OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendakNya-
lah makalah yang berjudul “Financial Technology Versus Jasa Keuangan di
Indonesia” ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan kali ini perkenankanlah saya untuk menyampaikan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
tugas ini baik material maupun moril. Saya menyadari dalam penyusunan ini belum
dapat disajikan secara sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan dan
kritik yang konstruktif dari pembaca guna koreksi bagi saya agar penulisan makalah
selanjutnya bisa lebih baik.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan banyak maaf apabila makalah ini
banyak kekurangannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Putra Rizki
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memperluas wawasan penulis tentang Financial Technology Versus
Industri Perbankan di Indonesia.
2. Bagi masyarakat umum khususnya masyarakat muslim, makalah ini
berguna untuk memperkenalkan Teknologi Keuangan serta Industri
Perbankan yang ada di Indonesia.
3. Bagi praktisis perbankan syariah, hasil makalah ini diharapkan dapat
menjadi sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pengguna Teknologi
Keuangan serta Industri Perbankan yang ada di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Manfaat FinTech
(1) Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang
dikenal dengan BNI '46.
(2) Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini
berasal dar De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
(3) Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
(4) Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
(5) Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
(6) Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian
menjadi Bank Amerta.
(7) NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
(8) Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger
dengan Bank Pasifik.
(9) Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari.
Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
B. Tujuan Perbankan
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa
perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia
mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank
menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang
paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat
pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan
cara barter yang memakan waktu.
1. BANK SENTRAL
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral
berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan
sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank sentral
diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku dinegara tersebut, yang
dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam
arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi
terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi
yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang
dimilikinya.
Peran bank sentral :
a. Memelihara rekening pemerintah
b. Memberikan pinjaman sementara
c. Memberikan pinjaman khusus
d. Melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
e. Menerima pembayaran pajak
f. Membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah
g. Mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi
2. BANK UMUM
Pengertian Bank Umum menurut Peraturan Bank Indonesia
No.9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank
umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).
Peran Bank Umum.
a. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran
lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring).
b. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung
kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah
satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan
dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah
kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas
pembayaran dengan tunai atau kredit.
c. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan.
Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar
dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
d. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun
transaksi modal.
e. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling
awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan
barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan
ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa
(safety box atau safe deposit box).
b. Status Kepemilikan
(1) Bank Milik Negara, adalah bank yang seluruh modalnya berasal dari
kekayaan Negara yang dipisahkan dan pendiriannya di bawah UU
tersendiri, contoh : BNI, BRI, BTN
(2) Bank Milik Swasta Nasional, adalah bank milik swasta yang
didirikan dalam bentuk perseroan terbatas, di mana seluruh
sahamnya dimiliki oleh WNI dan/ atau badan-badan hukum di
Indonesia, contoh : BCA, Bank Mega, Bank Danamon.
(3) Bank Swasta Asing, adalah bank yang didirikan dalam bentuk
cabang bank yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk
campuran antara bank asing dengan bank nasional yang sudah ada
di Indonesia. Bank asing ini hanya diperkenankan menjalankan
operasinya di lima kota besar di Indonesia, contoh : Citibank, HSBC.
(4) Bank Pembangunan Daerah, adalah bank yang pendiriannya
berdasarkan peraturan daerah propinsi dan sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh pemerintah kota dan pemerintah kabupaten, di wilayah
yang bersangkutan, dan modalnya merupakan harta kekayaan
pemerintah daerah yang dipisahkan, contoh : Bank Jatim.
(5) Bank Campuran, adalah bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional, contoh : Bank UOB Buana,
ANZ Panin Bank.
c. Kegiatan Operasional
(1) Bank Devisa, adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang
yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk melakukan transaksi
valuta asing dan lalu lintas devisa serta hubungan koresponden
dengan bank asing di luar negeri, contoh : BCA, Bank Mega, Bank
Bukopin.
(2) Bank Nondevisa, adalah bank yang operasionalnya hanya
melaksanakan transaksi di dalam negeri, tidak melakukan transaksi
valuta asing, dan tidak melakukan hubungan dengan bank asing di
luar negeri.
d. Penciptaan Uang Giral
(1) Bank Primer, adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak
sekedar menghimpun dan menyalurkan dana nya, tetapi juga
melaksanakan semua transaksi yang berhubungan langsung dengan
kas.
(2) Bank Sekunder, adalah bank yang kegiatan operasionalnya hanya
sekedar melaksanakan transaksi kas secara langsung.
e. Sistem Organisasi
(1) Unit Banking System, adalah bank yang kegiatan operasionalnya
hanya mempunyai satu kantor saja dan melayani masyarakat di
sekitar wilayah itu. Contoh : BPR baik konvensional maupun
syariah.
(2) Branch Banking Syistem, adalah bank yang kegiatan operasionalnya
di beberapa wilayah dan memiliki beberapa kantor cabang, di mana
sistem organisasi, keuangan, dan sumber daya manusia terkait
dengan kantor pusat. Contoh : Bank Danamon, Bank Mega, Bank
BCA.
2. Industri Perbankan :
Usaha perbankan kurang efisien, sehingga membuat beban
operasional cukup besar harus ditanggung dibandingkan hasil dari
pendapatan operasionalnya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Financial Technology itu adalah Kegiatan usaha yang sangat efisien, tidak
perlu banyak karyawan, tidak perlu gedung mewah, tapi cukup dengan kondisi
small office saja. Lebih efisien karena mampu menekan biaya operasional sehingga
dapat menyalurkan pinjaman dengan bunga kredit lebih rendah. Dan perusahaan
fintech yang sekarang tumbuh subur dikawasan Asia, yang jumlahnya diperkirakan
telah mencapai 2.500 perusahaan itu tampaknya sangat berpotensi menggerus pasar
Perbankan. Patut jadi perhatian pemilik bank di Indonesia. Industri Perbankan itu
adalah Usaha perbankan yang kurang efisien dibandingkan dengan Financial
Technology, sehingga membuat beban operasional cukup besar harus ditanggung
dibandingkan hasil dari pendapatan operasionalnya.
3.2 Saran
Latumaerissa Julius, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta, salemba empat
block/3370446/digitalisasitantanganperbankan-di-tengah-serbuan-fintech
http://business-law.binus.ac.id/2016/05/31/mengenal-lebih-dekat-financial-
technology/
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. ISSN 1979 - 6471. Volume 20 No. 1, April 2017