net/publication/370074287
CITATIONS READS
0 117
1 author:
Arham J Indrawan
Universitas Komputer Indonesia
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Arham J Indrawan on 18 April 2023.
1. Latar Belakang
Teknologi IoT dan Blockchain adalah teknologi terkini yang berkembang pesat
dalam beberapa tahun terakhir. Perangkat IoT yang terus berkembang dan terhubung
menimbulkan tantangan yang sama sekali baru bagi bisnis dalam hal keamanan dan
privasi. Faktanya, adopsi produk pintar secara luas mungkin bergantung pada
kemampuan organisasi untuk menawarkan sistem yang memastikan integritas data
sensor yang memadai sekaligus menjamin privasi pengguna yang memadai. Dengan
adanya tantangan-tantangan ini, penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa
1
teknologi blockchain dapat menjadi sarana yang menjanjikan untuk mengurangi
masalah keamanan data yang timbul dalam IoT [3].
2. Pembahasan
Internet of Things (IoT) adalah teknologi yang sangat populer akhir-akhir ini di
seluruh dunia, yang membantu menghubungkan objek-objek seperti sensor, kendaraan,
instrumen rumah sakit, industri, dan peralatan rumah tangga melalui internet. Internet
of things adalah perkembangan yang dapat mengoptimalkan kehidupan manusia
dengan bantuan sensor dan kecerdasan buatan yang menggunakan jaringan internet
untuk menjalankan perintah-perintah, dan menghubungkan manusia dengan perangkat
serta perangkat dengan perangkat [4].
Gambar 1. Jumlah Perangkat yang terhubung dengan Sistem IoT (Statista, 2016)
Perangkat pintar yang ringkas merupakan bagian penting dari IoT. Perangkat
ini beragam dalam penggunaan, ukuran, sumber daya komputasi, dan memori. Namun,
pengintegrasian perangkat-perangkat cerdas ini ke dalam jaringan internet
2
memunculkan berbagai tantangan keamanan karena mayoritas teknologi internet dan
protokol komunikasi tidak dirancang secara khusus untuk mendukung perangkat IoT
[5]. IoT memungkinkan semua perangkat terhubung melalui jaringan internet dan
dapat membantu berbagai sektor [6]. Namun, masalah yang terkadang tidak disadari
yang dapat mempengaruhi kinerja perangkat IoT adalah keamanan. Untuk itu
diperlukan sistem keamanan yang kuat dan handal untuk menghadapai tantangan
keamanan yang ada. Sistem keamanan (security systems) dibuat untuk melindungi data
data yang ada dari sebuah ancaman dari luar atau dari dalam. Penting bagi semua
stakeholder untuk memahami langkah-langkah apa yang harus diambil untuk
mengamankan solusi keamanan dan komitmen yang diperlukan untuk menjaga
keamanan sistem yang sedang berjalan [7].
Blockchain adalah buku besar digital yang tahan kerusakan dan tahan kerusakan
yang diimplementasikan secara terdistribusi (yaitu, tanpa repositori pusat) dan biasanya
tanpa otoritas pusat (yaitu, bank, perusahaan, atau pemerintah) [8]. Teknologi
blockchain dapat menyediakan sistem keamanan yang kuat. Pada gambar 1
mengilustrasikan sebuah blockchain, sebuah struktur data yang tak terhapuskan yang
dibentuk oleh serangkaian blok data yang terhubung secara linear dalam urutan waktu
[9].
Dalam teknologi Blockchain, secara umum sebuah blok terdiri dari 3 hal, yaitu
data, hash dari blok itu sendiri, dan hash dari blok sebelumnya. Jadi untuk tetap bisa
terhubung dalam sebuah rantai (chain) setiap blok (block) harus memiliki hash
kriptografinya sendiri serta hash dari blok sebelumnya. Hash di sini berisi nomor
alfanumerik unik (a unique alphanumeric number) yang dihitung berdasarkan data dari
blok itu sendiri, stempel waktunya (timestamp), serta hash dari blok sebelumnya.
Basisdata Blockchain menyimpan data dalam struktur yang dikelompokkan. Setiap
kumpulan data atau blok menyimpan sejumlah informasi tertentu. Setelah diisi, setiap
3
blok akan terhubung dengan blok sebelumnya (blok di belakangnya) dan juga dengan
blok setelahnya (blok di depannya), sehingga membentuk sebuah rangkaian
Blockchain. [10]. Secara sedehananya, cara kerja blockchain ini bisa digambarkan
sebagaimana dalam diagram di bawah ini.
Blockchain dapat difungsikan sebagai private atau public blockchain. Selain itu
teknologi blockchain juga memiliki kemampuan menerima data, memvalidasi, dan
memberikan kepercayaan serta menyediakan data bagi yang membutuhkannya [11].
Terdapat tiga jenis dasar dari Blockchain, yaitu:
4
Adapun fitur dari Blockchain sendiri, yaitu:
Dalam hal keamanan yang menjadi perbedaan utama antara hal keamanan dan
serangan keamanan adalah bahwa, hal keamanan adalah hal yang memenuhi semua
5
persyaratan keamanan IAS-oktaf, sedangkan serangan keamanan adalah serangan yang
cenderung mengancam setidaknya satu dari IAS-oktaf persyaratan keamanan [13].
Terkait penerapan IoT di berbagai bidang membuat kebutuhan sistem dapat terpenuhi
dengan baik. Namun, penggunaan IoT hanya akan tercapai hasilnya dengan sempurna
apabila sistem keamanan siber yang diterapkan juga sudah baik supaya teknologi IoT
tidak dapat teretas, terakses ataupun teredit secara sembarang orang [14]. Kondisi
tersebut termasuk ke dalam kategori privasi. Data privasi atau informasi yang bersifat
bukan umum dalam artian hanya beberapa orang saja yang mendapatkan akses. Jika
dalam masa sekarang merupakan salah satu hal yang penting yang dapat menentukan
perkembangan sebuah organisasi yang dipimpin, tetapi karena teknologi yang semakin
canggih maka keamanan data privasi akan menjadi salah satu hal yang menjadi
ancaman terbesar karena peretasan dan pembocoran data sudah banyak dilakukan oleh
para hacker [14].
1. Botnet Attacks
Botnet adalah koneksi dari satu atau lebih perangkat. Dalam konteks
serangan Botnet umumnya dipraktekkan dengan maksud untuk
mengganggu pekerjaan operasi normal atau dapat digunakan untuk
degradasi layanan keseluruhan dari sistem target.
6
2. Denial of Service Attack
Masalah lain yang menjadi perhatian dalam aspek intelijen bisnis di
platform internet of things. Penolakan layanan terjadi ketika tidak adanya
layanan yang terjadi selama proses kerja biasa.
Gambar 7. Hacker/Peretas
7
di dalamnya adalah bagaimana memastikan bahwa data berasal dari perangkat
penginderaan tidak dirusak saat di pindah serta tidak diakses dan dicuri secara ilegal.
Oleh karenanya, teknologi blockchain dapat membantu memecahkan masalah
keamanan dan privasi seputar data IoT, dan smart contract berbasis blockchain pada
sisi lain dapat memberikan atribut sosialisasi pada IoT. Dengan integrasi dari keduanya
dapat membantu untuk mencapai interaksi antara dua subjek yang berbeda dan
membuat transaksi bisnis model baru [15].
Teknologi IoT dan blockchain adalah dua teknologi yang sangat menjanjikan
namun juga menimbulkan tantangan dalam hal keamanan dan privasi. Beberapa
tantangan yang dihadapi dalam penggunaan IoT dan blockchain adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan keamanan dan privasi: Untuk memastikan keamanan dan privasi data,
perangkat IoT harus dienkripsi dan menggunakan protokol keamanan yang tepat.
Kebijakan privasi yang jelas dan transparan juga harus diterapkan untuk
memastikan bahwa pengguna memiliki kontrol atas data mereka.
2. Peningkatan penggunaan teknologi blockchain: Dalam mengimplementasikan
blockchain, diperlukan pengetahuan yang cukup untuk memastikan penggunaannya
8
dengan benar dan aman. Selain itu, perlu adanya pengawasan dan regulasi yang
tepat untuk memastikan penggunaan blockchain yang aman dan terpercaya.
3. Penggunaan algoritma keamanan yang kuat: Algoritma keamanan yang kuat seperti
enkripsi data, otentikasi pengguna, dan penggunaan sertifikat digital dapat
membantu melindungi data dan jaringan IoT dari serangan peretas dan malware.
4. Pelatihan dan pendidikan: Pelatihan dan pendidikan untuk pengguna IoT dan
blockchain dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
keamanan dan privasi data. Pelatihan ini dapat mencakup penggunaan perangkat
IoT yang aman, penggunaan blockchain yang aman, dan teknik keamanan yang
tepat untuk memastikan penggunaan yang aman dan terpercaya dari kedua
teknologi ini.
IoT dan blockchain memiliki potensi besar untuk membawa dampak positif
pada berbagai sektor, namun juga menimbulkan tantangan keamanan dan privasi yang
signifikan. Beberapa tantangan ini antara lain adalah:
1. Keamanan data: Data yang dihasilkan oleh perangkat IoT sangat besar dan terus
meningkat, sehingga sulit untuk dielola dan disimpan dengan aman. Sementara itu,
blockchain yang terdesentralisasi menyimpan data secara permanen dan tidak dapat
diubah, namun juga menghadapi tantangan keamanan terkait dengan akses dan
penggunaan data tersebut.
2. Privasi pengguna: Perangkat IoT dapat mengumpulkan data pribadi pengguna tanpa
sepengetahuan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan privasi
pengguna dan melindungi data pribadi mereka.
3. Keamanan sistem: Sistem IoT yang terhubung dan terdesentralisasi juga
memperbesar kemungkinan terjadinya serangan siber dan kebocoran data.
9
2. Privasi pengguna: Dapat dilakukan dengan cara memberikan pengguna kontrol atas
data pribadi mereka dan memberikan transparansi dalam pengumpulan dan
penggunaan data.
3. Keamanan sistem: Dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknologi keamanan
seperti otentikasi dan enkripsi data, penggunaan firewall, dan pemantauan jaringan
secara terus menerus.
3. Penutup
Berdasarkan tinjauan tantangan dan solusi yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan IoT dan Blockchain dalam suatu sistem memang
memberikan banyak manfaat, namun juga menimbulkan tantangan besar dalam hal
keamanan dan privasi data. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi integritas data,
otentikasi, otorisasi, serta skalabilitas dan efisiensi.
Selain itu, saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya kesadaran dan edukasi
bagi pengguna mengenai pentingnya menjaga keamanan dan privasi data dalam sistem IoT
dan Blockchain. Selain itu, para pengembang juga perlu memperhatikan dan
memprioritaskan keamanan dan privasi dalam merancang suatu sistem.
10
REFERENSI
11
[13] A. Maidiyangsa, “KEAMANAN INFORMASI BERBASIS BLOCKCHAIN DAN
PEMANFAATAN INTERNET OF THINGS (IOT) UNTUK BERBAGAI BIDANG,”
Apr. 2023.
[14] D. A. S. Ilhami, “Data Privasi dan Keamanan Siber pada Smart-City: Tinjauan
Literatur,” . Volume, vol. 2, 2022.
[15] M. I. Rahmawati and A. Subardjo, “INTERNET OF THINGS (IoT) DAN
BLOCKCHAIN DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI,” J. Akunt. Dan Keuang., vol.
28, no. 1, pp. 28–36, Jan. 2023, doi: 10.23960/jak.v28i1.828.
12