Anda di halaman 1dari 20

“TRANSAKSI FINTECH LENDING BERBASIS KEADILAN”

DR.NUR ARIFUDIN,SH,MH.

Webinar Dies Natalis Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Ke-18


JULI 2021
15 Juli 2021
CURICULLUM VITAE SINGKAT PEMATERI
Nama :Dr. Nur Arifudin,S.H.,M.H.
Pekerjaan :Dosen Universitas Mulawarman
Jabatan :Wakil Dekan 1 Bidang Akademik,Kemahasiswaan dan
Alumni
Mata Kuliah diampu S1 : Hukum Perdata
Hukum Acara Perdata dan Praktek Peradilan Perdata
Filsafat Hukum
Hukum Perusahaan
Penalaran Hukum
Mata Kuliah diampu Pasca :Kontrak Bisnis
Hukum Penanaman Modal
Hukum Ekonomi Kontemporer
Teori Hukum
Perkembangan Hukum Ekonomi
Metode Hukum
Tugas Tambahan :AUDITOR HUKUM PADA ASOSIASI AUDITOR
HUKUM INDONESIA
AUDITOR FORENSIK
Ketua LKBH FHUNMUL
Peneliti :UNIT LAYANAN STRATEGIS PERCEPATAN
PEMBANGUNAN DAN
INOVASI DAERAH(ULS-PPID)UNIVERSITAS
MULAWARMAN
Ahli/Pakar : Keterangan Ahli baik secara litigasi dan non litigasi
SELAYANG PANDANG TRANSAKSI FINTECH

• Fintech berasal dari istilah Financial Technology atau teknologi


finansial.
• Menurut The National Digital Research Centre (NDRC), Fintech
merupakan suatu inovasi pada sektor finansial. Tentunya, inovasi
finansial ini mendapat sentuhan teknologi modern.
• Di Indonesia fintech dikenal dengan istilah Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi Pada Pasal 1 Angka 3 POJK
77/POJK.01/2016 menyebutkan bahwa Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi (fintech) adalah penyelenggaraan
layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman
dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian
pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui
sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.

15 Juli 2021
FINTECH

Pembayaran
Infrastruktur
(digital wallets,
(security)
P2P payments)

Investasi (equity Lintas – proses


crowdfunding, Peer (big data analysis,
to Peer Lending), predicitive
modeling),
Pembiayaan
(crowdfunding, Asuransi (risk
micro loans, management),
credit facilities)
• Peer to Peer (P2P) Lending adalah startup
yang menyediakan platform pinjaman secara
online.
• Mekanismenya, sistem dari Penyelenggara
Fintech akan mempertemukan pihak
peminjam dengan pihak yang memberikan
pinjaman.
DATA CNBC
Indonesia/Juni 2021

83 Juta Unbank population

60%, smartphone population

67% internet penetration


Data Satgas Waspada Investasi/SWI-Juni 2021

Nasabah
60 juta
rekening -Dana
tersalurkan 190T
-Outstanding
20T
Dana Pinjol tersalurkan di Indonesia
menurut data Singapore Fintech
Report(Rp.Trilyun)-Mei 2021

181,7
155,9 (Maret
(2020) 2021)
81,5
(2019)
DATA POTENSI PINJAMAN ONLINE

Per 10 Juni 2021, ada total 125 pinjol yang


terdaftar di OJK (Data Kompas.com -
08/06/2021)

3193 pinjol ilegal (Satgas Waspada Investasi/Juni


2021)

Dari segi Pelaku bisnis pinjol:


20% Indonesia,
40 % luar Indonesia,
40 % tidak diketahui
TRANSAKSI PINJOL DALAM REALITASNYA
Dalam transaksi Pinjaman online tidak jarang terdapat :
a) Pelaku Bisnis Pinjol kategori tidak legal;
b) Pelaku Bisnis Pinjol dalam pelaksanaan dengan debitur tidak taat
peraturan perundang-undangan;
c) Kreditur(Pelaku Bisnis Pinjol) dengan Debitur(masyarakat penerima
kredit pinjol) melakukan pada umumnya hubungan hukum tidak sesuai
dengan sistem hukum termasuk identitas para pihak;
d) Perjanjian yang tidak memadai dan secara online;
e) Dana cair lebih kecil dari yang di perjanjikan
f) Termin pembayaran lebih singkat dari yang diperjanjikan
g) Besaran Bunga tidak sesuai dengan standar
h) Masuk data pribadi
i) Kadang terdapat pola ancaman/intimidasi penagihan melalui DC
j) Sering tidak jelas domisili/kantor untuk adakan renegosiasi
TRANSAKSI FINTECH PERSPEKTIF TEORI KEADILAN
Keadilan berasal dari kata adil,
Kamus Bahasa Indonesia adil adalah tidak sewenang-
wenang, tidak memihak, tidak berat sebelah.
Adil terutama mengandung arti bahwa suatu keputusan
dan tindakan didasarkan atas norma-norma objektif.

Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep yang


relatif tidak sama, adil menurut yang satu belum tentu
adil bagi yang lainnya, ketika seseorang menegaskan
bahwa ia melakukan suatu keadilan, hal itu tentunya
harus relevan dengan ketertiban umum dimana suatu
skala keadilan diakui.
KEADILAN BERDASAR PANCASILA
Keadilan digambarkan dalam Pancasila sebagai dasar negara, yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adapun keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh:


Hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungannya
manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya,
manusia dengan masyarakat, bangsa, dan negara, serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.
Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan
antar negara sesama bangsa didunia dan prinsip-prinsip ingin menciptakan
ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antarbangsa di dunia dengan
berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian
abadi, serta keadilan dalam hidup.

TRANSAKSI FINTECH BERBASIS KEADILAN PANCASILA dengan transaksi


fintech memiliki tujuan menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu
pergaulan antarbangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan
bagi setiap bangsa, perdamaian abadi, serta harmoni dalam hidup
TRANSAKSI FINTECH PERSPEKTIF TEORI KEADILAN ARISTOTELES
ARISTOTELES
Keadilan distributif menurutnya adalah keadilan yang berlaku dalam hukum
publik, yaitu berfokus pada distribusi, honor kekayaan, dan barang-barang lain
yang diperoleh oleh anggota masyarakat.
Keadilan komutatif menyangkut mengenai masalah penentuan hak yang adil
di antara beberapa manusia pribadi yang setara, baik diantara manusia
pribadi fisik maupun antara pribadi non fisik.
Kemudian keadilan korektif berhubungan dengan pembetulan sesuatu yang
salah, memberikan kompensasi kepada pihak yang dirugikan atau hukuman
yang pantas bagi pelaku kejahatan. Sehingga dapat disebutkan bahwa ganti
rugi dan sanksi merupakan Keadilan
Menurut Aristoteles, hakim sebagai pihak yang memberikan putusan harus
memiliki epikeia, yaitu “suatu rasa tentang apa yang pantas”.

TRANSAKSI FINTECH BERBASIS KEADILAN MENURUT ARISTOTELES


memiliki Konstruksi keadilan yang demikian ini membebankan kewajiban bagi
pembentuk Undang-undang untuk memperhatikannya dalam merumuskan
konsep keadilan kedalam suatu Undang-undang,sehingga melalui perundang-
undangan yang baik keadilan akan menjamin pemenuhan masyarakat sesuai
haknya
JOHN RAWLS
Dua prinsip keadilan.
Pertama, adalah prinsip kebebasan yang sama sebesar-besarnya (principle of greatest
equal liberty). Prinsip ini mencakup:
1) Kebebasan untuk berperan serta dalam kehidupan politik (hak bersuara, hak
mencalonkan diri dalam pemilihan);
2) Kebebasan berbicara ( termasuk kebebasan pers);
3) Kebebasan berkeyakinan (termasuk keyakinan beragama);
4) Kebebasan menjadi diri sendiri (person)
5) Hak untuk mempertahankan milik pribadi.
Kedua, prinsip keduanya ini terdiri dari dua bagian, yaitu prinsip perbedaan (the
difference principle) dan prinsip persamaan yang adil atas kesempatan (the principle of
fair equality of opportunity). Inti prinsip pertama adalah bahwa perbedaan sosial dan
ekonomis harus diatur agar memberikan manfaat yang paling besar bagi mereka yang
paling kurang beruntung.
TRANSAKSI FINTECH BERBASIS KEADILAN MENURUT JOHN RAWLS:
Melalui dua prinsip principle of greatest equal liberty dan the difference principle
transaksi Fintech perlu menjamin kebebasan menjaga hak pribadi para pihak
namun juga memperhatikan ketercukupan jaminan kelompok masyarakat yang
kurang beruntung namun beritikad baik dan bertindak baik.
Dengan demikian prinsip perbedaan menurut diaturnya struktur dasar masyarakat
adalah sedemikian rupa sehingga kesenjangan prospek mendapat hal-hal utama
kesejahteraan, pendapatan, dan otoritas diperuntukkan bagi keuntungan orang-
orang yang paling kurang diuntungkan/keberpihakan kelompok lemah.
Thomas Hobbes
Menurut Thomas Hobbes keadilan ialah suatu perbuatan dapat
dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian yang
telah disepakati.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa keadilan
atau rasa keadilan baru dapat tercapai saat adanya kesepakatan
antara dua pihak yang berjanji.

TRANSAKSI FINTECH BERBASIS KEADILAN MENURUT THOMAS HOBBES :


Transaksi Fintech yang mengarah pada keadilan sepanjang adanya perjanjian,
Perjanjian disini diartikan dalam wujud yang luas tidak hanya sebatas perjanjian
dua pihak yang sedang mengadakan kontrak bisnis, sewa-menyewa, dan lain-lain.
Melainkan perjanjian disini juga perjanjian penjatuhan putusan antara hakim dan
terdakwa, peraturan perundang- undangan yang tidak memihak pada satu pihak
saja tetapi saling mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan publik
Roscoe Pound
Roscoe Pound melihat keadilan dalam hasil-hasil konkrit
yang bisa diberikannya kepada masyarakat. Ia melihat
bahwa hasil yang diperoleh itu hendaknya berupa
pemuasan kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya
dengan pengorbanan yang sekecil- kecilnya.
Suatu usaha untuk menghapuskan pemborosan yang
terus-menerus dan semakin efektif dan menghindari
perbenturan antara manusia dalam menikmati sumber-
sumber daya, singkatnya social engineering semakin
efektif”
TRANSAKSI FINTECH BERBASIS KEADILAN MENURUT ROSCOE POUND:
Dalam perspektif Roscoe Pound dapat ditarik benang merah “semakin meluasnya
pengakuan dan pemuasan terhadap kebutuhan, tuntutan atau keinginan-
keinginan manusia melalui pengendalian sosial; semakin meluas dan efektifnya
jaminan terhadap kepentingan sosial; suatu usaha untuk menghapuskan
pemborosan yang terus-menerus dan semakin efektif dan menghindari
perbenturan antara manusia dalam menikmati sumber-sumber daya, singkatnya
social engineering semakin efektif”.
Hans Kelsen
Menurut Hans Kelsen, keadilan adalah suatu tertib
sosial tertentu yang dibawah lindungannya usaha untuk
mencari kebenaran bisa berkembang dan subur. Karena
keadilan menurutnya adalah keadilan kemerdekaan,
keadilan perdamaian, Keadilan Demokrasi-Keadilan
Toleransi

TRANSAKSI FINTECH BERBASIS KEADILAN MENURUT HANS


KELSEN:
Keadilan dalam transaksi FINTECH khususnya dalam transaksi Pinjaman
Online adalah ketika suatu hubungan hukum tersebut tercapai manakala
terdapat suatu kondisi tertib sosial tertentu yang mengarah pada
kemerdekaan,perdamaian,demokrasi,toleransi
KESIMPULAN
1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI,REVOLUSI INDUSTRI
4.0,SOCIETY 5.0 MEMILIKI KONSEKUENSI FINTECH-P to P
Landing MERUPAKAN KENISCAYAAN;
2. APAPUN BENTUK TRANSAKSI TETAP MENJAGA ETIKA DAN
HUKUM YANG BERKEADILAN;
3. SEMUA BENTUK TRANSAKSI FINTECH PERLU MENJAMIN:
a) KETERTIBAN UMUM;
b) KEBEBASAN MASYARAKAT YANG BAIK;
c) MENJAGA HAK PRIBADI PARA PIHAK;
d) BERITIKAD BAIK;
e) BERTINDAK BAIK;
f) KONDISI TERTIB SOSIAL TERTENTU YANG MENGARAH PADA
KEMERDEKAAN, PERDAMAIAN, DEMOKRASI, TOLERANSI,
SUSTAINABILITY, HARMONI,
g) MEMPERHATIKAN KETERCUKUPAN JAMINAN KELOMPOK MASYARAKAT
YANG KURANG BERUNTUNG.
REKOMENDASI

1. PEMERINTAH PERLU MENINGKATKAN


SISTEM DALAM UPAYA PREVENTIF
INTESITAS OPERASIONAL FINTECH
YANG DILAKSANAKAN SECARA
BERTANGGUNGJAWAB;
2. DALAM BERHUKUM PERLU
MENGEDEPANKAN ETIKA
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

15 Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai