Anda di halaman 1dari 33

LEGALITAS PENGGUNAAN CRYPTOCURRENCY

SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI INDONESIA

Syahrul Sajidin

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya


Email : syahrulfh@ub.ac.id

Abstract
Countries in the world still do not have the same nature in compiling rules related to
cryptocurrency, therfore it is very important to study the legality of using cryptocurrency as a
means of payment in Indonesia. This paper aims to analyze the legal protection for the society
related to the use of cryptocurrency as a payment. In particular cryptocurrency has two
usability functions, namely as a medium of exchange and as a commodity. As a medium of
exchange, cryptocurrency has currency characteristics because it can be accepted as a means
of payment within a certain scope and its value is maintained because the number of issuance
is limited. But the cryptocurrency is not a legitimate and official currency because it does not
have the authority to issue and regulate, manage circulation and distribution, maintain its
exchange value and all these functions are carried out by the computing system so that
accountability is still doubtful.
Key words: cryptocurrency, legality, Money

Abstrak
Negara-negara masih belum memiliki sikap yang sama dalam menyusun aturan terkait dengan
cryptocurrency sehingga sangat penting dilakukan kajian tentang legalitas penggunaan
cryptocurrency sebagai alat pembayaran di Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk
menganalisa perlindungan hukum penggunaan cryptocurrency sebagai alat pembayaran.
Secara khusus cryptocurrency memiliki dua fungsi kegunaan yakni sebagai alat tukar dan
sebagai komoditas. Sebagai alat tukar, cryptocurrency memiliki karakteristik mata uang
karena dapat diterima sebagai alat pembayaran dalam lingkup tertentu dan nilainya pun
terjaga karena jumlah penerbitannya terbatas. Namun cryptocurrency bukanlah mata uang sah
dan resmi karena tidak memiliki otoritas yang berwenang untuk menerbitkan dan mengatur,
mengelola sirkulasi dan distribusi, menjaga nilai tukarnya dan semua fungsi tersebut
dilakukan oleh sistem komputasi sehingga masih diragukan pertanggungjawabannya
Kata Kunci: cryptocurrency, legalitas, uang

245 DOI: https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2021.01402.3


246 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

A. Latar Belakang melalui e-money. Dengan kata lain, belum


Kemunculan uang elektronik merupakan ada kartu e-money yang bisa memenuhi
jawaban atas kebutuhan terhadap instrumen semua kebutuhan.
pembayaran mikro yang diharapkan mampu Dengan maraknya penggunaan e-money
melakukan proses pembayaran secara cepat dalam transaksi masyarakat. Saat ini juga
dengan biaya yang relatif murah, karena telah bermunculan uang virtual atau yang
pada umumnya nilai uang yang disimpan lazim disebut cryptocurrency. Secara
instrumen ini ditempatkan pada suatu tempat sederhana tidak ada kaitan langsung antara e-
tertentu yang mampu diakses secara cepat money dengan cryptocurrency. Namun
secara off-line, aman dan murah.1 Selain itu, kehadiran cryptocurrency berawal dari
penggunaan e-money sebagai alternatif alat maraknya transaksi cashless di masyarakat.
pembayaran non tunai di beberapa negara Sehingga lahirlah cryptocurrency sebagai
menunjukkan adanya potensi yang cukup salah satu bentuk “mata uang virtual” yang
besar untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dapat diterima oleh seluruh negara.
penggunaan uang tunai, khususnya untuk Cryptocurrency pertama kali dirancang
pembayaran-pembayaran yang bersifat oleh David Chaum, seorang doktor ilmu
mikro sampai dengan ritel dan memudahkan komputer dan administrasi bisnis jebolan
pelacakan kembali atas suatu transaksi untuk University of California, Amerika Serikat.
memperoleh akurasinya.2 Pada tahun 1980-an, Chaum merancang
Tujuan awal penggunaan e-money untuk sebuah algoritma yang sangat aman dan
kepraktisan, hanya sekali tekan transaksi memungkinkan dilakukannya enkripsi
berhasil dilakukan, selain itu tidak perlu (tulisan berkode/sandi) dalam melakukan
membawa uang tunai jika ingin membeli transaksi dana elektronik.
sesuatu. Namun pada dasarnya e-money Cryptocurrency baru kemudian kembali
tidak bertujuan untuk mengganti fungsi populer sejak sekitar tahun 2010.
uang tunai secara total.3 Pemegang kartu e- Kepopuleran cryptocurrency dibawa oleh
money sebaiknya memilih kartu e-money penemuan yang dikerjakan Satoshi
sesuai kebutuhan. Hal ini karena ada banyak Nakamoto, seseorang atau mungkin
kartu e-money yang beredar di pasaran dan sekelompok orang yang sampai saat ini
menawarkan fasilitas pembayaran yang bahkan belum diketahui identitasnya alias
tidak sama. Selain itu tidak semua pedagang masih misterius. Nama tersebut juga
yang dapat menerima transaksi pembayaran dikaitkan dengan perangkat lunak sumber
terbuka yang dia rancang, dan juga
menggunakan jaringan

1 Ahmad Hidayat, Working Paper: Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Melalui
Pengembangan E-Money, Bank Indonesia: Jakarta 2006, hlm 7-8
2 Siti Hidayati, Kajian Operasional E-Money, Bank Indonesia: Jakarta 2006, hlm 1.
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
3 Muhammad Sofyan Abidin, Dampak Kebijakan E-Money Sebagai Alat Sistem Pembayaran Baru, hlm 1.
248 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

peer-ke-peer yang menghubungkan yang tepat, disaat memang masyarakat sudah


semuanya. Tidak seperti mata uang pada semakin familiar dengan transaksi elektronik
umumnya, bitcoin tidak tergantung dengan dan cashless. Ini yang membedakan antara
mempercayai penerbit utama. Bitcoin
Bitcoin dengan digicash yakni momentum
menggunakan sebuah database yang
kemunculan. Momentum kemunculan
didistribusikan dan menyebar ke node-node
digicash terjadi disaat masyarakat masih
dari sebuah jaringan P2P ke jurnal transaksi,
baru mengenal internet dan untuk mengakses
dan menggunakan kriptografi untuk
internet harus menggunakan PC (personal
menyediakan fungsi-fungsi keamanan dasar,
computer). Namun berbeda dengan bitcoin,
seperti memastikan bahwa bitcoin- bitcoin
yang kemunculannya pada awal 2010 disaat
hanya dapat dihabiskan oleh orang
masyarakat sudah familiar dengan internet,
mempunyainya, dan tidak pernah boleh
murahnya biaya akses internet, dan
dilakukan lebih dari satu kali.
kemudahan mengakses dan melakukan
Desain dari Bitcoin memperbolehkan
transaksi melalui gadget. Hal itulah yang
untuk kepemilikan tanpa identitas
(anonymous) dan pemindahan kekayaan. dianggap menjadi faktor X mengapa Bitcoin

Bitcoin - bitcoin dapat disimpan di komputer dan cryptocurrency yang muncul setelah

pribadi dalam sebuah format file wallet atau tahun 2010 mampu bertahan, bahkan menjadi

di simpan oleh sebuah servis wallet pihak salah satu komoditi ekonomi dan investasi
ketiga, dan terlepas dari semua itu Bitcoin - yang menjanjikan.
bitcoin dapat di kirim lewat internet kepada Dengan semakin tingginya pertumbuhan
siapapun yang mempunyai sebuah alamat penggunaan cryptocurrency, muncul
Bitcoin. Topologi peer-to-peer bitcoin dan tantangan baru bagi cryptocurrency. Kendala
kurangnya administrasi tunggal membuatnya tersebut adalah regulasi. Negara-negara
tidak mungkin untuk otoritas, pemerintahan di seluruh dunia masih belum memiliki
apapun, untuk memanipulasi nilai dari sikap yang sama dalam menyusun aturan
bitcoin - bitcoin atau menyebabkan inflasi terkait dengan cryptocurrency. Beberapa
dengan memproduksi lebih banyak bitcoin. negara memutuskan bersikap terbuka serta
Diawal kemunculannya Bitcoin dihargai menerapkan aturan sedemikian rupa terkait
kurang dari satu sen. Bahkan diawal dengan penggunaan Bitcoin dan juga negara
kemunculannya Bitcoin sempat diprediksi yang secara tegas menolak peredaran Bitcoin
tidak bertahan lama atau bernasib lebih buruk dikarenakan memiliki potensi kejahatan serta
dari pendahulunya Digicash. Namun
tidak memenuhi kriteria dapat dikatakan
beberapa pihak berpendapat Bitcoin muncul
sebagai mata uang.4
disaat

4 Raden Muhammad Arvy Ilyasa, Legalitas Bitcoin Dalam Transaksi Bisnis Di Indonesia, Lex Scientia Law
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
Review. Volume 3 Nomor 2, November 2019, hlm 125.
250 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

Salah satu negara yang cukup ketat Tapi, saat ini indikasinya masih spekulatif.
melakukan pelarangan adalah China. Jadi, BI melarangnya untuk digunakan
Bahkan pemerintah setempat siap melakukan sebagai alat pembayaran. Terkait pembelian
penelusuran dan investigasi yang mendalam individu, itu hak asasi manusia, tapi kita
kepada perusahaan dan individu yang masih peringatkan untuk jangan membeli.6 Dengan
melakukan transaksi mata uang virtual ilegal. tidak diakuinya cryptocurrency sebagai mata
Negeri Panda juga berencana memblokir uang memang bertujuan untuk melindungi
akses domestik ke sejumlah platform masyarakat dari kerugian yang dikhawatirkan
rumahan dan luar negeri yang berdampak sistemik. Terutama terkait juga
memungkinkan perdagangan terpusat.5 tentang rendahnya tingkat literasi keuangan
Sementara negara lain seperti Korea Selatan masyarakat Indonesia yang masih rendah,
masih melakukan kajian terkait dengan sehingga apabila terjadi kerugian maka yang
konsep regulasi yang mampu menjadi titik akan dipersalahkan adalah pemerintah selaku
tengah terkait dengan uang virtual. Dengan regulator. Berbeda dengan masyarakat di
perbedaan regulasi ini juga sempat membuat negara maju yang sudah mengetahui dan
penurunan nilai mata uang virtual di awal menerima setiap resiko dari penggunaan
tahun 2018. Para pelaku pasar nampaknya cryptocurrency.7 Namun dengan pelarangan
masih menunggu konsep aturan di masing- tersebut juga muncul kekhawatiran baru,
masing negara, namun secara perlahan yakni digunakannya cryptocurrency sebagai
melepaskan aset cryptocurrency-nya untuk modus pencucian uang hasil tindak pidana.8
meminimalisir jumlah kerugian. Suatu Sikap dalam merespon keberadaan
kondisi yang dilematis bagi pemegang cryptocurrency menjadi penting.
cryptocurrency yang juga banyak membantu Beberapa negara bahkan memanfaatkan
dalam penumbuhan ekonomi. keuntungan pelarangan cryptocurrency
Sikap Indonesia terhadap cryptocurrency untuk menumbuhkan tingkat transaksi
dapat dikatakan belum jelas. Pada tahun cryptocurrency di negaranya. Salah satunya
2014 Bank Indonesia sudah mengeluarkan adalah singapura yang cenderung menunggu
siaran pers menyatakan bitcoin bukan alat dan melihat perkembangan cryptocurrency
pembayaran yang sah. Tentunya, aturan karena selama ini dianggap mampu
masih bisa berubah. Sepanjang mata uang mendukung perkembangan industri startup
virtual memenuhi aspek yang baik, bukan dinegaranya. pihak pemerintah Singapura
tidak mungkin ke depan akan dibolehkan.

5 http://kabar24.bisnis.com/read/20180117/19/727464/javascript
6 http://republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/18/01/26/p35icp440-wawancara-sikap-bi-tegas-larang-bitcoin
7 Statement Yosamarta Asisten Direktur Fintech Office Bank Indonesia pada berita http://republika.co.id/berita/
ekonomi/keuangan/18/01/26/p35icp440-wawancara-sikap-bi-tegas-larang-bitcoin
8 https://www.jawapos.com/read/2018/01/03/179099/soal-bitcoin-hphsi-minta-sikap-pemerintah-harus-begini
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
justru menyatakan bahwa mereka tidak akan relasi-relasi alamiah (natural), kini dilakukan
meregulasi transaksi cryptocurrency. Meski dengan cara yang baru, yairu cara artifisial.
begitu, mereka tetap akan waspada terhadap Cyberspace menciptakan sebuah kehidupan
bahaya finansial yang mungkin ditimbulkan yang dibangun sebagian besar—mungkin
oleh mata uang digital tersebut.9 nanti seluruhnya—oleh model kehidupan
Sehingga dengan pertimbangan tersebut, yang dimediasi secara mendasar oleh
sangat penting dilakukan kajian tentang teknologi, sehingga berbagai fungsi alam kini
legalitas penggunaan cryptocurrency sebagai diambilalih oleh substitusi teknologisnya,
alat pembayaran di Indonesia. yang disebut kehidupan artifisial (artificial

B. Rumusan Masalah life).10 Satu hal yang menjadi esensi kita


dalam pendekatan humanistik, adalah
Dari uraian latar belakang penelitian
peristiwa ini hendaknya tidak hanya
tersebut dapat dikemukaan rumusan
menggambarkan masyarakat sebagai “to be a
masalah, bagaimana legalitas penggunaan
human”, melainkan “human becoming”.
cryptocurrency sebagai alat pembayaran di
Manusia mencari jati diri sebagai perwujudan
Indonesia?
“homo ludens11” Pertumbuhan nilai
C. Pembahasan cryptocurrency yang cukup menggiurkan
Fenomena cryptocurrency muncul juga berpengaruh terhadap ketertarikan
sebagai bentuk inovasi dalam dunia masyarakat pada cryptocurrency.
keuangan. Cryptocurrency menawarkan Tingkat perkembangan cryptocurrency
kemudahan dalam transaksi dan keuntungan dari tahun ke tahun dinilai cukup signifikan.
peningkatan nilai mata uang. Perkembangan Perkembangan salah satu jenis
cryptocurrency pada awal kemunculannya cryptocurrency yang mempunyai nilai
tidak dipandang serius, karena memang terbesar saat ini yaitu bitcoin, tidak hanya
sebelumnya telah ada hal serupa yang marak terjadi di luar negeri, namun juga
memanfaatkan teknologi blockchain. Faktor- mulai merambah ke tanah air.
faktor tersebut diantaranya adalah mulai Berkembangnya kepopuleran bitcoin di
berkembangnya tren penggunaan dan tanah air ditandai dengan bertambahnya
pemanfaatan dunia digital, yang masyarakat Indonesia yang memiliki bitcoin
mempermudah penerimaan masyarakat atas dan menggunakan bitcoin dalam transaksi
munculnya tren cryptocurrency. Berbagai mereka, serta mulai bermunculan forum-
cara hidup dan bentuk kehidupan yang forum yang membahas mengenai segala hal
sebelumnya dilakukan berdasarkan tentang bitcoin. Jumlah pengguna
cryptocurrency di Indonesia dapat dilihat
dari jumlah pengguna

9 https://id.techinasia.com/perbedaan-sikap-indonesia-dan-singapura-terkait-cryptocurrency
10 Yasraf amir pillang, Masyarakat Informasi Dan Digital: Teknologi Informasi Dan Perubahan Sosial, Jurnal
252 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267
Sosioteknologi: Bandung Edisi 27 Tahun 11, Desember 2012, hlm 143.
11 Engkus kuswarno, Potret Wajah Masyarakat Digital Indonesia, Jurnal Communicate: Jakarta, 2015, hlm 50.
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
bitcoin, karena bitcoin adalah cryptocurrency Cryptocurrency tak bisa dilepaskan
terpopuler di Indonesia. Jumlah pengguna dari inovasi dan kemajuan teknologi digital
Bitcoin saat ini tercatat kurang lebih yang tak dapat dibendung dan makin luas
sebanyak memengaruhi kehidupan manusia modern.
300.000 orang. Laju teknologi itu tak cuma terlihat dari
Dilansir dari CNN Indonesia.com, Bank aktivitas berselancar di internet dengan
Indonesia (BI) mengidentifikasi 44 pedagang aplikasi Google misalnya. Lebih dari itu,
atau merchant di wilayah Bali menerima teknologi digital juga menyentuh aspek
transkasi mata uang virtual, seperti Bitcoin. mendasar tanpa reduksi untuk menyebut
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Causa sebagai satu - satunya kebutuhan utama
Iman Karana menjelaskan, 44 merchant masyarakat modern dalam keseharian
tersebut bergerak di bidang perhotelan, jasa manusia, yakni uang sebagai alat tukar. Hal
sewa kendaraan, kafe, hingga paket wisata. ini juga berkait dengan teknologi blockchain
Alasan intensitas bitcoin di Bali cukup tinggi sebagai teknologi utama dalam
disebabkan karena pengaruh banyaknya pengembangan cryptocurrency adalah
warga negara asing yang juga terbiasa besaran digital yang terdesentralisasi,
bertransaksi menggunakan bitcoin. Dari meliputi transaksi-transaksi, dan bekerja
penjelasan diatas terlihat sistem Bitcoin ini dengan data yang diatur melalui
adalah sistem yang berjalan didasarkan hanya serangkaian catatan yang disebut blok.
pada partisipasi publik tanpa adanya otoritas Sistem blockchain juga diklaim memiliki
yang berwenang dalam pengaturannya dan proteksi yang tinggi. Mengutip pernyataan
dengan mekanisme demikian Bitcoin para pakar teknologi, dia memprediksi
menawarkan tingkat anonimitas yang tinggi blockhain akan mendisrupsi
bagi penggunanya.12 19 industri. Sektor keuangan misalnya, di
Sebagai suatu gaya hidup baru di era mana teknologi itu bisa menghilangkan
digital seperti sekarang, cryptocurrency tentu fungsi perantara dalam proses transaksi
menuai pro dan kontra di masyarakat. Aspek antara dua belah pihak.13 Perkembangan
cryptocurrency menjadi sangat kompleks, teknologi ini harus dikendalikan agar tetap
diantaranya adalah: membawa manfaat dan bukan malah
• Aspek teknologi menciptakan suatu permasalahan baru.
• Aspek kebendaan Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
• Aspek keuangan Indonesia (KBBI), pengertian benda diartikan
• Aspek alat tukar dalam beberapa makna, yaitu: 1) segala yang

12 Muhammad Said Honggowongso dan Munawir Kholil, Legalitas Bitcoin Dalam Transaksi E-Commerce
Sebagai Pengganti Uang Rupiah, Jurnal Privat Law: Surakarta Volum 9 Nomor 1, Juni 2021, hlm 147.
13 https://www.liputan6.com/bisnis/read/3352337/mengintip-dampak-blockhain-teknologi-dibalik-mata-uang-
254 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267
digital
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
ada dalam alam yg berwujud atau berjasad hukum, pengertian benda (zaak)
(bukan roh); zat (misal air, minyak); 2)
barang yang berharga (sebagai kekayaan);
harta; dan
3) barang. Berdasarkan KBBI tersebut, benda
dapat berarti sesuatu yang berwujud,
kekayaan dan barang. Sementara itu, dalam
konteks hukum “benda”itu diartikan sebagai
barang dan hak seperti yang dirumuskan
dalam Pasal
499 Burgerlijk Wetboek (Staatsblad 1847
Nomor 23, untuk selanjutnya disebut BW),
yang menyatakan, bahwa: ”Menurut paham
undang-undang yang dinamakan dengan
kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-
tiap hak, yang dapat dikuasai oleh hak
milik”. Istilah atau pengertian ”benda” dalam
BW tersebut, masih bersifat abstrak, karena
tidak saja meliputi benda berwujud, tetapi
juga benda tidak berwujud.
Sedangkan ”barang” mempunyai
pengertian yang lebih sempit, karena bersifat
kongkrit dan berwujud, artinya dapat dilihat
dan diraba. Sementara itu ”hak”
menunjukkan pada pengertian benda yang
tidak berwujud (immaterieel). Bila merujuk
pada Pasal 499 BW, benda diartikan ”segala
sesuatu” yang dapat dikuasai, dihaki atau
dimiliki subjek hukum atau ”segala sesuatu”
yang dapat dijadikan objek hukum. Artinya
sepanjang segala sesuatu tersebut dapat
dihaki oleh orang atau badan hukum,
lazimnya dinamakan dengan ”benda” atau
”kebendaan”. Sebaliknya bila segala sesuatu
yang tidak dapat dihaki oleh orang atau
badan hukum, berarti bukanlah termasuk
benda atau kebendaan. Di sini menurut
256 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

tidak hanya barang (goed), melainkan juga


meliputi hak (recht). Subekti mengartikan
benda menjadi tiga macam, yaitu:
a. Pengertian yang paling luas dari
perkataan ”benda’ (zaak) ialah segala
sesuatu yang dapat dihaki oleh orang. Di
sini benda berarti objek sebagai lawan
dari subjek atau ”orang” dalam hukum;
b. Ada juga perkataan benda itu dipakai
dalam arti yang sempit, yaitu sebagai
barang yang dapat terlihat saja; dan
c. Ada lagi ia dipakai jika yang
dimaksudkan kekayaan seorang. Jika
perkataan benda dipakai dalam arti
kekayaan seorang, maka perkataan itu
meliputi juga barang- barang yang tak
dapat terlihat, yaitu hak-hak.
Sehingga berdasarkan doktrin yang
berkembang definisi benda dapat dibagi
menjadi dua yakni definisi benda dalam arti
luas dan benda dalam arti sempit. Dalam arti
luas benda adalah segala sesuatu yang dapat
dihaki dan dalam arti sempit adalah segala
sesuatu yang berwujud. Dalam
perkembangannya suatu informasi juga
dianggap sebagai benda, kendatipun
kelahirannya tidak secara alamiah, namun
melalui proses pengolahan data. Hal ini dapat
dicermati dari batasan rumusan informasi
elektronik sebagaimana yang terkandung
dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik menyatakan:

“Informasi Elektronik adalah satu


atau sekumpulan data elektronik,
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
termasuk tetapi tidak terbatas pembendaan. Propertisasi (propertization)
pada tulisan, suara, gambar, peta, adalah menjadikan sesuatu yang sebelumnya
rancangan, foto, electronic data bukan kebendaan kemudian dijadikan
interchange (EDI), surat elektronik sebagai benda. Terminologi lain terhadap
(electronic mail), telegram, teleks, propertisasi adalah thingification seperti yang
telecopy atau sejenisnya, huruf, digunakan oleh Felix Cohan. Sinonimnya
tanda, angka, Kode Akses, simbol, adalah objektifikasi (objectification);
atau perforasi yang telah diolah reifikasi atau pembendaan (reification)
yang memiliki arti atau dapat adalah menjadikan segala “sesuatu” menjadi
dipahami oleh orang yang mampu benda atau objek. Reifikasi juga dapat
memahaminya”. diartikan menganggap sesuatu yang ada
Makna yang sama dengan informasi dalam pikiran atau konsep seakan-akan ia
elektronik tersebut dapat dijumpai dalam sudah ada. Secara harfiah reification yang
UNCITRAL Model Law on Electronic berasal dari bahasa Latin diartikan “membuat
Signatures with Guide to Enactment 2001. menjadi sebuah benda14” Menurut Laura
Dalam hal ini UNCITRAL menggunakan McCarthy, kebendaan digital minimal
istilah “data message” yang mempunyai memuat informasi yang tersimpan dalam
kesamaan makna dengan informasi media berwujud pada komputer atau
elektronik seperti yang dirumuskan dalam teknologi berhubungan dengan komputer.
article 2 huruf c Model Law on Electronic Informasi mana diakses melalui komputer,
Signatures tersebut, yang menyatakan, hard drive, smart telepon, atau server pihak
bahwa: “Data message” means information ketiga.15 Lebih luas lagi Rex M. Anderson
generated, sent, received or stored by mengartikan kebendaan digital, yaitu:
electronic, optical or similar means 1. Barang tidak berwujud atau barang
including, but not limited to, electronic data yang disimpan secara digital, termasuk
interchange (EDI), electronic mail, telegram, informasi, catatan keuangan, hak
telex or telecopy. pendapatan, password, rekening
Tidak semua benda yang ada di dunia bank, dan hak kekayaan, kontrak dan
dapat dikategorikan sebagai kebendaan. intelektual; dan
Suatu waktu, yang semula bukan kebendaan 2. Kekayaan yang hanya ada bentuk
bisa saja kemudian dijadikan sebagai benda. digital, dalam artian hanya disimpan
Proses menjadi benda tersebut ini dinamakan secara digital pada hardcopy dan dengan
dengan propertisasi, objektifikasi atau sifatnya, tidak berwujud. Dalam dunia

14 Rachmadi usman, karakteristik uang elektronik dalam sistem pembayaran, jurnal yuridika: Surabaya, 2017,
hlm 154
15 Laura McCarthy, “Digital Assets and Intestacy” (BuEdu,2011), https://www.bu.edu/jostl/files/2015/12/
McCARTHY_NOTE_FINAL-web.pdf
258 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

digital, kebendaan digital ini mungkin merupakan harta kekayaan dan dapat
memiliki nilai dan ada nilai yang dapat dikuasai oleh pemegang cryptocurrency
dikonversi atau ditukar dengan mata sebagai miliknya. Penyetoran dan
uang uang tunai. pemindahan dana pada cryptocurrency pada
Demikian pula menurut Jim Lamm, prinsipnya dilakukan secara elektronik, untuk
benda digital itu meliputi data, rekening itu cryptocurrency merupakan bagian dari
dalam internet (internet accounts) dan hak- kebendaan digital.
hak lain di dunia digital, termasuk hak Teori Pertukaran dengan tokohnya George
kontraktual dan hak kekayaan intelektual. C. Homas sebagai berikut: Teori ini diilhami
Data file dan informasi disimpan dalam oleh ide yang perna dilontarkan oleh para
komputer, seperti e-mail, dokumen pengolah pendahulunya, yaitu para pemikir ekonomi
kata, spreadsheet, gambar, file audio, dan seperti Adam Smith, David Ricardo dan
film. Data ini dapat disimpan pada hard drive John Stuart Mill. Karena itu mudah dipahami
komputer atau pada removable media, atau apabila teori pertukaran sosial ini tampak
data dapat disimpan jauh dan diakses melalui sangat menekankan pertimbangan untung
internet. Hal yang sama dikemukakan oleh rugi bagi interaksi sosial antara seseorang
Maria Perrone, yang menyebutkan dengan orang lain dalam masyarakat.
kebendaan digital itu meliputi e-mail, Asumsi-asumsi yang mendasarkan teori
dokumen pengolah kata, file audio dan video, perilaku sosial adalah sebagai berikut. 16

dan gambar, yang disimpan pada perangkat 1. Manusia pada dasarnya tidak mencari
digital seperti komputer desktop dan laptop, keuntungan maksimal tetapi mereka
tablet, peripheral, perangkat penyimpanan, selalu ingin mendapatkan keuntungan
dan perangkat mobile, tanpa dengan dari interaksinya dengan orang lain.
kepemilikan perangkat fisik di mana aset 2. Manusia tidak bertindak secara rasional
digital stored. Sebaliknya, akun digital sepenuhnya tetapi dalam setiap
(account digital) seseorang dapat terdiri interaksinya dengan manusia cenderung
dari berbagai aset pribadi, termasuk account berfikir untung rugi.
e-mail, lisensi perangkat lunak, akun jejaring 3. Meski tidak memiliki informasi yang
sosial, akun sosial media, rekening file mencakup semua hal sebagai alasan
sharing, rekening manajemen keuangan, dan untuk mengembangkan alternatif, tetapi
pendaftaran domain accounts. manusia setidaknya memiliki informasi,
Dengan demikian sesuai dengan Pasal meski terbatas yang dapat dipakai
499 BW, cryptocurrency dapat dikategorikan untuk mengembangkan alternatif guna
sebagai benda, karena cryptocurrency

16 George Ritzer, Teori Sosiologi Dari Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Posmodern, Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 2012, hlm 345.
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
memperhitungkan untung rugi yang alat pembayaran dalam transaksi sehari-hari
mungkin timbul. tapi sejauh ini masyarakat telah melakukan
4. Manusia selalu berada dalam spekulasi dengan mencari keuntungan dari
keterbatasan, namun mereka tetap selisih harga yang di perjual-belikan. Segala
berkompetisi untuk mendapatkan resiko atau kerugian tentunya ditanggung
keuntungan dalam transaksi dengan sendiri oleh penguna.17 investasi pada
manusia lain. cryptocurrency memiliki risiko cukup tinggi,
5. Meski manusia selalu berupaya untuk karena memiliki volatilitas yang ekstrem,
mendapatkan keuntungan dari hasil perubahan nilai harga cryptocurrency hanya
interaksinya dengan manusia lain, tetapi merupakan bubble / antusiasme sesaat,
mereka dibatasi oleh sumber daya yang minimnya regulasi, masih menyisakan isu-isu
tersedia. legalitas, menjadi incaran kejahatan siber dan
6. Manusia berusaha mendapatkan hasil memiliki ketergantungan tehadap teknologi.18
dalam bentuk materi,namun mereka juga Perkembangan saat ini, transaksi crypto
akan melibatkkan dan menghasilkan asset tidak melanggar undang-undang karena
sesuatu yang bersifat non-materi, sudah ditetapkan oleh Peraturan Menterian
mislanya emosi, persaan suka dan Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018
sentiment. tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan
Perlu dikemukakan bahwa dalam sistem Perdagangan Berjangka Aset Kripto
barter harus dipenuhi kondisi yang disebut (Crypto Asset) dan Peraturan Badan
kebetulan ganda (double coincidence). Pengawas Perdagangan Berjangka
Dalam perkembangan selanjutnya, terutama Komoditi Nomor 5 Tahun 2019 Tentang
dengan semakin kompleksnya kehidupan Ketentuan Teknis Penyelenggaraan
ekonomi suatu masyarakat, kebetulan ganda Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset)
tersebut akan semakin sulit ditemukan. Di Bursa Berjangka bahwa transaksi
Karena kondisi yang demikian, secara menggunakan cryptocurrency diperbolehkan
bertahap timbulah kebutuhan akan adanya sebagai subjek perdagangan aset
suatu alat penukar untuk mempermudah digital atau aset kripto dalam bursa berjangka
tukar-menukar atau perdagangan komoditi.19 Sehingga Pengguna baru tidak
antarindividu dan antarkelompok masyarakat. menganggap tujuan awal Bitcoin digunakan
Walau saat ini masyarakat tidak/belum sebagaisistemtransaksipemabayaranalternatif
menggunakan bitcoin/cryptocurrency sebagai

17 F Yudhi Priyo Amboro, Agustina Christi, Prospek Pengaturan Cryptocurrency sebagai Mata Uang Virtual di
Indonesia (Studi Perbandingan Hukum Jepang Dan Singapura), Jurnal Of Judicial Review Vol XXI Nomor 2
2019, hlm 31.
18 Nurul Huda, Risman Hambali, Risiko dan Tingkat Keuntungan Investasi Cryptocurrency, Jurnal Manajemen
dan Bisnis: Performa Vol. 17, No. 1 Maret 2020, hlm 81.
19 Shabrina Puspasari, Perlindungan Hukum Bagi Investor Pada Transaksi Aset Kripto Dalam Bursa Berjangka
Komoditi, Jurnal Jurist-Diction Volume 3 Nomor 1, Januari 2020, hlm 315.
260 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

tetapi mereka cenderung hanya menganggap kabul dalam setiap transaksi bisnis.22 Untuk
Bitcoin sebagai investasi alternatif. Sebagai sekarang cryptocurrency hanya bisa menjadi
alat investasi dalam perdagangan crypto alat investasi yang putarannya hanya
currency dianggap sebagai komoditas. dibeli lalu dijual, sulit bila cryptocurrency
Komoditas ini dapat diperjualbelikan.20 disandingkan langsung dengan uang untuk
Dengan adanya aturan Bappebti maka kegunaan alat pembayaran sehari hari.23
marketplace yang akan melakukan Timbul suatu persoalan bahwa ada anggapan
perdagangan cryptocurrency dananya bahwa cryptocurrency adalah uang, dan
dijamin terlebih dahulu sehingga nantinya menjanjikan keuntungan yang menggiurkan.
akan meminimalkan adanya tindak pidana Hal ini juga yang mendorong maraknya
penipuan yang dilakukan oleh marketplace fenomena penggunaan cryptocurrency dalam
cryptocurrency. Adanya perselisihan sengketa transaksi yang dilakukan oleh masyarakat.
yang terjadi antara investor cryptocurrency Secara prinsip apabila para pihak sepakat
dengan marketplace cryptocurrency dapat untuk melakukan pertukaran dengan media
diselesaikan dengan jalan non-litigasi dan cryptocurrency dapat dibenarkan.
abitrase melalui BAKTI. Selain itu, Secara teori syarat-syarat uang adalah:
penyelesaian sengketa juga dapat dilakukan a. Mudah dibawa
oleh para pelaku transaksi cryptocurrency Cryptocurrency tidak berwujud, namun
melalui BPSK. 21
pemakaian dan penggunaannya
Dalam hal penggunaan cryptocurrency menggunakan perangkat keras yang
tergantung pada kesepakatan para pihak. terhubung dalam jaringan internet. Sehingga
Selama antara pembeli dan penjual cryptocurrency memenuhi kategori mudah
cryptocurrency saling memahami tentang dibawa.
konsep cryptocurrency maka tidak ada b. Tahan lama
persoalan hukum di dalamnya. Hal Dengan sifatnya yang tak berwujud
tersebut dalam Islam disebut sebagai rida menyebabkan cryptocurrency menjadi tahan
sedangkan rida itu pekerjaan yang rahasia lama, selama dapat diakses dan bertahan
dan tersembunyi. Oleh karena itu, agar dalam ekosistem blockchain yang ada.
sikap rida dapat diketahui, perlu ada ijab Sehingga cryptocurrency memenuhi kategori
tahan lama.

20 Firda Nur Amalina Wijaya, Bitcoin Sebagai Digital Aset Pada Transaksi Elektronik Di Indonesia (Studi Pada
PT. Indodax Nasional Indonesia), Jurnal Hukum Bisnis Bonum Commune Volume 2 Nomor 2, Agustus 2019,
hlm 129.
21 Dewa Ayu Fera Nitha, I Ketut Westra, Investasi Cryptocurrency Berdasarkan Peraturan Bappebti No. 5 Tahun
2019, Jurnal Magister Hukum Udayana Volume 9 Nomor 4 Desember 2020, hlm 720.
22 Dewi Indriyani Hamin, Crypto Currensi Dan Pandangan Legalitas Menurut Islam: Sebuah Literature Review,
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis JAMBURA Volume 3 Nomor 2 September 2020, hlm 135.
23 Haruli Dwicaksana, Pujiyono, Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Mengenai Cryptocurrency Sebagai Alat
Pembayaran Di Indonesia, Jurnal Privat Law Vol. VIII No. 2 Juli-Desember 2020, hlm 192.
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
c. Dapat dipecah menjadi unit-unit yang fluktuasi nilai yang cenderung drastis dan tidak
lebih kecil dapat diprediksi. Nilai suatu cryptocurrency
Cryptocurrency dapat dipecah-pecah dapat naik dengan drastis pada suatu waktu,
menjadi satuan yang lebih kecil, tergantung begitu pula sebaliknya dapat turun dengan
dari pemakainya. Sehingga cryptocurrency drastis. Dengan fluktuasi nilai seperti itu
memenuhi kategori dapat dipecah menjadi menyebabkan cryptocurrency tidak
unit-unit (satuan yang lebih kecil). memenuhi ketentuan tentang nilainya yang
d. Dapat distandarisasi stabil.
Salah satu pengertian dapat distandarisasi Sehingga dapat disimpulkan bahwa
adalah diterbitkan oleh pihak yang secara teori cryptocurrency tidak memenuhi
berwenang dalam hal ini adalah Bank ketentuan tentang uang. Karena tidak
Sentral. Hal ini tidak mungkin dapat dipenuhi memenuhi kriteria diakui dan nilainya yang
oleh cryptocurrency karena sistem dalam stabil.
cryptocurrency dilakukan dengan Dalam sejarah awal penggunaan uang
opensource. Sehingga cryptocurrency tidak sebagaimana telah diuraikan sebelumnya,
memenuhi kriteria dapat distandarisasi, secara tersirat terlihat bahwa penguasa daerah
karena dilakukan secara terbuka dan hanya atau negara yang bersangkutanlah yang
berpedoman pada alogaritma yang dijalankan mempunyai wewenang untuk menciptakan
sistem blockchain. dan mengedarkan uang.24 Salah satu contohnya
e. Diakui adalah penciptaan uang kertas pertama
Pengakuan ini yang membedakan kali pada awal abad ke-9 yang dilakukan
selembar kertas memiliki fungsi “uang” oleh kaisar Cina. Dalam perekonomian
atau kah hanya kertas biasa. Pengakuan ini moderen, dalam suatu pemerintahan yang
dilakukan oleh bank sentral yang berwenang struktur kelembagaannya sudah tertata
dan diamanatkan dalam suatu hukum positif dengan baik, penguasa negara menetap-kan
suatu negara. Indonesia merupakan salah lembaga yang mempunyai wewenang dan
satu yang menyatakan bahwa cryptocurrency memegang peranan utama dalam penciptaan
bukanlah uang. Sehingga dari penjelasan ini uang, yang meliputi kegiatan pengeluaran
dapat disimpulkan bahwa cryptocurrency dan pengedaran uang. Mengapa demikian?
tidak memenuhi kriteria “diakui”. Hal ini terjadi tidak lain karena keberadaan
f. Nilainya stabil uang dianggap mewakili keberadaan negara
Setiap uang haruslah memiliki nilai yang yang bersangkutan. Sangatlah wajar apabila
stabil. Meskipun saat ini dengan adanya ditetapkan lembaga yang atas nama negara
inflasi juga turut mempengaruhi nilai tukar atau pemerintahan yang berwenang untuk
suatu uang. Namun cryptocurrency memiliki menciptakan uang. Pada umumnya, lembaga

24 Bank Indonesia, Uang, Bank Indonesia:Jakarta, 2002, hlm 9.


262 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

ini dikenal sebagai otoritas moneter atau 2011 memberikan kewenangan kepada
bank sentral. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral untuk
Secara yuridis yang dimaksud Uang melakukan pengelolaan rupiah. Karena
adalah alat pembayaran yang sah.25 Sah yang rupiah merupakan mata uang yang
dimaksud menurut penulis adalah adanya dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik
otorisasi yang diberikan oleh negara dan Indonesia.26 Kegiatan pengelolaan rupiah
pemerintah. Pasal yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi
21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 proses:
tentang Mata Uang sudah mewajibkan agar a. Perencanaan ;
rupiah digunakan dalam: (a) setiap transaksi b. Pencetakan ;
yang mempunyai tujuan pembayaran; c. Pengeluaran ;
(b) penyelesaian kewajiban lainnya yang d. Pengedaran ;
harus dipenuhi dengan uang; dan/atau (c) e. Pencabutan dan penarikan ; dan
transaksi keuangan lainnya yang dilakukan di f. Pemusnahan.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Kegiatan pengelolaan ini sebagai
Indonesia. Namun, menarik bahwa ayat (2) pelaksanaan kewenangan moneter dan
dari pasal ini justru memberi pengecualian fiskal yang dimiliki oleh Bank Sentral.
untuk: (a) transaksi tertentu dalam rangka Sebelum dikenal konsep otoritas moneter,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan hak monopoli untuk mengeluarkan dan
belanja negara; mengedarkan uang ada pada penguasa; dalam
(b) penerimaan atau pemberian hibah dari hal ini misalnya raja (atau kerajaan). Sejalan
atau ke luar negeri; (c) transaksi perdagangan dengan berkembangnya sistem ekonomi
internasional; (d) simpanan di bank dalam dan dikenalnya sistem perbankan, konsep
bentuk valuta asing; atau (e) transaksi otoritas moneter atau bank sentral juga
pembiayaan internasional. Artinya, dewasa mulai dikenal. Pada tahap ini hak monopoli
ini pengguna Bitcoin yang melakukan untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang
transaksi pembayaran sangat mungkin tidak pada umumnya berada pada bank sentral.
akan terkena aturan ini karena kebanyakan sebagai pelaksana fungsi otoritas moneter,
pembayarannya masih terhubung dengan bank sentral mempunyai wewenang untuk
vendor-vendor di luar wilayah Indonesia. mengeluarkan dan mengedarkan uang kartal
Dengan demikian, keharusan menggunakan yang terdiri dari uang kertas dan uang logam.
rupiah dapat dikecualikan, dengan dalih Dalam praktik, ternyata bank sentral juga
transaksi ini termasuk transaksi perdagangan menerima simpanan giro bank umum. Uang
internasional. Indonesia berdasarkan kartal dan simpanan giro bank umum di bank
ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

25 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang.


Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
26 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang.
264 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

sentral tersebut selanjutnya disebut sebagai consumer’s bank account after the
uang primer atau uang inti karena jenis uang transaction”29
ini merupakan inti atau “biang” dalam proses
Berdasarkan pengertian di atas, e-money
penciptaan uang beredar yang sudah dikenal
adalah produk nilai uang disimpan (stored
dari uraian sebelumnya, yaitu uang kartal,
value) atau produk prabayar (prepaid), di
uang giral, dan uang kuasi.27
mana sejumlah dana atau nilai uang disimpan
Di bidang bisnis perbankan, berbagai
dalam suatu media elektronik yang dimiliki
transaksi yang dilakukan antara pihak
konsumen. Nilai ”elektronik” tersebut dibeli
nasabah dengan pihak bank juga sangat
oleh konsumen dan tersimpan dalam media
dipengaruhi oleh kemajuan dibidang
elektronik yang merupakan miliknya, di
teknologi informasi. Hal ini terbukti dengan
mana nilai uang elektroniknya akan
munculnya berbagai transaksi electronic
berkurang setiap kali konsumen
banking dimana salah satu bentuknya adalah
menggunakannya untuk melakukan
e-money.28 Pengertian e-money, menurut
pembayaran. Dibandingkan dengan kartu
Bank for International Settlements diartikan:
debit atau kartu kredit biasanya memerlukan
“stored-value or “prepaid” otorisasi secara online dan melibatkan
products in which a record of the pendebetan rekening bank konsumen setelah
funds or “value” available to a transaksi pembayaran, sebaliknya
consumer is stored on an pengelolaan e-money tidak memerlukan
electronic device in the consumer’s otorisasi secara online, melainkan secara
possession. The electronic value is offline yang dilakukan oleh pemegang e-
purchased by the consumer (for money.
example, in the way that other Dewasa ini di Indonesia perkembangan
prepaid instruments such as uang elektronik (atau disebut unik) sebagai
travellers’ cheques might be alternatif alat pembayaran non tunai tidak
purchased) and is reduced hanya dalam bentuk kartu namun juga dalam
whenever the consumer uses the bentuk lainnya tersimpan dalam smartphone.
device to make purchases. Penerbitnya berkembang, tidak hanya bank
Traditional electronic payment tetapi juga lembaga selain bank (LSB),
transactions such as those with seperti perusahaan keuangan, perusahaan
debit or credit cards typically telekomunikasi, atau perusahaan transportasi
require online authorisation publik. Beberapa produk uang elektronik
and involve the debiting of the

27 Bank Indonesia, , Uang, Bank Indonesia:Jakarta, 2002, hlm 13


28 Fifi junita, Aspek Risiko Dan Tanggung Gugat Bank Dalam Transaksi Pengiriman Uang Secara Elektronik,
yuridika: surabaya, 2005, hlm 174
29 Bank for International Settlements, Implications for Central Banks of the Development of Electronic Money,
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
Bank For International Settlements ,1996, hlm1.
266 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

diterbitkan bank, antara lain kartu Flazz dari dengan fungsi uang tunai. Oleh karena itu,
Bank BCA, kartu e-money dari Bank perlu dianalisis karakteristik uang elektronik
Mandiri, kartu Brizzi dari Bank BRI, kartu sebagai alat pembayaran non tunai dan status
TapCash dari Bank BNI, kartu Jak Card dari uang elektronik dalam produk perbankan.
Bank DKI Jakarta, Mega Cash dari Bank Menanggapi maraknya penggunaan
Mega, Nobu E-Money dari Bank National cryptocurrency yang hampir mirip dengan
Nobu. Selain itu, penggunaan uang uang elektronik. Cryptocurrency secara
elektronik dapat dilakukan melalui ponsel, prinsip berbeda dengan uang elektronik.
mengingat penetrasi ponsel pada seluruh Uang elektronik adalah produk nilai atau
lapisan masyarakat. Layanan uang elektronik produk prabayar. Nilai elektronik dibeli
melalui ponsel dilakukan oleh perusahaan oleh konsumen dengan menukarkan dengan
telekomunikasi, caranya menggunakan uang sebenarnya dan tersimpan dalam
nomor ponsel sebagai nomor rekening. media elektronik pemilik. Bank Indonesia
Contoh beberapa produk uang elektronik mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia
ditawarkan perusahaan telekomunikasi, Nomor 20 Tahun 2018. Berikut ini 15 poin
diantaranya layanan-layanan T-Cash Tap dari penyesuaian PBI tentang Penyelenggaraan
Telkomsel, XL Tunaiku dari XL Axiata, Uang Elektronik:30
Flexy Cash dan i-Vas Card. 1. Prinsip penyelenggaraan uang elektronik
Hakikatnya sebagai pengganti uang tunai, yang tidak menimbulkan risiko sistemik,
penerbitannya atas dasar nilai uang yang operasional dengan kondisi keuangan
disetor yang saldonya tersimpan pada suatu yang sehat, penguatan perlindungan
media server atau chip. Uang elektronik konsumen, dan usaha yang bermanfaat
tersebut dapat digunakan sebagai alat bagi perekonomian Indonesia. Selain
pembayaran pada merchant-merchant retail itu, penyelenggaraan uang elektronik
tertentu yang mengadakan kerjasama dengan juga didasarkan pada prinsip pencegahan
penerbit uang elektronik. Penggunaan uang pencucian uang dan pendanaan
elektronik tersebut pun sangat mudah dan terorisme.
praktis, pemegang uang elektronik cukup 2. Ruanglingkup pengaturan uang
menempelkan kartu uang elektronik yang elektronik mencakup uang elektronik
bersangkutan pada reader saat melakukan open loop (dapat digunakan sebagai
transaksi pembayaran. Dengan kata lain uang instrumen pembayaran kepada penyedia
elektronik merupakan instrumen pembayaran barang dan jasa di luar penerbit uang
tanpa uang fisik (cashless money) bagi elektronik), dan uang elektronik closed
transaksi keuangan yang bernilai kecil. loop (hanya dapat digunakan sebagai
Fungsi uang elektronik tidak jauh berbeda instrumen pembayaran kepada penyedia
barang dan
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
30 https://katadata.co.id/berita/2018/05/08/15-poin-dalam-regulasi-baru-soal-uang-elektronik-bank-indonesia
268 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

jasa penerbit UE tersebut). mengajukan permohonan izin sebagai


Dalam pengaturan ini, setiap pihak penyelenggara wajib menyampaikan
yang bertindak sebagai penyelenggara uang pernyataan dan jaminan disertai dengan
elektronik wajib memperoleh izin dari BI, pernyataan dari konsultan hukum yang
kecuali penerbit uang elektronik closed independen.
loop dengan dana float di bawah Rp 1 miliar. 6. Bank Indonesia dapat melakukan
1. Setiap penerbit uang elektronik hanya peniaian kemampuan dan kepatutan
dapatmemperolehizinsatujeniskelompok (fit and proper test) terhadap pemegang
saja, yaitu kelompok penyelenggara saham pengendali, anggota direksi, dan
front end (penerbit, acquirer, anggota dewan komisaris lembaga selain
penyelenggara payment gateway, bank yang mengajukan izin menjadi
penyelenggara dompet elektronik, dan penyelenggara uang elektronik.
penyelenggara transfer dana) dan back 7. Setiap pihak dilarang untuk menjadi
end (prinsipal, penyelenggara switching, pemegang saham pengendali pada lebih
penyelenggara penyelesaian akhir, dari satu Penyelenggara Jasa Sistem
penyelenggara kliring). Pembayaran (PJSP).
2. Pihak yang melakukan izin sebagai 8. Penyelenggara lembaga selain bank
penyelenggara harus berupa bank atau dilarang melakukan aksi korporasi yang
lembaga selain bank dengan bentuk mengakibatkan berubahnya pemegang
perseroan terbatas. Setiap penyelenggara saham pengendali penyelenggara selama
juga wajib memenuhi persyaratan lima tahun sejak izin pertama diberikan,
aspek kelayakan yang meliputi aspek kecuali jika memperoleh izin dari BI
kelembagaan dan hukum, kelayakan karena kondisi tertentu.
bisnis dan operasional, serta aspek tata 9. Pembagian penempatan
kelola, risiko, dan pengelolaan. dana float penyelenggara uang elektronik,
3. Untuk penerbit lembaga selain bank minimal sebesar 30% disimpan di kas
wajib memiliki minimum modal disetor penerbit sendiri dan giro di Bank Buku
sebesar Rp 3 miliar dan wajib untuk 4 dan maksimal 70% ditempatkan di
meningkatkan minimum modal disetor rekening BI atau surat berharga yang
seiring dengan peningkatan jumlah rata- diterbitkan oleh pemerintah atau BI.
rata dana float. 10. Sementara untuk penerbit uang
4. Komposisi kepemilikan saham bagi elektronik berupa bank umum, unit
penerbit lembaga selain bank adalah usaha, atau lembaga selain bank
51% domestik dan 49% asing. yang menyelenggarakan kegiatan
5. Bank atau lembaga selain bank yang secara syariah wajib menempatkan
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
dana float pada bank umum berdasarkan elektronik. Nilai uang elektronik tersebut
kegiatan usaha (BUKU) kategori 4 atau merupakan harta kekayaan bagi pemegang
bank umum syariah yang memiliki uang elektronik, karenanya dapat digunakan
hubungan kepemilikan dengan bank sebagai alat pembayaran. Dengan memiliki
BUKU 4. uang elektronik pada hakikatnya pemegang
11. Uang elektronik yang diterbitkan di luar uang elektronik sama dengan mempunyai
negeri hanya dapat ditransaksikan di uang tunai, namun nilai uang tersebut diubah
wilayah Indonesia jika terhubung dalam wujud data elektronik. Dengan kata
dengan gerbang pembayaran nasional lain uang elektronik merupakan dokumen
(GPN). Penyelenggara uang elektronik elektronik yang di dalamnya disimpan nilai
asing tersebut juga wajib melakukan uang secara elektronik, yang merupakan
kerjasama dengan Bank BUKU 4. informasi elektronik pada suatu media seperti
12. Dengan terhubungnya Penyelenggara server atau chip yang dapat dipindahkan
Uang Elektronik dan gerbang untuk kepentingan transaksi pembayaran
pembayaran nasional, maka BI dapat dan/atau transfer dana.31
melakukan pengawasan terhadap Transaksi keuangan dengan mata uang
Penyelenggara Uang Elektronik virtual menuai pro dan kontra di seluruh
baik secara tidak langsung dunia. Mata uang digital di satu sisi dianggap
maupun secara langsung. Sehingga dari dapat mempermudah transaksi keuangan,
penjelesan tersebut tetapi transaksi dengan mata uang virtual ini
Cryptocurrency tidak dapat dikategorikan juga dapat memunculkan risiko tindak
sebagai uang maupun uang elektronik pencucian uang. Beragam respon yang
berdasarkan kriteria/kategori yang diatur dilakukan Negara-negara di dunia terkait
dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 20 transaksi mata uang digital ini. Rusia dan
Tahun 2018. Islandia adalah negara-negara yang melarang
Jadi, uang elektronik mempunyai penggunaan bitcoin. Menurut bank sentral
karakteristik sebagai kebendaan digital, di Islandia, transaksi dengan bitcoin dianggap
dalamnya terdapat data elektronik dalam sebagai pergerakan modal ke luar negeri dan
wujudnya nilai uang elektronik. Nilai uang ilegal karena sulitnya kontrol modal yang
elektronik ini yang terekam dalam uang dilakukan di negara itu.
elektronik besarnya sama dengan nilai uang Bank sentral Rusia juga memperingatkan
yang disetorkan. Penerbitan uang elektronik bisnis yang menggunakan bitcoin sebagai
berdasarkan pada nilai uang tunai yang alat pembayaran akan berpotensi dianggap
disetorkan, yang kemudian disimpan secara terlibat

31 Rachmadi usman, karakteristik uang elektronik dalam sistem pembayaran, jurnal yuridika: surabaya, 2017,
hlm 160.
270 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

dalam tindak pencucian uang atau pendanaan tersebut tidak menutup tren beberapa negara
terorisme. Meski demikian, transaksi dengan yang mencoba untuk menciptakan mata uang
bitcoin di Rusia sangat besar dan sifatnya virtual mereka sendiri, salah satunya adalah
underground. Konon transaksi mata uang china dengan yao quin. Meskipun di sisi
digital di Rusia mencapai 20 persen dari lain china juga melakukan pelarangan yang
seluruh transaksi mata uang digital di seluruh cukup tegas terkait peredaran cryptocurrency
dunia. di negaranya. Banyak negara mulai tertarik
Transaksi Bitcoin sudah dilarang di mengembangkan cryptocurrency mereka
negara-negara, seperti Bolivia, Ekuador, sendiri, salah satunya didasari alasan bahwa
India, Bangladesh, Islandia, Kyrgyzstan, dengan semakin maraknya penggunaan
Maroko, Nepal, Malaysia, Indonesia, dan cryptocurrency nantinya mata uang yang
Taiwan. Pada waktu bersamaan, Cina, di dikeluarkan oleh negara akan ditinggalkan.
mana ia dilarang untuk berdagang di bursa Kesiapan yang belum sepenuhnya dimiliki
cryptocurrency lokal, dan Rusia sedang oleh Tiongkok membuatnya bermain dalam
mempersiapkan tagihan regulasi zona aman dengan memblokir aktivitas
cryptocurrency, yang bisa berlaku di 2018. cryptocurrency asing yang berada dalam
Di Amerika Serikat, bitcoin investor harus pasar domestik, dan mempersiapkan
melaporkan keuntungan kepada Internal memunculkan produk domestik untuk
Revenue Service (IRS) dan membayar pajak melawan pasar-pasar cryptocurrency global
sesuai dengan Pemberitahuan. yang telah ada.32 Hal ini tentunya apabila
Pada bulan Desember 2017, Inggris dan tidak diwaspadai sebelumnya akan
Uni Eropa regulator keuangan menyatakan berdampak cukup luas terhadap
tentang perencanaan untuk lulus hukum di perekonomian dunia.
mana cryptocurrency trader dan investor, Penggunaan cryptocurrency tidak hanya
dalam beberapa kasus, akan diperlukan memiliki berbagai keuntungan, namun juga
untuk mengungkapkan informasi pribadi terdapat beberapa kelemahan yang patut
mereka, dan pertukaran cryptocurrency harus untuk Anda ketahui. Berikut merupakan
memberikan otoritas akses ke informasi kelebihan dan kelemahan dari
pengguna. Menurut badan keuangan negara, cryptocurrency. 33

langkah-langkah ini diperlukan untuk Kelebihan cryptocurrency:


mencegah aktivitas pencucian uang dan 1. Bertransaksi menggunakan cryptocurrency
pendanaan terorisme. dapat Anda lakukan kapanpun dan
Namun dengan pelarangan-pelarangan dimanapun tidak kenal batas dan
tanpa aturan yang mengikat. Dengan

32 Nanda Eka Prasetya, Analisis Kebijakan Tiongkok Terhadap Perkembangan Cryptocurrency, 361 Journal of
International Relations, Volume 5, Nomor 2, 2019, hlm 366.
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
33 Disarikan dari berbagai sumber tentang kelebihan dan kelemahan bitcoin sebagai cryptocurrency terpopuler.
272 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

kemudahan yang dimiliki cryptocurrency tersebut. Namun


cryptocureency dapat kita bawa kemana transparansi ini juga
saja, selama kita terhubung dengan
internet maka pemilik cryptocurrency
dapat mengakses cryptocurrency yang
dimiliki.
2. Biaya transaksi dengan cryptocurrency
lebih rendah jika dibandingkan dengan
transaksi dengan pihak ketiga sebagai
perantara seperti lembaga keuangan
yang mempunyai biaya traksaksi yang
relatif lebih tinggi, terlebih jika
melakukan transaksi ke negara yang
berbeda. Hal ini disebabkan
cryptocurrency melakukan interaksi
langsung antar pengguna peer to peer
dan memang merupakan antitesis dari
sistem keuangan mainstream yang ada
saat ini, termasuk salah satunya adalah
keberadaan lembaga keuangan.
3. Setiap transaksi dengan cryptocurrency
dapat Anda lakukan dengan lebih
aman. Anda tidak akan mengalami hal-
hal seperti pemalsuan uang dan
meminimalisir modus penipuan. Dengan
sistem keamanan yang ada
menyebabkan masing-masing pemilik
cryptocurrency merasa aman dan
terlindungi, walaupun hal ini tidak
sepenuhnya dapat dijamin, karena
sebagai suatu ekosistem digital,
cryptocurrency tetap menyimpan potensi
“down”.
4. Transaksi menggunakan cryptocurrency
bersifat transparan karena semua
pengguna tanpa terkecuali dapat melihat
seluruh informasi tentang
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
tidak sepenuhnya transparan, karena 4. Memberikan peluang yang cukup
para pengguna cryptocurrency dapat
menggunakan identitas yang anonim.
5. Nilai cryptocurrency tidak terpengaruh
oleh inflasi, melainkan dipengaruhi
oleh banyaknya jumlah permintaan
dan penawaran di pasaran. Sehingga
cryptocurrency dapat
sangat menguntungkan di suatu waktu,
namun juga bisa sangat merugikan,
karena tidak ada penjelasan yang
mampu menjelaskan fluktuasi nilai
cryptocurrency, bahkan cenderung dapat
dimanipulasi.
6. Anda dapat menggunakan
cryptocurrency tanpa harus menyertakan
identitas pribadi, jadi Anda cenderung
lebih nyaman dalam bertransaksi.
Disisi lain hal ini menimbulkan potensi
cryptocurrency sebagai wadah
pencucian uang, dan penyimpanan aset
hasil suatu tindak pidana/ kejahatan.
Kelemahan Bitcoin:
1. Bitcoin masih belum dapat diterima
secara menyeluruh sebagai mata uang
dan alat pembayaran
2. Nilai tukar yang naik turun dapat
dipengaruhi oleh banyaknya bitcoin
yang beredar, jumlah trader yang lebih
banyak daripada pengguna, adanya
berbagai berita mengenai
cryptocurrency, serta kemungkinan
adanya peretasan.
3. Software bitcoin yang masih terus
mengalami perkembangan sehingga
dapat mengalami perubahan sewaktu-
waktu.
274 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

besar terhadap pelaku tindak kriminal, • Perpajakan cryptocurrency


disebabkan oleh transaksi yang dapat • Jaminan simpanan
dilakukan tanpa perantara sehingga
• Melakukan asimilasi sistem dan konsep
lembaga keuangan atau bahkan
blockchain dalam pengelolaan mata uang.
pemerintah akan mengalami kesulitan
Secara khusus cryptocurrency memiliki
dalam melakukan pelacakan transaksi.
dua fungsi kegunaan yakni sebagai alat
Pelaku kriminalitas juga diuntungkan
tukar dan sebagau komoditas. Sebagai
dengan transaksi yang dapat dilakukan
alattukar, cryptocurrency memiliki
tanpa menyertakan identitas pribadi. Selain
karakteristik mata uang karena dapat diterima
itu, bitcoin juga memberikan peluang bagi
seseorang yang enggan untuk membayar sebagai alat pembayaran dalam lingkup

pajak dan melakukan sebuah pencucian tertentu dan nilainya pun terjaga karena
uang. Jika Anda melakukan kesalahan dalam jumlah penerbitannya terbatas. Namun
bertransaksi, misalnya kesalahan dalam cryptocurrency bukanlah mata uang sah dan
melakukan transfer sejumlah nominal uang, resmi karena tidak memiliki otoritas yang
salah mengetik alamat kirim, atau bahkan berwenang untuk menerbitkan dan mengatur,
kehilangan hardisk tempat Anda menyimpan mengelola sirkulasi dan distribusi, menjaga
bitcoin Anda, maka Anda secara otomatis nilai tukarnya dan semua fungsi tersebut
juga akan kehilangan bitcoin Anda. dilakukan oleh sistem komputasi sehingga
Sehingga dari analisis tersebut yang masih diragukan pertanggungjawabannya34.
dapat dilakukan pemerintah adalah
membuat regulasi yang jelas, dengan
D. Penutup
mempertimbangkan tren masyarakat global Fenomena cryptocurrency merupakan
menyikapi penggunaan cryptocurrency. fenomena perkembangan masyarakat yang
Karena penggunaan cryptocurrency juga telah berkembang menjadi masyarakat
dipengaruhi oleh perlunya perbaikan dalam digital. Cryptocurrency berkembang menjadi
sistem moneter yang ada saat ini. Setidaknya suatu hal yang berdampak secara budaya
apabila pemerintah mengatur tentang dan ekonomi. Berdasarkan hasil analisis
cryptocurrency harus mengatur tentang. cryptocurrency dapat dikatakan sebagai
• Kedudukan cryptocurrency sebagai mata benda digital dan dapat digunakan sebagai
uang ataukah sebagai alat tukar saja. alat tukar selama para pihak bersepakat
• Membatasi tempat dan penggunaan
untuk menjadikan cryptocurrency sebagai
cryptocurrency.
alat tukar. Namun cryptocurrency tidak
• Pengawasan terhadap arus transaksi
dapat digunakan sebagai alat pembayaran
cryptocurrency.
atau uang, karena cryptocurrency tidak

34 Nurfia oktaviani syamsiah, Kajian atas cryptocurrency sebagai alat pembayaran di Indonesia, Indonesian
Journal on Networking and Strategy: surakarta, 2017, hlm 61.
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
memenuhi persyaratan sebagai uang serta Perlu kajian yang mendalam yang
juga tidak dapat dikategorikan sebagai uang dilakukan oleh pemerintah melalui otoritas
elektronik. Sehingga cryptocurrency dilihat
moneter, untuk mengkaji kedudukan dan
sebagai “benda” digital yang dapat
potensi cryptocurrency. Karena di masa yang
digunakan sebagai alat tukar berdasarkan
akan datang tidak menutup kemungkinan
kesepakatan para pihak, namun perlu
potensi cryptocurrency akan lebih
ditegaskan bahwa cryptocurrency bukanlah
berkembang.
alat pembayaran atau uang.

DAFTAR PUSTAKA

Buku George Ritzer, Teori Sosiologi Dari Klasik


Ahmad Hidayat, Working Paper: Upaya Sampai Perkembangan Terakhir
Meningkatkan Penggunaan Alat Posmodern, Pustaka Pelajar:
Pembayaran Non Tunai Melalui Yogyakarta, 2012
Pengembangan E-money, Bank Hilman Hadikusuma, Sejarah Barter, Citra
Indonesia: Jakarta 2006 Aditya Bhakti: Bandung, 1993
Bank for International Settlements, Ichal, Ahmad, Perdagangan ekonomi
Implications for Central Banks of the tradisional, Pradnya Paramita: Jakarta
Development of Electronic Money, , 1998
Bank For International Settlements Muhammad Sofyan Abidin, Dampak
,1996 Kebijakan E-money Sebagai Alat
Bank Indonesia, Uang, Bank Sistem Pembayaran Baru
Indonesia:Jakarta, 2002 Mustafa Edwin Nasutian, Pengenalan
Damian Muhammad Mangan, Bitcoin: cara Eksklusif Ekonomi Islam, Kencana:
kerja dan perbandingannya dengan Jakarta, 2007
mata uang konvensional, 2013 Niniek Suparni, Cyberspace Problematika
Engkus kuswarno, Potret Wajah Masyarakat & Antisipasi Pengaturannya, Sinar
Digital Indonesia, Jurnal Grafika: Jakarta, 2009
Communicate: Jakarta, 2015 Nurfia oktaviani syamsiah, Kajian atas
Fifi junita, Aspek Risiko Dan Tanggung Gugat cryptocurrency sebagai alat
Bank Dalam Transaksi Pengiriman pembayaran di Indonesia, Indonesian
Uang Secara Elektronik, yuridika: Journal on Networking and Strategy:
surabaya, 2005 surakarta, 2017
276 ARENA HUKUM Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021, Halaman 245-267

Onno W Purbo, Mengenal E-commerce, PT Magister Hukum Udayana Volume 9


Elek Media Komputindo: Jakarta, Nomor 4 Desember 2020
2000 Dewi Indriyani Hamin, Crypto Currensi Dan
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Pandangan Legalitas Menurut Islam:
Kencana Prenada Media Grup; Jakarta, Sebuah Literature Review, Jurnal
2005 Ilmiah Manajemen dan Bisnis
Rachmadi usman, karakteristik uang JAMBURA Volume 3 Nomor 2
elektronik dalam sistem pembayaran, September 2020
jurnal yuridika: Surabaya, 2017 Firda Nur Amalina Wijaya, Bitcoin Sebagai
Siti Hidayati, Kajian Operasional E-money, Digital Aset Pada Transaksi Elektronik
Bank Indonesia: Jakarta 2006 Di Indonesia (Studi Pada PT. Indodax
Solikin dan Suseno, Uang: Pengertian, Nasional Indonesia), Jurnal Hukum
Penciptaan, Dan Peranannya Dalam Bisnis Bonum Commune Volume 2
Perekonomian Pusat Pendidikan dan Nomor 2, Agustus 2019
Studi Kebanksentralan Bank F Yudhi Priyo Amboro, Agustina Christi,
Indonesia: Jakarta, 2002 Prospek Pengaturan Cryptocurrency
Sukarmi, Kontrak Elektronik Dalam Bayang- sebagai Mata Uang Virtual di
Bayang Pelaku Usaha, Pustaka Indonesia (Studi Perbandingan Hukum
Sutra:Bandung, 2008 Jepang Dan Singapura), Jurnal Of
Tubagus Dhika dkk, Bitcoin Uang Digital Judicial Review Vol XXI Nomor 2
Masa Depan, 2014 2019
Yahya ahmad zein, Kontrak Elektronik Haruli Dwicaksana, Pujiyono, Akibat
& Penyelesaian Sengketa Bisnis E- Hukum Yang Ditimbulkan Mengenai
commerce dalam transaksi Nasional & Cryptocurrency Sebagai Alat
Internasional, Mandar Maju: Bandung, Pembayaran Di Indonesia, Jurnal
2009 Privat Law Vol. VIII No. 2 Juli-
Yasraf amir pillang, Masyarakat Informasi Desember 2020
Dan Digital: Teknologi Informasi Muhammad Said Honggowongso dan
Dan Perubahan Sosial, Jurnal Munawir Kholil, Legalitas Bitcoin
Sosioteknologi: Bandung Edisi 27 Dalam Transaksi E-Commerce
Tahun 11, Desember 2012 Sebagai Pengganti Uang Rupiah,
Jurnal Privat Law: Surakarta Volum 9
Jurnal
Nomor 1, Juni 2021
Dewa Ayu Fera Nitha, I Ketut Westra, Nanda Eka Prasetya, Analisis Kebijakan
Investasi Cryptocurrency Berdasarkan Tiongkok Terhadap Perkembangan
Peraturan Bappebti No. 5 Tahun Cryptocurrency, 361 Journal of
2019, Jurnal International Relations, Volume 5,
Sajidin, Legalitas Penggunaan Cryptocurrency sebagai Alat Pembayaran 2
Nomor 2, 2019 Shabrina Puspasari, Perlindungan Hukum
Nurul Huda, Risman Hambali, Risiko Bagi Investor Pada Transaksi Aset
dan Tingkat Keuntungan Investasi Kripto Dalam Bursa Berjangka
Cryptocurrency, Jurnal Manajemen Komoditi, Jurnal Jurist-Diction Volume
dan Bisnis: Performa Vol. 17, No. 1 3 Nomor 1, Januari 2020
Maret 2020
Raden Muhammad Arvy Ilyasa, Legalitas Peraturan Perundang-undangan
Bitcoin Dalam Transaksi Bisnis Di Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
Indonesia, Lex Scientia Law Review. tentang Informasi dan Transaksi
Volume 3 Nomor 2, November 2019 Elektronik
Septi Wulan Sari, Perkembangan dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
Pemikiran Uang dari Masa Kemasa, tentang Mata Uang
Jurnal AN-NISBAH Vol 03 No. 01,
2016

Anda mungkin juga menyukai