Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ani Rosidah

NIM : 11190930000008

Kelas : SI 4A

APPLICATION OF BLOCKCHAIN TECNOLOGY IN SUSTAINABLE ENERGY


SYSTEMS : AN OVERVIEW\

A. Pengertian Blockchain

Blockchain terdiri dari gabungan dua kata, yakni block yang artinya kelompok dan chain
yang berarti rantai. Penamaan tersebut mencerminkan bagaimana cara kerja blockchain yang
menggunakan sumber daya komputer untuk menciptakan blok-blok yang terhubung satu
sama lain dengan tujuan mengeksekusi transaksi. sebuah sistem penyimpanan data digital
yang terdiri dari banyak server (multiserver). Pada teknologi blockchain, data yang dibuat
oleh satu server dapat direplikasi dan diverifikasi oleh server yang lain. Sesuai namanya,
blockchain merupakan rantai blok urut yang dirangkai dan didistribusikan bersama. Setiap
blok terdiri dari ledger (buku besar) dan tiga elemen, yakni data, hash, dan hash dari blok
sebelumnya. Jenis data yang digunakan pada teknologi ini bergantung pada tujuan blockchain
itu sendiri. Hash berisikan data berupa tanda tangan atau sidik jari. Hash digunakan untuk
mengidentifikasi blok dan seluruh isinya dalam kode unik. Hash dari blok sebelumnya
merupakan bagian yang membawa jejak informasi sebelumnya sekaligus mengamankan
rantai blockchain. Blockchain adalah teknologi baru yang dikembangkan untuk sistem
penyimpanan data digital.

B. Arsitektur Teknologi Blockchain

Arsitektur teknologi blockchain terdiri dari lapisan data, lapisan jaringan, lapisan
konsensus, lapisan insentif, lapisan kontrak, dan lapisan aplikasi. Data lapisan berisi blok data
yang mendasari dan cap waktu, dan menyimpan semua transaksi catatan data dan informasi
dalam bentuk blockchain; lapisan jaringan terutama mencakup peer-to-peer (P2P) teknologi
jaringan (juga dikenal sebagai teknologi transmisi point-to-point atau peer-to-peer teknologi
jaringan), mekanisme propagasi, dan mekanisme verifikasi. Ini akan selesai algoritma
konsensus, tanda tangan terenkripsi, penyimpanan data, dan sebagainya; lapisan konsensus
terutama mencakup mekanisme konsensus, yang memungkinkan node mencapai konsensus
tentang keefektifan memblokir data secara efisien dalam sistem desentralisasi di mana
kekuatan keputusan sangat terdesentralisasi; lapisan insentif mengintegrasikan faktor
ekonomi dengan teknologi blockchain, terutama termasuk mekanisme penerbitan dan
mekanisme distribusi insentif ekonomi. Tujuan insentif adalah untuk menarik peserta agar
berkontribusi pada kekuatan komputasi. Lapisan kontrak terutama membungkus berbagai
kode skrip, mekanisme algoritmik, dan kontrak pintar, serta menetapkan dan spesifikasi
kontrak yang dapat diaudit.

C. Karakteristik Blockchain

1. Desentralisasi. Karena sistem blockchain mengadopsi mode jaringan P2P, tidak ada pusat
kendali wajib. Setiap node dalam jaringan memiliki status yang sama dalam sistem. Data
blok yang dihasilkan dikelola oleh semua node dalam sistem. Semua node telah direkam
dan data transaksi yang disimpan, meningkatkan ketahanan database.
2. Keterbukaan.Sistem blockchain menggunakan algoritme matematika tepercaya untuk
mengatur perilaku transaksi. Pertukaran data antar node dalam sistem tidak membutuhkan
rasa saling percaya. Aturan operasinya terbuka dan transparan. Selain informasi pribadi
dari node dienkripsi dalam sistem, data lainnya terbuka untuk semua. Siapapun dapat
menanyakan blockchain informasi data melalui nilai hash dari header blok, dan informasi
yang direkam dicadangkan secara berlebihan di beberapa node. Pembaruan informasi
membutuhkan timbal balik otentikasi beberapa node, yang berarti bahwa sebuah node
tidak dapat menipu node lain, sehingga informasi dari seluruh sistem sangat transparan.
3. Kontrak eksekusi otomatis. Blockchain dapat dibentuk menjadi kontrak pintar dengan
menulis kode, yang menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh masing-masing
pihak dalam kontrak dan kondisi untuk pelaksanaan kontrak. Sistem blockchain secara
otomatis menilai kondisi pelaksanaan kontrak. Ketika semua kondisi penentuan
terpenuhi, sistem blockchain akan secara otomatis memberlakukan ketentuan kontrak. Di
satu sisi, ini memiliki meningkatkan efisiensi pelaksanaan kontrak, dan yang lebih
penting, telah dipastikan secara efektif implementasi kontrak tanpa pengawasan dari
pihak ketiga yang kuat.
4. Ketertelusuran, perlindungan gangguan data, keamanan, dan kredibilitas. Ketertelusuran
berarti catatan ditambahkan ke blockchain akan disimpan secara permanen, dan informasi
pedagang terikat ke masing-masing catatan transaksi di blockchain. Jalur transfer lengkap
dari objek transaksi dapat sepenuhnya dicatat dan dilacak, yang memfasilitasi
pengawasan transaksi.
5. Anonimitas. Pertukaran data antar node dalam sistem blockchain mengikuti algoritma
tetap, jadi kedua belah pihak tidak perlu mengungkapkan identitas mereka. Sebaliknya,
aturan prosedural di blockchain digunakan untuk saling memberi kepercayaan.

D. Keunggulan Blockchain

 Sistem Lebih Transparan

Teknologi blockchain efektif menyimpan jejak informasi dan transaksi. Bahkan,


sistemnya terbukti aman dan transparan. Pasalnya, saat transaksi berlangsung, public
access dapat dilihat oleh seluruh pihak tanpa perlu login. Dibandingkan sistem perbankan,
sistem blockchain sangat berbeda. Dengan teknologi yang diterapkan blockchain, informasi
maupun dana pengguna tidak dapat digunakan tanpa sepengetahuan pemilik.

 Proteksi Data Lebih Baik

Database blockchain bersifat append only, hanya dapat menambahkan dan tidak bisa
diperbaiki. Alhasil, sistem blockchain sulit ditembus oleh hacker.

 Audit Lebih Baik

Blockchain memungkinkan pengguna mengetahui jejak audit aset yang dimiliki sehingga
risiko penggelapan dana dapat diminimalisasi.

 Mencegah Biaya Middleman

Kehadiran blockchain secara tidak langsung meniadakan middleman atau calo yang kerap
menambah biaya transaksi. Berkat blockchain, seluruh kegiatan pencatatan dan verifikasi
menjadi terarah dan bersifat immutable.

E. Blockchain di Indonesia

Di Indonesia, teknologi blockchain sebenarnya sudah diaplikasikan di luar mata uang


kripto. Dalam dunia perbankan misalnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah
menerapkan blockchain secara internal untuk mempercepat transaksi pembayaran dan
mengurangi kompleksnya transaksi pada back office.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga sudah ada yang melirik blockchain, yakni PT
Pos Indonesia. Perusahaan yang bergerak di bidang logistik ini mengembangkan Digiro.in,
sebuah layanan giro yang mengadopsi teknologi blockchain.

Selain dalam bidang-bidang yang sudah disebutkan di atas, teknologi blockchain juga
telah diterapkan di bidang perpajakan. Di Indonesia, blockchain telah diaplikasikan oleh
penyedia jasa aplikasi perpajakan bernama Online Pajak.

 Online Pajak dan Blockchain

Sebagai perusahaan Aplication Service Provider (ASP) yang merupakan mitra resmi
Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Online Pajak menggunakan teknologi blockchain untuk
semakin memudahkan wajib pajak membayar pajak serta mendukung transparansi transaksi
pajak.

Peluncuran blockchain Online Pajak diumumkan akhir April 2018 lalu dan dihadiri pula
oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Sekertaris Jenderal
(Sekjen) Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Steven Suhadi dan Direktur Eksekutif Center
for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo.
Untuk memahami penerapan blockhain di bidang perpajakan, kita harus mengetahui
sistem pembayaran pajak di Indonesia yang melibatkan berbagai pihak yakni DJP, Direktorat
Jenderal Pembendaharaan (DJPb), BI, bank persepsi dan pihak ketiga lainnya seperti PT Pos
Indonesia sebagai kanal pembayaran. Melalui penerapan blockchain Online Pajak, pihak-
pihak yang terlibat akan memiliki catatan setiap transaksi pembayaran pajak serta mampu
saling mengecek keberlangsungan pembayaran pajak. Tak hanya itu, data wajib pajak pun
semakin dijamin keamanannya. Saat menyampaikan sambutan, Founder dan Direktur
OnlinePajak, Charles Guinot mengungkapkan bahwa teknologi blockchain dapat memberikan
transparansi, baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah. Teknologi blockchain lewat
sistem penyimpanan data multiserver yang dilindungi oleh kriptografi mampu mencatat
setiap perubahan data yang terjadi. Lewat blockchain pula, beban administrasi perusahaan
bisa diminimalisir serta membuat transaksi melalui OnlinePajak lebih transparan. Charles
mengungkapkan, keuntungan utama dari pengguna Online Pajak adalah adanya transparansi
dan mustahil terjadi penipuan. Selain itu, wajib pajak juga bisa mengecek sendiri status
pembayaran pajaknya. Implementasi blockchain oleh Online Pajak diharapkan mampu
mendorong tumbuhanya pembayar pajak baru, baik pelaku usaha over the top maupun UKM.

REFERENSI MATERI

Wu, Jiani dan Nguyen Khoi Tran. 2018. “Applicationof Blockchain Tecnology In Sustainable
Energy Systems : An Overview” Jurnal Sustainability, Vol. 10 Hal 3067. {diakses pada 16
April 2021]

Online Pajak.2018. Tentang Pajak Blockchain. https://www.online-pajak.com/tentang-


pajak/blockchain [diakses padaa 16 April 2021]

Anda mungkin juga menyukai