Anda di halaman 1dari 14

MONOPOLI

MAKALAH

Disusun oleh:

Alya Awalinda 214110201091

Ferani Lutfiya Nisa 214110201226

Muthi Rahma Akifah 214110201020

Siti Nurfadilah 214110201106

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2023

08 Mei 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia dimana makhluk-Nya pun tidak akan mengerti akan banyaknya nikmat yang telah
didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga sangat bersyukur karena telah mendapatkan
hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.
Atas rahmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam dengan topik inti Monopoli. Kami sampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Slamet Akhmadi, S.Ag., M.S.I. selaku dosen pengampu
mata kuliah Etika Bisnis Islam dan semua pihak yang berkontribusi dalam proses penyusunan
makalah ini.
Kami memahami bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari segi isi maupun struktur penulisan. Oleh karena itu, kami berharap dapat menerima
kritik dan saran yang positif untuk perbaikan di kemudian hari. Demikian, kami berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Purwokerto, 08 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

C. Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

A. Pengertian Monopoli ....................................................................................... 3

B. Dasar Hukum Monopoli .................................................................................. 3

C. Jenis-Jenis Monopoli ....................................................................................... 4

D. Dampak Praktik Monopoli Bagi Masyarakat .................................................. 5

E. Monopoli Dalam Prespektif Islam ................................................................... 8

BAB III : PENUTUP ........................................................................................................ 10

A. Kesimpulan...................................................................................................... 10

B. Saran ................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Monopoli merupakan isu yang muncul dalam setiap perdebatan tentang definisi
hukum persaingan dalam bisnis. Namun harus diingat bahwa meskipun pada prinsipnya
tidak bersifat pidana atau melawan hukum, namun dilarang jika diterima dengan cara yang
jujur dan tanpa melanggar undang-undang monopoli. Isu Monopoli sebenarnya merupakan
topik diskusi yang sangat menarik. Masalah ini juga mendapat perhatian yang sangat
penting dari ajaran Islam, sebagaimana firman Allah SWT: .. Kay yakúna dultun tapi untuk
aghniyã'i minkum. ".agar kekayaan tidak mengalir hanya di antara semua orang". (QS Al-
Haysr ayat 7).
Monopoli merupakan faktor utama penyebab konsentrasi kekayaan di tangan
segelintir kelompok dan menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi. Ulama terkemuka
seperti Ibnu Taimiyyah. Ibnu al-Qayyim al. Jauziyyah. dan Khaldun juga melakukan
penelitian ekstensif tentang praktik monopoli. Misalnya, dalam bukunya Al Hisbah fil
Islam, Taimiyyah menyatakan bahwa ajaran Islam sangat menganjurkan kebebasan untuk
melakukan kegiatan ekonomi selama tidak bertentangan dengan norma agama. Dalam
Islam, kepemilikian dan kontrol individu diperbolehkan, tetapi ketika kebebasan ini
disalahgunakan untuk menciptakan praktik monopoli yang berbahaya, maka tugas dan
kewajiban negara untuk mengintervensi dan mengoreksi
Pasar adalah cara untuk memenuhi permintaan dan penawaran antara penjual dan
pembeli. Islam mensyaratkan penyempurnaan pasar tanpa upaya pihak-pihak yang ingin
mendistorsi pasar untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu yang singkat. Oleh
karena itu, ketidaksempurnaan pasar merupakan musuh bersama yang hasrus diwaspadai,
terutama oleh penguasa, yaitu pemerintah bahkan negara. Ketidaksempurnaan pasar dapat
diakibatkan oleh pekerjaan proyek di sisi penawaran dan sisi permintaan. Di antara banyak
penyebab ketidaksempunaan pasar, Ihtikar (monopoli) tampaknya terutama disebabkan
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan monopoli?


2. Apa hukum monopoli?
3. Apa saja jenis monopoli?
4. Bagaimana dampak praktik monopoli bagi masyarakat?
5. Bagaimana pandangan Islam tentang monopoli?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Menjelaskan pengertian monopoli


2. Menjelaskan hukum tentang monopoli
3. Menjelaskan jenis-jenis monopoli
4. Menjelaskan dampak dari praktik monopoli bagi masyarakat
5. Menjelaskan pandangan Islam tentang monopoli

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Monopoli
Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau
atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.1
Oleh karena itu jenis pemasaran Monopoli hanya memiliki satu penjual, sehingga
penjual dapat menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual atau jumlah produk
yang akan dijual menurut keuntungannya, sehingga penjual dapat menerapkan harga
yang menghasilkan keuntungan tertinggi.
Ketiadaan pesaing membuat pemusatan pasar pada satu operator atau kelompok
pengusaha bersifat monopoli ketika ada pengusaha yang bersaing, tetapi perannya lebih
kecil, sehingga pasar bersifat monopolistis. Tentu saja, karena monopoli yang sempurna
jarang terjadi, maka dalam praktiknya, konsep monopoli juga diterapkan pada pelaku
dengan pangsa pasar terbesar. Singkatnya, konsep monopoli juga mencakup struktur
pasar dengan banyak pemain, maka praktis dalam hal pemusatan kekuatan pasar, tapi
perannya dominan.
Praktik monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau beberapa
pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan/atau dalam pemasaran
barang dan/atau jasa tertentu sehingga menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat
dan merugikan kepentingan umum.

B. Dasar Hukum Monopoli


Dasar hukum dilarangnya kegiatan monopoli terdapat pada Pasal 17 UU No. 5 Tahun
1999 yang berbunyi, sebagai berikut:2

1. Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang
dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.

1
Pasal 1 Angka 1 UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat
2
Pasal 17 UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

3
2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:
a. barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau
b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha
barang dan atau jasa yang sama; atau
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50%
(lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu
Pada prinsipnya monopoli tidak dilarang dalam ekonomi Islam, siapapun bisa
berbisnis baik dia penjual tunggal (monopoli) ataupun terdapat penjual lain asal tidak
bertentangan dengan nilai - nilai Islam. Yang dilarang dalam konteks monopoli dalam
hal ini adalah ikhtikar, merupakan suatu kegiatan menjual barang kurang dari yang
seharusnya untuk menaikan harga di atas keuntungan normal. Pada istilah ekonomi,
kegiatan ini disebut dengan perilaku monopoly's rent seeking behavior. Sehingga
sekarang dapat dibedakan antara monopoli dan ikhtikar dalam terminologi ekonomi
Islam. Dilarangnya ikhtikar terdapat pada hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wasallam yang menyatakan bahwa, "Tidaklah orang melakukan ikhtikar kecuali ia
berdosa." (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dalam hadits
yang lain, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa
memonopoli bahan makanan selama 40 hari, maka sesungguhnya ia telah berlepas diri
dari Allah SWT dan Allah SWT berlepas diri darinya." (HR. Ahmad). Peringatan
Allah SWT mengenai larangan monopoli yang diartikan sebagai penimbun terdapat
pada surah Al - Humazah ayat 2-3. Melalui Al - Qur'an Allah SWT melarang
penimbunan harta. Larangan penimbunan harta juga dinyatakan dalam Al - Qur'an
surat At - Taubah ayat 34-35 yang mengancamnya dengan azab yang pedih bagi para
penimbun emas dan perak serta pada surat lain yakni surat Al - Maidah ayat 2 yang
memiliki makna tolong menolong dan Allah SWT tidak ingin menyakitimu.3

C. Jenis-Jenis Monopoli
Eksistensi monopoli dalam suatu kegiatan ekonomi dapat terjadi dlaam suatu
kegiatan ekonomi serta dapat terjadi dalam bermacam-macam jenis, beberapa
diantaranya adalah merugikan dan beberapa di antaranya bermanfaat bagi ekonomi serta

3
Muhlizar, Larangan Praktek Monopoli Barang Dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam, Fakultas
Hukum UNIVA Medan, 2019, Hlm. 62-63

4
masyarakat. Oleh karena itu, definisi masing - masing jenis monopoli harus dijelaskan
untuk membedakan mana monopoli yang dilarang karena merugikan masyarakat dan
mana yang berdampak positif untuk kesejahteraan masyarakat. Jenis - jenis monopoli
adalah sebagai berikut:

1. Monopoli yang terjadi karena diharuskan oleh hukum atau Undang - Undang
(Monopoly by Law). Hal ini terdapat pada Pasal 33 UUD 1945 yang menginginkan
monopoli negara untuk menguasai bumi & air serta kekayaan alam yang
dikandungnya, dan cabang produksi yang mendominasi kehidupan manusia.
2. Monopoli yang timbul dan tumbuh secara alami dikarenakan dukungan dari iklim
dan lingkungan usaha yang sehat (Monopoly by Nature). Monopoli ini muncul dari
pelaku usaha atau perusahaan yang berhasil menciptakan efisiensi dalam produksi
sehingga mengurangi biaya produksi secara signifikan. Selain sukses dalam efisiensi,
pelaku usaha juga berperan dalam kesejahteraan konsumen, sehingga bisa
menempatkannya dalam posisi monopoli di suatu pasar tertentu.
3. Monopoli yang diperoleh dengan lisensi mekanisme kekuasaan (Monopoly by
License). Monopoli ini bisa terjadi dikarenakan adanya pengusaha dan birokrat
pemerintah. Keberadaannya menyebabkan distorsi ekonomi karena mengganggu
bekerjanya mekanisme pasar yang efisien.
4. Monopoli terjadi karena terbentuknya struktur pasar akibat dari perilaku tidak jujur.
Monopoli semacam itu sangat dilarang dalam persaingan bisnis. Monopoli ini
muncul dari perbuatan para pelaku usaha yang biasanya melakukan tindakan yang
bersifat anti persaingan ketika melakukan bisnisnya sendiri dan terlibat dalam bisnis
yang tidak jujur dimana dapat dilakukan oleh satu ataupun yang lain.

D. Dampak Praktik Monopoli Bagi Masyarakat


Perusahaan di pasar monopoli memainkan peran penting dalam menentukan harga
yang berlaku di pasar itu. Harga tersebut didasarkan pada jumlah barang yang
diproduksi. Harga yang ditetapkan oleh perusahaan monopoli biasanya tinggi karena
tidak ada pesaing di pasar. Dengan semakin berkembangnya era globalisasi saat ini,
semakin memudahkan kita untuk melakukan jual beli produk atau jasa. Sebagai seorang
konsumen, tentu kita akan diuntungkan jika kita memiliki alternatif penyedia produk
atau jasa yang dapat dipilih. Atas dasar itulah, pemerintah dalam Undang-Undang

5
Nomor 5 Tahun 1999 melarang tentang praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat.
Salah satu dampak negatif dari praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
adalah kerugian yang timbul dari sisi konsumen karena seolah “dipaksa” untuk membeli
produk atau jasa yang hanya disediakan oleh satu pelaku usaha saja. Selain itu praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat juga dapat menimbulkan minimnya variasi
dan inovasi dari pelaku usaha terhadap produk atau jasa yang dijual. Maka dari itu, perlu
adanya pemahaman baik bagi masyarakat maupun pelaku usaha terkait dengan seluk
beluk dari praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang bisa saja terjadi di
tengah masyarakat.
Dampak positif dari adanya monpoli yaitu:4
a. Dapat memaksimalkan efisiensi pengelolaan sumber daya ekonomi tertentu.
Ketika sumber daya ekonomi dikelola oleh pemilik tunggal yang besar, masih
ada kemungkinan beberapa pihak akan dihindari. Monopoli juga bisa menjadi
cara untuk meningkatkan layanan konsumen di industri tertentu.
b. Misalnya dalam bidang usaha pelayanan telekomunikasi, kita dapat dengan
mudah berkomunikasi satu sama lain karena hubungan tersebut difasilitasi oleh
perusahaan dengan basis teknologi yang dapat digunakan oleh semua konsumen
dan terbuka untuk persaingan.
c. Dalam situasi kompetitif, perusahaan pesaing dapat mengembangkan
teknologinya sendiri untuk konsumennya sendiri, dalam hal ini dimungkinkan
mereka memiliki basis teknologi yang berbeda yang tidak ingin pelanggan satu
perusahaan bersaing dengan pelanggan perusahaan lain.
d. Monopoli dapat menghindari duplikasi fasilitas umum, terkadang industri
tertentu lebih efisien bagi masyarakat jika dikelola oleh satu perusahaan saja,
misalnya jika pendistribusian air minum diberikan pada lebih dari satu
perusahaan yang saling bersaing yang mungkin akan terjadi adalah bahwa
mereka akan membangun sendiri instalasi atau penampungan pipa air minum
mereka, duplikasi fasilitas air minum dianggap kurang efisien dari segi
kepentingan umum.

4 Hamid, A. M. (2020). Perspektif Etika Bisnis Islam Dalam Upaya Pengawasan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dar el-Ilmi: jurnal studi keagamaan, pendidikan dan humaniora, 7(2), 33-61.

6
e. Dari perspektif produsen monopoli, mereka dapat menghindari biaya periklanan
dan diferensiasi. Artinya, ketika terjadi persaingan pendapatan, perusahaan
yang bersaing mencoba menjangkau konsumen dengan berbagai cara, dan
periklanan merupakan cara yang penting untuk menjangkau konsumen. Setiap
perusahaan juga cenderung melakukan diferensiasi produknya.
Dampak negatif dari praktik monopoli yaitu:
a. Monopoli berarti konsumen tidak memiliki kebebasan untuk memilih produk
sesuai dengan keinginan dan kehendaknya sendiri, ketika pasokan sepenuhnya
berada di bawah kendali produsen, konsumen hampir tidak punya pilihan lain,
yaitu konsumen mau tidak mau harus menggunakan salah satu produk tersebut.
b. Monopoli membuat konsumen menjadi rentan terhadap produsen, karena
produsen memposisikan dirinya sebagai pihak yang lebih pnting dari konsumen,
hal ini membuka peluang besar bagi produsen untuk merugikan konsumen
dengan menyalahgunakan posisi monopoli mereka, termasuk penetapan harga
sepihak dan penyimpangan dari biaya produksi yang sebenarnya.
c. Monopoli juga dapat menghambat inovasi teknologi dan proses produksi.
Dalam situasi di mana tidak ada pesaing, produsen tidak memiliki insentif yang
cukup kuat untuk mencari dan mengembangkan teknologi dan proses produksi
baru, yang menghentikan inovasi teknologi dalam proses produksi.
d. Tingkat kesejahteraan konsumen yang berkurang di pasar monopoli
dimungkinkan jika kondisi berikut dipenuhi; Harga lebih tinggi, tingkat
produksi lebih rendah dan laba lebih tinggi daripada di pasar persaingan
sempurna. Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan tersebut, monopoli dapat
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan distribusi pendapatan menjadi
semakin timpang. Monopoli menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari
biasanya, dan ini menguntungkan perusahaan monopoli dan pemegang
sahamnya.
e. Produksi tidak dapat beroperasi secara efisien karena perusahaan memiliki
insentif untuk mengurangi pasokan pasar untuk mendapatkan harga yang lebih
tinggi untuk output yang dihasilkan, pelaku monopoli akan selalu berkinerja
buruk di pasar yang berfungsi sempurna. Produksi tidak efisien karena
perusahaan memiliki insentif untuk mengurangi pasokan pasar untuk mencapai
harga yang lebih tinggi. Tingkat produksi para pelaku monopoli selalu lebih
rendah daripada jika pasar bekerja dengan sempurna.

7
E. Monopoli Dalam Prespektif Islam
Bagaimana Islam memandang adanya monopoli? Literatur ekonomi Islam tentang
monopoli sepakat bahwa praktik monopoli itu dilarang karena bertentangan dengan
prinsip syariah. Alasan untuk semua larangan praktek monopoli dalam segala
bentuknya, yaitu mereka yang menguasai monopoli akan memiliki kekuatan yang sangat
besar untuk menaikkan harga dan mengendalikan pasokan barang sesuka hatinya, dan
pada akhirnya menyengsarakan masyarakat. Dalam Islam sendiri, monopoli diartikan
sebagai konsep ihtikar atau penimbunan. Sedangkan, ihtikar sendiri dilarang dalam
Islam. Ihtikar digunakan untuk mengungkapkan hak istimewa mengumpulkan dan
memiliki barang kebutuhan untuk upaya mengendalikan harga barang. Dengan kata lain,
ihtikar suatu usaha untuk memonopoli suatu komoditi agar terjadi kenaikan suatu
komoditi tersebut. Namun terkadang ada beberapa kelompok muslim yang melakukan
monopoli. Misalnya, sistem perbankan syariah dibeberapa negara Islam yang beroperasi
secara monopoli nasional dengan perlindungan yang diberikan oleh negara yang
bersangkutan.
Perusahaan monopoli tidak akan lepas dari konsep pasar bebas.
Perdagangan/pasar bebas adalah bentuk pasar konseptual oleh tokoh ekonomi barat
dimana semua jenis kebijakan harga dan kebijakan lainnya tanpa ada tolak ukur dan
batasan baik dalam bentuk paksaan oleh pihak lain atau pemerintah. Perlu diketahui
bahwa harga yang tercipta dalam pasar bebas ditentukan oleh permintaan dan penawaran
yang dilakukan antara penjual dan pembeli. Jadi yang terjadi adalah monopoli dapat
berkembang secara bebas karena kebebasan diberikan seluas-luasnya pada semua pihak.
Pihak dengan modal besar berusaha mendominasi berbagai bentuk faktor produksi.
Sehingga berdampak pada masyarakat, kesenjangan ekonomi tumbuh di ekonomi kelas
menengah sehingga orang kaya memiliki kekuatan untuk menguasai pasar dan yang
lemah akan semakin parah.
Selalu ada persaingan untuk keuntungan setinggi mungkin. Ini karena tujuan
utama dari pasar bebas adalah untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin,
terlepas dari sumber daya atau strategi yang digunakan. Sehingga menimbulkan
kurangnya empati atau kerjasama, seseorang hanya memikirkan kepentingannya sendiri
ketika menghasilkan keuntungan. Pemerintah dalam hal ini sangat dibatasi, sehingga
tidak ada ruang bebas membuat kebijakan pengelolaan ekonomi.
Pemerintah tidak dapat ikut campur dalam kegiatan ekonomi di pasar bebas karena
hak individu sangat dijunjung tinggi. Kita tidak hanya mendapatkan hal-hal negatif

8
dengan adanya pasar bebas. Di pasar bebas, hak individu sangat diakui dan semua pihak
memiliki hak untuk memiliki kekayaan dan mengendalikan berbagai faktor produksi.
Ini menciptakan masyarakat yang produktif secara ekonomi. Dengan demikian
kreativitas dan inovasi masyarakat dapat dikembangkan sehingga ekonomi dapat
meningkat. Kreativitas masyarakat meningkatkan motivasi untuk bersaing dalam
memproduksi produk yang berkualitas tinggi.
.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbuatan yang dengan sengaja dilakukan pleh satu atau beberapa kelompok orang
dengan tujuan menguasai pasar, memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dengan
cara intimidasi (bukan kebanyakan pihak lain) tidak diperkenankan, merugikan
masyarakat yang secara hukum positif dijamin dan dilindungi oleh pemerintahan dan
secara ekonomi makro dapat merusak tatanan sosial dan ekonomi Indonesia yang
mengalami pergeseran menjadi negara maju. Beberapa poin yang tertuang dalam UU anti
monopoli juga sangat erat kaitannya dengan beberapa prinsip dan argumentasi ekonomi
Islam, khususnya terkait dengan pencegaham praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.

B. Saran

Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun struktur kepenulisan didalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan di kemudian hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, A. M. (2020). Perspektif Etika Bisnis Islam Dalam Upaya Pengawasan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dar el-Ilmi: jurnal studi keagamaan,
pendidikan dan humaniora, 7(2), 33-61.

https://geotimes.id/opini/pandangan-islam-tentang-monopoli-dan-etika-pasar-bebas/

https://berekonomi.com/dampak-positif-negatif-pasar-monopoli/

https://kumparan.com/firdha-alifia/mengintip-dampak-dari-pasar-monopoli-apakah-selalu-
merugikan-1xFoxy6vwp6/full

Muhlizar. 2019. Larangan Praktek Monopoli Barang Dalam Perspektif Hukum Positif dan
Hukum Islam. Fakultas Hukum UNIVA. Medan

Rachman, M., 2017. Pengaturan dan Penerapan Leniency Program Di Australia Serta
Urgensinya Di Indonesia. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang


Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3817. Sekretariat Negara.

11

Anda mungkin juga menyukai