Anda di halaman 1dari 12

PERTANIAN BERKELANJUTAN

Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik,


biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang
melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian
tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan
pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah
dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan
pertanian

Terdapat beberapa definisi sistem pertanian berkalanjutan, diantaranya yaitu:


1. Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan
menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan
yang dimaksud meliputi: penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi,
serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih
mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan
(Kasumbogo Untung, 1997).
2. Menurut Nasution (1995), pertanian berkelanjutan merupakan kegiatan pertanian
yang berupaya untuk memaksimalkan manfaat sosial dari pengelolaan sumber daya
biologis dengan syarat memelihara produktivitas dan efisiensi produksi komoditas
pertanian, memelihara kualitas lingkungan hidup dan produktivitas sumber daya
sepanjang masa.
Menurut Salikin yang menyitir dari Nasution (1995), terdapat beberapa hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pertanian berkelanjutan, antara lain sebagai berikut:
1. Sumber daya biologis harus dimanfaatkan atau dikelola sesuai dengan kemampuan
dan kodrat alaminya. Jika suatu sumber daya biologis terpaksa dimanfaatkan
melampaui batas kemampuan alamiahnya, dapat dilakukan introduksi teknologi
untuk mengompensasikan kekurangan tersebut asalkan tidak menimbulkan masalah-
masalah baru yang lebih serius.
2. Kualitas lingkungan hidup dan produktivitas sumber daya alam yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya sekurang-kurangnya harus sama dengan kualitas
lingkungan hidup dan produktivitas sumber daya alam dari generasi sebelumnya.
3. Teknologi dan manajemen pertanian yang diterapkan tidak mengurangi keragaman
alamiah (biodiversity) yang ada.
4. Pengelolaan usaha tani diarahkan pada integrated and multiple use of natural
resources.
5. Usaha tani tidak menimbulkan limbah ataupun jika menimbulkan limbah, limbah
tersebut masih dapat dikendalikan.
Kuantitas dan kualitas komoditas pertanian yang dihasilkan harus dapat memenuhi kebutuhan
minimal manusia yang jumlah permintaannya meningkat

Secara umum, pertanian berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kualitas


kehidupan. Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya kegiatan meningkatkan
pembangunan ekonomi, memprioritaskan kecukupan pangan, meningkatkan
pengembanga sumber daya manusia, menjaga stabilitas lingkungan, memberdayakan dan
memerdekakan petani dan memfokuskan tujuan produktivitas untuk jangka panjang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu pendekatan pertanian berkelanjutan
yang bersifat proaktif (pro-active), berdasarkan pengalaman (experiential) dan
partisipatif (Salikin, 2003).
Menurut Sihotang tahun 2009, sistem pertanian berkelanjutan harus dievaluasi
berdasarkan pertimbangan beberapa kriteria, antara lain:
1. Aman menurut wawasan lingkungan, berarti kualitas sumberdaya alam dan vitalitas
keseluruhan agroekosistem dipertahankan mulai dari kehidupan manusia, tanaman
dan hewan sampai organisme tanah dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai apabila
tanah terkelola dengan baik, kesehatan tanah dan tanaman ditingkatkan, demikian juga
kehidupan manusia maupun hewan ditingkatkan melalui proses biologi. Sumberdaya
lokal dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat menekan kemungkinan terjadinya
kehilangan hara, biomassa dan energi, dan menghindarkan terjadinya polusi.
Menitikberatkan pada pemanfaatan sumberdaya terbarukan.
2. Menguntungkan secara ekonomi, berarti petani dapat menghasilkan sesuatu yang
cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dan cukup memperoleh pendapatan
untuk membayar buruh dan biaya produksi lainnya. Keuntungan menurut ukuran
ekonomi tidak hanya diukur langsung berdasarkan hasil usaha taninya, tetapi juga
berdasarkan fungsi kelestarian sumberdaya dan menekan kemungkinan resiko yang
terjadi terhadap lingkungan.
3. Adil menurut pertimbangan sosial, berarti sumberdaya dan tenaga tersebar sedemikian
rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi, demikian
juga setiap petani mempunyai kesempatan yang sama dalam memanfaatkan lahan,
memperoleh modal cukup, bantuan teknik dan memasarkan hasil. Semua orang
mempunyai kesempatan yang sama berpartisipasi dalam menentukan kebijkan, baik di
lapangan maupun dalam lingkungan masyarakat itu sendiri.
4. Manusiawi terhadap semua bentuk kehidupan, berarti tanggap terhadap semua bentuk
kehidupan (tanaman, hewan dan manusia) prinsip dasar semua bentuk kehidupan
adalah saling mengenal dan hubungan kerja sama antar makhluk hidup adalah
kebenaran, kejujuran, percaya diri, kerja sama dan saling membantu. Integritas budaya
dan agama dari suatu masyarakat perlu dipertahankan dan dilestarikan.
5. Dapat dengan mudah diadaptasi, berarti masyarakat pedesaan/petani mampu dalam
menyesuaikan dengan perubahan kondisi usahatani: pertambahan penduduk,
kebijakan dan permintaan pasar. Hal ini tidak hanya berhubungan dengan masalah
perkembangan teknologi yang sepadan, tetapi termasuk juga inovasi sosial dan
budaya.

CONTOH PERTANIAN BERKELANJUTAN

1. Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan


hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan
kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko
lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;

Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama
atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari parasit telur
dan parasit larva hama tanaman.
Menggunakan tanaman-tanaman penangkap hama, yang berfungsi sebagai pemikat
(atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur,
dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis.
Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun .

2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput

Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan


memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang
ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan
biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan
waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan
dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda,
antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk
untuk areal pertanian.

3. Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau
tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi
angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:

Menciptakan jalur-jalur konservasi.


Menggunakan dam penahan erosi.
Melakukan penterasan.
Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.

4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah

Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam
pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan
tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam
melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun
langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain;

Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top soil)
yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).
Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan racun
akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.

5.TanamanPelindung

Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim


panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat
termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan
meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.

6.Diversifikasi Lahan dan Tanaman

Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat
mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga
pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon
dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap
konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang
bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan;

Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan
binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek.
Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun
dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis tanaman saja.
VERSI 2 PERTANIAN BERKELANJUTAN
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang berlanjut untuk saat
ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat
bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain
pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang
berharga bagi anak cucu kita.

Ada pun definisi lain dari sistem pertanian berkelanjutan adalah sebagai alternatif-alternatif
untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi
dan aman secara lingkungan.

Sistem pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola
sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam.
Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia,
hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan.

Sedangkan tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan


meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan mempertahankan basil pada aras yang
optimal; mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan
yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan
makhluk hidup lainnya.

Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah


pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan
manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang.

CIRI-CIRI PERTANIAN BERKELANJUTAN


1. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically
viable). Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan
stabil, pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima.
2. Berwawasan ekologis (ecologically sound). Kualitas agroekosistem dipelihara atau
ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman
hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan
mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).
3. Berkeadilan sosial. Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses
dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa
membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.
4. Manusiawi dan menghargai budaya lokal. Menghormati eksistensi dan
memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan
pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai tatanan nilai,
spirit dan pengetahuan lokal
5. Mampu berdaptasi (adaptable). Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang
selalu berubah, seperti pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan
perubahan konstalasi pasar.
B. INDIKATOR PERTANIAN BERKELANJUTAN
1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
2. Membudidayakan tanaman secara alami,
3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,
4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,
5. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian,
6. Memelihara keragaman genetik sistem pertanian

konsep pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu:


keberlanjutan usaha ekonomi(profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people), dan
keberlanjutan ekologi alam (planet).
Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat
diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam
memperoleh pendapatan tersebut. Indicator utama dimensi ekonomi ini ialah tingat efisiensi
dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi
ekonomi menekankan aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi
sekarang ataupun mendatang.
Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan
sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik
sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan
terhadap suku minoritas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan
berusaha dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan
indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang
mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah
terpeliharanya keragaman hayati dan daya tekstur bilogis, sumber daya tanah, air dan
agroklimat, serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada
preservasi daya lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan
pada konservasi sustu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga dimensi
tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus dipertimbangkan secara berimbang.
Sistem sosial yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan lingkungan merupakan basis
untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan ekonomi merupakan prasyarat untuk
terpeliharanya stabilitas sosial budaya maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup. Sistem sosial yang tidak stabil atau sakit akan cenderung menimbulkan tindakan yang
merusak kelestarian sumber daya alam dan merusak kesehatan lingkungan, sementara
ancaman kelestarian sumber daya alam dan lingkungan dapat mendorong terjadinya
kekacauan dan penyakit sosial.
APLIKASI PERTANIAN BERKELANJUTAN
BEBERAPA PENDEKATAN KEGIATAN YANG MENUNJANG
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan
kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka
panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup
masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan


hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan
kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko
lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;

Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan


hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari
parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
Menggunakan tanaman-tanaman penangkap hama, yang berfungsi sebagai pemikat
(atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi
jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis.
Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun .
2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput

Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan


memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang
ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan
biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan
waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan
dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda,
antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk
untuk areal pertanian.

3. Konservasi Lahan

Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau


tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi
angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:

Menciptakan jalur-jalur konservasi.


Menggunakan dam penahan erosi.
Melakukan penterasan.
Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.
4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah

Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam
pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan
tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam
melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun
langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain;

Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top
soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).
Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan
racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.
5. Tanaman Pelindung

Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim


panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat
termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan
meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.

6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman

Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat
mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga
pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon
dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap
konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang
bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan;

Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung
dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek.
Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang
tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis tanaman saja.
7. Pengelolaan Nutrisi Tanaman

Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan
melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan
pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan
(leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik
yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan
antara lain:

Pengomposan
Penggunaan kascing
Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)
Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.
8. Agroforestri (wana tani)

Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana
tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi
membentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi
tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik
secara ekologi maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem
agroforestri ini antara lain:

Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman dan


tanaman-tanaman tahunan.
Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi pada tanaman
satu jenis (monokultur).
Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan
terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah vertikal.
Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat
melindungi tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan
setelah melalui lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil
daripada energi kinetik air hujan yang jatuh bebas.

Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan

1. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan


(economically viable).
Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan
stabil, pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima.
2. Berwawasan ekologis (ecologically sound).
Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga
keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem
pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai
ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).
3. Berkeadilan sosial.
Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol
terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa
membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.
4. Manusiawi dan menghargai budaya lokal.
Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk
yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks
budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal.
5. Mampu berdaptasi (adaptable).
Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti
pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan
konstalasi pasar.
DAPUS

Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Produksi Hortikultura dan Aneka


Tanaman, 2000. Kebijakan Perlindungan Tanaman Hortikultura Dengan
Orientasi Pasar Global. Jakarta
Ecological Agriculture Projects. 1989. Sustainability Agriculture. EAP Publication
16. Macdonald College of McGill University.
FAO Committee on Agriculture (COAG). 1999. Based on Organic agriculture.
Rome on 25-26 January 1999.
Manwan Ibrahim. 1994 Strategi dan Langkah Operasional Penelitian Tanaman
Pangan Berwawasan Lingkungan Dalam Kinerja Penelitian Tanaman
Pangan. Buku I. Kebijaksanaan dan Hasil Utama Penelitian. Puslitbang
Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kasumbogo Untung. 1997 Peranan Pertanian Organik Dalam Pembangunan yang
Berwawasan Lingkungan. Makalah yang Dibawakan Dalam Seminar
Nasional Pertanian Organik.
Outerbridge, P. B . 1991 Limbah Padat di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta
Teruo Higa. 1997. EM Technology Serving The World. Seminar Nasional Pertanian
Organik. Jakarta. 3 April 1997.
Trubus No. 363. 2000. Pertanian Organik. Yayasan Tani Membangun. Jakrta

Anda mungkin juga menyukai