Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

“PERTANIAN ORGANIK”

OLEH :

ALVONS VINCEN JONATAN WETO

KELAS VIII C
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini seiring dengan meningkatnya taraf hidup, kesejahteraan dan


tingkat pendidikan serta kesadaran masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan
oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian, menyebabkan meningkatnya
tuntutan akan produk pangan bermutu dan aman seperti produk pertanian organik
semakin meningkat. Untuk itu petani selaku produsen diharapkan dapat menjawab
dan memenuhi tuntutan tersebut. Untuk memperoleh produk pangan bermutu dan
aman harus dimulai dari tahap awal proses produksi, yaitu dari persiapan lahan,
benih, penanaman, pemeliharaan (pemupukan, perlindungan dan pengairan) sampai
kepada kegiatan panen, pasca panen, pengolahan, distribusi dan penyajian sampai
pangan siap dikonsumsi.

Keseluruhan proses produksi produk pangan tersebut harus memenuhi


syarat sesuai dengan yang ditetapkan. Kenyataan di lapangan saat ini menunjukkan
kondisi yang bertentangan, dimana dalam upaya memperoleh tingkat produktivitas
dan produksi yang optimal berbagai upaya dilakukan oleh petani untuk
mengamankan produksi usaha taninya, seperti penggunaan pestisida dan
pemupukan yang kurang bijaksana yang dikhawatirkan merusak lingkungan dan
rentan terhadap kemungkinan terjadinya cemaran produk pangan oleh hama
pestisida yang dapat membahayakan kesehatan.

Seiring dengan semakin berkembangnya gaya hidup sehat di masyarakat


global dengan slogan “back to nature” (Kembali Ke Alam), menyebabkan
permintaan akan produk pertanian organik dan ramah lingkungan semakin
meningkat. Meningkatnya animo masyarakat terhadap produk pertanian organik
dan upaya sosialisasi tentang manfaat pertanian organik yang dilakukan oleh
pemerintah dan pemerhati pertanian organik mendorong semakin bertambahnya
jumlah pelaku usaha pertanian organik.
Tujuan

1. Mempelajari dan mengetahui interaksi antara perlakuan frekuensi pengolahan tanah


dan pemberian pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

2. Menentukan frekuensi pengolahan tanah yang baik dan konsentrasi optimum pupuk
organik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.

3. Untuk Mengetahui Pengertian Dan Penjelasan Pertanian Organik Yang


Berhubungan Dengan Sistem Pertanian Berkelanjutan
ISI

Prinsip-prinsip Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan


pada tahun 1960-an dalam rangka peningkatan produksi pangan telah menyebabkan
berkurangnya kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan sebagai akibat
penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang kurang mempertimbangkan
keseimbangan ekosistem.

Pemberian pupuk kimia (anorganik) secara terus menerus untuk mengejar


tingkat produktivitas, tanpa diimbangi dengan upaya-upaya memperbaiki kondisi
fisik tanah melalui penambahan bahan organik menyebabkan kandungan bahan
organik tanah menurun, kerusakan struktur tanah dan erasi tanah berkurang yang
mengakibatkan penurunan kemampuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan
air bagi tanaman sehingga mengurangi efisiensi penggunaan pupuk dan air irigasi.

Pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama dikenal, sejak ilmu


bercocok tanam dikenal manusia, dimana semuanya dilakukan secara tradisional
dengan menggunakan bahan-bahan alamiah. Pertanian organik modern
didefinisikan sebagai sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan
alami tanpa menggunakan bahan kimia. Pertanian organik adalah sistem pertanian
yang holistic, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Filosofi pertanian organik
sesungguhnya merupakan himbauan moral untuk berbuat kebajikan pada
lingkungan sumber daya alam dalam melakukan praktek pertanian dengan
mempertimbangkan 3 (tiga) aspek, yaitu :
1. Aspek Ekonomi.

Dalam sistem pertanian organik, selalu mempertimbangkan efisiensi terhdap


penggunaan sumber daya, efisiensi terhadap penggunaan bahan input eksternal,
meminimalkan biaya pengobatan dan meningkatkan pendapatan/nilai tambah.

2. Aspek Ekologi

Dalam usaha tani organik, selalu diupayakan semaksimal mungkin memanfaatkan


input lokal, meminimalkan polusi dari proses kegiatan produksi, memperbaiki
tekstur dan kesuburan tanah, menyeimbangkan keanekaragaman biologi,
mengedepankan usaha tani berkelanjutan, konservasi sumber daya alam dan
berupaya menjaga keseimbangan ekosistem.

3. Aspek Sosial.

Dalam usaha tani organik selalu berupaya meningkatkan kepekaan yang


lebih baik terhadap lingkungan, penghargaan terhadap budaya lokal, pemenuhan
kebutuhan produk yang sehat dan aman dikonsumsi, mengutamakan lingkungan
kerja yang aman dan sehat serta menjaga keharmonisan sosial di pedesaan.

Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk


pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan
konsumen serta tidak merusak lingkungan. Dalam prakteknya pertanian organik
dilakukan dengan cara, antara lain :

1. Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika

2. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis, pengendalian gulma,


hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, rotasi tanaman
dan menggunakan pestisida organik.

3. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh dan pupuk kimia sintetis.


Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan
dipelihara dengan menambah endapan tanaman, pupuk kandang dan
bantuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.

4. Menghindari penggunaan hormon tumbuhan dan bahan berupa zat senyawa


kimia dalam makanan ternak.

Sesuai dengan definisi dan tujuan dari pelaksanaan pertanian organik,


maka dalam pengelolaan pertanian organik harus memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut :

1. Prinsip kesehatan : pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan


kesehatan tanah, tanaman, hewan dan manusia serta Bumi sebagai satu
kesatuan yang tak terpisahkan.

2. Prinsip ekologi : pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus
ekologi kehidupan, bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan
siklun ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik
dalam sistem ekologi kehidupan, dimana produksi didasarkan atas proses
dan daur ulang ekologis. Siklus ini bersifat universal tetapi dalam
opersionalnya bersifat lokal sepesifik.

3. Prinsip keadilan : pertanian organik harus membangun hubungan yang


mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan
hidup bersama.

4. Prinsip perlindungan : pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan


bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi
sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.

Berapapun lama masa konversi, produksi pangan organik hanya dimulai


pada saat proses produksi telah mendapat pengawasan serta menerapkan tatacara
produksi sebagaimana yang telah ditentukan dalam sistem pertanian organik. Untuk
produk ternak, hewan ternak yang dipelihara untuk produksi organik harus menjadi
bagian integral dari unit produksi usahatani organik dan harus dikelola sesuai
dengan kaidah-kaidan standar organik.
Pertanian Organik sebagai Sistem Pertanian Berkelanjutan

Konservasi merupakan faktor yang penting dalam sistem usaha tani


berwawasan lingkungan. Konservasi sumberdaya terbarukan berarti sumberdaya
tersebut harus dapat difungsikam secara berkelanjutan. Pertanian ramah lingkungan
dimana salah satunya dalah dengan menerapkan pertanian organik, merupakan
upaya untuk memfungsikan sumberdaya secara berkelanjutan.

Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menjaga


keberlanjutan produksi yang ramah lingkungan adalah :

4. pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan agribisnis (terutama


lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung
alam;

5. proses produksi atau kegiatan usahatani yang dilakukan secara ramah


lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada
masyarakat;

6. penanganan pasca panen dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran


serta pemnafaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan.

7. produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi


preferensi konsumen dan aman dikonsumsi.

Memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertanian organik yang


mengedepankan : kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan sebagaimana
disebut di atas, tampak dengan jelas bahwa pertanian organik sangat sesuai dengan
prinsip yang berupaya untuk mempertahankan dan sedapat mungkin meningkatkan
sumber daya alam serta memanfaatkan secara maksimal proses-proses alami,
dimana sebagian dari produksi dipasarkan, maka dicari peluang untuk memperoleh
kembali unsur hara yang hilang dari sistem usahatani ke pasar. Tujuan dari
pertanian organik juga sangat sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian dalam
upaya menciptakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dimana aspek
lingkungan menjadi salah satu titik perhatian utama guna terciptanya keseimbangan
ekosistem lahan pertanian disamping aspek peningkatan produksi. Dengan kondisi
tersebut maka pertanian organik dapat dikatakan sebagai suatu sistem pertanian
berkelanjutan dimana dalam proses produksinya selalu menekankan pelestarian dan
konservasi sumber daya alam, proses produksi secara alami sehingga tetap
produktif dalam jangka panjang.

Pangan Organik

Pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, serta bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, atau
pembuatan makanan-minuman.
Pangan yang dikonsumsi manusia saat ini tidak hanya berasal dari lahan
pertanian konvensional yang mengandalkan masukan bahan kimia, pupuk
anorganik dan masukan lain dari luar lahan pertanian. Kesadaran masyarakat untuk
hidup lebih sehat menyebabkan masyarakat mulai beralih pada pangan tanpa zat
kimia atau pengatur tumbuh yang biasa dikenal dengan pangan organik.

Pangan organik adalah sesuatu yang berasal dari suatu lahan pertanian
organik yang menerapkan praktik-praktik pengelolaan yang bertujuan untuk
memelihara ekosistem dalam mencapai produktivitas yang berkelanjutan dan
melakukan pengendalian gulma, hama dan penyakit, melalui berbagai cara seperti
daur ulang sisa–sisa tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman,
pengelolaan air, pengolahan lahan dan penanaman serta penggunaan bahan hayati.
RANGKUMAN

Kesimpulan

Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan


pada tahun 1960-an dalam rangka peningkatan produksi pangan telah menyebabkan
berkurangnya kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan sebagai akibat
penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang kurang mempertimbangkan
keseimbangan ekosistem. Filosofi pertanian organik sesungguhnya merupakan
himbauan moral untuk berbuat kebajikan pada lingkungan sumberdaya alam dalam
melakukan praktek pertanian dengan mempertimbangkan 3 (tiga) aspek, yaitu : 1)
aspek ekonomi, 2) Aspek Ekologi, 3) Aspek Sosial

Memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertanian organik yang


mengedepankan : kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan sebagaimana
disebut di atas, tampak dengan jelas bahwa pertanian organik sangat sesuai dengan
prinsip yang berupaya untuk mempertahankan dan sedapat mungkin meningkatkan
sumber daya alam serta memanfaatkan secara maksimal proses-proses alami,
dimana sebagian dari produksi dipasarkan, maka dicari peluang untuk memperoleh
kembali unsur yang hilang dari sistem ke pasar. Tujuan dari pertanian organik
juga sangat sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian dalam upaya
menciptakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dimana aspek lingkungan
menjadi salah satu titik perhatian utama guna terciptanya keseimbangan ekosistem
lahan pertanian disamping aspek peningkatan produksi.
Foto Hasil Wawancara Bersama Petani Organik

Narasumber : Pak Marsel Petani Organik di Dusun Rane, Desa Tebuk, Kecamatan Nita,
Kabupaten Sikka

Anda mungkin juga menyukai