Anda di halaman 1dari 7

TUGAS LAPORAN KELOMPOK 6

BLOCKCHAIN

ANGGOTA:

1. Serafin Arthasista Salindeho (231011060036)


2. Nathasya Anggraini ( 231011060045 )
3. Ayrton Pandelaki (231011060055)
4. Talitha R.L Rondonuwu (231011060050)
5. Tiurida Pasaribu ( 231011060051)

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
2023
A. PENDAHULUAN

Blockchain adalah jenis basisdata yang tersebar atau terdesentralisasi (decentralized


database) yang menggunakan node terpisah untuk menyimpan dan mengambil data.
(LaFountain, 2021).

Dalam beberapa tahun terakhir, blockchain menjadi semakin populer dan telah dibahas oleh
banyak orang. Ini disebabkan oleh fakta bahwa blockchain, sebuah teknologi baru, memiliki
kemampuan untuk menawarkan metode baru untuk mengumpulkan dan membagikan data.
Blockchain memiliki banyak teknologi, termasuk kriptografi (cryptography) sebagai basis
utamanya dan teknologi jaringan antara orang (peer-to-peer networks/jaringan peer-to-peer),
kontrak pintar (smart contracts), dan mekanisme consensus (consensus mechanisms) untuk
membuat basisdata baru. Berbagai keunggulan yang ditawarkannya, terutama dalam hal
keamanan (security), membuatnya semakin populer. (Utomo,2021).

Berbagai kalangan melakukan sejumlah penelitian untuk mengeksplorasi peluang


penggunaan teknologi blockchain dalam bidang yang mereka geluti. Karena teknologi
blockchain hanya digunakan untuk cryptocurrency (mata uang digital), terutama di Indonesia
hingga saat ini. Kita mungkin pernah mendengar nama Bitcoin. Ini adalah salah satu mata
uang digital, atau cryptocurrency, yang dibuat dengan teknologi block chain. Bahkan ketika
mereka berbicara secara pribadi, penulis lebih memahami Bitcoin daripada teknologi
blockchain. (Utomo, 2021).

Hal ini masuk akal karena Bitcoin, yang diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun
2008 yang lalu, kemudian menjadikan teknologi blockchain sangat populer dan menjadi
subjek diskusi dan penelitian di mana-mana. Meskipun demikian, teknologi blockchain dan
Bitcoin sama sekali tidak baru. Memang benar bahwa Bitcoin adalah mata uang digital
pertama yang kemudian diterima secara luas. Namun, pada tahun 1990-an, Bitcoin juga
didahului oleh banyak mata uang digital lain (cryptocurrency), serta banyak upaya yang
kemudian gagal untuk menggunakan buku besar terdistribusi (distributed ledgers) yang
digunakan pada kartu kredit digital terenkripsi secara online. (Scott, 2017).

Penggunaan buku besar terdistribusi juga dikenal sebagai "titik temu" antara teknologi
blockchain dan perpustakaan adalah dasar dari teknologi blockchain, yang merupakan faktor
penting dalam kesuksesan Bitcoin. Konsep LOCKSS (Lots of Copies Keep Stuff Save)—
yang pertama kali muncul di Perpustakaan Stanford pada tahun 1999, sangat mirip dengan
konsep distribusi buku besar, yang merupakan prinsip dasar teknologi blockchain. Ini
memulai sejumlah uji coba dan penelitian tentang kemungkinan penggunaan teknologi
blockchain ini di perpustakaan. (Rosenthal, 2018).

B. ANALISIS
Teknologi Blockchain telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan ada
beberapa tren baru yang diharapkan dapat membentuk industri pada tahun 2023 dan
seterusnya. Berikut adalah beberapa tren terbaru dalam teknologi blockchain:

1. Central Bank Digital Currencies (CBDC): CBDC adalah versi digital dari mata
uang fiat yang dikeluarkan dan didukung oleh bank sentral. Mereka diharapkan
menjadi lebih populer di tahun-tahun mendatang karena lebih banyak negara
mengeksplorasi kemungkinan menciptakan CBDC mereka sendiri.

2. Non-Fungible Tokens (NFTs): NFT adalah aset digital unik yang disimpan di
blockchain. Mereka telah menjadi semakin populer dalam beberapa tahun
terakhir, dan kasus penggunaannya diperkirakan akan berkembang di masa
depan.

3. Metaverse: Metaverse adalah dunia virtual yang dibangun di atas teknologi


blockchain. Diharapkan menjadi lebih populer di tahun-tahun mendatang
karena lebih banyak orang mencari cara baru untuk berinteraksi satu sama lain
secara online.

4. Blockchain-as-a-Service (BaaS): BaaS adalah layanan berbasis cloud yang


memungkinkan bisnis untuk mengembangkan dan menyebarkan aplikasi
blockchain tanpa harus membangun dan memelihara infrastruktur blockchain
mereka sendiri.

5. Growth of green initiatives: Teknologi Blockchain dikenal karena konsumsi


energinya yang tinggi, tetapi ada beberapa inisiatif baru yang bertujuan
membuat blockchain lebih ramah lingkungan.

6. Decentralized Finance (DeFi): DeFi adalah sistem keuangan baru yang


dibangun di atas teknologi blockchain. Ini memungkinkan orang untuk
mengakses layanan keuangan tanpa perlu perantara seperti bank.

7. Tokenisasi Aset: Tokenisasi aset adalah proses mengubah aset dunia nyata
menjadi token digital yang dapat diperdagangkan di blockchain. Ini memiliki
potensi untuk merevolusi cara aset dibeli dan dijual.

8. Impact on the Internet of Things (IoT): Teknologi Blockchain dapat digunakan


untuk mengamankan dan mengelola sejumlah besar data yang dihasilkan oleh
perangkat IoT.

9. Cybersecurity: Teknologi Blockchain dikenal dengan tingkat keamanannya


yang tinggi, dan diharapkan dapat memainkan peran yang semakin penting
dalam keamanan siber di tahun-tahun mendatang.
Secara keseluruhan, industri blockchain diperkirakan akan terus berkembang pesat di
tahun-tahun mendatang, dengan kasus penggunaan dan aplikasi baru yang muncul
setiap saat.

C. DAMPAK

Teknologi Blockchain memiliki dampak yang signifikan di berbagai sektor. Berikut adalah
beberapa contoh dampaknya dalam berbagai sektor yaitu:

1.Bisnis

Transparansi dan Keamanan: Memungkinkan transparansi yang tinggi dan keamanan data
yang lebih baik dalam rantai pasokan, manajemen aset, dan transaksi keuangan.

Smart Contracts: Mendorong penggunaan smart contracts untuk otomatisasi dan otentikasi
transaksi bisnis, menghilangkan kebutuhan untuk perantara, dan mengurangi biaya
administrasi.

Pemrosesan Pembayaran: Menggunakan teknologi blockchain dalam pembayaran dan


transfer dana memungkinkan transaksi lebih cepat, lebih murah, dan aman tanpa perantara
bank atau lembaga keuangan tradisional.

2.Kesehatan

Keamanan Data Pasien: Menawarkan keamanan tingkat tinggi dan akses terkontrol terhadap
catatan medis pasien, membantu mengamankan dan mengelola data kesehatan dengan lebih
baik.

Jejak Transparansi Obat: Memungkinkan jejak transparansi obat dari pabrik hingga
konsumen, membantu memerangi obat palsu dan memastikan keamanan konsumen.

Penelitian Medis dan Klinis: Memfasilitasi pertukaran data medis dan klinis antarpeneliti,
institusi, dan perusahaan, mempercepat kemajuan penelitian dan pengembangan obat.

3.Pendidikan

Validasi Kualifikasi dan Sertifikat: Memungkinkan validasi cepat dan transparan terhadap
kualifikasi dan sertifikat pendidikan, membantu perekrut dan institusi untuk memverifikasi
latar belakang pendidikan dengan lebih efisien.

Akses ke Materi Pendidikan: Menawarkan akses lebih mudah dan transparan ke sumber daya
pendidikan, catatan akademik, dan materi pelajaran.
4.Pemerintahan

Sistem Pemungutan Suara: Menggunakan teknologi blockchain untuk sistem pemungutan


suara yang aman dan transparan, mengurangi risiko kecurangan pemilu.

Identitas Digital: Memfasilitasi penciptaan identitas digital yang aman dan terverifikasi untuk
penduduk, membantu pemerintah dalam penyediaan layanan publik dan manajemen data.

5.Properti dan Real Estat

Tokenisasi Aset: Mendorong tokenisasi properti dan investasi real estat, memungkinkan
investasi dalam properti dengan pecahan yang lebih kecil dan likuiditas yang lebih tinggi.

Sertifikat Kepemilikan: Memudahkan dan mempercepat proses transfer kepemilikan properti


dengan catatan kepemilikan yang aman dan terdesentralisasi.

6.Logistik dan Rantai Pasokan

Pelacakan dan Manajemen Rantai Pasokan: Meningkatkan transparansi dan efisiensi rantai
pasokan dengan memungkinkan pelacakan real-time dan otentikasi produk dari produsen ke
konsumen.

Manajemen Inventaris: Mempermudah manajemen inventaris dan pemantauan persediaan


dengan sistem yang lebih transparan dan otomatis.

Dengan potensi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keamanan, teknologi


blockchain sedang membentuk cara bisnis dan lembaga bekerja di berbagai sektor. Terus
berkembangnya inovasi blockchain diharapkan akan membawa perubahan positif yang lebih
besar di masa depan.

D. Tantangan atau Masalah

Penggunaan teknologi blockchain memiliki sejumlah tantangan dan masalah yang perlu
diatasi untuk mencapai adopsi yang lebih luas dan efektif. Berikut beberapa tantangan
utama penggunaan teknologi blockchain :

1. Skalabilitas

Salah satu masalah utama blockchain adalah skalabilitas. Beberapa blockchain,


seperti Bitcoin dan Ethereum, mengalami masalah keterbatasan dalam jumlah
transaksi yang dapat diproses per detik. Ini membuat waktu transaksi menjadi lama
dan biaya transaksi yang tinggi saat membludaknya pengguna. Solusi seperti sharding
dan layer 2 scaling sedang dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.

2. Keamanan:

Meskipun blockchain dikenal karena keamanan yang tinggi, namun tetap ada risiko.
Serangan seperti serangan 51% pada jaringan blockchain, serangan double-spending,
dan serangan smart contract yang rentan terhadap eksploitasi adalah beberapa contoh
masalah keamanan yang perlu diatasi.

3. Kepatuhan Regulasi

Blockchain menghadapi tantangan terkait dengan peraturan dan hukum di berbagai


yurisdiksi. Kepatuhan terhadap regulasi terkait KYC (Know Your Customer) dan
AML (Anti Money Laundering) adalah perhatian utama dalam banyak kasus
penggunaan blockchain, terutama dalam layanan keuangan dan tokenisasi aset.

4. Privasi

Beberapa blockchain, terutama yang bersifat publik, memiliki masalah terkait privasi.
Semua transaksi dan data di blockchain publik biasanya dapat diakses oleh siapa saja.
Ini menjadi masalah dalam kasus di mana privasi pengguna harus dijaga, seperti
dalam aplikasi perusahaan dan pemerintah.

5. Biaya Energi

Beberapa blockchain yang menggunakan konsensus Proof of Work (PoW), seperti


Bitcoin dan Ethereum, membutuhkan jumlah energi yang besar untuk menjaga
jaringan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan, dan banyak
proyek blockchain berusaha untuk beralih ke konsensus yang lebih ramah lingkungan,
seperti Proof of Stake (PoS).

6. Interoperabilitas

Blockchain masih menghadapi masalah interoperabilitas antara berbagai jaringan dan


protokol. Ini membuat sulit bagi blockchain yang berbeda untuk berkomunikasi dan
berkolaborasi secara efisien.

7. Kesalahan Pemrograman

Smart contract yang ada di banyak blockchain dapat rentan terhadap kesalahan
pemrograman yang dapat mengakibatkan kerugian besar jika tidak diperhatikan
dengan baik.

8. Pendidikan dan Kesadaran

Kesadaran dan pemahaman yang rendah tentang teknologi blockchain masih menjadi
masalah. Banyak orang dan organisasi belum sepenuhnya memahami potensi dan
risiko yang terkait dengan teknologi ini.

9. Perubahan Teknologi

Teknologi blockchain terus berkembang, dan perubahan dalam protokol atau standar
dapat menyebabkan permasalahan dalam pengembangan aplikasi yang ada.
10. Akseptasi Masyarakat

Meskipun blockchain telah ada selama lebih dari satu dekade, masih ada skeptisisme dan
ketidakpercayaan dalam masyarakat terhadap teknologi ini. Adopsi yang lebih luas
memerlukan pendekatan edukasi yang efektif.

Tantangan ini tidak hanya berdampak pada penggunaan teknologi blockchain dalam
cryptocurrency, tetapi juga dalam berbagai industri lainnya seperti logistik, perbankan,
perawatan kesehatan, dan banyak lagi. Untuk mengatasi tantangan ini, inovasi teknis,
regulasi yang bijaksana, dan pendidikan yang lebih baik tentang teknologi blockchain
sangat penting.

E. KESIMPULAN
1. Blokchain adalah sebuah teknologi yang dikenalkan bersama dengan bitcoin yang
mana awalnya teknologi ini digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dari
bitcoin. Simpelnya blockchain adalah sturtur data yang tidak dapat dirubah hanya bisa
ditambahkan saja. Setiap data dari blockchain saling terhubung dimana jika terjadi
suatu perubahan pada satu block data maka, akan berpengaruh pada data yang
selanjutnya.
2. Sistem yang digunakan pada blockchain adalah rangkaian blok yang dimana secara
cyptography untuk menyimpan dokumen teregistari , memberikan efisiensi lebih
dengan memberikan izin kepada beberapa dokumen untuk dapat dikumpulkan dalam
satu block.
3. Bitcoin adalah kumpulan lebih dari satu block yang membentuk rantai. Setiap blok
memiliki 3 elemen yaitu data, nilai hash dari block, dan nilai hash dari blok
sebelumnya. Data yang disimpan pada blok tergantung pada tipe blok. Sebagai
contoh, blockchain pada bitcoin, dimana komponen data akan berisi detail transaksi
seperti penerimaan, pengirim dan jumlah koin.
4. Teknologi blockchain dapat memberikan alternatif yang dapat diterapkan dalam
masalah masalah yang terjadi pada proyek konstruksi dan dapat juga sebagai sebuah
bingkai kerja (framework) teknologi informasi untuk diterapkan di dalam proyek.
5. Sistem blockchain tidak memungkinkan adanya perubahan dan penghapusan karena
sistem ini hanya bisa melakukan penambahan data saja sehingga sisten lebih aman.
Setiap data dalam teknologi blockchain bersifat abadi dan tidak bisa diubah karena
sistem desentralisasi atau pihak ketiga.
6. Blockchain memiliki dampak yang signifikan pada berbagai sektor baik bisnis,
kesehatan, pendidikan, pemerintahan, logistik dan rantai pasokan namun juga
memiliki tantangan.

Anda mungkin juga menyukai