tinggi. Kiprah mata uang kripto ini masih kurang dari 10 tahun lama
dikenal oleh masyarakat dunia, oleh sebab itu volatilitas mata uang jenis ini
masih sangat tinggi.
4. Potensi kemacetan jaringan. Nilai uang krypto lebih mudah bergejolak
harganya karena masalah kepercayaan dan efisiensi di tengah semakin
banyaknya jumlah penggunanya,.
5. Lupa Wallet Key. Satu hal yang paling penting saat kita berinvestasi
menggunakan Cryptocurrency adalah penggunaan wallet.
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS


eriana.kartadjumena@widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai