PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
M. RIFANI DEWANTARA
NPM: 16.81.0344
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
M. RIFANI DEWANTARA
NPM: 16.81.0344
Puji syukur kita panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya yang telah memberikan nikmat kepada kita, sehingga dapat menyelesaikan
Dadin Eka Saputra, SH., MH dan Bapak Hanafi, SH., MH selaku dosen pembimbing
dan semua pihak yang telah memberikan dukunga moril maupun materil.Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik guna membangun demi kesempurnaan
proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini dapat menambah wawasan dan
M.Rifani Dewantara
iii
DAFTAR ISI
C. Rumusan Masalah.................................................................................7
D. Tujuan Penelitian..................................................................................7
E. Manfaat Penelitian................................................................................8
1. Manfaat teoritis...................................................................................8
2. Manfaat praktis...................................................................................8
F. Tinjuan Pustaka....................................................................................9
G. Metode Penelitian..................................................................................13
1. Jenis penelitian...................................................................................13
2. Sifat penelitian....................................................................................14
H. Sistematika Penulisan...........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
iii
A. JUDUL PENELITIAN
“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM
INFORMASI”
kepastian, dua hal ini merupakan tujuan-tujuan utama dari hukum.1 Sistem
iii
ini tampak pada semakin banyaknya variasi instrumen keuangan yang beredar
tujuan tersebut hanya akan terwujud apabila didukung oleh sistem perbankan
iii
Namun, kenyataan yang terjadi dalam masyarakat sekarang ini, Bank
bank juga relatif sulit untuk dipenuhi bagi kalangan yang memiliki ekonomi
kebawah.
lending. Melalui peer to peer lending ini, masyarakat yang memerlukan dana
dalam jumlah mikro dapat secara cepat mendapatkan pinjaman tanpa perlu
diakses oleh masyarakat melalui aplikasi pada gawai dua puluh empat jam
nonstop. Hal ini tentu berbeda dengan fasilitas kredit atau pembiayaan
iii
uang melalui peer to peer lending juga tidak mempersyaratkan adanya agunan
yang tentu saja hal ini berbeda dengan fasilitas kredit ataupun pembiayaan
perusahaan Zopa pada tahun 2005 yang kemudian diikuti di Amerika. Para
pengguna pada awalnya tertarik dengan konsep peer to peer lending karena
dampak krisis finansial 2008. Pada saat itu bank menutup penyaluran kredit
baru dan memberikan suku bunga yang mendekati 0% kepada para deposan
uang. Karena itu peminjam harus mencari sumber pendanaan alternatif dan
pemilik dana aktif mencari investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi.6
peer to peer lending sejatinya telah ada dalam masyarakat. Sebagai contoh
5
Ratna H, Julian PR, Hubungan Hukum Para Pihak dalam Peer To peer Landing,
iustum.vol25, 2018, hal. 321
6
http://koinworks.com/id/education-center/industri-peer-to-peer-lending diakses pada
tanggal 26 April 2020
iii
meminjam uang berbasis teknologi informasi adalah penyelenggaraan layanan
pinjaman dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik
meminjam uang sebagaimana diatur pada Pasal 1754 KUHPerdata para pihak
yang terlibat adalah pemberi pinjaman dan penerima pinjaman dimana para
kepada pihak lain suatu jumlah tertentu barang yang menghabis karena
sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula. Sedangkan
langsung dengan penerima pinjaman, bahkan diantara para pihak dapat saja
tidak saling mengenal karena dalam sistem peer to peer lending terdapat pihak
iii
menyalurkannya melalui fasilitas kredit atau pembiayaan, perusahaan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
setiap orang untuk memberikan pinjaman atau mengajukan pinjaman yang satu
dengan yang lain untuk berbagai kepentingan tanpa menggunakan jasa dari
perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain
syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang
sama dari macam dan keadaan yang sama pula. Pinjam meminjam adalah
“kontrak riil”, artinya persetujuan peminjaman baru mengikat setelah barang atau
8
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
iii
Walaupun dalam definisi yang diberikan Pasal 1754 KUHPerdata tidak
disebutkan tentang uang, tetapi objek utama dari perjanjian ini adalah barang
yang dapat habis dalam pemakaian ataupun barang yang dapat diganti dengan
keadaan dan jenis yang sama maupun berupa uang. Peminjaman uang termasuk
pada perjanjian peminjaman pada umumnya. Oleh karena itu, segala ketentuan
online di berbagai media massa dan sosial. Kebanyakan korban dalam kasus-
kasus tersebut merasa terintimidasi dengan cara penagihan yang tidak sesuai
ketentuan, beban bunga yang tak wajar, hingga penyebaran informasi pribadi
Kasus ini tentu bisa menjadi pelajaran agar lebih hati-hati sebelum
memutuskan meminjam uang dari penyedia jasa pinjaman online. Oleh karena itu,
saat meminjam perlu selektif dengan hanya memilih startup fintech yang terdaftar
persyaratan atau ketentuan dari pihak pemberi utang ketika hendak meminjam
dana online.10
9
Windy sonya novita, Aspek Hukum Peer to Peer Landing, Jurnal Privat Law Vol. VIII No. 1
Januari-Juni 2020, diakses 14 Juli 2020 jam 20:54 wita
10
CNN Indonesia, Maraknya Kasus Pinjaman Online dan Penyebaran Data Nasabah.
Diakses 15 Juli 2020 jam 15:13 Wita
iii
Dalam era perkembangan ekonomi digital, masyarakat terus mengembangkan
inovasi penyediaan layanan dalam kegiatan pinjam meminjam yang salah satunya
secara online baik dengan berbagai pihak tanpa perlu saling mengenal.
secara online untuk keperluan para pihak, tersedianya kuasa hukum untuk
mempermudah transaksi secara online, penilaian risiko terhadap para pihak secara
informasi status pinjaman kepada para pihak secara online, dan penyediaan
escrow account dan virtual account di perbankan kepada para pihak, sehingga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dana tunai secara cepat, mudah, dan
efisien, serta meningkatkan daya saing. Selain itu, Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi diharapkan dapat menjadi salah satu solusi
11
www.ojk.go.id diakses pada tanggal 17 Juli 2020, Jam 11:32 Wita
iii
untuk membantu pelaku usaha skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam
Pengguna. Oleh karena itu, regulasi kegiatan bisnis Layanan Pinjam Meminjam
berbasis peer to peer lending apabila terjadi gagal bayar penyelenggara tidak
bertanggung jawab atas risiko tersebut karena kesepakatan dan keputusan hanya
disepakati oleh pihak pengguna layanan saja, sehingga segala risiko atas pinjaman
“Setiap kecurangan tercatat secara digital di dunia maya dan dapat diketahui
12
Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan OJK diakses 17 Juli 2020, Jam 11:40 Wita
iii
masyarakat luas di media sosial” dari ketentuan tersebut bisa di simpulkan bahwa
penerima pinjaman, karena apabila tidak membayar pinjaman maka data diri, data
melalui sosial media dan belakangan muncul banyak keluhan di media soal kasus
pinjaman online, yaitu cara penagihan yang dianggap tidak sesuai ketentuan.
hukum bagi para pihak dalam melakukan suatu perbuatan hukum. Dalam Pasal 28
D ayat 1 UUD 1945 sudah dijelaskan bahwa warga negara Indonesia berhak atas
perlakuan sama di depan hukum. Apabila hak tersebut dilanggar maka dapat
dan kepastian hukum kepada para pengguna layanan, maka dari itu kita bisa
iii
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik.13
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini yang diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
13
Dinamika, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, Volume 26, Nomor 4, Februari 2020, Halaman 408 –
421.
iii
Penelitian ini dimaksudkan sebagai wahana pengembangan ilmu
2. Manfaat Praktis
Diharapkan karya ilmiah ini dapat menjadi masukan dan referensi bagi
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Perlindungan hukum
diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik
secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari
pihak manapun.14
14
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Ui Press., 1984), hlm. 133 .
15
Otoritas Jasa Keuangan (LPMUBTI), Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, No. 77/POJK.01/2016,
pasal 1 (9).
iii
Pemberi Pinjaman adalah orang, badan hukum, dan/atau badan usaha
yang telah ditetapkan beserta tambahan biaya atau Bunga yang telah
16
Ibid, pasal 1 (8)
17
Ibid, pasal 1 (7)
18
Ibid, pasal 1 (3)
iii
finansial ini mendapat sentuhan teknologi modern. Keberadaan fintech
praktis dan aman.39 Hal ini merupakan salah satu perkembangan sistem
nasional.
sangat pesat ini, maka timbul hal – hal baru yang sebelumnya tidak
secara langsung dan tanpa batas tetapi tanpa harus bertatap muka secara
19
iii
langsung ini sangat berbanding terbalik dengan ketentuan hukum di
internet.
20
Subhan zein, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya, Vol. 4, No. 2, Juni 2019,hal. 116
iii
melalui platform. Penyelenggara kemudian melakukan verifikasi data
jumlah dan jangka waktu yang disepakati (OJK, 2018: 7). Hal ini
kenapa layanan jasa pinjaman online atau P2P Lending ini semakin
iii
konsumtif, bunga dan denda yang dikenakan sebagian besar melebihi
nilai pokok pinjaman. Tak heran jika muncul permasalahan baru dalam
Jakarta. Per Mei lalu ada 283 orang yang melaporkan tindak pelanggaran
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
21
(https://www. cnbcindonesia.com/fintech/20181110170 753-37-41546/fintech-rentir-
bermunculan-denda-bungadi-atas-pokok-utang, diakses pada tanggal 14 Juli 2020, pukul
07.35 WITA)
iii
menggunakan objek kajian penulisan berupa pustaka-pustaka yang ada,
2. Sifat Penelitian
dengan cara menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-
dengan menggunakan data sekunder, diantara nya asas, kaidah, norma dan
3. Tipe penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
22
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2015, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Rajawali Pers: Jakarta, hlm.52
iii
i) Bahan Hukum Primer, adalah bahan yang isinya bersifat mengikat
dari:
i) Undang-Undang:
1945;
Transaksi Elektronik;
Keuangan;
iii
sekunder, yang terdiri dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus
Hukum
permasalahan penelitian.
6. Metode Analisis
akan digunakan berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan
iii
BAB II Tinjauan Umum
merupakan bab yang menyajikan teori dan konsep yang bersumber dari
BAB IV Penutup
hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
iii
Hermansya. 2014 Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta : Kencana Prenada
Djoni S. Gazali, Rachmadi Usman. 2016. Hukum Perbankan, (Sinar Grafika, Jakarta)
Jurnal:
Hartono, Ratna, Juliani Purnama Ramli. 2018. Hubungan Hukum Para Pihak dalam
Zein Subhan. 2019. Tinjauan Yuridis Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap
Alfhica Rezita Sari. 2018. Perlindungan Hukum Bagi Pemberi Pinjaman Dalam
Internet:
iii
Peraturan otoritas jasa keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 Tahun 2016-hukum
Dasar hukum layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi- hukum
“16 Hal yang Wajib Dipenuhi Pemain Peer to Peer Lending dalam Fintech”
http://m.hukumonline.com/index.php/berita/baca/lt586e1f6a2e0a2/16- hal-
Peraturan Perundang-undangan:
iii
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
iii
iii