PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
memadai untuk terciptanya sebuah struktur pasar persaingan. Krisis ekonomi
bahwa salah satu faktor penyebab rapuhnya perekonomian di Indonesia selama ini
adalah para pelaku bisnis yang tidak mengenal kebijakan persaingan (competition
persaingan dalam dunia usaha, dan telah menjauhkan Indonesia dari suatu sistem
1
Agus Maulana, Pengantar Mikro Ekonomi, Jilid II (Jakarta, Bina Rupa Aksara, 2000),
Hal 4
2
Persaingan dalam dunia usaha merupakan conditio sine qua non untuk dapat
terselenggaranya ekonomi pasar, baca Jurnal Hukum Bisnis, Mei - Juni 2002, Volume 19 (Jakarta :
Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis), Hal.4, Editorial
1
2
diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan, yang dinamakan monopolis atau
3
perusahaan monopoli.
1945 (UUD 1945), yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Apa
yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 itulah yang menjadi
pedoman pemerintah untuk melindungi pelaku usaha dari kegiatan usaha yang
tidak sehat.
perdagangan bebas seperti sekarang ini yang menuntut sistem ekonomi pasar
bebas. Dengan demikian, persaingan antar pelaku usaha akan lebih terbuka dan
persaingan usaha sebenarnya merupakan urusan antar pelaku usaha, namun untuk
dapat terciptanya aturan main dalam persaingan usaha, maka perlu campur tangan
demikian, akan terjadi persaingan yang sehat antar pelaku bisnis. Apabila hal ini
(kolusi) antar pelaku bisnis yang akan berakibat pada in-efisiensi ekonomi. Pada
3
Ibid, Hal 33
3
barang atau jasa dengan harga dan kualitas yang kurang memadai. Selain itu,
akibat lain dari persaingan tidak sehat juga dapat merusak perekonomian negara
diharapkan juga akan terjadi keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan
yang kondusif melalui persaingan usaha yang sehat dan menjamin kepastian
kesempatan berusaha yang sama bagi setiap orang. Dengan demikan, maka dapat
tersebut.
4
Baca Pasal 3 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
4
ciri khas yaitu dengan adanya keberadaan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
penuntutan dan juga sekaligus sebagai pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal
5
35 dan Pasal 46.
6
tentang KPPU . KPPU merupakan lembaga pengemban amanat Undang Undang
dugaan pelanggaran persaingan usaha atas inisiatif sendiri. Namun KPPU juga
memberikan kesempatan pada masyarakat dan atau pelaku usaha lain untuk
melaporkan dugaan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat,
menjatuhkan sanksi kepada pelaku usaha yang terbukti melakukan praktek yang
5
Baca Pasal 35 dan Pasal 46 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
6
Baca Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1999 tentang KPPU
5
inisiatif KPPU sendiri, laporan dari pelaku usaha yang dirugikan dan laporan dari
masyarakat.
undang No. 5 tahun 1999 memiliki kekurangan yakni dalam hal pengaturan
hukum acaranya. Walaupun diatur cukup rinci dalam Bab VII tentang Tata cara
KPPU, maka pada proses pemeriksaan upaya hukum keberatan di Pengadilan dan
proses pemeriksaan upaya hukum Kasasi di Mahkamah Agung tidak diatur dalam
2003 dikeluarkan Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No. 1 tahun 2003 Tentang
Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU, yang
7
telah diubah dengan dikeluarkannya Perma No. 3 tahun 2005.
7
dalam BAB VI tentang Ketentuan Penutup Pasal 9 Perma No. 3 tahun 2005, ditegaskan
bahwa dengan diberlakukannya peraturan Mahkamah Agung ini, maka Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 2003 tidak berlaku lagi. Mahkamah Agung, Peraturan Mahkamah Agung
Tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU, Perma No. 3,
tahun 2005, Pasal 9
6
1999. Tidak ada satu pasalpun yang menegaskan KPPU merupakan pengadilan
yang sangat luas bagi KPPU dalam menangani perkara persaingan usaha.
Sebaliknya apabila dikaji berdasarkan analogi peraturan yang ada saat ini,
administratif yang lain. Pada dasarnya kewenangan yang melekat pada KPPU
8
(1) Undang-Undang No.5 Tahun1999). Dengan demikian kedudukan KPPU
putusan pengadilan.
undang No. 5 Tahun 1999 yang akan lebih jelas menentukan kedudukan KPPU
sebagai Independent self regulatory body. Dengan demikian, maka KPPU akan
8
Lihat Pasal 36 huruf m jo Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang No.5 Tahun1999
7
juga terhadap UUD 1945 khususnya mengenai sistem peradilan, maka terjadi
perbaikan sistem peradilan yang mengacu pada standar internasional. Suatu sistem
Sehat”.
B. PERUMUSAN MASALAH
dengan Peranan KPPU dalam Penegakan Hukum Larangan Praktek Monopoli dan
9
Firoz Gaffer & Ifdhal Kasim (Penyunting), Reformasi Hukum Di Indonesia: Hasil Studi
Perkembangan Hukum – Proyek Bank Dunia, Penerjemah Niar Reksodiputro & Iman Pambagyo,
Judul Asli: Diagnostic Assesment of Legal Development in Indonesia.CYBERconsult, cet kelima
2002, hal. 4
8
C. TUJUAN PENELITIAN
D. KEGUNAAN PENELITIAN
sehat.
9
E. SISTEMATIKA PENULISAN
sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari 5 (lima) bab yang saling terkait
antara satu dengan lainnya. Penjelasan dari masing-masing bab adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari 5 (lima) subbab.
Subbab pertama menjelaskan mengenai latar belakang alasan pemilihan judul dan
hal-hal relevan yang berkaitan dengan judul penelitian tesis ini. Kemudian subbab
monopoli yang terdiri dari definisi, dampak monopoli dan jenis-jenis monopoli.
dan persaingan usaha tidak sehat. Kemudian pada subbab kedelapan dijelaskan
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Hasil
pembentukan KPPU, kedudukan KPPU, tugas dan fungsi KPPU, wewenang dan
tata cara penegakan hukum oleh KPPU dan peranan KPPU dalam mengawasi
BAB V PENUTUP
Bagian terakhir dari tesis ini adalah bab penutup. Bagian penutup terdiri
dari 2 (dua) subbab yang menguraikan mengani kesimpulan penelitian ini dan
yang berkepentingan.