Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
ANGKATAN 2021
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
DAFTAR ISI
1
Peranan Pemerataan Literasi Keuangan dan Teknologi di Masyarakat dalam
Perkembangan bisnis Bank Digital di Indonesia
Di zaman digital saat ini, teknologi dan transformasi digital sangat berkembang pesat di
masyarakat. Seiring dengan laju perkembangan teknologi dan transformasi digital ini, sektor
keuangan di Indonesia mengalami revolusi signifikan. Bank digital menjadi salah satu pionir
dalam mengubah wajah perbankan tradisional, menawarkan layanan yang lebih cepat, efisien,
dan terjangkau. Hal ini tidaklah lepas dari peranan literasi keuangan yang selama ini coba
dikembangkan di Indonesia.
Literasi keuangan merupakan suatu hal yang tidak hanya mencakup pemahaman, tetapi juga
melibatkan keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi. Literasi keuangan mencakup
pemahaman atas beberapa aspek seperti perencanaan keuangan, pengelolaan risiko, investasi,
dan pengetahuan akan produk-produk keuangan. Hal ini tidak hanya terbatas tentang memiliki
pengetahuan teoritis, akan tetapi juga kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis melihat literasi keuangan menjadi sangat penting dalam konteks perkembangan bisnis
bank digital di Indonesia seiring dengan transformasi digital yang pesat, masyarakat semakin
dihadapkan pada berbagai pilihan layanan keuangan digital, termasuk bank digital. Oleh karena
itu, pemahaman yang baik tentang literasi keuangan menjadi kunci untuk memastikan bahwa
individu dapat mengambil keputusan keuangan yang cerdas dan mengelola aspek-aspek
keuangan mereka dengan efektif.
2
pembayaran digital, pinjaman online, dan investasi melalui platform yang mudah diakses,
merampingkan proses keuangan bagi masyarakat.
Tentu saja, transformasi bank digital ini tidak terlepas dari peranan teknologi. Teknologi seperti
kecerdasan buatan, analisis data, dan keamanan siber memainkan perananan yang sangat
penting dalam penyediaan layanan yang efisien dan aman. Literasi teknologi yang baik di
kalangan masyarakat tentu saja akan sangat mendukung adopsi teknologi ini. Hal ini terutama
memastikan bahwa inovasi yang diperkenalkan oleh bank digital dapat diakses dan
dimanfaatkan oleh sebanyak mungkin orang.
3
Sejalan dengan literasi keuangan, beberapa program fokus pada literasi teknologi dan
keamanan digital. Ini mencakup pelatihan mengenai penggunaan aplikasi perbankan digital,
keamanan transaksi online, dan upaya untuk meningkatkan keterampilan teknologi agar
masyarakat lebih percaya diri dalam mengadopsi layanan keuangan digital.
5. Peranan literasi keuangan dan teknologi dalam perkembangan fintech bank digital
Pemerataan literasi keuangan di masyarakat Indonesia berperan krusial dalam membentuk
fondasi yang kokoh untuk perkembangan Fintech bank digital. Literasi keuangan memberikan
pemahaman dasar terkait dengan konsep keuangan, investasi, dan manajemen risiko, yang
merupakan elemen-elemen kunci dalam layanan Fintech.
Seiring dengan peningkatan literasi keuangan, peran teknologi dalam bank digital menjadi
semakin penting. Teknologi blockchain, kecerdasan buatan, dan analitika data memberikan
dasar untuk inovasi dalam penyediaan layanan keuangan. Pemahaman masyarakat tentang
teknologi menjadi kunci untuk adopsi dan pemanfaatan penuh potensi Fintech.
Literasi keuangan dan teknologi tidak hanya memengaruhi perkembangan bisnis Fintech bank
digital, tetapi juga memberdayakan ekonomi masyarakat. Masyarakat yang paham Fintech
dapat dengan mudah mengakses layanan keuangan, berinvestasi, dan mengelola keuangan
mereka secara efisien, yang pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.
Literasi keuangan dan teknologi berperan sangat besar dalam meningkatkan inklusi keuangan
di Indonesia melalui Fintech bank digital. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat
melewati hambatan tradisional seperti jarak dan biaya, mengakses layanan perbankan digital,
dan menjadi bagian dari ekosistem keuangan yang lebih luas.
Meskipun penting, peranan literasi Fintech tidak datang tanpa tantangan. Beberapa masyarakat
mungkin masih ragu-ragu atau tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang risiko dan
manfaat Fintech. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan pemerintah,
sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk mengatasi tantangan ini.
Kolaborasi yang erat antara pemerintah dan sektor swasta merupakan kunci untuk
meningkatkan literasi Fintech di masyarakat. Program-program literasi yang didukung oleh
pemerintah dan perusahaan Fintech dapat memberikan pendekatan terpadu untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang layanan Fintech dan teknologinya.
4
Melibatkan lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi dapat menjadi strategi
efektif. Kurikulum sekolah dapat diperkaya dengan materi literasi keuangan, dan mahasiswa
dapat diberikan sumber daya tambahan, seperti seminar dan workshop.
Pemerintah dapat memimpin kampanye literasi keuangan nasional untuk meningkatkan
kesadaran di seluruh negeri. Kampanye ini dapat melibatkan selebritas, tokoh publik, dan ahli
keuangan untuk memberikan pesan positif tentang pentingnya literasi keuangan.
5
Bersamaan dengan peningkatan penetrasi internet, pertumbuhan penggunaan smartphone juga
menjadi faktor pendukung. Masyarakat yang semakin banyak menggunakan smartphone
memiliki akses yang lebih mudah ke aplikasi dan layanan perbankan digital, menggantikan
model tradisional yang lebih terbatas.
Peningkatan literasi keuangan di masyarakat membuka pintu untuk adopsi layanan bank
digital. Masyarakat yang paham akan manajemen keuangan pribadi, investasi, dan konsep
keuangan lainnya cenderung lebih terbuka terhadap inovasi perbankan digital dan
memanfaatkannya secara optimal.
Keamanan transaksi online menjadi salah satu faktor kritis dalam mendukung pertumbuhan
bank digital. Upaya perbankan digital untuk menyediakan teknologi keamanan tinggi dan
perlindungan konsumen yang efektif menciptakan kepercayaan di antara pengguna, membuka
pintu bagi adopsi yang lebih luas.
Regulasi dan kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan bank digital menjadi
faktor penting. Langkah-langkah progresif dalam memfasilitasi inovasi, memberikan insentif,
dan menetapkan pedoman yang jelas menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan sektor perbankan digital.
Kemitraan strategis antara bank digital, perusahaan teknologi, dan penyedia layanan keuangan
non-bank mendukung inovasi produk dan layanan. Kemitraan ini memperluas cakupan layanan
dan meningkatkan daya saing bank digital di pasar yang semakin berkembang.
Bank digital memberikan dorongan signifikan terhadap pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) serta inklusi keuangan. Layanan digital yang mudah diakses dan efisien
membantu UMKM untuk mengelola keuangan mereka dan mendapatkan akses ke pasar yang
lebih luas.
6
Kemitraan strategis antara bank digital dan perusahaan fintech merupakan peluang besar untuk
meningkatkan layanan dan mendiversifikasi portofolio produk. Kemitraan semacam ini dapat
mempercepat adopsi teknologi terbaru, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan
pengalaman pengguna yang lebih baik.
Dukungan reguler dan kebijakan pemerintah yang kondusif menjadi faktor kunci dalam
memfasilitasi pertumbuhan bank digital. Regulasi yang jelas, insentif untuk inovasi, dan
kebijakan yang mendukung inklusi keuangan menciptakan lingkungan yang stabil dan
merangsang pertumbuhan sektor perbankan digital.
Bank digital memiliki peluang besar untuk mendukung inklusi keuangan dan pemberdayaan
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan menyediakan layanan keuangan yang
mudah diakses dan terjangkau, bank digital dapat membantu masyarakat yang sebelumnya
tidak terlayani oleh sistem perbankan tradisional.
Perubahan dalam gaya hidup konsumen, terutama terkait dengan preferensi penggunaan
teknologi dan kenyamanan, memberikan peluang besar bagi bank digital. Bank digital yang
dapat secara fleksibel menyesuaikan diri dengan perubahan ini akan mendapatkan keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan konsumen modern.
7
pengguna. Hal ini memerlukan investasi yang besar dan kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan pasar secara cepat.
Ketidakpastian ekonomi, terutama dalam situasi krisis, dapat mempengaruhi kesehatan
keuangan nasabah dan meningkatkan risiko kredit. Bank digital perlu memiliki strategi yang
tangguh untuk mengatasi ketidakpastian ini dan melindungi kepentingan nasabah.
Meskipun teknologi adalah kekuatan utama bank digital, ketergantungan yang berlebihan pada
teknologi juga dapat menjadi risiko. Gangguan sistem, serangan siber, atau kegagalan
teknologi dapat berdampak serius pada operasional dan kepercayaan pelanggan.
Keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam teknologi dan keuangan
digital menjadi tantangan. Pengembangan kepemimpinan yang memahami perbankan digital
dan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan yang relevan menjadi kunci untuk
mengatasi tantangan ini.
Dalam menghadapi tekanan untuk beroperasi secara berkelanjutan, bank digital juga
dihadapkan pada tantangan terkait isu lingkungan dan keberlanjutan. Penerapan praktik
keuangan berkelanjutan dan pertimbangan etika menjadi semakin penting dalam menjaga
reputasi dan mendukung tanggung jawab sosial perusahaan.
Untuk mengatasi sejumlah tantangan tersebut, bank digital di Indonesia perlu menjalankan
strategi yang holistik. Ini termasuk kerjasama dengan pemerintah untuk perubahan regulasi
yang mendukung, investasi dalam keamanan teknologi, pendekatan inklusif dalam literasi
keuangan, dan adaptasi terhadap perubahan pasar dengan cepat.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa peranan pemerataan literasi
keuangan dan teknologi di masyarakat memiliki dampak yang sangat krusial terhadap
perkembangan bisnis bank digital di Indonesia. Integrasi literasi keuangan dan teknologi bukan
hanya menjadi katalisator bagi pertumbuhan sektor perbankan digital, tetapi juga merupakan
fondasi bagi inklusi keuangan, pemberdayaan ekonomi, dan transformasi keuangan yang
inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Dengan memahami dan mengatasi tantangan yang ada,
serta terus mendorong literasi dan inklusi keuangan, Indonesia dapat merangkul masa depan
keuangan digital yang lebih cerah dan merata.
8
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Muhammad Ridhwan Ab, et al. "Bibliometric Analysis of Literature on Digital Banking
and Financial Inclusion Between 2014-2020." Library Philosophy and Practice (e-
journal) (2021).
Durai, Tabitha, and G. Stella. "Digital finance and its impact on financial inclusion." Journal
of Emerging Technologies and Innovative Research 6.1 (2019): 122-127.
Barquin, Sonia, et al. "Digital banking in Indonesia: Building loyalty and generating
growth." McKinsey & Company, February 6 (2019).
Indriasari, Elisa, Ford Lumban Gaol, and Tokuro Matsuo. "Digital banking transformation:
Application of artificial intelligence and big data analytics for leveraging customer experience
in the Indonesia banking sector." 2019 8th International Congress on Advanced Applied
Informatics (IIAI-AAI). IEEE, 2019.
Yusgiantoro, Inka, et al. "Digital Banking Technology Adoption and Bank Efficiency: The
Indonesian Case." (2019): 1.
Jikrillah, Sufi, and Isti Fadah. "Financial Performance of Indonesia Banking: The Impact of
Digital Banking." ICIFEB 2022: Proceedings of the 3rd International Conference of Islamic
Finance and Business, ICIFEB 2022, 19-20 July 2022, Jakarta, Indonesia. European Alliance
for Innovation, 2023.
Haryono, Didi, A. Hanief Saha Ghafur, and Gumilar Rusliwa Somantri. "The Challenges of
Digital Banking in Today’s Banking Industry." Indonesian Interdisciplinary Journal of Sharia
Economics (IIJSE) 6.3 (2023): 2216-2234.
Mutiara, Upik, Lupita Risma Candanni, and Rahmad Ramadhan Hasibuan. "Construction of
Financial Technology in Banking Systems in Indonesia." Jurnal Hukum NOVELTY 10.02
(2019): 150-163.