HUKUM BISNIS
Disusun oleh:
POLITEKNIK TEMPO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari Bu Asti selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis yang telah
membimbing dan memberikan informasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................5
D. Kerangka Teori..............................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................9
A. Pengertian Monopoli.....................................................................................................................9
B. Pengertian Persaingan Usaha Tidak Sehat................................................................................11
C. Strategi Menghindari Persaingan Usaha Tidak Sehat..............................................................11
D. Bentuk Persaingan Usaha Tidak Sehat......................................................................................14
E. Kasus “Kartel Beras 2018”.........................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................................17
Kesimpulan..........................................................................................................................................17
Saran.....................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum pidana adalah salah satu dari sub sistem dalam sistem pidana, ada dua istilah
yaitu hukum dan pidana. Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat
memaksa untuk melindungi kepentingan masyarakat. Pidana atau straf adalah suatu
penderitaan yang bersifat khusus, yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang
untuk menjatuhkan pidana atas nama negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban
hukum umum bagi seorang pelanggar tindak pidana merupakan suatu istilah yang
mengandung suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum, sebagai istilah yang dibentuk
dengan kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada peristiwa hukum pidana.
Menurut Arie Susanto yang dimaksud dengan hukum persaingan usaha (competition law)
adalah instrumen hukum yang menentukan tentang bagaimana persaingan itu harus
dilakukan. Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku
usaha.
"Anti monopoli" merupakan suatu keadaan dimana seseorang menguasai pasar, dimana
pasar tersebut tidak tersedia lagi produk substitusi yang potensial, dan terdapatnya
kemampuan pelaku pasar tersebut untuk menerapkan harga produk tersebut yang lebih
tinggi, tanpa mengikuti hukum persaingan pasar atau hukum tentang permintaan dan
penawaran pasar.
Undang-Undang Anti Monopoli No. 5 Tahun 1999 memberi arti kepada monopolis
sebagai suatu penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas
penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha (pasal 1
ayat (1) Undang-undang Anti Monopoli). Sementara yang dimaksud "praktik monopoli"
adalah suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku yang
mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa
tertentu sehingga menimbulkan suatu persaingan usaha secara tidak sehat dan dapat
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud monopoli dan apa tujuan yang terkandung dalam Undang-
2. Apa yang dimaksud persaingan usaha tidak sehat dan apa ciri-cirinya?
C. Tujuan
D. Kerangka Teori
Pengertian praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat menurut UU No. 5 Tahun
1999 tentang praktik monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih
pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang
dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat
Praktik monopoli adalah praktik bisnis di mana satu perusahaan atau kelompok
perusahaan memiliki kekuasaan yang dominan di pasar, sehingga dapat mengatur harga
dan kualitas produk. Praktik monopoli dapat merugikan konsumen karena membatasi
pilihan mereka dan meningkatkan harga. Oleh karena itu, undang-undang anti monopoli
Sementara itu, praktik persaingan usaha tidak sehat meliputi beberapa bentuk, seperti
kebohongan, dan dumping. Praktik ini dapat menghambat persaingan yang sehat dan adil,
dan merugikan konsumen. Oleh karena itu, undang-undang tentang persaingan usaha
mengawasi dan menindak praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di
Indonesia. KPPU juga memberikan sanksi dan hukuman kepada pelaku yang melanggar
aturan-aturan tersebut.
Persaingan usaha tidak sehat diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dalam undang-undang
tersebut, persaingan usaha tidak sehat didefinisikan sebagai setiap kegiatan bisnis yang
berlaku.
Dengan ditetapkan Undang - Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat berarti telah menambah lagi satu
perbendaharaan Undang - Undang yang sudah cukup lama ditunggu - tunggu oleh
negara Republik Indonesia. Suatu hal yang juga perlu disadari adalah bahwa Undang -
Undang tersebut nantinya tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh golongan yang secara
ekonomis "lebih kuat" atau "Superior" melainkan diharapkan dapat berperan sebagai
Indonesia. Tentunya Undang - Undang ini pun tidak diharapkan untuk berjalan sendiri,
melainkan juga harus di "harmonisasikan" dengan berbagai aturan dan ketentuan
peraturan perundang - undangan lainnya yang berlaku saat ini, sehingga dapat tercapai
sinergi yang maksimal bagi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Di banyak negara, hukum anti monopoli berlaku untuk mencegah tindakan yang
melanggar prinsip persaingan yang sehat, seperti merger dan akuisisi yang merugikan
persaingan atau praktik-praktik bisnis yang tidak adil seperti penggagalan pesaing dengan
Hukum anti monopoli juga mencegah perusahaan yang memiliki monopoli untuk
mengeksploitasi konsumen dengan cara menetapkan harga yang tidak wajar atau menolak
untuk menjual produk kepada pesaing. Hukum anti monopoli biasanya ditegakkan oleh
badan-badan pengawas seperti otoritas persaingan atau lembaga pengawas pasar, dan
perusahaan yang melanggar aturan tersebut dapat dikenakan sanksi hukum dan denda
yang signifikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Monopoli
Kata monopoli sendiri, berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kaya monos yaitu sendiri
serta polein yang artinya ialah penjual. Dari akar kata monopoli tersebut, istilah monopoli pun
dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana hanya ada satu penjual yang memasok ataupun
menawarkan suatu barang maupun jasa-jasa tertentu. Istilah monopoli juga dapat diartikan
sebagai keadaan, di mana suatu bisnis dikuasai hanya oleh satu perusahaan atau pasar saja dan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian monopoli didefinisikan sebagai
pengadaan barang dagangan tertentu baik itu di pasar lokal maupun nasional dan sekurang-
kurangnya sepertiga dari pasar tersebut dikuasai oleh orang maupun satu kelompok. Sehingga,
Dalam Buku Hukum Bisnis (2019) karya Toman Sony Tambunan dan Wilson RG, pasar
monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya ada satu perusahaan saja. Perusaahaan
tersebut menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat, serta
keuntungan yang diperoleh melebihi normal. Monopoli adalah keadaan dimana suatu bisnis
dikuasai oleh satu perusahaan atau pasar dan tidak memiliki pesaing. Biasanya, produk atau jasa
dari perusahaan monopoli adalah salah satu kebutuhan yang banyak dibutuhkan masyarakat.
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah dua konsep yang berkaitan erat dan diatur
dalam satu undang-undang yang sama. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, di Indonesia, mengatur tentang kedua hal
tersebut. Tujuannya adalah untuk mendorong terciptanya persaingan usaha yang sehat dan adil di
Indonesia, sehingga konsumen dapat memperoleh produk dan layanan dengan harga yang
Dalam melakukan kegiatan usaha di Indonesia, pelaku usaha harus berasaskan demokrasi
kepentingan pelaku dan kepentingan umum. Tujuan yang terkandung di dalam Undang-Undang
1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah
2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat,
sehingga menjamin adanya kepastian berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar,
3. Mencegah praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh
pealu usaha.
Hukum anti monopoli adalah serangkaian aturan dan regulasi yang dirancang untuk mencegah
praktik bisnis yang merugikan persaingan dan menghasilkan monopoli dalam suatu industri.
Tujuan dari hukum anti monopoli adalah untuk mempromosikan persaingan sehat dan adil, dan
melindungi konsumen dari harga yang tidak masuk akal dan pilihan produk yang terbatas.
Persaingan usaha tidak sehat menurut Pasal 1 huruf f UU No. 5 Tahun 1999 yakni “Persaingan
usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan
atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
1. Dalam persaingan usaha tidak sehat, konsumen memiliki opsi atau pilihan yang terbatas
2. Bisnis yang sukses terbatas dalam kemampuan mereka untuk memperluas atau
menyesuaikan penawaran.
4. Adanya auran lokal atau undang-undang nasional membatasi pendatang bisnis baru ke
pasar.
C. Strategi Menghindari Persaingan Usaha Tidak Sehat
Sebelum melakukan sebuah usaha, ada baiknya untuk mempelajari kondisi pasar terlebih
dahulu. Bisnis memang sangat erat kaitannya dengan peluang, dan untuk
mengidentifikasi peluang, pelaku usaha perlu melakukan riset pasar. Apabila pengusaha
memulai bisnis tanpa memahami pasar, maka hal ini dapat membawa dampak buruk
mengidentifikasi kebutuhan dan berbicara dengan pelanggan tidaklah cukup. Bagian dari
riset awal yang penting adalah memahami persaingan. Memahami persaingan sangat
penting, karena dengan memahami persaingan maka pelaku bisnis akan mendapatkan
Ketika pengusaha memikirkan peluang, sebaiknya tidak hanya memikirkannya pada saat
ini. Para pelaku usaha diharapkan mengetahui tentang pesaing yang gagal di masa lalu,
dan tentang pesaing potensial di masa depan juga. Mengenali pesaing usaha di masa
lalu, baik itu persaingan usaha yang sehat maupun persaingan usaha tidak sehat adalah
hal yang sangat penting, karena para investor ingin tahu apa sebenarnya yang berbeda
sekarang, kondisi apa yang tidak ada sebelumnya, dan mengapa kali ini akan berbeda.
Demikian pula, penting juga untuk memikirkan siapa lagi yang akan memasuki pasar.
Ini adalah dinamika yang jauh lebih sulit untuk diprediksi karena dalam dunia bisnis,
prediksi sangatlah sulit. Meskipun sangat sulit untuk memprediksi calon pesaing, namun
Setelah melakukan riset pasar dan mempelajari pesaing bisnis saat ini, masa lalu, dan
masa depan, pengusaha juga perlu memperhatikan apa saja diferensiasi kompetitif yang
pemasaran, atau penjualan. Apabila sudah mengetahui diferensiasi produk, maka pelaku
usaha sudah tidak perlu khawatir dengan persaingan usaha tidak sehat. Keunggulan
produk akan tercipta ketika produk Anda secara substansial berbeda dalam cara kerjanya
dari produk pesaing. Keunggulan penjualan biasanya didasarkan pada pengalaman Anda
persaingan setiap hari. Mereka mungkin terlalu berfokus pada pesaingnya, sampai-
sampai lupa untuk mempersiapkan strategi bisnis sendiri. Jika pelaku usaha mengikuti
setiap berita dari setiap pesaing, maka ia kemungkinan besar akan mengalami kondisi
emosional yang tidak stabil. Berfokus pada penciptaan produk terbaik yang disukai
pelanggan Anda adalah pertahanan terbaik Anda melawan persaingan usaha tidak sehat.
Memberikan layanan pelanggan yang hebat dan mudah diingat adalah cara yang bagus
untuk membangun loyalitas di antara pelanggan dan membedakan diri Anda dari pesaing,
sehingga secara tidak langsung dapat menghindari persaingan usaha tidak sehat.
Prioritaskan perekrutan karyawan yang memiliki pemahaman penuh tidak hanya tentang
produk dan layanan Anda, tetapi juga merek yang diusung oleh perusahaan secara
keseluruhan.
6. Memanfaatkan Teknologi
Strategi dalam menghindari persaingan usaha tidak sehat yang terakhir adalah dengan
mendukung operasional usaha secara keseluruhan, sehingga usaha Anda dapat tetap
Persaingan usaha tidak sehat dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti:
dan harga produk mereka secara bersama-sama, sehingga menimbulkan harga yang tidak
pasar dengan kendali yang sangat besar sehingga mempengaruhi harga dan kualitas
produk.
3. Oligopoli: Situasi di mana pasar dikuasai oleh sejumlah kecil perusahaan besar, yang
4. Dumping: Praktik menjual produk dengan harga yang lebih rendah daripada biaya
di pasar untuk mempengaruhi harga dan kualitas produk, dan menghambat persaingan
dari pesaing.
menyesatkan konsumen, misalnya label palsu, informasi yang salah tentang produk, atau
Undang-undang dan regulasi yang mengatur persaingan usaha tidak sehat dirancang untuk
mencegah praktik-praktik ini dan melindungi konsumen serta mengamankan persaingan yang
Pada tahun 2018, Indonesia dilanda kenaikan harga beras yang signifikan. Hal ini disebabkan
oleh dugaan praktik kartel yang dilakukan oleh beberapa perusahaan besar beras di Indonesia
yang diduga berkoordinasi untuk menaikkan harga beras di pasaran. Praktik ini sangat
merugikan konsumen karena mereka harus membayar harga yang lebih tinggi untuk membeli
beras.
Kartel beras ini diperkirakan terdiri dari beberapa perusahaan besar beras di Indonesia yang
beroperasi di berbagai wilayah. Kartel ini diduga melakukan koordinasi harga, pengaturan
pasokan dan pembagian pasar untuk memonopoli industri beras di Indonesia. Dalam kasus ini,
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga adanya pelanggaran terhadap Pasal 5 UU
No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Setelah melakukan penyelidikan, pada bulan November 2018, KPPU menyatakan beberapa
perusahaan tersebut bersalah melakukan kartel dan dikenai denda yang cukup besar. Beberapa
perusahaan yang dikenai denda antara lain PT Indo Beras Unggul, PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, dan PT Bumi Menara Internusa.
Dengan adanya kasus ini, diharapkan bahwa pemerintah dan lembaga terkait akan lebih gencar
perdagangan tidak sehat di Indonesia untuk melindungi konsumen dan memajukan industri
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis yang telah diuraikan, maka penulis berkesimpulan :
1. KPPU belum dapat menjalankan tugasnya secara efektif dalam penanganan kasus dugaan
kartel terkait praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, hal ini disebabkan
KPPU tidak memiliki kewenangan melakukan penggeledahan dan penyitaan. KPPU juga
5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Data-data perusahaan yang termasuk alat bukti surat dan atau dokumen sangat diperlukan
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat menyatakan bahwa pelaku usaha atau pihak lain yang
diperiksa oleh KPPU terkait praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat wajib
menyerahkan alat bukti yang diperlukan. Apabila dihubungkan dengan wewenang yang
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
KPPU berhak untuk mendapatkan dokumen atau alat bukti guna kepentingan
penyelidikan dan atau pemeriksaan. Selain itu, belum terjalinnya kerjasama yang baik
antara KPPU dengan instansi pemerintah dalam hal penyelidikan terhadap penanganan
kasus dugaan kartel terkait praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, semakin
membuat KPPU kesulitan dalam melakukan tugasnya karena kurangnya data
pendukung.
Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
pendapat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia DPR-RI. Fraksi PDI berpendapat, agar
pelaksanaan pasal-pasal yang menyangkut tugas dan wewenang komisi tidak tumpang
tindih dengan tugas dan wewenang lembaga-lembaga penegak hukum yang memiliki
komisi akan dipersoalkan oleh lembaga lain yang memiliki kewenangan penyelidikan dan
penyidikan, hanya akan menambah keruwetan dan kerancuan penegakan hukum. Penulis
mengasumsikan bahwa KPPU yang merupakan komisi super body tapi pada saat
Kewenangan adalah hal yang sangat diperlukan bagi KPPU dalam bertindak untuk
melakukan tugas yang diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penulis memberikan saran sebagai berikut:
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat, terutama terkait dengan
ketakutan akan adanya tumpang tindih kewenangan penggeledahan dan penyitaan dengan
Jurnal.id. Strategi Jitu Menghindari Persaingan Usaha Tidak Sehat. Diakses dari
https://www.jurnal.id/id/blog/persaingan-usaha-tidak-sehat-sbc/
Materi PPT Hukum Bisnis tentang anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Republika.com (2015). Kartel Harga Beras Diduga Libatkan Pedagang Besar. Diakses dari
https://ekonomi.republika.co.id/berita/nk6fuo/kartel-harga-beras-diduga-libatkan-pedagang-besar
Slideshare.net (2015). Anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Diakses dari
https://www.slideshare.net/anchitokyo/antimonopoli-dan-persaingan-usaha-tidak-sehat