Anda di halaman 1dari 12

Blockchain Techonology Today

Selanjutnya terkait blockchain saat ini, umumnya blockchain terbagi menjadi jaringan terbuka dan
jaringan tertutup. Jaringan terbuka atau open source maskdunya, blockchain mengizinkan siapa saja
untuk dapat berpartisipasi langsung baik itu sebagai pengguna, miner, developer, atau anggota
komunitas. Semua transaksi yang terjadi di blockchain jaringan terbuka, sepenuhnya transparan
yang membuat siapa saja dapat melihat langsung detail transaksi. Namun, identitas transaksi
disembunyikan atau bersifat anonim. Nah untuk jaringan terbuka ini, disebut juga dengan “public
blockchain”.

Sedangkan untuk jaringan tertutup siapa pun yang ingin bergabung harus meminta izin dari peserta
jaringan yang mengelola blockchain, dan masyarakat umum tidak dapat mengaksesnya. Jaringan ini
memerlukan undangan dan hanya individu yang mengambil bagian dalam transaksi yang dapat
mengaksesnya. Jaringan tertutup ini juga disebut dengan “private blockchain”.

Selanjutnya, keuntungan terbesar dari public blockchain berkaitan dengaan keamanan. Transaksi
yang dicatat dalam blockchain tidak dapat diubah ataupun dihapus, hanya dapat ditambahkan. Juga,
validitas transaksi diakui ketika mayoritas setuju bahwa transaksi tersebut valid. Hal ini yang
membuat blockchain kebal dari gangguan eksternal. Semakin terdesentralisasi blockchain, maka
semakin tinggi tingkat keamanannya. Jumlah pengguna yang lebih besar mempersulit peretas untuk
bersatu dan menembus jaringan.

Di sisi lain, private blockchain lebih terpusat, karena bergantung pada pihak ketiga untuk
menyelesaikan transaksi. Tidak banyak peserta di jaringan private blockchain, akses yang terbatas
memberikan peluang lebih tinggi untuk mencapai konsensus dengan lebih cepat dan efisien,
sehingga pengambilan keputusan jauh lebih cepat. Konsensus jaringan dapat dicapai jauh lebih cepat
karena system hanya terdesentralisasi parsial yang mengkonsumsi lebih sedikit energi dan sumber
daya material.

Contoh dari public blockchain ini ada bitcoin dan litcoin, di private blockchain ada Hyperledger Fabric
(Walmart) dan IBM blockchain

Karakteristik/konsep blockchain teknologi

1. Algoritma Konsensus
Secara singkat, algoritma konsensus merupakan mekanisme yang digunakan oleh komputer dalam
menyetujui tambahan data baru di dalamnya. Algoritma konsensus menjadi sumber kebenaran
utama (single source of truth) menyangkut apakah transaksi yang dilakukan seorang pengguna
adalah transaksi yang sebenarnya. Hal ini untuk mencegah pengguna melakukan pencatatan
transaksi secara dua kali, atau kerap disebut pengeluaran ganda.

2. Data hanya dapat ditambahkan tidak dapat diubah atau dihapus


Dalam hal blockchain membuat perubahan penghapusan dalam hal transaksi akan sangat sulit
dilakukan karena membutuhkan persetujuan dari semua pihak yang ada di jaringan. Semua pihak
harus memberikan konvensi lebih dulu, baru bisa dilakukan perubahan. Hal inilah yang mencegah
terjadinya perubahan transaksi yang berbahaya dilakukan oleh berbagai pihak.

3. Jaringan peer-to-peer
Jaringan peer to peer adalah sebuah model perancangan jaringan di mana setiap komputer memiliki
kedudukan sejajar. Maknanya, tidak ada komputer yang memiliki peran khusus sebagai server
komputer untuk memberikan kontrol secara tepat. Semua node umumnya memiliki kekuatan yang
sama, dan dapat mengemban tugas yang sama. Dalam konteks crypto dan blockchain, node adalah
salah satu komputer yang menjalankan perangkat lunak blockchain untuk memvalidasi dan
menyimpan riwayat lengkap transaksi di jaringan.

4. Sistem Izin dalam blockchain aman karena menggunakan kunci kriptografi untuk mengaksesnya
Kriptografi adalah metode yang digunakan untuk melindungi informasi dan komunikasi melalui kode
agar yang mengetahui informasi hanya pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut. Digunakan
algoritma untuk menghasilkan kata sandi acak. Kata sandi tersebut disebut dengan fixed-length
string, dimana jumlah karakter atau huruf dalam kata sandi tersebut akan selalu sama. Tapi setiap
pemilik memiliki kata sandi yang berbeda antar satu sama lain

5. Diatur dan diawasi bersama (self- regulating)


Tidak adanya otoritas pusat atau perantara – kebijakan diimplementasikan oleh jaringan yang
beroperasi pada jaringan terbuka.

Current Business Applications: Cryptocurrencies and Fundraising


Implementasi aplikasi bisnis yang berkaitan dengan teknologi blockchain adalah cryptocurrency.
Konsep uang digital dimulai pada tahun 1982, ketika ahli kriptologi Amerika David Chaum
mengusulkan skema yang menggunakan “tanda tangan buta” untuk membangun mata uang yang
tidak dapat dilacak. Kemudian, David Chaum menyempurnakan konsep tersebut dan
mengembangkan mata uang digital bernama "ecash" yang menggunakan beberapa data identifikasi
pribadi untuk menyusun pesan transaksi.

Selanjutnya, kriptografer dan peretas Inggris Adam Back mengembangkan konsep proof-of-work
pada tahun 1997 dan mengusulkan “hashcash” sebagai sistem untuk menyulitkan pelaksanaan
serangan spam. Satu tahun kemudian, insinyur komputer Amerika Wei Dai menggunakan konsep ini
untuk menghasilkan uang digital yang disebut "B-money."
Terinspirasi oleh hype Bitcoin yang luar biasa, berbagai cryptocurrency telah dikembangkan
kemudian yang saat ini disebut sebagai “koin alternatif” atau altcoin. Semua cryptocurrency telah
mengalami spekulasi keuangan yang intens pada akhir 2017 dengan lebih dari 4.500 di antaranya
terdaftar. Altcoin paling populer adalah Ethereum (kode mata uang: ETH), Ripple (XRP), dan Litecoin
(LTC).

Trade, Payment and Sharing Services


Peluang yang ditawarkan teknologi blockchain untuk layanan keuangan dan pembayaran juga
dieksplorasi oleh perusahaan, yang belum pernah beroperasi di bisnis fintech sebelumnya, seperti
pembuat suku cadang mobil Jerman ZF Friedrichshafen. Bersama dengan IBM dan UBS, mendirikan
perusahaan rintisan Jerman Car eWallet GmbH26 yang menyediakan jaringan transaksi keuangan
untuk integrasi end-to-end layanan mobilitas termasuk berbagi mobil. Usaha ini lebih lanjut
bertujuan untuk sepenuhnya menghubungkan kendaraan otonom ke cloud otomotif, sehingga
menjadi entitas bisnis yang dapat mengkonsumsi dan membayar layanan mobilitas seperti parkir
atau pengisian daya listrik sesuai permintaan secara otomatis dengan menggunakan kontrak pintar.
Setiap kali transaksi blockchain dilakukan, entri ke database dibuat dan dicatat sebagai blok baru.
Jika seseorang membayar mobil, misalnya, banyak komputer di seluruh dunia mendaftarkan
transaksi tersebut – tentu saja secara anonim.

Dua contoh yang sangat menarik dalam konteks trading and payment yang berkaitan dengan sharing
economi adalah dua platform transportasi yang terdesentralisasi yaitu LaZooz dan Arcade City (mirip
seperti uber, gojek ataupun grab). Kedua startup memanfaatkan teknologi blockchain untuk
mengimplementasikan jaringan rideshare peer-to-peer, yang mengatur interaksi langsung antara
pengemudi dan pengguna.
Contoh lain yang sangat menarik adalah pasar online gratis OpenBazaar. Mirip dengan Amazon dan
eBay, OpenBazaar memungkinkan pengguna untuk mendaftarkan produk dan mengiklankannya ke
pengguna lain yang terhubung ke jaringan. OpenBazaar memanfaatkan teknologi blockchain untuk
memungkinkan pembeli dan penjual berinteraksi secara langsung tanpa perantara terpusat.

Supply Chain
Nah selanjutanya terkait dengan supply chain and logistic. Didorong oleh meningkatnya globalisasi
perdagangan, rantai pasokan menjadi sangat kompleks selama beberapa tahun terakhir dan
menjangkau banyak pemangku kepentingan yang berbasis di berbagai negara. Selain eksportir dan
importir, supply chain internasional biasanya melibatkan pengirim, bank dan perusahaan asuransi,
pengirim barang, operator antar moda, operator laut dan pesawat, operator pelabuhan dan
terminal, dan otoritas pabean. Untuk melanjutkan operasional, masing-masing pihak/stakeholder
perlu mengeluarkan dokumen tertentu dikirim ke pihak-pihak terkait.

Salah satu contoh paling menonjol untuk sistem manajemen rantai pasokan bertenaga blockchain
adalah platform pengiriman digital terbuka “TradeLens”. Tradelens ini mrupakan platform
kolaboratif menghubungkan semua pemangku kepentingan terkait yang terlibat dalam pengiriman
kontainer di seluruh dunia. Model perizinan yang disesuaikan di sepanjang supply chain mengatur
siapa yang dapat menambahkan, melihat, dan memperbarui informasi yang dipilih, seperti daftar
pengepakan, bill of lading, faktur, dan sertifikat lain yang diperlukan oleh pemangku kepentingan
yang berbeda pada setiap tahap proses pengiriman.
TradeLens menyediakan berbagai alat untuk, antara lain, perencanaan dan pemanfaatan aset,
perantara bea cukai, penjadwalan, dan penilaian risiko serta mengumpulkan informasi waktu nyata
untuk pembiayaan perdagangan dan asuransi. Karena transparansi yang meningkat, blockchain
TradeLens memungkinkan pemangku kepentingan yang berbeda untuk mengoptimalkan dan
merampingkan rantai pasokan mereka dari ujung ke ujung dari alur kerja warisan berbasis kertas.
Lebih jauh lagi, hal ini memungkinkan prediktabilitas yang lebih besar sehingga persediaan dan aset
safety stock dapat dikurangi secara signifikan. Platform ini dilaporkan saat ini menangani sekitar
sepuluh juta peristiwa dan lebih dari 100.000 dokumen setiap minggunya [38]. Potensi pendekatan
ini sangat besar karena lebih dari 15 juta kontainer sedang melakukan perjalanan melalui perairan
internasional atau menunggu untuk melewati bea cukai setiap saat. Pendekatan serupa telah
diterapkan di industri makanan untuk meningkatkan keterlacakan barang di sepanjang rantai
pasokan sehingga pemangku kepentingan yang berbeda dapat segera bereaksi begitu masalah
kesehatan atau keselamatan muncul [39].27

Gambar 3-6. Rantai pasokan internasional yang khas dengan pemangku kepentingan yang paling
penting (baris atas, kotak) dan dokumen terpilih (baris bawah, lingkaran) yang dikeluarkan dan
dipertukarkan sepanjang proses. Perlu diketahui bahwa panah horizontal dari kiri ke kanan di baris
atas tidak menunjukkan aliran fisik barang melainkan arah proses pengiriman

How The Blockchain System Works On Cryptocoin


Pertama, sebuah toko menerima pembayaran melalui Bitcoin.
Kemudian, datanglah pelanggan yang ingin membeli dan membayar menggunakan Bitcoin.
Pemilik toko memberikan alamat wallet-nya. Lalu pembeli melakukan pembayaran ke alamat
tersebut. Transaksi pun terjadi.
Transaksi ini akan terkirim dalam bentuk request yang nantinya akan terkirim ke akun para
penambang Bitcoin. Penambang Bitcoin sendiri merupakan orang atau kelompok yang memiliki
perangkat khusus untuk melakukan hitung matematis dari setiap transaksi bitcoin. Mereka inilah
yang menjadi bagian dari block dan akan membentuk chain.
Para penambang tadi akan menghitung nilai Bitcoin yang baru terkirim berdasarkan kombinasi dan
konversi yang ada.
Setelah di dapat nilai, maka blok baru akan tercipta. Blok ini yang nantinya akan digunakan sebagai
tempat menyimpan data transaksi antara pembeli dan pemilik toko tadi.
Setelah itu, maka transaksi akan terverifikasi. Dan jumlah Bitcoin di wallet pemilik toko akan
bertambah.
Public blockchain dirancang untuk sepenuhnya terdesentralisasi, transaksi benar-benar transparan
dan dapat diverifikasi. Blockchain publik sangat penting untuk mendorong sistem futuristik identitas
terdesentralisasi (DID). Identitas terdesentralisasi adalah kerangka kepercayaan di mana
pengidentifikasi, seperti nama pengguna, dapat diganti dengan ID yang dimiliki sendiri, independen,
dan memungkinkan pertukaran data menggunakan blockchain untuk melindungi privasi dan
mengamankan transaksi. Biasanya, pengguna harus mendaftar secara terpisah dan melalui proses
verifikasi identitas yang panjang untuk mengakses rekening bank, akun Netflix, atau bahkan
mendapatkan SIM. Dompet DID akan berfungsi sebagai gerbang tunggal dan aman untuk mengakses
semua layanan tersebut.

Current Business Applications: Cryptocurrencies and Fundraising


Implementasi aplikasi bisnis yang berkaitan dengan teknologi blockchain adalah cryptocurrency.
Konsep uang digital dimulai pada tahun 1982, ketika ahli kriptologi Amerika David Chaum
mengusulkan skema yang menggunakan “tanda tangan buta” untuk membangun mata uang yang
tidak dapat dilacak [23]. Ide dasarnya cukup pragmatis dan mengusulkan bank umum untuk
mengeluarkan uang digital dengan menandatangani nomor seri buta dan acak yang disajikan kepada
pengguna. Pengguna kemudian dapat menggunakan mata uang digital ini – didukung oleh bank
lokalnya – untuk bertransaksi dengan pihak ketiga. Proses ini masih mengikuti skema transaksi
terpusat karena bank debitur mendukung mata uang sebagai perantara peraturan untuk
memberikan keseluruhan proses transaksi dengan kepercayaan. Kemudian, David Chaum
menyempurnakan konsepnya dan mengembangkan mata uang digital bernama "ecash" yang
menggunakan beberapa data identifikasi pribadi untuk menyusun pesan transaksi tetapi masih gagal
mencegah masalah pengeluaran ganda.

Sebagai solusi untuk masalah umum ini, kriptografer dan peretas Inggris Adam Back
mengembangkan konsep proof-of-work pada tahun 1997 dan mengusulkan “hashcash” sebagai
sistem untuk menggagalkan email yang tidak diinginkan, tidak diminta, dan spam.20 Ide dasar di
balik proposalnya adalah bahwa setiap pengirim email diminta untuk menyelesaikan teka-teki
komputasi yang membutuhkan upaya komputasi ekstra dan sumber daya yang mencegah seseorang
mengirim banyak email spam. Satu tahun kemudian, insinyur komputer Amerika Wei Dai
menggunakan konsep ini untuk menghasilkan uang digital yang disebut "B-money." Sistem ini,
bagaimanapun, tidak memiliki aspek penting dari algoritma konsensus dan pada akhirnya tidak
berhasil menghindari masalah pengeluaran ganda. Prekursor langsung untuk arsitektur Bitcoin
adalah “bit gold,” mata uang digital terdesentralisasi yang diusulkan oleh ilmuwan komputer
Amerika Nick Szabo pada tahun 1998 tetapi tidak pernah diimplementasikan. “Saya mencoba untuk
meniru sedekat mungkin di dunia maya karakteristik keamanan dan kepercayaan emas, dan yang
paling utama adalah bahwa itu tidak bergantung pada otoritas pusat yang tepercaya,” dia
menggambarkan pendekatannya sekali [24]. Inilah sebabnya mengapa dia – antara lain – telah
berspekulasi sebagai penulis makalah Bitcoin seminal yang muncul di bawah nama anonim Satoshi
Nakamoto pada tahun 2008. Namun Nick Szabo membantah dengan keras [25].

Terinspirasi oleh hype Bitcoin yang luar biasa, berbagai cryptocurrency telah dikembangkan
kemudian yang saat ini disebut sebagai “koin alternatif” atau altcoin. Semua cryptocurrency telah
mengalami spekulasi keuangan yang intens pada akhir 2017 dengan lebih dari 4.500 di antaranya
terdaftar di platform www.coinmarketcap.com. Kehebohan ini memicu gelembung keuangan
spektakuler yang meledak tak lama kemudian. Nilai tukar untuk cryptocurrency mengungkapkan
volatilitas yang sangat tinggi selama periode ini, dan nilai tukar Bitcoin turun dari lebih dari USD
20.000 menjadi USD 7.500 dalam waktu satu bulan. Fluktuasi hadiah tersebut bertahan dengan cara
yang kurang menonjol sampai sekarang, itulah sebabnya banyak ahli tidak percaya pada adopsi
cryptocurrency secara luas di pasar bebas. Altcoin paling populer adalah Ethereum (kode mata uang:
ETH), Ripple (XRP), dan Litecoin (LTC).

Beberapa dari mereka telah diimplementasikan pada kode perangkat lunak yang benar-benar baru
dan mendukung fungsionalitas tambahan, itulah sebabnya kelompok altcoin ini kadang-kadang
disebut sebagai metacoin juga [26]. Blockchain Ethereum sebagai metacoin paling populer, misalnya,
juga mendukung implementasi kontrak pintar serta penyimpanan dan transfer aset digital yang lebih
umum yang memiliki nilai (moneter) apa pun [27].

Aset digital dengan beberapa jenis nilai umumnya disebut token. Dalam literatur, koin dan token
sering digunakan sama, tetapi ada perbedaan konseptual mendasar yang penting untuk
dipertimbangkan saat mengimplementasikan aplikasi blockchain. Sementara koin adalah unit dasar
cryptocurrency yang didukung oleh teknologi blockchain dan hanya memiliki nilai moneter, token
adalah sertifikat saham yang dapat diperdagangkan dalam proyek blockchain tertentu yang dapat
memiliki nilai moneter dan nonmoneter. Tiket untuk konser, misalnya, dapat dianggap sebagai
"token kehidupan nyata" yang dapat digunakan pada waktu tertentu untuk ruang konser tertentu.
Namun, mereka tidak dapat digunakan untuk membayar tagihan restoran Anda karena mereka
hanya memiliki nilai tertentu di dalam ekosistem spesifik mereka, ruang konser dalam contoh khusus
ini. Token, di sisi lain, adalah sekuritas digital yang lebih umum yang mewakili beberapa jenis
manfaat, yang tidak harus bersifat moneter. Token biasanya dikeluarkan selama penawaran koin
awal atau ICO dari proyek blockchain, yang mengacu pada crowdsale token blockchain yang
diamankan secara kriptografis untuk mendanai pengembangan proyek blockchain tertentu atau
enripsi
ICO umumnya dimotivasi oleh empat alasan berikut: mereka digunakan untuk (1) menarik karyawan
awal karena perhatian publik, (2) memberikan investasi yang menguntungkan bagi investor, (3)
menetapkan mata uang untuk kemungkinan merger dan akuisisi, dan (4 ) mengumpulkan uang
untuk mengembangkan proyek blockchain. Pasar ICO sangat dinamis, dan lebih dari USD 750 juta
telah dikumpulkan di ICO pada tahun 2017, sementara pendirian modal ventura “tradisional”
mencapai USD 232 juta hanya pada tahun yang sama [29]. Token yang dikeluarkan dalam ICO
menjadi fungsional dan mulai mendapatkan nilai setelah tujuan pendanaan ICO tercapai dan
perusahaan berhasil didirikan. Inilah sebabnya mengapa ICO juga disebut sebagai penawaran token
keamanan yang merupakan cara modern dan semakin populer untuk menggalang dana modal
ventura.21 Token tersebut harus disetujui oleh otoritas pengawas bursa di negara masing-masing
tempat dikeluarkannya saat ini, seperti "Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika" (SEC) atau "Otoritas
Sekuritas dan Pasar Eropa" (ESMA). Tiga jenis aplikasi penting telah muncul untuk token dari waktu
ke waktu:

Token keamanan adalah jenis token yang paling umum dan mewakili investasi keuangan, seperti
saham perusahaan atau saham perusahaan swasta, yang diatur oleh otoritas pasar pemerintah dan
undang-undang sekuritas yang sudah ada. Perbedaan utama dari aset tradisional bergantung pada
perubahan konseptual dari tradisional ke sertifikat yang dijamin secara kriptografis, pada proses
penyelesaian tertentu, dan pergeseran dari agen penyelesaian tradisional dan clearing house ke
infrastruktur blockchain terdistribusi. Singkatnya, token keamanan adalah produk keuangan yang
diatur yang memberikan perlindungan investor. Selain itu, mereka dapat diperdagangkan
berdasarkan P2P, merupakan klaim kepemilikan fraksional atas saham, obligasi, dan barang berharga
lainnya, memberikan akses pasar yang luas, dan jangkauan sebagai kelas aset untuk semua orang
termasuk investor kecil.

Token utilitas adalah voucher digital yang terkait dengan kasus penggunaan blockchain tertentu dan
memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengakses jaringan blockchain masing-masing. Sebagian
besar waktu, perusahaan menautkan token utilitas ke layanan tertentu, seperti mengaktifkan fungsi
atau DApps tambahan dalam jaringan. Karena peraturan SEC Amerika, token utilitas mungkin tidak
memiliki insentif keuangan, yaitu, penerbit tidak boleh menawarkan jenis pengembalian moneter
apa pun kepada investor.
Token pembayaran adalah cryptocurrency seperti Bitcoin dan Litecoin yang dapat digunakan sebagai
metode pembayaran di dalam ekosistem proyek blockchain. Token pembayaran umumnya memiliki
blockchain sendiri yang menyimpan seluruh riwayat transaksi. Satu-satunya tujuan token itu adalah
pembayaran, itulah sebabnya jangkauan aplikasi mereka sangat serbaguna

Untuk aset tradisional, seperti investasi real estat [30] atau saham perusahaan swasta, penjual dan
pembeli biasanya harus menemukan satu sama lain melalui jaringan pribadi dan pialang khusus,
sebuah proses yang menghambat perdagangan global dan transfer nilai. Tokenisasi aset, yaitu
digitalisasi aset tradisional, memungkinkan transfer global sederhana dan verifikasi kepemilikan
berdasarkan teknologi blockchain yang beroperasi di jaringan internasional yang luas, seperti rantai
pasokan global perusahaan. Mengingat peningkatan transparansi dan internasionalitas aset
tokenized tersebut, penginjil dari ruang itu berpendapat bahwa tokenization menawarkan
peningkatan likuiditas dibandingkan dengan aset tradisional termasuk saham perusahaan swasta
yang terkenal tidak likuid. Selanjutnya, aset tokenized dapat dikelola sepenuhnya di blockchain,
sementara pendanaan investasi, transfer moneter terkait, dan penebusan dapat diimplementasikan
secara otomatis berdasarkan kontrak pintar dengan nyaman. Token yang dikombinasikan dengan
kontrak pintar memungkinkan otomatisasi proses internal (administratif) di bank dan organisasi
(keuangan) lainnya, itulah sebabnya bidang penelitian ini telah menarik perhatian besar selama
beberapa tahun terakhir.

Trade
Perdagangan adalah bagian dari sifat kita sejak nenek moyang kita mulai mendiami bumi dan
bertukar benda-benda yang biasa tersedia di beberapa tempat dan langka di tempat lain seperti
yang kita ketahui dari bagian pendahuluan bab ini. Awalnya, orang hanya berdagang satu sama lain
jika mereka tahu dan percaya satu sama lain. Mengingat globalisasi, hampir tidak dapat dihindari
bagi perusahaan dan individu untuk menghindari perdagangan dengan mitra tidak dikenal yang tidak
pernah kita temui atau berdagang sebelumnya – pikirkan saja jaringan penjual global di Amazon
Marketplace, Alibaba, dan pengecer online lainnya tempat kita terpapar ke ribuan penjual skala
besar dan swasta skala kecil profesional yang tidak dikenal. Berdagang dengan pihak yang tidak
dikenal memiliki banyak risiko hukum, keuangan, dan budaya yang menimbulkan pertanyaan yang
mungkin pernah ditanyakan oleh kita semua: dapatkah kita mempercayai mitra dagang tertentu (di
luar negeri) yang tidak pernah kita temui atau berdagang sebelumnya? ?

Pada awal hubungan bisnis mereka yang berkelanjutan, IBM dan bank investasi Swiss UBS telah
mengeksplorasi masalah ini tentang perdagangan di lingkungan yang tidak tepercaya berdasarkan
teknologi blockchain dan menciptakan konsorsium blockchain22 dan platform online untuk
pembiayaan perdagangan pada tahun 2016. Platform bersama mereka bernama “Batavia ” dan
menyediakan ekosistem kepercayaan untuk perdagangan global sebagai solusi yang layak untuk
menanggung risiko perdagangan dengan rekanan yang tidak tepercaya. Tak lama kemudian, Bank of
Montreal, CaixaBank, Commerzbank, dan Erste Group juga bergabung dengan konsorsium ini, dan
membantu membangun jaringan terbuka untuk perdagangan domestik dan lintas batas yang dapat
diakses oleh klien korporat dan mitra dagang dari seluruh dunia [ 31]. Kemudian, Batavia bergabung
dengan platform “we.trade” yang tumbuh lebih cepat23 – sebelumnya disebut “Rantai Perdagangan
Digital” atau DTC – yang didirikan pada tahun 2018 oleh sembilan bank Eropa termasuk Deutsche
Bank, HSBC, Rabobank, Santander, dan Société Umum [32]. Hari ini, we.trade diiklankan sebagai
platform blockchain yang didukung bank untuk pembiayaan perdagangan yang membantu klien
untuk • Menemukan mitra dagang tepercaya (baru) • Meminta pembiayaan bank dengan cara yang
mudah • Melacak seluruh perjalanan perdagangan dalam buku besar yang tidak dapat diubah •
Mengotomatiskan dan pembayaran dan transaksi yang aman dengan kontrak pintar

Lebih lanjut, platform ini memastikan bahwa semua pihak terkait memiliki akses real-time ke
informasi mengenai kesepakatan perdagangan mereka, sehingga tidak ada individu atau pihak
terpusat yang memiliki kendali atas data itu sendiri. Ini agak didistribusikan di seluruh jaringan, dan
tidak ada perubahan pada data yang dapat dilakukan tanpa persetujuan dari semua pengguna lain,
yang – seperti yang kita pelajari sebelumnya – salah satu karakteristik utama dari teknologi
blockchain

we.trade dan platform serupa sangat bermanfaat bagi usaha kecil dan menengah yang menghadapi
kesenjangan pasar yang jelas karena banyak dari mereka tidak memiliki akses ke pembiayaan
perdagangan. Bank Dunia memperkirakan bahwa hingga 50% dari organisasi kecil dan menengah
tidak memiliki akses ke saluran kredit formal, yang menyebabkan kesenjangan kredit global setinggi
USD 2,6 triliun. Menutup celah ini dan menciptakan peluang baru bagi mereka dengan
menggabungkan layanan keuangan konvensional dengan teknologi digital yang inovatif telah
menarik perhatian besar di sektor perbankan akhir-akhir ini. Usaha perbankan tersebut kini disebut
sebagai perusahaan fintech sebagai payung penerapan inovasi keuangan berbasis teknologi digital.

Bank investasi Amerika lainnya yang telah mengeksplorasi layanan perbankan dan perdagangan
berbasis blockchain adalah JPMorgan Chase, yang telah meluncurkan platform kontrak pintar
bersama dengan Microsoft Azure. Platform open source ini disebut “Quorum” dan bertujuan untuk
mempermudah, lebih cepat, dan lebih murah bagi lembaga keuangan untuk membangun aplikasi
blockchain mereka sendiri.24 Quorum didasarkan pada protokol Ethereum, diperpanjang oleh
“Aztec-protocol,”25 dan memfasilitasi transaksi rahasia untuk semua kelas aset digital generik [33].
Berbeda dengan “Protokol Zether” – pendahulu fungsional Aztec – data pribadi, seperti nomor
rekening dan saldo rekening pihak yang bertransaksi, juga disembunyikan dan dienkripsi, itulah
sebabnya transaksi semacam itu disebut transaksi tanpa pengetahuan. Nilai jual unik dari blockchain
Quorum adalah perlindungan data dan persyaratan privasi yang sangat tinggi yang disematkan ke
dalam protokol dan memungkinkan enkripsi yang efisien dari seluruh blockchain termasuk transaksi
dan kontrak pintar. Ini sangat penting bagi bank investasi dan lembaga keuangan lainnya yang
berfokus pada transfer nilai pribadi dan tata kelola aset dengan seluruh model bisnis mereka
didasarkan pada kepercayaan dan perlindungan data pribadi klien. Quorum juga menggunakan
mekanisme konsensus yang sangat khusus yang disebut QuorumChain, yang memungkinkan
pemberian hak suara tertentu kepada pengguna tertentu. Selain itu, Quorum juga menyediakan
cryptocurrency sendiri bernama “JPM Coin” yang terkait dengan dolar AS dan dengan demikian
mengungkapkan stabilitas tingkat harga yang jauh lebih tinggi dan volatilitas yang lebih rendah
daripada cryptocurrency non-backed lainnya [34]. Koin yang didukung bank semacam itu dianggap
sebagai cawan suci cryptocurrency dan disebut stablecoin karena alasan yang jelas [35].

Peluang yang ditawarkan teknologi blockchain untuk layanan keuangan dan pembayaran juga
dieksplorasi oleh perusahaan, yang belum pernah beroperasi di bisnis fintech sebelumnya, seperti
pembuat suku cadang mobil Jerman ZF Friedrichshafen. Bersama dengan IBM dan UBS, mereka
mendirikan perusahaan rintisan Jerman Car eWallet GmbH26 untuk menyediakan jaringan transaksi
keuangan untuk integrasi end-to-end layanan mobilitas termasuk berbagi mobil. Usaha ini lebih
lanjut bertujuan untuk sepenuhnya menghubungkan kendaraan otonom ke cloud otomotif, sehingga
mereka menjadi entitas bisnis yang dapat mengkonsumsi dan membayar layanan mobilitas seperti
parkir atau pengisian daya listrik sesuai permintaan secara otomatis dengan menggunakan kontrak
pintar. Transaksi mesin-ke-mesin bertenaga blockchain seperti itu adalah contoh yang bagus untuk
transformasi digital model bisnis tradisional berdasarkan implementasi Internet of things.

Lebih lanjut ke layanan perdagangan dan pembayaran, teknologi blockchain juga siap untuk
memengaruhi ekonomi berbagi modern kita [36], yang mengacu pada peminjaman objek secara
sistematis oleh individu pribadi dan kelompok kepentingan. Dua contoh yang sangat menarik dalam
konteks ini yang layak disebutkan adalah dua platform transportasi yang terdesentralisasi dan milik
masyarakat LaZooz dan Arcade City. Kedua startup memanfaatkan teknologi blockchain untuk
mengimplementasikan jaringan rideshare peer-to-peer, yang mengatur interaksi langsung antara
pengemudi dan pengguna. Pendekatan ini kadang-kadang disebut sebagai kooperativisme platform
karena pengguna memenuhi syarat untuk kontributor dan pemegang saham platform tempat
mereka berkontribusi. Contoh lain yang sangat menarik adalah pasar online gratis OpenBazaar. Mirip
dengan Amazon dan eBay, OpenBazaar memungkinkan pengguna untuk mendaftarkan produk dan
mengiklankannya ke pengguna lain yang terhubung ke jaringan. Tetapi karena OpenBazaar
memanfaatkan teknologi blockchain untuk memungkinkan pembeli dan penjual berinteraksi secara
langsung tanpa perantara terpusat, OpenBazaar hadir tanpa biaya transaksi dan platform. Hanya jika
ada masalah (hukum) di antara keduanya, jaringan memerlukan intervensi pihak mediasi ketiga
untuk memutuskan apakah akan melepaskan pembayaran atau tidak.

Supply

Lebih jauh ke platform perdagangan dan layanan pembayaran, aplikasi bisnis lain yang sangat
populer dari teknologi blockchain adalah manajemen rantai pasokan [37]. Didorong oleh
meningkatnya globalisasi perdagangan, rantai pasokan menjadi sangat kompleks selama beberapa
tahun terakhir dan menjangkau banyak pemangku kepentingan yang berbasis di berbagai negara.
Selain eksportir dan importir, rantai pasokan internasional biasanya melibatkan pengirim dan pemilik
kargo, bank dan perusahaan asuransi, pengirim barang, operator antar moda, operator laut dan
pesawat, operator pelabuhan dan terminal, dan otoritas pabean. Untuk melanjutkan layanan khusus
mereka, masing-masing pihak memerlukan dan mengeluarkan dokumen tertentu yang perlu dikirim
ke pihak yang dipilih dalam rantai pasokan untuk berhasil melewati tonggak pengiriman tertentu
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3-6 sebagai contoh

Sebuah kendaraan listrik, misalnya, berisi sekitar 6.000 bagian berbeda yang dibuat oleh ratusan
pemasok dan subkontraktor internasional. Masing-masing dari mereka diharuskan untuk
menyediakan dokumen tertentu, misalnya, akuntansi dan kontrol kualitas untuk memastikan
transparansi dan ketertelusuran di seluruh rantai pasokan dan proses manufaktur – ini menjadi
semakin penting mengingat tujuan keberlanjutan di seluruh dunia terkait CO2 dan Digital lainnya.
Fluency 148 emisi berbahaya bagi lingkungan. Teknologi Blockchain dapat membantu mengelola,
merampingkan, dan mengoptimalkan jaringan global yang kompleks tersebut. Ini sangat relevan
untuk perusahaan yang beroperasi secara global, seperti produsen mobil dan pemasok mereka, yang
perlu menemukan solusi praktis dan hemat biaya untuk mengelola rantai pasokan mereka yang
semakin kompleks secara efisien sambil mematuhi ketertelusuran peraturan.

Salah satu contoh paling menonjol untuk sistem manajemen rantai pasokan bertenaga blockchain
adalah platform pengiriman digital terbuka “TradeLens” yang telah diimplementasikan bersama oleh
IBM dan A. P. Moller-Maersk Group [38], perusahaan pengiriman kontainer terbesar di dunia.
Platform kolaboratif ini menghubungkan semua pemangku kepentingan terkait yang terlibat dalam
pengiriman kontainer di seluruh dunia. Model perizinan yang disesuaikan di sepanjang rantai
pasokan mengatur siapa yang dapat menambahkan, melihat, dan memperbarui informasi yang
dipilih, seperti daftar pengepakan, bill of lading, faktur, dan sertifikat lain yang diperlukan oleh
pemangku kepentingan yang berbeda pada setiap tahap proses pengiriman. TradeLens menyediakan
berbagai alat untuk, antara lain, perencanaan dan pemanfaatan aset, perantara bea cukai,
penjadwalan, dan penilaian risiko serta mengumpulkan informasi waktu nyata untuk pembiayaan
perdagangan dan asuransi. Karena transparansi yang meningkat, blockchain TradeLens
memungkinkan pemangku kepentingan yang berbeda untuk mengoptimalkan dan merampingkan
rantai pasokan mereka dari ujung ke ujung dari alur kerja warisan berbasis kertas. Lebih jauh lagi, hal
ini memungkinkan prediktabilitas yang lebih besar sehingga persediaan dan aset safety stock dapat
dikurangi secara signifikan. Platform ini dilaporkan saat ini menangani sekitar sepuluh juta peristiwa
dan lebih dari 100.000 dokumen setiap minggunya [38]. Potensi pendekatan ini sangat besar karena
lebih dari 15 juta kontainer sedang melakukan perjalanan melalui perairan internasional atau
menunggu untuk melewati bea cukai setiap saat. Pendekatan serupa telah diterapkan di industri
makanan untuk meningkatkan keterlacakan barang di sepanjang rantai pasokan sehingga pemangku
kepentingan yang berbeda dapat segera bereaksi begitu masalah kesehatan atau keselamatan
muncul [39].27

Gambar 3-6. Rantai pasokan internasional yang khas dengan pemangku kepentingan yang paling
penting (baris atas, kotak) dan dokumen terpilih (baris bawah, lingkaran) yang dikeluarkan dan
dipertukarkan sepanjang proses. Perlu diketahui bahwa panah horizontal dari kiri ke kanan di baris
atas tidak menunjukkan aliran fisik barang melainkan arah proses pengiriman

Pabrikan mobil Jerman BMW baru-baru ini mengumumkan sistem manajemen rantai pasokan
“PartChain” yang dibangun di atas teknologi blockchain dan muncul dari proyek percontohan digital
yang sukses untuk pembelian lampu depan [41]. PartChain menskalakan pendekatan ini dan
memperluasnya ke lebih banyak pemasok internasional untuk memastikan keterlacakan tanpa batas
komponen otomotif dan bahan baku yang kritis dan relevan dengan keselamatan – mulai dari
tambang hingga pabrik peleburan. Visi BMW adalah “untuk menciptakan platform terbuka yang
memungkinkan data dalam rantai pasokan untuk dipertukarkan dan dibagikan dengan aman dan
anonim di seluruh industri” [42]. Karena standar umum dan model kontrol sangat penting untuk
keberhasilan peluncuran platform semacam itu, BMW juga ikut mendirikan inisiatif lintas industri
MOBI pada tahun 2018, Mobility Open Blockchain Initiative yang terdiri dari 120 perusahaan
otomotif, mobilitas, dan teknologi terkemuka di seluruh dunia.28

Anda mungkin juga menyukai