Anda di halaman 1dari 4

4/22/24, 1:42 PM Tugas 1 HKUM4307 ARYO - AMAN

TUGAS 1 HKUM4307

Berikanlah jawaban dan analisis anda atas beberapa


pertanyaan berikut:

1. Jelaskanlah Pemahaman anda tentang Sejarah


lahirnya Undang-undang No. 5 Tahun 1999? Dan
apakah Undang-undang tersebut masih relevan
dengan kondisi saat ini?
2. Berikanlah pemahaman anda tentang monopoly by
nature! Bagaimana menentukan bahwa tidak ada
praktik persaiangan usaha tidak sehat yang
dilakukan?
3. Berikan analisis anda dalam kasus apa sajakah KPPU
melakukan Pendekatan Per se illegal dan Rule of
Reason untuk menemukan praktik kecurangan yang
dilakukan oleh pelaku usaha terhadap UU No. 5
Tahun 1999!

JAWABAN
1. .Sejarah Lahirnya Undang-Undang Persaingan Usaha Awal lahirnya UU No. 5
Tahun 1999 sebenarnya tidak lepas dari krisis moneter yang kemudian berlanjut kepada
krisis ekonomi yang melanda Indonesia di pertengahan tahun 1997, dimana pemerintah
disadarkan bahwa sebenarnya fundamental ekonomi Indonesia pada waktu itu ternyata
begitu lemah. Lemahnya fundamental ekonomi Indonesia terjadi karena berbagai
kebijakan pemerintah di berbagai sektor ekonomi yang kurang tepat yang
menyebabkan pasar menjadi terdistorsi. 13 Terdistorsinya pasar membuat harga yang
terbentuk di pasar tidak lagi merefleksikan hukum permintaan dan hukum penawaran
yang rill, proses pembentukan harga dilakukan secara sepihak (oleh pengusaha atau
produsen) 14 tanpa memperhatikan kualitas produk yang mereka tawarkan terhadap
konsumen.

Asumsi publik bahwa lahirnya UU No. 5 Tahun 1999 juga karena adanya tekanan
dari pihak luar, terutama International Monetary Fund (IMF) yang memaksa Indonesia
harus segera memiliki undang-undang persaingan usaha, dalam rangka persetujuan
Indonesia dengan IMF pada tanggal 15 Januari 1998. Dimana dalam persetujuan
tersebut telah disepakati bahwa pemerintah Indonesia akan melaksanakan berbagai

about:blank 1/4
4/22/24, 1:42 PM Tugas 1 HKUM4307 ARYO - AMAN

pembaruan struktural, termasuk deregulasi kegiatan domestik, yang bertujuan untuk


mengubah ekonomi biaya tinggi Indonesia menjadi suatu ekonomi yang lebih terbuka,
kompetitif dan efisien, apabila ingin mendapatkan bantuan dari IMF untuk
menanggulangi krisis ekonomi yang sedang melanda Indonesia. Di awal
diberlakukannya UU No. 5 Tahun 1999 ini beberapa kalangan berpendapat miring
bahwa sebenarnya UU No. 5 Tahun 1999 tidak lebih hanya merupakan pesanan IMF
semata. Meskipun kemudian pendapat tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar
karena jauh hari sebelum Indonesia dilanda krisis ekonomi, sudah banyak kalangan
menyuarakan akan pentingnya memiliki undang-undang persaingan usaha

2. Pada intinya Undang-Undang Anti Monopoli dirancang untuk mengoreksi tindakan-


tindakan dari kelompok pelaku ekonomi yang menguasai pasar. Karena dengan posisi
dominan maka mereka dapat menggunakan kekuatannya untuk berbagai macam
kepentingan yang menguntungkan pelaku usaha. Sehingga dengan lahirnya Undang-
Undang Anti Monopoli maka ada koridor-koridor hukum yang mengatur ketika terjadi
persaingan usaha tidak sehat antara pelaku-pelaku usaha.

Ditinjau lebih lanjut sebenarnya terjadinya suatu peningkatan konsentrasi dalam suatu
struktur pasar dapat disebabkan oleh beberapa hal yang dapat menimbulkan terjadinya
monopolistik di antaranya adalah pembangunan industri besar dengan teknologi
produksi massal (mass production) sehingga dengan mudah dapat membentuk struktur
pasar yang monopolistik dan oligopolistik, kemudian faktor yang lain adalah pada
umumnya industri atau usaha yang besar memperoleh proteksi efektif yang tinggi,
bahkan melebihi rata-rata industri yang ada kemudian faktor yang lain adalah industri
tersebut memperoleh kemudahan dalam mendapatkan Sumber Daya Alam (SDA) dan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik, dan dengan adanya berbagai usaha
yang menghambat usaha baru.

Sebagai akibatnya pelaku usaha yang memiliki industri tersebut membentuk kelompok
dan dengan mudah memasuki pasar baru serta pada tahap selanjutnya akan
melakukan diversifikasi usaha dengan mengambil keuntungan dari kelebihan sumber
daya manusia dan alam serta keuangan yang berhasil dikumpulkan dari pasar yang
ada.

Sehingga, pada tahap selanjutnya struktur pasar oligopolistik dan monopolistik tidak
dapat dihindarkan, akan tetapi bukan pula bahwa lahirnya direncanakan. Oleh sebab itu
pada negara-negara berkembang dan beberapa negara yang sedang berkembang
struktur pasar yang demikian perlu ditata atau diatur dengan baik, yang pada dasarnya
akan mengembalikan struktur pasar menjadi pasar yang lebih kompetitif. Salah satu
cara dengan menciptakan Undang-Undang Anti Monopoli sebagaimana dalam Undang-
Undang Anti Monopoli yang saat ini berlaku di Indonesaia, yang dimaksudkan untuk
membubarkan grup pelaku usaha yang telah menjadi oligopoli atau trust akan tetapi
hanya ditekankan untuk menjadi salah satu alat hukum untuk mengendalikan perilaku
grup pelaku usaha yang marugikan masyarakat konsumen.

about:blank 2/4
4/22/24, 1:42 PM Tugas 1 HKUM4307 ARYO - AMAN

3.1. Pendekatan Per Se Illegal

Pendekatan per se illegal adalah metode pendekatan yang menganggap setiap


perjanjian atau kegiatan usaha tertentu sebagai ilegal, tanpa pembuktian lebih lanjut
atau menyelidiki lebih dahulu dampak yang ditimbulkan oleh perjanjian atau kegiatan
usaha tersebut terhadap persaingan

Kegiatan yang dianggap sebagai per se illegal biasanya meliputi penetapan harga
secara kolusif atas produk tertentu serta pengaturan harga penjualan kembali

Pendekatan per se illegal ini dapat diketahui dari ketentuan pasal yang memuat
kata “dilarang” tanpa anak kalimat “yang dapat mengakibatkan”. Misalnya penyelidikan
terhadap beberapa perjanjian atau kegiatan usaha. Lantas, per se illegal pasal berapa?
Contohnya yaitu tentang perjanjian penetapan harga (Pasal 5 UU 5/1999), penetapan
harga diskriminasi (Pasal 6 UU 5/1999), boikot (Pasal 10 UU 5/1999), perjanjian
tertutup (Pasal 15 UU 5/1999), persekongkolan dalam menghambat produk/pemasaran
pesaing (Pasal 24 UU 5/1999 jo. Putusan MK No. 85/PUU-XIV/2016), penyalahgunaan
posisi dominan (Pasal 25 UU 5/1999), dan tentang pemilikan saham mayoritas (Pasal
27 UU 5/1999).

2. Pendekatan Rule of Reason

Apa yang dimaksud dengan rule of reason? Pendekatan rule of reason adalah
pendekatan yang digunakan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (“KPPU”)
untuk mengevaluasi akibat perjanjian atau kegiatan usaha tertentu yang dilakukan
pelaku usaha, guna menentukan apakah perjanjian atau kegiatan tersebut bersifat
menghambat atau mendukung persaingan.

Dengan kata lain, pendekatan rule of reason adalah pendekatan yang menggunakan
analisis pasar serta dampaknya terhadap persaingan, sebelum dinyatakan sebagai
melanggar undang-undang.

Rule of reason dalam UU 5/1999 dapat diketahui dari ketentuan pasal-pasal yang
memuat frasa “yang dapat mengakibatkan” dan/atau “patut diduga”. Frasa-frasa
tersebut menyiratkan perlunya penelitian terlebih dahulu secara mendalam apakah
suatu tindakan dapat menimbulkan praktik monopoli yang bersifat menghambat
persaingan atau tidak. Misalnya tentang kartel yang diatur di dalam Pasal 11 UU

about:blank 3/4
4/22/24, 1:42 PM Tugas 1 HKUM4307 ARYO - AMAN

5/1999 dan ketentuan mengenai larangan penetapan harga di bawah harga pasar
dalam Pasal 7 UU 5/1999.

about:blank 4/4

Anda mungkin juga menyukai