Anda di halaman 1dari 15

Modul 6 KB 2

Peluang dan potensi Pertanian Organik


Pertanian organik
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-
bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah
menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan
pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya
serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian
telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan
jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman
dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi
(nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling
attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan
permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
Peluang pertanian organik
Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di
Indonesia sangat besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat
digunakan untuk usaha pertanian, baru sekitar 25,7 juta ha yang
telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000). Pertanian
organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum
tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang
baik. Kualitas dan luasan menjadi pertimbangan dalam
pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar adalah lahan yang
belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang
subur. Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara
intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia.
Menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa konversi
cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.
Pertanian organic Indonesia
Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri
sangat kecil, hanya terbatas pada masyarakat menengah
ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain:
1) belum ada insentif harga yang memadai untuk
produsen produk pertanian organik,
2) perlu investasi mahal pada awal pengembangan
karena harus memilih lahan yang benar-benar steril
dari bahan agrokimia,
3) belum ada kepastian pasar, sehingga petani enggan
memproduksi komoditas tersebut.
Untuk pertanian organik menuntut agar lahan
yang digunakan tidak atau belum tercemar oleh bahan
kimia. Kualitas dan luasan menjadi pertimbangan
dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar
adalah lahan yang diusahakan secara intensif dengan
menggunakan bahan pupuk . Menggunakan lahan
seperti ini memerlukan masa konversi cukup lama,
yaitu sekitar 2 tahun
Pertanian Organik Modern

Pertanian organik modern berkembang


memproduksi bahan pangan yang aman bagi
kesehatan dan sistem produksi yang ramah
lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian
organik modern belum banyak dikenal dan masih
banyak dipertanyakan. Penekanan sementara ini lebih
kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis.
Dengan makin berkembangnya pengetahuan dan
teknologi kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi,
kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain,
pertanian organik terus berkembang.
Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai
produk pertanian organik yang tidak disertifikasi membuat
keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk pertanian
organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu:
a) Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan
pertanian ini masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia
sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low External Input
Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat
membatasi penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT
dengan menggunakan biopestisida, varietas toleran, maupun
agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional
sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan
melibatkan perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang
terkait.
b) Sertifikasi Internasional untuk pangsa
ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri, seperti
misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL
ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain masa konversi lahan, tempat
penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan
pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi
persyaratan tertentu sebagai produk pertanian
organik.
Beberapa komoditas prospektif yang dapat
dikembangkan dengan sistem pertanian organik di
Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta
peternakan. Menghadapi era perdagangan bebas pada
tahun-tahun mendatang diharapkan pertanian
organik Indonesia sudah dapat mengekspor
produknya ke pasar internasional.
Peluang Pertanian Organik di Indonesia
Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang
digalakkan pada tahun 1960-an yang menyebabkan berkurangnya
kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk dan
pestisida kimia yang tidak terkendali. Sistem pertanian berbasis high input
energy seperti pupuk kimia dan pestisida dapat merusak tanah yang
akhirnya dapat menurunkan produktifitas tanah, sehingga berkembang
pertanian organik. Pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama
dikenal, sejak ilmu bercocok tanam dikenal manusia, semuanya dilakukan
secara tradisional dan menggunakan bahan-bahan alamiah. Pertanian
organik modern didefinisikan sebagai sistem budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia
sintetis. Pengelolaan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan,
ekologi, keadilan, dan perlindungan. Prinsip kesehatandalam pertanian
organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan
peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia
sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling
Tujuan utama dari pertanian organik adalah
untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas
komunitas inter dependen dari kehidupan di tanah,
tumbuhan, hewan dan manusia. Sejauh ini pertanian
organik disambut oleh banyak kalangan masyarakat,
meskipun dengan pemahaman yang berbeda.
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian
yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan
bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik
adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama
bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan
konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup
sehat demikian telah melembaga secara internasional yang
mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus
beratribut aman dikonsumsi, kandungan nutrisi tinggi dan
ramah lingkungan. Preferensi konsumen seperti ini dan
perkembangan ekonomi menyebabkan permintaan produk
pertanian organik dunia meningkat pesat.
Rangkuman

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang


mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-
bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah
menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan
yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta
tidak merusak lingkungan.
Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara
internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk
pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety
attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan
ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi
konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk
pertanian organik dunia meningkat pesat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai