Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

“PASAR PERSAINGAN DI INDONESIA”


Dosen Pengampu: Rian Rahmat Ramadhan, SE., M.Si.

Disusun Oleh:

Devi Lestari (220304283)

A’isya Masrul (220304284)

Anisa Iswatun Rahmi (220304285)

Mustafa Habli (220304286)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pasar persaingan
Monopoli, Oligopoli, dan Monopolistik” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Pengantar Ekonomi
Mikro”. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pasar
Monopoli, Oligopoli, dan Monopolistik bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rian Rahmat Ramadhan, SE.,
M.Si selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Mikro Universitas Muhammadiyah Riau yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka memenuhi wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana
struktur pasar di indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengiingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Pekanbaru, 29 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

A. Latar Belakang .......................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

A. Struktur Pasar Monopoli Di Indonesia .................................................. 5


B. Studi Kasus Pasar Monopoli Di Indonesia ............................................. 5
C. Struktur Pasar Oligopoli Di Indonesia ................................................... 5
D. Studi Kasus Pasar Oligopoli Di Indonesia .............................................. 5
E. Struktur Pasar Monopolistik Di Indonesia ............................................ 6
F. Studi Kasus Pasar Monopolistik Di Indonesia ....................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7

A. Kesimpulan ................................................................................................ 7
B. Saran .......................................................................................................... 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari bisa dipastikan bahwa kita memerlukan
berbagai kebutuhan hidup yang tidak bisa kita peroleh secara langsung dari
alam. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan kita melakukan proses jual
beli baik itu dipasar maupun tempat yang bisa digunakan untuk proses jual beli.
Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu dinamika tersendiri yang
tidak dapat di hindari. Bagi beberapa pebisnis, persaingan berkonotasi negatif
karena bisa mengancam bisnis karena takut akan berkurangnya profit atau
konsumen lebih memilih harga rendah dari pesaing. Namun pada kenyataannya
tidak demikian. Persaingan yang sehat dapat memberikan hal yang baik bagi
pebisnis, pesaing itu sendiri dan bahkan para pelanggan. Pasar monopoli timbul
akibat adanya praktek monopoli, yaitu pemusatan kekuatan ekonomi oleh suatu
pelaku usaha atau penjual yang mengakibatkan dikuasaiannya produksi dan atau
pemasaran atas barang dan jasa tertentu pada saat sekarang perusahaan yang
seratus persen yang bersifat monopoli jarang ditemui, mungkin hanya beberapa
komoditi jasa seperti telpon, listrik, dan air yang benar – benar dikuasai oleh
penjual tunggal di indonesia dipegang oleh perusahaan pemerintah.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai
bagian yang terikat dengan permainan – pernainan pasar, dimana keuntungan
yang mereka dapatkan tergantung dari tindak – tanduk pesaing mereka. Praktek
oligopoli umumnya dilaukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan – perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar dan juga
perusahaan – perusahaan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati
laba normal dibawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual.
Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berbeda
diantara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dari monopoli.
Pasar monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbed corak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam laporan
ini adalah sebagai berikut:
1. Struktur pasar monopoli di indonnesia
2. Studi kasus pasar monopoli di indonesia
3. Struktur pasar oligopoli di indonesia
4. Studi kasus pasar oligopoli di indonesia
5. Struktur pasar monopolistik di indonesia
6. Studi kasus pasar monopolistik di indonesia
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan
penulisan laporan ini adalah sebbagai berikut:
1. Untuk mengetahui struktur pasar monopoli di indonnesia
2. Untuk mengetahui kasus yang pernah terjadi didalam pasar monopoli di
indonnesia
3. Untuk mengetahui struktur pasar oligopoli di indonesia
4. Untuk mengetahui kasus yang pernah terjadi didalam pasar oligopoli di
indonesia
5. Untuk mengetahui struktur pasar monopolistik di indonesia
6. Untuk mengetahui kasus yang pernah terjadi didalam pasar monopolistik
di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Stuktur Pasar Monopoli Di Indonesia


Struktur pasar monopoli (monopoly market) merupakan kebalikan dari
pasar persaingan sempurna, dimana didalam pasrar hanya terdapat satu
penjual/perusahaan saja dan tidak terdapat penjual/perusahaan pesaing.
Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari
suatu barang, yang tidak mempunyai subtitusi (pure monopoly/monopoli murni).
Dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus pula sebagai
industrinya. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat
dibeli di tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka
menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan
monopoli tersebut.

Pasar monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka


penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu pasar monopoli dipandang
sebagai penentu harga atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke
atas produksi dan jmlah barang yang di tawarkan perusahaan monopoli dapat
menentukan harga pada tingkat yang dikehendakinya.
Pasar monopoli adalah satu-satunya pasar di dalam industri, ia tidak perlu
mempromosikan baranya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang
memerlukan barang diproduksinya terpaksa membeli daripadnya. Walau
bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut
bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan
baik dengan masyarakat.

Ciri – ciri pasa monopoli:


Ciri-ciri pasar monopoli sangat berbeda dengan pasar persaingan sempurna.
Uraian berikut merupakan ciri-ciri pasar monopoli:
1. Pasar monopoli adlah industri satu perusahaan
2. Tidak mempunyai barang pengganti
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
4. Dapat mepengaruhi penentuan harga
5. Promosi iklan kurang diperlukan

Faktor – faktor yang menimbulkan monopoli

Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan)


monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:

1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daua tertentu yang unik


dan tidak dimiliki perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi
(economies of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang, yaitu
pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.

B. Studi Kasus Pasar Monopoli Di Indonesia


Kasus PT TELKOM Tbk
PT Telkom adalah perusahaan informasi dan telekomunikasi serta
penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di indonesia. PT
Telkom mengklaim bahwa dirinya sebagai peruusahaan telekomunikasi terbesar
di indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan
pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.

PT Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya dimiliki oleh


pemerintah indonesia (52,47% dan 47,53% dimiliki oleh public, Bank of New
York, dan investor dalam negeri). Selain itu PT Telkom juga merupakan
pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan termasuk PT Telekomunikasi
seluler (Telkomsel).

Cikal bakal PT Telkom bermula dari didirikannya sebuah badan usaha


swasta penyedia layanan pos dan telegraf pada tahun 1882. Layanan komunikasi
tersebut dikonsolidasikan oleh pemerintah hindia belanda ke dalam jawatan post
telegraf (PTT). Namun sebelum tahun 1882, pada tanggal 23 Oktober 1856 telah
dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang
menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg). Momen itulah
yang dijadikan sebagai hari lahir PT Telkom.

PT Telkom awalnya memiliki reputasi yang baik di Bursa Efek Jakarta


(BEJ) dan New York Stock Exchange. Namun dengan berjalannya waktu, pada
tahun 2002 PT Telkom mengalami masalah yaitu masalah mekanisme tender
untuk untuk mengaudit keuangannya. Untuk mengaudit pembukuan PT Telkom
tahun 2002 perusahaan menunjuk KAP Eddy Pianto sementara untuk PT
Telkomsel ditunjuk KAP Hadi Sutanto.

KAP Hadi Sutanto dan rekan merupakan KAP yang mendapatkan


kepercayaan untuk mengaudit PT Telkomse yaitu sebuah anak perusahaan dari
PT Telkom. KAP HS dan rekan dalam perjalanannya mengundurkan diri untuk
mengaudit PT Telkomsel. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kerugian
yang akan dialami dikemudian hari, bila akan berafiliasi dengan KAP Edi Pianto
dan rekan.

Kasus audit PT Telkom berawal dari kesalahan interprestasi uang dilakukan


oleh KAP Haryanto terhadap Sahari dan rekan PT Telkom, PT Telkomsel dan
United State Securities an Exchange ommisions mengenai ketentuan standar
audit amerika. Audit PT Telkomsel harus mengikuti standar audit amerika
dengan merujuk pada peraturan SEC karena PT Telkomsel membuka bursa di
NYSE. Aturan SEC yang harus dijalani adalah:
a) Filing F-20 yaitu form laporan keuangan dan laporan manajemen dengan
KAP yang terpercaya.
b) Kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah di audit
oleh auditor independen secara berkala setiap tahun.

Karena waktunya sangat terbatas KAP EP meminta hasil audit yang dahulu
pernah dilakukan oleh KAP HS, tetapi KAP HS menolak untuk memberitahu
hasil audit yang ernah dilakukannya.
Penolakan tersebut telah menyebabkan perdagangan saham PT Telkom yang
tercatat di New York Stock Exchange dalam bentuk IDR dihentikan sementara.
Harga saham PT Telkom di Bursa Efek Jakarta turun secara drastis dari harga
penutupan sehari sebelumnya, serta memberikan pengaruh yang cukup
signifikan terhadap penurunan indeks harga gabungan (IHG).
Adapun maslah yang timbul, yaitu:
a) Masalah muncul pada saat laporan audit (konsolidasi) tentang total
kinerja PT Telkom yang di audit oleh KAP Eddy Pianto ditolak oleh
PwC (Pricewaterhouse Coopers). Alasannya adalah lembaga itu tidak
mau berasosiasi dengan pekerjaan KAP Eddy Pianto. Sikap itu dilakukan
untuk menghindari kerugian di kemudian hari.
b) KAP HS dan rekan mencoba untuk menyesatkan dan merugikan para
pemegang saham dari perseroan induk maupun anak perusahaan yakni
TELKOM dan TELKOMSEL.
c) KAP HS dan KAP EP melanggar peraturan BAPEPAM tentang
persaingan yang tidak sehat antara sesama auditor.
d) Tindakan yang dilakukan oleh KAP HS yaitu tidak mengizinkan KAP
EP untuk memakai acuannya sehingga KAP EP harus memulainya lagi
dari awal tanpa mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang pernah di
audit.

Penyelesaian kasus PT. TELKOM Tbk

1. Adapun sanksi terhadap KAP Eddy Pianto dan rekan, yaitu


BAPEPAM mewajibkan KAP Eddy Pianto untuk tidak melakukan
kegiatan usaha dipasar modal terhitung sejak tanggal 16 juni 2003
sampai diputuskan lebih lanjut oleh BAPEPAM. Alasannya, karena
laporan keuangan konsolidasi PT Telkom tahun Buku 2002 ditolak
oleh SEC.
2. Adapun sanksi terhadap KAP HS dan rekan, yaitu KAP HS harus
membayar denda sebesar Rp. 20 milyar ke kas negara dengan
undang-undang paksa sebesar Rp. 10 juta per hari. Denda tersebut
harus dibayar maksimal 30 hari setelah pemberitahuan keputusan dari
KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha). Sanksi ini dikenakan
karena KAP HS dan rekan terbukti bersalah dan mengakibatkan
rusaknya kualitas audit KAP Eddy Pianto atas laporan keuangan
konsolidasi PT Telkom tahun buku 2002.

C. Struktur Pasar Oligopoli Di Indonesia


Dari segi bahasa, Oligopoli berasal dari dua kata yaitu ‘Oligos’ yang
berarti banyak dan ‘polein’ yang berarti menjual. Jadi secara bahasa, Oligopoli
berarti menjual dalam jumlah banyak. Sedangkan dalam ilmu ekonomi, Pasar
Oligopoli adalah suatu jenis pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen
(penjual) untuk menyediakan keperluan dari pembeli yang banyak di pasar.
Dalam kondisi seperti itu, maka barang yang dijual menjadi cenderung homogen
dan sulit dibedakan. Oleh karenanya, Pasar Oligopoli tergolong sebagai salah
satu jenis pasar dengan persaingan yang tidak sempurna.

Pada pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai


bagian yang terikat dengan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka
dapatkan tergantung dari tindakan pesaing mereka, sehingga semua usaha
promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya
dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.

Ciri-ciri Pasar Oligopoli tersebut adalah sebagai berikut :


 Hanya terdapat beberapa produsen yang menguasai banyak konsumen di
pasar. Biasanya jumlah produsen tidak sampai 10 perusahaan.
 Produk yang diperjualbelikan bisa bersifat homogen, bisa pula beragam.
 Sistem harga menjadi kaku atau cenderung sama karena adanya
kepemimpinan harga oleh perusahaan terbesar di pasar (merek yang
paling laris).
 Memiliki kurva permintaan dengan elastisitas silang yang relatif tinggi.
 Setiap perusahaan cenderung memberlakukan harga pasar yang umum.
 Promosi dan inovasi merupakan strategi yang sangat penting.
 Promosi melalui iklan atau media dilakukan secara intens. Bisa dilihat di
televisi, iklan-iklan produk rumah tangga tersebut selalu tampil.
 Biasanya perusahaan lain atau baru sulit memasuki Pasar Oligopoli yang
sudah eksis.

D. Studi Kasus Pasar Oligopoli Di Indonesia


Ditengah persaingan antar maskapai penerbangan, Garuda Indonesia
sebagai perusahaan penerbangan terlama di Indonesia masih stabil dalam
memberikan pelayanan jasa angkutan udara yang berkualitas dan berorientasi
pada kepuasan jasa, terutama melalui sisi peforma pelayanannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sampai


sejauh mana kesesuaian antara tingkat kepentingan atribut - atribut kualitas
pelayanan (service quality) menurut konsumen jasa penerbangan Garuda
Indonesia dengan kinerja yang telah dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia.
Kinerja yang dianggap baik berarti memuaskan. Analisis data yang digunakan
adalah Importance and Performance Analysis (IPA). Data diperoleh melalui
survei kepada 100 konsumen jasa penerbangan Garuda Indonesia rute Semarang
– Jakarta dengan alat bantu kuesioner dengan teknik accidental sampling.

Hasil penelitian ini terbagi atas empat bagian : kuadran I menjadi


prioritas utama Garuda Indonesia dan harus dilaksanakan sesuai dengan harapan
konsumen, karena konsumen belum puas dengan kinerja Garuda Indonesia,
yaitu : pesawat memiliki peralatan yang menggunakan teknologi mutakhir,
memberitahukan jadwal penerbangan akan dilakukan, karyawan memberikan
rasa aman dalam memberikan pelayanan kepada penumpang, karyawan siap
setiap saat untuk melayani penumpang, karyawan mampu memberikan
kepercayaan kepada penumpang, karyawan memahami dan memperhatikan
kepentingan penumpang, karyawan sabar dan penuh pengertian dalam
menangani penumpang, karyawan memberikan tempat yang nyaman, aman dan
representatif. Kuadran II memiliki atribut-atribut yang perlu dipertahankan
pelaksanaannya oleh Garuda Indonesia ,karena sudah sesuai dengan harapan
konsumen, yaitu : karyawan memberikan sambutan yang baik kepada
penumpang, waktu pelayanannya sesuai dengan jadwal yang diinformasikan
kepada penumpang, pelayanan yang diberikan dapat dipercaya, menyimpan data
yang akurat dan benar, karyawan selalu bersikap ramah kepada penumpang,
karyawan memiliki pengetahuan yang cukup, karyawan tanggap terhadap
kepentingan penumpang. Kuadran III berarti atribut – atribut dinilai kurang
penting oleh konsumen namun konsumen cukup puas dengan kinerja Garuda
Indonesia, dan peningkatannya perlu dipertimbangkan, yaitu : karyawan yang
bersikap simpatik dalam menghadapi penumpang yang bermasalah, memberikan
layanan yang cepat dan nyaman, karyawan mau membantu masalah yang
dihadapi penumpang, karyawan siap merespon permintaan penumpang.
Kuadran IV berarti atribut-atribut yang pelaksanannya dilakukan dengan sangat
baik oleh Garuda Indonesia, namun dinilai kurang penting oleh konsumen,
sehingga terkesan belebihan, yaitu : karyawan yang profesional, berpenampilan
rapi dan menarik, pesawat memiliki fasilitas yang menarik, penumpang merasa
aman selama menggunakan jasa penerbangan.

Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, agar kepuasan konsumen


jasa penerbangan Garuda Indonesia perlu dijaga. Hal ini harus dilakukan Garuda
Indonesia untuk meningkatkan daya beli konsumen, memperluas pangsa pasar,
dan mempertahankan konsumen untuk tidak beralih pada maskapai penerbangan
lain.

E. Struktur Pasar Monopolistik Di Indonesia


Pasar Monopolistik adalah sebuah bentuk pasar dimana ada banyak
produsen yang saling berkompetisi dengan produk yang hampir serupa namun
memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan ini yang menjadi ciri khas dari produk
yang dijual oleh masing-masing produsen. Kegiatan produksi barang tersebut
dikenal sebagai product differentiation atau diferensiasi produk. Karena produk
yang diproduksi hampir serupa, masing-masing produsen akan bersaing dari segi
kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka.
Pasar persaingan monopolistik mempunyai banyak persamaan dengan
pasar persaingan sempurna, tetapi juga mempunyai cukup banyak perbedaan
yang menyebabkan perusahaan di pasar tersebut mempunyai unsur kekuasaan
monopoli. Hal itulah yang menyebabkan pasaran seperti itu disebut pasar
persaingan sempurna.

Pada pasar monopolistik produsen memiliki kemampuan untuk


mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar
monopoli. Dalam pasar monopolistik harga bukanlah faktor yang bisa
mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra
yang baik didalam benak masyarakat sehingga membuat mereka mau membeli
produk tersebut meskipun dengan harga mahal. Dalam pasar monopolistik
haruus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

Ciri-ciri Pasar Monopolistik


 Banyak perusahaan.
 Kebebasan masuk dan keluar bagi perusahaan baru.
 Perusahaan menghasilkan produk yang berbeda.
 Perusahaan memiliki permintaan harga yang tidak elastis, sehingga
mereka dapat menjadi pembuat harga karena produk yang khas.
 Perusahaan menghasilkan laba normal dalam jangka panjang tetapi bisa
menghasilkan laba sangat tinggi dalam jangka pendek.
 Perusahaan tidak efisien secara alokasi dan produktif.

F. Studi Kasus Pasar Monopolistik Di Indonesia


Persaingan yang semakin ketat diantara produsen sampo, menuntut
setiap pelaku bisnis untuk lebih cermat dalam upaya mempertahankan konsumen
sebelum merebut pangsa pasar yang baru dan lebih besar. Kebutuhan konsumen
untuk dapat mengaktualisasikan dirinya menjadi bagian baru yang melekat
untuk dipenuhi. Bagaimana produk sampo yang digunakan dapat mewakili jati
dirinya, menjadi sebuah harga mati untuk menciptakan identitas bagi konsumen.
Kebutuhan akan identitas tersebut harus mulai dilirik pemasar sebagai potensi
untuk memenangkan persaingan.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan


menguatkan nama merek (branding) dari produknya. Saat ini peran merek
semakin jelas terasa dampaknya terhadap keberhasilan pemasaran. Disadari
maupun tidak, kehidupan seharihari dikelilingi oleh yang namanya merek ini.
Fenomena ini dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda, layaknya sebuah mata
uang logam. Di satu sisi, konsumen dipermudah dalam melakukan pemilihan
dengan adanya merek pada produk yang dicari. Namun dari sisi lain, terjadi
dilema yang justru menimbulkan kebingungan baru bagi konsumen untuk
memilih produk di tengah situasi banyaknya kemiripan dari berbagai merek
yang di tawarkan dipasar.

Persaingan ketat antar perusahaan semakin menuntut organisasi untuk


menciptakan keunggulan kompetitif agar tidak tersisih dari jalur bisnis oleh
perusahaan pesaing. Persaingan dalam bisnis memaksa produsen agar lebih
kreatif dalam menarik perhatian konsumen, apalagi untuk produk yang sering
digunakan sehari-hari seperti shampo. Salah satu hal yang dapat dilakukan
produsen adalah meningkatkan keterlibatan konsumen dalam mengkonsumsi
produk dan merek shampo karena keterlibatan konsumen berkaitan erat dengan
keputusan pembelian. Seorang konsumen yang memiliki keterlibatan terhadap
produk shampo akan berusaha mengumpulkan informasi sebelum memutuskan
merek shampo yang akan dibelinya. Konsumen akan berusaha membuat
keputusan terbaik dan cenderung setia terhadap merek yang sudah dipilihnya
tersebut.

Persaingan ketat antar perusahaan semakin menuntut organisasi untuk


menciptakan keunggulan kompetitif agar tidak tersisih dari jalur bisnis oleh
perusahaan pesaing. Persaingan dalam bisnis memaksa produsen agar lebih
kreatif dalam menarik perhatian konsumen, apalagi untuk produk yang sering
digunakan sehari-hari seperti shampo. Salah satu hal yang dapat dilakukan
produsen adalah meningkatkan keterlibatan konsumen dalam mengkonsumsi
produk dan merek shampo karena keterlibatan konsumen berkaitan erat dengan
keputusan pembelian. Seorang konsumen yang memiliki keterlibatan terhadap
produk shampo akan berusaha mengumpulkan informasi sebelum memutuskan
merek shampo yang akan dibelinya. Konsumen akan berusaha membuat
keputusan terbaik dan cenderung setia terhadap merek yang sudah dipilihnya
tersebut.

Berdasarkan Nielsen Media Research, Clear menempati urutan teratas


sebagai merek yang paling royal membelanjakan bujet pemasarannya untuk
kepentingan iklan. Hal ini dipicu oleh persaingan di kategori produk shampo
yang sangat ketat, ditambah lagi penetrasi produk ini di hampir seluruh wilayah
Indonesia sudah mencapai 100%. Jadi wajar saja PT. Unilever Indonesia Tbk.,
pemilik merek Clear, tidak ragu mengalokasikan bujet yang sangat besar untuk
merebut pasar shampo Indonesia melalui Clear. Sedangkan menurut Frontier
Consulting Group dalam Top Brand Index 2008, shampo Clear menempati
urutan kedua dalam kategori perawatan pribadi. Merek yang top adalah merek
yang terkenal dan paling mudah diingat, merupakan merek yang paling banyak
dibeli konsumen, dan seharusnya adalah merek yang mampu menarik loyalitas
konsumen.

Shampo Clear fokus menggarap segmen anak muda, hal ini terbukti
melalui serangkaian aktivitas merek yang melibatkan anak muda antara lain
adalah Clear invasi kost dan mensponsori acara - acara musik. Pada tahun 2005
Unilever mengembangkan Clear dengan strategi perluasan merek ke kategori
hair styling, dan pada April 2007 Unilever mengembangkan lagi Clear ke
kategori produk shampo khusus pria, hal ini berdasarkan pertimbangan karena
selama ini belum ada shampo khusus pria. Dalam sepuluh tahun terakhir,
Unilever membesarkan Clear sebagai sampo anti ketombe. Kampanye untuk
mempertahankan awarness Clear sebagai shampo anti ketombe nomor satu di
Indonesia, tahun ini dilakukan melalui peluncuran kembali Clear Range dengan
enam manfaat keramas: anti ketombe, membantu kulit kepala agar tidak kering,
mencegah kerontokan, mencegah gatal di kulit kepala, serta memberikan rasa
sejuk dan menyegarkan. Kampanye Clear Range ini juga diikuti kampanye
penggantian kemasan Clear yang terkemas lebih premium dan formula yang
disempurnakan. Dengan adanya promosi melalui iklan yang menarik dan gencar
serta inovasi dan variasi terhadap produk shampo Clear diharapkan volume
penjualan akan terus meningkat dan kepuasan konsumen serta loyalitas juga
terpenuhi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan sumber-sumber yang sudah kami baca dan pembahasan yang
bagian atas, dapat kami simpulkan bahwa struktur pasar adalah penggolongan
produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarka pada ciri-ciri pasar tersebut.
Pasar persaingan di indonesia terdiri dari pasar monopoli, oligopoli, dan
monopolistik. Masing-masing struktrur pasar juga memiliki karakteristik, ciri-
ciri serta keunggulan dan kekurangan. Setiap pasar mempunyai ciri yang
berbeda-beda. Keunggulan dan kelemahan pasar dapat mempengaruhi suatu
pasar ditentukan dari tingkat variasi produk, banyaknya perusahaan pesaing, dan
kekuasaan dalam menguasai pasar.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan

Anda mungkin juga menyukai