Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS PENANGANAN PERKARA PRAKTIK MONOPOLI DAN

PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT SECARA ELEKTRONIK DI KOMISI


PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

(Proposal Skripsi)

OLEH :
MUHAMMAD RAMADHANI NOVANSYAH
NPM 1912011206

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
A. JUDUL
Efektivitas Penanganan Perkara Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Secara Elektronik Di Komisi Pengawas Persaingan Usaha

B. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pertumbuhan perekonomian yang cukup pesat dan banyaknya perusahaan-perusahaan
yang melakukan kegiatan usaha di bidang ekonomi di Indonesia dewasa ini, diharapkan
dapat memberikan dampak positif secara adil dan merata ke berbagai lapisan masyarkat.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam aktifitas ekonomi, setiap individu, lembaga
atau perusahaan tentu memiliki target bisnis masing-masing yang dilakukan dengan
berbagai upaya serta strategi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki
semaksimal mungkin, untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Oleh karenanya
timbullah suatu persaingan diantara pelaku-pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya.

Adanya persaingan dalam dunia bisnis dapat memberikan berbagai manfaat pada
masyarakat, sebab pelaku usaha akan semakin kreatif dalam melakukan inovasi usahanya
serta memperbaiki kualitas produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
Sedangkan disisi lain, persaingan usaha juga dapat membawa dampak buruk apabila
pelaku usaha melakukan strategi bisnis yang dapat merugikan baik konsumen maupun
pelaku usaha lain, sehingga menimbulkan suatu persaingan usaha yang tidak sehat.
Resiko terburuk dari persaingan ini tentunya adalah kemungkinan ditempuhnya praktek-
praktek
curang (unfair competition) karena persaingan dianggap sebagai kesempatan untuk
menyingkirkan pesaing dengan cara apapun.1 Oleh karena itu diperlukan suatu hukum
persaingan usaha yang dapat mewujudkan iklim usaha yang kondusif sehingga menjamin
adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha serta mencegah
praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

1
Galuh Puspaningrum. Hukum Persaingan Usaha : Perjanjian dan Kegiatan yang Dilarang dalam Hukum
Persaingan Usaha di Indonesia, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013, hlm. 71.
Konsep hukum persaingan usaha adalah menjaga persaingan usaha yang sehat tetap
terjadi di pasar yang bersangkutan dan mendorong pelaku usaha menjadi pelaku usaha
yang mempunyai posisi dominan (menjadi unggul) melalui persaingan usaha yang sehat
dan efektif.2

Dalam upaya menegakan hukum persaingan tersebut pemerintah Indonesia menerbitkan


Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat (selanjutnya disebut UU No. 5 Tahun 1999). Penerapan
UU No. 5 Tahun 1999 yang konsisten dan konsekuen diharapkan dapat memupuk
budaya bersaing yang jujur dan sehat sehingga dapat terus menerus mendorong dan
meningkatkan daya saing di antara pelaku usaha.3 Selain itu UU No. 5 Tahun 1999 ini
juga dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan yang
sama kepada setiap pelaku usaha dalam berusaha, dengan cara mencegah timbulnya
praktek-praktek monopoli dan/atau persaingan usaha yang tidak sehat lainnya.4

UU No. 5 Tahun 1999 tidak bertujuan melindungi persaingan usaha demi kepentingan
persaingan itu sendiri. Oleh karena itu ketentuan Pasal 3 tidak hanya terbatas pada tujuan
utama undang-undang persaingan, yaitu sistem persaingan yang bebas dan adil, di mana
terdapat kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi semua pelaku usaha, sedangkan
perjanjian atau penggabungan usaha yang menghambat persaingan serta penyalahgunaan
kekuasaan ekonomi tidak ada (huruf b dan c), sehingga bagi semua pelaku usaha dalam
melakukan kegiatan ekonomi tersedia ruang gerak yang luas.5

Agar pelaksanan ketentuan UU No. 5 Tahun 1999 berjalan efektif serta dapat
menghadirkan kepastian Hukum, maka dibentuklah Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(yang selanjutnya disebut KPPU) sebagai lembaga yang dibentuk untuk
mengimplementasikan tujuan undang-undang tersebut. KPPU adalah lembaga non
struktural yang independen terlepas dari pengaruh pemerintah dan pihak lainnya sesuai
Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. KPPU merupakan lembaga Negara

2
Andi Fahmi Lubis dkk. Buku Teks : Hukum Persaingan Usaha. Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan Usaha,
2017. hlm 233.
3
Ning Herlina. "Kewenangan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) Dalam Penegakan Hukum
Antimonopoli." Lex Lata, Vol. 1, No. 2. 2019. hal 102.
4
Devi Meyliana. Hukum Persaingan Usaha “Studi Konsep Pembuktian Terhadap Perjanjian Penetapan Harga
dalam Persaingan Usaha”, Malang: Setara Press, 2013. hlm. 15-16.
5
Andi Fahmi Lubis dkk. Op.cit, hlm 36.
yang bertugas untuk mengawasi persaingan usaha tidak sehat dan menciptakan iklim
usaha yang sehat. Tugas dan kewenangan KPPU diatur dalam Pasal 35 dan Pasal 36 UU
No. 5 Tahun 1999 dimana KPPU memiliki kewenangan yang cukup luas, yaitu tidak
hanya mengawasi dan melakukan penilaian terhadap Pelaku Usaha, namun KPPU juga
berwenang melakukan pemeriksaan, dengan disertai alat-alat bukti pemeriksaan yang
memadai.

KPPU memiliki wewenang untuk menerima laporan atau melakukan penelitian terhadap
kegiatan usaha yang diduga dapat mengakibatkan praktik monopoli dan/atau persaingan
usaha tidak sehat, yang kemudian setelah mendapatkan bukti-bukti yang dirasa cukup,
maka akan dilakukan Pemeriksaan di ruang Pemeriksaan Kantor Pusat Komisi atau
Kantor Perwakilan Daerah Komisi atau tempat lain yang ditentukan oleh Majelis Komisi
yang didasarkan pada ketentuan Pasal 29 atau Padal 42 UU No 5 Tahun 1999.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa pemeriksaan dugaan praktik
monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat dilakukan di ruang pemeriksaan yang
bertempat di Kantor Pusat Komisi atau Kantor Perwakilan Daerah Komisi atau tempat
lain yang ditentukan oleh Majelis Komisi secara luring.

Namun, pada akhir tahun 2019 seluruh dunia dilanda penyakit pandemi Covid-19 yang
menyebar begitu cepat dan juga mulai menjangkit Indonesia pada bulan Maret Tahun
2020. Untuk menghadapi kondisi tersebut Pemerintah Indonesia telah melakukan
berbagai macam upaya dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dalam rangka mencegah
penyebaran wabah Covid-19, salah satunya ialah dengan menerapkan sistem Social
distancing. Social Distancing dapat diartikan sebagai pembatasan jarak sosial yang
menciptakan jarak antara diri sendiri dengan orang lain untuk mencegah penularan
penyakit.6 Selain itu, pemerintah Indonesia juga melakukan upaya pembatasan sosial
berskala besar dengan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Selama PPKM,
pemerintah Indonesia melakukan pengetatan mobilitas pada seluruh lapisan masyarakat
dengan menghimbau masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah dan melakukan
berbagai aktifitasnya secara daring dari dalam rumah. Dengan demikian, keleluasaan
masyarakat untuk melakukan berbgai macam kegiatan di luar rumah menjadi sangat
terbatas.
6
Yusup, Deni Kamaludin, Badriyah, Mila, Suyandi, Dedi, dan Asih, V. S. Pengaruh bencana Covid-19,
Pembatasan Sosial, dan Sistem Pemasaran Online Terhadap Perubahan Perilaku Konsumen Dalam Membeli
Produk Retail. No. 1 . http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/30872. 2020. hal 16.
Hal tersebut juga berdampak pada kegiatan KPPU dalam melaksanakan penegakan
hukum persaingan usaha di Indonesia, yang bahkan KPPU sempat menghentikan
kegiatan penegakan hukum persaingan usaha tersebut dengan mengeluarkan Keputusan
KPPU No. 10/KPPU/Kep.1/III/2020 tentang Penghentian Sementara Kegiatan
Penegakan Hukum di Lingkungan Sekretariat KPPU dan Keputusan KPPU No.
11/KPPU/Kep.1/III/2020 tentang Perubahan atas Keputusan KPPU No.
10/KPPU/Kep.1/III/2020 tentang Penghentian Sementara dan Penyesuaian Jangka Waktu
Penanganan Perkara di KPPU. Dengan dikeluarkannya keputusan tersebut maka kegiatan
penegakan hukum di KPPU berhenti untuk sementara hingga bulan Maret tahun 2020.
Dimana hal tersebut tentu menghambat tugas dan wewenang KPPU untuk mengawal
penegakan hukum persaingan usaha di Indonesia.

Setelah waktu perpanjangan berakhir, KPPU memutuskan untuk melanjutkan kegiatan


penegakan hukum yang sebelumnya sempat diberhentikan dengan menetapkan
Keputusan KPPU No. 12 /KPPU/Kep.1/IV/2020 Tentang Penanganan Perkara Dalam
Kondisi Kedaruratan Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.
Walaupun pada masa itu wabah penyakit Covid-19 masih belum usai, dalam keputusan
tersebut KPPU menimbang bahwa pelayanan publik dan penegakan hukum persaingan
usaha harus tetap dijalankan. Dengan mencermati situasi masih mewabahanya pandemi
Covid-19 di Indonesia pada masa itu, KPPU melakukan upaya pencegahan penyebaran
Covid-19 dengan memprioritaskan seluruh kegiatan penegakan hukum di lingkungan
KPPU untuk dilaksanakan secara elektronik. Untuk dapat menunjang terlaksananya
kegiatan penegakan hukum persaingan usaha secara elektronik tersebut, selanjutnya
KPPU menetapkan Peraturan KPPU Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Penangan Perkara
Secara Elektroik (yang selanjutnya disebut Peraturan KPPU No. 1 Tahun 2020),
sehingga KPPU tetap dapat menjalankan tugasnya dalam mengakan hukum persaingan
usaha.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka penangan perkara Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat di KPPU juga dapat dilakukan secara eloktronik. Meskipun pandemi
Covid-19 di tahun 2023 ini mulai membaik dengan penurunan penyebaran virus yang
cukup drastis, KPPU tetap menyediakan pilihan penangan perkara melalui media
elektronik dengan menggunakan dasar ketentuan Peraturan KPPU No.1 Tahun 2020 jo
Peraturan KPPU Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penganan Perkara Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti terkait
keefektifan penanganan perkara Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
yang dilakukan secara daring dengan menggunakan media elektronik, yang akan penulis
tuangkan dalam penulisan skripsi ini dengan judul : Efektivitas Penanganan Perkara
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Secara Elektronik Di Komisi
Pengawas Persaingan Usaha.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaturan Penanganan Perkara Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat secara elektronik di KPPU ?
b. Bagaimana pelaksanaan Penanganan Perkara Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat secara elektronik di KPPU ?

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan Penanganan Perkara Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat secara elektronik.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan serta keefektifan Penanganan Perkara Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat secara elektronik.

4. Orisinalitas
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syarifrudin Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Antasari Banjarmasin yang berjudul “Implemantasi Perma Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Persidangan Perkara Pidana Di Pengadilan Secara Elektronik Di
Pengadilan Negeri Kelas II Marabahan”. Dalam penelitian Muhammad Syarifrudin
berfokus pada bagaimana praktek Perma Nomor 4 tahun 2020 tersebut di Pengadilan
Negeri Kelas II Marabahan. Penelitian Muhammad Syarifrudin ini tentu berbeda dengan
penelitian yang penulis lakukan saat ini, dimana penelitian Muhammad Syarifrudin yang
berfokus bagaimana pelaksanaan Perma Nomor 4 Tahun 2020 tentang Persidangan
Perkara Pidana di Pengadilan Secara Elektronik di Pengadilan Negeri kelas II
Marabahan. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan penulis saat ini tidak hanya
terhenti pada bagaimana penerapan pengaturan pengadilan secara elektronik di
Pengadilan Negeri kelas II Marabahan, namun juga berfokus pada bagaimana efisiensi
penangan perkara Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang telah
dilakuan di KPPU secara elektronik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Safira Khofifatus Salima Mahasiswa Institut
Agama Negeri Ponorogo yang berjudul “Efektivitas Penyeselaian Perkara Secara E-Cort
Di Pengadilan Agama Kabupaten Kediri”. Penelitian yang dilakukan oleh Safira
Khofifatus Salima, tentu berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan saat ini,
dimana fokus penelitian yang dilakukan Safira Khofifatus Salima adalah mengenai
bagaimana efektivitas pelaksanaan e-court terhadap proses pelaksanaan pernanganan
perkara di Pengadilan Agama Kabupaten Kediri. Sedangkan, dalam penelitian yang
dilakukan penulis saat ini berfokus kepada efektivitas penanganan perkara Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di KPPU secara eloktronik.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Dicky Permana Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang berjudul “Implementasi Persidangan Secara
Elektronik (E-Litigasi) Di Pengadilan Agama Bandung”. Dalam penelitian yang
dilakukan Dicky Permana ini berfokus pada efektivitas implementasi proses persidangan
secara elektronik (E-Litigasi) di Pengadilan Agama Bandung. Dalam hal ini tentu pokok
bahasan penelitian yang dilakukan Dicky Permana tentu berbeda dengan penelitian yang
saat ini dilakukan penulis, yaitu berfokus pada efektivitas penanganan perkara Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di KPPU secara menyeluruh mulai dari
pelaporan atau penelitian hingga pemeriksaan serta pemutusan yang dilakukan secara
elektronik.

Dari ketiga penelitian diatas, dapat kita perhatikan bahwa pokok-pokok pembahasan
yang telah diteliti berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
penelitian ini. Dalam topik kajian yang penulis angkat dalam karya tulis ilmiah
berbentuk skripsi ini berfokus pada kajian mengenai kefektivan penanganan perkara
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di KPPU secara eloktronik.
Daftar Pustaka

Galuh Puspaningrum. Hukum Persaingan Usaha : Perjanjian dan Kegiatan yang Dilarang
dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Yogyakarta: Aswaja Pressindo,
2013.

Andi Fahmi Lubis dkk. Buku Teks : Hukum Persaingan Usaha. Jakarta: Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, 2017.

Ning Herlina. "Kewenangan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) Dalam


Penegakan Hukum Antimonopoli." Lex Lata, Vol. 1, No. 2. 2019.

Devi Meyliana. Hukum Persaingan Usaha “Studi Konsep Pembuktian Terhadap


Perjanjian Penetapan Harga dalam Persaingan Usaha”, Malang: Setara Press. 2013.

Yusup, Deni Kamaludin, Badriyah, Mila, Suyandi, Dedi, dan Asih, V. S. Pengaruh
bencana Covid-19, Pembatasan Sosial, dan Sistem Pemasaran Online Terhadap
Perubahan Perilaku Konsumen Dalam Membeli Produk Retail. No. 1 .
http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/30872. 2020.

Anda mungkin juga menyukai