Anda di halaman 1dari 20

BRIEF 2021

Perlindungan
Konsumen Fintech Peer-
to-Peer Lending di
Indonesia
Tomi Joko Irianto
Analis Senior Deputi Direktur Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan Fintech
PARA PIHAK DI P2PL

FINTECH LENDING/PEER-TO-PEER LENDING/


PINJAMAN DARING/PINDAR:
Layanan pinjam meminjam uang secara langsung antara
Kreditur/Lender (Pemberi Pinjaman) dan Debitur/Borrower (Penerima
Pinjaman) berbasis teknologi informasi.

Perjanjian

Transaksi
Sumber: Deloitte

2
PENGGUNA
SIAPA PENGUNA LPMUBTI?

Pemberi Pinjaman
§ Berasal dari dalam dan/atau luar negeri.
§ WNI/WNA, badan hokum/usaha Indonesia/asing, dan/atau lembaga internasional.

Penerima Pinjaman
§ Berasal dan berdomisili di Indonesia.
§ Terdiri dari orang perseorangan atau badan hukum
Indonesia.
INFO LAINNYA
Suku Bunga Pinjaman Luar Negeri
1 Penyelenggara memberikan masukan atas suku bunga 2 Untuk Penerima Pinjaman menerima pinjaman dari
yang ditawarkan oleh Pemberi Pinjaman dan Penerima LN, penyelenggaraan LPMUBTI tunduk pada
Pinjaman dengan mempertimbangkan kewajaran dan ketentuan peraturan perundang-undangan
perkembangan perekonomian nasional. (peraturan tentang utang LN).
KARAKTERISTIK FINTECH LENDING

Dana Tidak Dijamin LPS Proses (Sangat) Cepat


Dana milik pemberi dana (lender) tidak dijamin Keputusan pemberian pendanaan tidak dilakukan manual
oleh Lembaga Penjamin Simpanan dalam hal oleh orang, tetapi menggunakan artificial intelligence
platform gagal (berhenti beroperasi) atau penerima sehingga dapat dilakukan dengan cepat.
dana tidak mengembalikan dana pinjaman.

Persyaratan Mudah
Risiko Kredit pada Pemberi Dana Syarat dokumen tidak banyak dan syarat
Rp lainnya mudah dipenuhi. Dalam pendanaan
Risiko kredit ditanggung langsung oleh dengan jumlah kecil, kadang hanya diminta
pemilik dana. Platform fintech lending tidak foto KTP dan video singkat.
memberikan jaminan pendanaan macet.
Platform bertanggung jawab melakukan
penagihan berdasarkan perjanjian.
Tanpa Batasan Waktu dan Tempat
Pengajuan pendanaan dapat dilakukan kapan
Risiko Pendanaan Relatif Tinggi saja dan dimana saja. Calon penerima dana
tidak harus bertemu langsung atau
Proses dilakukan cepat dengan dokumen mendatangi kantor penyelenggara fintech.
pendukung yang minim sehingga berpotensi
memiliki risiko pendanaan macet relatif tinggi.
Dapat Memilih Pihak yang Didanai
Bunga Lebih Tinggi Pemberi pendanaan (lender) dapat memilih
Bunga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pihak yang akan didanai dan dapat memilih
pendanaan di lembaga lain seperti perbankan atau penerima pendanaan (borrower) berdasarkan
lembaga pembiayaan. Bunga didasarkan pada hasil selera risiko (risk appetite).
penilaian (scoring) terhadap calon peminjam.
MODEL PENDANAAN
MODEL PENDANAAN
MODEL PENDANAAN
ASPEK PERJANJIAN DAN BUNGA

Perjanjian Bunga

§ Perjanjian Para Pihak § Edukasi & Perjanjian


Setidaknya ada 2 perjanjian, yakni perjanjian antara Meminta pengguna (khususnya penerima pinjaman)
pemberi dan penerima pinjaman, serta perjanjian untuk memahami suku bunga yang ada di perjanjian.
antara pemberi pinjaman dan penyelenggara.
§ Diatur CoC AFPI
§ Isi Perjanjian Maksimum biaya pinjaman (bunga dan biaya lainnya)
Isi minimum perjanjian diantur dalam Pasal 18-20 POJK diatur di Code of Conduct AFPI. Apabila dilanggar oleh
77/2016. Yang diperjanjikan a.l.: hak dan kewajiban para penyelenggara, maka AFPI memberikan sanksi.
pihak, jumlah pinjaman, bunga, jangka waktu, nilai
angsuran, penyelesaian sengketa, dll. § Simulasi di Website & Aplikasi
Penyelenggara menyediakan simulasi pinjaman di
website dan aplikasi.

Bunga Fintech Tinggi


Mengapa bunga lebih tinggi dari pada
bunga bank atau bahkan KUR?
AKSES DATA PRIBADI

Data
Nama Platform
§ Perlindungan Data
Menjaga kerahasiaan dan keamanan data pribadi dan
data transaksi dari pihak-pihak yang tidak terkait
dengan bisnis LPMUBTI dan tunduk pada peraturan
Pembatasan Akses Smartphone
terkait kerahasiaan dan keamanan data.

§ Pembatasan Akses Data Pribadi


Membatasi akses data pribadi hanya yang relevan
dengan transaksi pinjam-meminjam. Camera Microphone Location

§ ISO 27001
Seluruh penyelenggara berizin
harus memiliki SNI ISO 27001
tentang Sistem Manajemen
Keamanan Informasi.
PERLINDUNGAN DANA LENDER
Asuransi/Penjaminan
Risiko kredit ada di pemberi pinjaman dan dapat dimitigasi
Ada perlindungan dana pemberi pinjaman dengan dengan membeli jaminan asuransi/penjaminan kredit.
fokus ke risiko fraud dan risiko kredit. Menjaga
ekspektasi pemberi pinjaman agar merasa aman dan
Scoring & Rekam Jejak Peminjam
nyaman. Tidak boleh ada shadow banking maupun
§ Analisis kelayakan pemberian pinjaman
ponzi scheme. dilakukan oleh mesin. Penyelenggara bekerja
sama dengan lembaga penyedia data.
§ Penyelenggara harus mampu melakukan
analisis rekam jejak calon peminjam. Data bisa
Escrow & Virtual Account didapat dari LPIP, SLIK, dan/atau FDC.
Dana di rekening escrow account T+2
(pemberian pinjaman) dan T+1 (saat 01 02 03 04 05
pengembalian).
.

TKB90
Informasi Tingkat Keberhasilan Bayar 90 hari sejak jatuh
tempo di website dan aplikasi. TKB90 menggambarkan Tanda Tangan Elektronik
persentase pengembalian pinjaman (tidak macet).
. Transaksi tidak bertemu fisik, dibutuhkan kemampuan
memastikan peminjam adalah benar sesuai dengan identitas.
PENAGIHAN PINJAMAN

Code of Conduct AFPI


Penagihan pinjaman diatur dalam code of conduct AFPI diantaranya harus beretika, tidak boleh
disertai ancaman, dilakukan di jam tertentu, dll.

Sertifikasi
Tenaga penagihan harus memiliki sertifikasi penagihan dari AFPI.

Penagihan Internal Perusahaan


§ Penagihan oleh internal perusahaan dilakukan maksimum hingga 90 hari sejak jatuh tempo.
§ Setelah 90 hari, penyelenggara tidak boleh melakukan penagihan lagi, hanya boleh ditagih oleh
perusahaan yang bergerak di bidang penagihan (terdaftar di AFPI).
PRINSIP PERLINDUNGAN KONSUMEN
Penyelenggara wajib menerapkan prinsip dasar
perlindungan pengguna:
Transparansi
Melakukan praktik bisnis secara transparan Kerahasiaan & Keamanan Data
kepada pemberi dan penerima pinjaman. Mampu menjaga kerahasiaan dan
Hak dan kewajiban dituangkan di dalam keamanan data pribadi dan data transaksi
perjanjian, tidak ada yang ditutupi. dari pihak-pihak yang tidak terkait dengan
bisnis LPMUBTI dan tunduk pada peraturan
terkait kerahasiaan dan keamanan data.
Perlakuan yang Adil
Berlaku adil kepada pemberi
dan penerima pinjaman.
Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian sengketa
pengguna secara sederhana,
Keandalan cepat, dan biaya terjangkau.
Menjadi platform yang dapat diandalkan
pemberi dan penerima pinjaman dan
menyediakan sistem transaksi yang dapat
memberikan kenyamanan dan keamanan
bagi pengguna.

12
UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN

Ada peran konsumen sebelum bertransaksi (preventif)

Perlindungan Konsumen
Upaya OJK dalam memberikan
perlindungan kepada konsumen
dilakukan melalui:
§ Pengaturan industri P2PL;
§ Pengawasan industri P2PL; Edukasi Legalitas Perjanjian Bunga
§ Kegiatan edukasi masyarakat; dan
§ Penyelesaian pengaduan
konsumen.

Data Dana Operasional Pengurus Penagihan Pengaduan

13
EDUKASI KONSUMEN

Edukasi

§ Kegiatan Edukasi 12x


Seluruh Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) harus melakuan
kegiatan edukasi minimum 12x dalam 1 tahun sejak
terdaftar. Minimum 8x di luar Jawa.

§ Pencantuman Peringatan
Penyelenggara harus mencantumkan peringatan di
website dan aplikasi. Isinya mengingatkan kepada calon
pengguna sebelum bertransaksi.

§ Edukasi Media Massa & Media Sosial


Pelaksanaan dilakuan oleh OJK, AFPI, dan
penyelenggara.
FP2PL LEGAL v ILEGAL

Penanggulangan Ilegal

3.365 § Adanya Fintech Ilegal


• Mengingatkan pengguna (khususnya peminjam)
122 untuk tidak bertransaksi dengan fintech P2PL yang
tidak terdaftar/berizin di OJK.
• Daftar fintech terdaftar/berizin ada di website OJK.
Terdaftar/Berizin Ilegal Selalu diperbarui apabila ada perubahan.

§ Cyber Patrol
Perizinan dan Pelaporan
Pemberantasan fintech illegal dilakukan secara proaktif
§ Saat ini ada 122 penyelenggara fintech lending yang melalui patrol yang dilakukan Satgas Waspada Invetasi,
terdaftar/berizin di OJK. OJK, Kominfo RI, dan AFPI.
§ Sudah 3.365 penyelenggara fintech lending ilegal yang
ditutup oleh Satgas Waspada Investasi (SWI). Masyarakat
diharapkan melaporkan ke OJK/SWI apabila menemukan
ada fintech lending ilegal.
FINTECH LENDING ILEGAL

01. Tak Patuh Regulasi 02. Bunga, Denda, & Biaya Sangat Tinggi
Tidak mendaftar ke OJK, tidak mau tunduk • Penerapan bunga, denda, dan biaya sangat tinggi,
pada Peraturan OJK, dan tidak diawasi OJK. bahkan tidak jelas di dalam perjanjian.
• Tidak transparan pada hak dan kewajiban pihak-pihak
yang terlibat.
08. Penawaran Melalui SMS
Melakukan penawaran melalui saluran 03. Pengurus dan SDM Tak Andal
komunikasi pribadi tanpa persetujuan.
Umumnya dilakukan melalui short message Direksi dan Komisaris tidak memiliki sertifikasi
service (SMS) dan tidak dilakukan fit & proper test. Kualitas
SDM tidak diketahui.

07. Lokasi Kantor Tidak Jelas


Fintech 04. Proses Penagihan Tidak
Lokasi kantor tidak diketahui, bahkan
sebagian dioperasikan dari luar negeri.
Ilegal Beretika
• Penagihan dilakukan dengan tak beretika.
Dalam hal ada kasus, sulit
menyelesaikannya. Misalnya: mengancam, menggunakan kata-
kata kasar, menyebarkan informasi ke seluruh
nomor kontak terkait utang konsumen.
06. Pengaduan Tak Tertangani • Penagih tidak memiliki sertifikat penagihan.
• Pengaduan layaan ke pelaku tak mudah ditangani. 05. Akses Data Pribadi Berlebihan
OJK dan AFPI tidak menangani pengaduan konsumen
karena tidak mengetahui kontak pelaku. • Mengakses data pribadi di gawai konsumen secara
berlebihan, seperti foto, daftar kontak, storage, dll
• Pengaduan dapat dilakukan ke polisi atau Satgas yang tak berhubungan dengan pinjaman.
Waspada Investasi.
• Data pribadi disalahgunakan.
PENGADUAN KONSUMEN

Layanan Pengaduan Konsumen

POJK 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan beserta surat
edaran turunannya dan POJK 18/POJK.07/2018 tentang Layanan Pengaduan Konsumen di
Sektor Jasa Keuangan beserta surat edaran turunannya. OJK memiliki layanan pengaduan
konsumen melalui kontak OJK 157 atau melalui e-mail konsumen@ojk.go.id.

AFPI memiliki code of conduct yang mengatur seluruh anggotanya dan wajib dipatuhi.
Apabila ada keluhan dapat disampaikan ke nomer telepon 150 505 (bebas pulsa) pada hari
kerja atau e-mail pengaduan@afpi.or.id dan melalui jendela Pengaduan pada laman resmi
AFPI (www.afpi.or.id)

17
PENGENAAN SANKSI
Kewenangan OJK

OJK menjalankan tugas dan kewenangannya dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK) dan Peraturan Perundang-undangan lainnya yang
berlaku termasuk berkoordinasi dengan instansi terkait sesuai kewenangannya masing-masing

OJK dapat mengenakan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh Penyelenggara
terdaftar atau berizin atas ketentuan yang berada di lingkup OJK

PERINGATAN PEMBATASAN CABUT IZIN


DENDA USAHA
TERTULIS KEGIATAN USAHA
TANTANGAN INDUSTRI
Pemulihan Ekonomi & Secara umum, kondisi perekonomian Indonesia 2021 yang
dalam tahap pemulihan menjadi tantangan industri P2PL tahun
Tantangan Internal depan. Secara khusus, ada tantangan pada aspek eksplorasi
ekosistem, bunga dan biaya pinjaman, credit scoring, POJK
Industri baru, UU PDP, dan edukasi publik.

2021
Eksplorasi Ekosistem POJK Baru
Potensi ekonomi digital dan pangsa pasar dalam ekosistem sangat besar Penyelenggara P2PL harus mampu menyesuaikan pada
dan menjadi kunci kesuksesan dan kesinambungan bisnis P2PL. ketentuan POJK baru. Sebagian ketentuan baru, penyesuaian
dilakukan secara bertahap.
Bunga & Biaya Pinjaman
Borrower masih mengeluhkan tingginya bunga dan biaya pinjaman, UU PDP
meskipun sudah diinfokan sebelum transaksi. Bunga pinjaman P2PL
lebih tinggi dibandingkan pinjaman di lembaga keuangan tradisional Persiapan compliance penggunaan data pribadi sesuai UU PDP
apabila telah disahkan. Peningkatan keamanan dan mitigasi
(khususnya untuk jenis pinjaman multiguna).
penyalahgunaan data pribadi.

Keandalan Sistem Elektronik & Credit Scoring


• Credit scoring yang baik dapat menjadi kunci menjaga kualitas pinjaman.
Edukasi Publik
• Ada potensi menurunkan bunga melalui scoring yang lebih akurat. Peningkatan efektivitas edukasi publik, khususnya terkait
• Butuh keandalan sistem elektronik dan dukungan big data & artificial pemahaman bertransaksi secara digital, risiko transaksi di P2PL
intelligence yang lebih baik. (sebagai lender & borrower), dan terkait fintech ilegal.
THANK YOU !

2021

Anda mungkin juga menyukai