Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. VI/No.

1/Jan-Feb/2017

PROSEDUR PENANGANAN PERKARA Tata Cara Penanganan Perkara di KPPU ini


MONOPOLI DAN PERSAINGAN CURANG SERTA adalah pengganti dan menyempurnakan
SANKSI HUKUM TERHADAP PELANGGARAN Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 19991 N0.05/KPPU/KEP/IX/2000 Tahun 2000 Tentang
Oleh : Oleh : Betriks Eva Kalangi2 Tata Cara Penyampaian Laporan dan
Penanganan Dugaan Pelangagaran Terhadap
ABSTRAK Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Sanksi-sanksi yang akan dijatuhkan terhadap
mengetahui tolak ukur apa saja yang dapat pelaku usaha yang melanggar ketentuan
dikategorikan sebagai praktek bisnis curang dan undang-undang tersebut yang terdapat dapat
bagaimana penyelesaian sengketa persaingan dalam Pasal 47 sampai Pasal 49, diantaranya :
curang menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1. Sanksi administratif
1999. Dengan menggunakan metode 2. Pidana Pokok
penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. 3. Sanksi Pidana Tambahan.
Dikeluarkannya Undang-undang Undang- Setiap Undang-undang Antimonopoli
Undang Nomor 5 tahun 1999 maka terciptanya didunia ini mempunyai tujuannya masing-
suatu persaingan usaha yang sehat dan masing dan hampir semua Undang-undang
larangan praktek monopoli yang hal ini Antimonopoli yang ada didunia ini mempunyai
bermanfaat memberi kesempatan yang sama tujuan yang sama, yaitu yang pertama, untuk
baik pelaku usaha besar, menengah dan kecil melakukan pencegahan pembatasan
dalam berusaha, sehingga tercapai keadilan persaiangan, sehingga ekonomi lebih efisien,
dan demokrasi dalam bidang ekonomi dan hal demi kepentingan konsumen dan untuk
ini telah merubah tata perekonomian kita kepentingan nasional. Dan yang kedua adalah
selama ini yang penuh kontrakdiktif. 2. Dengan secara ekonomi Undang-undang Antimonopoli
adanya pesaing, maka pelaku bisnis akan berusaha supaya pendapatan di bagi-bagi di
berusaha untuk menyempurnakan produk- dalam ekonomi pasar.
produknya dan peningkatan kinerjanya dan Demikian juga Undang-undang
kondisi ini akan menciptakan efektifitas dan Antimonopoli Indonesia menetapkan tujuannya
efisiensi dalam kegiatan usaha, sehingga didalam pasal 3, yaitu:
menjadi keuntungan bagi perekonomian secara a) menjaga kepentingan umum dan
keseluruhan. menigkatkan efisiensi ekonomi nasional
Kata kunci: Prosedur penanganan, monopoli, sebagai salah satu upaya untuk
persaingan curang, sanksi hukum meningkatkan kesejahteraan rakyat;
b) mewujudkan iklim usaha yang kondusif
PENDAHULUAN melalui pengaturan persaiangan usaha
A. Latar Belakang Masalah yang sehat sehingga menjamin adanya
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 kepastian kesempatan berusaha yang
tentang Larangan Praktek Monopoli dan sama bagi pelaku usaha besar, pelaku
Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang telah di usaha menengah, dan pelaku usaha kecil
undangkan pada tanggal 5 Maret 1999 dan c) mencegah praktek monopoli dan/atau
efektif berlaku 5 Maret tahun 2000. Dalam persaiangan usaha tidak sehat yang di
undang-undang ini telah mengatur mengenai timbulkan oleh pelaku usaha; dan
tata cara penanganan perkara sebagaimana d) terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam
ditentukan dalam Pasal 38 sampai dengan Pasal kegiatan usaha.
46 yang kemudian diimplementasikan lebih Dari keempat tujuan Undang-undang
lanjut dengan Peraturan Komisi Pengawas Antimonopoli ini dapat juga dirumuskan
Persaingan Usaha No. 01 Tahun 2006 tentang menjadi dua tujuan pokok yaitu tujuan dibidang
ekonomi dan tujuan diluar ekonomi.
1
Artikel Skrpsi. Dosen Pembimbing : Lendy Siar, SH, MH;
Didalam pasal 3 huruf a ditetapkan tujuan
Roy V. Karamoy, SH, MH undang-undang ini untuk menjaga kepentingan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. umum dan meningkatkan efesiensi ekonomi
13071101316

167
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

nasional. Jadi kedua tujuan tersebut ada akan tujuan Undang-undang Antimonopoli
didalamnya saling berdampingan, yaitu tersebut, dengan demikian semua pihak yang
menjaga kepentingan umum yang merupakan berkaitan dengan semua pelakasanaan
tujuan diluar ekonomi, yang memberikan rasa Undang-undang Antimonopoli tersebut
aman dan pasti kepada semua pelaku usaha mempunyai arah dan tujuan yang sama yaitu
dan masyarakat didalam berusaha, dan meningkatkan ekonomi nasional dan
meingkatkan ekonomi nasional adalah kesejahteraan rakyat Indonesia, yang
merupakan tujuan eknomi. merupakan tujuan UUD 1945.
Didalam huruf b pasal 3, ditetapkan lagi Apakah undang-undang ini benar
tujuan ekonomi yaitu mewujudkan iklim usaha merupakan salah satu langkah awal reformasi
yang kondusif dan adanya persaiangan usaha ekonomi, khususnya bagaimanakah manfaat
yang sehat, sehingga menjamin adanya pengaturan persaingan usaha yang sehat dan
kepastian kesempatan berusaha bagi pelaku larangan praktek monopoli bagi perekonomian
usaha besar, pelaku usaha menengah, dan Indonesia merupakan hal yang menarik untuk
pelaku usaha kecil. Undang-undang ini dikaji dalam penulisan ini.
memberikan kesempatan yang sama kepada
semua pelaku usaha didalam menjalankan B. Perumusan Masalah
usahanya masing-masing, ini mencakup tujuan 1. Tolak ukur apa saja yang dapat
ekonomi dan juga tujuan diluar ekonomi. dikategorikan sebagai praktek bisnis
Kemudian didalam huruf c pasal 3 curang ?
ditetapkan, bahwa tujuan undang-undang ini 2. Bagaimana penyelesaian sengketa
mencegah praktek monopoli dan/atau persaingan curang menurut Undang-
persaiangan usaha yang tidak sehat yang undang No. 5 Tahun 1999 ?
ditimbulkan oleh pelaku usaha yang juga
merupakan tujuan ekonomi. Ini adalah fungsi C. Metode Penelitian
persaingan yang normal dari semua Undang- Oleh karena ruang lingkup penelitian ini
undang Antimonopoli yang ada didunia ini. Dan adalah pada disiplin Iilmu Hukum, maka
jaminan adanya efisiensi juga merupakan penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
tujuan ekonomi. Dihindarkannya praktek hukum pada umumnya yakni penelitian hukum
monopoli dan persaiangan usaha tidak sehat normatif dengan cara menelusuri dan meneliti
dan dapat mencegah adanya kosentrasi bahan pustaka. 3
ekonomi ditangan tertentu atau ditangan satu
kelompok tertentu, yang merupakan tujuan PEMBAHASAN
ekonomi. Didalam huruf d pasal 3 juga A. Jenis-jenis Praktek Bisnis Curang
ditetapkan tujuan ekonomi yaitu terciptanya Jenis-jenis praktek bisnis curang yang di
efektivitas dan efisiensi dalam berusaha. larang oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun
Jadi pada prinsipnya tujuan undang-undang 1999 adalah:
ini ada dua yaitu tujuan bidang ekonomi dan 1. Oligopoli dalam produksi dan atau
tujuan diluar ekonomi. Kalau tujuan ekonomi distribusi.
tercapai yaitu meningkatnya ekonomi nasional, Maksud praktek bisnis ini adalah dua atau
maka tujuan diluar ekonomi juga akan tercapai, beberapa pelaku usha di bidang yang sama
yaitu meningkatnya kesejahtraan rakyat. Dalam membuat perjanjian untuk bersam-sama
pelaksanaan Undang-undang Antimonopoli melakukan pengusaan produksi dan atau
oleh para praktisi hukum, pelaku usaha dan pemasaran barang yang mengakibatkan
khususnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha terjadinya praktek monopoli dan atau
perlu kiranya memperhatikan kedua tujuan persaingan usaha yang tidak sehat.
tersebut, yaitu untuk menigkatkan ekonomi Kegiatan ini terlarang apabila dua atau tiga
nasional dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Semua pihak yang berkaitan dengan
pelaksanaan penerapan Undang-undang
3
Antimonopoli tersebut harus tahu dan sadar Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
Normatif, Rajawali, Jakarta, 1985 hal, 14.

168
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

penguasa menguasai lebih dari 75% Perjanjian yang dilarang menurut Pasal 16
pangsa pasar. 4 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999,
2. Kartel harga (Pince Fixing Contract) yaitu jika pelaku usaha membuat
Maksud praktek bisnis yang dilarang ini perjanjian dengan pihak lain di luar negeri
adalah pelaku usaha membuat perjanjian yang memuat ketentuan yang dapat
dengan pelaku usaha lain sebagai mengakibatkan terjadinyan praktek
persaingan untuk mendapatkan suatu monopoli dan atau persaingan usaha tidak
barang dan jasa. Hal ini terjadi bilamana sehat.
peran produsen produk sejenis atau yang 10. Monopoli.
identik saling sepakat untuk menentukan Kegiatan monopoli dilarang menurut Pasal
atau menetapkan harga jual produknya, 17 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999,
larangan ini diatur dalam Pasal 5 Undang- maksudnya pelaku usaha dilarang
Undang Nomor 5 tahun 1999.5 melakukan penguasaan atas produksi dan
3. Kartel harga berupa menetapkan harga pemasaran barang atau jasa yang dapat
dibawa pasar. mengakibatkan dapat terjadinya praktek
Praktek bisnis yang dilarang ini terjadi bila monopoli dan atau persaingan usaha tidak
pelaku usaha membuat perjanjian dengan sehat. Dan pelaku usaha dapat duduga
pelaku usaha persaingannya untuk atau dianggap melakukan penguasaan atas
menetapkan harga dibawah pasar, produksi dan atau pemasaran barang atau
sehingga dapat mengakibatkan persaingan jasa apabila:
usaha tidak sehat. Larangan seperti ini a. barang atau jasa belum ada
perlu sebab praktek semacam ini sangat subsitusinya.
potensial menghancurkan pelaku usaha b. pelaku usaha lain tidak dapat masuk
pesaing lainnya. Ketentuan ini diatur kedalam persaingan usaha barang dan
dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 5 atau jasa yang sama.
tahun 1999.6 c. satu pelaku usaha atau satu kelompok
4. Kartel Distribusi/Produksi. pelaku usaha menguasai lebih dari
5. Penetapan harga vertikal (Vertikal Prince 50% pangsa pasar satu jenis barang
Fixing) atau jasa tertentu.
6. Perjanjian tertutup atau perjanjian 11. Monopsoni.
eksklusif/restrain of trade. Maksud kegiatan yang terlarang ini
7. Perjanjian tertutup atau perjanjian menurut Pasal 18 Undang-Undang Nomor
ekslusif/Tie-Ins Contact. 5 tahun 1999 ialah pelaku usaha dilarang
Perjanjian Tie-ins menurut Pasal 15 ayat 2 menguasai pembelian dan atau pasokan
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999. suatu produk dan kegiatan ini dianggap
8. Tie-ins di kaitkan dengan harga. atau patut diduga melakukan monopsoni
Perjanjian yang dilarang ini maksudnya jika jika pelaku usaha menguasi lebih dari 50%
penjual/produsen mewajibkan pembeli pangsa pasar satu jenis barang ataunjasa
utuk membeli produk lain darinya atau tertentu;
untuk tidak membeli produk yang 12. Penguasaan pasar/menghalangi akses
sama/sejenis dan pelaku usaha pesaingnya pasar.
bila pembeli itu ingin memperoleh harga Penguasaan pasar dilarangmenurut Pasal
tertentu/discon harga atas produk dari 18 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999,
pihak penjual tersebut dan penguasaan pasar ini terjadi kalau
9. Perjanjian dengan pihak luar negeri. pelaku usaha melakukan satu atau
beberapa kegiatan, baik sendiri maupun
bersama pelaku usaha lain yang dapat
4
L.B Kagramanto, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar mengakibatkan praktek atau persaingan
Grafika, Jakarta, 2008, Hal.222
5
Rachmadi Usman, Hukum Persaingan Usaha di
usaha tidak sehat, dan hal ini terjadi kalau:
Indonesia, Op.cit Hal.282 a. menolak atau menghalangi pelaku
6
Hermansyah, Pokok-pokok Hukum Persaingan Usaha, usaha tertentu untuk melakukan
Kencana, Jakarta, Hal.26

169
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

kegiatan usaha yang sama pada pasar barang dan jasa yang ditawarkan atau
yang bersangkutan atau; dipasok dipasar bersangkutan menjadi
b. menghalangi konsumen atau pelaku kurang baik dari kualitas maupun
usaha persaingannya; ketetapan waktu yang dipersyaratkan. Jadi
c. membatasi peredaran atau penjualn tujuannya adalah untuk sabotase.
barang atau jasa. 18. Penyalahgunaan posisi dominan
d. melakukan praktek diskriminasi Yang dilarang dengan penyalah gunaan
terhadap pelaku usaha tertentu. posisi dominan yaitu jika pelaku usaha
13. Jual rugi/predatory dumping menetapkan persyaratan perdagagan
Maksud jual rugi adalah pelaku usaha tertentu dengan maksud menghalangi
menjual produk dengan harga sangat konsumen memperoleh produk sejenis
rendah dengan tujuan mematikan secara bersaing atau untuk maksud
persaingannya, dan praktek itu terlarang membatasi akses pasar dan teknologi atau
kalau mengakibatkan monopoli dan atau menghambat akses pasar bagi pengusaha
persaingan usaha tidak sehat. Prilaku lain dan pelaku usaha memiliki posisi
bisnis dilarang menurut Pasal 20 Undang- dominan apabila :
Undang Nomor 5 tahun 1999. a. satu pelaku usaha atau satu kelompok
14. Curang dalam komponen harga produk. pelaku usaha mengiasai 50% (lima
Maksudnya pelaku usaha melakukan puluh persen) atau lebih pangsa pasar
kekurangan dalam menetapkan biaya satu jenis barang atau jasa tertentu.
produksi dan biaya lainnya yang menjadi b. dua atau tiga usaha atau kelompok
bagian dari komponen jharga barang dan usaha menguasai 75% (tuju puluh
atau jasa yang mengakibatkan persaingan lima persen) atau lebih pangsa pasr
usaha tidak sehat. Hal ini di larang satu jenis barang atau jasa tertentu.
menurut Pasal 21 Undang-Undang Nomor Hal ini diatur dalam Pasal 25 Undang-
5 tahun 1999. Undang Nomor 5 tahun 1999.
15. Persekongkolan dalam proses tender 19. Jabatan rangkap :
Hal ini dilarang menurut Pasal 22 Undang- Pelaku usaha dilarang merangkap sebagai
Undang Nomor 5 tahun 1999. yang direksi/komisaris pada beberapa
menentukan: Pelaku usaha dilarang perusahaan apabila perusahaan-
bersekongkol dengan pihak lain untuk perusahaan tersebut:
mengatur dan atau menentukan a. berada dalam pasar bersangkutan
pemenang tender sehingga dapat yang sama atau;
mengakibatkan terjadinya persaingan b. memiliki keterkaitan erat dan dalam
usaha tidak sehat. biadang dan atau jenis usaha, atau
16. Persaingan dalam memperoleh rahasia c. secara bersama dapat menguasai
dagang. pangsa pasar barang dan atau jasa
Maksudnya kalau pelaku usaha tertentu, yang dapat mengakibatkan
berkonspirasi dengan pihak lain untuk terjadinya praktek monopoli dan atau
memperoleh rahasia dagabg pesaingnya persaingan usaha tidak sehat.
sehingga mengakibatkan persaingan usaha Jabatan rangkap ini dilarang menurut
tidak sehat ; perbuatan ini dilarang ketetentuan Pasal 26 Undang-Undang
menurut Pasal 23 Undang-Undang Nomor Nomor 5 tahun 1999.
5 tahun 1999. 20. Pemilikan saham mayoritas :
17. Persekongkolan untuk sabotase : Pelaku usaha dilarang memiliki saham
Persekongkolan ini bertujuan untuk mayoritas beberapa perusahaan yang
sabotase dan dilarang menurut Pasal 24 bergerak dibidang yang sama dan pasar
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999, yang sama. Apabila hal tersebut
maksudnya pelaku usaha berkonspirasi mengakibatkan monopoli dan persaingan
dengan pihak lain dengan maksud usaha tidak sehat, yakni menguasai 50%
menghambat produksi dan atau distribusi pangsa pasar atau tiga pelaku usaha atau

170
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

lebih menguasai 75% pangsa pasar satu mengimplementasikan Undang-Undang Nomor


jenis barang atau jasa tertentu. 5 tahun 1999.
Hal ini diatur dalam Pasal 27 Undang- KPPU dipimpin oleh seseorang ketua
Undang Nomor 5 tahun 1999. merangkap sebagai anggota, seorang wakil
21. Penggabungan, pelaburan dan pengambil ketua yang juga merangkap sebagai anggota
alihan/akusisi, merger, konsolidasi. dan minimal 7 (tujuh) orang anggota. Komisi ini
Tindakan ini maksudnya pelaku usaha bertanggung jawab kepada Presiden, dengan
melakukan penggabungan atau pelaburan masa tugas selama 5 (lima) tahun dan dapat
monopoli dan atau persaingan usaha tidak diangkat untuk satu kali masa tugas lagi. Untuk
sehat, juga dilarang melakukan pengambil membantu kelancaran tugas-tugasnya KPPU
alihan saham perusahaan lain, apabila dibantu oleh sekertariat dan satu kelompok
tindakan tersebut diatas mengakibatkan kerja.
terjadinya praktek monopoli dan atau Menurut Pasal 36 Undang-Undang Nomor 5
persaingan usaha tidak sehat. Hal ini tahun 1999. Wewenang KPPU adalah :
dilarang menurut Pasal 28 Undang-Undang 1. Menerima laporan dari dan atau dari
Nomor 5 tahun 1999.7 pelaku usaha tentang dengan
Dengan demikian untuk mencapai suatu terjadinya praktek monopoli dan atau
kondisi persaingan usaha yang sehat ada persaingan usaha tidak sehat.
perjanjian atau deal-deal yang dilarang dan 2. Melakukan penelitian tentang dugaan
tidak boleh dilakukan, dan ada 12 (dua belas) adanya kegiatan usaha dan atau
kegiatan yang dilarang dilakukan oleh tindakan pelaku usaha yang dapat
masyarakat pebisnis, sehingga rambu-rambu ini mengakibatkan praktek monopoli dan
diharapkan dapat merubah kondisi tata atau persaingan usaha tidak sehat.
perekonomian kita selama ini. 3. Melakukan penyelidikan dan atau
Rambu-rambu ini harus didukung oleh pemeriksaan terhadap kasus dugaan
penegakkan hukum (law enforcemen) yang praktek monopoli dan atau persaingan
tegas agar ketentuan-ketentuan ini hanya tidak usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh
berupa peraturan yang tertidur (slapende regel) masyarakat atau oleh pelaku usaha
tetapi harus diterapkan dengan law in action atau yang ditemukan oleh komisi
yang baik agar apa yang diharapkan, atau sebagai hasil dari penelitiannya;
keadaan yang kita harapkan bahkan 4. Menimpilkan hasil penyelidikan dan
perubahan-perubahan yang kita ingin wujudkan atau pemeriksaan tentang ada atau
dapat tercapai. tidak adanya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat.
B. Prosedur Penanganan Perkara Monopoli 5. Memanggil pelaku usaha yang diduga
Dan Persaingan Curang Serta Sanksi Hukum telah melakukan penyelewengan
Terhadap Pelanggaran Undang-Undang terhadap ketentuan undang-undang ini.
Nomor 5 Tahun 1999. 6. Memanggil dan menghadirkan saksi,
Untuk mengawasi persaingan usaha ditanah saksi ahli, dan setiap orang yang
air agar tercipta iklim persaingan usaha yang dianggap mengetahui pelenggaran
sehat sebagaimana diinginkan oleh Undang- terhadap ketentuan undang-undang ini;
Undang Nomor 5 tahun 1999, maka 7. Meminta bantuan penyidik untuk
pemerintah dengan persetujuan DPR menghadirkan para pelaku usaha, saksi-
membentuk formasi Pengawasan Persaingan saksi ahli, atau setiap orang bagaimana
Usaha (KPPU). KPPU ini adalah sebuah komisi dimaksud huruf c dan f yang
yang independent yang anggotanya diangkat tidakbersedia memenuhi panggilan
oleh Presiden atas persetujuan DPR yang tugas komisi.
utamanya memonitor dan 8. Meminta keterangan dari instansi
pemerintah dalam kaitannya dengan
7
Sutan Remy Sjahdeini, Monopoli dan Persaingan Bebas, penyelidikan dan atau penulisan
Jurnal Hukum Bisnis, Volume 10, 2000, Yayasan
Perkembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 2000, hal. 6.

171
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

terhadap pelaku usaha yang melanggar diterimanya pemberitahuan, tersebut, pelaku


ketentuan undang-undang ini. usaha itu wajib melaksanakan isi putusan KPPU
9. Mendapatkan, meneliti dan atau tersebut. Apabila bersangkutan keberatan
menilai surat, dokumen, atau alat bukti terhadap isi putusan KPPU tersebut. Apabila
lain guna penyelidikan dan atau yang bersangkutan keberatan terhadap isi
pemeriksaan. putusan KPPU, maka dia dapat mengajukan
10. Memutuskan dan menetapkan ada keberatan/banding ke Pengadilan Negeri.
atau tidak adanya kerugian pihak Pengadilan Negeri ini kemudian harus mulai
pelaku usaha lain atau masyarakat. memeriksa permohonan banding tersebut
11. Memberitahukan putusan komisi dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak
kepada pelaku usaha yang diduga diterimanya permohonan banding, dan jangka
melakukan praktek monopoli dan atau waktu pemeriksaan itu adalah 30 (tiga puluh)
persaingan usaha tidak sehat. hari. Terhadap Putusan Pengadilan Negeri
12. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan dapat pula dimintakan kasasi langsung ke
administratif kepada pelaku usaha yang Mahkamah Agung yang kemudian Mahkamah
melanggar ketentuan undang-undang Agung harus menjatuhkan putusannya dalam
ini.8 waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
Adapun prosedur penanganan perkara diterimanya permohonan kasasi tersebut.
monopoli dan persaingan curang yaitu pihak- Apabila pelaku usaha terbukti bersalah tidak
pihak yang dapat mengajukan perkara atas juga melaksanakan isi petugas KPPU dan tidak
dugaan telah terjadi praktek monopoli pula banding ke Pengadilan Negeri, maka KPPU
dan/atau persaingan usaha tidak sehat kepada dapat menyerahkan suratnya itu ke penyidik
komisi pengawasan persaingan usaha. Adapun untuk dilakukan penyidikan sesuai dengan
pihak yang dapat mengajukannya, yaitu : hukum acara pidana yang berlaku. Petugas
1. Anggota masyarakat luas. KPPU tersebut dianggap merupakan bukti
2. Pihak yang dirugikan atau praktek bisnis permulaan yang cukup bagi penyidik untuk
yang bersangkutan, misalnya pelaku melakukan penyidikan.
usaha pesaing. Adapun sanksi hukum yang dapat
3. KPPU sendiri diputuskan KPPU atau Pengadilan Negeri
Pemeriksaan pendahuluan atas pengaduan adalah:
atau gugatan yang ditunjukan kepadaKPPU 1. Sanksi Administratif
dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) 2. Sanksi Pidana Pokok
hari setelah pengaduan tersebut diterima dan 3. Sanksi Pidana Tambahan
harus diputuskan apakah proses pemeriksaan Menurut ketentuan Pasal 47 Undang-
tersebut layak diteruskan atau tidak. Undang Nomor 5 tahun 1999, komisi pengawas
Pelaku usaha yang diadakan karena dicurigai persaingan usaha yang terbukti menjatuhkan
telah melakukan praktek monopoli dan atau sanksi administratif terhadap pelaku usaha
persaingan usaha tidak sehat wajib bekerja yang terbukti melakukan perbuatan melawan
sama atau beritikad baik untuk meluncurkan atau melanggar hukum terhadap UU tersebut
proses pemeriksaan dengan misalnya sanksi administratif tersebut yaitu berupa:
menyerahkan alat bukti yang diperlukan dan a. Pembasan perjanjian oligopoly,
memberikan keterangan serta bersedia oligopsoni, penetapan harga horizontal,
diperiksa oleh KPPU. penetapan harga vertikal, perbedaan
Apabila KPPU memutuskan perlunya harga, pembagian pasar, pembatasan
pemeriksaan lanjutan maka proses pasar boikot, pembentukan trust
pemeriksaan lanjutan tersebut paling lama 60 perusahaan sejenis, dan perjanjian
(enam puluh) hari. KPPU wajib membacakan tertutup termasuk tie-ins.
putusannya secara terbuka selambat- b. Pengehentian integrasi
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak c. Penghentian praktek monopoli atau
persaingan tidak sehat yang
bersangkutan.
8
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 30

172
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

d. Penghentian penyalahgunaan posisi tender, persekongkolan memperoleh


jaminan. rahasia dagang, dan jabatan rangkap
e. Pembatalan akuisisi, merger dan c. denda minimal 1 (satu) miliar rupiah dan
konsolidasi. maksimal 5 (lima) miliar rupiah atau
f. Pembayaran ganti rugi. pidana kurungan pengganti denda
g. Pembayaran denda sebesar minimal 1 maksimal 3 (tiga) bulan, untuk pelanggaran
(satu). berupa menolak menyerahkan alat bukti,
h. Pembayaran dan sebesar minimal 1 atau menolak di periksa, menolak
(satu) miliar rupiah dan maksimal 25 memberikan keterangan atau
miliar Rupiah. menghambat proses
Sedangkan sanksi pidana pokok penyelidikan/pemeriksaan.
sebagaimana ditentukan dalam pasal 48 Selanjutnya di samping sanksi administratif,
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 dapat sanksi pidana pokok juga ada pidana tambahan.
dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri terhadap Sanksi pidana tambahan ini dapat dijatuhkan
pelaku usaha yang terbukti melakukan oleh pengadilan negeri terhadap pelaku usaha
pelanggaran terhadap undand-undang yang terbukti bersalah berdasarkan Pasal 49
tersebut. Pemidanaan ini hanya dapat terjadi Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 berupa:
apabila perkara atau karena yang bersangkutan a. Pencabutan izin usaha.
diperiksa di forum Pengadilan Negeri. Hal ini b. Pelanggaran menjadi pengurus/organ
dapat terjadi bilamana pelaku usaha yang perseroan sebagai direksi atau komisaris
menjadi tergugat tersebut mengajukan selama minimal dua tahun dan maksimal
keberatan atau petugas yang dibuat oleh komisi lima tahun.
pengawas persaingan usaha, atau bilamana c. Penghentian praktek/kegiatan yang
pelaku usaha tersebut tidak segera melakukan merugikan pihak lain tersebut.
isi putusan komisi pengawas persaingan usaha Bahwa sesungguhnya persaiangan dalam
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak petugas berbagai kegiatan maupun kinerja sangat
tersebut diterimanya. penting sehingga bagi peningkatan prestasi
pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada maupun kuantitatas serta kualitas yang ingin di
pelaku usaha yang terbukti bersalah tersebut capai tanpa adanya persaingan kita tidak
berupa: mengetahui apakah kinerja kita suda optimal.
a. denda minimal 25 (dua puluh limah) miliar Sebab tanpa pembanding kita akan terjebak
rupiah dan maksimal 6 (enam) bulan, kepada penilaian subjektif bahwa kitasuda
untuk pelanggaran perjanjian melakukan yang paling baik.
pembentukan oligopoli, pembagian atau
pembatasan pasar, boikot, pembentukan PENUTUP
trust perusahaan sejenis olipogsoni, kartel A. Kesimpulan
produksi/distribusi, vertikal merge, praktek 1. Dengan keluarnya Undang-undang
monopoli, monopsoni, menghambat akses Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999
pasar bagi pelaku usaha lain, maka terciptaya suatu persaingan usaha
penyalahgunaan posisi dominan, pemilikan yang sehat dan larangan praktek
saham mayoritas, dan monopoli yang hal ini bermanfaat
akuisisi/merger/konsolidasi. memberi kesempatan yang sama baik
b. denda minimal 5 (lima) miliar rupiah dan pelaku usaha besar, menengah dan kecil
maksimal 25 (dua puluh lima) miliar rupiah dalam berusaha, sehingga tercapai
atau pidana kurungan pengganti denda keadilan dan demokrasi dalam bidang
maksimal 5 (lima) bulan, untuk ekonomi dan hal ini telah merubah tata
pelanggaran berupa kartel harga, perekonomian kita selama ini yang
pembedaan harga, penetapan harga penuh kontrakdiktif.
vertikal, perjanjian tertutup termasuk tie- 2. Dengan adanya pesaing, maka pelaku
ins, jual rugi, kekurangan dalam penentuan bisnis akan berusaha untuk
komponen harga produk, persekongkolan menyempurnakan produk-produknya

173
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

dan peningkatan kinerjanya dan kondisi Soekanto, Soerjano dan Mamudji Sri. 1985.
ini akan menciptakan efektifitas dan Penelitian Hukum Normatif, Jakarta:
efisiensi dalam kegiatan usaha, sehingga Rajawali
menjadi keuntungan bagi perekonomian Sjahdeini, R. Sutan. 2000. Monopoli dan
secara keseluruhan. Persaingan Bebas, Jurnal Hukum
Bisnis, Volume 10, Jakarta: Yayasan
B. SARAN Perkembangan Hukum Bisnis
1. Bahwa hendaknya semua pihak terutama Usman, Rachmadi. 2013. Hukum Persaingann
pelaku usaha menghayatidengan penuh Usaha Di Indonesia. Jakarta: Sinar
tanggung jawab akan pentingnya Grafika
persaingan usaha yang sehat dan Sumber-sumber lainnya:
larangan praktek monopoli, dengan cara Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
mematuhi larangan-larangan dalam http://avnasution.blogspot.com/2011/05/kegia
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tan-dan-perjanjian-yang-
sehingga para pelaku usaha tidak dilarang.html, makalah antimonopoly
melanggar prinsip-prinsip dan etika bisnis dan persaingan curang, diakses pada
yang baik dan bermoral. tanggal 29 September 2016.
2. Meninggalkan pentingnya persaingan https://id.wikepedia.org/wiki/Komisi_Pengawa
usaha yang sehat dan larangan praktek s_Persaingan_Usaha , di akses pada
monopoliyang di atur dalam Undang- tanggal 1 oktober 2016
Undang Nomor 5 Tahun 1999 harus https://nikoprasetia.wordpress.com/2010/12/1
ditegakkan dengan sungguh-sungguh, 7/tugas-dan-wewenang-kppu, di
sehingga Komisi pengawasan persaingan akses pada tanggal 1 Oktober 2016
usaha, hendaknya tidak ragu-ragu dalam
menegakkan undang-undang ini, agar
undang-undang ini jangan hanya
pengaturan yang tertidur (Slapende
Regel), demi kesejahteraan rakyat secara
keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA
Hermansyah. 2008. Pokok-Pokok Hukum
Persaingan Usaha Di Indonesia.
Jakarta: Kencana
Janus, Sidabalok. 2006. Aspek-aspek Hukum
Perorangan dan Kekeluargaan di
Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika
Kagramanto, L. Budi. 2008. Hukum Jaminan
Keperdataan, Jakarta: Sinar Grafika
La Ode M Syarif, Partnership For Business
Competition. 2000. telaah UU No. 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat. Makasar: Fakultas Hukum
UNHAS
Lubis, Andi. 2009. Produk dan Akad Perbankan
Syariah di Indonesia; Implementasi
dan Pratek Hukum. Jakarta: PT Citra
Aditya Bakti

174

Anda mungkin juga menyukai