Anda di halaman 1dari 31

SKRIPSI

CRYPTOCURRENCY BITCOIN SEBAGAI OBJEK PAJAK DI


INDONESIA

Oleh :

RENALDI ANUGRAH HUZAIRIN

152040100047

FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

TAHUN 2019

SKRIPSI
CRYPTOCURRENCY BITCOIN SEBAGAI OBJEK PAJAK DI
INDONESIA

Disusun sebagai syarat memperoleh predikat Sarjana Hukum pada


Program Studi Ilmu Hukum Fakul Bisnis Hukum Dan Ilmu Sosial
Universitas Muhammadiyah SIdoarjo

Oleh :

RENALDI ANUGRAH HUZAIRIN

152040100047

FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

TAHUN 2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul skripsi : Cryptocurrency Bitcoin Sebagai Objek Pajak di Indonesia.


Nama mahasiswa : Renaldi Anugrah Huzairin
NIM : 152040100047

Telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan pada ujian skripsi yang
diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Bisnis Hukum dan
Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Tanggal Bulan
Tahun

Sidoarjo,

Menyetejui,

Dosen Pembimbing

Moch. Tanzil Multazam,S.H.,M.Kn

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Noor Fatimah Mediawati,S.H.,M.H

NIP.198105082005012002
HALAMAN PENGESAHAN

Judul skripsi : Cryptocurrency Bitcoin Sebagai Objek Pajak di Indonesia.

Nama mahasiswa : Renaldi Anugrah Huzairin

NIM : 152040100047

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Tanggal Bulan Tahun

Sidoarjo,

Dewan Penguji :

Ketua Penguji Anggota Penguji

Anggota Penguji Anggota Penguji

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Bisnis Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Bisnis
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Wisnu Panggah Setiyono,S.E.,M.Si.,Ph.d Noor Fatimah Mediawati,S.H.,M.H


NIDN : 0007127301 NIP.198105082005012002
HALAMAN PERNYATAAN

Nama mahasiswa : Renaldi Anugrah Huzairin

NIM : 152040100047

Menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam referensi.

Sidoarjo,

Renaldi Anugrah Huzairin


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cryptocurrency saat ini merupakan sesuatu yang tidak bisa lepas dari

masyarakat yang dalam kehidupannya melakukan transaksi jual beli aset digital,

Cryptocurrency Bitcoin merupakan salah satu bentuk mata uang virtual yang

mulai diminati dan sering digunakan baik sebagai alat transaksi pembayaran

maupun sebagai bentuk investasi.1 Saat ini investasi Bitcoin merupakan salah satu

hal yang cukup menjanjikan hal ini didasarkan bahwa nilai tukar Bitcoin selalu

meningkat dan menariknya nilai tukarnya terhadap mata uang rupiah sangat

tinggi.2

Salah satu cara untuk mendapatkan Cryptocurrency bitcoin adalah

mining.3 Mining merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah sistem

komputer untuk melakukan dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang

muncul dan tersedia dengan mendapatkan imbalan Bitcoin apabila permasalahan

yang muncul bisa dilakukan oleh Bitcoin Miner itu sendiri, tidak mudah

memahami proses mining yang dilakukan oleh para miner bitcoin.4 Pada

perkembangan digital saat ini dengan tingginya minat masyarakat terhadap

Bitcoin melahirkan banyak website atau aplikasi yang memungkinkan masyarakat

untuk mendapatkan Bitcoin secara gratis dengan melakukan beberapa kegiatan


1
Nany Salwa et al., “Peramalan Harga Bitcoin Menggunakan Metode ARIMA (Autoregressive
Integrated Moving Average),” Journal of Data Analysis 1, no. 1 (2018): Hlm 21,
https://doi.org/10.24815/jda.v1i1.11874.
2
Dimaz Ankaa Wijaya, Mengenal Bitcoin Dan Cryptocurrency, 1st ed. (Puspantara, 2016): Hlm 18.
3
Ferry Mulyanto and M Tirta Mulia, “Analisis Mining System Pada Bitcoin,” 2014, Hlm 2.
4
Prashant Ankalkoti and Santosh S G, “A Relative Study on Bitcoin Mining” 3, no. 5 (2017): Hlm
1758.
download aplikasi, mengundang orang untuk ikut dan bergabung dalam website

atau aplikasi dengan memberikan imbalan atau upah beberapa Bitcoin.

Permasalahan yang muncul terhadap kepemilkan dan penggunaan

Cryptocurrency Bitcoin sendiri saat ini di Indonesia tidak ada aturan khusus yang

sudah mengatur dan melegalkan penggunaan bitcoin. Saat ini undang-undang

mata uang di Indonesia hanya mengatur bahwa mata uang yang diakui dan sah

digunakan adalah rupiah.5 Hal ini membuktikan bahwa mata uang virtual seperti

bitcoin saat ini belum mendapatkan legalitas terhadap penggunaannya dan

sifatnya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang saat ini

berlaku di Indonesia khususnya terkait penggunannya sebagai alat pembayaran.

Kekosongan hukum terkait Cryptocurrency menunjukkan bahwa semua

pihak yang menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran dan menyimpan bitcoin

harus menanggung resikonya secara pribadi apabila dikemudian hari terjadi

masalah terhadap transaksi yang ia lakukan. 6 Mata uang virtual saat ini perlu

peraturan khusus terhadap kepemilikan atau penggunaannya hal ini didasarkan

bahwa banyak masyarakat khususnya warga Indonesia saat ini menyimpan

Bitcoin sebagai bentuk investasi akibat nilai jualnya yang terus meningkat dan

banyak perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia yang menggunakannya

sebagai alat transaksi untuk menjalankan kegiatan usahanya.

Masyarakat yang memiliki Cryptocurrency sampai saat ini tidak

mendapatkan kejelasan hukum terkait perlunya pembayaran pajak terhadap

kepemilikan bitcoinnya, saat ini hanya masyarakat tertentu saja yang dengan sadar
5
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Mata Uang
6
Aswinnur Kumpajaya and Wawan Dhewanto, “The Acceptance Of Bitcoin In Indonesia :
Extending TAM With IDT,” Business And Management 4, No. 1 (2015): Hlm 29.
membayar pajak terkait kepemilikan Cryptocurrency mengingat tidak ada aturan

yang jelas bahwa masyarakat yang memiliki bitcoin wajib membayarkan pajak

terhadap kepemilikannya tersebut. Di perlukan adanya peran lembaga-lembaga

terkait yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan perlu membuat aturan

yang secara khusus mengatur tentang Cryptocurrency dengan tujuan untuk

mendapatkan legalitas dalam penggunaan bitcoin sehingga ada kejelasan nantinya

Cryptocurrency bitcoin sebagai objek pajak.

Beberapa penelitian yang ada saat ini membahas terkait legalitas bitcoin

sebagai alat pembayaran di Indonesia.7 Adapun penelitian lain membahas tentang

peninjauan bitcoin dalam sudut pandang islam. 8 Oleh sebab itu topik penelitian ini

merupakan topik baru yang berfokus pada sudut pandang pengenaan pajak

terhadap Cryptocurrency bitcoin di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Cryptocurrency Bitcoin bisa dinyatakan sebagai objek pajak di

Indonesia ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bahwa kepemilikan Cryptocurrency bitcoin merupakan

suatu objek pajak di indonesia.

7
Axel Yohandi, Nanik Trihastuti, and Darminto Hartono, “IMPLIKASI YURIDIS PENGGUNAAN
MATA UANG VIRTUAL BITCOIN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI KOMERSIAL
(STUDI KOMPARASI ANTARA INDONESIA-SINGAPURA),” Diponegoro Law Journal 6, no. 2 (2017):
Hlm 1–19, https://doi.org/10.1017/S0269888907001014.
8
Hanik Fitriani, “IMPLIKASI CRYPTOCURRENCY BITCOIN TERHADAP KONSISTENSI REGULASI
KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM,” Jurnal Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): Hlm 75–96.
D. Manfaat

D.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil dari penulisan dan penelitian ini dapat menambah keilmuan

serta pengetahuan khususnya terhadap status Cryptocurrency bitcoin di

Indonesia adalah apakah merupakan suatu objek pajak atau tidaknya dilihat

dari undang-undang yang ada saat ini.

D.2 Praktis

Sebagai masukan kepada lembaga-lembaga terkait untuk menciptakan produk

hukum yang memberikan kejelasan terhadap status Cryptocurrency Bitcoin

sehingga ada kejelasan nantinya Cryptocurrency bitcoin merupakan suatu

objek pajak sehingga wajib untuk membayar pajak bagi yang memiliki.

D.3 Masyarakat

Agar masyarakat yang memiliki dan menyimpan bitcoin mengetahui

kewajibannya untuk membayarkan sejumlah uang untuk pajak kepemilikan

Cryptocurrency apabila memang Cryptocurrency bitcoin merupakan suatu

objek pajak.

BAB II

LANDASAN TEORITIS
II.1 Cryptocurrency Bitcoin

Cryptocurrency merupakan fenomena yang sudah cukup lama

berkembang di Indonesia hanya sebagian orang saja yang menyadari keberadaan

Cryptocurrency, saat ini bitcoin merupakan salah satu dari sekian banyak

Cryptocurrency yang ada dan dikenal diseluruh dunia, bitcoin sendiri ditemukan

pada tahun 2008 oleh Satoshi Nakamoto dimana pada saat itu dia membuat tulisan

yang berjudul “ A peer to peer Electronic Cash ”. 9 bitcoin sendiri lahir dan

diciptakan atas tingginya keinginan masyarakat untuk melakukan transaksi

dengan jumlah besar tanpa harus menggunakan pihak ketiga sebagai perantara.10

Cryptocurrency Bitcoin merupakan salah bentuk uang, hanya saja berbeda

dengan mata uang Indonesia rupiah yaitu perbedaanya terletak pada cara kerja

dimana pada mata uang rupiah dikelola oleh Bank Indonesia sedangkan

Cryptocurrency tidak memiliki sistem pengelolaan secara khusus bahkan tidak

ada yang menerbitkan Crptocurrency.11 Nilai jual Cryptocurrency Bitcoin sendiri

ditentukan oleh para pengguna bitcoin, sehingga nilai jual Crytocurrency bitcoin

sendiri tergantung pada banyaknya permintaan ztas bitcoin itu sendiri. Hal yang

menarik adalah Cryptocurrency tidak memiliki pengelolaan secara khusus namun

bitcoin tetap bertahan hingga saat ini dan bahkan setiap waktu penggunanya

semakin meningkat. Bitcoin sebagai Cryptocurrency berkembang dengan pesat

hingga saat ini karena keaktifan para anggota komunitas yang bekerjasama

9
Satoshi Nakamoto, “Bitcoin : A Peer-to-Peer Electronic Cash System,” 2008, Hlm 1.
10
Rina Candra Noorsanti, Heribertus Yulianton, and Kristophorus Hadiono, “Blockchain -
Teknologi Mata Uang Kripto ( Crypto Currency ),” 2018, Hlm 306.
11
Luqman Nurhisam, “Bitcoin Dalam Kacamata Hukum Islam,” Ar-Raniry, Internasional Journal of
Islamic Studies 4, no. 1 (2017): Hlm 169.
sehingga peningkatan terjadi, namun dalam beberapa nilai bitcoin juga sempat

mengalami penurunan.

Berkembangnya Bitcoin seperti saat ini menarik perhatian khusus dalam

dunia finansial dimana bitcoin merupakan salah satu bentuk murni dari uang

digital dan juga bagaimana sistem kerja dari bitcoin sendiri yaitu bisa berjalan dan

tetap berkembang hingga saat ini tanpa adanya lembaga secara khusus yang

mengelola Cryptocurrency jenis ini. Perkembangan bitcoin yang sangat cepat dan

tinggi saat ini terjadi akibat adanya kelebihan dari penggunaan bitcoin namun

tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan yang timbul dengan adanya

bitcoin yang mulai tersebar secara besar.

Kelebihan Cryptocurrency bitcoin yang dimiliki saat ini sehingga banyak

masyarakat didunia yang menggunakan dan mengembangkan antara lain :

a. Bitcoin dirasa lebih praktis karena dalam penggunaan serta melakukan

penyimpanannya kita tidak memerlukan pihak ketiga seperti saat ini di

Indonesia menggunakan pihak ketiga bank.12

b. Bitcoin memiliki sifat universal sehingga bisa digunakan dimanapun dan

kapanpun.

c. Bitcoin minim untuk terjadi pencurian data berbeda dengan kartu kredit

yang saat ini rawan untuk dicuri akibat menyebarnya tindak kejahatan

carding.

d. Transaksi Bitcoin dirasa aman karena dalam kepemilikannya setiap orang

hanya memiliki satu alamat khusus untuk melakukan transaksi dan tidak

12
Hanik Fitriani, “Implikasi Cryptocurrency Bitcoin Terhadap Konsistensi Regulasi Keuangan
Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): Hlm 80.
semua orang bisa mengetahui alamat Bitcoin kita karena alamat tersebut

bisa di custom atau dibuat sesuai keinginan pemilik.

Kekurangan-kekurangan yang muncul dibalik kelebihan-kelebihan yang

sudah dijelaskan sebelumnya terkait bitcoin, sedangkan kekurangan dari

penggunaan bitcoin antara lain :

a. Nilai jual Bitcoin memang sangat tinggi kenaikan namun dalam beberapa

waktu belakangan harga jualnya bisa turun drastis sehingga

kekurangannya adalah nilai bitcoin hingga saat ini tidak stabil.

b. Resiko yang akan timbul, bitcoin tidak memiliki lembaga khusus yang

mengatur dan mengelola sehingga segala sesuatu yang timbul dan terjadi

terkait bitcoin hingga saat ini resiko ditanggung secara pribadi.13

c. Bitcoin merupakan hal yang cukup baru sehingga tidak semua negara

sudah mengatur terkait bitcoin sendiri bahkan di Indonesia hingga saat ini

bitcoin masih belum memiliki aturan secara khusus sehingga tidak ada

kejelasan hukum terkait penyimpanan dan penggunaan sebagai alat tukar

pembayaran.14

Salah satu hal yang membuat Cryptocurrency tetap digunakan dan dimiliki

adalah sistem yang digunakan, sistem yang digunakan Cryptocurrency Bitcoin

adalah Blockchain. Blockchain merupakan buku besar yang didalamnya mencatat

seluruh transaksi-transaksi dengan kode khusus yang sifatnya tidak bisa diubah,

data transaksi tersebut nantinya akan disebarkan kepada seluruh jaringan


13
Tiara Dhana Danella, Sihabbudin, and Siti Hamidah, “Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran Yang
Legal Dalam Transaksi Online,” Jurnal Ilmiah 1, no. 1 (2015): Hlm 9.
14
Clara and Siti Nurbaiti, “Kedudukan Hukum Bitcoin Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang,” Jurnal Hukum Adigama
1, no. 1 (2018): Hlm 17-18.
komputer sehingga nanti pihak-pihak yang terkait dalam meninjau dan melihat

bersama-sama transaksi tersebut.15

Sistem blockchain merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan

untuk mengikat seluruh transaksi yang dilakukan dan sifatnya terhubung antara

satu dengan yang lain dan didalamnya tidak akan ada pihak yang ikut campur

dalam transaksi, hal ini yang membuat saat ini blockchain sering digunakan

sebagai transaksi Cryptocurrency. Bentuk kinerja blockchain dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Blockchain memungkinkan kita untuk memiliki folder data secara pribadi

sehingga nantinya setiap pihak yang melakukan transaksi menggunakan

teknologi blockchain akan memiliki sebuah folder yang dapat digunakan

untuk menyimpan segala transaksi yang dilakukan dalam bentuk transaksi

record yang nantinya dapat melakukan pelacakan terhadap transaksi.

b. Blockchain memungkinkan untuk setiap pihak yang nantinya melakukan

transaksi untuk melakukan penyimpanan dalam bentuk record yang

nantinya para pengguna dapat melakukan penambahan record apabila ada

transaksi baru yang dilakukan kedalam folder data yang telah dimiliki dan

hal ini dilakukan secara pribadi oleh pengguna tanpa bantuan dari pihak

ketiga.

c. Blockchain memiliki sistem yang disebut hash dimana sistem ini berfungsi

untuk melakukan validasi data terhadap transaksi yang dilakukan,

sehingga dapat pengguna mendapatkan keaman tinggi karena nantinya

15
Berry A Harahap et al., “Working Paper Perkembangan Financial Technology Terkait Central
Bank Digital Currency ( Cbdc ) Terhadap Transmisi Kebijakan Moneter Dan Makroekonomi,” 2017,
Hlm 26.
hash merupakan kombinasi sebuah kode yang bisa dilakukan dengan

melakukan kombinasi terhadap transaksi yang sedang terjadi seperti

tanggal dan total transaksi sehingga kode-kode unik ini hanya bisa

diketahui para pengguna dan data akan divalidasi jika sesuai kode hash

yang telah dibuat dan diketahui oleh para pengguna sebelumnya.16

II.2 Objek Pajak

Pajak memiliki pengertian iuran yang dibebankan oleh negara kepada

rakyat yang dalam membebankan iuran kepada rakyat tersebut diatur pada

perundang-undangan yang berlaku sebagai bentuk mewujudkan dan pengabdian

yang dilakukan oleh masyarakat kepada negara untuk kegunaan pembangunan

nasional.17 Dalam perpajakan mengenal istilah seperti subjek pajak dan objek

pajak, penjelasan subjek pajak sendiri terdapat pada Peraturan Direktur Jendral

Pajak Nomor PER-43/PJ/2011 yang menerangkan bahwa seseorang dapat

dikatakan sebagai subjek pajak dan akan menjadi wajib pajak apabila orang yang

memiliki penghasilan yang berasal dari negara indonesia maupun luar negeri dan

penghasilan yang ia memiliki tersebut melebihi dari nilai yang sudah ditentukan

dalam Penghasilan Tidak Kena Pajak.18

16
Ida Bagus Prayoga Bhiantara, “Teknologi Blockchain Cryptocurrency Di Era Revolusi Digital,”
Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 9, no. September (2018): Hlm 175–
176.
17
Tulis S.Meliala and Francisca Widianti Octomo, Perpajakan Dan Akuntansi Pajak, 5th ed.
(Jakarta: Semesta Media, 2008), Hlm 4.
18
Marisa Herryanto and Agus Arianto Toly, “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi
Perpajakan Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di KPP Pratama
Surabaya Sawahan,” Tax & Accounting Review 1, no. 1 (2013), Hlm 126.
Ada beberapa objek pajak di Indonesia beberapa, dilhat dari beberapa jenis

pajak di Indonesia yang dimungkinkan untuk dikenakan terhadap Cryptocurrency

apabila memang bisa jadikan sebagai objek pajak ada beberapa antara lain :

a. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang di bebankan oleh negara

Indonesia yang dikenakan terhadap suatu subjek pajak terhadap perolehan

penghasilan yang ia miliki selama tahun pajak. Pajak penghasilan

memiliki subjek hukum antara lain orang pribadi, Badan, bentuk usaha

tetap, dan warisan yang belum terbagi dengan objek penghasilan itu

sendiri.19

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dibebankan negara

terkait suatu barang atau jasa yang mengalami kenaikan nilai atau

pertambahan nilai. Objek dari Pajak Pertambahan nilai yaitu pengusaha

yang melakukan penyerahan BKP atau barang yang kena pajak, Impor dan

Ekspor terhadap suatu barang yang kena pajak, dan memanfaatkan barang

diluar daerah kepabean baik berwujud maupun tidak berwujud.20

c. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM) adalah pajak yang dibebankan

negara terkait barang-barang yang digolongkan sebagai barang mewah

yang dilakukan oleh pengusaha yang digunakan untuk menghasilkan

barang sebagai suatu kegiataan usaha atau pekerjaan yang dilakukan. 21

Objek dari Pajak Penjualan Barang Mewah yaitu barang yang digolongkan
19
Farid Syahril, “Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan Fisikus
Terhadap Tinkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Orang Pribadi,” Skripsi Universitas Negeri Padang 1,
no. 1 (2013), Hlm 5.
20
Wandha Marina Supit, David Paul Elia Saerang, and Harijanto Sabijono, “Analisis Restitusi Pajak
Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Manado,” Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no. 3 (2014): Hlm
160.
21
Ivana Marghareta Londorang, Harijanto Sabijono, and Stanley Kho Walandouw, “Penerapan Tax
PLanning Pajak Pertambahan Nilai Terhutang Pada UD.Leonel,” Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 2, no. 2 (2014): 1627.
sebagai kebutuhan pokok, barang-barang yang hanya dimiliki dan

digunakan oleh masyarakat tertentu, barang yang dimiliki dan digunakan

oleh orang yang memiliki penghasilan diatas rata-rata, dan barang yang

digunakan sebagai alat untuk menunjukkan tingkatan status sosialnya.22

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Pendekatan Masalah

22
Rezita Rani, “Objek PPnBM: Barang Mewah Kena Pajak,” n.d.,
https://www.online-pajak.com/objek-ppnbm, Diakses Pada 03 April 2019 Pukul 20.34 WIB.
Penelitian ini dalam penulisannya menggunakan pendekatan permasalahan

hukum dengan metode normatif, yaitu metode yang digunakan dalam penelitian

dengan melakukan pendekatan terhadap kaidah dan norma yang ada pada

hukum positif di Indonesia. Metode normatif yang digunakan dalam penulisan

ini untuk mengetahui apakah Cryptocurrency Bitcoin merupakan suatu objek

pajak di Indonesia

III.2 Sumber Bahan Hukum

III.2.1 Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer dalam penilitian ini adalah bahan hukum yang telah

memiliki kekuatan hukum tetap dan sifatnya mengikat, seperti peraturan

perundang-undang yang berlaku. Bahan hukum primer yang nantinya

digunakan dalam penulisan ini antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

2. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.

4. Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Komoditi Yang Dapat Dijadikan

Subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak

Derivatik Lainnya yang Diperdagangkan di Bursak Berjangka.

III.2.2 Bahan Hukum Sekunder


Bahan Sekunder yang nantinya akan digunakan dalam penelitian meliputi

jurnal ilmiah, buku, teori, pendapat hukum, dan website-website terkait yang

berguna untuk memenuhi data tambahan untuk menemukan jawaban terhadap

permasalahan hukum yang teliti.

III.3 Analisa Bahan Hukum

Dalam penulisan ini dilihat dari beberapa sumber hukum yang diperoleh

maka penulis menggunakan analisis deduktif, yaitu metode yang dilakukan

dengan cara melakukan pengkajian terhadap kebenaran secara umum untuk

menilai problematika yang bersifat khusus.

BAB IV

PEMBAHASAN

IV. Cryptocurrency Bitcoin Sebagai Objek Pajak Di Indonesia

IV.1 Karakteristik Bitcoin

A. Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran


Pengunaan bitcoin sebagai alat pembayaran sendiri hingga saat ini

didasarkan pada anggapan bitcoin sebagai mata uang virtual bahkan beberapa

pengguna menganggap bitcoin sebagai uang elektronik. 23 Bitcoin dapat

dikatakan sebagai mata uang, namun ada beberapa syarat mata uang yang

harus dipenuhi oleh bitcoin.24 Pada tabel 1 dijelaskan perbedaan Bitcoin dan

Rupiah ditinjau dari syarat mata uang :

Tabel 1 Perbandingan Mata Uang Rupiah dan Bitcoin

No Syarat Mata Uang Rupiah Bitcoin


Ringan karena
Mata uang rupiah keberadaannya
mudah dan dibawa didunia digital
dan ringan, namun dan bisa diakses
1 Uang harus mudah dibawa
menjadi berat saat melalui
dalam jumlah smartphone yang
banyak digunakan sehari-
hari
Mata uang rupiah
memiliki sifat tahan
Bitcoin bersifat
lama, namun
tahan lama,namun
dimungkinkan
2 Uang harus tahan lama dimungkinkan
untuk mengalami
hilang apabila
kerusakan
terjadi hacking
khususnya yang
berbahaan kertas

Uang harus bisa dibagi Mata Uang Rupiah Bitcoin juga bisa
3
menjadi bagian yang lebih bisa dibagi menjadi dibagi menjadi
23
Dara Lidia, Jabbar Sabil, and Syarifuddin Usman, “EKSISTENSI BITCOIN DALAM PERSPEKTIF
MAQĀṢID AL-SYAR‘ĪYAH,” Petita 3, no. 2 (2018): Hlm 154.
24
sigit Somadiyono, “Relevansi Uu No. 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang Dengan Fenomena
Munculnya Mata Uang Virtual, Studi Kasus Fenomena Bitcoin Di Indonesia,” Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi 14, no. 2 (2014): Hlm 67–68.
bagian kecil, seperti
yang berlaku saat
ini dari yang paling bagian yang lebih
rendah Rp 100 kecil yaitu mili
kecil
( Seratus Rupiah ) bitcoin, mikro
hingga yang bitcoin, dan
terbesar Rp 100.000 satoshi.
( Seratus Ribu
Rupiah ).

Tidak ada
Bank Indonesia lembaga resmi
sebagai lembaga yang melakukan
Uang harus bisa
moneter melakukan standarisasi,
4 distandarisasi
standarisasi mengingat bitcoin
terhadap mata uang muncul dan
rupiah. berkembang atas
partisipasi publik

Pada UU No 7
Beberapa negara
Tahun 2011
melegalkan
Tentang Mata Uang
penggunaan
dijelaskan bahwa
bitcoin, di
Rupiah merupakan
Indonesia bitcoin
Uang harus memiliki salah satu yang
diakui sebagai
5 pengakuan berlaku dan
komoditas
digunakan di
melalui peraturan
Indonesia, dan
Bapepti namun
peredaran dan
tidak diakui
penggunaannya
sebagai suatu alat
diatur oleh Bank
pembayaran.
Indonesia.
Mata uang rupiah
memiliki nilai yang Bitcoin memiliki
cukup stabil nilai fluktuasi,
Uang harus memiliki nilai
mengingat Bank dimana nilainya
6 yang stabil
Indonesia sebagai dapat turun dan
lembaga moneter naik secara dalam
melakukan waktu singkat.
pengawasan.

Dilihat dari tabel 1 beberapa hal yang tidak dimiliki oleh bitcoin, bitcoin

tidak bisa distandarisasi mengingat sifat bitcoin yang terbuka sehingga tidak

ada lembaga sentral yang mengatur cryptocurrency bitcoin itu sendiri. Syarat

kedua yang tidak dipenuhi adalah nilai bitcoin yang dapat naik dan turun

dengan cepat sehingga bisa dikatakan nilai bitcoin itu sendiri tidak stabil, dan

syarat terakhir adalah pemerintah hingga saat ini tidak mengakui keberadaan

bitcoin itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa bitcoin tidak bisa di anggap

sebagai uang mengingat beberapa syarat tidak terpenuhi oleh cryptocurrency

bitcoin

Sedangkan untuk dapat disebut sebagai uang elektronik Bank Indonsia

pada peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang

Elektronik menjelaskan unsur uang elektronik, berikut pada tabel 2

perbandingan Bitcoin jika dilihat dari unsur uang elektronik di Indonesia.25

Tabel 2 Perbandingan Uang Elektronik & Bitcoin

Uang Elektronik Bitcoin

25
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik
Uang elektronik diterbitkan dengan Bitcoin tidak perlu melakukan
adanya setoran sejumlah nilai uang setoran kepada penerbit, karena
kepada penerbit uang elektronik. bitcoin didapatkan dengan
sistem mining.
Nilai uang elektronik disimpan secara Bitcoin juga disimpan disuatu
elektronik dalam suatu media berupa media server yang dikenal
server atau chip. sebagai bitcoin wallet.

Pengelolaan nilai uang elektronik adalah Tidak ada yang menerbitkan


penerbit, penerbit uang elektronik sendiri bitcoin, mengingat munculnya
dapat dilihat melalui website resmi Bank bitcoin berdasarkan adanya
Indonesia. partisipasi publik.

Dilihat dari tabel 2 bitcoin tidak memenuhi dua unsur uang elektronik

yaitu adanya setoran kepada penerbit uang elektronik dan tidak adanya

penerbit yang melakukan pengelolaan bitcoin. Penggunaan bitcoin sebagai alat

pembayaran menarik masyarakat mengingat sistem yang digunakan oleh

bitcoin yaitu sistem peer to peer. Sistem ini memungkinkan pengguna secara

mandiri mengatur transaksi yang akan dilakukan dan apabila pihak pembeli

ingin melakukan pembatalan transaksi berdasarkan izin penjual yang sudah

menerima dana.26

Berbeda dengan paypal dimana pihak pembeli dapat mengajukan

pembatalan kepada paypal sebagai pihak ketiga dengan fasilitas dispute, kartu

kredit yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini juga memungkinkan

26
Ferry Mulyanto, “Pemanfaatan Cryptocurrency Sebagai Penerapan Mata Uang Rupiah Kedalam
Bentuk Digital Menggunakan Teknologi Bitcoin,” Indonesia Journal on Networkking and Secutiry
4, no. 4 (2015), Hlm 22.
pihak pembeli mengajukan pembatalan transaksi dengan bantu pihak bank

sebagai pihak ketiga.

Penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran sendiri muncul dengan

adanya marketplace atau website yang menyediakan opsi pembayaran

bitcoin.27 Ada beberapa website aktif di Indonesia yang menyediakan

Cryptocurrency bitcoin sebagai opsi pembayaran seperti pada gambar 1 dan

gambar 2 :

Gambar 1 Website Indonesia ( Btc-indo.com ) Yang Menyedian Opsi Pembayaran


Cryptocurrency Bitcoin

27
Ridwan Romadhoni and Dona Budi Kharisma, “ASPEK HUKUM KONTRAK ELEKTRONIK ( E-
CONTRACT ) DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE YANG MENGGUNAKAN BITCOIN SEBAGAI ALAT
PEMBAYARAN,” Jurnal Private Law VII, no. 1 (2019): Hlm 52.
Gambar 2 Website Indonesia ( Republikhost.com ) Yang Menyediakan Opsi Pembayaran
Cryptocurrency Bitcoin

Eksistensi penggunaan bitcoin tidak hanya berkembang di Indonesia,

Singapura merupakan salah satu dari banyaknya negara yang mengakui

bitcoin sebagai suatu alat pembayaran. Pengakuan status bitcoin sebagai alat

pembayaran dijelaskan dalam Monetary Authority of Singapore bahwa

penyedia jasa pembayaran Cryptocurrency bitcoin akan dikenakan Goods and

Service Tax. Dalam aturan yang dibuat oleh Singapura itu dijelaskan juga

bahwa segala macam bentuk kegiatan jual-beli yang menggunakan

Cryptocurrency bitcoin sebagai alat pembayaran akan dibebani pajak

penghasilan atau pajak singapura yang dibebankan terhadap seluruh barang

yang dipasok melalui internet akan dibebani pajak sebesar 7% dari

keuntungan penjualan barang.28

Berbeda dengan kedudukan hukum penggunaan bitcoin sebagai alat

pembayaran di Indonesia. Bank Indonesia melalui siaran pers Nomor

20/4/Dkom menegaskan bahwa Cryptocurrency bitcoin tidak mendapatkan

pengakuan sebagai suatu alat pembayaran yang sah dan dilarang digunakan di

28
Axel Yohandi, Nanik Trihastuti, and Darminto Hartono, “IMPLIKASI YURIDIS PENGGUNAAN
MATA UANG VIRTUAL BITCOIN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI KOMERSIAL
(STUDI KOMPARASI ANTARA INDONESIA-SINGAPURA),” Diponegoro Law Journal 6, no. 2 (2017):
Hlm 13, https://doi.org/10.1017/S0269888907001014.
Indoesia sebagai alat pembayaran. Dilarangnya penggunaan bitcoin ini

didasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang

yang menerangkan bahwa setiap transaksi yang dilakukan dalam ruang

lingkup Wilayah NKRI berkewajiban menggunakan rupiah sebagai alat

pembayaran.29

B. Bitcoin Sebagai Investasi

Nilai jual bitcoin yang tiap waktu mengalami kenaikan, membuat banyak

orang membeli bitcoin dengan harapan mengharapkan keuntungan atas

pembelian yang dilakukan. Pada awal kemunculannya bitcoin memang belum

memiliki harga namun saat ini harga cenderung stabil setelah beberapa waktu

sebelumnya harga jual menurun.30

Perlu pengetahuan yang cukup memadai sebelum melakukan investasi

Cryptocurrency bitcoin, adanya penawaran dan permintaan sangat

mempengaruhi nilai bitcoin sehingga harganya dapat berubah tiap hari bahkan

tiap jam. Nilai bitcoin akan mengalami kenaikan tinggi saat banyak

permintaan namun saat muncul regulasi yang membatasi penggunaan bitcoin

maka nilai jual akan merosot. Bitcoin merupakan salah satu investasi yang

beresiko tinggi mengingat investasi bitcoin berbeda dengan saham dan

obligasi, bitcoin tidak memiliki jaminan sehingga dimungkinkan dikemudian

hari hilang dari peredaran dan nilainya akan menghilang. Investasi memiliki 2

bentuk yaitu :

29
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_200418.aspx, Diakses pada 22 Mei
2019 pkl 10.00
30
Mulyanto and Mulia, “Analisis Mining System Pada Bitcoin,” Hlm 2.
a) Real Investment atau investasi nyata adalah investasi yang dalam

pelaksanaannya berhubungan dengan benda atau asset yang berwujud

dalam harga yang cenderung tetap, contohnya tanah, mesin, bangunan,

dan peralatan-peralatan.

b) Financial Investment atau investasi finansial adalah kegiatan investasi

yang dilakukan berhubungan dengan kontrak kerja dan melibatkan

asset kontrak yang tertulis, contohnya pembelian saham, obligasi, dan

surat berharga lainnya yang memiliki nilai.31

Ada 2 cara yang dibisa digunakan suntuk melakukan investasi bitcoin

yaitu mining dan trading. Investasi mining bitcoin didalamnya mengenal

adanya penambang atau miner, yaitu orang yang menggunakan sistem

komputer untuk melakukan perhitungan sistematik dan menciptakan block

dengan imbalan sejumlah bitcoin setelah block yang dibuat. Cepatnya

perkembangan teknologi memunculkan suatu alat khusus bernama ASIC (

Application Specific Integrated Circuit ), ASIC digunakan para miners untuk

mendapatkan bitcoin dengan biaya yang lebih rendah namun dengan

kemampuan yang lebih tinggi.

Trading adalah kegiatan jual beli melalui bitcoin marketplace, di Indonesia

ada beberapa bitcoin marketplace indodax atau yang sebelumnya dikenal

dengan bitcoin.co.id merupakan salah satu dari banyaknya bitcoin

marketplace yang banyak berkembang di Indonesia. Hubungan hukum dalam

bitcoin marketplace merupakan jual beli dimana penjual dan pembeli

31
Febri Muhammad Rachadian, Ereika Arie Agassi, and Wahyudi Sutopo, “Analisis Kelayakan
Investasi Penambahan Mesin Frais Baru Pada Cv. Xyz,” J@Ti Undip : Jurnal Teknik Industri 8, no. 1
(2013): Hlm 16, https://doi.org/10.12777/jati.8.1.15-20.
merupakan member dan sudah terdaftar didalam bitcoin marketplace. Para

anggota yang melakukan trading bitcoin menganggap bitcoin sebagai

komoditas perdagangan.

CEO perusahaan Indodax memberikan informasi bahwa hingga saat ini

penggunanya lebih dari jutaan pengguna mulai dari generasi 17 tahun hingga

35 tahun yang menggunakan bitcoin sebagai bisnis maupun sebagai bentuk

investasi.32, para pengguna ini awalnya melakukan sistem mining untuk

mendapatkan sejumlah bitcoin setelah itu mereka menyimpan bitcoin yang

didapat dari hasil mining kedalam dompet bitcoin atau yang lebih dikenal oleh

para pengguna dengan nama wallet. Para pengguna yang nantinya ingin

menukarkan bitcoinnya dalam rupiah akan mengunjungi situs yang

menyediakan jual beli bitcoin, yang saat ini banyak digunakan adalah

bitcoin.co.id yang sekarang sudah berganti domain website menjadi

indodax.co.id.

Di Indonesia bitcoin mulai diakui sebagai komoditas setelah pemerintah

melalui lembaga yang berwenang membuat peraturan, munculnya beberapa

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2018

Tentang Kebijakan Umum Penyelenggaran Perdagangan Berjangka Aset

Kripto (Crypto Asset). Kemudian diikuti beberapa peraturan yang dikeluarkan

oleh Bapepti atau Badan Pengawas Pasar Berjangka Komoditi antara lain :

32
Raafi Ghania Razzaq, “LEGALITAS MATA UANG VIRTUAL DALAM PERSPEKTIF HUKUM
INDONESIA,” Lontar Merah 1, no. 1 (2018): Hlm 115.
 Peraturan badan pengawas perdagangan berjangka komoditi Nomor 2

Tahun 2019 yang didalamnya mengatur tentang penyelenggaran pasar

fisik komoditi dibursa berjangka.

 Peraturan badan pengawas perdagangan berjangka komoditi Nomor 3

Tahun 2019 yang mengatur tentang Komoditi yang dapat dijadikan subjek

kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif

lainnya yang diperdagangkan dibursa berjangka pada pasal 1 huruf f

disebutkan bahwa crypto aset atau aset kripto diakui sebagai komoditi

dibidang aset digital.

 Peraturan badan pengawas perdagangan berjangka komoditi Nomor 5

Tahun 2019 yang mengatur tentang ketentuan teknis penyelenggaraan

pasar fisik aset kripto (crypto asset) dibursa berjangka, didalam peraturan

ini dijelaskan secara detail pengertian aset crypto dan hal-hal yang

berhubungan dengan crypto asset tersebut.

Dibuatnya peraturan-peraturan tersebut menunjukkan bahwa saat ini di

Indonesia penggunaan Bitcoin sebagai investasi mulai diakui dan legal

dilakukan oleh masyarakat, mengingat Cryptocurrency bitcoin telah dianggap

sebagai crypto aset bahkan bisa digunakan untuk berinvestasi di Marketplace

yang menyediakan kegiatan investasi Cryptocurrency bitcoin di Indonesia

seperti Indodax.co.id dan bursa berjangka di Indonesia.

II.2. Cryptocurrency Bitcoin Sebagai Objek Pajak di Indonesia

Perpajakan merupakan suatu hal kompleks yang tidak bisa di hindarkan

dalam kegiatan ekonomi digital terutama dalam hal perhitungan keuntungan


atas kegiatan tranksasi pada dunia digital. Bitcoin memang baru dikenal di

Indonesia beberapa waktu ini, namun di beberapa negara maju di dunia bitcoin

sudah mendapatkan pengesahan dan mendapatkan aturan khusus untuk

dilakukan penarikan pajak.

Negara Amerika dan Australia merupakan sebagian negara yang mengakui

Cryptocurrency bitcoin sebagai aset digital, Amerika melalui lembaga IRS (

The Internal Revenue Service ) menjelaskan bahwa bitcoin merupakan aset

segala bentuk kegiatal terkait perdagangan Cryptocurrency bitcoin dibebani

pajak keuntungan modal.33 Cina dan korea merupakan salah satu dari sebagian

negara yang melarang Cryptocurrency bitcoin dalam bentuk transaksi dan

penggunaan apapun.34

Penggunaan bitcoin baik sebagai alat pembayaran maupun sebagai alat

investasi di Indonesia memunculkan problematika hukum terhadap

Cryptocurrency bitcoin itu sendiri, adanya keuntungan yang didapatkan dari

kepemilikan bitcoin memunculkan isu hukum baru bahwa ada kewajiban yang

perlu dilakukan oleh masyarakat dari kepemilikan bitcoin tentang kewajiban

untuk melakukan pembayaran pajak.

Ditambah lagi dibuatnya peraturan oleh Menteri Perdagangan Republik

Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Berjangka Komoditi yang mengatur

bahwa Cryptocurrency merupakan digital asset dan merupakan suatu

komiditas, menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki Cryptocurrency


33
Demak Aspian Sormin, “STUDI PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA
BITCOIN DI AMERIKA SERIKAT, JEPANG DAN INDONESIA” (Universitas Sumatera Utara, 2018) Hlm
5.
34
Endra Saputra, “DAMPAK CRYPTOCURRENCY TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA,”
Seminar Nasional Royal ( SENAR ) 1, no. 1 (2018) Hlm 495.
mendapatkan penghasilan dari kepemilkan Cryptocurrency bitcoinnya. Hingga

saat ini di Indonesia tidak ada aturan khusus yang dikeluarkan terkait

dilarangnya kepemilikan bitcoin, dengan adanya kekosongan hukum tentang

ketidakjelasan bitcoin negara dimungkinkan untuk melakukan pemungutan

pajak terhadap Cryptocurrency seperti bitcoin.

Ditinjau dari undang-undang perpajakan yang ada di Indonesia, pajak yang

dapat dikenakan terhadap kepemilikan bitcoin sebagai kegiatan investasi

adalah Pajak Penghasilan, dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan

dijelaskan pada pasal 4 bahwa objek pajak penghasilan adalah setiap

pertambahan nilai ekonomis yang diterima oleh wajib pajak baik dari

penghasilan yang diterima di Indonesia maupun diluar Indonesia yang sifatnya

menambah kekayaan wajib pajak.

Dengan adanya penjelasan dari undang-undang tentang pajak penghasilan,

pemilik Cryptocurrency bitcoin di Indonesia berkewajiban untuk membayar

pajak dari kepemilikannya mengingat ada hasil yang diterima para pemilik

bitcon di Indonesia khususnya yang menggunakan bitcoin sebagai investasi

dan miner bitcoin yang melakukan penjualan terhadap hasil miningnya.

Dilihat sebagai konsep barang, dalam perpajakan di Indonesia membagi

barang dalam 2 jenis, pertama barang kena pajak dan barang tidak kena pajak.

Undang-undang pajak pertambahan nilai memberikan penjelasan bahwa

barang kena pajak adalah seluruh barang baik yang bergerak dan tidak

bergerak serta barang berwujud maupun tidak berwujud. Barang tidak kena
pajak disebutkan secara detail pada UU Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjual Atas Barang Mewah Pasal 4.

Diaturnya konsep barang kena pajak dan barang tidak kena pajak dalam

UU tersebut dapat menunjukkan bahwa Cryptocurrency bitcoin merupakan

Barang kena pajak yang tidak berwujud, mengingat tidak ada aturan di

Indonesia yang mengatakan bahwa bitcoin merupakan uang. Bitcoin bisa

dibebaskan dari penganaan Pajak Pertambahan Nilai bila ada aturan di

Indonesia yang mengatur bahwa bitcoin merupakan uang, mengingat dalam

UU PPN Pasal 4A Uang merupakan barang tidak kena pajak. Selama belum

ada aturan seperti saat ini bitcoin bisa dibebani PPN.

Anda mungkin juga menyukai