DISUSUN OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan sebuah makalah kelompok untuk mata kuliah hukum dagang dan
bisnis dengan judul “ Hukum Anti Monopoli Dan Usaha Tidak Sehat ”.
Makalah yang sudah kami susun ini untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
yang mesti digarap bersama karena membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup
besar. Di tengah pergumulan diskusi yang alot dan panjang sesama kelompok tujuh,
kami pun akhirnya berhasil menemukan pola menarik untuk membentuk orang
kreatif.
Kemudian makalah berikut bisa rampung berkat pihak-pihak yang sudah
membantu, khususnya dosen pembimbing mata kuliah hukum dagang dan bisnis
Bapak Dr. Ramlan, S.H., M.Hum. dan narasumber-narasumber lainnya. Kami pun
menyadari jika isi makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kami.
Oleh sebab itu, kami harapkan adanya umpan balik berupa kritik dan saran
yang membangun agar di kemudian hari kami sanggup makalah yang lebih maksimal.
Akhirnya, semoga makalah yang sudah kami susun bersama-sama bisa bermanfaat
bagi dunia pendidikan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hukum anti monopoli dan persaingan tidak sehat adalah bagian dari hukum
persaingan usaha yang bertujuan untuk mencegah praktik monopoli yang merugikan
konsumen dan menghambat persaingan sehat dalam pasar. Definisi hukum anti
monopoli dan persaingan tidak sehat dapat bervariasi di setiap negara, namun prinsip
dasarnya serupa.
Pasar yang kompetitif dan persaingan yang sehat merupakan salah satu pilar
penting dalam perekonomian yang berfungsi untuk mendorong efisiensi, inovasi, dan
kesejahteraan masyarakat. Namun, dalam realitasnya, seringkali terjadi monopoli atau
praktik persaingan yang tidak sehat yang dapat menghambat persaingan yang adil dan
merugikan konsumen serta pesaing yang lain. Oleh karena itu, diperlukan hukum anti
monopoli dan persaingan tidak sehat yang bertujuan untuk mengatasi masalah
tersebut dan menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan berkeadilan.
Hal ini dapat ditelusuri hingga periode awal revolusi industri. Pada masa itu,
terjadi konsolidasi kekuatan ekonomi yang signifikan di tangan beberapa perusahaan
besar yang menguasai pasar dan mengendalikan harga serta persaingan. Situasi ini
memunculkan kekhawatiran akan ketidakadilan dan ketidakseimbangan dalam
perekonomian. Salah satu kasus monopoli yang paling terkenal dalam sejarah adalah
kasus Standard Oil Company di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20. Perusahaan tersebut dikendalikan oleh John D. Rockefeller dan berhasil
mencapai dominasi pasar minyak bumi di Amerika Serikat. Standard Oil Company
menggunakan praktik-praktik yang tidak sehat, seperti pemerasan harga dan
pembelian persaingan untuk mencapai dan mempertahankan posisi dominannya. Hal
1
ini memicu kekhawatiran dan protes dari masyarakat dan pesaing yang merasa
dirugikan oleh praktik monopoli tersebut.
2
Hal ini semua berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi, teori ekonomi,
kasus-kasus monopoli terkenal, krisis ekonomi, dan perlindungan konsumen. Dalam
upaya untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat, adil, dan berkeadilan, hukum
anti monopoli dan persaingan tidak sehat berperan penting dalam memastikan
persaingan yang adil, melindungi kepentingan konsumen, dan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
B. RUMUSAN MASALAH
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANTI MONOPOLI
Monopoli didefenisikan sebagai bentuk penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku atau satu
kelompok pelaku usaha. Dalam Blacks Law Dictionary, Monopoli diartikan sebagai a
privilege or peculiar advantage vested in one or more persons or companies
consisting in the exclusive right (or power) to carry on a particular article, or control
the sale of the whole supply of a particular commodity. Berbeda dari defenisi yang
diberikan dalam undang-undang yang secara langsung menunjuk pada penguasaan
pasar, dalam Blacks Law Dictionary penekanan lebih diberikan pada adanya “hak
istimewa”(Privilege) yang menghapuskan persaingan bebas, yang tentu pada
akhirnya juga akan menciptakan penguasaan pasar.1
Secara etimologi, kata “monopoli” berasal dari kata Yunani ‘Monos’ yang
berarti sendiri dan ‘Polein’ yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara
sederhana orang lantas memberi pengertian monopoli sebagai suatu kondisi dimana
hanya ada satu penjual yang menawarkan (supply) suatu barang atau jasa tertentu.
(Arie Siswanto:2002). Disamping istilah monopoli di USA sering digunakan kata
“antitrust” untuk pengertian yang sepadan dengan istilah “anti monopoli” atau istilah
“dominasi” yang dipakai masyarakat Eropa yang artinya juga sepadan dengan arti
istlah “monopoli” Disamping itu terdapat istilah yang artinya hampir sama yaitu
“kekuatan pasar”.
Dalam praktek keempat kata tersebut, yaitu istilah “monopoli”, “antitrust”,
“kekuatan pasar” dan istilah “dominasi” saling dipertukarkan pemakaiannya.
Keempat istilah tersebut dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana
seseorang menguasai pasar, dimana dipasar tersebut tidak tersedia lagi produk
1
Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Buku Anit monopoli, (2006) 12-13
4
subtitusi yang potensial, dan terdapatnya kemampuan pelaku pasar tersebut untuk
menerapkan harga produk tersebut yang lebih tinggi, tanpa mengikuti hukum
persaingan pasar atau hukum tentang permintaan dan penawaran pasar.
Undang-Undang Anti Monopoli No 5 Tahun 1999 memberi arti kepada
monopoli sebagai suatu penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau kelompok pelaku
usaha (pasal 1 ayat (1) Undang-undang Anti Monopoli). Sementara yang dimaksud
dengan “praktek monopoli” adalah suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh salah
satu atau lebih pelaku yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran
atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan suatu persaingan usaha
secara tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. Sesuai dalam Pasal 1 ayat
(2) UndangUndang Anti Monopoli.2
2
Undang-Undang Anti Monopoli No 5 Tahun 1999
3
Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Buku Anit monopoli, (2006) Hal 18
4
ibid
5
Dalam UU nomor 5 tahun 1999 pasal 1 butir 6 UU Anti monopoli, Persaingan
curang (tidak sehat) adalah persaingan antara pelaku usaha dalam menjalankan
kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan
cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha dengan
ditandai tiga alternative kriteria, yaitu: persaingan usaha yang dilakukan dengan cara
tidak jujur, melawan hukum, dan menghambat persaingan usaha. Tindakan
persaingan usaha tidak sehat sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
tindakan anti persaingan (anti competition) dan tindakan persaingan curang (unfair
competition practice). Tindakan anti persaingan adalah tindakan yang bersifat
mencegah terjadinya persaingan dan dengan demikian mengarah pada terciptanya
kondisi tanpa atau minim persaingan, sedangkan persaingan curang adalah tindakan
tidak jujur yang dilakukan dalam kondisi persaingan.5
5
PERSAINGAN TIDAK SEHAT : 5 UU nomor 5 tahun 1999 pasal 1 butir 6 UU Antimonopoli
6
C. TUJUAN DIBENTUKNYA UU NO 5 TAHUN 1999
c. Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan
6
Keppres No.75 Tahun 1999 Tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Disahkan dan
Diundangkan pada Tanggal 08 Juli 1999
7
KPPU memiliki wewenang meliputi penerimaan laporan dari masyarakat dan
atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktik monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat, melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan
usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, melakukan penyelidikan dan atau
pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktik monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang
ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya, serta wewenang lainnya yang
diatur dalam UU Persaingan Usaha.
8
D. SANKSI PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK
SEHAT
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:
7
UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Bab VIII,
Pasal 47 Hal. 14
9
Bagian Kedua Pidana Pokok (Pasal 48)
8
UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Bab VIII,
Pasal 48, Hal. 15
10
Bagian Ketiga Pidana Tambahan (Pasal 49)
Sanksi tambahan sesuai dalam Pasal 48 juga dapat dikenakan pidana berupa:
a) Pencabutan izin usaha; atau
b) Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan
pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki jabatan
direksi/komisaris sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan selama-lamanya
5(lima) tahun; atau
c) Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan
timbulnya kerugian pada pihak lain.9
9
UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Bab VIII,
Pasal 49, Hal. 1
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
A. ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat merupakan
seperangkat peraturan hukum yang bertujuan untuk mengatur dan melindungi
persaingan usaha yang sehat dan adil dalam suatu negara.
12
A. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Yani, Ahmad dan Gunawan widjaja. Buku Anti Monopoli Persaingan Tidak Sehat (2006): 12-
13 .
Yani, Ahmad dan Gunawan widjaja. Buku Anti Monopoli Persaingan Tidak Sehat (2006): 18.
Keppres No.75 Tahun 1999 Tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Disahkan
dan Diundangkan pada Tanggal 08 Juli 1999
Joe A. Oppenheimer, Small Steps Forward for Political Economy, (World Politics 33, No. 1,
1980), hlm. 121.
Remy Sjahdeni, Larangan Praktisi Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dalam
jurnal Hukum Bisnis, vol. 10 tahun 2005, hlm. 4.
UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Bab
VIII, Pasal 47 Hal. 14
UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Bab
VIII, Pasal 48, Hal. 15
UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Bab
VIII, Pasal 49, Hal. 1
14
15