Anda di halaman 1dari 11

ENGAGED

LEADERSHIP

E M R I AT I S A M O S I R , M . S I
1. PENDAHULUAN
• Engaged leadership merupakan kemampuan pemimpin untuk mendorong para
pekerjanya merasa lebih terikat pada organisasi.
• Penelitian oleh Gallup Organization menunjukkan bahwa hanya 26% pekerja
engaged, kebanyakan pekerja adalah disengaged (mereka datang bekerja setiap hari
dan melakukan pekerjaan sekedarnya saja, kemudian mendapatkan bayaran dan
pulang). Sebenarnya mereka bukan orang yg buruk, hanya saja tidak mempunyai
gairah terhadap pekerjaan mereka dan mereka berjumlah 55% dari jumlah pekerja
dalam suatu organisasi. Sisanya, 19% pekerja adalah actively disengaged.
• Masalah employee disengagement merupakan sumber frustasi bagi para pemimpin
dalam organisasi. Kebanyakan pemimpin menggunakan lebih banyak waktu untuk
mengelola tugas dan hamper tidak cukup waktu untuk memimpin orang.
2. ASPEK ENGAGEMENT
➢Terdapat tiga aspek kepemimpinan yg mengarah pada engagement yaitu:
(1) Directional: sementara pemimpin mempunyai tanggung jawab menetapkan visi
organisasi mereka, mereka juga mempunyai kewajiban membangun konsesus untuk
visi tersebut. Aspek pertama membuat mereka merasa bahwa mereka adalah bagian
dari gambar yg lebih besar.
(2) Motivational: Ketika membangun konsensus untuk visi, kita mempunyai tanggung jawab
menginspirasi pekerja agar ingin mengejar visi tersebut sehingga tidak cukup
membangun konsensus untuk visi apabila tidak menginspirasi orang inigin
mengejarnya. Kita harus melakukan usaha dengan tulus untuk mengenal dan
menginspirasi mereka.
(3) Organizational: membangun tim untuk menyadari visi. Tidak menjadi masalah apabila
kita bergandengan tangan membangun consensus untuk masa depan dan
menempatkannya untuk menginspirasi anggota tim menyadari visi.
(1) KEPEMIMPINAN DIREKSIONAL
➢Menurut Right Management Consultants, sekitar 2/3 pekerja tidak mengetahui atau
tidak memahami strategi bisnis atasan. Diantara organisasi yg merespon survei tersebut,
28% membatasi komunikasi hanya pada tim kepemimpinan mereka; 24% belum
mengkomunikasikan visi pada semua pekerja, dan 15% tidak pasti tentang cara terbaik
untuk melakukannya.
➢Pekerja yg tidak mendapat informasi adalah disengaged employee. Metode yg
dipergunakan untuk mengkomunikasikan strategi akan bervariasi tergantung pada
besaran organisasi.
➢Dengan menghadapi 4 tantangan dibawah ini, pemimpin dapat meningkatkan minat
pekerja dengan membangun consensus meliputi:
(1) Tantangan merekrut dukungan dari 26% pekerja di atas
▪ Mengidentifikasi 26% SDM
▪ Membawa mereka bersama sebagai kelompok
▪ Menghimpun masukan mereka ke dalam visi
▪ Meminta mereka menarik 55% SDM lainnya.
(2) Tantangan menyiapkan organisasi untuk perubahan
• Menyetujui kesatuan dengan kepemimpinan tim Anda
• Memberikan alasan untuk perubahan
• Memberi tahu mereka bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi mereka
• Menggunakan data untuk menjelaskan
• Memperkenalkan perubahan sebagai perbaikan
• Merayakan masa lalu dan masa depan

(3) Tantangan membiarkan pekerja tahu bagaimana memberikan kontribusi


• Mengukur seberapa baik Anda mengkomunikasikan harapan
• Membiarkan pekerja menciptakan harapan melalui penetapan tujuan
• Mengukur seberapa baik Anda mengkomunikasikan konsekuensi
• Mempertimbangkan konsekuensi positif yg akan mendorong perilaku
• Memastikan konsekuensi memotivasi perilaku

(4) Tantangan secara konstan mengkomunikasikan kemajuan (progress)


• Menciptakan metode berbagi informasi secara regular
• Membiarkan pekerja tahu dimana mereka berdiri
• Menyelenggarakan pertemuan review visi kuartalan
(2) KEPEMIMPINAN MOTIVASIONAL
➢Sebagian pekerja tahu bagaimana memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi.
Keadaan ini menunjukkan berkembangnya budaya employee engagement. Kemungkinan
dapat pula terjadi beberapa pekerja memilih meningggalkan organisasi karena alasan
uang atau mungkin pergi begitu saja.
➢Semua alasan tersebut dapat diterima organisasi. Tetapi kenyataannya mayoritas pekerja
pergi karena atasannya. Mereka tidak bahagia bagaimana perlakuan yg mereka terima
atau mereka merasa pekerjaannya tidak dihargai. Singkatnya dapat dikatakan bahwa
pekerja pergi kareana tidak termotivasi untuk tetap tinggal.
(5) Tantangan memimpin dengan motivasi positif
▪ Memberi pekerja sesuatu untuk menuju ke depan
▪ Bertanya kepada pekerja apa yg akan menginspirasi mereka
▪ Memfokus pada apa yg mereka lakukan dengan baik
▪ Memfokus pada yg terbaik
(6) Tantangan
merayakan keberhasilan kecil
• Menciptakan system penghargaan yg impulsive, menurut dorongan kata hati
• Menetapkan waktu pengabdian untuk merayakan setiap hari
• Menetapkan metode untuk merayakan setiap sukses

(7) Tantangan mendorong keseimbangan kehidupan bagi semua pekerja


• Mengambil keuntungan dari teknologi
• Mengubah pola pikir pemimpin
• Membuat daftar fleksibilitas yg pemimpin nikmati
• Melindungi hari libur mereka
• Menetapkan contoh dari keseimbangan hidup

(8) Tantangan menciptakan lingkungan kerja adil


• Memberi kompensasi dengan adil
• Sistem penghargaan
• Menjadi konsisten Ketika menjalankan konsekuensi
(3) KEPEMIMPINAN ORGANISASIONAL
➢Motivational leadership memfokus pada menginspirasi pekerja individual sedangkan organizational
leadership memfokus pada pengembangan tim.
➢Memahami bahwa beberapa pekerja tersebut adalah contributor penting pada organisasi, kita
mempunyai tanggung jawab menanamkan budaya yg akan berakhir lama. Karenanya organisasi
harus mengembangkan tim daripada memfokus pada individual. Apabila kita tahu orang akan
datang dan pergi, harus ada usaha untuk membangun organisasi.
(9) Tantangan mengidentifikasi dan posisi bakat yg tepat
▪ Persediaan bakat Anda
▪ Mempertimbangkan siapa yg perlu keluar
▪ Mendapatkan bakat yg sesuai
▪ Menggaji untuk semua kebutuhan kepemimpinan
▪ Menggaji untuk sikap
▪ Menjadi jujur
▪ Memberi pekerjaan yg menantang dan berarti
▪ Melatih pekerja
(10) Tantangan membangun jembatan antara generasi
• Memahami generasi
• Menghentikan pertimbangan
• Jangan perlakukan sama setiap orang

(11) Tantangan bergerak menuju pemberdayaan nyata


• Memberikan informasi
• Memberikan kewenangan dengan tanggung jawab
• Berbagi kekuasaan pemimpin
• Berhenti menyelesaikan masalah pekerja
• Mendapatkan tim si pemimpin berpikir tentang masalah dan solusi

(8) Tantangan membangun strategi untuk memelihara sukses


• Menciptakan sebuah rencana sukses
• Mendokumentasikan prosedur
3. PENTINGNYA CHARACTER CORE
• Swindall (2007:215) mengemukakan bahwa tidak mungkin kita memisahkan antara
kehidupan pribadi dengan kehidupan professional apabila menyangkut karakter.
• Setiap hari pemimpin harus membuat keputusan menurut opsi dan peluang berdasar
pada serangkaian nilai-nilai. Oleh karena itu, disamping tiga aspek engagement leadership
yg bersifat direksional, motivasional dan organisasional, tidak kalah pentingnya adalah
aspek yg bersangkutan dengan kehidupan pribadi yaitu Character Core.
• Pandangan tersebut mengarah pada keseluruhan gagasan etika bisnis. Menurut Swindall,
sebenarnya etika bisnis tidak ada karena bisnis tidak membuat keputusan. Orang yg
membuat keputusan. Contohnya: PT Enron gagal bukan karena organisasi membuat
keputusan buruk tapi gagal karena invidivu tertentu membuat keputusan buruk.
• Jhon C. Maxwell menyatakan bahwa etika tidak pernah merupakan isu bisnis atau
sosial. Selalu merupakan isu personal. Kepemimpinan dalam setiap organisasi
didasarkan pada karakter yg kuat dari individu yg menjalankan organisasi.
➢ Swindall menekankan bahwa karakter adalah merupakan inti keberhasilan engaged leadership. Apabila
pekerja kita mengikuti berdasarkan karakter kuat kita sebagai pemimpin, kita memberi engaged
leadership peluang untuk bekerja.
➢ Para pekerja membutuhkan pemimpin yg tidak membiarkan hambatan menghentikan mereka. Mereka
menginginkan pemimpin untuk menjaga bahwa harapan tetap hidup.

Anda mungkin juga menyukai