Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu yang
mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu
menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Ada Beberapa jenis tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan
teknik tersebut, diantaranya adalah tanaman padi, hortikultura yang meliputi tanaman sayur,
buah, bunga, dan tanaman obat (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman
perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah.
Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam pertanian organic adalah
2. Proses produksi atau kegiatan usahatani itu sendiri dilakukan secara akrab lingkungan,
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan eksternalitas pada masyarakat;
3. Penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran, serta pemanfaatan produk
tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah)
4. Produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen
dan aman konsumsi. Keadaan dan perkembangan permintaan dan pasar merupakan acuan
dalam agribisnis hortikultura ini.
Organisasi di tingkat petani merupakan kunci penting dalam budidaya pertanian organik.
Hal ini terkait dengan masalah penyuluhan dan sertifikasi. Agribisnis produk organik di tingkat
petani kecil akan sulit diwujudknan tanpa dukungan kelompok tani. Di beberapa daerah
organisasi petani sudah terbentuk dengan baik, tetapi sebaiknya di daerah-daerah lain
organisasi pertani masih sulit diwujudkan. Kemitraan petani dan pengusaha, upaya
membentuk hubungan kemitraan antara petani dan pengusaha yang pernah dilakukan
beberapa waktu yang lalu yang masih belum memberikan hasil seperti yang diharapkan petani.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/
http://www.sinartani.com/iptek/peluang-pertanian-organik-bagi-petani-miskin-1212387034
htm
http://galeriukm.web.id/unit-usaha/agrobisnis-unit-usaha/mengembangkan-usaha-pertanian-
organik