Dosen Pengampu:
Penyusun:
2023
Kata Pengantar
puji syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik serta hidayah. Sehingga kami berkesempatan untuk
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Finansial Technologi” untuk melengkapi tugas
mata kuliah Akad Tijari
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Dosen Prof.
Dr. H. Abd Hadi M.Ag selaku pengampu mata kuliah Akad Tijari Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengertian, keuntungan, tantangan, dan
pandangan islam mengenai finansial technologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I ...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
BAB II ..............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ..............................................................................................................4
BAB III..............................................................................................................................9
PENUTUP ......................................................................................................................10
A. Kesimpulan ...............................................................................................................11
B.Daftar Pustaka.............................................................................................................12
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Latar belakang finansial teknologi, atau yang sering disebut sebagai fintech, dapat
ditelusuri hingga beberapa dekade yang lalu, meskipun perkembangannya semakin pesat
dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum adanya fintech, sebagian besar layanan keuangan
dilakukan melalui lembaga keuangan tradisional seperti bank dan lembaga keuangan lainnya.
Proses ini seringkali melibatkan prosedur yang rumit, waktu yang lama, biaya yang tinggi,
dan kurangnya aksesibilitas, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau
tidak memiliki akses ke infrastruktur keuangan yang memadai. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, khususnya internet, telah memungkinkan munculnya fintech.
Fintech mengacu pada aplikasi teknologi untuk memberikan solusi keuangan secara inovatif.
Ini mencakup berbagai bidang, termasuk pembayaran digital, pinjaman online, perencanaan
keuangan, investasi, asuransi, dan banyak lagi. Perkembangan fintech telah memberikan
banyak manfaat, termasuk pengurangan biaya transaksi, peningkatan aksesibilitas ke layanan
keuangan, inklusi keuangan bagi masyarakat yang tidak terlayani oleh lembaga keuangan
tradisional, dan inovasi dalam solusi keuangan. Namun, seperti halnya industri lainnya,
fintech juga memiliki tantangan, termasuk keamanan data, privasi, peraturan, dan risiko yang
terkait dengan teknologi baru. Selain mengetahui urgensi finansial teknologi dalam artikel ini
akan dijelaskan mengenai pandangan islam terhadap finansial technologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian finansial teknologi?
2. Apa keuntungan dan tantangan finansial teknologi?
3. Bagaimana Pandangan finansial teknologi dalam prespektif islam?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui arti dan urgensi finansial teknologi
2. Untuk Mengetahui keuntungan dan tantangan finansial teknologi
3. Untuk Mengetahui Pandangan finansial teknologi dalam prespektif islam
Bab II
Pembahasan
Fintech adalah singkatan dari financial technology yang artinnya teknologi keuangan.
Fintech yang artinnya inovasi teknologi yang dikembangkan dalam bidang finansial sehingga
transaksi keuangan bisa dilakukan dengan praktis, mudah,dan efektif.
Penerapan fintech di Indonesia telah diatur oleh pemerintah melalui penerbitan regulasi Bank
Indonesia. Inilah dasar hukum fintech sebagai berikut:
Fintech adalah salah satu alternatif berinvestasi yang menghadirkan pilihan yang
mempunyai keinginan untuk mengakses layanan jasa keuangan secara
praktis,efisien,nyaman,dan ekonomi. Keberadaan dalam fintech ini sangat memengaruhi gaya
hidup masyarakat ekonomi, perpaduan antara efektivitas dan teknologi memiliki dampak
positif bagi masyarakat pada umumnya.
1
“Apa itu Fintech: Pengertian, Manfaat, Jenis & Dasar Hukumnya,” accessed May 18, 2023,
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/12/fintech-adalah.
2
“Yuk Mengenal FinTech! Keuangan Digital Yang Tengah Naik Daun .:: SIKAPI ::.,” accessed May 18, 2023,
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10468.
Perkembangan dan pertumbuhan industri fintech
Jumlah perusahaan FinTech juga ikut berkembang pesat. Apabila di tahun 2006 Cuma
ada enam perusahaan FinTech, maka hingga mei 2022 jumlahnya telah mencapai 352
perusahaan. Mereka telah bergabung di dalam satu komunitas FinTech Bernama Asosiasi
Fintech Indonesia (AFTECH).
Selain itu, BI telah memprediksi bahwa hingga akhir 2022, jumlah transaksi digital
banking akan mencapai Rp48 triliun. Angka ini sudah termasuk transaksi yang dilakukan
oleh FinTech di dalam bidang sistem pembayaran. Yang artinya, FinTech telah berperan yang
cukup penting dalam mendorong inklusi keuangan Indonesia melelui layanan keuangan
digital.
Data menunjukan bahwa hanya kurang dari 50% orang dewasa memiliki akun bank.
Dan masih ada 449 perusahaan kecil dan sedang yang belum memenuhi persyaratan dari
bank. Ranah pinjam meminjam (peer- to- peer lending- P2P) masih dibawah IDK 150 juta
dan terdapat celah IDK 988 triliun dalam perkembangan finansial. Menariknya, bagian dari
kredit baru terdapat GDP hanya 34,77%. Data valid menuliskan bahwa 50% dari populasi
mengirimkan uang melalui bank, sedangkan 44% meminjam uang melalui kenalan. Hanya
27% masyarakat menyimpan uang di bank dan 9% membayar tagihan dan hutang melalui
kartu kredit. Bukti- bukti tersebut menunjukan besarnya potensi yang dapat ditargetkan
fintech dalam bidang P2P.
Meskipun sering disebut dengan pesaing bank dan Lembaga keuangan, namun
sebenarnya terdapat perbedaan dari keduannya. Dengan demikian, adanya Fintech membawa
dampak yang positif bagi perekonomian secara makro.
1. P2P Lending
P2P Lending (peer to peer lending) adalah platform yang telah menyediakan layanan
pinjam meminjam secara online, banyaknya kebutuhan finansial dari dana mendesak
hingga permodalan yang membuat platform ini banyak dicari.
3
PT Cekindo Business International and Satriyo Untoro, “Perkembangan Industri Fintech di Indonesia -
Cekindo,” InCorp Indonesia (blog), June 1, 2017, https://www.cekindo.com/id/blog/perkembangan-teknologi-
finansial-fintech-di-indonesia.
2. Payment Gateaway
Fintech juga sudah dilandasi paying hukum dari Bank Indonesia, jadi semua transaksi
yang telah dilakukan tentunya akan amam. Dari sisi teknologi, payment gateway
dilengkapi dengan 3 sistem pelacakan untuk melinndungi terhadap pencurian data.
Sistem pelacakan tersebut seperti: Addres Verification System (AVS), Card Security Code
(CV2), dan 3D Secure Password. Semua sistem ini berguna untuk menghindari dari
kecurangan yang dilakukan oleh para hacker.
3. Crowdfunding
Fintech Crowdfunding hampir sama dengan P2P lending. Akan tetapi Crowdfunding telah
memposisikan investor sebagai pemilik usaha dan sedangkan P2P lending, investor hanya
mendanai saja. Crowdfunding adalah startup yang menyediakan layanan urun dana untuk
sebuah usaha atau kegiatan secara online.
4. Insurtech
Adanya fintech ini telah mempermudahkan bagi masyarakat untuk mengakses layanan
asuransi. Mulai dari distribusi produk, evaluasi data nasabah, dan pembelian polis yang
menggunakan gadget saja. Teknologi ini telah mendukung edukasi masyarakat terhadap
pentingnya melindungi diri dengan finansial.
5. Remintasi
Fintech remintasi telah menyediakan layanan pengiriman uang antar negara. Remintasi
mempunyai tujuan untuk membantu masyarakat yang sedang tidak mempunyai rekening
bank dalam negeri atau luar negeri untuk melakukan transfer. Dan remintasi ini sudah
berkembang dan popular di masyarakat, dan membantu TKI,TKW, atau yang lain yang
keluargannya sedang berada di luar negeri untuk melakukan pengiriman uang dengan
mudah.
6. Investasi
Saat ini investasi sudah gampang, banyak aplikasi investasi yang telah menyediakan
layanan secara online, dan banyak produk yang bisa dipilih untuk melakukan investasi
seperti redaksi online sampai investasi bitcoin.4
Otoritas jasa keuangan (OJK) terus mendorong industri jasa keuangan (IJK) khususnya
pada perbankan untuk memberikan kemudahan akses layanan keuangan bagi kaum
penyandang disabilitas5
Porter (jatmiko,2004), mengatakan bahwa ada tiga pilihan strategi generik yang dapat
dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu:
4
aldean and Aldean Moch Rafli, “Mengenal Perusahaan Fintech atau Financial Technology,” Mekari Jurnal,
June 8, 2022, https://www.jurnal.id/id/blog/perusahaan-fintech-sbc/.
5
“OJK Dorong Kemudahan Akses Layanan Keuangan Bagi Penyandang Disabilitas. - Tribunjabar.Id,” accessed
May 18, 2023, https://jabar.tribunnews.com/2022/10/17/ojk-dorong-kemudahan-akses-layanan-keuangan-
bagi-penyandang-disabilitas.
3. Strategi biaya rendah adalah skala ekonomi atau economic of scale yaitu tujuan untuk
mencapai ukuran minimum efisiensi antara hubungan input- output, dan high quality
products6
Inovasi dan peningkatan pengalaman pengguna fintech
Pada zaman sekarang para milenial telah melupakan bank tradisisonal, mereka telah
menjadi pengguna teknologi baru yang berpengalaman. Perusahaan fintech telah mengambil
keuntungan dari tren yang sekarang dan memberikan dukungan yang sensitif dan masuk akal
kepada pelanggan yang lebih muda. Fintech diluncurkan pada tahun 2014, apple pay telah
mengubah proses pembayaran, membuat pelanggan bermigrasi dari pembayaran tunai ke
pembayaran non tunai. Konsumen sekarang telah mereplikasi kartu kredit di perangkat
handphone masing-masing. 7
Industri financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending memegang peran
penting dalam perkembangan inklusi keuangan di tanah air. Kehadiran dalam industri ini
menjadi alternatif pendanaan bagi masyarakat unbankable dan underserve. Banyak pelaku
usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) menghadapi masalah pendanaaan untuk
mengembangkan bisnisnya. Padahal UMKM memeiliki peran yang penting terhadap
pemulihan ekonomi tanah air. Pada 2021, UMKM menyumbang 60,51% dari total PDB
Indonesia serta menyerap sekitar 120 juta tenaga kerja (97% total tenaga kerja Indonesia)
“maka, peran dari fintech P2P lending sangat signifikan, fintech P2Plending, bisa
menjangkau masyarakat dan UMKM untuk pendanaan, dengan keunggulan proses cepat,
persyaratan mudah, tanpa Batasan waktu, dan tempat.”
Dan OJK mencatat, per juni 2022 total akumulasi pinjaman fintech kepada penerima
pinjaman telah mencapai Rp400,42 triliun. Sedangkan, akumulasi rekening browser
mencapai 85,19 juta. “maka, industri bisa diterima oleh masyarakat dan telah dipercayai,
kemungkinan di platform P2P ini orang yang pertama kali melakukan transaksi jasa
keuangan. Maka peran dari fintech dalam melakukan inklusi keuangan ini sang besar.8
Kedua, yakni kemudahan teknologi untuk kegiatan investasi dan donasi, namun di sisi
lain tujuan fintech untuk mempermudah masyarakat dengan inovasi teknologi berbanding
terbalik dengan adanya kondisi di masyarakat pedesaan yang masih minim pengetahuan
untuk mengoperasikan Fintech Syariah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan ketua AFSI
(Asosiasi Fintech Syariah Indonesia) yang mengungkapkan bahwa salah satu tantangan
terbesar adalah rendahnya edukasi kepada masyarakat, masih banyak masyarakat yang belum
memahami industri fintech.
Ketiga, yakni Kasus dan fenomena fintech konvensional yang terjadi di masyarakat
yang memberikan stigma negatif akhir-akhir ini di masyarakat. Cara penagihan yang kasar
bahkan bermacam-macam bentuk dan medianya serta sampai kepada banyaknya kasus bunuh
diri karena ketidakmampuan membayar pinjaman online via fintech konvensional yang
ditawarkan oknum fintech di Indonesia menjadi suatu peluang bagi fintech syariah untuk
meyakinkan bahwa fintech syariah berbeda dari fintech konvensional.
Konsep dasar Islam adalah tauhid atau meng-Esa-kan Allah. Tauhid di bidang
ekonomi adalah menempatkan Allah sebagai Sang Maha Pemilik yang selalu hadir
dalam tiap nafas kehidupan manusia(Jairin, 2019). Islam mengatur berbagai hal dalam
sendi kehidupan manusia, termasuk dalam berbisnis. Al-Qur’andan hadis yang menyebut
dan menjelaskan aturan dalam perdagangan sebanyak 20 penjabaran tentang
perdagangan yang diulang sebanyak 720 kali.Menurut Agustianto (2004) al-Qur’an
mengatur delapan prinsip mengenai perdagangan agar tercipta kemaslahatan
bersama, yaitu: Pertama, setiap melakukan transaksi dalam perdagangan, wajib
adanya sikap saling ridha antara produsen dan konsumen, sehingga keduabelah pihak
tidak merasa dirugikan dan dizalimi; kedua, menjunjung tinggi prinsip keadilan,
keseimbangan dalam takaran, ukuran mata uang, dan pembagian keuntungan;
ketiga, diharamkannya riba’;keempat, kasih sayang dan tolong menolong sesama
bersaudara secara universal; kelima, tidak melakukan segala macam kegiatan investasi
keuangan pada usaha yang diharamkan; keenam, perdagangan harus menghindari
praktik spekulasi, gharar, tadlis, dan maysir; ketujuh, perdagangan tidak boleh
melupakan ibadah sholat dan zakat serta selalu mengingat Allah; dan kedelapan,
wajib adanya pencatatan baik itu tunai, hutang-piutang.
10
Maulidah Narastri, “Financial Technology (Fintech) Di Indonesia Ditinjau Dari Perspektif Islam,” Indonesian
Interdisciplinary Journal of Sharia Economics (IIJSE) 2, no. 2 (February 1, 2020): 163,
https://doi.org/10.31538/iijse.v2i2.513.
11
Narastri, 163.
Bab 3
Penutupan
Kesimpulan
Secara keseluruhan, fintech adalah sebuah revolusi dalam dunia keuangan yang
membawa perubahan signifikan dalam cara kita mengelola uang dan bertransaksi. Inovasi
teknologi terus mendorong perkembangan fintech, membuka peluang baru, dan
menghadirkan tantangan yang perlu diatasi. Dalam beberapa tahun mendatang, kita dapat
melihat perkembangan lebih lanjut dalam fintech yang akan terus mengubah cara kita
berhubungan dengan keuangan.
Namun, dengan inovasi dan kemudahan yang ditawarkan oleh fintech, juga ada
tantangan dan risiko yang perlu diatasi. Beberapa masalah yang muncul meliputi keamanan
data pribadi, privasi, risiko keuangan, kepatuhan regulasi, dan kesenjangan akses teknologi.
Pemerintah, regulator, dan pelaku industri bekerja sama untuk mengembangkan kerangka
kerja yang tepat untuk memastikan bahwa inovasi fintech tetap berada dalam batas yang
aman dan adil.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. “Pengalaman Pelanggan dan Fintech : Transformasi dan Adaptasi.” Dunia Fintech
(blog), April 18, 2019. https://duniafintech.com/fintech-dan-pengalaman-pelanggan/.
aldean, and Aldean Moch Rafli. “Mengenal Perusahaan Fintech atau Financial Technology.”
Mekari Jurnal, June 8, 2022. https://www.jurnal.id/id/blog/perusahaan-fintech-sbc/.
“Apa itu Fintech: Pengertian, Manfaat, Jenis & Dasar Hukumnya.” Accessed May 18, 2023.
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/12/fintech-adalah.
Hiyanti, Hida, Lucky Nugroho, Citra Sukmadilaga, and Tettet Fitrijanti. “Peluang Dan
Tantangan Fintech (Financial Technology) Syariah Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam 5, no. 3 (January 12, 2020): 326–33.
https://doi.org/10.29040/jiei.v5i3.578.
International, PT Cekindo Business, and Satriyo Untoro. “Perkembangan Industri Fintech di
Indonesia - Cekindo.” InCorp Indonesia (blog), June 1, 2017.
https://www.cekindo.com/id/blog/perkembangan-teknologi-finansial-fintech-di-
indonesia.
Merliana, Vina, and Albert Kurniawan. “PENGARUH STRATEGI BIAYA RENDAH DAN
DIFERENSIASI TERHADAP KEBERHASILAN PT TAHU TAUHID.” Jurnal
Manajemen, 2016.
Narastri, Maulidah. “Financial Technology (Fintech) Di Indonesia Ditinjau Dari Perspektif
Islam.” Indonesian Interdisciplinary Journal of Sharia Economics (IIJSE) 2, no. 2
(February 1, 2020): 155–70. https://doi.org/10.31538/iijse.v2i2.513.
Nisaputra, Rezkiana. “Fintech Dan Peran Pentingnya Bagi Inklusi Keuangan.” Infobanknews
(blog), September 1, 2022. https://infobanknews.com/fintech-dan-peran-pentingnya-
bagi-inklusi-keuangan/.
“OJK Dorong Kemudahan Akses Layanan Keuangan Bagi Penyandang Disabilitas. -
Tribunjabar.Id.” Accessed May 18, 2023.
https://jabar.tribunnews.com/2022/10/17/ojk-dorong-kemudahan-akses-layanan-
keuangan-bagi-penyandang-disabilitas.
“Yuk Mengenal FinTech! Keuangan Digital Yang Tengah Naik Daun .:: SIKAPI ::.” Accessed
May 18, 2023. https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10468.