Disusun oleh:
1. NawangsariSetyowati (2002036039)
2. Dewi Imro’atul Choiriyah (2002036055)
3. ImronChumaedi (2002036104)
4. Nanda KharismaWidiya (2002036116)
Puji syukur bagi Allah SWT atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anti Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.
Harapan penulis, semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan atau pedoman bagi pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman dalam kepenulisan. Sekalipun telah diusahakan sebaik
mungkin, namun makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari pembaca diharapkan bisa untuk disampaikan demi
perbaikan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dalam perkembangan dunia ekonomi saat ini, ada dua isu penting
yang menarik untuk dikaji dan dibahas yaitu praktik monopoli dan persaingan
tidak sehat. Dua isu tersebut merupakan permasalahan dunia ekonomi yang
seharusnya mendapat tempat tersendiri dalam pengaturan hukum di
Indonesia.
Sejak dulu, masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
senang dan mudah bergotong royong sehingga tidak ada Tindakan bersaing
atau berkompetisi secara tidak sehat. Namun semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, banyak bermunculan pelaku-pelaku bisnis baru
yang berlomba-lomba meningkatkan taraf hidup masing-masing yang
menimbulkan semakin ketat persaingan antara pelaku bisnis, sehingga
diharapkan terjadinya pembangunan dalam bidang ekonomi yang mengarah
terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Salah satu contoh yang terjadi mengenai timbulnya persaingan usaha
tidak sehat yaitu para pengusaha yang dekat atau memiliki koneksi elit
kekuasaan mempunyai kemudahan-kemudahan yang berlebihan sehingga
terjadi kesenjangan sosial. Munculnya pengusaha kuat yang tidak didukung
semangat kewirausahaan sejati merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan perekonomian menjadi sangat rapuh dan tidak mampu bersaing
secara sehat.
Melihat kondisi diatas, makalah ini menuntut kita untuk mencermati
dan menata kembali kegiatan usaha di Indonesia yang sudah tidak sesuai
dengan cita-cita dan tujuan perekonomian Indonesia agar dunia usaha dapat
tumbuh dan berkembang dengan sehat dan benar sehingga terhindar dari
bentuk praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
1
B. RumusanMasalah
1. Jelaskan pengertian dari anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat!
2. Jelaskan asas dan tujuan anti monopoli dan persaingan usaha sehat!
3. Sebutkan undang-undang anti monopoli dan persaingan usaha sehat!
4. Bagaimana sanksi dalam monopoli dan persaingan usaha tidak sehat?
C. TujuanPenulisan
1. Mengetahui pengertian dari anti monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat.
2. Mengetahui asas dan tujuan anti monopoli dan persaingan usaha sehat.
3. Mengetahui undang-undang anti monopoli dan persaingan usaha sehat.
4. Mengetahui sanksi dalam monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Arie Siswanto:2002
2
A Latar Belakang Masalah, “HUKUM ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Temmy Wijaya Universitas Nurul Jadid Paiton Abstrak ;,” n.d., 22–35.
3
UU No. 5 Tahun 1999, “Uu. No 5 Tahun 1999,” Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 1985 Tentang Jalan, no. 1 (1999): 1–5,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwjWxrKeif7eAhVYfysKHcHWAOwQFjAAegQICRAC&url=https%3A%2F%2Fwww.ojk.go.id%
2Fid%2Fkanal%2Fpasar-modal%2Fregulasi%2Fundang-
undang%2FDocuments%2FPages%2Fundang-undang-nomo.
3
1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi
nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan
usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan
berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, menengah, dan kecil.
3. Mencegah praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang
ditimbulkan oleh pelaku usaha.
4. Menciptakan efektivitas daan efisiensi dalam kegiatan usaha.
4
Berbeda dengan Indonesia nanti setelah dilanda berbagai krisis, mulai
dari krisis keuangan, ekonomi kemudian krisis multi-dimensi barulah pada
tahun 1999, tepatnya bulan Maret Undang-Undang tentang monopoli
diterbitkan, padahal diskusi-diskusi tentang pentingnya Undang-Undang Anti
Monopoli sudah lama dibicarakan, hal ini sudah menunjukkan begitu
lambatnya kita merespon perkembangan hukum yang sedang berlangsung
saat ini yang setiap detik mengalami perubahan terutama hukum yang
mengatur mengenai masalah bisnis. Undang-undang yang mengatur
mengenai larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat terdapat dalam
UU No 5 tahun 1999.
4
https://www.kppu.go.id/docs/UU/UU_No.5.pdf
5
Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Salah satu poin yang
menjadi perhatian utama dalam aturan tersebut mengenai sanksi besaran
denda bagi pelaku usaha. ecara garis besar hal-hal yang berubah dalam
larangan praktek monopoli pasca UU Ciptaker mencakup 3 (tiga) aspek
sebagai berikut:
1. Prosedur pengajuan keberatan putusan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (“KPPU”) diajukan melalui Pengadilan Niaga dan tidak lagi
diajukan melalui Pengadilan Negeri;
2. Perubahan ketentuan sanksi administratif dan sanksi pidana pokok; dan
3. Penghapusan sanksi pidana tambahan yang sebelumnya diatur dalam
ketentuan Pasal 49 UU 5/1999.
Aturan tersebut menyatakan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada
pelaku usaha yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bentuk pemberian sanksi administratif tersebut yaitu penetapan pembatalan
perjanjian, perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi
vertikal, menghentikan kegiatan yang terbukti menimbulkan praktik
monopoli menyebabkan persaingan usaha tidak sehat maupun merugikan
masyarakat.
Pasal 12 menyatakan besaran denda minimal Rp 1 miliar tersebut
merupakan denda dasar dan pengenaan tindakan administratif berupa denda
oleh KPPU dilakukan berdasarkan ketentuan yaitu paling banyak sebesar 50
persen dari keuntungan bersih yang diperoleh pelaku usaha pada pasar
bersangkutan selama kurun waktu terjadinya pelanggaran terhadap Undang-
Undang. Penetapan sanksi administratif tersebut juga dilakukan paling
banyak sebesar 10 persen dari total penjualan pada pasar bersangkutan selama
kurun waktu terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang.
Ketentuan besaran denda ini berubah dibandingkan sebelumnya. Seperti
diketahui, besaran denda bagi pelaku usaha yang melanggar Undang-undang
5 Tahun 1999 tentang Anti-Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
6
minimal Rp 1 miliar sampai maksimal Rp 25 miliar. Sementara itu, UU Cipta
Kerja menyatakan besaran denda minimal Rp 1 miliar tanpa mencantumkan
denda maksimal. penentuan besaran denda tersebut didasarkan pada dampak
negatif yang ditimbulkan akibat pelanggaran dan durasi waktu terjadinya
pelanggaran. Besaran denda juga mempertimbangkan faktor yang
meringankan dan memberatkan serta kemampuan pelaku usaha untuk
membayar.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Monopoli sebagai suatu kondisi dimana hanya ada satu penjual yang
menawarkan (supply) suatu barang atau jasa tertentu. Persaingan Usaha Tidak
Sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan cara
tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
8
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun, semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai“Anti
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”. Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun
referensi yang menjadi bahan rujukan. Untuk itu kami dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang diberikan, guna penyempurnaan makalah
kami berikutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10