Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HUKUM BISNIS

ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Disusun oleh:

Deswina Anfarizi (211210002)


Fanny Dara Marinda (211210004)

POLITEKNIK TEMPO

2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan karunia-Nya, sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa kami mengucapkan terima

kasih terhadap bantuan dari Bu Asti selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis yang telah

membimbing dan memberikan informasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat

waktu.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

makalah ini.

Jakarta, 3 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................5
D. Kerangka Teori..............................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................9
A. Pengertian Monopoli.....................................................................................................................9
B. Pengertian Persaingan Usaha Tidak Sehat................................................................................11
C. Strategi Menghindari Persaingan Usaha Tidak Sehat..............................................................11
D. Bentuk Persaingan Usaha Tidak Sehat......................................................................................14
E. Kasus “Kartel Beras 2018”.........................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................................17
Kesimpulan..........................................................................................................................................17
Saran.....................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum pidana adalah salah satu dari sub sistem dalam sistem pidana, ada dua istilah

yaitu hukum dan pidana. Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat

memaksa untuk melindungi kepentingan masyarakat. Pidana atau straf adalah suatu

penderitaan yang bersifat khusus, yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang

untuk menjatuhkan pidana atas nama negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban

hukum umum bagi seorang pelanggar tindak pidana merupakan suatu istilah yang

mengandung suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum, sebagai istilah yang dibentuk

dengan kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada peristiwa hukum pidana.

Menurut Arie Susanto yang dimaksud dengan hukum persaingan usaha (competition law)

adalah instrumen hukum yang menentukan tentang bagaimana persaingan itu harus

dilakukan. Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan

atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku

usaha.

"Anti monopoli" merupakan suatu keadaan dimana seseorang menguasai pasar, dimana

pasar tersebut tidak tersedia lagi produk substitusi yang potensial, dan terdapatnya

kemampuan pelaku pasar tersebut untuk menerapkan harga produk tersebut yang lebih
tinggi, tanpa mengikuti hukum persaingan pasar atau hukum tentang permintaan dan

penawaran pasar.

Undang-Undang Anti Monopoli No. 5 Tahun 1999 memberi arti kepada monopolis

sebagai suatu penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas

penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha (pasal 1

ayat (1) Undang-undang Anti Monopoli). Sementara yang dimaksud "praktik monopoli"

adalah suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku yang

mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa

tertentu sehingga menimbulkan suatu persaingan usaha secara tidak sehat dan dapat

merugikan kepentingan umum. Sesuai

Dalam Pasal 1 ayat (2) UU Anti Monopoli.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud monopoli dan apa tujuan yang terkandung dalam Undang-

Undang Anti Monopoli No. 5 Tahun 1999?

2. Apa yang dimaksud persaingan usaha tidak sehat dan apa ciri-cirinya?

3. Bagaimana strategi untuk menghindari persaingan usaha tidak sehat?

4. Jelaskan berbagai bentuk persaingan usaha tidak sehat!

C. Tujuan

1. Menjelaskan yang dimaksud monopoli dan tujuan anti monopoli.

2. Menjelaskan yang dimaksud persaingan usaha tidak sehat dan ciri-cirinya.


3. Mengetahui strategi untuk menghindari persaingan usaha tidak sehat.

4. Menjelaskan berbagai bentuk persaingan usaha tidak sehat.

D. Kerangka Teori

Pengertian praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat menurut UU No. 5 Tahun

1999 tentang praktik monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih

pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang

dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat

merugikan kepentingan umum.

Praktik monopoli adalah praktik bisnis di mana satu perusahaan atau kelompok

perusahaan memiliki kekuasaan yang dominan di pasar, sehingga dapat mengatur harga

dan kualitas produk. Praktik monopoli dapat merugikan konsumen karena membatasi

pilihan mereka dan meningkatkan harga. Oleh karena itu, undang-undang anti monopoli

mengatur dan melarang praktik monopoli di pasar.

Sementara itu, praktik persaingan usaha tidak sehat meliputi beberapa bentuk, seperti

kartel, oligopoli, penyalahgunaan posisi dominan, monopoli, praktik penipuan dan

kebohongan, dan dumping. Praktik ini dapat menghambat persaingan yang sehat dan adil,

dan merugikan konsumen. Oleh karena itu, undang-undang tentang persaingan usaha

tidak sehat mengatur dan melarang praktik-praktik tersebut. Dalam menjalankan

fungsinya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bertanggung jawab untuk

mengawasi dan menindak praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di
Indonesia. KPPU juga memberikan sanksi dan hukuman kepada pelaku yang melanggar

aturan-aturan tersebut.

Persaingan usaha tidak sehat diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang

Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dalam undang-undang

tersebut, persaingan usaha tidak sehat didefinisikan sebagai setiap kegiatan bisnis yang

bertentangan dengan prinsip persaingan sehat, antara lain:

1. Kegiatan bisnis yang bersifat diskriminatif terhadap pesaing;

2. Kegiatan bisnis yang bersifat menyesatkan konsumen;

3. Kegiatan bisnis yang mempengaruhi harga pasar secara tidak wajar;

4. Kegiatan bisnis yang menghambat pesaing untuk memasuki pasar atau

berkompetisi secara sehat;

5. Kegiatan bisnis yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Dengan ditetapkan Undang - Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat berarti telah menambah lagi satu

perbendaharaan Undang - Undang yang sudah cukup lama ditunggu - tunggu oleh

kalangan usahawan, maupun mereka yang ingin menjalankan kegiatan usahanya di

negara Republik Indonesia. Suatu hal yang juga perlu disadari adalah bahwa Undang -

Undang tersebut nantinya tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh golongan yang secara

ekonomis "lebih kuat" atau "Superior" melainkan diharapkan dapat berperan sebagai

penyeimbang lajunya "konglomerasi" dan makin "berjayanya kegiatan asing" di

Indonesia. Tentunya Undang - Undang ini pun tidak diharapkan untuk berjalan sendiri,
melainkan juga harus di "harmonisasikan" dengan berbagai aturan dan ketentuan

peraturan perundang - undangan lainnya yang berlaku saat ini, sehingga dapat tercapai

sinergi yang maksimal bagi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Di banyak negara, hukum anti monopoli berlaku untuk mencegah tindakan yang

melanggar prinsip persaingan yang sehat, seperti merger dan akuisisi yang merugikan

persaingan atau praktik-praktik bisnis yang tidak adil seperti penggagalan pesaing dengan

harga diskriminatif atau kontrak-kontrak yang merugikan.

Hukum anti monopoli juga mencegah perusahaan yang memiliki monopoli untuk

mengeksploitasi konsumen dengan cara menetapkan harga yang tidak wajar atau menolak

untuk menjual produk kepada pesaing. Hukum anti monopoli biasanya ditegakkan oleh

badan-badan pengawas seperti otoritas persaingan atau lembaga pengawas pasar, dan

perusahaan yang melanggar aturan tersebut dapat dikenakan sanksi hukum dan denda

yang signifikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Monopoli

Kata monopoli sendiri, berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kaya monos yaitu sendiri

serta polein yang artinya ialah penjual. Dari akar kata monopoli tersebut, istilah monopoli pun

dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana hanya ada satu penjual yang memasok ataupun

menawarkan suatu barang maupun jasa-jasa tertentu. Istilah monopoli juga dapat diartikan

sebagai keadaan, di mana suatu bisnis dikuasai hanya oleh satu perusahaan atau pasar saja dan

perusahaan atau pasar tersebut tidak memiliki pesaing.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian monopoli didefinisikan sebagai

pengadaan barang dagangan tertentu baik itu di pasar lokal maupun nasional dan sekurang-

kurangnya sepertiga dari pasar tersebut dikuasai oleh orang maupun satu kelompok. Sehingga,

harga dari barang dapat dikendalikan.

Dalam Buku Hukum Bisnis (2019) karya Toman Sony Tambunan dan Wilson RG, pasar

monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya ada satu perusahaan saja. Perusaahaan

tersebut menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat, serta

keuntungan yang diperoleh melebihi normal. Monopoli adalah keadaan dimana suatu bisnis
dikuasai oleh satu perusahaan atau pasar dan tidak memiliki pesaing. Biasanya, produk atau jasa

dari perusahaan monopoli adalah salah satu kebutuhan yang banyak dibutuhkan masyarakat.

Tujuan UU NO. 5 Tahun 1999

Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah dua konsep yang berkaitan erat dan diatur

dalam satu undang-undang yang sama. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, di Indonesia, mengatur tentang kedua hal

tersebut. Tujuannya adalah untuk mendorong terciptanya persaingan usaha yang sehat dan adil di

Indonesia, sehingga konsumen dapat memperoleh produk dan layanan dengan harga yang

terjangkau, kualitas yang baik, serta inovasi yang lebih banyak.

Dalam melakukan kegiatan usaha di Indonesia, pelaku usaha harus berasaskan demokrasi

ekonomi dalam menjalanakan kegiatan usahanya dengan memperhatikan keseimbangan antara

kepentingan pelaku dan kepentingan umum. Tujuan yang terkandung di dalam Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah

satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat,

sehingga menjamin adanya kepastian berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar,

pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil.

3. Mencegah praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh

pealu usaha.
Hukum anti monopoli adalah serangkaian aturan dan regulasi yang dirancang untuk mencegah

praktik bisnis yang merugikan persaingan dan menghasilkan monopoli dalam suatu industri.

Tujuan dari hukum anti monopoli adalah untuk mempromosikan persaingan sehat dan adil, dan

melindungi konsumen dari harga yang tidak masuk akal dan pilihan produk yang terbatas.

B. Pengertian Persaingan Usaha Tidak Sehat

Persaingan usaha tidak sehat menurut Pasal 1 huruf f UU No. 5 Tahun 1999 yakni “Persaingan

usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan

atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan

hukum atau menghambat persaingan usaha.”

Ciri-Ciri Persaingan Usaha Tidak Sehat

1. Dalam persaingan usaha tidak sehat, konsumen memiliki opsi atau pilihan yang terbatas

di pasar, baik melalui monopoli atau kartel.

2. Bisnis yang sukses terbatas dalam kemampuan mereka untuk memperluas atau

menyesuaikan penawaran.

3. Pemerintah daerah dapat mencegah bisnis menutup fasilitasnya.

4. Adanya auran lokal atau undang-undang nasional membatasi pendatang bisnis baru ke

pasar.
C. Strategi Menghindari Persaingan Usaha Tidak Sehat

1. Lakukan riset pasar sebelum meluncurkan usaha

Sebelum melakukan sebuah usaha, ada baiknya untuk mempelajari kondisi pasar terlebih

dahulu. Bisnis memang sangat erat kaitannya dengan peluang, dan untuk

mengidentifikasi peluang, pelaku usaha perlu melakukan riset pasar. Apabila pengusaha

memulai bisnis tanpa memahami pasar, maka hal ini dapat membawa dampak buruk

dalam perkembangan bisnis nantinya. Dalam melakukan riset pasar, hanya

mengidentifikasi kebutuhan dan berbicara dengan pelanggan tidaklah cukup. Bagian dari

riset awal yang penting adalah memahami persaingan. Memahami persaingan sangat

penting, karena dengan memahami persaingan maka pelaku bisnis akan mendapatkan

gambaran luas mengenai peluang.

2. Kenali pesaing bisnis di masa lalu dan masa depan

Ketika pengusaha memikirkan peluang, sebaiknya tidak hanya memikirkannya pada saat

ini. Para pelaku usaha diharapkan mengetahui tentang pesaing yang gagal di masa lalu,

dan tentang pesaing potensial di masa depan juga. Mengenali pesaing usaha di masa

lalu, baik itu persaingan usaha yang sehat maupun persaingan usaha tidak sehat adalah

hal yang sangat penting, karena para investor ingin tahu apa sebenarnya yang berbeda

sekarang, kondisi apa yang tidak ada sebelumnya, dan mengapa kali ini akan berbeda.

Demikian pula, penting juga untuk memikirkan siapa lagi yang akan memasuki pasar.

Ini adalah dinamika yang jauh lebih sulit untuk diprediksi karena dalam dunia bisnis,

prediksi sangatlah sulit. Meskipun sangat sulit untuk memprediksi calon pesaing, namun

hal ini tetap bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan.


3. Cari tahu diferensiasi kompetitif Anda

Setelah melakukan riset pasar dan mempelajari pesaing bisnis saat ini, masa lalu, dan

masa depan, pengusaha juga perlu memperhatikan apa saja diferensiasi kompetitif yang

dimilikinya. Diferensiasi yang baik biasanya berkaitan dengan keunggulan produk,

pemasaran, atau penjualan. Apabila sudah mengetahui diferensiasi produk, maka pelaku

usaha sudah tidak perlu khawatir dengan persaingan usaha tidak sehat. Keunggulan

produk akan tercipta ketika produk Anda secara substansial berbeda dalam cara kerjanya

dari produk pesaing. Keunggulan penjualan biasanya didasarkan pada pengalaman Anda

dan pemahaman mendalam tentang pelanggan.

4. Perhatikan pesaing Anda, tetapi jangan terlalu mengkhawatirkannya

Kebanyakan pelaku usaha menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengkhawatirkan

persaingan setiap hari. Mereka mungkin terlalu berfokus pada pesaingnya, sampai-

sampai lupa untuk mempersiapkan strategi bisnis sendiri. Jika pelaku usaha mengikuti

setiap berita dari setiap pesaing, maka ia kemungkinan besar akan mengalami kondisi

emosional yang tidak stabil. Berfokus pada penciptaan produk terbaik yang disukai

pelanggan Anda adalah pertahanan terbaik Anda melawan persaingan usaha tidak sehat.

5. Memberikan layanan pelanggan yang hebat.

Memberikan layanan pelanggan yang hebat dan mudah diingat adalah cara yang bagus

untuk membangun loyalitas di antara pelanggan dan membedakan diri Anda dari pesaing,

sehingga secara tidak langsung dapat menghindari persaingan usaha tidak sehat.
Prioritaskan perekrutan karyawan yang memiliki pemahaman penuh tidak hanya tentang

produk dan layanan Anda, tetapi juga merek yang diusung oleh perusahaan secara

keseluruhan.

6. Memanfaatkan Teknologi

Strategi dalam menghindari persaingan usaha tidak sehat yang terakhir adalah dengan

memanfaatkan teknologi. Sebenarnya, pemanfaatan teknologi sangat penting untuk

mendukung operasional usaha secara keseluruhan, sehingga usaha Anda dapat tetap

mengungguli persaingan usaha sehat maupun persaingan usaha tidak sehat.

D. Bentuk Persaingan Usaha Tidak Sehat

Persaingan usaha tidak sehat dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti:

1. Kartel: Kesepakatan antara beberapa perusahaan untuk mengatur produksi, distribusi,

dan harga produk mereka secara bersama-sama, sehingga menimbulkan harga yang tidak

wajar dan kerugian bagi konsumen.

2. Monopoli: Keadaan di mana satu perusahaan atau kelompok perusahaan menguasai

pasar dengan kendali yang sangat besar sehingga mempengaruhi harga dan kualitas

produk.

3. Oligopoli: Situasi di mana pasar dikuasai oleh sejumlah kecil perusahaan besar, yang

secara bersama-sama mempengaruhi harga dan kualitas produk.

4. Dumping: Praktik menjual produk dengan harga yang lebih rendah daripada biaya

produksi, dengan tujuan menguasai pasar dan merusak pesaing.


5. Penyalahgunaan posisi dominan: Praktik oleh perusahaan yang memiliki posisi dominan

di pasar untuk mempengaruhi harga dan kualitas produk, dan menghambat persaingan

dari pesaing.

6. Praktik penipuan dan kebohongan: Kegiatan bisnis yang membingungkan atau

menyesatkan konsumen, misalnya label palsu, informasi yang salah tentang produk, atau

pengaturan tes dan uji coba produk.

Undang-undang dan regulasi yang mengatur persaingan usaha tidak sehat dirancang untuk

mencegah praktik-praktik ini dan melindungi konsumen serta mengamankan persaingan yang

sehat dan adil.

E. Kasus “Kartel Beras 2018”

Pada tahun 2018, Indonesia dilanda kenaikan harga beras yang signifikan. Hal ini disebabkan

oleh dugaan praktik kartel yang dilakukan oleh beberapa perusahaan besar beras di Indonesia

yang diduga berkoordinasi untuk menaikkan harga beras di pasaran. Praktik ini sangat

merugikan konsumen karena mereka harus membayar harga yang lebih tinggi untuk membeli

beras.

Kartel beras ini diperkirakan terdiri dari beberapa perusahaan besar beras di Indonesia yang

beroperasi di berbagai wilayah. Kartel ini diduga melakukan koordinasi harga, pengaturan

pasokan dan pembagian pasar untuk memonopoli industri beras di Indonesia. Dalam kasus ini,

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga adanya pelanggaran terhadap Pasal 5 UU

No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Setelah melakukan penyelidikan, pada bulan November 2018, KPPU menyatakan beberapa

perusahaan tersebut bersalah melakukan kartel dan dikenai denda yang cukup besar. Beberapa

perusahaan yang dikenai denda antara lain PT Indo Beras Unggul, PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, dan PT Bumi Menara Internusa.

Dengan adanya kasus ini, diharapkan bahwa pemerintah dan lembaga terkait akan lebih gencar

melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap praktik-praktik antimonopoli dan

perdagangan tidak sehat di Indonesia untuk melindungi konsumen dan memajukan industri

nasional yang sehat dan berkelanjutan.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah diuraikan, maka penulis berkesimpulan :

1. KPPU belum dapat menjalankan tugasnya secara efektif dalam penanganan kasus dugaan

kartel terkait praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, hal ini disebabkan

KPPU tidak memiliki kewenangan melakukan penggeledahan dan penyitaan. KPPU juga

seringkali terkendala dengan sifat kerahasiaan perusahaan dalam mendapatkan data-data

perusahaan yang diindikasikan melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Data-data perusahaan yang termasuk alat bukti surat dan atau dokumen sangat diperlukan

KPPU dalam melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan. Pasal 41 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat menyatakan bahwa pelaku usaha atau pihak lain yang

diperiksa oleh KPPU terkait praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat wajib

menyerahkan alat bukti yang diperlukan. Apabila dihubungkan dengan wewenang yang

dimiliki KPPU pada Pasal 36 huruf i Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

KPPU berhak untuk mendapatkan dokumen atau alat bukti guna kepentingan

penyelidikan dan atau pemeriksaan. Selain itu, belum terjalinnya kerjasama yang baik

antara KPPU dengan instansi pemerintah dalam hal penyelidikan terhadap penanganan

kasus dugaan kartel terkait praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, semakin
membuat KPPU kesulitan dalam melakukan tugasnya karena kurangnya data

pendukung.

2. Pertimbangan tidak dimasukkannya kewenangan penggeledahan dan penyitaan oleh

KPPU tidak ditemukan penulis dalam risalah pembentukan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Adapun pertimbangan yang mencolok pada rapat pembentukan Undang-Undang adalah

pendapat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia DPR-RI. Fraksi PDI berpendapat, agar

pelaksanaan pasal-pasal yang menyangkut tugas dan wewenang komisi tidak tumpang

tindih dengan tugas dan wewenang lembaga-lembaga penegak hukum yang memiliki

kewenangan penyelidikan dan penyidikan. Fraksi PDI memandang, apabila kewenangan

komisi akan dipersoalkan oleh lembaga lain yang memiliki kewenangan penyelidikan dan

penyidikan, hanya akan menambah keruwetan dan kerancuan penegakan hukum. Penulis

mengasumsikan bahwa KPPU yang merupakan komisi super body tapi pada saat

pembentukannya, khususnya terkait dengan kewenangan yang diberikan tidak

mendapatkan perhatian yang khusus dari DPR sebagai pembentuk Undang-Undang.

Kewenangan adalah hal yang sangat diperlukan bagi KPPU dalam bertindak untuk

melakukan tugas yang diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Dilakukan amandemen terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat, terutama terkait dengan

status lembaga KPPU.


2. Amandemen tersebut juga dititikberatkan pada tambahan kewenangan bagi KPPU, agar

memiliki kewenangan untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan. Apabila muncul

ketakutan akan adanya tumpang tindih kewenangan penggeledahan dan penyitaan dengan

penegak hukum lainnya, kewenangan penggeledahan dan penyitaan yang nantinya

diberikan kepada KPPU bisa dilakukan secara terbatas.


DAFTAR PUSTAKA

Jurnal.id. Strategi Jitu Menghindari Persaingan Usaha Tidak Sehat. Diakses dari

https://www.jurnal.id/id/blog/persaingan-usaha-tidak-sehat-sbc/

Materi PPT Hukum Bisnis tentang anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Republika.com (2015). Kartel Harga Beras Diduga Libatkan Pedagang Besar. Diakses dari

https://ekonomi.republika.co.id/berita/nk6fuo/kartel-harga-beras-diduga-libatkan-pedagang-besar

Slideshare.net (2015). Anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Diakses dari

https://www.slideshare.net/anchitokyo/antimonopoli-dan-persaingan-usaha-tidak-sehat

Teddy, Ramazaky (2022). ANALISIS YURIDIS TERHADAP KEWENANGAN KOMISI

PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) DALAM PENYELIDIKAN PERKARA

TINDAK PIDANA ANTIMONOPOLI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 5

TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN

USAHA TIDAK SEHAT. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai