Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT:


ANTARA KEBEBASAN PERUSAHA DAN MELINDUNGI
KEPENTINGAN PUBLIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis
pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang
Dosen pengampu:
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH, M.Ag
NIP 20191001 1 579

Oleh
Muhammad Aunul Mubarok
NIM : 200501110174

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukukr penulis panjatkan kepada Allah SWT atas


karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis yang di ampu oleh Prof.
Dr. H. Muhammad Djakfar, SH, M.Ag. Makalah dengan judul “Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat: Antara Kebebasan Perusaha dan
Melindungi Kepentingan Publik” disusun sesuai dengan ketentuan
pembagian kelompok diskusi yang telah disepakati dalam forum.

Makalah ini dapat tersusun dengan tepat pada waktunya tidak


terlepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, yaitu tentunya
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH, M.Ag. selaku dosen pengampu mata
kuliah Hukum Bisnis yang telah memberikan penulis kesempatan untuk
dan belajar dan berkembang melalui makalah yang telah disusun. Selain itu
kepada Tania Nafida yang mendukung dan membantu penulis hingga
mampu menyelesaikan makalah ini hingga akhir. Serta, tak lupa kepada
teman-teman sekalian atas dukungan dan bantuan yang tidak bisa penulis
tuliskan satu satu.

Penulis disini dengan sadar menyadari bahwa masih terdapat


banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi EBI,
kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis harapkan
para pembaca sekalian dapat memberikan kritk dan saran yang membangun
untuk dijadikan bahan evaluasibagi penulis kedepannya.

i
ii

Demikian semoga makalah ini dapat diterima sebagai bahan bacaan


baru atau penambah informasi bagi pembaca sekalian khususnya mengenai
Hukum Bisnis dengan fokus Pasar Monopoli. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pembaca sekalian dan bagi penulis itu sendiri.

Malang, 12 Desember 2022

Muhammad Aunul Mubarok


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
2.1. Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat: Sebuah Gambaran Umum
4
2.2. Penyebab Terjadinya Pasar Monopoli ...................................................... 6
2.3. Ciri-ciri Pasar Monopoli ........................................................................... 9
2.4. Pandangan Islam terhadap Pasar Monopoli ........................................... 11
2.5. Prinsip Perlindungan terhadap Konsumen dalam Monopoli .................. 13
2.6. Sanksi Pelaku Pasar Monopoli ............................................................... 14
2.7. Marketplace ............................................................................................ 15
2.8. Cash on Delivery .................................................................................... 17
BAB III STUDI KASUS ....................................................................................... 19
3.1. Identitas Penelitian yang Dipilih ............................................................ 19
3.2. Pembahasan ............................................................................................ 20
BAB IV PENUTUPAN......................................................................................... 23
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan bangsa yang cinta dan menjunjung


tinggi nilai-nilai budaya bermasyarakat. Menjadi salah satu negara
dengan tingat keragaman yang tinggi, mulai dari budaya, agama,
suku, dan bahasa. Tidak heran mengapa Indonesia sangat
mengedepankan nilai-nilai keberagaman dan keharmonisan dalam
bermasyarakat. Oleh sebab itu, kecenderungan masyarakat
Indonesia adalah bergotong royong dan bekerja-sama menolong
dengan satu sama lain. Akan tetapi, bukan berarti persaingan dan
kompetisi dengan begitu saja tidak relevan bagi masyarakat
Indonesia. Kenyataannya, kompetisi dan persaingan pasti ada.
Utamanya dalam berbisnis dan berusaha, mengingat tatanan
masyarakat yang terus berkembang menjadi arah yang lebih
modern, globalisasi misalnya.

Globalisasi merupakan salah satu fenomena yang tidak bisa


dihindari dan terjadi dalam dekade terakhir ini. Begitupun
dampaknya sangat terasa bagi Indonesia, dimana Indonesia
merupakan salah satu negara yang berperan dan aktif dalam peta
ekonomi dunia. Secara tidak langsung kita dituntut untuk
berkembang sebagai suatu kekuatan ekonomi baru demi tuntutan
kesiapan dan kemampuan para pelaku ekonomi dalam negeri
akibat adanya globalisasi ekonomi dunia. Demi perkembangan dan
percepatan ekonomi dengan ditambah adanya dorongan
globalisasi, pada akhirnya hanya memikirkan dunia usaha mereka
sehingga pada akhirnya mengabaikan aturan-aturan yang berlaku.

Perkembangan ekonomi utamanya dalam dunia usaha, tidak


dipungkiri peran utamanaya merupakan pebisnis dan pelaku usaha
itu sendiri dalam menjalankan usaha atau bisnisnya. Pesatnya

1
2

perkembangan dunia usaha dan disertai dengan tingginya


permintaan pasar atas kebutuhan yang mendorong para pelaku
usaha untuk terus memutar otaknya demi terciptanya inovasi baru,
yang bahkan tidak jarang terjadi persaingan usaha tidak sehat.
Memang, dalam dunia usaha persaingan merupakan suatu hal yang
lumrah terjadi. Karena pada dasarnya,setiap pelaku usaha
menggunakan konsep berpikir profit oriented yaitu untuk dapat
mendapatkan laba (keuntungan) yang setinggi-tingginya dengan
cost (biaya) serendah-rendahnya.

Persaingan dalam dunia usaha, berbeda dengan persaingan


bada umumnya. Dimana, persaingan dalam dunia usaha terkadang
menggunakan berbagai jenis cara hingga merugikan lawan
saingnya. Tidak jarang, para pelaku usaha mencoba mempengaruhi
kondisi pasar, mempermainkan harga, bahkan mencoba
menyingkirkan saingannya dengan tindakan ekstrim. Salah satu
penyebab dari persaingan usaha yang tidak sehat adalah karena
setiap pelaku usaha menginginkan keuntungan semaksimal
mungkin. Semakin menguntungkan usaha mereka, maka semakin
menjadi pelaku usaha tersebut memanfaatkan dan mencari
keuntungan walau dengan merugikan atau menggunakan tindakan
yang melanggar aturan dan norma.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pasar monopoli?


2. Apa penyebab terjadinya pasar monopoli? Seperti apa ciri-cirinya!
3. Bagaimana pandangan Islam terhadap pasar monopoli?
4. Seperti apa prinsip perlindungan terhadap konsumen monopoli?
Dan bagaimana sanksinya pada pelaku monopoli?
3

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian, penyebab, dan ciri-ciri dari pasar


monopoli
2. Mengetahui seperti apa pandangan Islam terhadap pasar monopoli
3. Mengetahui prinsip perlindungan terhadap konsumen monopoli
4. Mengetahui bagaimana sanksi bagi para pelaku monopoli
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat: Sebuah Gambaran


Umum

Monopoli terjadi ketika suatu pasar hanya terdapat satu


perusahaan yang menawarkan barang atau jasa, dimana barang atau
jasa yang ditawarkan tersebut tidak memiliki barang pengganti.
Karenanya, monopoli merupakan satu-satunya produsen atas suatu
produk tertenu, dengan demikian harga barang yang ditawarkan
oleh pasar monopoli cenderung lebih tinggi daripada pasar
persaingan sempurna, hal ini terjadi karena barang yang ditawarkan
dalam pasar monopoli sangat terbatas sehingga memiliki nilai jual
tinggi.1 Pasar monopoli diambil dari bahasa Yunani yaitu Monos
yang artinya satu dan Polein artinya menjual. Dapat diartikan
sebagai suatu bentuk pasar yang didalamnya hanya terdapat satu
pihak penjual dan sebagai penguasa pasar.2

Ada enam poin yang dapat diambil dari pengertian pasar


monopoli:3

1. Terdapat kemungkinan tidak melayani permintaan jika


lebih darisatu penjual.
2. Pemerintah memberikan hak cipta untuk melindungi
perusahaandari persaingan.
3. Sulitnya bagi perusahaan lain untuk bersaing.

4. Adanya kecenderungan biaya negatif yang menurun


pada kurvabiaya rata-rata untuk jangka panjang.
5. Bentuk barang yang dijual belikan diatur oleh pemerintah.

1
Dr. Akhmad, SE., M.Si, Ekonomi Mikro - Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha, 1st ed.
(Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2014).
2
Hadion Wijoyo et al., Pengantar Bisnis, ed. Hadion Wijoyo, 1st ed. (Selayo Sumatera Barat:
Insan Cendekia Mandiri, 2021).
3
Eko Sudarmanto et al., Teori Ekonomi: Mikro Dan Makro, 1st ed. (Yayasan Kita Menulis, 2021).

4
5

6. Tidak terbatas pada biaya yang turun atau kesulitan yang


dihadapi oleh perusahaan dapat menimbulkan terjadinya
kecenderungan pasar monopoli.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
tidak sehat, dalam pasal 1 ayat 1 mendefinisikan bahwa monopoli
adalah penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang
dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu Pelaku Usaha atau
satu kelompok pelaku usaha.4 Menurut para ekonom, arti dari
monopoli adalah suatu struktur pasar dimana hanya terdapat satu
produsen atau penjual. Sedangkan arti monopoli bagi masyarat
adalah adanya suatu produsen atau penjual yang mempunyai
kekuatan monopoli apabila produsen atau penjual mempunyai
kemampuan untuk menguasai pasar bagi barang atau jasa yang
diperdagangkannya.5
Monopoli adalah suatu praktik penguasaan atas barang atau
jasa tertentu yang dilakukan secara individu atau berkelompok
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
(memperkaya diri).6 Keadaan dilapangan saat terjadinya monopoli,
para pembeli, para pekerja yang kurang mampu, pengusaha kecil,
dan masyarakat secara luasnya akan menjadi korban dari praktik
monopoli akibat adanya ketidakseimbangan tentang kepentingan
pribadi (pelaku monopoli) dengan kepentingan sosial (masyarakat
luas).

4
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, “Nomor 44 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan
Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,” n.d.,
https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/176346/PP_Nomor_44_Tahun_2021.pdf.
5
Amanda Ayu Rizkia and Suci Rahmawati, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ANTI MONOPOLI DAN PERSAIANGAN BISNIS TIDAK SEHAT : GLOBALISASI
EKONOMI, PERSAINGAN USAHA, DAN PELAKU USAHA. (LITERATURE REVIEW
ETIKA),” Jurnal Ilmu Manajemen Terapan 2, no. 5 (June 17, 2021): 631–43,
https://doi.org/10.31933/jimt.v2i5.572.
6
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H., M.Ag, Hukum Bisnis: Membangun Wacana Integrasi
Perundangan Nasioinal Dengan Syariah (Edisi Revisi), ed. A. Halim Fathani, 3rd ed. (Malang:
UIN-Maliki Press, 2016).
6

Persaingan usaha tidak sehat merupakan suatu kondisi yang


dapat diartikan secara umum terhadap segala tindakan
ketidakjujuran atau menghilangkan persaingan dalam setiap bentuk
transaksi atau bentuk perdagangan dan komersial.7 Persaingan
usaha tidak sehat itu terjadi antara pelaku usaha yang satu dengan
yang lainnya, tidak mungkin terjadi antara produsen dengan
konsumen. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa konsumen
tidak akan melakukan persaingan dengan pelaku usaha barang atau
jasa yang dimaksud, konsumen pada dasarnya hanya
mengkonsumsi atau menerima saja.
Monopoli dapat bermanfaat bagi masyarakat luas apabila
Pemerintah sebagai subyek atau pengatur dan pengawas
perekonomian bijak dalam kebijakan dan langkahnya. Regulated
monopolies yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus
dilakukan. Dan sistem monopoli yang melibatkan komunikasi dua
arah antara produsen, konsumen, dan Pemerintah mungkin bisa
menjadi alternatif penyelesaian masalah. Transparansi juga harus
diterapkan agar tidak terjadi salah persepsi antar pihak.8
2.2. Penyebab Terjadinya Pasar Monopoli

Beberapa penyebab yang melatarbelakangi terjadinya pasar


monopoli diantaranya karena perusahaan lain sulit untuk masuk
kedalam industri tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa hal,
diantaranya:9

1. Penguasaan sumber daya

Salah satu cara dan alasan mengapa perusahan dapat


melakukan monopoli adalah dengan menguasai sumber

7
Ayu Rizkia and Rahmawati, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANTI
MONOPOLI DAN PERSAIANGAN BISNIS TIDAK SEHAT.”
8
Khairah Talia Zikra, “PASAR MONOPOLI,” March 27, 2021.
9
Dr. Akhmad, SE., M.Si, Ekonomi Mikro - Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha.
7

daya atau bahan baku dari produk yang akan dihasilkannya.


Namun, pada praktiknya alasan ini sangat jarang terjadi.
Selain memang keterbukaan informasi yang mudah
didapatkan juga karena adanya kebijakan tertentu. Barang
yang ditawarkan dalam pasar pastinya sudah bertaraf
internasional, dimana saat ini keterbukaan perdagangan
membuka jalur-jalur niaga baru. Oleh karena itu, sulit
kiranya ada perusahaan yang memiliki sumber daya yang
tidak tergantikan di era modern seperti saat ini.

2. Monopoli yang diatur oleh pemerintah

Alasan kedua terjadinya monopoli adalah adanya


campur tangan dari pemerintah yang memberikan hak-hak
tertentu bagi segelintir pihak atau individu utamanya para
pelaku bisnis. Salah satunya adalah dengan adanya hak
cipta dan hak paten. Kebijakan tersebut merupakan contoh
dari bagaimana pemerintah kemudian mengatur dan
menciptakan monopli dalam upaya untuk memenuhi
keinginan publik. Seperti misalnya, apabila ada suatu
perusahaan farmasi berhasil menemukan obat baru maka
perusahaan tersebut dapat mengajukan hak paten atas
penemuannya tersebut kepada pemerintah. Apabila
pemerintah menyetujui hak paten yang diajukan tersebut,
maka perusahaan tersebut dapat memproduksi secara
tunggal dan menjual obat tersebut setidaknya selama 20
tahun semenjak hak paten diperoleh.

Dampak dari hak paten dan hak cipta sudah terlihat


dengan mudah, dimana harga pasar atas produk yang
ditawarkan dari pemilik hak paten tersebut akan dijual
dengan harga yang lebih tinggi. Monopoli dalam hak paten
8

dan hak cipta memiliki dampak buruk dan baiknya. Salah


satu dampak baiknya adalah dengan adanya hak cipta dan
hak paten, perusahaan farmasi dapat terdorong untuk
melakukan riset dan menemukan terobosan dan produk-
produk baru, yang dimana riset tersebut pun membutuhkan
dana yang besar.
Meskipun struktur pasar bersifat monopolistik
efektif, namun kekuatan operator jalan tol untuk
mempengaruhi harga produk/ layanan relatif kecil, karena
penetapan tarif menjadi kewenangan Pemerintah.
Profitabilitas tiap pelaku industri yang dominan ternyata
juga sangat bervariasi, karena perusahaan dengan pangsa
pasar terbesar tidak ber-hasil mencapai kinerja
profitabilitas dan ROA yang sebanding dengan pangsa
pasar yang dikuasainya. Hal ini menunjukkan masih perlu
perbaikan manajemen aset pada perusahaan dengan pangsa
pasar besar ini.10

3. Monopoli alamiah

Ciri yang ketiga, yaitu monopoli alamiah terjadi ketika


suaatu perusahaan menawarkan barang atau jasa mereka
kepada seluruh pasar yang membutuhkannya dengan biaya
yang lebih rendah dari perusahaan lain yang ada di
sekitarnya. Salah satu contoh monopoli alamiah di
Indonesia adalah perusahaan daerah air minum (PDAM).
Apabila ada perusahaan lain yang ingin meniru PDAM
dengan mendistribusikan air bersih kepada penduduk kota,
maka perusahaan itu harus membangun pipa di seluruh

10
Prayudi Nugroho and Intan Puspitarini, “STRUKTUR PASAR INDUSTRI PENGELOLAAN
JALAN TOL DI INDONESIA: ANALISIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP),”
Indonesian Rich Journal 3, no. 2 (December 1, 2022): 91–99.
9

wilayah tersebut. Oleh karena itu, perusahaan lain yang


mencoba masuk kedalam pasar monopoli alamiah akan
kesulitan untuk mencapai tingkat biaya seperti perusahaan
monopoli alamiah yang ada. Hal ini dikarenakan, perusahaan
pesaing harus merogoh kocek yang sangat besar demi
terciptanya suatu sistem seperti perusahaan monopoli
alamiah tersebut.

2.3. Ciri-ciri Pasar Monopoli

Dari beberapa karakteristiknya, pasar monopoli dapat dilihat


melaluibeberapa ciri, diantaranya:11

1. Hanya terdapat satu perusahaan dalam industri.

Ciri yang pertama, merupakan pengertian dari pasar


monopoli itu sendiri. Dengan hanya terdapat satu
perusahaan saja dalam industri, maka mau tidak mau
konsumen akan membelibarang dari perusahaan tersebut.

2. Barang yang dihasilkan tidak memliki barang pengganti yang


mirip.

Barang yang ditawarkan dari pasar monopoli tidak


memilikibarang pengganti atau alternatif lain. Karena hanya
satu perusahaan dan satu produk saja dalam pasar tersebut.
Sebut saja listrik, tidak ada alternatif dalam menghidupkan
alat elektronik seperti TV dan kulkas selain dengan listrik.

3. Sangat sulit bagi perusahaan lain untuk masuk dalam industri.

Ciri yang ketiga ini adalah penyebab utama

11
Dr. Akhmad, SE., M.Si, Ekonomi Mikro - Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha.
10

mengapa perusahaan lain sangat kesulitan untuk masuk


kedalam industri, sekaligus memberikan perusahaan
monopoli memiliki kekuatan dalam mengatur pasar.
Dengan adanya perusahaan lain dalam industri, maka sudah
dipastikan tidak adanya perusahaan tunggal yang
memegang kekuatan monopoli.
4. Perusahaan adalah penentu harga pasar.

Perusahaan monopoli merupakan perusahaan


tunggal dalam industri, oleh karena itu perusahaan
tersebutlah yang akan menentukan harga pasaaran (price
maker).

5. Perusahaan tidak perlu melakukan promosi yang gencar.

Sama dengan sebelumnya, ciri kelima ini dikarenakan


perusahaan monopoli tidak punya pesaing. Maka,
perusahaan monopoli tidak memerlukan promosi yang
gencar. Bagaimanapun, konsumen yang membutuhkan
barang tersebut akan membelinya pada perusahaan itu
karena tidak ada alternatif barang lain yang dapat
menggantinkannya.
Pengoperasian perusahaan monopoli dikatakan tidak
efisien, karena dapatmenyebabkan alokasi dari sumber daya
yang kurang optimal. Monopoli alami dan perusahaan lain
yang mengalami penurunan biaya rata-rata atas berbagai
output adalah sumber kegagalan pasar. Sebuah monopoli
alamiah tidak diatur perbaikan outputnya dengan harga
yang lebih besar daripada biaya marjinal.12

12
Siti Kadariah, Rani Febriyanni, and Isnaini Harahap, “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kegagalan Pasar (Market Failure),” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi
22, no. 2 (July 26, 2022): 926–31, https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i2.2097.
11

Pasar oligopoli merupakan struktur pasar yang


didominasi oleh sedikit perusahaan yang saling bersaing,
kekuatan yang dimiliki masing-masing perusahaan cukup
besar dalam mempengaruhi harga pasar, dan pengambilan
keputusan suatu perusahaan akan mempengaruhi
perusahaan lainnya (Lusiana, 2017).13

2.4. Pandangan Islam terhadap Pasar Monopoli

Monopolil atau ikhtikar berasal dari kata hakr, yang artinya


mengumpulkan dan menguasai barang kebutuhan. Kata ikhtikar
digunakan para ahli Fiqh Islam untuk menyatakan hak istimewa
untuk mengumpulkan dan menguasai barang kebutuhan dalam
upaya mengantisipasi kenaikan harga. Dengan begitu, ikhtikar
berarti suatu proses monopoli produk agar mengakibatkan
terjadinya kenaikan harga. Walaupun di dalam Al-Qur’an tidak
menyebutkan secara jelas tentang ikhtikar, namun dalam Al-Qur’an
menunjukkan mengenai penimbunan emas dan perak. Selain itu,
dalam hadist Rasulullah SAW terdapat banyak sekali penyebutan
bahwa muhtakir atau pemonopoli merupakan kegiatan yang dilarang
(berbuat dosa).14
Mekanisme pasar Islam ialah mekanisme pasar bebas
dimana pemerintah tidak ikut campur dalam menentukan harga
pasar namun pemerintah disini berperan sebagai pengawas pasar
(al-muhtashib) untuk memastikan tidak terjadi gangguan di pasar
seperti Ikhtisar, tadlis, dan distorsi pasar. Rasulullah SAW sebagai
pendiri pasar Islam sangat menghargai mekanisme yang terjadi di
pasar, dimana beliau menyerahkan harga pasar pada kekuatan

13
“ANALISIS STRUKTUR PASAR SAPI MADURA DI DESA DEMPO BARAT,
KECAMATAN PASEAN, KABUPATEN PAMEKASAN | JURNAL AGRIBISAINS,”
November 7, 2022, https://ojs.unida.ac.id/AGB/article/view/6194.
14
Amira Kaisah Tihani, “PASAR MONOPOLI DALAM PANDANGAN ISLAM” 2, no. 1
(2021): 7.
12

penawaran (supply) dan permint-aan (demand) sehingga baginda


dengan tegas menolak intervensi harga selama harga yang terjadi
telah secara adil.15
Mengenai hukum monopoli, disebutkan haram berdasarkan
dalil- dalil dalam Al-Qur’an yaitu:

Yang artinya: Sungguh, orang-orang kafir dan yang


menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan dari Masjidilharam
yang telah Kami jadikan terbuka untuk semua manusia, baik yang
bermukim di sana maupun yang datang dari luar dan siapa saja
yang bermaksud melakukan kejahatan secara zalim di dalamnya,
niscaya akan Kami rasakan kepadanya siksa yang pedih.

Berkata ath-Thobari di dalam tafsirnya (9/131 ) : “ Yang


dimaksud melakukan kejahatan di dalamnya adalah melakukan
monopoli makanan di Mekkah”.11 Ikhtikar dalam Islam secara
etimologi berasal dari kata alhukr yang artinya al-zhulm wa al-
‘isâ’ah al-mu‘âsyarah, yaitu berbuat aniaya dan sewenang-wenang.

Rasulullah SAW menyatakan bahwa dampak dari adanya


perbuatan monopoli adalah terjadinya kebangkrutan dan penyakut
judzam (penyakit sejenis lepra). Dengan adanya oknum yang
menguasai pasar, akibat dari perbuatannya bisa menimbulkan
suatu krisis yang terjadi. “Tidak boleh memberikan madharat
kepada diri sendiri dan kepada orang lain, barang siapa yang
memberikan madharat kepada orang lain, maka Allah akan
memberikan madharat kepadanya, dan barangsiapa yang
memberikan beban kepada orang lain, maka Allah akan
memberikan beban kepadanya (HR. Daruquthni 3/77)

Jenis atau kriteria monopoli dapat dilarang dalam agama


Islam diantaranya karena:

Evi Sugiatni, “KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN PASAR UANG” (OSF Preprints,
15

May 10, 2022), https://doi.org/10.31219/osf.io/fajgv.


13

1. Membeli dari pasar umum, artinya monopoli yang dilarang


adalah ketika terdapat suatu individu atau kelompok
menimbun barang belian dari pasar maka dilarang. Kecuali
apabila menimbun barang atau produk dari ladang atau
sawahnya sendiri.
2. Membeli barang untuk dijual dengan harga yang lebih
tinggi, maksudnya ketika suatu kondisi ada orang yang
dengan sengaja membeli suatu barang dengan jumlah
banyak ketika harga barang sedang naik untuk dijual lebih
mahal lagi. Seperti membeli bensin dengan jumlah besar
untuk dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi.
3. Sengaja menimbun untuk dijual kembali, hampir mirip
dengan sebelumnya. Namun apabila menimbun makanan
untuk kebutuhan pribadi dan tidak ada maksud untuk
mejualnya maka tidak termasukdengan hal yang dilarang.
4. Menimbun barang ketika barang tersebut sedang dicari atau
dibutuhkan oleh orang banyak. Sebut saja saat terjadi
penimbunan masker saat wabah virus corona, itu
merupakan tindakan yang dilarang dalam agama Islam.
Namun apabila barang tersebut banyak beredar di
masyarakat, seperti jas hujan karena mempersiapkan di
musim hujan maka itu diperbolehkan.

2.5. Prinsip Perlindungan terhadap Konsumen dalam Monopoli

Perlindungan konsumen dalam monopoli berdasarkan


Undang- undang Nomor 5 tahun 1999 adalah penguasaan atas
produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan
jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku
usaha dan pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku
usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau
pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu serta tindakan
14

menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas


barang dan atau jasa tertentu sehingga menjadi monopoli dan
persaingan tidak sehat yang pada akhirnya merugikan kepentingan
masyarakat konsumen.

Prinsip perlindungan konsumen berdasarkan hukum


perlindungan konsumen secara umum dibedakan atas :

a. prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan/kelalaian.


b. Prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab.
c. Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab
d. Prinsip tanggung jawab mutlak
e. Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan. Pelaku usaha,
Konsumen, Produk dan standardisasi produk, peran
Pemerintah dan Klausula baku adalah istilah yang perlu
diketahui dan disamakan persepsinya dalam kaitannya
dengan perlindungan konsumen.

2.6. Sanksi Pelaku Pasar Monopoli

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun


2021 tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat, dijelaskan bahwa: monopoli adalah penguasaan atas
produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas pneggunaan jasa
tertentu oleh satu Pelaku Usaha atau satu kelompok pelaku usaha.

Kriteria sanksi, jenis sanksi, dan besaran denda Sanksi


administratif dijatuhkan apabila:

a. Sesuai dengan tingkat atau dampak pelanggaran yang dilakukan


oleh Pelaku Usaha
b. Dengan memperhatikan kelangsungan kegiatan usaha dari Pelaku
Usaha; dan/atau
c. Dengan dasar pertimbangan dan alasan yang jelas.
15

yang dimaksud dari sanksi administratif adalah:


a. Penetapan pembatalan Perjanjian;
b. Perintah kepada Pelaku Usaha untuk menghentikan integrasi
vertikal;
c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang
terbukti menimbulkan praktek Monopoli, menyebabkan persaingan
usaha tidak sehat, dan/atau merugikan masyarakat;
d. Perintah kepada Pelaku Usaha untuk menghentikan
penyalahgunaan posisi dominan;
e. Penetapan pembayaran ganti rugi; dan/atau
f. Pengenaan denda, paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah), dengan memperhatikan ketentuan mengenai besaran denda
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah.

2.7. Marketplace

Marketplace adalah sebuah sistem informasi antar organisasi


dimana pembeli dan penjual di pasar mengkomunikasikan informasi
tentang harga, produk dan mampu menyelesaikan transaksi melalui
saluran komunikasi elektronik.16 Marketplace merupakan sebuah pasar
online yang mempertemukan penjual dan pembeli dengan tidak harus
bertatap muka atau bertemu secara langsung.17 Ahsyar et al. (dalam
Cahya,dkk. 2021).Market adalah sebuah sarana yang di gunakan untuk

16
Windy Oktavia, Adi Sucipto, and Rusliyawati Rusliyawati, “RANCANG BANGUN APLIKASI
E-MARKETPLACE UNTUK PRODUK TITIK MEDIA REKLAME PERUSAHAAN
PERIKLANAN (STUDI KASUS: P3I LAMPUNG),” Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi 2,
no. 2 (July 27, 2021): 8–14, https://doi.org/10.33365/jtsi.v2i2.799.
17
Audito Aji Anugrah and Seno Aji Wahyono, “Communal Marketplace Berbasis Koperasi
Sebagai Salah Satu Terobosan Inovasi Bagi Pelaku UMKM Indonesia Di Masa Pandemi Covid-
19,” Prosiding Seminar Nasional Ekonomi Dan Bisnis 1 (December 15, 2021): 21–33,
https://doi.org/10.33479/sneb.v1i.114.
16

penjualan dan pemasaran suatu produk dan jasa dengan media internet
atau website.Sedangkan placeartinya adalah tempat.18

Marketplace memiliki konsep yang memiliki kemiripan dengan


pasar konvensional. Dimana, pelaku usaha dalam marketplace tidak
memliki tanggung jawab sepenuhnya atas produk yang mereka jual,
karena tugas pokok mereka adalah memberikan wadah bagi para penjual
untuk saling bertukar informasi dan komunikasi dengan pelanggannya
dengan proses keluar masuknya uang yang lebih efektif dan tidak
dipersulit.19 Marketplace dirancang untuk meminimalisir proses bisnis
yang kompleks hingga tercipta efisiensi dan efektifitas. Dengan adanya
marketplace setiap orang dapat melakukan aktivitas jual beli dengan
mudah, cepat dan murah karena tidak ada batas ruang, jarak dan waktu.20

E-commerce dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan


efisiensi dan efektifitas suatu proses bisnis dengan pemanfaatan teknologi
informasi. Adanya E-commerce memberikan kemudahan bagi konsumen.
Transaksi jual beli online bisa lebih mudah dan dapat dilakukan kapan
saja dan dimana saja.21 Di e-marketplace menunjukkan bahwa variabel
product, place, promotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keunggulan posisional bersaing. Dari ketiga variabel ini, product memiliki

18
Ivtachul Ma’rifah et al., “PENGARUH MARKETPLACE DALAM MENINGKATKAN
DAYA SAING EKONOMI KREATIF PADA UMKM D’ELIXIR,” Jurnal Revenue : Jurnal
Ilmiah Akuntansi 2, no. 2 (February 28, 2022): 349–56, https://doi.org/10.46306/rev.v2i2.78.
19
Wahyu Ana et al., “PENGARUH PEMASARAN MEDIA ONLINE DAN MARKETPLACE
TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PRODUK UMKM CN COLLECTION DI SIDOARJO,”
Media Mahardhika 19, no. 3 (May 28, 2021): 517–22,
https://doi.org/10.29062/mahardika.v19i3.274.
20
Iffa Ainur Rozi and Khuzaini Khuzaini, “PENGARUH HARGA, KERAGAMAN PRODUK,
KUALITAS PELAYANAN DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
MARKETPLACE SHOPEE.,” Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM) 10, no. 5 (September 8,
2021), http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/view/4017.
21
Agus Dwi Cahya et al., “MEMANFAATKAN MARKETPLACE SEBAGAI MEDIA
PROMOSI UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19,”
SCIENTIFIC JOURNAL OF REFLECTION : Economic, Accounting, Management and Business
4, no. 3 (July 1, 2021): 503–10, https://doi.org/10.37481/sjr.v4i3.329.
17

pengaruh yang paling besar dalam meningkatkan keunggulan posisional


bersaing UMKM pangan di e-marketplace.22

Dilihat dari perkembangannya, marketplace di Indonesia saat ini


sangat pesat. Di antara beberapa negara di Asia Tenggara, Indonesia
mendapatkan predikat sebagai pasar e-commerce terbesar karena semakin
meningkatnya jumlah penjual di marketplace. Marketplace di Indonesia di
antaranya adalah Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Shopee, dll.23 Akad jual
beli dengan metode pembayaran di awal pada marketplace adalah sudah
sesuai dengan syarat untuk pemenuhan akad salam. Akan tetapi, pilihan
dalam menggunakan bank syariah tidak banyak tersedia.24

2.8. Cash on Delivery

Pembayaran ditempat atau Cash on delivery dipahami sebagai


pembayaran yang dilakukan penjual setelah konsumen menerima
pesanan.25 Cash On Delivery adalah salah satu metode pembayaran secara
tunai melalui jual beli online dengan cara bertemu di titik yang sudah
disepakati.26 Menurut Halaweh (2018), layanan Cash on Delivery (COD)
adalah metode pembayaran yang mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen karena menimbulkan rasa aman, jaminan privasi, dan
kepercayaan sehingga layanan Cash on Delivery (COD) ini masuk
22
Hilmi Arija Fachriyan et al., “Perubahan Traditional Marketing Mix (4P) di dalam E-
Marketplace dan Dampaknya pada Keunggulan Posisional Bersaing UMKM Pangan,” AKSES:
Jurnal Ekonomi dan Bisnis 16, no. 2 (October 30, 2021),
https://doi.org/10.31942/akses.v16i2.5562.
23
Indah Kalara Naiborhu and Susanti Susanti, “PENGARUH PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN, MARKETPLACE, KECERDASAN ADVERSITAS TERHADAP
INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNESA MELALUI
EFIKASI DIRI,” JURNAL EKONOMI PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN 9, no. 2
(November 23, 2021): 107–24, https://doi.org/10.26740/jepk.v9n2.p107-124.
24
Mohamad Torik Langlang Buana and Sofyan Halim, “Tinjauan Literatur Akad Salam Dan
Analisa Penerapannya Pada Penjualan Laptop Online Di Marketplace Besar Indonesia,”
Proceeding of National Conference on Accounting & Finance, 2022, 32–36.
25
Ageng Nur Muhamad Buana Al Kahfi and Edi Wahjuningati, “PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP MITRA GOJEK ATAU KURIR PADA PENGIRIMAN PAKET SECARA CASH
ON DELIVERY ATAU BAYAR DITEMPAT,” DEKRIT 12, no. 2 (November 17, 2022): 1–12.
26
Ayu Putri Lestari and Eli Agustami, “JUAL BELI CASH ON DELIVERY DALAM
PERSPEKTIF HUKUM BISNIS ISLAM (STUDI KASUS PADA OLSHOPOOTD_UWIK KEC.
PERCUT SEI TUAN KAB. DELI SERDANG) TAHUN 2022,” MUTLAQAH: Jurnal Kajian
Ekonomi Syariah 3, no. 1 (2022): 7–14.
18

kedalam faktor psikologis bagian keyakinan dan sikap. Metode


Pembayaran pada umumnya terbagi menjadi dua, ada pembayaran tunai
dan ada pembayaran nontunai. Metode pembayaran konvesional
merupakan pembayaran secara langsung yang terjadi antara satu pihak
dengan pihak lainnya. Seperti pada penjualan umumnya, setiap transaksi
pasti akan melaukukan pembayaran. Oleh karena itu metode
pembayarannya pun harusnya akan mempermudah tiap transaksinya. 27

Cash On Delivery (COD) merupakan suatu layanan bagi


konsumen sepakat terhadap penjual untuk melakukan pembayaran pada
saat barang yang di belinya sampai terlebih dahulu ke alamat pengirim.
COD juga dapat diartikan sebagai system pembayaran dimana barang
dibayar tunai ketika barang telah sampai ditangan pembeli. Sistem ini
cukup menguntungkan bagi pembeli karena menjamin barangnya sampai
ditempat dengan aman (Febrianto, 2019). Sedangkan menurut Tussafinah
(2018), COD adalah layanan pembayaran di tempat setelah barang sampai
ke tangan konsumen yang meliputi kemudahan, efektif dan meminimalisir
penipuan.28

27
Hana Yoflike Mokodompit, S. L. H. V. Joyce Lapian, and Ferdy Roring, “PENGARUH
ONLINE CUSTOMER RATING, SISTEM PEMBAYARAN CASH ON DELIVERY DAN
ONLINE CUSTOMER REVIEW TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI TIKTOK SHOP
(STUDI PADA MAHASISWA DAN ALUMNI EQUIL CHOIR FEB UNSRAT),” Jurnal EMBA :
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 10, no. 3 (September 19, 2022): 975–84,
https://doi.org/10.35794/emba.v10i3.43393.
28
Dayat Ikhsan Hajati, “Pengaruh Layanan Cash On Delivery, Online Consumer Rating Dan
Reviews Terhadap Keputusan Pembelian Produk Secara Online,” ATRABIS: Jurnal Administrasi
Bisnis (e-Journal) 8, no. 2 (December 8, 2022): 141–51,
https://doi.org/10.38204/atrabis.v8i2.1092.
BAB III STUDI KASUS

3.1. Identitas Penelitian yang Dipilih

Judul Perlindungan Hukum Terhadap Seller Shopee Dalam


Praktik Pembayaran Cash On Delivery (COD) Perspektif
Undang-Undang Perlindungan Konsumen Dan Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah (KHES) (Studi Kasus Di Toko
Online Shopee Skinbae.Id)
Penulis Nanda Latansa Maftukulhuda
Abstrak Skinbae.Id merupakan online shop yang menjual berbagai
macam produk skincare yang menerapkan jual-beli secara
online melalui platform Shopee dengan menggunakan
sistem pembayaran dengan fitur Cash On Delivery
(COD). Dalam pelaksanaannya, terdapat kendala yang
merugikan pihak seller. Kendala tersebut disebabkan
adanya konsumen yang tidak beriktikad baik dengan
menghilang secara tiba-tiba ketika barang sampai di
alamat pembeli sehingga barang tidak terbayar dan
terpaksa harus dikirim kembali kepada penjual. Hal
tersebut jelas merugikan pihak penjual baik dari segi
materi maupun immateri.Fokus penelitian dalam skripsi
ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis konsep
perlindungan konsumen terhadap seller Shopee yang
menerapkan sistem pembayaran COD dengan tinjauan
Undang-Undang Perlindungan Konsumen maupun

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Penelitian ini


tergolong enelitian yuridis empiris. Jenis pendekatan
adalah pendekatan yuridis sosiologis, dan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode

19
20

analisis kualitatif dengan cara deduktif induktif. Hasil


penelitian menunjukkan bahwa iktikad baik sebagai
bentuk kewajiban pelaku usaha pada Marketplace Shopee
(Skinbae.Id) telah ditunaikan, namun adanya ketimpangan
dari pembeli yang melakukan pembatalan secara sepihak
sehingga pihak Skinbae.Id tidak mendapatkan haknya
berupa pembayaran atas barang. Dalam hal ini,

menurut KHES menyatakan apabila adanya resiko yang


diakibatkan oleh pembeli, maka pihak penjual harus
menanggung resikonya. Maka dari itu, untuk menghindari
hal demikian, diharapkan adanya iktikad baik dari kedua
belah pihak agar tujuan dari jual-beli dapat tercapai yaitu
ta’awun yang didasari asas an-tarodhin
Universitas UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM
Kota MALANG
Tahun 2021
Halaman 115
URL http://etheses.uin-malang.ac.id/30358/1/16220120.pdf
3.2. Pembahasan

Usaha yang bernama Skinbae.id ini didirikan sejak tahun 2017, saat ini
berkantor di Perumahan Graha Dewata No.3 kecamatan Lowokwaru, Kota
Malang Jawa Timur dengan pemilik tunggal yaitu Atria Ayu. Bisnis ini
berkembang berawal dari banyaknya penawaran yang menggiurkan hingga
akhirnya Siknbae.id memutuskan untuk membuka toko di Marketplace Shopee.
Selain banyaknya promo dan fitur penawaran yang menggiurkan dengan program
gratis ongkir, Marketplace ini pun menyiadakan fitur Cash on Delivery (COD).

Salah satu E-commers yang menyediakan penawaran COD adalah Shopee.


Tidak heran apabila shopee menjadi salah satu yang terpopuler di Indonesia.
Dengan adanya pelayanan ini, banyak konsumen yang merasa puas dan dengan
21

fitur lain seperti gratis ongkir, pemilihan layanan pengiriman, hingga tersedianya
berbagai macam metode pembayaran, salah satunya yaitu pembyaran saat barang
sudah sampai di lokasi Cash on Delivery (COD).

Dalam pemaknaannya, Cash on Delivery berasal dari kata “cash” dan


“delivery”. Dari kata tersebut sudah dapat terlihat apa maksud dan artinya bahwa
COD adalah suatu layanan transaksi dimana pelanggan menjalin suatu
kesepakatan dengan pihak penjual untuk melakukan pembayaran saat barang
sudah sampai ke alamat pengiriman. Selain dinilai lebih praktis dan lebih aman,
layanan COD juga didukung oleh beberapa fitur lain seperti dilindungi dengan
asuransi tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku.

Apabila melihat sistematika dan keseluruhan bagaimana layanan COD ini


berjalan, terlihat bahwa kemanan sangat terjamin. Walaupun pelanggan tidak
memiliki dana di rekening mereka, proses transaksi masih dapat berjalan dengan
adanya layanan COD, karena dengan layanan ini metode pembayaran dapat
dilakukan dengan cara cash. Pembeli akan jauh merasa lebih aman dan nyaman
karena mereka dapat melihat bahwa barang tersebut sampai kerumah, dan saat
yakin barang nya sesuai barulah kita melepaskan dana atau uang sejumlah dengan
barang dibeli.

Seperti pada dasarnya, tidak ada hal yang benar-benar bagus dan tanpa
kekurangan atau kecacatan. Berikut juga dengna motede pembayran COD, ini
acap kali mendapat masalah. Pihak Skinbae.id pun mengamini akan kekurangan
tersebut, diantaranya:

1. Pembeli tidak berada dilokasi saat barang akan dikembalikan


2. Pembeli tidak menyediakank atau menyiapkan uang sebesar
kesepakatan saat pembelian barang
3. Pembeli berlaku seakan-akan mereka tidak memesan atau
membelinya
4. Barang yang dikembalikan kepada penjual biasanya memiliki
risiko yang tinggi
22

5. Terlalu membuang waktu dalam proses penjualan barang.

Dalam pasal 7 telah diatur tentang kewajiban pelaku usaha, sebagian kecil
diantaranya adalah:

1. beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usaha


2. memperlakukan dan melayani konsumen secara baik dan benar,
begitupun tidak diskriminatif
3. mendapatkan perlindungan hukum dari perlakuan atau Tindakan
konsumen yang tidak beriktikad baik kok

Menurut Pasal 52 UUPK, pihak Skinbae.Id yang berkedudukan sebagai


pelaku usaha sekaligus konsumen atau pengguna Marketplace Shopee
diperkenankan untuk mengajukan aduan kepada Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) atas permasalahan yang dialaminya akibat pembatalan sepihak
dari konsumen yang menggunakan fitur Cash On Delivery (COD). Berkaitan hal
di atas, pasal 45 UUPK memang menyerahkan bahwa penyelesaian sengketa
konsumen dapat ditempuh melalui pengaduan di luar pengadilan berdasarkan
pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
BAB IV PENUTUPAN

4.1. Kesimpulan

Monopoli diambil dari bahasa Yunani yaitu monos (satu) dan


Polein (menjual). Dengan demikian monopoli dapat diartikan
sebagai suatu bentuk pasar yang didalamnya hanya terdapat satu
pihak penjual dan sebagai penguasa pasar. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 44 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat, dalam pasal 1
ayat 1 mendefinisikan bahwa monopoli adalah penguasaan atas
produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa
tertentu oleh satu Pelaku Usaha atau satu kelompokpelaku usaha.
Penyebab terjadinya monopoli diantaranya karena adnya
hambatan perusahaan lain untuk masuk kedalam industri,
diantaranya belakangi oleh: Pertama, penguasaan sumber daya.
Kedua, monopoli yang diatur oleh pemerintah. Ketiga, monopoli
alamiah. Adapun ciri dari pasar monopoli diantaranya: hanya
terdapat satu perusahaan dalam industri, barang yang ditawarkan
dari pasar monopoli tidak memiliki barang pengganti atau alternatif
lain, sangat sulit bagi perusahaan lain untuk masuk dalam industri,
perusahaan adalah penentu pasar, perusahaan tidak perlu melakukan
promosi yang gencar.
Dalam Islam, praktik monopoli jelas-jelas diharamkan.
Walaupun di dalam Al-Qur’an tidak menyebutkan secara jelas
tentang ikhtikar, namun dalam Al-Qur’an menunjukkan mengenai
penimbunan emas dan perak. Selain itu, dalam hadist Rasulullah
SAW terdapat banyak sekali penyebutan bahwa muhtakir atau
pemonopoli merupakan kegiatan yang dilarang (berbuat dosa).
Sesuai dengan yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW bahwa
dampak dari adanya perbuatan monopoli adalah terjadinya
kebangkrutan dan penyakut judzam (penyakit sejenis lepra).

23
24

Iktikad baik sebagai bentuk kewajiban pelaku usaha pada


Marketplace Shopee (Skinbae.Id) telah ditunaikan, namun dengan
adanya ketimpangan dari pihak konsumen yang melakukan
pembatalan secara sepihak. Hal tersebut berdasarkan kasus yang
dialami oleh pihak Skinbae.Id dengan melakukan transaksi jual-beli
secara online pada aplikasi jual-beli Shopee dalam melakukan
transaksi jual-beli menggunakan fitur COD, yang mana pembayaran
tersebut dibayarkan ketika barang sampai pada alamat pembeli,
namun ketika sampai secara tiba-tiba pembeli menghilang sehingga
barangnya tidak terbayar.
Penjelasan pada KHES yang menyatakan bahwa apabila
terjadi kerugian akibat transaksi jual-beli dengan sistem
pembayaran COD yang tidak disebabkan oleh pihak penjual yaitu
Skinbae.Id maupun pihak pembeli, maka hal tersebut dianggap
sebagai resiko dalam jual-beli. Setiap transaksi jual-beli baik secara
online maupun offline atau secara langsung maupun tak langsung
diharapkan untuk tidak merugikan salah satu atau kedua belah
pihak yang melaksanakan akad jual-beli agar tercapainya tujuan
dari jual-beli itu sendiri yaitu at-ta’awun.
DAFTAR PUSTAKA
Ana, Wahyu, Tiara Dwi Fulandari Sophan, Choirun Nisa, and Diah Ayu
Sanggarwati. “PENGARUH PEMASARAN MEDIA ONLINE DAN
MARKETPLACE TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PRODUK
UMKM CN COLLECTION DI SIDOARJO.” Media Mahardhika 19, no.
3 (May 28, 2021): 517–22. https://doi.org/10.29062/mahardika.v19i3.274.
“ANALISIS STRUKTUR PASAR SAPI MADURA DI DESA DEMPO BARAT,
KECAMATAN PASEAN, KABUPATEN PAMEKASAN | JURNAL
AGRIBISAINS,” November 7, 2022.
https://ojs.unida.ac.id/AGB/article/view/6194.
Anugrah, Audito Aji, and Seno Aji Wahyono. “Communal Marketplace Berbasis
Koperasi Sebagai Salah Satu Terobosan Inovasi Bagi Pelaku UMKM
Indonesia Di Masa Pandemi Covid-19.” Prosiding Seminar Nasional
Ekonomi Dan Bisnis 1 (December 15, 2021): 21–33.
https://doi.org/10.33479/sneb.v1i.114.
Ayu Rizkia, Amanda, and Suci Rahmawati. “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ANTI MONOPOLI DAN PERSAIANGAN BISNIS
TIDAK SEHAT : GLOBALISASI EKONOMI, PERSAINGAN USAHA,
DAN PELAKU USAHA. (LITERATURE REVIEW ETIKA).” Jurnal
Ilmu Manajemen Terapan 2, no. 5 (June 17, 2021): 631–43.
https://doi.org/10.31933/jimt.v2i5.572.
Buana, Mohamad Torik Langlang, and Sofyan Halim. “Tinjauan Literatur Akad
Salam Dan Analisa Penerapannya Pada Penjualan Laptop Online Di
Marketplace Besar Indonesia.” Proceeding of National Conference on
Accounting & Finance, 2022, 32–36.
Cahya, Agus Dwi, Fadhilla Ajeng Aqdella, Asfarina Zahrotul Jannah, and Hesthi
Setyawati. “MEMANFAATKAN MARKETPLACE SEBAGAI MEDIA
PROMOSI UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN DI TENGAH
PANDEMI COVID-19.” SCIENTIFIC JOURNAL OF REFLECTION :
Economic, Accounting, Management and Business 4, no. 3 (July 1, 2021):
503–10. https://doi.org/10.37481/sjr.v4i3.329.
Dr. Akhmad, SE., M.Si. Ekonomi Mikro - Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. 1st
ed. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2014.
Eko Sudarmanto, Muhammad Syaiful, Nadia Fazira, Muhammad Hasan, Ashar
Muhammad, Annisa Ilmi Faried, Selvi Yona Tamara, et al. Teori
Ekonomi: Mikro Dan Makro. 1st ed. Yayasan Kita Menulis, 2021.
Fachriyan, Hilmi Arija, Jamhari Jamhari, Irham Irham, and Lestari Rahayu
Waluyati. “Perubahan Traditional Marketing Mix (4P) di dalam E-
Marketplace dan Dampaknya pada Keunggulan Posisional Bersaing
UMKM Pangan.” AKSES: Jurnal Ekonomi dan Bisnis 16, no. 2 (October
30, 2021). https://doi.org/10.31942/akses.v16i2.5562.
Hadion Wijoyo, Denok Sunarsi, Yoyok Cahyono, and Aris Aryanto. Pengantar
Bisnis. Edited by Hadion Wijoyo. 1st ed. Selayo Sumatera Barat: Insan
Cendekia Mandiri, 2021.

25
26

Hajati, Dayat Ikhsan. “Pengaruh Layanan Cash On Delivery, Online Consumer


Rating Dan Reviews Terhadap Keputusan Pembelian Produk Secara
Online.” ATRABIS: Jurnal Administrasi Bisnis (e-Journal) 8, no. 2
(December 8, 2022): 141–51. https://doi.org/10.38204/atrabis.v8i2.1092.
Kadariah, Siti, Rani Febriyanni, and Isnaini Harahap. “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kegagalan Pasar (Market Failure).” Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi 22, no. 2 (July 26, 2022): 926–31.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i2.2097.
Kahfi, Ageng Nur Muhamad Buana Al, and Edi Wahjuningati.
“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MITRA GOJEK ATAU
KURIR PADA PENGIRIMAN PAKET SECARA CASH ON
DELIVERY ATAU BAYAR DITEMPAT.” DEKRIT 12, no. 2
(November 17, 2022): 1–12.
Lestari, Ayu Putri, and Eli Agustami. “JUAL BELI CASH ON DELIVERY
DALAM PERSPEKTIF HUKUM BISNIS ISLAM (STUDI KASUS
PADA OLSHOPOOTD_UWIK KEC. PERCUT SEI TUAN KAB. DELI
SERDANG) TAHUN 2022.” MUTLAQAH: Jurnal Kajian Ekonomi
Syariah 3, no. 1 (2022): 7–14.
Ma’rifah, Ivtachul, Bella Rizka Indah W, Erren Imaniar Rizqi, and Nanik
Kustiningsih. “PENGARUH MARKETPLACE DALAM
MENINGKATKAN DAYA SAING EKONOMI KREATIF PADA
UMKM D’ELIXIR.” Jurnal Revenue : Jurnal Ilmiah Akuntansi 2, no. 2
(February 28, 2022): 349–56. https://doi.org/10.46306/rev.v2i2.78.
Mokodompit, Hana Yoflike, S. L. H. V. Joyce Lapian, and Ferdy Roring.
“PENGARUH ONLINE CUSTOMER RATING, SISTEM
PEMBAYARAN CASH ON DELIVERY DAN ONLINE CUSTOMER
REVIEW TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI TIKTOK SHOP
(STUDI PADA MAHASISWA DAN ALUMNI EQUIL CHOIR FEB
UNSRAT).” Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi 10, no. 3 (September 19, 2022): 975–84.
https://doi.org/10.35794/emba.v10i3.43393.
Naiborhu, Indah Kalara, and Susanti Susanti. “PENGARUH PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN, MARKETPLACE, KECERDASAN
ADVERSITAS TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA
MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNESA MELALUI
EFIKASI DIRI.” JURNAL EKONOMI PENDIDIKAN DAN
KEWIRAUSAHAAN 9, no. 2 (November 23, 2021): 107–24.
https://doi.org/10.26740/jepk.v9n2.p107-124.
Nugroho, Prayudi, and Intan Puspitarini. “STRUKTUR PASAR INDUSTRI
PENGELOLAAN JALAN TOL DI INDONESIA: ANALISIS
STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP).” Indonesian Rich
Journal 3, no. 2 (December 1, 2022): 91–99.
Oktavia, Windy, Adi Sucipto, and Rusliyawati Rusliyawati. “RANCANG
BANGUN APLIKASI E-MARKETPLACE UNTUK PRODUK TITIK
MEDIA REKLAME PERUSAHAAN PERIKLANAN (STUDI KASUS:
27

P3I LAMPUNG).” Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi 2, no. 2 (July


27, 2021): 8–14. https://doi.org/10.33365/jtsi.v2i2.799.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. “Nomor 44 Tahun 2021 Tentang
Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat,” n.d.
https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/176346/PP_Nomor_44_Tahun_2021.pdf.
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H., M.Ag. Hukum Bisnis: Membangun
Wacana Integrasi Perundangan Nasioinal Dengan Syariah (Edisi Revisi).
Edited by A. Halim Fathani. 3rd ed. Malang: UIN-Maliki Press, 2016.
Rozi, Iffa Ainur, and Khuzaini Khuzaini. “PENGARUH HARGA,
KERAGAMAN PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN PROMOSI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI MARKETPLACE
SHOPEE.” Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM) 10, no. 5
(September 8, 2021).
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/view/4017.
Sugiatni, Evi. “KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN PASAR UANG.”
OSF Preprints, May 10, 2022. https://doi.org/10.31219/osf.io/fajgv.
Tihani, Amira Kaisah. “PASAR MONOPOLI DALAM PANDANGAN ISLAM”
2, no. 1 (2021): 7.
Zikra, Khairah Talia. “PASAR MONOPOLI,” March 27, 2021.

Anda mungkin juga menyukai