Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/370074287

IoT dan Blockchain: Tinjauan Tantangan Solusi Keamanan dan Privasi

Research Proposal · April 2023

CITATIONS READS

0 117

1 author:

Arham J Indrawan
Universitas Komputer Indonesia
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arham J Indrawan on 18 April 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


IoT dan Blockchain: Tinjauan Tantangan
Solusi Keamanan dan Privasi

Arham Jusni Indrawan


Universitas Komputer Indonesia, Bandung, Indonesia

1. Latar Belakang

Internet of Things (IoT) merupakan suatu jaringan yang menghubungkan


berbagai objek yang memiliki identitas pengenal serta alamat IP, sehingga dapat saling
berkomunikasi dan bertukar informasi mengenai dirinya maupun lingkungan yang
diinderanya. Objek-objek dalam IoT dapat menggunakan maupun menghasilkan
layanan-layanan dan saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama [1].
Dalam mencapai hal tersebut tidak lepas dari internet, dimana keamanan informasi di
dunia internet apabila tidak diproses dengan baik akan rentan terhadap penggunanya.

Keamanan informasi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.


Terdapat banyak metode untuk menjaga keamanan informasi, namun masih banyak
juga kerentanan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Teknologi blockchain memberikan solusi dengan menyediakan sistem keamanan
informasi yang kuat dan handal. Teknologi blockchain dapat digunakan untuk
memastikan integritas dan validitas data yang disimpan [2]. Dengan blockchain, objek-
objek seperti identitas pengenal serta alamat IP, informasi diri dan lingkungan yang
terdapat di sekitar perangkat IoT dapat terjaga dengan baik.

Teknologi IoT dan Blockchain adalah teknologi terkini yang berkembang pesat
dalam beberapa tahun terakhir. Perangkat IoT yang terus berkembang dan terhubung
menimbulkan tantangan yang sama sekali baru bagi bisnis dalam hal keamanan dan
privasi. Faktanya, adopsi produk pintar secara luas mungkin bergantung pada
kemampuan organisasi untuk menawarkan sistem yang memastikan integritas data
sensor yang memadai sekaligus menjamin privasi pengguna yang memadai. Dengan
adanya tantangan-tantangan ini, penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa

1
teknologi blockchain dapat menjadi sarana yang menjanjikan untuk mengurangi
masalah keamanan data yang timbul dalam IoT [3].

Dengan berkembangnya IoT dan Blockchain, muncul pula tantangan dalam


mengamankan dan menjaga privasi data. Perangkat IoT dapat mengumpulkan dan
menyimpan data pribadi pengguna yang sensitif, sementara Blockchain menyimpan
data transaksi yang tidak dapat diubah, yang dapat menjadi masalah jika data tersebut
dikaitkan dengan kegiatan ilegal. Karena itu, perlu dilakukan tinjauan terhadap
tantangan keamanan dan privasi pada implementasi IoT dan Blockchain, serta
menyediakan solusi-solusi untuk mengatasinya.

2. Pembahasan

Internet of Things (IoT) adalah teknologi yang sangat populer akhir-akhir ini di
seluruh dunia, yang membantu menghubungkan objek-objek seperti sensor, kendaraan,
instrumen rumah sakit, industri, dan peralatan rumah tangga melalui internet. Internet
of things adalah perkembangan yang dapat mengoptimalkan kehidupan manusia
dengan bantuan sensor dan kecerdasan buatan yang menggunakan jaringan internet
untuk menjalankan perintah-perintah, dan menghubungkan manusia dengan perangkat
serta perangkat dengan perangkat [4].

Gambar 1. Jumlah Perangkat yang terhubung dengan Sistem IoT (Statista, 2016)

Perangkat pintar yang ringkas merupakan bagian penting dari IoT. Perangkat
ini beragam dalam penggunaan, ukuran, sumber daya komputasi, dan memori. Namun,
pengintegrasian perangkat-perangkat cerdas ini ke dalam jaringan internet

2
memunculkan berbagai tantangan keamanan karena mayoritas teknologi internet dan
protokol komunikasi tidak dirancang secara khusus untuk mendukung perangkat IoT
[5]. IoT memungkinkan semua perangkat terhubung melalui jaringan internet dan
dapat membantu berbagai sektor [6]. Namun, masalah yang terkadang tidak disadari
yang dapat mempengaruhi kinerja perangkat IoT adalah keamanan. Untuk itu
diperlukan sistem keamanan yang kuat dan handal untuk menghadapai tantangan
keamanan yang ada. Sistem keamanan (security systems) dibuat untuk melindungi data
data yang ada dari sebuah ancaman dari luar atau dari dalam. Penting bagi semua
stakeholder untuk memahami langkah-langkah apa yang harus diambil untuk
mengamankan solusi keamanan dan komitmen yang diperlukan untuk menjaga
keamanan sistem yang sedang berjalan [7].

Blockchain adalah buku besar digital yang tahan kerusakan dan tahan kerusakan
yang diimplementasikan secara terdistribusi (yaitu, tanpa repositori pusat) dan biasanya
tanpa otoritas pusat (yaitu, bank, perusahaan, atau pemerintah) [8]. Teknologi
blockchain dapat menyediakan sistem keamanan yang kuat. Pada gambar 1
mengilustrasikan sebuah blockchain, sebuah struktur data yang tak terhapuskan yang
dibentuk oleh serangkaian blok data yang terhubung secara linear dalam urutan waktu
[9].

Gambar 2. Ilustrasi Blockchain

Dalam teknologi Blockchain, secara umum sebuah blok terdiri dari 3 hal, yaitu
data, hash dari blok itu sendiri, dan hash dari blok sebelumnya. Jadi untuk tetap bisa
terhubung dalam sebuah rantai (chain) setiap blok (block) harus memiliki hash
kriptografinya sendiri serta hash dari blok sebelumnya. Hash di sini berisi nomor
alfanumerik unik (a unique alphanumeric number) yang dihitung berdasarkan data dari
blok itu sendiri, stempel waktunya (timestamp), serta hash dari blok sebelumnya.
Basisdata Blockchain menyimpan data dalam struktur yang dikelompokkan. Setiap
kumpulan data atau blok menyimpan sejumlah informasi tertentu. Setelah diisi, setiap

3
blok akan terhubung dengan blok sebelumnya (blok di belakangnya) dan juga dengan
blok setelahnya (blok di depannya), sehingga membentuk sebuah rangkaian
Blockchain. [10]. Secara sedehananya, cara kerja blockchain ini bisa digambarkan
sebagaimana dalam diagram di bawah ini.

Gambar 3. Cara Kerja Blockchain

Blockchain dapat difungsikan sebagai private atau public blockchain. Selain itu
teknologi blockchain juga memiliki kemampuan menerima data, memvalidasi, dan
memberikan kepercayaan serta menyediakan data bagi yang membutuhkannya [11].
Terdapat tiga jenis dasar dari Blockchain, yaitu:

1. Blockchain yang diizinkan merupakan Blockchain yang tidak dapat


mengeluarkan transaksi yang mereka lakukan sendiri ataupun melihat
catatannya serta bergabung dengan suatu komunitas secara bebas,
merupakan tindakan Blockchain yang diizinkan dan akan bertindak sebagai
ekosistem tertutup.
2. Blockchain yang tidak diizinkan merupakan Blockchain yang sifatnya tidak
umum atau terbuka untuk siapa semua orang yang ingin mengaksesnya.
3. Hybrid Blockchain merupakan Blockchain ini menggunakan gabungan
antara dua Blockchain, yaitu Blockchain publik, dan blockchain pribadi.
Pada jaringan ini data data Blockchain yang tidak diizinkan tetap dapat
diakses dari tempat Blockchain dengan menggunakan hak akses tertentu
yang disimpan. Jenis Blockchain ini tidak terbuka untuk semua orang,
namun Blockchain ini menyediakan fitur dasar secara diam-diam seperti
keterlancaran, integrasi dan keamanan [12].

4
Adapun fitur dari Blockchain sendiri, yaitu:

1. Desentralisasi: Kontrol pada Blockchain tidak terletak pada kekuasaan


pemerintah, namun terdesentralisasi.
2. Mekanisme Konsensus: Mekanisme konsensus digunakan di dalam
Blockchain dengan tujuan mencapai kesepakatan pada data tunggal pada
keadaan dimana jaringan berada diantara kerangka kerja multi-agen atau
proses yang didistribusikan.
3. Mata uang: Pada era revolusioner saat ini, dari semua usulan cryptocurrency
yang ada, bitcoin merupakan mata uang digital pertama di dunia. Bitcoin
Teknologi Blockchain yang merupakan virtual atau mata uang digital,
dimana teknologi ini memastikan transaksi end-to-end yang membuat
transaksi ini terlindungi dan dapat dipercaya, hal ini merupakan bagian dari
properti cryptocurrency.
4. Kontrak Pintar: Merupakan protokol Blockchain yang dibutuhkan agar
memungkinkan pengembang untuk dapat membuat kode perjanjian
keuangan pada Blockchain, yang nantinya akan diaktifkan oleh semua pihak
yang terlibat.
5. Kekekalan: Jika data telah dimasukkan, maka data tersebut tidak dapat
diubah lagi. Data yang ada juga tidak mungkin untuk dimanipulasi, karena
dikendalikan oleh semua orang yang berkaitan [12].

Gambar 4. Fitur Blockchain

Dalam hal keamanan yang menjadi perbedaan utama antara hal keamanan dan
serangan keamanan adalah bahwa, hal keamanan adalah hal yang memenuhi semua

5
persyaratan keamanan IAS-oktaf, sedangkan serangan keamanan adalah serangan yang
cenderung mengancam setidaknya satu dari IAS-oktaf persyaratan keamanan [13].
Terkait penerapan IoT di berbagai bidang membuat kebutuhan sistem dapat terpenuhi
dengan baik. Namun, penggunaan IoT hanya akan tercapai hasilnya dengan sempurna
apabila sistem keamanan siber yang diterapkan juga sudah baik supaya teknologi IoT
tidak dapat teretas, terakses ataupun teredit secara sembarang orang [14]. Kondisi
tersebut termasuk ke dalam kategori privasi. Data privasi atau informasi yang bersifat
bukan umum dalam artian hanya beberapa orang saja yang mendapatkan akses. Jika
dalam masa sekarang merupakan salah satu hal yang penting yang dapat menentukan
perkembangan sebuah organisasi yang dipimpin, tetapi karena teknologi yang semakin
canggih maka keamanan data privasi akan menjadi salah satu hal yang menjadi
ancaman terbesar karena peretasan dan pembocoran data sudah banyak dilakukan oleh
para hacker [14].

Terdapat beberapa jenis serangan dalam masalah keamanan dan privasi di


platform IoT.

1. Botnet Attacks
Botnet adalah koneksi dari satu atau lebih perangkat. Dalam konteks
serangan Botnet umumnya dipraktekkan dengan maksud untuk
mengganggu pekerjaan operasi normal atau dapat digunakan untuk
degradasi layanan keseluruhan dari sistem target.

Gambar 5. Serangan Botnet - Distributed Denial of Service Attack


(DDoS)

6
2. Denial of Service Attack
Masalah lain yang menjadi perhatian dalam aspek intelijen bisnis di
platform internet of things. Penolakan layanan terjadi ketika tidak adanya
layanan yang terjadi selama proses kerja biasa.

Gambar 6. Denial of Service

3. Man in The Middle Attack


hacker atau penyerang mencoba untuk mencegat komunikasi yang terjadi
antara dua sistem.

Gambar 7. Hacker/Peretas

Untuk memanfaatkan blockchain dalam ekosistem IoT, aplikasi yang


dikembangkan dapat memanfaatkan beberapa mekanisme yang tersedia.
Pengembangan aplikasi di atas blockchain dipermudah dengan adanya smart contract.
Tujuan dari smart contract ialah untuk mendukung pengelolaan siklus lengkap dari
kontrak legal yang cerdas [13]. Sebelum kemunculan dan penerapan blockchain, IoT
masih terkendala dalam masalah keamanan dan privasi data. Kekuatiran ini termasuk

7
di dalamnya adalah bagaimana memastikan bahwa data berasal dari perangkat
penginderaan tidak dirusak saat di pindah serta tidak diakses dan dicuri secara ilegal.
Oleh karenanya, teknologi blockchain dapat membantu memecahkan masalah
keamanan dan privasi seputar data IoT, dan smart contract berbasis blockchain pada
sisi lain dapat memberikan atribut sosialisasi pada IoT. Dengan integrasi dari keduanya
dapat membantu untuk mencapai interaksi antara dua subjek yang berbeda dan
membuat transaksi bisnis model baru [15].

Teknologi IoT dan blockchain adalah dua teknologi yang sangat menjanjikan
namun juga menimbulkan tantangan dalam hal keamanan dan privasi. Beberapa
tantangan yang dihadapi dalam penggunaan IoT dan blockchain adalah sebagai berikut:

1. Skalabilitas: Karena jumlah perangkat yang terhubung ke internet semakin banyak,


skalabilitas menjadi tantangan utama dalam mengelola dan mengamankan jaringan
IoT.
2. Ketergantungan pada koneksi internet: IoT bergantung pada koneksi internet yang
terus-menerus, yang membuatnya rentan terhadap serangan jaringan dan peretasan.
3. Tantangan Privasi: Data yang dikumpulkan oleh perangkat IoT dapat memberikan
informasi pribadi tentang pengguna dan lokasi mereka, sehingga perlu ada
kebijakan privasi yang tepat untuk melindungi data ini.
4. Tantangan Keamanan: Perangkat IoT seringkali memiliki keamanan yang lemah,
sehingga rentan terhadap serangan peretas dan serangan malware.
5. Kompleksitas Teknologi Blockchain: Teknologi blockchain memiliki tingkat
kompleksitas yang tinggi, sehingga membutuhkan pengetahuan khusus untuk
menggunakannya dengan benar dan aman.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, beberapa solusi yang dapat dilakukan


antara lain:

1. Peningkatan keamanan dan privasi: Untuk memastikan keamanan dan privasi data,
perangkat IoT harus dienkripsi dan menggunakan protokol keamanan yang tepat.
Kebijakan privasi yang jelas dan transparan juga harus diterapkan untuk
memastikan bahwa pengguna memiliki kontrol atas data mereka.
2. Peningkatan penggunaan teknologi blockchain: Dalam mengimplementasikan
blockchain, diperlukan pengetahuan yang cukup untuk memastikan penggunaannya

8
dengan benar dan aman. Selain itu, perlu adanya pengawasan dan regulasi yang
tepat untuk memastikan penggunaan blockchain yang aman dan terpercaya.
3. Penggunaan algoritma keamanan yang kuat: Algoritma keamanan yang kuat seperti
enkripsi data, otentikasi pengguna, dan penggunaan sertifikat digital dapat
membantu melindungi data dan jaringan IoT dari serangan peretas dan malware.
4. Pelatihan dan pendidikan: Pelatihan dan pendidikan untuk pengguna IoT dan
blockchain dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
keamanan dan privasi data. Pelatihan ini dapat mencakup penggunaan perangkat
IoT yang aman, penggunaan blockchain yang aman, dan teknik keamanan yang
tepat untuk memastikan penggunaan yang aman dan terpercaya dari kedua
teknologi ini.

IoT dan blockchain memiliki potensi besar untuk membawa dampak positif
pada berbagai sektor, namun juga menimbulkan tantangan keamanan dan privasi yang
signifikan. Beberapa tantangan ini antara lain adalah:

1. Keamanan data: Data yang dihasilkan oleh perangkat IoT sangat besar dan terus
meningkat, sehingga sulit untuk dielola dan disimpan dengan aman. Sementara itu,
blockchain yang terdesentralisasi menyimpan data secara permanen dan tidak dapat
diubah, namun juga menghadapi tantangan keamanan terkait dengan akses dan
penggunaan data tersebut.
2. Privasi pengguna: Perangkat IoT dapat mengumpulkan data pribadi pengguna tanpa
sepengetahuan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan privasi
pengguna dan melindungi data pribadi mereka.
3. Keamanan sistem: Sistem IoT yang terhubung dan terdesentralisasi juga
memperbesar kemungkinan terjadinya serangan siber dan kebocoran data.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa solusi yang dapat diterapkan


antara lain:

1. Keamanan data: Menggunakan teknologi enkripsi untuk melindungi data saat


disimpan dan ditransmisikan. Selain itu, dapat pula menggunakan teknologi
blockchain yang memungkinkan penyimpanan data terdesentralisasi dan dapat
diverifikasi.

9
2. Privasi pengguna: Dapat dilakukan dengan cara memberikan pengguna kontrol atas
data pribadi mereka dan memberikan transparansi dalam pengumpulan dan
penggunaan data.
3. Keamanan sistem: Dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknologi keamanan
seperti otentikasi dan enkripsi data, penggunaan firewall, dan pemantauan jaringan
secara terus menerus.
3. Penutup

Berdasarkan tinjauan tantangan dan solusi yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan IoT dan Blockchain dalam suatu sistem memang
memberikan banyak manfaat, namun juga menimbulkan tantangan besar dalam hal
keamanan dan privasi data. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi integritas data,
otentikasi, otorisasi, serta skalabilitas dan efisiensi.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa solusi telah diusulkan seperti


penggunaan teknologi kriptografi untuk memastikan keamanan data, penggunaan
mekanisme otentikasi dan otorisasi yang kuat, serta penggunaan teknologi machine
learning untuk mendeteksi serangan keamanan secara cepat dan akurat.

Selain itu, saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya kesadaran dan edukasi
bagi pengguna mengenai pentingnya menjaga keamanan dan privasi data dalam sistem IoT
dan Blockchain. Selain itu, para pengembang juga perlu memperhatikan dan
memprioritaskan keamanan dan privasi dalam merancang suatu sistem.

10
REFERENSI

[1] F. Adani and S. Salsabil, “INTERNET OF THINGS: SEJARAH TEKNOLOGI DAN


PENERAPANNYA,” vol. 14, no. 2, Dec. 2019.
[2] I. Elan Maulani, T. Herdianto, D. Febri Syawaludin, and M. Oga Laksana, “Penerapan
Teknologi Blockchain Pada Sistem Keamanan Informasi,” J. Sos. Teknol., vol. 3, no. 2,
pp. 99–102, Feb. 2023, doi: 10.36418/jurnalsostech.v3i2.634.
[3] M. Chanson, A. Bogner, D. Bilgeri, E. Fleisch, and F. Wortmann, “Privacy-Preserving
Data Certification in the Internet of Things: Leveraging Blockchain Technology to
Protect Sensor Data”.
[4] S. Megawati, “Pengembangan Sistem Teknologi Internet of Things Yang Perlu
Dikembangkan Negara Indonesia,” J. Inf. Eng. Educ. Technol., vol. 5, no. 1, pp. 19–26,
Jun. 2021, doi: 10.26740/jieet.v5n1.p19-26.
[5] W. Najib, S. Sulistyo, and Widyawan, “Tinjauan Ancaman dan Solusi Keamanan pada
Teknologi Internet of Things,” J. Nas. Tek. Elektro Dan Teknol. Inf., vol. 9, no. 4, pp.
375–384, Dec. 2020, doi: 10.22146/jnteti.v9i4.539.
[6] I. L. Alviansyah and I. Afrianto, “Tinajauan Literatur: Penerapan Internet of Thing
Menggunakan Cloud Computing,” Feb. 2023.
[7] A. E. Mentaruk, X. B. N. Najoan, and A. S. M. Lumenta, “Implentasi Sistem Keamanan
Toko Berbasis Internet of Things,” vol. 15, no. 4, pp. 325–332, Dec. 2020.
[8] D. Apriliasari and B. A. P. Seno, “Inovasi Pemanfaatan Blockchain dalam Meningkatkan
Keamanan Kekayaan Intelektual Pendidikan,” vol. 1, no. 1, pp. 68–76, 2022.
[9] I. Afrianto, A. Heryandi, and Sufa Atin, “Blockchain-based Trust, Transparent, Traceable
Modeling on Learning Recognition System Kampus Merdeka,” MATRIK J. Manaj. Tek.
Inform. Dan Rekayasa Komput..
[10] T. P. Utomo, “IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BLOCKCHAIN DI
PERPUSTAKAAN : PELUANG, TANTANGAN DAN HAMBATAN,” 2021.
[11] I. Afrianto, Sufa Atin, and T. Rizky D. S., “PEMODELAN SISTEM PENCATATAN
DATA AKADEMIK SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI BLOCKCHAIN,” p. 2, Jan.
2023.
[12] E. Guustaaf, U. Rahardja, Q. Aini, N. A. Santoso, and N. P. L. Santoso, “Desain
Kerangka Blockchain terhadap pendidikan: A Survey,” CESS J. Comput. Eng. Syst. Sci.,
vol. 6, no. 2, p. 236, Jul. 2021, doi: 10.24114/cess.v6i2.25099.

11
[13] A. Maidiyangsa, “KEAMANAN INFORMASI BERBASIS BLOCKCHAIN DAN
PEMANFAATAN INTERNET OF THINGS (IOT) UNTUK BERBAGAI BIDANG,”
Apr. 2023.
[14] D. A. S. Ilhami, “Data Privasi dan Keamanan Siber pada Smart-City: Tinjauan
Literatur,” . Volume, vol. 2, 2022.
[15] M. I. Rahmawati and A. Subardjo, “INTERNET OF THINGS (IoT) DAN
BLOCKCHAIN DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI,” J. Akunt. Dan Keuang., vol.
28, no. 1, pp. 28–36, Jan. 2023, doi: 10.23960/jak.v28i1.828.

12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai