0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan3 halaman
1. Industri perbankan Indonesia bereaksi terhadap produk Fintech dengan terbuka terhadap inovasi teknologi yang dapat memperluas akses pasar dan menurunkan biaya konsumen, namun hal ini juga meningkatkan risiko baru seperti risiko sistem dan siber.
1. Industri perbankan Indonesia bereaksi terhadap produk Fintech dengan terbuka terhadap inovasi teknologi yang dapat memperluas akses pasar dan menurunkan biaya konsumen, namun hal ini juga meningkatkan risiko baru seperti risiko sistem dan siber.
1. Industri perbankan Indonesia bereaksi terhadap produk Fintech dengan terbuka terhadap inovasi teknologi yang dapat memperluas akses pasar dan menurunkan biaya konsumen, namun hal ini juga meningkatkan risiko baru seperti risiko sistem dan siber.
Bagaimana respon Industri Perbankan di Indonesia terkait munculnya Produk dari
Fintech ? JAWAB: Inovasi teknologi merupakan kunci untuk mempercepat penyerapan jasa keuangan yang berpotensi memperluas akses pasar, variasi produk dan layanan yang dipersonalisasi serta menurunkan biaya bagi konsumen. Pada saat yang sama, munculnya entitas baru di sektor jasa keuangan, termasuk FinTech dan BigTech, berpotensi mengubah lanskap penyedia jasa keuangan yang ada dalam hal konsentrasi dan daya saing jasa keuangan. Fenomena ini meningkatkan efisiensi dan inklusi namun juga memicu risiko baru dalam hal stabilitas sistem keuangan, termasuk risiko siber. Inovasi teknologi finansial dimulai dari dunia perbankan dengan munculnya Core Banking System (CBS), aplikasi yang merupakan jantung dari system perbankan. Perkembangan teknologi finansial merambah kepada klien dengan munculnya perusahaan start-up dan high-techyang menciptakan inovasi-inovasi teknologi finansial. 2. Bagaimana model manajemen risiko teknologi keuangan mengacu pada teknologi utama pendorong inovasi teknologi keuangan ? JAWAB: Model manajemen risiko teknologi keuangan mengacu pada teknologi utama pendorong inovasi teknologi keuangan, yaitu: 1. Analisis big data dari aplikasi pinjaman online (peer-to-peer) dan urun dana (crowdfunding) dengan risiko yang timbul yaitu risiko kredit dan risiko sistematik. 2. Kecerdasan buatan (artificial intelligence) dari penasihat keuangan digital/robotik (automated/robotic financial adviser) dengan risiko yang timbul risiko pasar dan risiko kepatuhan. 3. Jaringan blockchain dari aplikasi aset kripto dengan risiko yang timbul deteksi kecurangan, pencucian uang, risiko operasional IT dan risiko siber. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pembiayaan melalui Invoice Trading (invoice financing)! JAWAB: Pembiayaan melalui Invoice Trading (invoice financing) merupakan alternatif pembiayaan dengan menggunakan invoice sebagai jaminannya. Kehadiran invoice financing dapat membantu bisnis agar dapat berjalan dengan baik dengan menjaga arus keuangan bisnis dapat berjalan dengan lancar. Teknik pembiayaan dengan memanfaatkan tagihan (invoice) yang belum dibayarkan dan menjaminkannya melalui perusahaan teknolologi. 4. Apa yang dimaksud dengan Blockchain ? JAWAB: Blockchain adalah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan data digital yang terhubung melalui kriptografi. Cara kerja blockchain memanfaatkan resource komputer untuk membuat blok-blok yang saling terhubung (chain) guna mengeksekusi sebuah transaksi. Teknologi blockchain ini terdesentralisasi, sehingga tidak ada satupun otoritas yang memiliki kendali penuh, melainkan terpecah ke setiap komputer yang sudah diinstal perangkat lunak khusus dan otomatis membuat seluruh transaksi menjadi lebih aman dan transparan, sehingga meminimalisir penyelewengan data seperti korupsi atau suap. 5. Apakah Payment, Clearing, dan Settlement ? JAWAB: Jenis fintech yang masuk dalam kategori Payment, Clearing, dan Settlement adalah E- Wallet dan Payment Gateway. Teknologi jenis ini memberikan pelayanan berupa pembayaran dan dompet digital yang bisa digunakan untuk transaksi cashless. Jenis Fintech ini memudahkan pengguna melakukan pembayaran dan melakukan pengiriman uang tanpa melewati bank konvensional. 6. Bagaimana uang kripto (cryptocurrency) adalah mekanisme sistem uang yang memenuhi syarat menurut Jan Lansky, jelaskan dengan lengkap ! JAWAB: Menurut Jan Lansky (2018), uang kripto (cryptocurrency) adalah mekanisme sistem uang yang memenuhi enam syarat: 1. Sistem tidak membutuhkan otoritas pusat; statusnya dipertahankan melalui konsensus terdistribusi. 2. Sistem menyimpan gambaran umum tentang unit cryptocurrency dan kepemilikannya. 3. Sistem menentukan apakah unit cryptocurrency baru dapat dibuat. Jika unit mata uang kripto baru dapat dibuat, sistem akan menentukan keadaan asalnya dan cara menentukan kepemilikan unit baru tersebut. 4. Kepemilikan unit cryptocurrency dapat dibuktikan secara eksklusif secara kriptografis. 5. Sistem memungkinkan transaksi dilakukan di mana kepemilikan unit kriptografi dapat diubah. Pernyataan transaksi hanya dapat dikeluarkan oleh entitas yang membuktikan kepemilikan unit-unit yang dimiliki. 6. Jika dua instruksi berbeda untuk mengubah kepemilikan unit kriptografi yang sama dimasukkan secara bersamaan, sistem akan menjalankan instruksi salah satu yang paling banyak digunakan. 7. Bagaimana Pemanfaatan Uang Kripto ? JAWAB: Pemanfaatan bitcoin atau aset kripto sebagai alat tukar pembayaran telah dilakukan pada ratusan situs online sampai toko fisik di berbagai negara. Namun, hal tersebut tidak berlaku di Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) melarang penggunaan bitcoin maupun cryptocurrency atau aset kripto lainnya digunakan untuk alat pembayaran di Indonesia. Pelarangan tersebut merujuk pada Undang-undang (UU) nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang. Dalam UU itu menyebutkan alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah rupiah. Hal ini berarti bila ada pihak mau menggunakan aset kripto sebagai alat tukar pembayaran, maka aset kripto yang dimiliki tersebut harus ditukar ke uang rupiah terlebih dahulu, baru uangnya digunakan untuk berbelanja. 8. Sebut dan jelaskan karatersitik Blockchain! JAWAB: Blockchain memiliki dua karakteristik utama, yaitu : Pertama, hal itu membawa kepercayaan di mana hal tersebut sulit didapat (Beck dkk 2016; Rosati dkk 2016; Tapscott dan Tapscott 2016; Glaser 2017). Faktanya, sistem berbasis blockchain memastikan transparansi yang lebih tinggi dengan membuat informasi tersedia untuk semua partisipan jaringan, tetapi mereka juga memanfaatkan kriptografi dan validasi rekan dari transaksi untuk memastikan integritas data dan merekam keabadian (Böhme et al. 2015; Sun et al. 2016). Kedua, sistem berbasis blockchain didistribusikan sepenuhnya. Privasi pengguna dilindungi dengan menggunakan nama samaran sementara keandalan sistem dipastikan dengan menyimpan salinan database di setiap node (Böhme et al. 2015; Beck et al. 2016; Weber et al. 2016). 9. Apakah tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) ? JAWAB: Tujuan pembanguan berkelanjutan (sustainable development goals) dalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. 10. Sebut dan jelaskan kegiatan-kegiatan usaha LKM ! JAWAB: Kegiatan-kegiatan usaha LKM mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan usaha yang dilakukan LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pembiayaan atau pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat dan anggota, pengelola simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha; b. LKM dapat melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan hukum Islam dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah; dan c. LKM dapat melakukan kegiatan berbasis fee sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.