DAN
PENGGUNAAN FINANCIAL ACCOUNT DALAM
SEKTOR EKONOMI
Diusulkan oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan esai yang berjudul “Pengaruh
FinTech terhadap Perbankan dan Penggunaan Financial Account dalam Sektor
Ekonomi”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
Pengaruh FinTech terhadap Perbankan dan Penggunaan
Financial Account dalam Sektor Ekonomi
Denise Linardy (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Indonesia)
Sesilia Novrianti Hulu (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Indonesia)
Eunike Gerturida Sudarsana (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Indonesia)
Abstrak
Pengaruh nyata dari FinTech terhadap pebankan menjadi topik debat di kalangan
akademis. Financial Technology (FinTech) adalah sektor baru dalam industri keuangan
untuk operasi penyedia jasa keuangan dan interaksi penyedia jasa keuangan dengan klien.
Di penelitian ini, kami menggunakan Ordinary Least Square (OLS) dengan data yang
didapatkan dari The World Bank untuk menyelidiki pengaruh FinTech terhadap
penggunaan Financial Account. Kami memutuskan untuk menggunakan standard error
White yang telah memperhitungkan adanya heteroskedastisitas. Kami menyimpulkan
bahwa FinTech mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan Financial Account.
Namun, dampak FinTech terhadap variabel-variabel tersebut bergantung pada kualitas
regulasi suatu negara. Jika kualitas regulasi di Indonesia tetap buruk, maka penggunaan
FinTech dapat mengurangi keuangan inklusi (Financial Inclusion) perbankan. Karena itu,
Indonesia sebaiknya mendorong perbaikan kualitas regulasi negara agar dapat
memperbaiki perekonomian Indonesia lewat Fintech.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam esai ini kita akan membahas mengenai pengaruh FinTech pada sektor
perbankan. Seiring dengan terus meningkatnya jumlah pengguna internet, dan mobile
phone, pangsa pasar yang diambil FinTech (sektor modal pembayaran) sangat luas
jumlahnya, karena metode pembayaran mencakup semua ekonomi. Hal ini menjadi
ancaman yang membahayakan bagi sektor perbankan. Namun FinTech belum bisa
menggantikan peran industri perbankan sebagai legacy dan incumbent di industri
keuangan. Keunggulan FinTech pada informasi teknologi yang inovatif juga
diseimbangkan dengan sejumlah kekurangan diantaranya kurangnya manajemen risiko,
kesulitan dalam permodalan, dan belum dipercaya oleh masyarakat karena belum adanya
regulasi yang jelas. Sementara industri perbankan memiliki keunggulan dari sisi
kepercayaan masyarakat. Industri perbankan juga telah berkembang dan berevolusi
1
dengan mengkombinasikan keunggulan jaringan fisik dan jaringan digital.
(Perspektif.com, 2016).
2
BAB II
ISI
Namun dalam persamaan (2.1) ini mungkin terdapat faktor di error yang
berkorelasi dengan FinTech dan Financial Account yang melanggar asumsi klasik
OLS yaitu 𝑐𝑜𝑣(𝑓𝑖𝑛𝑡𝑒𝑐ℎ𝑖 , 𝑢𝑖 ) ≠ 0. Ini disebabkan oleh 𝛽2 pada persamaan (2.1)
yang mungkin bersifat bias dan tidak konsisten. Sebagai contoh adalah tingkat
development negara bisa berkorelasi dengan FinTech dan Financial Account.
Seperti yang kita ketahui dengan perkembangan teknologi sekarang, FinTech
lebih mudah diterapkan pada negara berkembang dan biasanya negara
berkembang mempunyai tingkat Financial Inclusion lebih tinggi. Jika ini benar,
maka parameter pada persamaan (2.1) bias dan tidak konsisten. Maka
ditambahkan variabel baru yang mempengaruhi FinTech dan Financial Account.
Untuk itu dipertimbangkan pada persamaan berikut.
3
𝑓𝑖𝑛𝑎𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑖 = 𝛽1 + 𝛽2 𝑓𝑖𝑛𝑡𝑒𝑐ℎ𝑖 + 𝛽3 𝑑𝑒𝑣𝑒𝑙𝑜𝑝𝑒𝑑𝑖 (2.2)
+ 𝛽4 𝑒𝑑𝑢𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑖 + 𝑢𝑖
Pada persamaan (2.2) diketahui bahwa variabel 𝑑𝑒𝑣𝑒𝑙𝑜𝑝𝑒𝑑𝑖 adalah
dummyyang bernilai 1 jika pada negara 𝑖 adalah negara developed. Variabel
𝑒𝑑𝑢𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑖 adalah indeks pendidikan negara 𝑖.
Data yang digunakan adalah data tahun 2014. Data Financial Account
berasal dari The World Bank (2017) dengan satuan % yang artinya persentase
pengguna Financial Account di suatu negara. Dengan kata lain, variabel ini
merepresentasikan persentasi populasi di suatu negara yang memiliki akun di
bank atau institusi keuangan lainnya.
4
Development adalah variabel dummy yang bernilai 1 jika negara tersebut
negara developed, dan 0 jika negara tersebut bukan negara developed. Data di
dapatkan dari Statistical Anex (2012).
5
Tabel di atas juga menunjukkan estimasi parameter model (2.2) (dan t-
statisticnya). Dapat kita lihat bahwa FinTech mempunyai pengaruh signifikan
positif terhadap Financial Account. Untuk negara yang sudah memiliki FinTech,
rata-rata estimasi nilai Financial Account lebih tinggi 9.37% dari negara yang
belum memiliki FinTech, ceteris paribus. Selain itu, estimasi penggunaan
Financial Account di negara developed lebih tinggi sebanyak 32.56% dari negara
developing. Artinya tingkat development suatu negara mempunyai pengaruh
signifikan terhadap penggunaan Financial Account negara tersebut. Namun, dapat
kita lihat bahwa variabel education ternyata tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap penggunaan Financial Account. Nilai standard error pada persamaan
(2.2) menggunakan standard error White yang telah memperhitungkan adanya
heteroskedastisitas.
6
Variable Estimasi (2.3.)
57.203
Constant
(7.968)*
14.2848
FinTech
(3.1975)*
28.2228
Developed
(6.26)*
-2.9063
Education
(-0.2719)
-23.0681
FinTech*lowreg
(-2.3125)*
R2 0.5308
Jumlah sampel 70
FinTech kini tidak menjadi ranah eksklusif untuk ahli teknologi dan
politik. Krisis finansial pada tahun 2008 menjadikan bank-bank menyalurkan
sumber daya mereka pada kebijakan baru untuk memuaskan para regulator dan
untuk berinovasi. Hal ini menjadikan sebuah sebuah pasar besar bagi perusahaan
yang lebih kecil seperti UMKM menciptakan sebuah produk inovatif yang
7
menyediakan pertumbuhan dan solusi pada big data bagi institusi keuangan.
Teknologi yang dikembangkan dalam industri FinTech mempunyai implikasi
yang melebihi dunia finansial. Bank tidak perlu khawatir pada konsumen yang
pindah ke FinTech karena Bank juga dapat menganalisa data transaksi yang
berjalan pada konsumen.
Pengaruh ini memberikan hal positif serta keuntungan baik pada pihak
Bank dan FinTech. Ini juga disebabkan karena FinTech adalah metode
pembayaran yang mencakup semua sektor ekonomi. Dalam layanan keuangan
FinTech, Financial Account memanfaatkan teknologi digital untuk memenuhi
kebutuhan nasabah. Masyarakat telah mengenal perbankan elektronik seperti
ATM, EDC, internet banking, mobile banking vvv, SMS banking, phone banking
dan video banking. Selain itu, bank telah meluncurkan layanan keuangan tanpa
kantor (branchless banking) untuk keuangan inklusif yang ditujukan kepada
masyarakat yang tidak memiliki akses perbankan.
8
Bank Indonesia dalam kebijakan dan pengaturan FinTech terletak pada
kewenangan yang terkait dengan Stabilitas Sistem Keuangan, Sistem
Pembayaran, Pendalaman Pasar Keuangan, Cyber Security, dan Perlindungan
Konsumen. FinTech dalam regulasi pada sistem pembayaran (SP) ini akan
dilengkapi dengan pengaturan pemrosesan transaksi pembayaran (PTP) yang akan
memungkinkan masuknya seluruh jenis merchant acquiring services dan
penyelenggara e-Wallet sebagai jenis layanan yang lazim ditawarkan dalam
model bisnis FinTech. Pada akhirnya, kontribusi FinTech dan harapan terhadap
akan banyak dipengaruhi oleh peranan pemerintah bukan hanya melalui dukungan
formal berupa regulasi, tapi bagaimana regulasi tersebut dapat mendorong seluruh
stakeholder terkait untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inklusi
keuangan. (Mekar.com, 2017)
Regulasi FinTech di Indonesia masih belum jelas, dapat dilihat dari grafik
yang telah kita buat, bahwa kualitas regulasi di Indonesia jauh dibawah standar
(dibawah 0). Dari tahun 1996 tingkat kualitas regulasi Indonesia sangat rendah,
dan tahun 2003 menjadi titik terendahnya. Namun kurun waktu 2008 hingga 2014
grafik mulai naik dan memiliki trend positif. Dan terhitung sejak tahun 2010
hingga 2013, nilai investasi di ranah FinTech berkembang hingga mencapai 4 kali
lipat. (Amar Bank.com, 2017).
9
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan esai yang telah kita buat, kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu
secara umum FinTech mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan Financial
Account. Salah satu variable yang dapat berkorelasi dengan FinTech yaitu development
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan Financial Account. Pada
negara maju (developed country) penggunaan Financial Account lebih tinggi dari pada
negara berkembang (developing country). Kemudian variabel lain yang dapat berkorelasi
FinTech yakni education, secara statistik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penggunaan Financial Account. Dari variabel kualitas regulasi di setiap negara,
pada negara yang memiliki kualitas regulasi yang baik, FinTech mempunyai pengaruh
positif terhadap penggunaan Financial Account. Berbanding terbalik dengan negara yang
memiliki kualitas regulasi buruk, maka FinTech akan berdampak negatif terhadap
penggunaan Financial Account.
Esai ini masih memiliki beberapa limitasi yakni kurangnya data yang tersedia
mengenai FinTech. Sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, dapat
ditambahkan variabel-variabel lain yang bisa mempengaruhi FinTech terhadap Financial
Account.
10
DAFTAR PUSTAKA
iv
Ion, Alexandra. (2016). Financial Technology (FinTech) and its Implementation on the
Romanian Non Banking Capital Market.
https://thebusinessperspectiveblog.wordpress.com/2016/08/04/financial-
technology-di-indonesia-ancaman-atau-peluang-bagi-industri-keuangan/
Peter Renton. (2016). My Quarterly P2P Lending Result-Q1 2016. Retrievied from :
http://www.lendacademy.com/quarterly-p2p-lending-results-q1-2016/
v
StartupBootCamp.com. Mexico becomes the largest FinTech market in Latin America.
Retrieved from :https://www.startupbootcamp.org/blog/2016/10/mexico-
becomes-largest-fintech-market-latin-america/
TechCrunch. (2015).Turkish Online Payment Company And Stripe Competitor Iyzico
Closes $6.2 Million Series B. Retrieved from :
http://fintechranking.com/tag/turkey/
Tunaiku.com. (2017). Bagaimana Regulasi FinTech di Indonesia? Retrieved
from :https://www.tunaiku.amarbank.co.id/blog/bagaimana-regulasi-fintech-di-
indonesia/
http://data.worldbank.org/data-catalog/worldwide-governance-indicators
vi
LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran B
vii
Lampiran C
viii