Anda di halaman 1dari 8

Magister Akuntansi Universitas Pasundan

Soal Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi


Dosen : Prof. Dr. H. Atang Hermawan, SE.,MSIE., Ak.,CSRS.,CSRA.,CPF., CMA.

TENDI APRIYAZA
NPM 218110007

SOAL

Petunjuk :

Soal Kasus 1 bagi mahasisw NPM Ganjil dan Soal Kasus 2 bagi mahasiswa NPM Genap

Kasus 1 (Problematika Mata Uang Kripto di Indonesia)

Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum UNISI menyelenggarakan webinar
“Problematika Cryptocurrency di Indonesia”. Webinar ini diadakan pada Sabtu (11/6) dengan
menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu Peneliti Institute For Development of
Economics and Finance dan Dosen UNISI.

Dalam seminar menyampaikan bahwa belanja perusahaan IoT terus mengalami peningkatan dan
diprediksi akan mencapai angka 10 persen pada tahun 2021. Berdasarkan data dari Google, Temasek,
dan Bain, Indonesia saat ini menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN. Jumlah PDB
Ekonomi Digital yang mencapai 3,7 persen dari PDB nasional, dan diprediksi pada tahun 2025
mendatang akan terus meningkat menjadi 9,3 persen. Hal ini juga diiringi dengan penggunaan
pembayaran uang elektronik yang semakin meningkat.

Jika melihat pada penjualan aset kripto, pemerintah tidak bisa mengatur harga yang berlaku atas suatu
aset kripto. Harga ini murni ditentukan dari penjualan dan penawaran antar penjual dan pembeli aset
kripto. Meskipun diklaim lebih unggul dari mata uang konvensional, namun harga kripto sangat cepat
berubah, sehingga dampak dari investasinya sangat beresiko.

Ia mencontohkan pada kasus Bitcoin TERA, harga kripto sangat cepat berubah. Seperti ketika
seseorang pada saat ini membeli aset kripto dengan harga 150 ribu rupiah, pada malam hari angkanya
bisa naik sampai 1 juta rupiah. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dengan adanya perkembangan ini, terjadi
juga berbagai kejahatan digital currency.

Dengan masifnya kejahatan yang dapat ditimbulkan dari transaksi digital currency ini, ia menyarankan
kepada semua orang untuk lebih berhati-hati. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yakni know
your customer (KYC) yaitu mengetahui dan mengenali setiap customer yang akan melakukan
transaksi, melalui riset atau data alternatif dan transaction monitoring yaitu memonitoring setiap
transaksi yang akan dilaksanakan.

Sementara itu, dijelaskan bahwa cryptocurrency diciptakan dengan dua tujuan, yaitu pertama, untuk
dijadikan sebagai alat pembayaran/mata uang dan kedua, untuk dijadikan sebagai komoditas/aset
digital. Beberapa regulasi di Indonesia yang mengatur atau berkaitan dengan virtual currency terdapat
dalam UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, PBI No 18/40/PBI/2016 tentang Pemrosesan
Transaksi Pembayaran, PBI No 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, UU No
10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU No 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi, dan Peraturan Menteri Perdagangan No 99 Tahun 2019 tentang Kebijakan Umum
Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto.

Meski demikian, menurutnya ada beberapa hal yang menyebabkan virtual currency hingga saat ini
belum dapat diterima sebagai alat pembayaran. Hal ini dikarenakan virtual currency tidak memenuhi
beberapa karakteristik alat pembayaran, seperti: terdapat otoritas pengatur dan pengawas yang
bersifat sentral, memiliki nilai yang cenderung stabil, diterima secara umum (acceptability), dan
terdapat lembaga penjamin.

Perkembangan teknologi yang kredibel itu membuat hukum kesulitan untuk mengikutinya. Hal ini
menjadi tantangan bagi hukum untuk terus berkembang menyesuaikan diri untuk mengatur segala
hal yang berkembang saat ini. (EDN/ESP)

Saudara diminta :

Jelaskan kasus tersebut diatas berdasarkan aspek berikut ini :

1. Mata uang digital Bitcoin berjalan secara terdesentralisasi, sehingga tidak ada satu pihak yang bisa
mengatur baik harga maupun pernyebarannya.
2. Teknologi blockchain adalah sistem yang tidak dikelola oleh pihak ketiga seperti bank melainkan
dapat dikelola oleh semua pengguna komputer internet.
3. Potensi yang besar menyebabkan cryptocurrencyperlu diatur dan mendapat kepastian hukum
serta perhatian dari otoritas yang berwenang seperti perbankan dan otoritas perpajakan.
JAWABAN:

Bitcoin adalah mata uang digital terdesentralisasi yang diciptakan pada tahun 2009 oleh seseorang
dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Bitcoin hadir dengan menawarkan janji biaya transaksi yang
rendah dibandingkan dengan mekanisme pembayaran online tradisional. Mata uang digital baru ini
masuk ke dalam jenis cryptocurrency karena menggunakan kriptografi untuk menjaganya agar tetap
aman. Meski dikenal sebagai mata uang, bitcoin tidak memiliki bentuk fisik. Bitcoin hanya berupa
saldo yang disimpan pada buku besar publik yang bisa diakses setiap orang secara transparan. Mata
uang ini digunakan dalam bertransaksi di internet tanpa menggunakan perantara seperti jasa bank.
Sistem yang digunakan adalah peer to peer atau P2P yang sistemnya bekerja tanpa penyimpanan dan
administrator tunggal.

Jika ingin menggunakannya, pengguna harus menginstall wallet bitcoin di perangkat komputer atau
ponsel. Lalu akan secara otomatis membuat alamat bitcoin pertama. Mirip seperti email, pengguna
bisa saling berbagi alamat bitcoin. Alamat bitcoin ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja.
Kepemilikan bitcoin ini akan disimpan di dalam komputer pribadi dengan file walet atau walet yang
disediakan oleh pihak ketiga tanpa wajib memerlukan identitas. Alias bitcoin bisa dimiliki dengan
identitas anonim. Ada sebuah catatan transaksi publik yang menjadi jaringan bersandar dari bitcoin
yang disebut dengan Rantai-blok atau blockchain. Transaksi bitcoin yang sudah terkonfirmasi akan
tersimpan pada rantai-blok. Wallet bitcoin menyimpan data rahasia yang disebut kunci pribadi atau
seed yang digunakan untuk menandatangani transaksi yang menjadi sebuah bukti matematis untuk
pemilik wallet. Lalu pada sistem kerja bitcoin ada istilah Pertambangan. Pertambangan adalah sistem
yang digunakan untuk mengonfirmasi antrian transaksi dengan memasukkan ke dalam rantai-blok.
Prosis ini akan menegaskan urutan kronologis rantai-blok, melindungi netralitas jaringan dan
mendukung komputer untuk menyetujui keadaan sistem. Pertambangan ini juga diistilahkan seperti
sebuah lotre yang kompetitif untuk mencegah individu menambahkan blok baru dengan mudah
secara berturut-turut ke rantai-blok.

Kepemilikan bitcoin bisa mengatasnamakan anonim sehingga bitcoin sering digunakan sebagai
metode pencucian uang dan tindak kriminal lainnya. Bitcoin bisa ditransfer melalui internet kepada
siapa saja yang memiliki alamat wallet bitcoin. Dengan sistem topologi P2P dan tidak memiliki
administrasi tunggal membuat mata uang digital ini sulit untuk dimanipulasi oleh entitas tertentu
seperti otoritas keamanan siber atau dari pihak pemerintah manapun. Hal tersebut membuat harga
bitcoin sulit dipengaruhi inflasi karena sulit juga untuk memproduksi bitcoin dalam jumlah sangat
besar. Bitcoin membuat transaksi antar-negara menjadi lebih mudah dan privat karena sifatnya yang
tidak terikat pada salah satu negara baik secara hukum atau regulasi. Transaksi yang terjadi di bitcoin
akan tercatat di catatan publik dengan anonim alias tanpa nama pihak terlibat. Sehingga
memungkinkan adanya transaksi gelap atau tindakan kriminal yang sulit untuk dilacak oleh pihak
otoritas karena tingkat anonimitas yang sangat luar biasa. Seperti transaksi senjata ilegal, narkotika,
pendanaan terorisme dan tindakan lainnya.

Uang digital semacam bitcoin bisa disimpan di dompet digital yang ada pada server cloud atau pada
komputer pribadi pemilik. Dompet tersebut mirip seperti layaknya rekening bank virtual yang
memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi atau investasi. Selain dengan bentuk transaksi,
cara mendapatkan bitcoin yang paling populer dilakukan oleh orang-orang adalah dengan
menambang bitcoin. Bahkan ada persaingan untuk mendapatkan bitcoin menggunakan komputer
pribadi dengan menyelesaikan puzzle matematika kompleks. Selain dengan cara menambang dan
transaksi antar pengguna, bitcoin bisa didapatkan dengan cara perdagangan. Sudah banyak
perusahaan yang menjadi platform marketplace yang bergerak pada bidang perdagangan bitcoin.
Departemen Keuangan Amerika Serikat menyebut bahwa bitcoin adalah sebuah mata uang yang
terdesentralisasi. Mata uang digital Bitcoin berjalan secara terdesentralisasi sehingga tidak ada satu
entitas pusat atau pihak yang mengatur Bitcoin, baik dalam hal harga maupun distribusinya
sebagaimana uraian di atas. Beberapa hal penting dan kesimpulan berkaitan bitcoin adalah sebuah
mata uang yang terdesentralisasi yakni:

1. Jaringan Terdesentralisasi : Bitcoin berjalan di atas sebuah jaringan peer-to-peer yang


terdesentralisasi. Ini berarti bahwa ribuan komputer (disebut "node") di seluruh dunia bekerja
sama untuk menjalankan jaringan. Setiap node memiliki salinan lengkap dari buku besar
transaksi Bitcoin yang dikenal sebagai "blockchain." Node-node ini bekerja bersama-sama
untuk memverifikasi transaksi, menjalankan aturan protokol, dan menjaga keamanan
jaringan. Tidak ada satu otoritas pusat yang mengendalikan jaringan ini. Sifat terdesentralisasi
ini adalah salah satu fitur utama yang membuat Bitcoin berbeda dari mata uang konvensional
dan mengangkat potensi untuk perubahan besar dalam cara kita menyimpan, mentransfer,
dan mengelola nilai. Sifat terdesentralisasi Bitcoin juga dapat membuatnya lebih volatil dan
rentan terhadap fluktuasi harga yang signifikan dibandingkan dengan mata uang
konvensional.

2. Sistem Keamanan Desentralisasi : Keamanan jaringan Bitcoin didasarkan pada algoritma


kriptografi yang kuat dan kontribusi dari banyak node yang bekerja bersama untuk
memverifikasi transaksi. Ini membuatnya sulit untuk diserang atau dimanipulasi. Sistem
konsensus Bitcoin, yang dikenal sebagai "proof of work" (bukti kerja), melibatkan penambang
yang bersaing untuk memecahkan masalah matematika yang rumit untuk menciptakan blok
baru dalam blockchain. Proses ini memungkinkan jaringan mencapai konsensus tanpa
memerlukan otoritas pusat. Bitcoin yang baru diciptakan sebagai hadiah bagi penambang
yang berhasil memecahkan masalah matematika tersebut. Ini adalah cara baru Bitcoin
diperkenalkan ke dalam sirkulasi. Pembagian hadiah ini juga terdesentralisasi, sehingga tidak
ada satu pihak yang mengendalikannya.

3. Harga Ditentukan oleh Pasar : Harga Bitcoin ditentukan oleh hukum penawaran dan
permintaan di berbagai bursa dan platform perdagangan di seluruh dunia. Tidak ada satu
entitas yang secara langsung mengendalikan harga Bitcoin.

4. Tidak Ada Bank Sentral : Bitcoin tidak dikendalikan oleh bank sentral atau pemerintah mana
pun. Oleh karena itu, tidak ada entitas yang dapat mencetak lebih banyak Bitcoin atau
mengubah kebijakan moneter Bitcoin. Karena tidak ada bank sentral atau pemerintah
manapun yang mengatur, regulasi terhadap Bitcoin dan mata uang kripto lainnya dapat
berbeda-beda di berbagai negara, sehingga situasi hukum dan peraturan dapat memengaruhi
cara Bitcoin diperlakukan di suatu wilayah tertentu.

5. Sifat Terbuka : Semua transaksi Bitcoin tercatat secara publik dalam blockchain. Informasi
tentang transaksi Bitcoin dapat diakses oleh siapa saja yang ingin melihatnya, dan setiap orang
dapat bergabung dengan jaringan Bitcoin dengan relatif mudah. Ini menciptakan sifat
transparan dan terbuka dari jaringan.
Blockchain adalah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara
digital yang terhubung dengan kriptografi. Penggunaannya tidak terlepas dari Bitcoin dan
Cryptocurrency lainnya. Meski begitu, terdapat banyak sektor lainnya yang bisa memanfaatkan
perkembangan teknologi dari Blockchain ini. Agar lebih mudah memahami makna dari Blockchain,
mari kita melihat dari sisi penamaannya. Block yang memiliki arti kelompok dan chain yang artinya
rantai. Pengertian dari penamaan teknologi ini mencerminkan bagaimana cara kerja blockchain.
Dimana, teknologi tersebut memanfaatkan resource komputer untuk menciptakan blok-blok yang
terhubung (chain). Blok-blok yang saling terhubung nantinya digunakan untuk mengeksekusi sebuah
transaksi. Teknologi ini memang cukup menarik karena sifatnya yang tidak terpusat. Blockchain
mampu berjalan sendiri menggunakan algoritma komputer tanpa ada sistem tertentu yang
mengaturnya.

Sedangkan cryptocurrency merupakan sistem mata uang digital yang diamankan menggunakan
kriptografi. Sehingga, mata uang tersebut tidak dapat dipalsukan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Aset-aset crypto ini menggunakan teknologi yang disebut dengan blockchain.
Jadi, blockchain merupakan database yang tidak bisa diganti atau diubah. Intinya, blockchain
merupakan teknologi yang digunakan untuk menyimpan data digital yang terhubung dengan
kriptografi. Keduanya ini memang berbeda, namun sama-sama berkaitan. Di mana crypto sebagai
mata uang digital dan blockchain sebagai teknologinya serta penyimpanan data digital yang berkaitan
dengan transaksi cryptocurrency.

Sektor utama yang dapat memanfaatkan teknologi tersebut adalah bidang keuangan atau finansial.
Pada sektor finansial, teknologi ini diibaratkan sebagai buku kas digital yang bisa diakses oleh siapa
saja, kapan saja, di mana saja dengan mudah tanpa harus mendapatkan persetujuan dari pihak atau
lembaga keuangan pada umumnya, seperti bank. Pada dasarnya, teknologi ini membuat seluruh
transaksi di dalamnya menjadi lebih transparan dan aman. Sehingga dapat meminimalisir adanya
penyelewengan data seperti suap dan korupsi. Di tahun 2018, McKinsey pernah membuat tabel
peluang blockchain di berbagai bidang lainnya. Mula dari bidang medis, pertanian, properti,
telekomunikasi hingga media.

Blockchain dimulai ketika sebuah blok menyimpan data baru. Sistemnya terdiri dari dua buah jenis
record, yaki transaksi dan blok. Yang unik dari teknologi ini adalah setiap blok akan berisi hash
kriptografi sehingga membentuk jaringan. Fungsi dari hash kriptografi adalah untuk mengambil data-
data dari blok asal dan mengubahnya menjadi compact string. String digunakan sebagai alarm
pendeteksi apabila ditemukan potensi sabotase.

Teknologi blockchain adalah sistem yang tidak dikelola oleh pihak ketiga seperti bank atau lembaga
keuangan konvensional. Sebaliknya, blockchain dapat dikelola oleh semua pengguna komputer yang
terhubung ke jaringan/internet. Teknologi blockchain digunakan tidak hanya untuk mata uang kripto
seperti Bitcoin tetapi juga dalam berbagai aplikasi lain, termasuk rantai pasokan, pemungutan suara
elektronik, sertifikasi aset digital, dan banyak lagi. Keunggulan utama dari teknologi ini adalah
kemampuannya untuk menciptakan lingkungan yang terdesentralisasi, aman, dan transparan di mana
transaksi dapat dipercayai tanpa bergantung pada pihak ketiga. Sifatnya yang terdesentralisasi
membuat teknologi ini tidak memiliki satupun otoritas dengan kendali penuh, melainkan terpecah ke
setiap komputer yang sudah diinstal perangkat lunak atau software khusus:

1. Jaringan Terdesentralisasi : Blockchain adalah ledger digital yang terdistribusi di seluruh


jaringan. Ini berarti bahwa salinan database blockchain disimpan pada banyak komputer yang
disebut "node" yang tersebar di seluruh dunia. Setiap node memiliki salinan lengkap dari
blockchain dan berpartisipasi dalam proses verifikasi transaksi.
2. Konsensus Desentralisasi : Blockchain menggunakan mekanisme konsensus desentralisasi
untuk mencapai kesepakatan tentang status ledger. Salah satu contoh mekanisme ini adalah
"proof of work" (bukti kerja) yang digunakan dalam Bitcoin. Dalam mekanisme ini, penambang
bersaing untuk memecahkan masalah matematika yang rumit untuk menciptakan blok baru
dalam blockchain. Proses ini memungkinkan jaringan mencapai konsensus tanpa memerlukan
otoritas pusat.

3. Keamanan : Keamanan blockchain didasarkan pada teknik kriptografi yang kuat dan
desentralisasi. Informasi dalam blockchain dikunci dengan kunci kriptografi yang sulit
ditembus, dan karena ada banyak node yang bekerja bersama-sama untuk memverifikasi
transaksi, sangat sulit bagi entitas jahat untuk memanipulasi data.

4. Transparansi : Blockchain adalah ledger publik yang berarti bahwa semua transaksi yang
terjadi dalam jaringan dapat dilihat oleh siapa saja. Meskipun transaksi ini anonim (tidak
terkait dengan identitas pengguna), mereka tetap dapat diakses dan diverifikasi oleh siapa
saja.

5. Tidak Ada Pihak Ketiga : Karena sifat terdesentralisasi, blockchain menghilangkan kebutuhan
akan pihak ketiga seperti bank atau lembaga keuangan untuk memfasilitasi transaksi. Ini dapat
mengurangi biaya, meningkatkan kecepatan transaksi, dan memberikan kontrol lebih besar
kepada pengguna atas aset mereka.
Potensi yang besar menyebabkan cryptocurrency perlu diatur dan mendapat kepastian hukum serta
perhatian dari otoritas yang berwenang seperti perbankan dan otoritas perpajakan. Pendekatan
regulasi terhadap cryptocurrency dapat berbeda-beda di berbagai negara. Beberapa negara telah
mengadopsi pendekatan yang ketat, sementara yang lain lebih terbuka terhadap inovasi dalam ruang
cryptocurrency. Pengaturan yang berlebihan juga dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi
dalam industri ini, sehingga penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara perlindungan
konsumen dan kemungkinan inovasi serta kepastian hukum.

Bank Indonesia melarang bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, sebab alat pembayaran yang sah
di tanah air adalah rupiah. Namun Badan Pengawas Bursa Berjangka (Bappebti) memasukkan bitcoin
sebagai komoditas. Bappebti sendiri telah menerbitkan daftar 229 kripto yang bisa diperdagangkan di
Indonesia. Termasuk di antara bitcoin, ethereum, dan dogecoin. Ada juga 13 pedagang aset kripto
yang sudah terdaftar di Bappebti. Termasuk Indodax, Tokocrypto, Zipmex, Pintu, dan Luno. Baru-baru
ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa soal cryptocurrency. Intinya, penggunaan
cryptocurrency sebagai mata uang adalah haram, cryptocurrency juga haram sebagai komoditas tetapi
dikecualikan bagi cryptocurrency yang memiliki underlying aset dan memiliki manfaat yang jelas.

Beberapa hal penting berkaitan dengan dengan hal tersebut:

1. Perlindungan Konsumen: Regulasi dapat membantu melindungi investor dan pengguna


cryptocurrency dari penipuan, skema piramida, dan praktik penipuan lainnya yang dapat
merugikan mereka. Regulasi juga dapat memastikan bahwa platform pertukaran
cryptocurrency memenuhi standar keamanan dan privasi yang diperlukan. Perlindungan
transaksi ganda adalah Pemilik unit cryptocurrency tidak dapat menggunakan unit
cryptocurrency yang sama untuk membayar ke dua penerima yang berbeda. Setelah unit mata
uang kripto dikirim ke satu penerima, upaya mengirimnya ke penerima lain ditolak sebagai
transaksi yang tidak valid. Pemerintah RI dan DPR sepakat untuk mengatur aset keuangan
digital, termasuk aset kripto di dalam Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan
Penguatan Sektor Keuangan (P2SK). Dalam penjelasan UU P2SK, pemerintah dan DPR
mengungkapkan, sektor keuangan Indonesia menghadapi tantangan dari munculnya
instrumen keuangan yang kompleks dan berisiko tinggi, seperti kripto serta penilaian tata
kelola dan penegakan hukum sektor keuangan dalam berbagai asesmen terkini juga rendah.
Transaksi kripto akan diatur dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Kepastian Hukum : Penggunaan cryptocurrency dalam berbagai transaksi dan investasi


memerlukan kepastian hukum. Regulasi yang jelas dapat membantu mengatasi
ketidakpastian hukum yang mungkin timbul dalam penggunaan cryptocurrency.

3. Penghindaraan Risiko Keuangan : Regulasi dapat membantu menghindari potensi risiko


sistemik dan keuangan yang dapat muncul jika cryptocurrency tidak diatur dengan baik. Hal
ini dapat mempengaruhi stabilitas pasar keuangan secara keseluruhan.

4. Pencegahan Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme : Regulasi dapat membantu


mencegah cryptocurrency digunakan untuk aktivitas ilegal seperti pencucian uang dan
pendanaan terorisme dengan mengharuskan platform dan layanan cryptocurrency untuk
menerapkan prosedur pemantauan dan pelaporan yang ketat.

5. Penerimaan Lebih Luas : Regulasi yang baik dapat membantu mengurangi ketakutan dan
ketidakpercayaan terhadap cryptocurrency. Ini dapat membuka pintu bagi lebih banyak
institusi keuangan dan investor institusional untuk berpartisipasi dalam pasar cryptocurrency.
6. Aturan Perpajakan : Otoritas perpajakan perlu mengatur bagaimana cryptocurrency
diperlakukan dalam hal pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak lainnya.
Ini akan memastikan bahwa pengguna cryptocurrency memenuhi kewajiban pajak mereka.
Pemerintah RI telah mengatur Pajak Kripto melalui Pasal 22 UU PPh jo Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 68/PMK.03/2022 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan
atas Transaksi Perdangan Aset Kripto.
a. Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Penjualan Aset kripto bersifat final dengan tarif sebesar:
0,1% dari nilai transaksi Aset kripto tidak termasuk PPN dalam hal PPMSE (Penyelenggara
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik) telah memiliki izin dari Bappepti; atau 0,2% dari
nilai transaksi Aset kripto tidak termasuk PPN dalam hal PPMSE tidak memiliki izin dari
Bappepti. PPh Pasal 22 dipungut oleh PPMSE pada saat pembayaran menggunakan mata
uang fiat diserahkan pembeli kepada PPMSE; atau pelaksanaan barter Aset kripto; atau
pembayaran penghasilan melalui metode selain tersebut diterima PPMSE.
b. Pajak Pertambahan Nilai atas Penjualan Aset kripto terutang dipungut dan disetor dengan
besaran tertentu. Besaran tertentu ditetapkan sebesar 1% (satu persen) dari tarif Pajak
Pertambahan Nilai dikali dengan nilai transaksi Aset kripto, dalam hal Penyelenggara
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik merupakan Pedagang Fisik Aset kripto; atau 2%
(dua persen) dari tarif Pajak Pertambahan Nilai dikali dengan nilai transaksi Aset kripto,
dalam hal Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik bukan merupakan
Pedagang Fisik Aset kripto.
Tarif Efektif
 0,11% mulai 1 April 2022; dan
 0,12% dalam hal tarif PPN 12%
dari nilai transaksi Aset kripto
 0,22% mulai 1 April 2022; dan
 0,24% dalam hal tarif PPN 12%
dari nilai transaksi Aset kripto
Nilai transaksi adalah nilai uang yang dibayarkan oleh Pembeli Aset Kripto, tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dalam hal transaksi
Aset Kripto merupakan jual beli Aset Kripto menggunakan mata uang fiat atau nilai
masing-masing Aset kripto yang diserahkan oleh para pihak yang bertransaksi, tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dalam hal
transaksi Aset kripto merupakan tukar-menukar Aset kripto dengan Aset kripto lainnya
(swap), atau nilai Aset kripto yang dipindahkan (transfer) ke akun pihak lain, dalam hal
transaksi merupakan tukar menukar Aset kripto dengan barang selain Aset kripto
dan/atau jasa.
Jasa Kena Pajak berupa jasa verifikasi transaksi Aset kripto dan/atau jasa manajemen
kelompok Penambang Aset kripto (mining pool) oleh Penambang Aset kripto. 10% dari
tarif PPN dikali dengan nilai berupa uang atas Aset kripto yang diterima oleh Penambang
Aset kripto yang merupakan PKP.
Tarif Efektif
o 2,2% mulai 1 April 2022; dan
o 2,4% dalam hal tarif PPN 12%
dari nilai berupa uang atas Aset kripto yang diterima oleh Penambang Aset kripto
yang merupakan PKP.

Anda mungkin juga menyukai